Dokumen ini membahas tentang hukum Islam, meliputi pengertian hukum Islam, sumber-sumbernya seperti Al-Quran dan Hadis, prinsip-prinsipnya seperti tauhid dan keadilan, perbedaan mazhab dan penyikapannya, serta akomodasi kearifan lokal dalam Islam. Dokumen ini menjelaskan aspek-aspek penting hukum Islam secara singkat dan padat.
1. HUKUM
ISLAM
NAMA : DHINI NOOR FHATDILLA
NIM : 32122025
PRODI/KELAS : D3 TEKNIK
LISTRIK/1B
JURUSAN : TEKNIK
ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. POKOK BAHASAN :
A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM
B. SUMBER HUKUM ISLAM
C. PRINSIP HUKUM ISLAM
D. PERBEDAAN MAZHAB DAN
PENYIKAPANNYA
E. AKOMODASI KEARIFAN LOKAL DALAM
ISLAM
3. A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM :
• Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat. Hukum juga didefinisikan sebagai norma dan sanksi
yang dibuat dengan tujuan untuk menjaga ketertiban, keadilan dan juga mencegah kekacauan.
APA ITU HUKUM ?
• Hukum Islam atau Syariat Islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan dengan merujuk
pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Nabi Muhammad SAW mengenai tingkah laku mukalaf
(orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi
semua pemeluknya.
HUKUM ISLAM :
4. B. SUMBER HUKUM ISLAM
Al-Quran : adalah sumber ajaran Islam pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui
kebenarannya oleh penelitian ilmiah, al-Quran adalah kitab suci yang memuat firman-firman Allah, sama benar yang
disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman
atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan
akhirat.
Hadis : sumber ajaran Islam yang kedua. Ayat-ayat al-Quran yang kandungannya umum dirinci dalam hadis Nabi.
Hadis menurut pengertian kebahasaan adalah berita atau sesuatu yang baru. Dalam ilmu hadis istilah tersebut berarti
segala perkataan, perbuatan dan sikap diam Nabi tanda setuju (taqrir).
Ijtihad : Sebagai sumber ajaran Islam yang ketiga, kedudukan akal pikiran manusia menjadi syarat penting dalam
sistem ajaran Islam. Di dalam kepustakaan, sumber ajaran Islam yang ketiga ini disebut istilah ar-Ra’yu atau sering
juga disebut kata ijtihad. Istilah terakhir disebutkan (ijtihad) diartikan dengan “usaha yang sungguh-sungguh yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan pengalaman tertentu yang
memenuhi syarat untuk mencari, menemukan dan menetapkan nilai dan norma yang tidak jelas atau tidak terdapat
patokannya di dalam Alquran dan Hadis.”
5. C. PRINSIP HUKUM ISLAM
1. PRINSIP TAUHID:
menjelaskan bahwa seluruh
manusia berada dibawah
ketetapan yang sama sebagai
Hamba Allah
2. PRINSIP KEADILAN:
mengandung pengertian bahwa hukum islam yang
mengatur persoalan manusia dari berbagai aspek yang
harusnya dilandaskan kepada prinsip keadilan yang
meliputi hubungan antara individu dengan dirinya sendiri,
individu dengan manusia dan masyarakat serta hubungan
antara individu dengan lingkungannya.
3. PRINSIP AMAR MAKRUF & NAHI MUNGKAR:
Amar Ma’ruf ini megandung arti bahwa hukum islam ditegakkan
untuk menjadikan umat manusia dapat melaksanakan hal-hal yang
baik dan benar sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT.
Sedangkan Nahi Mungkar mengandung arti hukum tersebut
ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang
dapat meruntuhkan kehidupan bermasyarakat.
4. PRINSIP KEMERDEKAAN &
KEBEBASAN:
Prinsip ini mengandung maksud bahwa
hukum islam tidak diterapkan
berdasarkan paksaan, akan tetapi
berdasarkan penjelasan yang baik dan
argumentative yang dapat meyakinkan.
5. PRINSIP PERSAMAAN:
mengandung arti bahwa pada dasarnya
semua manusia adalah sama meskipun
faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik
warna kulit, bahasa, suku bangsa dan lain-
lain.
7. PRINSIP TOLERANSI:
mengajarkan bahwa hukum
islam mengharuskan kepada
umatnya untuk hidup dengan
penuh suasana damai dan
toleran. Toleransi ini harus
menjamin tidak dilanggarnya
hukum islam dan hak umat
islam.
6. PRINSIP TOLONG-MENOLONG:
mengajarkan bahwa sesama warga
masyarakat harus saling menolong
demi tercapainya keinginan bersama.
6. D. PERBEDAAN MAZHAB DAN PENYIKAPANNYA
Kata "mazhab" berasal dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati.
Adapun pengertian mazhab menurut istilah yang meliputi dua
hal : (1) mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh
oleh seorang Imam Mujtahid dalam menetapkan hukum suatu
peristiwa berdasarkan kepada al-Qur’an dan Hadits, (2) mazhab
adalah fatwa atau pendapat seorang Imam Mujtahid tentang
hukum suatu peristiwa yang diambil dari al-Qur’an dan Hadits.
7. 1. Ragam Mazhab Fiqih
1. Mazhab Hanafi
Didirikan oleh Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al
Kufi, yang lahir di Irak pada tahun 80 Hijriah
(699 M). Mazhab Hanafi adalah mazhab yang
paling dominan di dunia islam dengan pengikut
sekitar 45%.
3. Imam Syafi’I
Dibangun oleh Muhammad bin Idris asy
Syafi’i. Mazhab Syafi’i hingga kini dianut oleh
umat Islam di Mesir, Indonesia, Fillipina,
Malasyia, Arabia Selatan, Palestina, Irak,
Pakistan, India, Jazirah Indo Cina, Sunni – Rusia
dan Yaman. Saat ini madzab Syafi’i diperkirakan
diikuti oleh 28% umat didunia.
2. Mazhab Maliki
Didirikan oleh Imam Malik. Awal mula mazhab
ini tersebar di Madinah, kemudian dianut oleh
penduduk Tunisia, Maroko, al- Jazair, Mesir, dan
beberapa daerah Afrika. Dan dianut oleh sekitar
15% umat muslim di dunia.
4. Imam Hanbali
Pendiri madzab Hanbali ialah Imam Abu
Abdullah Ahmad bin Hanbal bin Hilal az- Zahlili
asy-Syaibani. Saat ini Madzab Hanbali menjadi
madzab resmi di pemerintah Arab Saudi dan
mempunyai penganut terbesar diseluruh Jazirah
Arab, Palestina, Syiria dan Irak.
8. 2. PENYIKAPAN DIRI TERHADAP PERBEDAAN MAZHAB
Perlakukan dan sikapilah orang lain, kelompok lain
penganut madzab lain sebagaimana engkau,
kelompok dan madzabmu ingin diperlakukan dan
sikapi. Serta janganlah memperlakukan dan
menyikapi orang lain, kelompok lain dan pengikut
madzab lain dengan perlakuan dan penyikapan yang
tidak engkau inginkan dan tidak engkau sukai untuk
dirimu, kelompokmu atau madzabmu.
9. E. AKOMODASI KEARIFAN LOKAL DALAM ISLAM
1. Urf Dalam Bingkai Islam
• Urf ( budaya dan adat istiadat )
• Setiap daerah mempunyai kebiasaan dan adat
istiadat yang berbeda – beda namun harus
diperhatikan bahwa
kebiasaan yang berlaku tidak boleh
bertentangan dengan semangat Islam yang
tertuang dalam al-Qur’an dan hadist. Jika
bertentangan maka kaidah ini tidak berlaku.
2. Menyandingkan Hukum Islam
dengan Tradisi Lokal
• Prinsip yang selalu dipegang oleh Wali Songo
dan penyebar Islam lainnya yaitu agama islam
tidak anti terhadap budaya lokal apabila
budaya lokal tersebut tidak bertentangan
dengan tuntutan al-Qur’an dan juga apabila
budaya tersebut tidak bertentangan dengan
tuntutan hadist.