SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
PENGANTAR
Bab ini membahas perkembangan sektor jasa
dalam perekonomian Indonesia di masa lampau,
sejak dari perbankan di masa kolonial hingga
kondisi perbankan sebelum Oktober 1988.
Perkembangan perbankan Indonesia modern yang
dimulai dengan kebijakan pemerintah melalui
paket Oktober 1988 juga didiskusikan. Kemudian,
perkembangan perbankan pada saat krisis
moneter dan perkembangan perbankan di masa
kini juga disajikan.
PERKEMBANGAN SEKTOR JASA
DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
•Perkembangan sektor jasa yang sangat
pesat setelah Indonesia mengalami krisis
moneter adalah sektor transportasi dan
komunikasi.
•Pertumbuhan yang cukup baik walaupun
fluktuatif terjadi di sektor jasa keuangan dan
real estat, sektor perdagangan, hotel-
restoran, dan sektor jasa konstruksi.
Sektor 2007 2008 200
9
2010
Pertanian 3,5 4,8 4,1 2,9
Pertambangan dan
Penggalian
1,9 0,7 4,4 3,5
Industri Manufaktur 4,7 3,7 2,2 4,5
Listrik, Gas, dan Air
Bersih
10,3 10,9 14,3 5,3
Konstruksi 8,5 7,5 7,1 7,0
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran
8,9 6,9 1,3 8,7
Transportasi dan
Komunikasi
14,0 16,6 15,5 13,5
Keuangan, Real Estat,
dan Jasa Perusahaan
8,0 8,2 5,1 5,7
Jasa-jasa Lainnya 6,4 6,2 6,4 6,0
Sumber: BPS, 2011. Berdasarkan Harga Pasar Konstan
Tahun 2000
Tabel Sumber Pertumbuhan PDB per Sektoral Tahun 2007-2010
Sektor 2007 2008 2009 2010
Pertanian 0,5 0,6 0,5 0,4
Pertambangan dan Penggalian 0,2 0,1 0,4 0,3
Industri Manufaktur 1,2 0,9 0,6 1,1
Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,1 0,1 0,1 0,0
Konstruksi 0,5 0,4 0,4 0,4
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,4 1,1 0,2 1,4
Transportasi dan Komunikasi 0,9 1, 1 1,2 1,1
Keuangan, Real Estat, dan Jasa
Perusahaan
0,7 0,7 0,5 0,5
Jasa-jasa Lainnya 0,6 0,5 0,6 0,5
Sumber: BPS, 2011 (data diolah).
PERKEMBANGAN PERBANKAN
INDONESIA SEBELUM 1988
•Bank pertama di Indonesia berdiri tahun 1746 yaitu De
Bank Van, dan berubah menjadi De Bank Courant en
Bank van Leening pada tahun 1752.
•Nederlandsche Handel Maatschapij berdiri tahun 1824,
De Javasche Bank berdiri tahun 1828 (yang berganti
nama menjadi De Javasche Bankwet tahun 1922).
•Escomptobank tahun berdiri 1857, dan Nederlandsche
Indische Handelsbank berdiri tahun 1864.
•Bank asing lain yaitu The Chartered Bank of India,
Australia, dan China tahun 1859, Hong Kong dan Shanghai
Banking Corporation tahun 1884, Bank of China tahun
1915, Yokohama Specie Bank tahun 1919, dan Mitsui Bank
tahun 1925. Pada tahun 1906,
Bank lokal pertama, Bank Vereeniging Oey
Tiong Ham, berdiri di kota Semarang.
Beberapa tahun berikutnya, pengusaha
lokal lainnya turut mendirikan bank-bank
lokal seperti Chung Hwa Shangieh
Maatschapij tahun 1913 di Medan, Batavia
Bank tahun 1918 di Batavia, Bank Nasional
Indonesia tahun 1928 di Surabaya dan
Spaarbank atau Bank Tabungan di
berbagai kota.
PERKEMBANGAN PERBANKAN
INDONESIA PASCA PAKTO 1988
Pemerintah mengenalkan strategi reformasi finansial untuk
menanggapi perubahan lingkungan ekonomi yang begitu
cepat. Reformasi finansial dimulai pada Juni 1983 ketika
Bank Indonesia membebaskan tingkat bunga, yang
dilanjutkan dengan reformasi kelembagaan perbankan
pada Oktober 1988, dan reformasi sistem perkreditan pada
Januari 1990. Berbagai peraturan tersebut diperbaiki pada
Februari 1991 dan Mei 1993, dan akhirnya kerangka legal
peraturan tersebut dilakukan pada Maret 1992. Tujuan
reformasi finansial adalah untuk mencapai efisien yang
lebih baik dalam mobilisasi dan penyaluran dana pada
berbagai projek investasi yang layak (Djiwandono, 1995a).
Setelah Pakto, jumlah bank nasional dan bank
swasta meningkat secara signifikan dari 124 di
tahun 1988 menjadi 240 di tahun 1996, sementara
jumlah kantor cabang meningkat dengan
drastis, yakni dari 1.900 menjadi lebih dari 6.000.
Pada periode tersebut, mobilisasi dana meningkat
dari US$21 milyar di 1988 menjadi US$ 85 milyar
di 1994, dan jumlah kredit yang disalurkan
meningkat dari US$ 28 milyar 1988 to US$ 99
milyar 1994
Jenis Bank 90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 95/96
Bank pemerintah
1. Jumlah bank
2. Jumlah kantor
7
1030
7
1045
7
1066
7
1088
7
1252
7
1305
Bank Pembangunan
Daerah
1. Jumlah bank
2. Jumlah kantor cabang
27
376
27
412
27
426
27
429
27
432
27
451
Bank Swasta
1. Jumlah bank
2. Jumlah kantor
114
2256
133
2775
147
2881
163
3093
166
3265
165
3531
Bank Asing dan Patungan
1. Jumlah bank
2. Jumlah kantor
28
48
29
54
39
75
39
78
40
84
41
83
Total
1. Jumlah bank
2. Jumlah kantor
176
3710
196
4286
220
4448
236
4688
240
5033
240
5370
Profil Perbankan Berdasarkan Kelompok Bank 1995 (jutaan Rupiah)
Uraian
Bank swasta
devisa
Bank
swasta
non-devisa
Bank
asing dan
patungan
Bank
daerah
Bank
BUMN
Total
Aset 150,139,697 20,246,398 35,027,387 11,063,264 162,459,9
78
378,936,7
24
Kredit 106,587,508 13,710,672 25,212,444 5,673,639 113,109,9
63
264,294,2
26
Fund 110,078,130 15,054,957 13,282,738 8,012,277 87,466,23
2
233,894,3
34
Modal 13,722,476 2,576,672 4,260,321 984,411 13,674,62
3
35,218,50
3
Laba 1,522,740 125,546 679,969 152,540 941,359 3,421,880
Sumber: Infobank, 1996.
Persentase Pertumbuhan Industri Perbankan, 1995.
Uraian
Bank
swasta
devisa
Bank
swasta
non-devisa
Bank asing
dan
patungan
Bank
daerah
Bank
BUMN
Total
Aset 33.64 39.58 27.99 27.92 16.77 25,48
Kredit 31.95 32.03 34.96 28.24 15.49 24,54
Dana
pihak
ketiga
31.44 40.69 25.48 27.09 16.62 25,52
Modal 23.93 28.26 34.27 23.63 7.54 18,31
Profit 31.41 27.90 71.00 84.96 39.05 41,76
Sumber: Infobank, 1996
Perekonomian Indonesia mengalami krisis panjang ketika
kekacauan finansial dan kejatuhan mata uang yang bermula di
Thailand pada bulan Juli 1997 dan menyebar ke wilayah Asia
Tenggara dan Pasifik. Ketika kejatuhan rupiah melanda negeri ini di
bulan Juli 1997, perekonomian Indonesia menjadi lumpuh. Pada
akhir Januari 1998, rupiah telah kehilangan nilai sebesar 80%
sejak mata uang ini diambangkan oleh Bank Indonesia pada
Agustus 1997. Dengan jatuhnya rupiah, kenaikan harga yang
terus-menerus, dan kerusuhan di berbagai kota di Indonesia,
pemerintah akhirnya menyetujui paket penyelamatan yang
ditawarkan oleh IMF sebesar US$43 milyar pada November 1997
untuk menyelamatkan negara dari reruntuhan perekonomian
(Banker, 1998).
PERBANKAN DI MASA TURMOIL
Pemerintah memulai menata perbankan
nasional dengan kombinasi penutupan bank,
merger, dan pengambilalihan. Pemerintah
mengumumkan penggabungan 4 bank negara
(BBD, BDN, Bapindo, dan Bank Exim). Pada 13
Maret 1999 pemerintah menutup 38 bank tidak
sehat dan mengambil alih 7 bank (Kompas,
1999). Pada saat yang sama pemerintah
melakukan rekapitalisasi industri perbankan.
Lehman Brothers (Far Eastern Economic
Review, 1998) memperkirakan Indonesia
membutuhkan US$17 billion atau 31% GDP
untuk menyehatkan sektor perbankan.
PERKEMBANGAN PERBANKAN
PASCA KRISIS MONETER
Untuk memulihkan perekonomian
nasional, pemerintah melimpahkan kewenangan
yang lebih luas dan tegas kepada Bank Indonesia
sebagai Bank Sentral untuk menjalankan fungsinya
selaku otoritas moneter. Ditegaskan dalam UU
No.23 tahun 1999 yang mengandung dua hal
penting, yakni
(1) independensi Bank Indonesia tanpa campur
tangan pemerintah maupun pihak-pihak lainnya
dalam menetapkan kebijakan moneter dan
keuangan,
(2) Tujuan Bank Indonesia untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah
Bank Indonesia menetapkan tiga pilar
utama yang mencakup
(1)menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter,
(2)mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, dan
(3)mengatur dan mengawasi bank (Bank
Indonesia, 2010).
Upaya untuk menata kembali sistem
perbankan dan keuangan yang sehat agar
dapat menopang perekonomian nasional
sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah
(2003) ditempuh melalui empat kelompok:
1. Rekapitalisasi bank-bank.
2. Restrukturisasi kredit perbankan.
3. Pengembangan infrastruktur perbankan.
4. Penyempurnaan pelaksanaan fungsi
pengawasan bank.
Perkembangan indikator perbankan 2002-2004
Sumber: Purwanto, 2005.
Indikator 2002 2003 2004
Loan to Deposit Ratio (LDR) 38,24 43,52 49,95
Return On Asset (ROA) 1,96 2,63 3,46
Non Performing Loan (NPL) 7,50 6,78 4,50
Capital Adequacy Ratio (CAR) 22,44 19,43 19,42
Biaya operasional/Pendapatan operasional 94,76 88,10 76.42
Indikator Perbankan Indonesia Tahun 2001-2009 (Trilyunan Rupiah)
Indikator 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008* 2009*
Penghimpunan
dana
849,2 925,6 924,6 969,9 1057,6 1237,5 1428,6 1939,2 2144,1
Penyaluran
dana
551,7 645,4 679,7 781,8 894,8 1063,2 1284,1 1824,3 2042,5
Aset 1042,1 1094,9 1117,8 1157,2 1258,4 1465,6 1690,5 2310,6 2534,1
Jumlah bank 151 145 141 138 132 131 130 124 121
Jumlah kantor
bank
6513 6824 7726 7759 7993 8283 9153 10936 12971
*Sampai Desember 2009
Sumber: Bank Indonesia, 2012.
0
500
1000
1500
2000
2500
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Penghimpunan
Penyaluran
Gambar Penghimpunan dan penyaluran dana tahun 2001-2009 (trilyun)
Sumber: Diolah dari Bank Indonesia, 2012.
TANTANGAN PEMASARAN JASA
FINANSIAL
Faktor – faktor yg mempengaruhi industri
jasa finansial.
•Faktor eksternal seperti sosial-ekonomi
•Peraturan pemerintah
•Perubahan teknologi
Persaingan dalam dunia perbankan, berasal
dari :
1. Penyedia jasa finansial lainnya seperti
perusahaan pembiayaan dan asuransi
2. Perubahan dalam trend teknologi
informasi
3. Demografi
4. Perilaku konsumen
5. Pertumbuhan ekonomi makro
6. Peningkatan pendapatan konsumen
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Gambar 1.2 Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2005-2010 (US$)
Sumber: www.bps.go.id tahun 2011
Dalam perspektif strategik, perubahan yang terjadi
pada lingkungan eksternal telah mengubah trend
persaingan pada industri jasa finansial. Harrison
(2000) menyebutkan trend persaingan umum pada
sektor jasa finansial, yakni:
1. Pergeseran dari kompetisi bukan harga menjadi
persaingan berbasis harga
2. Hambatan masuk pada sektor perbankan
menjadi lebih rendah
3. Biaya investasi di sektor perbankan relatif
menurun
4. Tidak ada lagi batasan dalam produk finansial
yang dihasilkan oleh sesama bank
5. Berkembangnya outsourcing dalam produksi
layanan jasa finansial.
Thank You

More Related Content

What's hot

Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.pptPower point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
firman afriansyah
 
PPT Hyperlink Bank Sentral
PPT Hyperlink Bank SentralPPT Hyperlink Bank Sentral
PPT Hyperlink Bank Sentral
salmiah mia
 

What's hot (19)

Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.pptPower point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
 
Bank dan Lembaga Keuangan
Bank dan Lembaga KeuanganBank dan Lembaga Keuangan
Bank dan Lembaga Keuangan
 
Peluang dan Tantangan Perkembangan Regulasi Perbankan Syariah di Indonesia
Peluang dan Tantangan Perkembangan Regulasi Perbankan Syariah di IndonesiaPeluang dan Tantangan Perkembangan Regulasi Perbankan Syariah di Indonesia
Peluang dan Tantangan Perkembangan Regulasi Perbankan Syariah di Indonesia
 
PPT Hyperlink Bank Sentral
PPT Hyperlink Bank SentralPPT Hyperlink Bank Sentral
PPT Hyperlink Bank Sentral
 
Bank umum
Bank umumBank umum
Bank umum
 
Seputar Fakta Penyelematan Bank Century 1.0
Seputar Fakta Penyelematan Bank Century 1.0Seputar Fakta Penyelematan Bank Century 1.0
Seputar Fakta Penyelematan Bank Century 1.0
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
 
Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
Pengertian, Fungsi, dan Jenis BankPengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank
 
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
 
Perbankan Modern
Perbankan ModernPerbankan Modern
Perbankan Modern
 
Introduction to banking course 2
Introduction to banking course 2Introduction to banking course 2
Introduction to banking course 2
 
Bank soal uts pengantar perbankan
Bank soal uts pengantar perbankanBank soal uts pengantar perbankan
Bank soal uts pengantar perbankan
 
Jenis jenis bank
Jenis jenis bank Jenis jenis bank
Jenis jenis bank
 
Bank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPSBank Indonesia & LPS
Bank Indonesia & LPS
 
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan ...
 
Perbankan [autosaved]
Perbankan [autosaved]Perbankan [autosaved]
Perbankan [autosaved]
 
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan LainnyaModul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Modul Kuis Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
 
Uang dan Bank
Uang dan BankUang dan Bank
Uang dan Bank
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
 

Similar to Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
langkahgontay88
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Asep Sahwani
 

Similar to Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial (20)

Uang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuanganUang dan lembaga keuangan
Uang dan lembaga keuangan
 
UANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.ppt bank dan lembaga keuangan
UANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.ppt bank dan lembaga keuanganUANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.ppt bank dan lembaga keuangan
UANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.ppt bank dan lembaga keuangan
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN BANK SERTA NON BANK.ppt
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN BANK SERTA NON BANK.pptUANG DAN LEMBAGA KEUANGAN BANK SERTA NON BANK.ppt
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN BANK SERTA NON BANK.ppt
 
UANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.ppt
UANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.pptUANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.ppt
UANG+DAN+LEMBAGA+KEUANGAN.ppt
 
Makalah bank umum
Makalah bank umumMakalah bank umum
Makalah bank umum
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Bank umum
Bank umumBank umum
Bank umum
 
Lembaga Keuangan
Lembaga KeuanganLembaga Keuangan
Lembaga Keuangan
 
Persentasi ekonomi nuzul
Persentasi ekonomi nuzulPersentasi ekonomi nuzul
Persentasi ekonomi nuzul
 
PPT KEL. 1 MNJ PERBANKAN.pptx
PPT KEL. 1 MNJ PERBANKAN.pptxPPT KEL. 1 MNJ PERBANKAN.pptx
PPT KEL. 1 MNJ PERBANKAN.pptx
 
Bank, lkbb, ojk
Bank, lkbb, ojkBank, lkbb, ojk
Bank, lkbb, ojk
 
Lembaga Keuangan
Lembaga KeuanganLembaga Keuangan
Lembaga Keuangan
 
Hukum Perbankan.pdf
Hukum Perbankan.pdfHukum Perbankan.pdf
Hukum Perbankan.pdf
 
PPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsa
PPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsaPPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsa
PPT P.INDONESIA KEL 11.pptx hjhdwajkdwiodhwijknajdnsa
 
Hukum Perbankan.docx
Hukum Perbankan.docxHukum Perbankan.docx
Hukum Perbankan.docx
 
Sistem moneter internasional
Sistem moneter internasionalSistem moneter internasional
Sistem moneter internasional
 
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuanganBab 2 bank dan lembaga keuangan
Bab 2 bank dan lembaga keuangan
 
Lembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan BankLembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan Bank
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, PENERAPAN GCG PADA PT BANK M...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, PENERAPAN GCG PADA PT BANK M...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, PENERAPAN GCG PADA PT BANK M...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, PENERAPAN GCG PADA PT BANK M...
 

More from Lizar Alfansi

Cv prof lizar alfansi 2014
Cv prof lizar alfansi 2014Cv prof lizar alfansi 2014
Cv prof lizar alfansi 2014
Lizar Alfansi
 
Bab 2 perilaku konsumen jasa finansial
Bab 2 perilaku konsumen jasa finansialBab 2 perilaku konsumen jasa finansial
Bab 2 perilaku konsumen jasa finansial
Lizar Alfansi
 
Bab 12 service culture
Bab 12 service cultureBab 12 service culture
Bab 12 service culture
Lizar Alfansi
 
Bab 11 customer retention dan kesetiaan pelanggan
Bab 11 customer retention dan kesetiaan pelangganBab 11 customer retention dan kesetiaan pelanggan
Bab 11 customer retention dan kesetiaan pelanggan
Lizar Alfansi
 
Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelangganBab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Lizar Alfansi
 
Bab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihan
Bab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihanBab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihan
Bab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihan
Lizar Alfansi
 
Bab 7 penetapan harga jasa
Bab 7 penetapan harga jasaBab 7 penetapan harga jasa
Bab 7 penetapan harga jasa
Lizar Alfansi
 

More from Lizar Alfansi (10)

Cv prof lizar alfansi 2014
Cv prof lizar alfansi 2014Cv prof lizar alfansi 2014
Cv prof lizar alfansi 2014
 
Bab 2 perilaku konsumen jasa finansial
Bab 2 perilaku konsumen jasa finansialBab 2 perilaku konsumen jasa finansial
Bab 2 perilaku konsumen jasa finansial
 
Bab 12 service culture
Bab 12 service cultureBab 12 service culture
Bab 12 service culture
 
Bab 11 customer retention dan kesetiaan pelanggan
Bab 11 customer retention dan kesetiaan pelangganBab 11 customer retention dan kesetiaan pelanggan
Bab 11 customer retention dan kesetiaan pelanggan
 
Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelangganBab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
Bab 10 membangun hubungan dengan pelanggan
 
Bab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihan
Bab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihanBab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihan
Bab 9 kegagalan jasa dan strategi pemulihan
 
Bab 7 penetapan harga jasa
Bab 7 penetapan harga jasaBab 7 penetapan harga jasa
Bab 7 penetapan harga jasa
 
Bab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansialBab 5 pengembangan jasa finansial
Bab 5 pengembangan jasa finansial
 
Bab 4 targeting dan positioning jasa finansial
Bab 4 targeting dan positioning jasa finansialBab 4 targeting dan positioning jasa finansial
Bab 4 targeting dan positioning jasa finansial
 
Bab 3 segmentasi pasar jasa finansial
Bab 3 segmentasi pasar jasa finansialBab 3 segmentasi pasar jasa finansial
Bab 3 segmentasi pasar jasa finansial
 

Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

  • 1.
  • 2. PENGANTAR Bab ini membahas perkembangan sektor jasa dalam perekonomian Indonesia di masa lampau, sejak dari perbankan di masa kolonial hingga kondisi perbankan sebelum Oktober 1988. Perkembangan perbankan Indonesia modern yang dimulai dengan kebijakan pemerintah melalui paket Oktober 1988 juga didiskusikan. Kemudian, perkembangan perbankan pada saat krisis moneter dan perkembangan perbankan di masa kini juga disajikan.
  • 3. PERKEMBANGAN SEKTOR JASA DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA •Perkembangan sektor jasa yang sangat pesat setelah Indonesia mengalami krisis moneter adalah sektor transportasi dan komunikasi. •Pertumbuhan yang cukup baik walaupun fluktuatif terjadi di sektor jasa keuangan dan real estat, sektor perdagangan, hotel- restoran, dan sektor jasa konstruksi.
  • 4. Sektor 2007 2008 200 9 2010 Pertanian 3,5 4,8 4,1 2,9 Pertambangan dan Penggalian 1,9 0,7 4,4 3,5 Industri Manufaktur 4,7 3,7 2,2 4,5 Listrik, Gas, dan Air Bersih 10,3 10,9 14,3 5,3 Konstruksi 8,5 7,5 7,1 7,0 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,9 6,9 1,3 8,7 Transportasi dan Komunikasi 14,0 16,6 15,5 13,5 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 8,0 8,2 5,1 5,7 Jasa-jasa Lainnya 6,4 6,2 6,4 6,0 Sumber: BPS, 2011. Berdasarkan Harga Pasar Konstan Tahun 2000
  • 5. Tabel Sumber Pertumbuhan PDB per Sektoral Tahun 2007-2010 Sektor 2007 2008 2009 2010 Pertanian 0,5 0,6 0,5 0,4 Pertambangan dan Penggalian 0,2 0,1 0,4 0,3 Industri Manufaktur 1,2 0,9 0,6 1,1 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,1 0,1 0,1 0,0 Konstruksi 0,5 0,4 0,4 0,4 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,4 1,1 0,2 1,4 Transportasi dan Komunikasi 0,9 1, 1 1,2 1,1 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 0,7 0,7 0,5 0,5 Jasa-jasa Lainnya 0,6 0,5 0,6 0,5 Sumber: BPS, 2011 (data diolah).
  • 6. PERKEMBANGAN PERBANKAN INDONESIA SEBELUM 1988 •Bank pertama di Indonesia berdiri tahun 1746 yaitu De Bank Van, dan berubah menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada tahun 1752. •Nederlandsche Handel Maatschapij berdiri tahun 1824, De Javasche Bank berdiri tahun 1828 (yang berganti nama menjadi De Javasche Bankwet tahun 1922). •Escomptobank tahun berdiri 1857, dan Nederlandsche Indische Handelsbank berdiri tahun 1864. •Bank asing lain yaitu The Chartered Bank of India, Australia, dan China tahun 1859, Hong Kong dan Shanghai Banking Corporation tahun 1884, Bank of China tahun 1915, Yokohama Specie Bank tahun 1919, dan Mitsui Bank tahun 1925. Pada tahun 1906,
  • 7. Bank lokal pertama, Bank Vereeniging Oey Tiong Ham, berdiri di kota Semarang. Beberapa tahun berikutnya, pengusaha lokal lainnya turut mendirikan bank-bank lokal seperti Chung Hwa Shangieh Maatschapij tahun 1913 di Medan, Batavia Bank tahun 1918 di Batavia, Bank Nasional Indonesia tahun 1928 di Surabaya dan Spaarbank atau Bank Tabungan di berbagai kota.
  • 8. PERKEMBANGAN PERBANKAN INDONESIA PASCA PAKTO 1988 Pemerintah mengenalkan strategi reformasi finansial untuk menanggapi perubahan lingkungan ekonomi yang begitu cepat. Reformasi finansial dimulai pada Juni 1983 ketika Bank Indonesia membebaskan tingkat bunga, yang dilanjutkan dengan reformasi kelembagaan perbankan pada Oktober 1988, dan reformasi sistem perkreditan pada Januari 1990. Berbagai peraturan tersebut diperbaiki pada Februari 1991 dan Mei 1993, dan akhirnya kerangka legal peraturan tersebut dilakukan pada Maret 1992. Tujuan reformasi finansial adalah untuk mencapai efisien yang lebih baik dalam mobilisasi dan penyaluran dana pada berbagai projek investasi yang layak (Djiwandono, 1995a).
  • 9. Setelah Pakto, jumlah bank nasional dan bank swasta meningkat secara signifikan dari 124 di tahun 1988 menjadi 240 di tahun 1996, sementara jumlah kantor cabang meningkat dengan drastis, yakni dari 1.900 menjadi lebih dari 6.000. Pada periode tersebut, mobilisasi dana meningkat dari US$21 milyar di 1988 menjadi US$ 85 milyar di 1994, dan jumlah kredit yang disalurkan meningkat dari US$ 28 milyar 1988 to US$ 99 milyar 1994
  • 10. Jenis Bank 90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 95/96 Bank pemerintah 1. Jumlah bank 2. Jumlah kantor 7 1030 7 1045 7 1066 7 1088 7 1252 7 1305 Bank Pembangunan Daerah 1. Jumlah bank 2. Jumlah kantor cabang 27 376 27 412 27 426 27 429 27 432 27 451 Bank Swasta 1. Jumlah bank 2. Jumlah kantor 114 2256 133 2775 147 2881 163 3093 166 3265 165 3531 Bank Asing dan Patungan 1. Jumlah bank 2. Jumlah kantor 28 48 29 54 39 75 39 78 40 84 41 83 Total 1. Jumlah bank 2. Jumlah kantor 176 3710 196 4286 220 4448 236 4688 240 5033 240 5370
  • 11. Profil Perbankan Berdasarkan Kelompok Bank 1995 (jutaan Rupiah) Uraian Bank swasta devisa Bank swasta non-devisa Bank asing dan patungan Bank daerah Bank BUMN Total Aset 150,139,697 20,246,398 35,027,387 11,063,264 162,459,9 78 378,936,7 24 Kredit 106,587,508 13,710,672 25,212,444 5,673,639 113,109,9 63 264,294,2 26 Fund 110,078,130 15,054,957 13,282,738 8,012,277 87,466,23 2 233,894,3 34 Modal 13,722,476 2,576,672 4,260,321 984,411 13,674,62 3 35,218,50 3 Laba 1,522,740 125,546 679,969 152,540 941,359 3,421,880 Sumber: Infobank, 1996.
  • 12. Persentase Pertumbuhan Industri Perbankan, 1995. Uraian Bank swasta devisa Bank swasta non-devisa Bank asing dan patungan Bank daerah Bank BUMN Total Aset 33.64 39.58 27.99 27.92 16.77 25,48 Kredit 31.95 32.03 34.96 28.24 15.49 24,54 Dana pihak ketiga 31.44 40.69 25.48 27.09 16.62 25,52 Modal 23.93 28.26 34.27 23.63 7.54 18,31 Profit 31.41 27.90 71.00 84.96 39.05 41,76 Sumber: Infobank, 1996
  • 13. Perekonomian Indonesia mengalami krisis panjang ketika kekacauan finansial dan kejatuhan mata uang yang bermula di Thailand pada bulan Juli 1997 dan menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Pasifik. Ketika kejatuhan rupiah melanda negeri ini di bulan Juli 1997, perekonomian Indonesia menjadi lumpuh. Pada akhir Januari 1998, rupiah telah kehilangan nilai sebesar 80% sejak mata uang ini diambangkan oleh Bank Indonesia pada Agustus 1997. Dengan jatuhnya rupiah, kenaikan harga yang terus-menerus, dan kerusuhan di berbagai kota di Indonesia, pemerintah akhirnya menyetujui paket penyelamatan yang ditawarkan oleh IMF sebesar US$43 milyar pada November 1997 untuk menyelamatkan negara dari reruntuhan perekonomian (Banker, 1998). PERBANKAN DI MASA TURMOIL
  • 14. Pemerintah memulai menata perbankan nasional dengan kombinasi penutupan bank, merger, dan pengambilalihan. Pemerintah mengumumkan penggabungan 4 bank negara (BBD, BDN, Bapindo, dan Bank Exim). Pada 13 Maret 1999 pemerintah menutup 38 bank tidak sehat dan mengambil alih 7 bank (Kompas, 1999). Pada saat yang sama pemerintah melakukan rekapitalisasi industri perbankan. Lehman Brothers (Far Eastern Economic Review, 1998) memperkirakan Indonesia membutuhkan US$17 billion atau 31% GDP untuk menyehatkan sektor perbankan.
  • 15. PERKEMBANGAN PERBANKAN PASCA KRISIS MONETER Untuk memulihkan perekonomian nasional, pemerintah melimpahkan kewenangan yang lebih luas dan tegas kepada Bank Indonesia sebagai Bank Sentral untuk menjalankan fungsinya selaku otoritas moneter. Ditegaskan dalam UU No.23 tahun 1999 yang mengandung dua hal penting, yakni (1) independensi Bank Indonesia tanpa campur tangan pemerintah maupun pihak-pihak lainnya dalam menetapkan kebijakan moneter dan keuangan, (2) Tujuan Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
  • 16. Bank Indonesia menetapkan tiga pilar utama yang mencakup (1)menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, (2)mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan (3)mengatur dan mengawasi bank (Bank Indonesia, 2010).
  • 17. Upaya untuk menata kembali sistem perbankan dan keuangan yang sehat agar dapat menopang perekonomian nasional sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah (2003) ditempuh melalui empat kelompok: 1. Rekapitalisasi bank-bank. 2. Restrukturisasi kredit perbankan. 3. Pengembangan infrastruktur perbankan. 4. Penyempurnaan pelaksanaan fungsi pengawasan bank.
  • 18. Perkembangan indikator perbankan 2002-2004 Sumber: Purwanto, 2005. Indikator 2002 2003 2004 Loan to Deposit Ratio (LDR) 38,24 43,52 49,95 Return On Asset (ROA) 1,96 2,63 3,46 Non Performing Loan (NPL) 7,50 6,78 4,50 Capital Adequacy Ratio (CAR) 22,44 19,43 19,42 Biaya operasional/Pendapatan operasional 94,76 88,10 76.42
  • 19. Indikator Perbankan Indonesia Tahun 2001-2009 (Trilyunan Rupiah) Indikator 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008* 2009* Penghimpunan dana 849,2 925,6 924,6 969,9 1057,6 1237,5 1428,6 1939,2 2144,1 Penyaluran dana 551,7 645,4 679,7 781,8 894,8 1063,2 1284,1 1824,3 2042,5 Aset 1042,1 1094,9 1117,8 1157,2 1258,4 1465,6 1690,5 2310,6 2534,1 Jumlah bank 151 145 141 138 132 131 130 124 121 Jumlah kantor bank 6513 6824 7726 7759 7993 8283 9153 10936 12971 *Sampai Desember 2009 Sumber: Bank Indonesia, 2012.
  • 20. 0 500 1000 1500 2000 2500 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Penghimpunan Penyaluran Gambar Penghimpunan dan penyaluran dana tahun 2001-2009 (trilyun) Sumber: Diolah dari Bank Indonesia, 2012.
  • 21. TANTANGAN PEMASARAN JASA FINANSIAL Faktor – faktor yg mempengaruhi industri jasa finansial. •Faktor eksternal seperti sosial-ekonomi •Peraturan pemerintah •Perubahan teknologi
  • 22. Persaingan dalam dunia perbankan, berasal dari : 1. Penyedia jasa finansial lainnya seperti perusahaan pembiayaan dan asuransi 2. Perubahan dalam trend teknologi informasi 3. Demografi 4. Perilaku konsumen 5. Pertumbuhan ekonomi makro 6. Peningkatan pendapatan konsumen
  • 23. 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 1.2 Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2005-2010 (US$) Sumber: www.bps.go.id tahun 2011
  • 24. Dalam perspektif strategik, perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal telah mengubah trend persaingan pada industri jasa finansial. Harrison (2000) menyebutkan trend persaingan umum pada sektor jasa finansial, yakni: 1. Pergeseran dari kompetisi bukan harga menjadi persaingan berbasis harga 2. Hambatan masuk pada sektor perbankan menjadi lebih rendah 3. Biaya investasi di sektor perbankan relatif menurun 4. Tidak ada lagi batasan dalam produk finansial yang dihasilkan oleh sesama bank 5. Berkembangnya outsourcing dalam produksi layanan jasa finansial.