SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
BAB III
PEMBUATAN TRAINER PENGKABUTAN MESIN DIESEL
3.1 Tahap awal pembuatan
Proses pembuatan diawali dengan melakukan pemilihan dan pencarian
kmponen-komponen yang dibutuhkan. Komponen yang dibutuhkan meliputi
komponen utama dan komponen pendukung. Komponen utama yaitu meliputi :
pompa injeksi, nozzle, motor listrik, selang, puli dan rangka. Komponeen
pendukung meliputi pencahayaan dan penutup injektor. Komponen –komponen
yang sudah terkumpul kemudian dirangkai menjadi sebuah trainer pengkabutan.
3.2 Proses pembuatan rangka
3.2.1 Proses pembuatan gambar
Proses awal pembuatan rangka yaitu dengan menggambar bentuk rangka
yang akan di buat. Dalam menentukan ukuran rangka sebelum itu mengukur
komponen dan menentukan letak posisi komponen yang akan menjadi trainer.
Pembuatan rangka mempertimbangkan tingginya digunakan untuk praktikum.
Gambar 3. 1 Desain rangka
3.2.2 Proses pemotongan
Setelah gambar rangka selesai, maka ukuran bahan baku juga akan
diketahui. Pemotongan bahan baku akan disesuaikan dengan kebutuhan untuk
membuat bentuk rangka yang diinginkan. Proses pemotongan dilakukan
menngunakan alat beerupa gerinda dan juga gergaji besi.
Gambar 3. 2 Proses pemotongan besi menggunakan gergaji besi
Setelah proses pemotongan kemudian dilanjutkan perapian pada tepi bahan
yang akan dilakukan pengelasan menggunakan gerinda. Perapian bertujuan untuk
memudahkan dalam proses pengelasan. Kemudian dilanjutkan untuk proses
selanjutnya yaitu proses drilling maupun pengelasan.
Gambar 3. 3 Proses grinnding
3.2.3 Proses pengelasan
Proses pengelasan yaitu proses penyambungan bahan baku untuk membuat
menjadi bentuk seperti gambar rangka yang dibutuhkan. Proses pengelasan ini
dilakukan menggunakan las SMAW ( Shield Metal Arc Welding ). Proses
pengelasan dikerjakan setelah bahan baku pembuat rangka terpotong sesuai
gambar. Proses pengelasan juga disebut juga proses perakitan atau penggabungan
potongan-potongan bahan menjadi rangka sesuai yang di gambar.
Gambar 3. 4 Proses pengelasan rangka
3.2.4 Proses Pelubangan
Proses pelubangan adalah proses pembuatan lubang pada rangka yang
digunakan sebagai tempat komponen-komponen trainer. Proses ini dilakukan
menggunakan mesin drilling. Drilling dilakukan dua tahap, yaitu sebelum proses
pengelasan dan sesudah proses pengelasan. Drilling yang dilakukan sebelum
proses pengelasan yaitu mengunakan mesin drilling duduk. Posisi ini merupakan
posisi yang susah dijangkau jika menggunakan mesin drilling portable.
Sedangkan posisi yang memungkinkan untuk dilakukan drill setelah proses
pengelasan yaitu untuk komponen tambahan.
Gambar 3. 5 Proses drilling
3.2.5 Proses finising
Proses finising merupakan tahapan terakhir dari proses pembuatan rangka.
Proses ini mencangkup proses merapikan rangka dan proses pengecatan. Proses
finising dilakukan bertujuan untuk merapikan rangka.
Gambar 3. 6 Bentuk akhir rangka trainer pengkabutan
3.3 Bosch Pump dan Nozlle Injection
3.3.1 Bosch Pump
Bosch pump adalah komponen utama dari pembuatan trainer pengkabutan
ini. Bosch pump berfungsi sebagai pompa bahan bakar seperti halnya fungsi
bosch pump pada mesin diesel. Bosch pump yang digunakan pada pembuatan
trainer ini adalah bosch pump unit truk Mitsubisi Colt-t 100 ps tahun pembuatan
2000. Penggunaan bosch pump ini dikarenakan tipe ini mudah di jumpai di pasar.
Bosch pump tersebut relatif mudah diperbaiki jika mengalami kerusakan dan
untuk dijadikan bahan ajar relatif mudah dipelajari.
Spesifikasi bosch pump ini adalah tipe in-line. Bosch pump ini memiliki
empat buah delivery valve. Empat delivery valve tersebut terbagi dan menyuplai
setiap silinder pada ruang bakar mesin diesel. Bosch pump memerlukan putaran
minimal 100 rpm untuk dapat bekerja dan mencapai tekanan sebesar 300 bar.
Gambar 3. 7 Bosch pump Mitsubisi Colt Diesel 100ps
Pemasangan Puli bertujuan untuk memudahkan proses pemutaran pada
bosch pump tersebut. Pengaturan kecepatan putar diatur sesuai pada saat mesin
hidup stasioner dengan kecepatan putar minimal 100 rpm. Pengaturan volume
pada control rack juga diatur sesuai pada saat stasioner. Hal ini diharapkan dapat
terlihat jelas pada pengkabutan dikarenakan pada saat iu putaran mesin tidak
terlalu tinggi tetapi masih dalam keadaan stabil.
Gambar 3. 8 Plunyer
Penyetelan plunyer untuk menentukan volume bahan bakar yang akan
dipompa oleh bosch pump. Penyetelan dilakukan untuk menyamakan tiap-tiap
plunyer dalam memompa. Keausan plunyer menjadi penyebab perbedaan volume
bahan bakar yang akan di pompa.
3.3.2 Nozlle
Nozlln adalah komponen yang berfungsi sebagai penghasil tekanan tinggi
yang selanjutnya menjadikan bahan bakar menjadi kabut / atomisasi. Prinsip kerja
nozzle ini adalah meneruskan aliran bahan bakar bertekanan dari bosch pump dan
menahanya hingga tekanan yang dapat ditahan oleh komponen spring yang ada
pada nozzle. Kemudian bahan bakar yang mengalir tersebut akan mencapai
tekanan maksimal yang bisa ditahan dan setelah itu spring membuka dan bahan
bakar keluar pada lubang kecil pada kepala nozzle dengan tekanan yang sangat
tinggi dan menjadi kabut / atomisasi terjadi.
Nozzle ini menggunakan komponen nozzle dari Mitssubisi colt diesel 100
ps di buat sama dengan komponen bosch pump. Nozzle ini termasuk tipe pintal
dan multi lubang. Nozzle tersebut berbentuk pin dan pada kepala nozzle memiliki
lima lubang dengan jarak antar lubang yaitu 72°. Kelima lubang tersebut
menyemprotkan bahan bakar kesegala arah dan dengan volume yang sama. Nozzle
ini dapat bekerja pada keadaan normal yaitu dengan tekanan 230 bar. Tekanan
230 bar pada nozzle akan membuat kabut yang sempurna untuk disemprotkan
keruang bakar mesin.
Gambar 3. 9 Nozzle injector
Nozzle di buat bervariasi dengan tekanan yang berbeda. Pada nozzle
pertama (dari kiri) adalah nozzle terbaik dan normal. Nozzle pertama bertekanan
230 bar dan sudut penyemprotan 72°. Tiga nozzle yang lain dibuat tekanan kurang
dari 230 bar dan kerusakan yang lain.
3.4 Motor listrik
Motor listrik adalah komponen penggerak dengan mekanisme kerja
merubah dari tenaga listrik menjadi gerak putar. Pada pembuatan trainer ini
menggunakan penggerak utama berupa motor listrik. Motor listrik dipilih karena
lebih sederhana dan mudah di rangkai.
Motor listrik yang dipakai adalah motor listrik satu phase dengan
kecepatan putar mencapai 2850 rpm. Motor listrik tersebut adalah motor listrik
DAB tipe Akuajet 375 A. Motor listrik ini dipilih karena mempunyai kecepatan
putar yang tinggi dan daya mencapai 357 Watt.
Gambar 3. 10 Spesifikasi motor listrik
3.5 Puli dan Belt
Puli dan belt digunakan untuk menstransmisi putaran yang berasal dari
motor listrik untuk memutar bosch pump. Puli juga digunakan untuk mereduksi
putaran yang dihasilkan motor listrik agar tidak terlalu tinggi.
Susunan puli dibuat menjadi 3 tingkatan. Pertama puli pada putaran motor
listrik dan puli kedua dan ketiga sebagi penghubung menjadi satu poros dan puli
keempat berada pada bosch pump sebagai pemutar bosch pump.
Gambar 3. 11 Sekema puli
Pengukuran kecepatan puli menggunakan tacho meter untuk mengetahui
kecepatan sesunguhnya pada puli.
Gambar 3. 12 Pengukuran kecepatan putar pada motor listrik (puli 1)
Gambar 3. 13 Pengukuran kecepatan putar pada bosch pump (puli 4)
Table 3.1 kecepatan puli
No puli Diameter (inc) Kecepatan (rpm) Keterangan
1 2 2984 Motor listrik
2 6 857 Satu poros
3 2 857 Satu poros
4 6 278 Bosch pump
Analisa perhitungan kecepatan puli
Diameter (inc) × kecepatan (rpm) = konstan
Diameter 1 × kecepatan 1 = diameter 2 × kecepatan 2
Analisa perhitungan belt
Penggunaan belt adalah tipe a sesuai dengan desain puli. Dengan data yang
diketahui pada table diata maka perhitungan panjang puli yang dipakai adalah
Gambar 3. 14 Perencanaan belt
Panjang sabuk (L)
L = 2 X + (dp + Dp) + (Dp – dp)²
2” = 50.8 mm
6” = 152.4 mm
X1 = 350 mm
X2 = 450
Ukuran panjang untuk belt 1 :
>L1 = 2 × x1 + ( 50.8 + 152.4 ) + ( 152.4 – 50.8 )²
= 2 × 350 + ( 203.2 ) + (101.6)²
= 700 + 319.2 + 7.4
= 1026.6 mm
1026.6 mm = 40.41”
Jadi, ukuran panjang belt 1 A40
Ukuran panjang untuk belt 2 :
>L2 = 22 × x1 + ( 50.8 + 152.4 ) + ( 152.4 – 50.8 )²
= 2 × 450 + ( 203.2 ) + (101.6)²
= 900 + 319.2 + 0.6
= 1219.8 mm
1219.8mm = 48.02”
Jadi, ukuran panjang belt 2 A48
3.6 Filter dan Saluran Bahan Bakar
Filter adalah komponen yang berfungsi sebagai penyaring kotoran yang
masuk kedalam sistem bahan bakar. Filter mempunyai terletak setelah tangki pada
sistem aliran bahan bakar pada trainer ini. Filter yang digunakan adalah filter
bahan bakar unit Mitstubisi colt diesel 100ps karena untuk mempermudah
rangkaian.
Gambar 3. 15 Filter bahan bakar
Filter merupakan komponen yang sangat penting untuk menjaga sistem
kerja dari alat ini. Umur komponen sistem aliran bahan bakar diesel sangat
ditentukan oleh mutu saringan/filter serta perawatan berkala sistem bahan bakar.
Tekanan bahan bakar yang dihasilkan oleh bosch pump melalui plunyer dan barel
serta nozzle. Karena itu masing-masing komponen dirancang sedemikian presisi.
Hal ini mengharuskan bahan bakar harus bersih dan tidak terkontaminasi oleh
material lain sebelum masuk bosch pump dan nozzle.
3.7 Tangki Bahan Bakar
Tangki bahan bakar adalah tempat untuk menampung bahan bakar dalam
sistem bahan bakar. Tangki bahan bakar harus terbuat dari bahan yang kuat dan
tahan korosi. Tangki bahan bakar dibuat dari plat baja yang tipis dikarenakan
supaya tidak terlalu berat. Tangki bahan bakar diletakan sedemikian rupa jauh dari
motor agar lebih aman terhadap bahaya kebakaran.
Gambar 3. 16 Tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar mempunyai 3 saluran dan satu untuk saluran
pengisian. Saluran atas dekat dengan pengisian yaitu saluran udara digunakan
sebagai aliran udara bertujuan agar aliran kembali solar dari nozzle lancar. Saluran
yang pada bagian samping terdapat 2 buah. Funsi saluran samping yang pada
bagian atas yaitu untuk aliran kembali bahan bakar yang telah masuk sistem yaitu
dari bosch pump dan sisa dari nozzle. Saluran pada bagian bawah berfungsi
mengalirkan solar dari tangki untuk menuju filter selanjutnya akan masuk ke
bosch pump dan nozzle.
3.8 Bearing Units
Bearing units adalah bantalan yang digunakan meletakan poros. Poros
tersebut berfungsi sebagai dudukan puli dua dan puli tiga. Komponen bearing
units terdiri dari dua buah untuk bantalan poros. Bearing units terdiri dari bola
baja yang menyusun bantalan baja sehingga dapat berputar pada bagian dalam dan
pada bagian luar tetap dalam keadaan diam.
Gambar 3. 17 Bearing unit
3.9 Akrilik
Akrilik digunkan sebagai pengganti mika. Tedapat 2 akrilik pada trainer
sistem bahan bakar yaitu :
1. Penempatan pertama adalah pada bagian atas kanan rangka trainer, akrilik ini
berfungsi sebagai dasar untuk wadah saklar on off dan gambar aliran trainer
sistem bahan bakar. Dengan ukuran 25 x 20 cm dengan ketebalan 0,3 cm.
Dengan menggunakan akrilik ini diharapkan mempermudah pengoperasian
simulator tersebut.
Gambar 3. 18 Aklirik depan
2. Penempatan kedua adalah pada bagian atas kiri rangka trainer, dengan ukuran
38 x 10 cm, dibagi menjadi 4 bilik dengan jarak tiap bilik adalah 9 cm.
Akrilirik dalam posisi ini berfungsi sebagai penampung sekaligus pembatas
semprotan atau pengkabutan bahan bakar dari nozzle, dimana selanjutnya
bahan bakar yang tertampung akan dialirkan menuju tangki bahan bakar
melalui perantara selang bahan bakar
Gambar 3. 19 Aklirik penampung bahan bakar

More Related Content

What's hot

PPT Jangka sorong.ppt
PPT Jangka sorong.pptPPT Jangka sorong.ppt
PPT Jangka sorong.pptNovaRahmadi2
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaAdi S P
 
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan hero1964
 
Materi k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawMateri k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawDiki Falyana
 
Peralatan dan perlengkapan_kerja
Peralatan dan perlengkapan_kerjaPeralatan dan perlengkapan_kerja
Peralatan dan perlengkapan_kerjaEko Supriyadi
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Belajar kontrol
Belajar kontrolBelajar kontrol
Belajar kontrolketutjuan
 
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tanganRomi Indra Saputra
 
Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaWinarso Arso
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclerezon arif
 
Buku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendah
Buku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendahBuku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendah
Buku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendahAdy D'la-la
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif
Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif
Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif Senju VII
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyYusrizal Azmi
 

What's hot (20)

PPT Jangka sorong.ppt
PPT Jangka sorong.pptPPT Jangka sorong.ppt
PPT Jangka sorong.ppt
 
Jobsheet sistem-kendali-1
Jobsheet sistem-kendali-1Jobsheet sistem-kendali-1
Jobsheet sistem-kendali-1
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
 
Materi k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smawMateri k3 pengelasan smaw
Materi k3 pengelasan smaw
 
Peralatan dan perlengkapan_kerja
Peralatan dan perlengkapan_kerjaPeralatan dan perlengkapan_kerja
Peralatan dan perlengkapan_kerja
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
pompa
pompapompa
pompa
 
Belajar kontrol
Belajar kontrolBelajar kontrol
Belajar kontrol
 
TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA
 
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
2. c.28 log18.001.2 menggunakan perkakas tangan
 
Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scba
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
 
Buku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendah
Buku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendahBuku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendah
Buku puil keselamatan dan pemasangan instalasi listrik voltase rendah
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif
Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif
Keselamatan Kesehatan Kerja Bengkel Otomotif
 
1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & Safety
 

Similar to PEMBANGUNAN TRAINER

Similar to PEMBANGUNAN TRAINER (20)

Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
 
Sistem penggerak
Sistem penggerakSistem penggerak
Sistem penggerak
 
Sistem penggerak
Sistem penggerakSistem penggerak
Sistem penggerak
 
Dasar Mesin.ppt
Dasar Mesin.pptDasar Mesin.ppt
Dasar Mesin.ppt
 
Motor diesel
Motor dieselMotor diesel
Motor diesel
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
15_BAB_III.pdf
15_BAB_III.pdf15_BAB_III.pdf
15_BAB_III.pdf
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
 
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdfbab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
1. dasar kerja motor
1. dasar kerja motor1. dasar kerja motor
1. dasar kerja motor
 
Ipi293800
Ipi293800Ipi293800
Ipi293800
 
DASAR-DASAR OTOMOTIF PERTEMUAN 2 JURUAN TEKNIK OTOMOTF
DASAR-DASAR OTOMOTIF PERTEMUAN 2 JURUAN TEKNIK OTOMOTFDASAR-DASAR OTOMOTIF PERTEMUAN 2 JURUAN TEKNIK OTOMOTF
DASAR-DASAR OTOMOTIF PERTEMUAN 2 JURUAN TEKNIK OTOMOTF
 
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
 
Pengabut.pptx
Pengabut.pptxPengabut.pptx
Pengabut.pptx
 
131 122-1-pb
131 122-1-pb131 122-1-pb
131 122-1-pb
 
Bab ii engine sepeda motor
Bab ii engine sepeda motorBab ii engine sepeda motor
Bab ii engine sepeda motor
 
Bahagian mesin
Bahagian mesinBahagian mesin
Bahagian mesin
 
Bahagian mesin
Bahagian mesinBahagian mesin
Bahagian mesin
 
Job sheet overhole motor bensin
Job sheet overhole motor bensinJob sheet overhole motor bensin
Job sheet overhole motor bensin
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (9)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

PEMBANGUNAN TRAINER

  • 1. BAB III PEMBUATAN TRAINER PENGKABUTAN MESIN DIESEL 3.1 Tahap awal pembuatan Proses pembuatan diawali dengan melakukan pemilihan dan pencarian kmponen-komponen yang dibutuhkan. Komponen yang dibutuhkan meliputi komponen utama dan komponen pendukung. Komponen utama yaitu meliputi : pompa injeksi, nozzle, motor listrik, selang, puli dan rangka. Komponeen pendukung meliputi pencahayaan dan penutup injektor. Komponen –komponen yang sudah terkumpul kemudian dirangkai menjadi sebuah trainer pengkabutan. 3.2 Proses pembuatan rangka 3.2.1 Proses pembuatan gambar Proses awal pembuatan rangka yaitu dengan menggambar bentuk rangka yang akan di buat. Dalam menentukan ukuran rangka sebelum itu mengukur komponen dan menentukan letak posisi komponen yang akan menjadi trainer. Pembuatan rangka mempertimbangkan tingginya digunakan untuk praktikum. Gambar 3. 1 Desain rangka
  • 2. 3.2.2 Proses pemotongan Setelah gambar rangka selesai, maka ukuran bahan baku juga akan diketahui. Pemotongan bahan baku akan disesuaikan dengan kebutuhan untuk membuat bentuk rangka yang diinginkan. Proses pemotongan dilakukan menngunakan alat beerupa gerinda dan juga gergaji besi. Gambar 3. 2 Proses pemotongan besi menggunakan gergaji besi Setelah proses pemotongan kemudian dilanjutkan perapian pada tepi bahan yang akan dilakukan pengelasan menggunakan gerinda. Perapian bertujuan untuk memudahkan dalam proses pengelasan. Kemudian dilanjutkan untuk proses selanjutnya yaitu proses drilling maupun pengelasan. Gambar 3. 3 Proses grinnding 3.2.3 Proses pengelasan Proses pengelasan yaitu proses penyambungan bahan baku untuk membuat menjadi bentuk seperti gambar rangka yang dibutuhkan. Proses pengelasan ini dilakukan menggunakan las SMAW ( Shield Metal Arc Welding ). Proses pengelasan dikerjakan setelah bahan baku pembuat rangka terpotong sesuai
  • 3. gambar. Proses pengelasan juga disebut juga proses perakitan atau penggabungan potongan-potongan bahan menjadi rangka sesuai yang di gambar. Gambar 3. 4 Proses pengelasan rangka 3.2.4 Proses Pelubangan Proses pelubangan adalah proses pembuatan lubang pada rangka yang digunakan sebagai tempat komponen-komponen trainer. Proses ini dilakukan menggunakan mesin drilling. Drilling dilakukan dua tahap, yaitu sebelum proses pengelasan dan sesudah proses pengelasan. Drilling yang dilakukan sebelum proses pengelasan yaitu mengunakan mesin drilling duduk. Posisi ini merupakan posisi yang susah dijangkau jika menggunakan mesin drilling portable. Sedangkan posisi yang memungkinkan untuk dilakukan drill setelah proses pengelasan yaitu untuk komponen tambahan. Gambar 3. 5 Proses drilling
  • 4. 3.2.5 Proses finising Proses finising merupakan tahapan terakhir dari proses pembuatan rangka. Proses ini mencangkup proses merapikan rangka dan proses pengecatan. Proses finising dilakukan bertujuan untuk merapikan rangka. Gambar 3. 6 Bentuk akhir rangka trainer pengkabutan 3.3 Bosch Pump dan Nozlle Injection 3.3.1 Bosch Pump Bosch pump adalah komponen utama dari pembuatan trainer pengkabutan ini. Bosch pump berfungsi sebagai pompa bahan bakar seperti halnya fungsi bosch pump pada mesin diesel. Bosch pump yang digunakan pada pembuatan trainer ini adalah bosch pump unit truk Mitsubisi Colt-t 100 ps tahun pembuatan 2000. Penggunaan bosch pump ini dikarenakan tipe ini mudah di jumpai di pasar. Bosch pump tersebut relatif mudah diperbaiki jika mengalami kerusakan dan untuk dijadikan bahan ajar relatif mudah dipelajari. Spesifikasi bosch pump ini adalah tipe in-line. Bosch pump ini memiliki empat buah delivery valve. Empat delivery valve tersebut terbagi dan menyuplai setiap silinder pada ruang bakar mesin diesel. Bosch pump memerlukan putaran minimal 100 rpm untuk dapat bekerja dan mencapai tekanan sebesar 300 bar.
  • 5. Gambar 3. 7 Bosch pump Mitsubisi Colt Diesel 100ps Pemasangan Puli bertujuan untuk memudahkan proses pemutaran pada bosch pump tersebut. Pengaturan kecepatan putar diatur sesuai pada saat mesin hidup stasioner dengan kecepatan putar minimal 100 rpm. Pengaturan volume pada control rack juga diatur sesuai pada saat stasioner. Hal ini diharapkan dapat terlihat jelas pada pengkabutan dikarenakan pada saat iu putaran mesin tidak terlalu tinggi tetapi masih dalam keadaan stabil. Gambar 3. 8 Plunyer Penyetelan plunyer untuk menentukan volume bahan bakar yang akan dipompa oleh bosch pump. Penyetelan dilakukan untuk menyamakan tiap-tiap plunyer dalam memompa. Keausan plunyer menjadi penyebab perbedaan volume bahan bakar yang akan di pompa.
  • 6. 3.3.2 Nozlle Nozlln adalah komponen yang berfungsi sebagai penghasil tekanan tinggi yang selanjutnya menjadikan bahan bakar menjadi kabut / atomisasi. Prinsip kerja nozzle ini adalah meneruskan aliran bahan bakar bertekanan dari bosch pump dan menahanya hingga tekanan yang dapat ditahan oleh komponen spring yang ada pada nozzle. Kemudian bahan bakar yang mengalir tersebut akan mencapai tekanan maksimal yang bisa ditahan dan setelah itu spring membuka dan bahan bakar keluar pada lubang kecil pada kepala nozzle dengan tekanan yang sangat tinggi dan menjadi kabut / atomisasi terjadi. Nozzle ini menggunakan komponen nozzle dari Mitssubisi colt diesel 100 ps di buat sama dengan komponen bosch pump. Nozzle ini termasuk tipe pintal dan multi lubang. Nozzle tersebut berbentuk pin dan pada kepala nozzle memiliki lima lubang dengan jarak antar lubang yaitu 72°. Kelima lubang tersebut menyemprotkan bahan bakar kesegala arah dan dengan volume yang sama. Nozzle ini dapat bekerja pada keadaan normal yaitu dengan tekanan 230 bar. Tekanan 230 bar pada nozzle akan membuat kabut yang sempurna untuk disemprotkan keruang bakar mesin. Gambar 3. 9 Nozzle injector Nozzle di buat bervariasi dengan tekanan yang berbeda. Pada nozzle pertama (dari kiri) adalah nozzle terbaik dan normal. Nozzle pertama bertekanan 230 bar dan sudut penyemprotan 72°. Tiga nozzle yang lain dibuat tekanan kurang dari 230 bar dan kerusakan yang lain.
  • 7. 3.4 Motor listrik Motor listrik adalah komponen penggerak dengan mekanisme kerja merubah dari tenaga listrik menjadi gerak putar. Pada pembuatan trainer ini menggunakan penggerak utama berupa motor listrik. Motor listrik dipilih karena lebih sederhana dan mudah di rangkai. Motor listrik yang dipakai adalah motor listrik satu phase dengan kecepatan putar mencapai 2850 rpm. Motor listrik tersebut adalah motor listrik DAB tipe Akuajet 375 A. Motor listrik ini dipilih karena mempunyai kecepatan putar yang tinggi dan daya mencapai 357 Watt. Gambar 3. 10 Spesifikasi motor listrik 3.5 Puli dan Belt Puli dan belt digunakan untuk menstransmisi putaran yang berasal dari motor listrik untuk memutar bosch pump. Puli juga digunakan untuk mereduksi putaran yang dihasilkan motor listrik agar tidak terlalu tinggi. Susunan puli dibuat menjadi 3 tingkatan. Pertama puli pada putaran motor listrik dan puli kedua dan ketiga sebagi penghubung menjadi satu poros dan puli keempat berada pada bosch pump sebagai pemutar bosch pump.
  • 8. Gambar 3. 11 Sekema puli Pengukuran kecepatan puli menggunakan tacho meter untuk mengetahui kecepatan sesunguhnya pada puli. Gambar 3. 12 Pengukuran kecepatan putar pada motor listrik (puli 1) Gambar 3. 13 Pengukuran kecepatan putar pada bosch pump (puli 4)
  • 9. Table 3.1 kecepatan puli No puli Diameter (inc) Kecepatan (rpm) Keterangan 1 2 2984 Motor listrik 2 6 857 Satu poros 3 2 857 Satu poros 4 6 278 Bosch pump Analisa perhitungan kecepatan puli Diameter (inc) × kecepatan (rpm) = konstan Diameter 1 × kecepatan 1 = diameter 2 × kecepatan 2 Analisa perhitungan belt Penggunaan belt adalah tipe a sesuai dengan desain puli. Dengan data yang diketahui pada table diata maka perhitungan panjang puli yang dipakai adalah Gambar 3. 14 Perencanaan belt Panjang sabuk (L) L = 2 X + (dp + Dp) + (Dp – dp)² 2” = 50.8 mm 6” = 152.4 mm X1 = 350 mm X2 = 450
  • 10. Ukuran panjang untuk belt 1 : >L1 = 2 × x1 + ( 50.8 + 152.4 ) + ( 152.4 – 50.8 )² = 2 × 350 + ( 203.2 ) + (101.6)² = 700 + 319.2 + 7.4 = 1026.6 mm 1026.6 mm = 40.41” Jadi, ukuran panjang belt 1 A40 Ukuran panjang untuk belt 2 : >L2 = 22 × x1 + ( 50.8 + 152.4 ) + ( 152.4 – 50.8 )² = 2 × 450 + ( 203.2 ) + (101.6)² = 900 + 319.2 + 0.6 = 1219.8 mm 1219.8mm = 48.02” Jadi, ukuran panjang belt 2 A48 3.6 Filter dan Saluran Bahan Bakar Filter adalah komponen yang berfungsi sebagai penyaring kotoran yang masuk kedalam sistem bahan bakar. Filter mempunyai terletak setelah tangki pada sistem aliran bahan bakar pada trainer ini. Filter yang digunakan adalah filter bahan bakar unit Mitstubisi colt diesel 100ps karena untuk mempermudah rangkaian.
  • 11. Gambar 3. 15 Filter bahan bakar Filter merupakan komponen yang sangat penting untuk menjaga sistem kerja dari alat ini. Umur komponen sistem aliran bahan bakar diesel sangat ditentukan oleh mutu saringan/filter serta perawatan berkala sistem bahan bakar. Tekanan bahan bakar yang dihasilkan oleh bosch pump melalui plunyer dan barel serta nozzle. Karena itu masing-masing komponen dirancang sedemikian presisi. Hal ini mengharuskan bahan bakar harus bersih dan tidak terkontaminasi oleh material lain sebelum masuk bosch pump dan nozzle. 3.7 Tangki Bahan Bakar Tangki bahan bakar adalah tempat untuk menampung bahan bakar dalam sistem bahan bakar. Tangki bahan bakar harus terbuat dari bahan yang kuat dan tahan korosi. Tangki bahan bakar dibuat dari plat baja yang tipis dikarenakan supaya tidak terlalu berat. Tangki bahan bakar diletakan sedemikian rupa jauh dari motor agar lebih aman terhadap bahaya kebakaran.
  • 12. Gambar 3. 16 Tangki bahan bakar Tangki bahan bakar mempunyai 3 saluran dan satu untuk saluran pengisian. Saluran atas dekat dengan pengisian yaitu saluran udara digunakan sebagai aliran udara bertujuan agar aliran kembali solar dari nozzle lancar. Saluran yang pada bagian samping terdapat 2 buah. Funsi saluran samping yang pada bagian atas yaitu untuk aliran kembali bahan bakar yang telah masuk sistem yaitu dari bosch pump dan sisa dari nozzle. Saluran pada bagian bawah berfungsi mengalirkan solar dari tangki untuk menuju filter selanjutnya akan masuk ke bosch pump dan nozzle. 3.8 Bearing Units Bearing units adalah bantalan yang digunakan meletakan poros. Poros tersebut berfungsi sebagai dudukan puli dua dan puli tiga. Komponen bearing units terdiri dari dua buah untuk bantalan poros. Bearing units terdiri dari bola baja yang menyusun bantalan baja sehingga dapat berputar pada bagian dalam dan pada bagian luar tetap dalam keadaan diam. Gambar 3. 17 Bearing unit
  • 13. 3.9 Akrilik Akrilik digunkan sebagai pengganti mika. Tedapat 2 akrilik pada trainer sistem bahan bakar yaitu : 1. Penempatan pertama adalah pada bagian atas kanan rangka trainer, akrilik ini berfungsi sebagai dasar untuk wadah saklar on off dan gambar aliran trainer sistem bahan bakar. Dengan ukuran 25 x 20 cm dengan ketebalan 0,3 cm. Dengan menggunakan akrilik ini diharapkan mempermudah pengoperasian simulator tersebut. Gambar 3. 18 Aklirik depan 2. Penempatan kedua adalah pada bagian atas kiri rangka trainer, dengan ukuran 38 x 10 cm, dibagi menjadi 4 bilik dengan jarak tiap bilik adalah 9 cm. Akrilirik dalam posisi ini berfungsi sebagai penampung sekaligus pembatas semprotan atau pengkabutan bahan bakar dari nozzle, dimana selanjutnya bahan bakar yang tertampung akan dialirkan menuju tangki bahan bakar melalui perantara selang bahan bakar Gambar 3. 19 Aklirik penampung bahan bakar