2. Sadoō
Upacara minum teh atau yang dikenal
dengan Chadō atau Sadō. Adalah upacara
yang mencerminkan kepribadian dan
pengetahuan tuan rumah yang mencakup
antara lain tujuan hidup, cara berpikir,
agama, apresiasi peralatan upacara minum
teh dan cara meletakkan benda seni di dalam
ruangan upacara minum teh (chashitsu).
3. Ikebana
Ikebana adalan kesenian merangkai bunga yang berasal dari
Negara Jepang. Bunga memiliki kehormatan dalam kebudayaan
Jepang, karena Bungan dianggap sebagai tempat bersemayamnya
Tuhan, sang pencipta. Bunga dirangkai dalam bentuk tertentu dan
diletakkan di altar utama. Awalnya dalam pembuatan bunga
sangatlah sederhana, namun saat ini pembuatan bunga semakin sulit
dan kompleks dan di butuh pembelajaran keahlian dalam
pembuatannya.
4. Kendo danJudo
Kendo adalah olah raga
bermain pedang bambu
sedangkan Jud0 adalah nama dari
olahraga bela diri dari Jepang.
Kata Do yang terdapat pada akhiran
kedua kata diatas mempunyai arti
yang sama yaitu jalan dan kalau
ditulis dengan huruf kanji
mempunyai lambang jalan.
Peralatan yang digunakan pada
Kendo yaitu Seragam yang dikenal
dengan nama Kendo gi
dan hakama, pedang dari bamboo
yang bernama shinai, pelindung
kepala atau men, pelindung badan
atau do, pelindung tangan atau
kote, pelindung paha atau tare
5. Tako
Kesenian Layang-layang ini sudah ada sejak jaman periode Nara
(649-793 AD). Design layang layang dari negeri ini cukup unik dan sangat
mudah dibedakan dengan design layang layang dari negara atau wilayah
lain. Mainan ini dianggap berbahaya karena talinya bisa bersentuhan dan
mengganggu aliran kabel listrik yang bisa berakibat fatal bagi pelaku dan
orang lain. Layang layang hanya bisa dijumpai di event khusus atau
dalam festival budaya saja yang mau tidak mau harus mereka hadirkan.
6. Matsuri
Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya
berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil
Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas, pada
saat ini matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah
pasti karena kebanyakan orang datang hanya untuk melihat saja.
7. Shogi
Shogi atau catur Jepang
adalah permainan
papan dari Jepang yang dimainkan
oleh dua orang di atas papan 9 lajur
dan 9 baris yang berwarna sama.
Ciri khas shogi yang sangat
membedakannya dari catur adalah
sistem memainkan kembali buah
lawan yang sudah ditangkap.
Walaupun sudah naik pangkat, buah
yang tertangkap akan kembali ke
pangkat semula. Kedua belah sisi
yang bermain dibedakan menjadi
sente dan gote. Pemain sente
memainkan langkah pertama,
diikuti pemain gote, begitu
seterusnya secara bergantian hingga
selesai. satu set buah shogi yang
berjumlah 20 buah.
8. Kabuki
Kabuki merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang
termasuk jenis seni teater karena memiliki unsur cerita yang
dipadukan dengan seni tari dan musik. Para pemain mengenakan
kostum mencolok dan sangat mewah. Make-up-nya terbilang dramatis
untuk menonjolkan sifat dan karakter tokoh.
9. Origami
Origami berasal dari kata ori yang berarti lipat, dan kami yang berarti
kertas merupakan seni tradisional melipat kertas yang berkembang menjadi suatu
bentuk kesenian yang modern. Origami sudah dikenal dibanyak Negara, secara
umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun
kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami.
Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan
warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin
indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas
menjadi lebih mudah.
10. Koinobori
Koinobori (こいのぼり, 鯉のぼ
り, atau 鯉幟 bendera koi) adalah bendera
berbentuk ikan koi yang dikibarkan di
rumah-rumah di Jepang oleh orang tua
yang memiliki anak laki-laki. Pengibaran
koinobori dilakukan untuk menyambut
perayaan Tango no Sekku.
Menurut penanggalan Imlek,
Tango no Sekku jatuh pada tanggal 5 bulan
5 ketika Asia Timur sedang musim hujan.
Orang tua yang memiliki anak laki-laki
mengibarkan koinobori hingga hari Tango
no Sekku untuk mendoakan agar anak laki-
lakinya menjadi orang dewasa yang sukses.
Setelah Jepang memakai kalender
Gregorian, koinobori dikibarkan hingga Hari
Anak-anak (5 Mei). Koinobori yang tertiup
angin telah menjadi simbol perayaan Hari
Anak-anak. Kalau zaman dulu koinobori
berkibar di tengah musim hujan, koinobori
biasanya sekarang mengingatkan orang
Jepang tentang langit biru yang cerah di
akhir musim semi.