SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Identitas
Nama Pasien : An. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 7 tahun
Pekerjaan : -
Alamat : Sungai Bahar Unit V
Tanggal Datang : 21 Oktober 2014
Anamnesa
Keluhan Utama : Gatal-gatal di tangan dan kaki.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan gatal-gatal dirasakan 2 bulan yang lalu setelah
bibi pasien datang dari pondok pesantren dan tinggal
bersama. Gatal lebih dirasakan pada malam hari.
Pertama kali muncul berupa bintik-bintik di tangan
setelah beberapa hari kemudian bintik tersebut berisi
cairan putih kekuningan. Bintik menular ke bagian
anggota tubuh lain seperti kaki dan pantat jika digaruk
dan bintik tersebut pecah. Sudah periksa ke mantri dan
diberi obat dan salep. Tetapi tidak membaik.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan seperti ini sebelumnya disangkal
Riwayat alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu dan adik pasien juga mengalami
Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : 18 kg
UKK lokalisata tangan
Pustula, berbentuk bulat berbatas tegas dengan ukuran
diameter 3-5 mm, lentikular, susunan menyebar di regio
pergelangan tangan, telapak tangan kiri dan kanan.
UKK lokalisata kaki
Krusta, dasar eritema berbentuk tidak teratur, batas tidak
tegas di regio kaki kiri.
Diagnosis Banding
Skabies
Prurigo
Dermatitis Kontak Alergi
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Diagnosis Sementara
Skabies dengan Infeksi Sekunder
Penatalaksanaan
Edukasi:
Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun
Mencuci pakaian, sprai, sarung bantal, selimut dan
lainnnya secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu
Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali
Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang
lain
Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta
pakaian yang dicurigai terinfeksi skabies
Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup
Farmakologi:
Permetrin 5% 30 mg
Amoxicilin 120 mg 3x1
Cetirizine 7,5 mg 1x1
Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes
scabiei varietas hominis.
Skabies menduduki peringkat ke-7 dari sepuluh
besar penyakit utama di puskesmas dan menempati
urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering di
Indonesia.
Skabies adalah penyakit kulit
yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi
terhadap tungau Sarcoptes
scabiei varietas hominis
 Tungau kecil
 Berbentuk oval
 Punggungnya cembung,
perutnya rata
 Tungau ini translusen
 Warna putih kotor
 Tidak bermata.
 Ukuran: betina 330-450
mikron x 250-350 mikron
 Jantan 200-240 mikron x 150-
200 mikron.
Etiologi
Tungau skabies ini umumnya hidup pada suhu yang
lembab dan pada suhu kamar (210C dengan kelembapan
relatif 40-80%) tungau masih dapat hidup di luar tubuh
hospes selama 24-36 jam.
Bagian-bagian tubuh yang diserang, yaitu bagian-bagian
yang kulitnya tipis dan lembab, seperti di lipatan-lipatan
kulit pada orang dewasa, sekitar payudara, area sekitar
pusar dan penis.
Setelah kopulasi di atas kulit (jumlahnya kira-kira 10-15 tungau), jantan
akan mati. Tungau betina menggali terowongan dalam startum
korneum, meletakkan telurnya 2-4 butir sehari sampai jumlahnya
mencapai 40-50, betina akan hidup sampai 30-60 hari. Kemudian telur
menetas (dalam 3-5 hari) dan menjadi larva dengan 3 pasang kaki.
Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa dengan 4 pasang kaki.
Total siklus 8-12 hari
Siklus Hidup
Patogenesis
Tungau skabies
menginduksi
antibodi IgE
Reaksi
hipersensitivitas
tipe cepat
Respons imun
kompleks
Pelepasan
sitokin dari sel
Th2 dan/atau sel
mast.
Urtika, nodul
atau papul
Ada 4 tanda kardinal
!
 Pruritus nokturnal
 Penyakit ini menyerang
secara kelompok
 Adanya terowongan
(kunikulus)
 Menemukan tungau
 Diagnosis :
Menemukan 2 dari 4
tanda kardinal
Diagnosis
Diagnosis definitif
bergantung pada
identifikasi mikroskopis
adanya tungau, telur atau
fecal pellet
 Kerokan kulit
 Mengambil tungau
dengan jarum
 Epidermal shave biopsy
 Kuretase terowongan
 Tes tinta Burowi Papul
 Tetrasiklin topikal
 Apusan kulit
 Biopsi plong (punch
biopsy)
Diagnosis Banding
Penyakit skabies disebut sebagai “The great imitator”.
Hampir semua dermatosis dengan keluhan pruritus:
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak
Prurigo
Pioderma
liken planus
Gigitan serangga
Terapi
Terapi topikal untuk skabies yang sering digunakan
adalah sebagai berikut :
Krim Permetrin 5% (Elimite, Acticin)
Lindane 1% (gamma-benzen heksaklorida)
Sulfur, biasanya diresepkan sebagai sulfur presipitat
(6%) dalam petrolatum
Benzil benzoat 25%
Ivermectin 200mcg/KgBB single dose
PENTING !
Lesi dengan fecal pellet
terkadang memberi rasa
gatal  pemberian
antihistamin
Dan bila gatal tetap
mengganggu dapat
diberikan steroid oral
dalam waktu yang singkat
Bila didapatkan
superinfeksi oleh bakteri,
antibiotik harus diberikan.
Penyakit skabies sangat
erat kaitannya dengan
kebersihan dan
lingkungan yang kurang
baik, oleh sebab itu
edukasi pasien untuk
menjaga kebersihan diri
dan lingkungan untuk
mencegah penyebaran
penyakit skabies
Presus skabies.pptx

More Related Content

Similar to Presus skabies.pptx

Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularis
Mulkan Fadhli
 
Makalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisMakalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopis
Novi Fachrunnisa
 

Similar to Presus skabies.pptx (20)

SKABIES
SKABIESSKABIES
SKABIES
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptx
 
Scabies
ScabiesScabies
Scabies
 
Referat kulit
Referat kulitReferat kulit
Referat kulit
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Parasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentationParasitologi arthropoda presentation
Parasitologi arthropoda presentation
 
Cacing nematoda usus
Cacing nematoda ususCacing nematoda usus
Cacing nematoda usus
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularis
 
296456803 f6-borang
296456803 f6-borang296456803 f6-borang
296456803 f6-borang
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
 
Scabies 1.pdf
Scabies 1.pdfScabies 1.pdf
Scabies 1.pdf
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
Onchocerca volvulus
Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus
Onchocerca volvulus
 
(Ascaris lumbricoides).pptx
(Ascaris lumbricoides).pptx(Ascaris lumbricoides).pptx
(Ascaris lumbricoides).pptx
 
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTIONCUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan coba
 
SKABIES PENYULUHAN.ppt
SKABIES PENYULUHAN.pptSKABIES PENYULUHAN.ppt
SKABIES PENYULUHAN.ppt
 
Makalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopisMakalah xenopsylla cheopis
Makalah xenopsylla cheopis
 
Waspada Skabies di Kalangan santri
Waspada Skabies di Kalangan santriWaspada Skabies di Kalangan santri
Waspada Skabies di Kalangan santri
 

Recently uploaded

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 

Recently uploaded (20)

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 

Presus skabies.pptx

  • 1.
  • 2.
  • 3. Identitas Nama Pasien : An. N Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 7 tahun Pekerjaan : - Alamat : Sungai Bahar Unit V Tanggal Datang : 21 Oktober 2014
  • 4. Anamnesa Keluhan Utama : Gatal-gatal di tangan dan kaki. Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan gatal-gatal dirasakan 2 bulan yang lalu setelah bibi pasien datang dari pondok pesantren dan tinggal bersama. Gatal lebih dirasakan pada malam hari. Pertama kali muncul berupa bintik-bintik di tangan setelah beberapa hari kemudian bintik tersebut berisi cairan putih kekuningan. Bintik menular ke bagian anggota tubuh lain seperti kaki dan pantat jika digaruk dan bintik tersebut pecah. Sudah periksa ke mantri dan diberi obat dan salep. Tetapi tidak membaik.
  • 5. Riwayat Penyakit Dahulu Keluhan seperti ini sebelumnya disangkal Riwayat alergi (-) Riwayat Penyakit Keluarga Ibu dan adik pasien juga mengalami
  • 6. Pemeriksaan Fisik Berat Badan : 18 kg UKK lokalisata tangan Pustula, berbentuk bulat berbatas tegas dengan ukuran diameter 3-5 mm, lentikular, susunan menyebar di regio pergelangan tangan, telapak tangan kiri dan kanan.
  • 7. UKK lokalisata kaki Krusta, dasar eritema berbentuk tidak teratur, batas tidak tegas di regio kaki kiri.
  • 8. Diagnosis Banding Skabies Prurigo Dermatitis Kontak Alergi Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan Diagnosis Sementara Skabies dengan Infeksi Sekunder
  • 9. Penatalaksanaan Edukasi: Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun Mencuci pakaian, sprai, sarung bantal, selimut dan lainnnya secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai terinfeksi skabies Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup
  • 10. Farmakologi: Permetrin 5% 30 mg Amoxicilin 120 mg 3x1 Cetirizine 7,5 mg 1x1
  • 11.
  • 12. Latar Belakang Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies menduduki peringkat ke-7 dari sepuluh besar penyakit utama di puskesmas dan menempati urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering di Indonesia.
  • 13. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis  Tungau kecil  Berbentuk oval  Punggungnya cembung, perutnya rata  Tungau ini translusen  Warna putih kotor  Tidak bermata.  Ukuran: betina 330-450 mikron x 250-350 mikron  Jantan 200-240 mikron x 150- 200 mikron. Etiologi
  • 14. Tungau skabies ini umumnya hidup pada suhu yang lembab dan pada suhu kamar (210C dengan kelembapan relatif 40-80%) tungau masih dapat hidup di luar tubuh hospes selama 24-36 jam. Bagian-bagian tubuh yang diserang, yaitu bagian-bagian yang kulitnya tipis dan lembab, seperti di lipatan-lipatan kulit pada orang dewasa, sekitar payudara, area sekitar pusar dan penis.
  • 15. Setelah kopulasi di atas kulit (jumlahnya kira-kira 10-15 tungau), jantan akan mati. Tungau betina menggali terowongan dalam startum korneum, meletakkan telurnya 2-4 butir sehari sampai jumlahnya mencapai 40-50, betina akan hidup sampai 30-60 hari. Kemudian telur menetas (dalam 3-5 hari) dan menjadi larva dengan 3 pasang kaki. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa dengan 4 pasang kaki. Total siklus 8-12 hari Siklus Hidup
  • 16. Patogenesis Tungau skabies menginduksi antibodi IgE Reaksi hipersensitivitas tipe cepat Respons imun kompleks Pelepasan sitokin dari sel Th2 dan/atau sel mast. Urtika, nodul atau papul
  • 17. Ada 4 tanda kardinal !  Pruritus nokturnal  Penyakit ini menyerang secara kelompok  Adanya terowongan (kunikulus)  Menemukan tungau  Diagnosis : Menemukan 2 dari 4 tanda kardinal Diagnosis
  • 18. Diagnosis definitif bergantung pada identifikasi mikroskopis adanya tungau, telur atau fecal pellet  Kerokan kulit  Mengambil tungau dengan jarum  Epidermal shave biopsy  Kuretase terowongan  Tes tinta Burowi Papul  Tetrasiklin topikal  Apusan kulit  Biopsi plong (punch biopsy)
  • 19. Diagnosis Banding Penyakit skabies disebut sebagai “The great imitator”. Hampir semua dermatosis dengan keluhan pruritus: Dermatitis atopik Dermatitis kontak Prurigo Pioderma liken planus Gigitan serangga
  • 20. Terapi Terapi topikal untuk skabies yang sering digunakan adalah sebagai berikut : Krim Permetrin 5% (Elimite, Acticin) Lindane 1% (gamma-benzen heksaklorida) Sulfur, biasanya diresepkan sebagai sulfur presipitat (6%) dalam petrolatum Benzil benzoat 25% Ivermectin 200mcg/KgBB single dose
  • 21. PENTING ! Lesi dengan fecal pellet terkadang memberi rasa gatal  pemberian antihistamin Dan bila gatal tetap mengganggu dapat diberikan steroid oral dalam waktu yang singkat Bila didapatkan superinfeksi oleh bakteri, antibiotik harus diberikan. Penyakit skabies sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik, oleh sebab itu edukasi pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit skabies