Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi fluorida secara topikal untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Ia menjelaskan beberapa jenis fluorida yang dapat digunakan secara topikal seperti sodium fluoride, stannous fluoride, dan acidulated phosphate fluoride serta dosis dan prosedur aplikasinya. Dokumen ini juga membahas mekanisme kerja, indikasi, dan kontraindikasi dari aplikasi fluorida topikal untuk pencegahan k
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
PREVENSI KARIES
1. SUBTITUSI KASUS
“TOPICAL APPLICATION FLUORIDE”
Nama : Ainun Habi Mattoreang
NIM : J014191032
Pembimbing : Dr. drg. Marhamah, M.Kes
Hari/Tanggal : Senin, 28 Desember 2020
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
2. P E N D A H U L U A N
▪ Karies gigi merupakan penyakit kronis sering
ditemukan pada anak-anak.
▪ Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi
diawali dengan dekalsifikasi struktur anorganik dari
gigi.
▪ Proses kerusakan ini sebagai akibat dari metabolisme
karbohidrat oleh mikroorganisme di rongga mulut
3. P E N D A H U L U A N
Berbagai cara telah dikembangkan untuk mencegah
karies gigi
Salah satunya adalah dengan penggunaan fluor.
Fluor mempunyai kemampuan untuk bereaksi
dengan permukaan email gigi dalam membentuk
kalsium fluor dan fluorapatit
4. P E N D A H U L U A N
Aplikasi topikal fluor merupakan tehnik yang
sederhana
Fluoridasi topikal ini sangat dianjurkan pada gigi
anak yang baru erupsi untuk memperkuat lapisan
email gigi.
5. PEMB AHAS AN
APLIKASI FLUORIDE
Aplikasi fluoride dalam pencegahan karies dapat dilakukan secara sistemik
(fluoridasi air minum, pemberian fluor melalui makanan, suplemen fluoride)
dan secara topical (pasta gigi berfluoride, obat kumur berfluoride fluoride
varnish, APF (acidulated phosphate fluor) gel, APF (acidulated phosphate
fluor) gel, sodium fluoride (naf) stannous fluoride (snf2)).
6. PEMB AHAS AN
DEFINISITAF
Aplikasi fluor secara topikal merupakan teknik pemberian fluorida secara
langsung pada permukaan gigi dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada fluorida untuk berpenetrasi ke dalam email gigi dan selanjutnya ion
fluorida akan menggantikan ion hidroksil pada email sehingga dapat
meningkatkan ketahanan email terhadap serangan asam
7. Sodium Fluoride Naf 2%
larutan Stannous
Fluoride (SnF2) 10%
Acidulated Phosphate
Fluoride (APF) 1,23%
NaF 2% memiliki pH 7 (netral) sehingga
bersifat stabil, tidak mengiritasi gingiva,
tidak menyebabkan diskolorasi gigi, dan
rasanya dapat diterima.
SnF2 memilki kelebihan penetrasi
cepat fluoride dan formasi tin-
fluorophosphate complex yang
highly insoluble pada permukaan
enamel.
APF gel memiliki pH yang rendah, yaitu
sekitar pH 3.5, sehingga menyebabkan
penyerapan fluoride ke enamel lebih
cepat. APF gel bersifat stabil, tidak
menyebabkan diskolorasi, dan rasa
dapat diterima
JENIS BAH AN TAF
8. D O S I S T O P I C A L A P P L I C A T I O N F L U O R I D E
The American Dental Association (ADA) mengatakan bahwa
masyarakat yang tinggal di daerah dengan suplai air nonfluoridasi (<0,3 mg
F/l) dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen fluorida.
• Anak berusia 0-2 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,25 mg F/hari
• Anak berusia 2-3 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi 0,5 mgF/hari
• 1,0 mg F/hari untuk anak berusia 3-13 tahun.
9. M E K A N I S M E T A F
Tujuan penggunaan fluor adalah
1. untuk melindungi gigi dari karies
2. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak
yang dapat memfermentasi karbohidrat
3. Melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit
yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam.
10. I N D I K A S I T A F
Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang
sampai tinggi
Pasien dengan laju aliran saliva rendah,
Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
Gigi yang sensitif
Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk
membersihkan gigi (contoh: down syndrome)
Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic
Menurut, Donley (2003) :
11. K O N T R A I N D I K A S I T A F
Pasien anak dengan resiko karies rendah
Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum
berfluor
Ada kavitas besar yang terbuka
12. A L A T & B A H A N
APD (masker, handscoen, gaun)
Alat oral diagnostic
Tray sekat
Cotton applicator
Cotton roll untuk isolasi daerah kerja
Cotton pellet
Saliva ejector
Sodium Fluoride dengan bentuk sediaan solution 2%
APF 1.23% dengan bentuk sediaan gel
13. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Pertama-tama, persilakan pasien duduk di dental unit.
Lakukan perkenalan diri dengan pasien dan menanyakan
keluhan pasien.
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kenakan masker dan baju kerja(gaun) lalu lakukan
handwash
Instruksikan pasien berkumur terlebih dahulu.
14. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Posisikan pasien dalam posisi tegak. Kemudian dilanjutkan dengan
tindakan profilaksis, yaitu membersihkan gigi pasien dengan mengaplikasi
campuran pumice+air pada gigi lalu dibersihkan menggunakan brush.
Isolasi gigi geligi. Gunakan saliva ejector, cotton roll untuk isolasi gigi yang
akan dirawat. Isolasi dilakukan untuk mencegah terjadinya pengenceran
fluor oleh saliva.
15. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Lalu aplikasi TAF solution dalam hal ini kita menggunakan bahan Sodium
Fluoride 2% dioleskan pada seluruh permukaan gigi menggunakan cotton
applicator dan dibiarkan mengering hingga 4 menit. Selanjutnya lakukan
aplikasi pada region lainnya.
Berbeda dengan aplikasi TAF solution, TAF gel diaplikasikan menggunakan
sendok (tray). Sendok yang digunakan harus di cobakan terlebih dahulu
pada pasien dan dievaluasi ukurannya dengan pertimbangan semua tray
menutupi gigi, kedalam tray mencapai servikal gigi dan sekiranya dapat
menyentuh mukosa alveolar agar fluoride tidak terkontaminasi saliva.
16. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Setelah itu, fluoride gel di simpan sebanyak 1/3 ukuran tray atau maksimal
2-2.5 mL fluoride gel yang ditempatkan pada tray.
Tray lalu dimasukkan kedalam rongga mulut rahang atas pasien, dan
dibiarkan dalam selama 4 menit. Selanjutnya lakukan prosedur yg sama
pada rahang bawah. Penggunaan tray dri foam yg disposable dapat
digunakan dan lebih nyaman digunakan untuk pasien dan modifikasi tray yg
telah ada saat ini memungkinkan untuk dilakukan pengerjaan pada kedua
rahang sekaligus. Kelebihan fluoride di bersihkan menggunakan kapas.
17. P R O S E D U R P E R A W A T A N
Jangan lupa untuk menggunakan saliva ejector untuk menyerap saliva.
Lepas tray setelah 4 menit dan pasien diintruksikan untuk meludah
setelah prosedur perawatan telah selesai.
Pasien diintruksikan untuk tidak makan, minum dan berkumur selama 30
menit kedepan.
18. P E R T I M B A N G P E R A W A T A N
Jangan sampai fluoride tertelan karena dapat menyebabkan
1. Toksisitas fluoride seperti muntah
2. Diare
3. Serta penggunaan konsentrasi dan jumlah fluoride yang berlebih
dapat menyebabkan terjadinya fluorosis pada anak
4. Sehingga aplikasi TAF secara topical disarankan dilakukan pada
anak diatas usia 6 tahun.
19. PENU TUP
Aplikasi topikal fluor merupakan salah satu cara pemberian fluor
secara local.
Pemberian fluor melalui aplikasi topical dapat memakai
bermacam-macam bentuk fluor, antara lain:
a. Larutan NaF (natrium fluoride 2% atau sodium fluoride 2%)
b. Larutan SnF2 10%
c. APF 1,23%, yang memiliki kemampuan untuk bereaksi dengan
permukaan email gigi sehingga lebih tahan terhadap demineralisasi
dan kerusakan.
20. D A F T A R P U S T A K A
1. Hudiyati M., Chairani S., Rais SW. Pengaruh Jenis Fluor Topikal Terhadap
Kebocoran Mikro Pada Pit And Fissure Sealant. Jurnal Material Kedokteran Gigi.
2016;5(1) : 35-41
2. Sirat NM. Pengaruh Aplikasi Topikal Dengan Larutan Naf dan Snf2 Dalam
Pencegahan Karies Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi. 2014;2(2) : 222-231
3. Nahzi MY., Erlita I., Julianti AM. Comparison Of Color Change In Glass Ionomer
Cement (Gic) After Topical Fluoride Application. Dentino (Jur. Ked. Gigi). 2017;2(1)
: 1-4