Makalah ini membahas tentang pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri kelapa sawit. Definisi limbah dan pencemaran lingkungan dijelaskan, serta karakteristik dan jenis limbah dari industri kelapa sawit. Konsep pencemaran lingkungan oleh limbah industri kelapa sawit pun dibatasi.
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
1. MAKALAH
HUKUM LINGKUNGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN DISEBABKAN OLEH
LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
DOSEN PENGAMPU:
ZAINAL AMALUDDIN, MH
OLEH:
DONI HERMAWAN
NIM. 302.2019.002
SEMESTER IV A
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
TAHUN 2021 M/ 1442 H
2. i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW.
Berikut ini pemakalah mempersembahkan Makalah yang berjudul
“Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Industri Kelapa Sawit”. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi kita untuk mempelajari Hukum Lingkungan lebih
mendalam.
Dalam Makalah ini, mungkin masih terdapat kekurangan, saran dan kritik
sangat dibutuhkan untuk dapat menyempurnakan penulisan dimasa yang akan
datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan teman-teman maupun pihak lainnya.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat sebagai amal
soleh dan menjadi motivator bagi penulis untuk menyusun makalah lain yang
lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.
Sambas, Juni 2021
Doni Hermawan
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Limbah dan Pencemaran Lingkungan..........................................3
B. Karakteristik Limbah..................................................................................4
C. Jenis Limbah dari Industri Kelapa Sawit...................................................5
D. Batasan Konsep.........................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iii
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri minyak kelapa
sawit mendapat kesejahteraan, tetapi tidak sedikit juga masyarakat yang
dirugikan kerena keberadaan perusahaan minyak kelapa sawit. Salah satu
keluhan masyarakat adalah pencemaran air ataupun tanah sebagai akibat
kegiatan industri minyak kelapa sawit, padahal berdasarkan Pasal 28 H
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, tempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap
masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan
lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.
Pelaku kegiatan usaha, termasuk industri minyak kelapa sawit
berdasarkan Pasal 67 Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Pengendalian
pencemaran atau kerusakan lingkungan merupakan tindakan yang tidak
mudah dilakukan sebagian orang atau perusahaan karena biasanya
memakan biaya yang tidak sedikit
. Salah satu kabupaten yang mempunyai potensi industri kelapa
sawit adalah daerah Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Keberadaan
industri kelapa sawit diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat daerah, namun keberadaan industri kelapa sawit juga
menimbulkan dampak negatif yang berupa pencemaran sebagai akibat
limbah padat maupun cair. Limbah tidak boleh dibuang ke media
lingkungan kecuali dengan izin, dan limbah tersebut mesti diolah lebih
dahulu. Limbah yang dihasilkan oleh perusahan minyak kelapa sawit
langsung dibuang ke sungai dan limbah padat seperti jangkos (jangkang
5. 2
kosong) yang masuk ke sungai akan membuat aroma tidak sedap serta
mengubah warna air di sungai tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi limbah dan pencemaran lingkungan?
2. Bagaimana karakteristik dari limbah?
3. Apa jenis limbah industri kelapa sawit?
4. Bagaimana konsep dari limbah industri kelapa sawit?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dafinisi limbah dan pencemaran lingkungan.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari limbah.
3. Untuk mengetahui jenis limbah industri kelapa sawit.
4. Untuk memahami konsep dari limbah industri kelapa sawit.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Limbah dan Pencemaran Lingkungan
1. Pengertian Limbah
Berdasarkan keputusan Menperindag RI No.231/MPP/Kep/1997
Pasal 1 tentang prosedur impor limbah, menyatakan limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi
yang fungsinya sudah berubah dari aslinya. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai
sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.
Limbah merupakan salah satu yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan pihak pabrik langsung
membuang limbah yang dihasilkan dari pengolahan bahan atau industri
ke tanah kosong, ke sungai, tanpa memperhatikan senyawa yang
terkandung di dalam limbah tersebut. Sebelum melakukan pengelolaan
limbah pabrik, harus dilakukan perkiraan untuk meminimalisasi
terjadinya pencemaran lingkungan.
Jadi limbah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang
lebih dikenalsebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.1
2. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena
perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara, dan air) yang tidak
menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia,
binatang, dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda
asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya dan
sebagainya). Hal ini salah satunya sebagai akibat perbuatan manusia,
1 Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestarian (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 23.
7. 4
sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti
semula (Susilo, 2003).
Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan limbah.
Permasalahan limbah timbul karena tidak seimbangnya produksi
limbah dengan pengolahannya dan semakin menurunnya daya dukung
alam sebagai tempat pembuangan limbah. Jumlah limbah terus
bertambah dengan laju yang cukup cepat. Sedangkan di lain pihak,
kemampuan pengolahan limbah masih belum memadai (Rizaldi, 2008)
B. Karakteristik Limbah
Secara umum karakteristik limbah dibagi menjadi empat, yaitu:2
1. Berukuran Mikro
Karakteristik ini merupakan karakteristik pada besar kecilnya
limbah/volumenya. Dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau
bahkan tidak biasa terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia
yang tidak terpakai yang dibuang tdaik sesuai dengan prosedur
pembuangan yang dianjurkan.
2. Dinamis
Pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan
mengakibatkan pencemaran. Biasanya limbah dalam menyebar
diperlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya
melihat saja. Hal ini dikarenakanukuran limbah yang tidak dapat
dilihat.
3. Penyebarannya Berdampak Luas
Luasnya dampak yang ditimbulkan oleh limbah ini merupakan efek
dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
4. Berdampak Jangka Panjang (antargenerasi)
2 Philip Kristanto, Ekologi Industri (Yogyakarta: Pressindo, 2002), hlm. 98.
8. 5
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama kimia biasanya tidak
sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat
mengakibatkan keturunannya mengalami hal serupa.
Karakteristik secara biologi yaitu, digunakan untuk mengukur kualitas
air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Kualitas limbah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah, yaitu:3
1. Volume limbah, banyak sedikitnya limbah mempengaruhi kualitas
limbah.
2. Kandungan limbah, kualitas limbah dipengaruhi oleh kandungan
bahan pencemar.
3. Frekuensi pembuangan limbah, pembuangan limbah dengan
frekuensi yang sering akan menimbulkan masalah
C. Jenis Limbah dari Industri Kelapa Sawit
Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada
saat pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam dua
jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
1. Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,
lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan industri.
Limbah padat pasti akan berdampak negatif kedapa lingkungan hidup
jika tidak ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah
padt di dalam lingkungan hidup maka dapat menimbulkan
pencemaran. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah
kelapa sawit ialah tandan kosong, serat dan tempurung. Pengolahan
limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya
dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi
lingkungan ataupun kesehatan.
2. Limbah Cair
3 Ibid., hlm. 102.
9. 6
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan
yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat
menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto, air
limbah adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga, dan juga yanag
berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.
Begitu juga menurut Metcalf dan Edi mendefinisikan limbah
berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan
rumah tangga instansi perusahaan, pertokoan, dan industri dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam
proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang
terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksistas yang
juga minimal.4
Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit.
Limbah ini berasal dari konden, stasiun klarifikasi, dan dari
hidrosiklon. Limbah kelapa sawit memiliki kadar bahan organik yang
tinggi. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran
yang besar, karena diperlukan degridasi bahan organik yang lebih
besar pula.5
D. Batasan Konsep
1. Minyak Kelapa Sawit dan/atau CPO adalah singkatan dari Crude Palm
Oil atau Minyak sawit mentah. Minyak sawit atau minyak kelapa sawit
adalah minyak nabati yang dapat dikonsumsi, yang didapatkan dari
mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis
guineensis, Minyak sawit secara alami berwarna mereha karena
kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan
minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti
buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga berbeda dengan minyak
kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (cocos nucifera).
4 Winarno, Air Untuk Industri Pangan (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm. 10.
5 Rahmayetty, Pengolahan Limbah Cair Industri Minyak kelapa Sawit (Bandung: Alfabeta,
2003), hlm. 20.
10. 7
2. Berdasarkan Pasal 1 angka 2 PP No. 101 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
3. Pengelolaan berdasarkan Pasal 1 angka 2 PPLH adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
4. Pencemaran lingkungan berdasarkan Pasal 1 angka 14 PPLH adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.
5. Pencegahan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
menurut Pasal 14 UUPPLH terdiri dari Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS), tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup, amdal, UKL-UPL, perizinan,
instrumen ekonomi lingkungan hidup, peraturan perundang-undangan
berbasis lingkungan hidup, anggaran berbasis lingkungan hidup,
analisis risiko lingkungan hidup, audit lingkungan hidup dan instrumen
lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.
11. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pembangunan perkebunan telah menimbulkan mobilitas
penduduk yang tinggi. Akibatnya di daerah-daerah sekitar pembangunan
perkebunan muncul pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
Kondisi ini menyebabkan meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan,
terutama terhadap kebutuhan rutin rumah tangga dan kebutuhan sarana
produksi perkebunan kelapa sawit. Perputaran uang yang terjadi di lokasi
dalam jangka panjang diperkirakan dapat merangsang pertumbuhan
ekonomi di wilayah ini dengan tumbuhnya perdagangan dan jasa.
Hal tersebut memberikan arti bahwa kegiatan perkebunan kelapa
sawit di pedesaan menciptakan multiplier effect, terutama dalam lapangan
pekerjaan dan peluang berusaha. Kegiatan perkebunan kelapa sawit
ternyata merupakan peluang investasi bagi pengembang swasta sebagai
prospek yang cerah sehingga perluasan lahan terus-menerus dilakukan di
daerah yang berpotensi. Pembukaan dan perluasan lahan untuk perkebunan
kelapa sawit menimbulkan banyak dampak bagi lingkungan, termasuk
bagi masyarakat sekitar. Pembangunan dan pengembangan kelapa sawit
memberikan dampak positif bagi masyarakat, contohnya pembangunan
sarana-sarana bagi masyarakat sekitar, seperti pembangunan sarana
transportasi, tempat ibadah, sarana olahraga, memberikan lapangan kerja
bagi masyarakat sekitar, dan lain-lain. Sementara dampak negatif yang
ditimbulkan, seperti kerusakan lingkungan, kesenjangan sosial antara
masyarakat dengan karyawan, hingga konflik sengketa lahan.
12. iii
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Yogyakarta: Pressindo.
Rahmayetty. (2003). Pengolahan Limbah Cair Industri Minyak kelapa Sawit.
Bandung: Alfabeta.
Supardi, Imam. (2003). Lingkungan Hidup dan Kelestarian. Bandung: Alfabeta.
Winarno. (2000). Air Untuk Industri Pangan. Jakarta: Gramedia.