"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan Badan Kredit Desa (BKD) di Indonesia sejak didirikan pada akhir abad ke-19 hingga saat ini. Dokumen ini menjelaskan dasar hukum pendirian BKD, permasalahan yang dihadapi, serta transformasi status kepemilikan dan badan hukum BKD."
1. DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN
TRANSFORMASI BADAN KREDIT DESA: STATUS KEPEMILIKAN DAN BADAN HUKUM
Pembahasan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2015
3. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
3
Politik Ethis oleh Pemerintah
Hindia Belanda sebagai bentuk
kompensasi kepada masyarakat
di Pulau Jawa yang
menanggung biaya perang
kolonialisme dan menderita
akibat politik Tanam Paksa
(cultuur stelsel)
Sejarah Badan Kredit Desa
Akhir Abad 19
4. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
4
• Pada awalnya pendirian dan usaha bank desa dan lumbung desa bersifat bebas dan baru sejak tahun 1905 badan kredit
desa ini dinyatakan dibawah pengawasan seorang inspektur perkreditan rakyat (inspecteur van het volkscredietwezen).
• Dibentuk Dinas Perkreditan Rakyat (dienst voor het volkscredietwezen) pada tanggal 12 Mei 1912 dengan tugas sebagai
penyedia dana bagi badan kredit rakyat, membantu penyaluran kelebihan likuiditas ke dalam instrumen investasi, memberi
nasehat dan bantuan dalam pengelolaan usaha.
• Pada tahun 1912 dibentuk pula De Centrale Kas van het Volkscredietwezen. Pada awalnya tidak ada keharusan bagi
afdelingsbanken untuk tunduk pada pengawasan De Centrale Kas tetapi setelah badan kredit tersebut menggunakan dana
dari De Centrale Kas maka timbul kekuasaan De Centrale Kas untuk mengatur penggunaan dana tersebut. Pada tahun 1924
semua afdelingsbanken telah ditempatkan di bawah pengawasan De Centrale Kas.
• Pada periode 1929-1932 terjadi krisis ekonomi dunia yang menyebabkan macetnya beberapa badan kredit rakyat, untuk
mengatasi hal ini pemerintah Belanda saat itu membentuk Algemeene Volkscrediet Bank (AVB) pada tahun 1934 yang
sekarang kita kenal sebagai Bank Rakyat Indonesia dengan fokus pemberian pinjaman kepada rakyat kecil khususnya petani.
Seiring pembentukan AVB maka De Centrale Kas dibubarkan dan tugas melakukan pengawasan bank kredit rakyat dialihkan
kepada AVB.
5. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
5
Akhir abad 19
Politik Ethis
1898
BKD: Bank Desa
dan Lumbung Desa
Akhir abad 19 muncul
Afdelingsbanken
(Poerwokertosche Hulp
en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden)
1905
Pengawasan BKD
oleh inspecteur van
het
volkscredietwezen
1912
Dibentuk dienst voor
het
volkscredietwezen &
De centrale Kas
1924
Pengawasan
Afdelingsbanken
oleh De Centrale
Kas
1929-1932
Krisis Ekonomi
Dunia (banyak BKD
yang tutup)
1934
Dibentuk
Algemeene
Volkscrediet Bank
dan De Centrale
Kas dibubarkan
UU No. 11 Th 1953;
UU Pokok BI.
Pengawasan bank
oleh BI an Dewan
Moneter
UU No. 7 Tahun
1992: BKD yang
memiliki ijin Menkeu
diberikan status
BPR
PBI No.
6/27/PBI/2004
Pengawasan BKD
didelegasikan ke
BRI
6. 6
Lokasi BKD di Pulau Jawa dan Madura
A: 24
P: 0
A: 10
P: 3
A: 104
P: 225
A: 46
P: 73
A: 67
P: 130
KR 2 (Bandung) KOJK Cirebon
Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
11. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
Sebaran BKD di Kantor OJK …..
NO.
KANTOR REGIONAL / KANTOR
OJK
WILAYAH PENGAWASAN BKD
SEBARAN BKD POSISI AGUSTUS 2013
BKD AKTIF BKD PASIF JUMLAH
8 Kantor Regional 3 1. Bangkalan 19 14 33
2. Bojonegoro 37 4 41
3. Gresik 11 18 29
4. Jombang 72 1 73
5. Lamongan 30 0 30
6. Mojokerto 53 3 56
7. Pamekasan 4 6 10
8. Sidoarjo 96 19 115
9. Sumenep 8 50 58
10. Tuban 36 5 41
JUMLAH 366 120 486
9 Kantor OJK Tegal 1. Batang 36 2 38
(wilayah kerja KR 4) 2. Brebes 83 89 172
3. Bumiayu 15 0 15
4. Pekalongan 129 1 130
5. Pemalang 63 10 73
6. Tegal 98 2 100
JUMLAH 424 104 528
10 Kantor OJK DIY 1. Bantul 10 0 10
(wilayah kerja KR 4) 2. Sleman 16 0 16
3. Wates 12 44 56
4. Wonosari 14 41 55
JUMLAH 52 85 137
TOTAL 3572 1707 5279
11
12. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
12
Badan Kredit Desa
(BKD)
5.279 BKD
dengan izin Menkeu
dan memiliki status
BPR
3.572 BKD
Aktif
1.707 BKD
tidak aktif
175 BKD
tidak memiliki izin
Menkeu dan tanpa
status BPR
• Staatsblad No. 357
Tanggal 14 September 1929
• Rijksblad No. 9 Tahun 1937
• Izin Menkeu tahun 1971 & 1972
• UU No 7 tahun 1992
• Surat Depdagri No.
412.21/1502/BANGDES tgl 14
November 1991
13. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
13
Referensi:
• Fruin, T.A., 1999, History, Present Situation and Problems of The Village Credit System (1897-1932), Development Cooperation Information
Department of the Ministry of Foreign Affairs, The Hague: Netherlands.
• Schmit, Leo, 1994, A History of the “Volkscredietwezen” (1895-1935), Development Cooperation Information Department of the Ministry of
Foreign Affairs, The Hague: Netherlands.
14. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
14
Referensi:
• Fruin, T.A., 1999, History, Present Situation and Problems of The Village Credit System (1897-1932), Development Cooperation Information
Department of the Ministry of Foreign Affairs, The Hague: Netherlands.
• Schmit, Leo, 1994, A History of the “Volkscredietwezen” (1895-1935), Development Cooperation Information Department of the Ministry of
Foreign Affairs, The Hague: Netherlands.
15. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
15
Referensi:
• Fruin, T.A., 1999, History, Present Situation and Problems of The Village Credit System (1897-1932), Development Cooperation Information
Department of the Ministry of Foreign Affairs, The Hague: Netherlands.
• Schmit, Leo, 1994, A History of the “Volkscredietwezen” (1895-1935), Development Cooperation Information Department of the Ministry of
Foreign Affairs, The Hague: Netherlands.
16. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
16
STATISTIK PERKEMBANGAN
(Masa sebelum & awal kemerdekaan)
Tahun Jumlah
Jumlah Kredit (Rp Jt)
Baki Kredit
Perputaran/Th
n
1938 7,114 3,9 20,7
1951 1,769 6,0 28,7
1952 2,230 15,0 50,1
1953 4,409 49,2 150,9
1954 4,640 57,5 200,2
1955 4,657 65,1 223,8
1956 4,633 67,6 232
1957 4,589 68,2 232,6
1958 4,587 70,1 241,7
1959 4,515 74,4 269,9
Sumber: Buku Sejarah Bank Indonesia, Vol.1 s.d. 5
17. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
17
Sumber: Buku Sejarah Bank Indonesia, Vol.1 s.d. 5
STATISTIK PERKEMBANGAN
( Periode Tahun 1966 – 1992)
4,023
3,296
2,961
2,078
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
1966
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988*)
1989
1990
1991
1992
Perkembangan Jumlah BKD
Bank Desa Lumbung Desa
18. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
18Sumber: KR 1
STATISTIK PERKEMBANGAN dalam ribuan rupiah
No. KETERANGAN Dec-08 Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Aug-13
NERACA
A AKTIVA
1 Kas 903,168 1,060,912 1,174,910 1,401,991 1,655,066 1,885,652
2 Antar Bank Aktiva (ABA) 129,728,265 133,464,715 142,756,101 157,560,935 176,632,814 151,188,434
3 Pinjaman Yg Diberikan -/- 255,502,781 284,753,646 311,852,484 319,267,618 353,902,419 401,240,171
4 Cadangan Penghapusan -/- (17,844,161) (18,974,094) (22,258,756) (22,808,682) (19,289,327) (20,179,182)
5 Harta Tetap & Inventaris (HTI) 13,502,103 15,242,348 14,746,170 14,179,889 16,508,822 18,134,627
6 Akum Penyusutan -/- (2,083,746) (3,375,198) (2,490,778) (2,445,008) (4,158,646) (4,518,194)
7 Rupa-rupa (RRA) 5,973,102 6,164,362 7,251,836 7,392,245 8,099,022 8,297,882
JUMLAH 385,681,512 418,336,691 453,031,967 474,548,988 533,350,170 556,049,390
B PASSIVA
1 Tabungan 52,270,644 63,168,838 72,502,212 81,472,074 99,007,824 85,543,570
2 Antar Bank Passiva (ABP) 13,399,899 14,285,737 14,987,703 19,563,417 24,014,336 43,599,768
3 Pinjaman Yg Diterima 2,562,101 2,115,593 2,291,288 2,588,578 3,686,203 3,934,440
4 Rupa-rupa Passiva (RRP) 2,288,645 2,940,050 3,627,429 3,210,156 4,068,345 7,674,013
5 Modal 283,799,774 300,451,924 322,136,525 330,362,721 360,305,962 384,069,665
6 Cadangan - 129,466 104,820
- - -
7 L/R Thn Berjalan 31,360,449 35,245,083 37,381,990 37,352,042 42,267,500 31,227,934
JUMLAH 385,681,512 418,336,691 453,031,967 474,548,988 533,350,170 556,049,390
19. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
19
KARAKTERISTIK OPERASIONAL
Keterbatasan BKD yang menyulitkan untuk bertransformasi menjadi
BPR “Gaya Baru”
23. Overview Badan Kredit Desa (BKD)1
23
STRUKTUR ORGANISASI
Mantri
BKD ‘B’
Komisi I Komisi II Komisi III
BKD ‘A’ BKD ‘C’
JTU
JTU = Juru Tata Usaha, administrasi pembukuan keuangan BKD
Komisi I = Pemutus Kredit yang dijabat oleh Lurah/Kades (ex officio)
Komisi II = Kasir
Komisi III = Juru Tagih
24. 24
Dasar Hukum2
Staatsblad No. 357 Tahun 1929 tentang Aturan-aturan BKD di Provinsi
Jawa dan Madura
Pengawasan: De Centrale Kas
Biaya Pengawasan: BKD
Pengurus:
•Juru tulis dengan beban gaji
ditanggung BKD
•Pengangkatan/pemberhentian juru
tulis oleh Bupati atas usul Centrale
Kas
Operasional:
. BKD perusahaan terpisah dan tidak
boleh digunakan untuk memenuhi
kebutuhan desa
• Pinjaman hanya ke penduduk desa
yang memerlukan
• Bunga tidak boleh lebih dari yang
diperlukan untuk menutup biaya
operasional, membentuk modal dan
cadangan.
• Satu kali dalam 3 tahun sisa uang
diluar keperluan harus disetorkan ke
kas desa.
• Uang kas yang tidak digunakan
dalam operasional harus disimpan
pada Volksbank atau Centrale Kas.
• Untuk menutup biaya keperluan
bersama bbrp BKD dibentuk dana
usaha dari urunan tahunan BKD.
UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok
Perbankan
Pasal 41
1.Bank desa, lumbung desa, bank
pasar, bank pegawai dan bank-bank
lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu yg pada saat mulai
berlakunya UU ini telah ada, tetap
menjalankan tugasnya dalam
sistem perbankan berdasarkan UU
ini.
2.Pengaturan mengenai status dan
tugas dari bank tersebut dalam ayat
(1) dilakukan dengan UU.
3.Bank tsb dalam ayat (1) diwajibkan
utk memberikan laporan dan bahan
kpd BI mengenai keadaan (personil &
adm) dan kegiatannya yg dilakukan
dlm jangka waktu 6 bln terhitung
mulai saat berlakunya UU ini.
4.Sambil menunggu di keluarkannya
UU tsb dalam ayat (2), BI
berdasarkan laporan dan bahan2x
tsb dlm ayat (3) dapat
mempertimbangkan kepada Menkeu
untuk memberikan izin usaha
berdasarkan UU ini.
Kepres No. 38 Tahun 1988
tentang BPR
Pasal 1
Bank desa, lumbung desa,
bank pasar, bank pegawai
dan bank lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu
berdasarkan UU No. 14
Tahun 1967 adalah bank
perkreditan rakyat.
Pasal 2
Wilayah operasional di
kecamatan dan di desa-desa
di luar ibukota daerah tingkat
I (DATI I) dan ibukota daerah
tingkat II (DATI II)
25. 25
Dasar Hukum2
KMK No. 1064/KMK.00/1988 tentang Pendirian dan Usaha BPR
Pasal 1
BPR adalah bank desa, lumbung
desa, bank pasar, bank pegawai
dan bank lainnya ….
Pasal 2
Izin usaha dari Menteri Keuangan
dengan pertimbangan Bank
Indonesia
Pasal 3
Wilayah operasional di kecamatan
dan di desa-desa di luar ibukota
daerah tingkat I (DATI I) dan
ibukota daerah tingkat II (DATI II)
1 wilayah kecamatan
Pasal 5
Tugas menunjang pertumbuhan
dan modernisasi ekonomi
pedesaan serta mengurangi
praktek ijon dan pelepas uang
Pasal 6
Usaha menghimpun dana dari
masyarakat dlm bentuk giro,
deposito dan tabungan.
Memberikan kredit bagi pengusaha
kecil dan masyarakat pedesaan.
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Pasal 5
Penegasan bahwa BPR
adalah salah satu jenis bank
Pasal 58
Bank Desa, Lumbung Desa,
Bank Pasar, Bank Pegawai,
LPN, LPD, BKD, BKK,
KURK, LPK, BKPD yg telah
memperoleh ijin usaha
Menkeu diberikan status
sebagai BPR sesuai
tatacara yang diatur dalam
PP.
PP No. 71 Tahun 1992
tentang BPR
Pasal 19
(1) Bank Desa, Lumbung Desa, Bank
Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD,
BKK, KURK, LPK, BKPD yg telah
memperoleh ijin usaha Menkeu
diberikan status sebagai BPR.
(2) Yang belum mendapatkan ijin
usaha dari Menkeu wajib
mengajukan izin sebagai BPR paling
lambat 5 tahun sejak berlakunya PP
(Oktober 1992).
(3) Untuk dapat memperoleh izin usaha
BPR bentuk badan hukum: PD,
Koperasi, PT
(5) Ketentuan lebih lanjut dan tatacara
pengukuhan menjadi BPR ditetapkan
Menkeu atas pertimbangan BI
Yg tidak dpt memenuhi persyaratan
sbg BPR tidak dpt melakukan aktifitas
BPR sesuai psl.13 UU No. 7 Th 92
26. 26
Dasar Hukum2
PBI No. 6/27/PBI/2004 tentang Pelaksanaan Pengawasan BKD
- Mendelegasikan fungsi pengawasan BKD ke BRI
Laporan BRI ke BI tiap semester (akhir Juni
dan Desember):
a. Rekapitulasi neraca dan L/R BKD
b. Analisis perkembangan BKD, permasalahan,
tindakan perbaikan dan usulan tindak lanjut
c. Analisis BKD yang mungkin menjadi BPR
- Biaya untuk pengawasan BKD menjadi beban BI
Arah BKD ke depan
+ Mendorong BKD untuk membentuk badan hukum
dengan status pemilik/PS yang jelas
+ Melakukan transformasi BKD yang tidak dapat
memenuhi UU Perbankan/ketentuan BPR untuk
mendapatkan ijin usaha menjadi BUM Des/LKM
27. 27
Permasalahan Badan Kredit Desa
Permasalahan dan Solusi3
• Terdapat Klaim kepemilikan BKD oleh pihak di luar Desa
• Kepedulian Desa terhadap keberadaan dan peran BKD sangat
minim
• Penegasan pemilik BKD guna membentuk Badan Hukum
Status
Kepemilikan
Tidak Jelas
• Usaha sebagai BPR atau LKM memerlukan adanya Badan Hukum
• Alternatif usaha tanpa membentuk Badan Hukum (BUM Desa)
• Transformasi menjadi bentuk Badan Hukum atau Badan Usaha
baru memerlukan pengaturan dalam POJK
Tidak
mempunyai
Badan
Hukum
28. 28
Status Kepemilikan Tidak Jelas
1. Klaim kepemilikan BKD oleh pihak di luar Desa
2. Kepedulian Desa terhadap keberadaan dan peran BKD sangat minim
3. Penegasan pemilik BKD guna membentuk Badan Hukum
Ketentuan/Pernyataan yang mendukung kepemilikan BKD oleh Desa
Instruction for the formation, organization, management
and supervision of the village credit institutions, issued by H.
Carpenter Alting, Inspector of the Internal Agricultural Credit
System, 1906*
1
• Lumbung Desa dan Bank Desa merupakan lembaga yang didirikan oleh dan untuk
komunitas desa dan merupakan milik masyarakat desa.
• Secara fakta tidak semua penduduk desa memberikan bantuan beras pada saat pendirian
(dhi. Lumbung Desa) namun hal tersebut tidak mengubah pernyataan bahwa Bank Desa
maupun Lumbung Desa tersebut adalah milik masyarakat desa.
• Kontribusi penduduk dianggap sebagai hadiah untuk Desa dan tidak dipandang sebagai
bentuk kepemilikan atau saham atas Lumbung Desa/Bank Desa.
*) Fruin, Thomas Anthonij, 1933, History, Present Situation and Problems of the Village Credit System (1897 -1932)
Permasalahan dan Solusi3
29. 29
Buku “Petunjuk untuk Mengatur dan Memeriksa
Bank Desa” yang dikeluarkan oleh Dienst
Volkscredietwezen Tahun 1917 edisi ke-2.
2
• Halaman 5, Bank Desa itu didirikan menurut keputusan desa, tetapi baru bisa dijalankan
sesudah keputusan itu disahkan oleh “College van gecommitteerden dari
regentschapsraad”
• Implikasi frasa ‘keputusan desa’ saat ini dikenal sebagai musyawarah desa (UU No. 6
Tahun 2014 tentang Desa).
a. Menunjukkan bahwa kuat indikasi perlunya awareness desa sebagai pemilik dalam membentuk
Bank Desa/BKD.
b. Proses ini sama dengan proses pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang berlaku
saat ini sebagaimana tertuang dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
Status Kepemilikan Tidak Jelas
1. Klaim kepemilikan BKD oleh pihak di luar Desa
2. Kepedulian Desa terhadap keberadaan dan peran BKD sangat minim
3. Penegasan pemilik BKD guna membentuk Badan Hukum
Ketentuan/Pernyataan yang mendukung kepemilikan BKD oleh Desa
Permasalahan dan Solusi3
30. 30
Staatsblad No. 357 tanggal 14 September 1929 tentang
Aturan-aturan Mengenai Badan Kredit Desa Dalam
Provinsi di Jawa dan Madura diluar Wilayah Kota Praja
3
• Pasal 9 (1) BKD diurus sebagai perusahaan tersendiri terpisah dari milik lain-lain desa
itu; badan-badan tersebut tidak boleh dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan desa.
Perusahaan itu hanya memberi pinjaman seperlunya kepada penduduk atau
perkumpulan penduduk desa yang memerlukan pinjaman...
• Implikasi frase ‘terpisah dari milik lain-lain desa itu’ bahwa BKD adalah kekayaan atau
aset milik desa yang dipisahkan. Dalam hal ini desa adalah pemilik dari BKD.
Status Kepemilikan Tidak Jelas
1. Klaim kepemilikan BKD oleh pihak di luar Desa
2. Kepedulian Desa terhadap keberadaan dan peran BKD sangat minim
3. Penegasan pemilik BKD guna membentuk Badan Hukum
Ketentuan/Pernyataan yang mendukung kepemilikan BKD oleh Desa
Permasalahan dan Solusi3
31. 31
Surat Departemen Dalam Negeri RI Nomor
412.21/1604/PMD tanggal 25 September 1995.
Perihal: Permasalahan Juru Tata Usaha BKD
4
• Bahwa Badan Kredit Desa (BKD) yang dibentuk berdasarkan Staatsblad No. 357 tahun
1929 dan Rijksblad No. 9 tahun 1937 sebagai Lembaga Kredit milik Desa.
• Tugas pembinaan dan pengawasan ada pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), hal ini
dilanjutkan saat BKD menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berdasarkan UU No. 7 tahun
1992 jo PP No. 71 tahun 1992
Status Kepemilikan Tidak Jelas
1. Klaim kepemilikan BKD oleh pihak di luar Desa
2. Kepedulian Desa terhadap keberadaan dan peran BKD sangat minim
3. Penegasan pemilik BKD guna membentuk Badan Hukum
Ketentuan/Pernyataan yang mendukung kepemilikan BKD oleh Desa
Permasalahan dan Solusi3
32. 32
Perlu Mapping Awareness Desa Terhadap Keberadaan BKD
• Mendapatkan informasi tingkat kesadaran pemerintah desa, pengurus
atau pekerja BKD mengenai status kepemilikan dan badan hukum1
• Mendapatkan masukan terkait preferensi bentukan badan hukum yang
ingin dituju oleh BKD2
• Mendapatkan informasi tingkat pemahaman para pihak terkait BKD
atas UU atau produk hukum lain dikaitkan dengan proses transformasi3
• Sebagai bahan masukan dalam penyusunan ketentuan yang perlu
dilakukan oleh OJK untuk pengaturan BKD4
Status Kepemilikan Tidak Jelas
1. Klaim kepemilikan BKD oleh pihak di luar Desa
2. Kepedulian Desa terhadap keberadaan dan peran BKD sangat minim
3. Penegasan pemilik BKD guna membentuk Badan Hukum
Permasalahan dan Solusi3
33. 33
Status Kepemilikan Tidak Jelas
1. Klaim kepemilikan BKD oleh pihak di luar Desa
2. Kepedulian Desa terhadap keberadaan dan peran BKD sangat minim
3. Penegasan pemilik BKD guna membentuk Badan Hukum
• Perlu penegasan oleh Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi
dan/atau Kementerian Dalam Negeri. OJK sebagai pengawas
melakukan koordinasi dengan Kementerian terkait.
1
• Screening dan Pernyataan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum
(SABH) Kementerian Hukum dan HAM bahwa bentukan Badan Hukum
hasil transformasi BPR ex. BKD adalah milik Desa
2
• Isu Pemilik BKD harus sudah diselesaikan sebelum proses
pembentukan Badan Hukum dapat dilakukan3
Permasalahan dan Solusi3
34. 34
Badan Kredit Desa
(BKD) dgn Status BPR
Bum Desa
UU No. 6 Tahun
2014
Pasal 87
(1) Desa dapat mendirikan Badan
Usaha Milik Desa yang
disebut BUM Desa
Pasal 88
(1) Pendirian BUM Desa
disepakati melalui
musyawarah desa
(2) Pendirian BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
BPR
UU No. 7 Tahun 1992
Pasal 21 ayat 2
Bentuk hukum BPR dapat berupa:
a. PD
b. Koperasi
c. PT
d. Bentuk lain yang ditetapkan dgn PP
Pasal 23
BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh
WNI, badan hukum Indonesia yang seluruh
pemiliknya WNI, Pemda, atau dapat dimiliki
bersama diantara ketiganya.
Pemerintah Desa tidak dapat menjadi
pemegang saham BPR ??
LKM
UU No. 1 Tahun 2013
Pasal 4
Pendirian LKM paling sedikit harus
memiliki:
a. bentuk badan hukum;
b. permodalan; dan
c. mendapat Izin Usaha.
Pasal 5 ayat 1
Bentuk badan hukumnya adalah:
a. Koperasi; atau
b. Perseroan Terbatas.
Pasal 8
LKM hanya dapat dimiliki oleh:
a. warga negara Indonesia;
b. BumDes;
c. Pemda; dan/atau
d. koperasi.
Permasalahan dan Solusi3
Tidak mempunyai Badan Hukum
1. Usaha sebagai BPR atau LKM
memerlukan adanya Badan Hukum
2. Alternatif usaha tanpa membentuk
Badan Hukum (BUM Desa)
3. Transformasi menjadi bentuk Badan
Hukum atau Badan Usaha baru
memerlukan pengaturan dalam POJK
35. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
35
Desa adalah ….
desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah …..
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar- besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
Permasalahan dan Solusi3
36. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
36
Pemerintahan Daerah adalah ….
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan
perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah Daerah adalah …..
kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
Otonomi Daerah adalah …..
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Permasalahan dan Solusi3
37. Kesimpulan4
37
1. Badan Kredit Desa dalam sejarahnya merupakan lembaga mikro yang didirikan
untuk membantu masyarakat kecil di pedesaan. BKD merupakan lembaga
terdekat untuk melayani kelompok miskin & usaha mikro sehingga
keberadaannya masih diperlukan dan dapat dijadikan tools dalam
menciptakan sistem keuangan yang inklusif.
2. Status BKD yang memiliki izin Menkeu dan memiliki status BPR dipertegas
melalui Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. BKD dengan
status BPR saat ini pengawasannya berada di bawah OJK (Kompartemen
Perbankan). Untuk BKD yang tidak memiliki izin Menkeu dan tidak memiliki
status BPR berada dalam pengaturan UU No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) dan dibawah pengawasan OJK (Kompartemen IKNB).
3. BKD harus membentuk badan hukum (terkecuali BumDes tidak perlu BH)
jika ingin bertransformasi menjadi BPR “Gaya Baru”/BumDes/LKM. Sesuai
pasal 23 UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pemerintah desa tidak dapat
menjadi pemegang saham BPR sehingga usaha baru yang realistis untuk
dilakukan adalah menjadi BumDes atau LKM dengan kepemilikan BumDes
sebagai pemegang saham mayoritas.
38. Kesimpulan4
38
4. Pemilik BKD adalah desa/masyarakat desa dimana BKD berada.
Mengingat sejarah yang panjang serta ketiadaan bukti kepemilikan secara
legal formal, diperlukan suatu mekanisme lintas instansi dalam hal ini; OJK,
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM yang
dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk menegaskan
kepemilikan BKD yang dimiliki desa dengan memperhatikan dampak hukum
dan sosial politik yang ada.
5. Perlu dilakukan disosialisasikan kepada pemerintah daerah/desa
berkoordinasi dengan kementerian terkait proses transformasi BKD.