2. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional dalam pengelolaan
kelas berakar pada psikologi penyuluhan (konseling) dan
klinis sehingga menekankan pentingnya hubungan
interpersonal. Guru adalah penentu utama dari hubungan
interpersonal dan iklim (suasana) kelas. Dengan demikian,
tugas yang amat pokok bagi guru ialah membangun
hubungan interpersonal dan mengembangkan iklim sosio-
emosional yang positif.
Pendekatan iklim sosio-emosional akan tercapai
secara maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik
berkembang di dalam kelas.
A. PENDEKATAN IKLIM SOSIO-EMOSIONL SECARA
UMUM
3. B. TUJUAN KONDISI SOSIO EMOSIONAL
Secara umum tujuan penerapan
pendekatan Sosio-Emosional sama dengan
tujuan penerapan pendekatan yang lain, yakni
untuk menciptakan suasana belajar yang efektif
dan kondusif.
4. Ciri-ciri Pendekatan Sosio-
Emosional
● Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling
bersikap jujur dan terbuka diri satu sama lain. I
● Tanggap, bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai orang
lain.
● Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain.
● Kebebasan, yang mernperbolehkan setiap orang tumbuh dan
mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya dan
kepribadiannya.
● Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan
satu orang pun yang terpenuhi.
5. 1. TIPE
KEPEMIMPINAN
3. SUARA
GURU
2. SIKAP GURU
4. PEMBINAAN
RAPORT
C. KONDISI SOSIO-EMOSIONAL
Suasana sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan peserta didik merupakan
efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.
6. 1. Tipe Kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru, atau administrator akan
mewarnai suasana emosional didalam kelas.
1. Dengan tipe kepemimpinan yang otoriter peserta didik hanya
akan kalau ada gurdan kalau guru tidak mengawasi maka semua
aktivitas menjadi menurun aktivitas proses belajar mengajar
sngat tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak
perhatian dari guru
2. Tipe kepemimpinan yang cenderung kepada laissez-faire
biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Tipe ini
biasanya lebih cocok bagi peserta didik yang innerdirected
dimana peserta didik tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif,
dan tidak selalu menunggu pengarahan . akan tetapi kelompok
peserta disemacam ini biasanya tidak cukup banyak.
7. 3. Tipe kepemimpinan guru yang lebig menekankan
kepada sikap demokratis lebih memungkin terbinanya
sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan
dasar saling memahami dan saling mempercayai.
Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang
menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses
belajar-mengajar yang optimal, peserta didik akan
belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru
maupun tanpa diawasi guru. Dalam kondisi semacam
ini biasanya problema pengelolaan bisa dibatasi
sedikit mungkin.
8. 2. Sikap Guru
Sikap guru dalam menghadapi peserta didik
yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap
sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan
bahwa tingkah laku peserta didik akan dapat
diperbaiki. Kalau guru terpaksa membenci, bencilah
tingkah laku peserta didik dan bukan membenci
peserta didik.
Terimalah peserta didik dengan hangat kalau ia
insyaf akan kesalahannya. Berlakulah adil dalam
bertindak dan ciptakan satu kondisi yang
menyebabkan peserta didik sadar akan kesalahannya
dan ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya.
9. 3. Suara Guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi turut
mempunyai pengaruh dalam belajar. Suara yang melengking
tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga
tidak terdengar oleh peserta didik secara jelas dari jarak yang
agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan
diperhatikan. Suasana semacam ini mengundang tingkah laku
yang tidak diinginkan.
Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan
volume suara yang penuh kedengarannya rileks akan mendorong
peserta didik untuk lebih berani mengajukan pertanyaaan,
mencoba sendiri, melalukan percobaan terarah,
10. 4. Pembinaan Raport
Sekali lagi ingin kita tekankan bahwa
pembinaan hubungan baik dengan peserta
didik dalam masalah pengelolaaan sangat
penting. Dengan hubungan baik guru peserta
didik senantiasa gembira, penuh gairah dan
semangat, bersikap optimistik, serta realistik
dalam kegiatan belajar yang sedang
dilakukannya.
11. D. KELEBIHAN PENDEKATAN SOSIO-
EMOSIONAL
● Siswa merasa nyaman di kelas kerena terjalin
hubungan yang baik dengan guru.
● Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama
melalui pertemuan kelas.
● Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima
karena siswa merasa nyaman, tentram dan aman
dengan situasi yang ada.
● Terbinanya sikap demokratis.
● Selalu ada penghargaan , jadi setiap kegagalan
tidak akan membunuh motivasi siswa.
● Siswa belajar untuk saling menghargai teman
ataupun guru.
12. E. KELEMAHAN PENDEKATAN
KONDISI SOSIO EMOSIONAL
● Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan
guru atau guru terlalu baik akan menimbulkan
sikap siswa yang terlalu bebas.
● Sulit untuk memahami karakter emosi setiap
siswa di kelas, maka diperlukan ketrampilan
guru yang lebih untuk membuat iklim sosio
emosional yang kondusif
13. KESIMPULAN
Pendekatan iklim sosio-emosional akan tercapai secara
maksimal apabila hubungan antara pribadi yang baik
berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi
hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar
siswa. Di dalam hal ini, guru merupakan kunci
pengembangan hubungan tersebut.