SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
Take Home Examination
Pengembangan Sistem Produksi Ternak Sapi Peranakan Ongole (PO)
Mata Kuliah Sistem Produksi Peternakan
Dosen Pengampu Prof. Dr. Ir. Luqman Hakim, MS.
Disusun oleh:
Nama : Deby Okta Tyapradana
NIM : 176050100011021
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
Ternak sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak strategis yang dapat
mendukung stabilitas nasional. Oleh karenanya sapi potong menjadi target prioritas
dalam rangka pencapaian swasembada pangan sekaligus komoditas utama dalam
program stategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019. Pusdatin (2015)
menyatakan bahwa laju pertumbuhan konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia terus
meningkat hingga 3,5% pada tahun 2014. Lebih lanjut Ditjennak (2016) ternak sapi
memiliki peran penting bagi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, yang mana
dibuktikan dengan angka permintaan sebanyak 524,1 ribu ton pada tahun 2016 dan
terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Hingga saat ini produksi daging nasional
masih belum mampu dalam memenuhi angka permintaan konsumen dalam negeri.
Ketidak mampuan pemenuhan kebutuhan daging sapi dari dalam negeri dindikasikan
dengan adanya peningkatan jumlah impor sapi potong dan daging. Mariyono, et al
(2006) menyatakan produksi daging nasional pada tahun 2004 baru mencapai 66%
(380.059 ton) dan kekurangan tersebut dicukupi melalui upaya impor (34%) serta
diprediksikan akan terus mengalami peningkatan hingga 70% pada tahun 2020.
Dalam rangka untuk menggenjot populasi ternak sapi potong, sangat tepat apabila
pemerintah mencanangkan program perbibitan diberbagai wilayah di Indonesia sebagai
upaya yang seharusnya dilaksanakan. Berbeda dengan ternak unggas, bidang usaha
perbibitan ternak sapi potong masih sedikit diminati oleh perusahaan swasta sebab
dianggap kurang menguntungkan.
Kendala yang hadir di lingkup peternak rakyat adalah tidak dilakukannya pencatatan
data catatan silsilah ternak dan fenotip oleh peternak. Hal ini dikarenakan pemeliharaan
ternak hanya sebagai kegiatan sampingan masyarakat pedesaan. Kondisi ini
menyulitkan apabila hendak melakukan seleksi, sedangkan program perbibitan pada
umumnya masih mengandalkan sistem perbibitan kovensional yaitu pola seleksi ternak
berdasarkan pedegree, karakteristik fenotip dan produktivitas ternak. Padahal dinegara-
negara yang digdaya dalam pengembangan ternak sapi, salah satu resep kesuksesan
untuk meningkatkan mutu genetik ternak adalah tersedianya berbagai data pendukung
tersebut.
Berdasarkan keresahan terhadap kondisi tersebut, maka penulis hendak
menuangkan suatu ide pemikiran mengenai potensi dan tantangan yang dihadapi dalam
bentuk karya tulis ilmiah guna mendukung kelestarian dan perbaikan mutu genetik ternak
sapi potong sebagai kontribusi positif mahasiswa dalam rangka mendukung pemerintah
mengimplementasikan target ‘Indonesia Lumbung Pangan Asia Tahun 2045’.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Performans Sapi Peranakan Ongole (PO)
Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu bangsa sapi lokal Indonesia
yang bayak dikembangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sapi PO dikenal sebagai sapi
dwiguna penyedia jasa untuk embantu pekerjaan petani sekaligus sapi penghasil daging.
Dewasa ini memiliki ciri-ciri khusus yaitu punuk dan gelambir serta berwarna putih hingga
keabu-abuan dengan beberapa bercak berwarna hitam pada bagian tubuh tertentu.
Keunggulan Sapi Peranakan Ongole yang merupakan potensi besar untuk
pengembangan adalah secara genetik memilki sifat toleran terhadap iklim panas dan
lingkungan marginal, serta tahan terhadap infeksi caplak, kemampuan adaptasi tinggi
terhadap kualitas pakan yang rendah, serta kebutuhan pakan lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan sapi impor (Kementan, 2015).
Performans Sapi PO memiliki produksi yang efisien apabila dibandingkan dengan
sapi potong lokal lainnya; dengan laju beranak 70%, pertambahan bobot badan dengan
pakan yang baik dapat mencapai 0,9 Kg per hari dengan persentase karkas berkisar antara
45 – 58% (Agung, dkk, 2014).
2.2 Peningkatan Produktivitas Sapi PO
Faktor-fakor penting dalam peningkatan produktivitas sapi potong yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah segitiga produksi dimana terdapat breeding, feeding dan
management. Breeding berarti bibit sehingga bibit yang digunakan harus bagus, tidak
cacat, tidak sakit dan data tetuanya jelas. Feeding merupakan pakan yang diberikan untuk
dikonsumsi oleh ternak sapi dan harus memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup dan
produksinya. Selanjutnya management yang meliputi sarana dan prasarana, fasilitas dan
sumber daya manusia.
2.2.1 Aspek Breeding pada Sapi PO
2.2.1.1 Penerapan Teknologi Genetika dalam Program Seleksi Ternak Sapi PO
Upaya meningkatkan performans produksi ternak lokal yang relatif rendah dapat
diperbaiki dengan menganalisa dan menyusun skenario perbaikan sistem produksinya.
Talib (2001) meyatakan terdapat tiga macam strategi untuk meningkatkan mutu genetik
ternak sapi yang digunakan di Indonesia, yaitu pemurnian, pengembangan sapi
murni/lokal dan persilangan. Ketiadaan data-data yang menunjang peningkatan
performans produksi ternak lokal merupakan salah satu kendala yang dihadapi sehingga
proses seleksi menjadi sulit dilakukan dan menyebabkan rendahnya produksi ternak
4
lokal. Kegiatan seleksi merupakan aspek utama dalam rangka pengembangan sapi
murni/lokal yang akan menghasilkan pejantan dan indukan unggul berdasarkan sifat-
sifat tertentu yang muncul berkaitan dengan pewarisan sifat/gen. Seleksi ternak yang
akurat minimal dilaksanakan dengan melihat performannya dalam jangka waktu satu
generasi. Semestinya pelaksanaan monitoring dan pedegree ternak dimulai sejak
kelahiran hingga mendapatkan generasi berikutnya sebagai breeding stock. Sebagai
gambaran, satu generasi pada sapi biasanya dihitung dalam 4 – 5 tahun, yakni rerata
waktu kelahiran hingga mendapatkan keturunan berikutnya yang sudah dewasa/lepas
sapih.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan seleksi ternak melalui deteksi dengan
penanda/marker genetic untuk mendeteksi gen-gen atau posisi di kromosom yang
memiliki keterkaitan dengan sifat-sifat kuantitatif tertentu pad aternak yang bernilai
ekonomis atau disebut dengn istilah Quantitative Trait Loci (QTL). Sedangkan seleksi
ternak dengan berdasarkan metode ini, dilakukan dengan memanfaatkan penanda
genetik yang dikenal dengan istilah Marker Assisted Selection (MAS) (Dekkers dan
Hospital, 2002)
Di Indonesia, memang telah banyak dilaksanakan riset mengenai identifikasi sifat-
sifat ternak sapi menggunakan penanda genetik. Namun, penggunaan teknologi
genetika molekuler pada pelaksanaannya masih bersifat parsial dengan sampel yang
sedikit. Padahal penggunaan penanda genetik akan menambah efisiensi proses seleksi
dan dapat mengurangi tingkat inbreeding (Dekkers, 2007).
Sebagai langkah lanjutan adalah menyusun pengembangan sistem manajemen
perbibitan, dengan menyusun skenario program pengembangan bibit Sapi PO untuk
menghasilkan ternak unggul ditinjau dari aspek pemuliaan ternak dan lingkup penunjang
daya dukungnya.
2.2.2.2 Pembentukan Ternak Komposit
Pembentukan ternak komposit dengan mengawinkan induk Sapi PO dan pejantan
Simmental atau pejantan Limousin adalah mengharapkan keturunan yang secara
morfologi dan potensi genetik mendekati Simmental pure breed namun juga memiliki
keunggulan yang dimiliki oleh Sapi PO. Selain itu trend yang disukai oleh peternak saat
ini, apabila ternak lokal mereka di IB dengan semen ternak eksotik maka diharapkan
menghasilkan kelahiran yang identik dengan bangsa sapi merah. Hal ini sesuai dengan
Hakim dan Budiarto (2014) bahwa upaya budidaya ternak sapi potong juga perlu
mengetahui komposisi genetik yang ideal sesuai agroklimat dan digemari masyarakat.
Sifat kuantitatif antara Sapi Simpo dan Sapi PO berdasar SNI dapat dilihat pada Tabel
1, berikut:
5
Tabel 1. Sifat kuantitatif ukuran tubuh dewasa Sapi PO dan Sapi Simpo
No Sifat Kuantitatif
Sapi Peranakan Ongole Sapi Simpo
Jantan (cm) Betina (cm) Jantan (cm) Betina (cm)
1 Tinggi Pundak 143,4 ± 5,76 136,32 ± 0,84 135,82 ± 6,12 132,4 ± 11,77
2 Panjang Badan 155,4 ± 11,84 137,50 ± 1,48 153,29 ± 15,93 142,80 ± 9,66
3 Lingkar Dada 186,56 ± 11,05 162,00 ± 2,17 202,07 ± 15,97 184,20 ± 8,46
4 Bobot Badan 509,28 ± 87,07 379,40 ± 69,60 - -
Sumber: Kementan RI (2015) dan Agung, dkk (2014)
Hasil penelitian Agung, dkk (2014) menunjukkan bahwa Sapi PO memiliki profil
morfologi yang sedikit lebih besar dibandingkan Simpo. Hal ini dikarenakan data sifat
kuantitatif pada Sapi PO merupakan sapi-sapi hasil grading up yang telah dilakukam
selama beberap generasi, sedangkan Sapi Simpo adalah F1 atau backcross induk F1
Simpo dengan Simental.
Pada penelitian Trifena et al (2011) terdapat perbedaan sapi sapi hasil persilangan
antara keturunan pertama (F1) dan backcross (BC). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
warna rambut yang disajikan pada Tabel 2, berikut:
Tabel 2. Perbandingan karakteristik eksterior pada sapi betina umur 1-4 tahun
No Fenotip PO F1-S BC1-S F1-L BC1L
1 Gelambir Lebar Lebar Lebar Lebar Tebal
2 Warna rambut dominan
a. Putih 100% - - - -
b. Coklat muda - 15% - 15% -
c. Coklat - 60% 40% 75% 40%
d. Coklat tua - 25% 60% 10% 50%
e. Coklat kemerahan - - - - 10%
Sumber: Trifena et al (2011)
Perbedaan warna rambut sapi F1 berkisar coklat muda hingga coklat tua sedang
BC1 cenderung berwarna coklat sampai coklat kemerahan. Hal ini mengindikasikan bahwa
sifat gen penentu warna coklat dan kemerahan pada sapi Simmental atau Limousin dapat
lebih meningkatkan intensitas warna dari api F1 atau dapat menambah variasi pola
pewarnaan pada keturunan berikutnya.
Beralih pada pewarisan sifat kuantitatif, Sapi Simpo dan Sapi Limpo yang di
backcross mengalami peningkatan persentase darah tetua pejantan Simmental untuk Sapi
Simpo dan Limousin untuk Sapi Limpo dari F1 ke BC1. Peningkatan persentase kedua sapi
persilangan dapat dilihat pada Tabel 3, berikut:
6
Tabel 3. Rerata dan standar deviasi ukuran tubuh sapi PO, Sapi Simpo dan Sapi Limpo
pada keturunan pertama (F1) dan kedua (BC)
No Sifat Kuantitatif Sapi PO
Sapi Simpo Sapi Limpo
F1 BC F1 BC
1 Lingkar dada 162,15±12,33 164,83±9,58 167,60±9,47 158,83±12,56 167,20±14,07
2 Tinggi gumba 121,55±4,36 124,65±5,36 125,15±6,25 125,32±9,35 126,55±5,52
3 Panjang badan 109,75±9,72 124,43±8,76 124,80±6,65 119,87±10,49 125,10±8,15
4 Tinggi pinggul 123,25±4,83 125,75±5,18 126,80±7,79 128,60±9,25 130,15±5,93
5 Indeks kepala 0,40±0,04 0,48±0,07 0,49±0,06 0,46±0,07 0,52±0,06
Sumber: Trifena et al (2011)
Berdasarkan tabel 2, hasil penelitian yang dilakukan di kelompok ternak wilayah
Nawangan dan Punung Kab. Pacitan diberikan kondisi lingkungan yang seragam, sehingga
dapat dikatakan faktor genetik dari Sapi Simmental dan Sapi Limousin telah mengalami
peningkatan.
2.3 Aspek Feeding pada Sapi PO
Meningkatnya produktivitas dan performans hasil kawin silang dengan
menggunakan semen Sapi Simmental pada induk Sapi Peranakan Ongole sehingga
menghasilkan Sapi Simpo yang disukai oleh peternak. Konsekuensi dari hasil sapi
persilangan yang memiliki pertumbuhan yang cepat, tubuh besar dan bobot badan
lebih tinggi dari pada Sapi PO maka kebutuhan pakan untuk hidup pokok akan
meningkat. Apabila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka keunggulan mutu genetik
yang dihasilkan dari perkawinan silang potensinya tidak akan muncul. Kecukupan
nutrien adalah hal mutlak yang harus dipenuhi untuk menjamin normalnya proses
biologis ternak termasuk proses reproduksi. Endrawati, dkk (2010) menyatakan bahwa
terdapat kesinambungan antara penampilan reproduksi dan kecukupan nutrisi. Lebih
lanjut (Broaddus et al;2003 dalam Endrawati, dkk; 2010) bahwa kekurangan protein
kasar pada pakan akan menyebabkan peningkatan kasus silent head.
2.4 Aspek Management pada Sapi PO
Budidaya ternak Sapi PO berkembang dengan pesat di Pulau Jawa terutama
Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Subiharta, dkk (2012) menyatakan peternak di
daerah Kebumen yang mana merupakan salah satu wilayah sentra Sapi PO memiliki
fanatisme tinggi terhadap kemurnian Sapi PO meskipun ternak yang dipelihara hanya
sebagai usaha sambilan. Kesadaran akan pentingnya kemurnian Sapi PO tersebut
terbentuk oleh kematangan dan pengalaman masyarakat dengan rata-rata lama
beternak 18,5 tahun. Lebih lanjut, kualitas SDM yang memadai ditunjukkan pula
dengan kemampuan peternak sebanyak 88,24% dalam memahami tanda-tanda birahi
sapinya. Meskipun perkawinan ternak sebanyak 94,1% dilakukan secara kawin alami
7
dan sistem pemeliharaan dengan cara semi intensif, manajemen pemeliharaan
berdasarkan kearifan lokal masyarakat terlah terbukti dapat mempertahankan eksitensi
plasma nutfah Sapi PO di Kabupaten Kebumen atau Jawa Tengah.
2.5 Skenario Pengembangan Ternak Sapi PO di Indonesia
2.5.1 Implementasi MAS
Marker Assisted Selection memiliki manfaat besar apabila diterapkan dalam
program perbibitan sapi potong untuk mendeteksi ternak yang memiliki potensi
pertumbuhan yang baik, proporsi karkas dan memproduksi daging dengan kualitas
yang bagus. Implementasi MAS dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: tahap deteksi,
tahap evaluasi dan aplikasi MAS. Metode ini menggunakan teknologi penanda genetik
dalam implementasinya sehingga masih relevan sebab hanya melakukan penambahan
teknologi sebagai upaya meningkatkan keakuratan dalam proses seleksi ternak.
2.5.2 Pengembangan Ternak Sapi PO berbasis Padang Penggembalaan
Pemeliharaan ternak Sapi PO pada umumnya dilakukan dengan pemberian
pakan secara cut-and-carry. Metode tersebut pada peternakan rakyat nyatanya jumlah
dan mutu pakannya relatif rendah. Eksploitasi padang rumput atau rangeland di
Indonesia untuk kepentingan ternak ruminansia masih jarang dilakukan. Padahal
negara ini memiliki potensi lahan dan kawasan yang memungkinkan untuk
penggembalaan misalnya di Pulau Kalimantan, Papua, Sumatera, Sulawesi dan Nusa
Tenggara. Sebagai bentuk nyata berhasilnya implementasi pengembangan ternak sapi
dengan padang penggembalaan adalah pembangunan padang rumput di Padang
Mangatas (Sumbar) yang telah membawa dampak perubahan pada pengembangan
peternakan sapi disana. Sehingga dengan menduplikasi Padang Mangatas ke lokasi
lain di Indonesia sebagai solusi peningkatan produktivitas ternak adalah sebuah
keniscayaan.
2.5.3 Pengembangan Ternak Sapi PO di Wilayah Pulau Terdepan Indonesia
Pengembangan ternak sapi di Indonesia akan sulit dicapai apabila hanya
mengandalkan peternakan rakyat, sebab jumlah kepemilikan ternak yang cukup sedikit
(3-4 ekor/peternak). Selain itu manajemen yang diterapkan masih sangat tradisional
dan membingungkan karena ketiadaan data recording. Melirik potensi Indonesia
sebagai negara kepulauan yang besar dan banyaknya pulau-pulau wilayah terdepan
yang belum memiliki nama dan penghuni. Maka cukup relevan apabila dilakukan
transmigrasi - pelepasan ternak ruminansia. Upaya ini cukup strategis apabila dapat
8
terafiliasi dengan TNI sebagai pemilik otoritas dan fasilitas yang memadai untuk
mengolah wilayah perbatasan.
Model transmigrasi – pelepasan ternak ruminansia dideskripsikan sebagai
berikut, misalnya: Sekawanan populasi ternak sapi dengan rasio jantan : betina = 1 :
20 ekor di asumsikan mampu beradaptasi dan bertahan. Selanjutnya pulau tersebut
dapat dinamakan jenis ternak yang dilepas liarkan, misalnya Pulau Simpo atau Pulau
Limpo. Jika ternak berubah sifatnya menjadi hewan liar karena kondisi lingkungan,
maka pulau tersebut dapat berpotensi sebagai atraksi agrowisata. Tentunya realisasi
program ini memerlukan kesepahaman dan kesepakatan kerjasama antara
departemen terkait (Deptan, Dephan dan Pemda setempat).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kelestarian galur murni Sapi Peranakan Ongole dipengaruhi oleh segitiga produksi
dimana terdapat tiga aspek penting yang berpengaruh, yaitu: breeding, feeding dan
management.
2. Kegiatan kawin silang antar bangsa atau crossbreeding terbukti dapat meningkatkan
keunggulan dari kedua hewan ternak.yang dibuktikan dengan meningkatnya persentase
sifat kuantitatif.
3.2 Saran
Program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai ‘Lumbung Pangan Asia’
yang ditargetkan dapat tercapai di tahun 2045 merupakan program jangka panjang yang
heroik bagi kemaslahatan umat manusia. Namun, dalam implementasinya untuk
mewujudkan hal itu pemerintah hanya berfokus terhadap peningkatan jumlah populasi
ternak sapi melalui program UBSUS SIWAB. Padahal Indonesia memiliki ternak kerbau
yang juga memiliki peluang yang sama seperti sapi untuk mencukupi kebutuhan permintaan
daging nasional. Saat ini populasi kerbau di Indonesia berdasar data sensus Dirjen PKH
(2016) sebanyak ±1,4 juta ekor dan sapi ±16,7 juta ekor. Pemerintah baiknya juga perlu
mengupayakan peningkatan jumlah populasi kerbau dengan program KIWAB (Kerbau
Induk Wajib Bunting) misalnya. Sebab, kepekaan pemerintah terhadap potensi sumber
daya genetik adalah resep keniscayaan swasembada daging Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Agung, dkk. 2014. Profil Morfologi dan Pendugaan Jarak Genetik Sapi Simmental Hasil
Persilangan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 19(2): 112-122.
Aryogi, Adinanta, Y dan Pamungkas, D. 2017. Profil dan Potensi Pejantan Sapi Peranakan
Ongole Penghasil Calon Galur Baru. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner 2017.
http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pro09-
25.pdf?secure=1. Diakses pada 18 November 2018.
Endrawati, E, Baliarti, E dan Budhi, S. 2010. Performan Induk Sapi Silangan Simmental –
Peranakan Ongole dan Induk Sapi Peranakan Ongole dengan Pakan Hijauan
dan Konsentrat. Buletin Peternakan. 34(2): 86-93.
Hakim, L dan Budiarto. 2014. Optimalisasi Reproduksi Sapi Betina Lokal (un identified
breed) dengan Tiga Sumber Genetik Unggul Melalui Intensifikasi IB.
http://lppm.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/Agus-budiarto.pdf. Diakses
pada 18 November 2018.
Maryono, E. Romjali, D. Wijono dan Hartati. 2006. Paket Rakitan Teknologi Hasil-Hasil
Penelitian Peternakan untuk Mendukung Upaya Kalimantan Selatan Mencapai
Swasembada Sapi Potong.
Pusdatin. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor Peternakan Daging Sapi. Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian. Sekretariat Jenderal Kementerian
Pertanian: Jakarta.
Subiharta, Utomo, B dan Sudrajat, P. 2012. Potensi Sapi Pernakan Ongole (PO)
Kebumen Sebagai Sumber Bibit Sapi Lokal Di Indonesia Berdasarkan Ukuran
Tubuhnya (Studi Pendahuluan).
https://www.researchgate.net/publication/262563896_POTENSI_SAPI_PERA
NAKAN_ONGOLE_PO_KEBUMEN_SEBAGAI_SUMBER_BIBIT_SAPI_LOKA
L_DI_INDONESIA_BERDASARKAN_UKURAN_TUBUHNYA_STUDI_PENDA
HULUAN. Diakses pada 18 November 2018.
Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). 2018. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia
Februari 2018. BPS RI.
https://www.bps.go.id/publication/2018/06/04/b7e6cd40aaea02bb6d89a828/ke
adaan-angkatan-kerja-di-indonesia-februari-2018.html. Diakses pada 18
November 2018.
Talib, C.2001. Pengembangan Sistem Perbibitan Sapi Potong Nasional. Wartazoa. 11(1):
10-19.
Trifena, Budisastria, I dan Hartatik, T. 2011. Perubahan Fenotip Sapi Perankan Ongole,
Simpo dan Limpo pada Keturunan Pertama dan Keturunan Kedua
(Backcross).Buletin Peternakan. 35(1): 11-16.

More Related Content

What's hot

Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinard2d2d2d2
 
AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 1 kb 2
AT Modul 1 kb 2AT Modul 1 kb 2
AT Modul 1 kb 2PPGhybrid3
 
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat IndonesiaKonsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat IndonesiaMuhammad Sirod
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6   kb 4AT Modul 6   kb 4
AT Modul 6 kb 4PPGhybrid3
 
Rencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Rencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan HewanRencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Rencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan HewanRahma Rizky
 
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)Galuh Insani
 

What's hot (9)

Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
 
AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1
 
AT Modul 1 kb 2
AT Modul 1 kb 2AT Modul 1 kb 2
AT Modul 1 kb 2
 
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat IndonesiaKonsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
 
UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN BERNILAI EKONOMI STRATEGIS
UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGISUNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS
UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN BERNILAI EKONOMI STRATEGIS
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6   kb 4AT Modul 6   kb 4
AT Modul 6 kb 4
 
Rdhp upbs
Rdhp upbsRdhp upbs
Rdhp upbs
 
Rencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Rencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan HewanRencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Rencana Strategis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
 
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)Seminar crossbreeding  26 juni tety hartatik (final)
Seminar crossbreeding 26 juni tety hartatik (final)
 

Similar to Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas a

Dinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi TenggaraDinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggarawaodesuriani
 
Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014babarock
 
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...Tata Naipospos
 
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Randy Chamzah
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3PPGhybrid3
 
1.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 20141.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 2014Fajar_Nurani
 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...Arya Nyoman
 
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...SMPN 4 Kerinci
 
Sapi herman transgenik
Sapi  herman  transgenikSapi  herman  transgenik
Sapi herman transgenikEaster Tawy
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 2 kb 2
AT Modul 2 kb 2AT Modul 2 kb 2
AT Modul 2 kb 2PPGhybrid3
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahagronomy
 
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...NurdinUng
 
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)MOH ZALI
 

Similar to Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas a (20)

Dinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi TenggaraDinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinamika Populasi Sapi Bali Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
 
Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014
 
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...
Refleksi dan Perspektif Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan - Sekretar...
 
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3
 
1.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 20141.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 2014
 
Bet
BetBet
Bet
 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada Indu...
 
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
 
Sapi herman transgenik
Sapi  herman  transgenikSapi  herman  transgenik
Sapi herman transgenik
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
 
Rdhp pendampingan kerbau 2018
Rdhp pendampingan  kerbau 2018Rdhp pendampingan  kerbau 2018
Rdhp pendampingan kerbau 2018
 
Teknik formulasi pakan ikan dan udang
Teknik formulasi pakan ikan dan udangTeknik formulasi pakan ikan dan udang
Teknik formulasi pakan ikan dan udang
 
AT Modul 2 kb 2
AT Modul 2 kb 2AT Modul 2 kb 2
AT Modul 2 kb 2
 
834 852-1-pb
834 852-1-pb834 852-1-pb
834 852-1-pb
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
12353579
1235357912353579
12353579
 
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
 
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
AY Heryadi and M. Zali (Universitas Madura)
 
Bakal sapo
Bakal sapoBakal sapo
Bakal sapo
 

Recently uploaded

"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxYasfinaQurrotaAyun
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxPROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxMelandaNiuwa
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxTugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxHeripurwanto62
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxmuhammadfajri44049
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialValenciaAnggie
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 

Recently uploaded (20)

"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxPROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxTugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 

Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas a

  • 1. 1 Take Home Examination Pengembangan Sistem Produksi Ternak Sapi Peranakan Ongole (PO) Mata Kuliah Sistem Produksi Peternakan Dosen Pengampu Prof. Dr. Ir. Luqman Hakim, MS. Disusun oleh: Nama : Deby Okta Tyapradana NIM : 176050100011021 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN Ternak sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak strategis yang dapat mendukung stabilitas nasional. Oleh karenanya sapi potong menjadi target prioritas dalam rangka pencapaian swasembada pangan sekaligus komoditas utama dalam program stategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019. Pusdatin (2015) menyatakan bahwa laju pertumbuhan konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia terus meningkat hingga 3,5% pada tahun 2014. Lebih lanjut Ditjennak (2016) ternak sapi memiliki peran penting bagi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, yang mana dibuktikan dengan angka permintaan sebanyak 524,1 ribu ton pada tahun 2016 dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Hingga saat ini produksi daging nasional masih belum mampu dalam memenuhi angka permintaan konsumen dalam negeri. Ketidak mampuan pemenuhan kebutuhan daging sapi dari dalam negeri dindikasikan dengan adanya peningkatan jumlah impor sapi potong dan daging. Mariyono, et al (2006) menyatakan produksi daging nasional pada tahun 2004 baru mencapai 66% (380.059 ton) dan kekurangan tersebut dicukupi melalui upaya impor (34%) serta diprediksikan akan terus mengalami peningkatan hingga 70% pada tahun 2020. Dalam rangka untuk menggenjot populasi ternak sapi potong, sangat tepat apabila pemerintah mencanangkan program perbibitan diberbagai wilayah di Indonesia sebagai upaya yang seharusnya dilaksanakan. Berbeda dengan ternak unggas, bidang usaha perbibitan ternak sapi potong masih sedikit diminati oleh perusahaan swasta sebab dianggap kurang menguntungkan. Kendala yang hadir di lingkup peternak rakyat adalah tidak dilakukannya pencatatan data catatan silsilah ternak dan fenotip oleh peternak. Hal ini dikarenakan pemeliharaan ternak hanya sebagai kegiatan sampingan masyarakat pedesaan. Kondisi ini menyulitkan apabila hendak melakukan seleksi, sedangkan program perbibitan pada umumnya masih mengandalkan sistem perbibitan kovensional yaitu pola seleksi ternak berdasarkan pedegree, karakteristik fenotip dan produktivitas ternak. Padahal dinegara- negara yang digdaya dalam pengembangan ternak sapi, salah satu resep kesuksesan untuk meningkatkan mutu genetik ternak adalah tersedianya berbagai data pendukung tersebut. Berdasarkan keresahan terhadap kondisi tersebut, maka penulis hendak menuangkan suatu ide pemikiran mengenai potensi dan tantangan yang dihadapi dalam bentuk karya tulis ilmiah guna mendukung kelestarian dan perbaikan mutu genetik ternak sapi potong sebagai kontribusi positif mahasiswa dalam rangka mendukung pemerintah mengimplementasikan target ‘Indonesia Lumbung Pangan Asia Tahun 2045’.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Performans Sapi Peranakan Ongole (PO) Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu bangsa sapi lokal Indonesia yang bayak dikembangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sapi PO dikenal sebagai sapi dwiguna penyedia jasa untuk embantu pekerjaan petani sekaligus sapi penghasil daging. Dewasa ini memiliki ciri-ciri khusus yaitu punuk dan gelambir serta berwarna putih hingga keabu-abuan dengan beberapa bercak berwarna hitam pada bagian tubuh tertentu. Keunggulan Sapi Peranakan Ongole yang merupakan potensi besar untuk pengembangan adalah secara genetik memilki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal, serta tahan terhadap infeksi caplak, kemampuan adaptasi tinggi terhadap kualitas pakan yang rendah, serta kebutuhan pakan lebih sedikit apabila dibandingkan dengan sapi impor (Kementan, 2015). Performans Sapi PO memiliki produksi yang efisien apabila dibandingkan dengan sapi potong lokal lainnya; dengan laju beranak 70%, pertambahan bobot badan dengan pakan yang baik dapat mencapai 0,9 Kg per hari dengan persentase karkas berkisar antara 45 – 58% (Agung, dkk, 2014). 2.2 Peningkatan Produktivitas Sapi PO Faktor-fakor penting dalam peningkatan produktivitas sapi potong yang perlu diperhatikan salah satunya adalah segitiga produksi dimana terdapat breeding, feeding dan management. Breeding berarti bibit sehingga bibit yang digunakan harus bagus, tidak cacat, tidak sakit dan data tetuanya jelas. Feeding merupakan pakan yang diberikan untuk dikonsumsi oleh ternak sapi dan harus memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidup dan produksinya. Selanjutnya management yang meliputi sarana dan prasarana, fasilitas dan sumber daya manusia. 2.2.1 Aspek Breeding pada Sapi PO 2.2.1.1 Penerapan Teknologi Genetika dalam Program Seleksi Ternak Sapi PO Upaya meningkatkan performans produksi ternak lokal yang relatif rendah dapat diperbaiki dengan menganalisa dan menyusun skenario perbaikan sistem produksinya. Talib (2001) meyatakan terdapat tiga macam strategi untuk meningkatkan mutu genetik ternak sapi yang digunakan di Indonesia, yaitu pemurnian, pengembangan sapi murni/lokal dan persilangan. Ketiadaan data-data yang menunjang peningkatan performans produksi ternak lokal merupakan salah satu kendala yang dihadapi sehingga proses seleksi menjadi sulit dilakukan dan menyebabkan rendahnya produksi ternak
  • 4. 4 lokal. Kegiatan seleksi merupakan aspek utama dalam rangka pengembangan sapi murni/lokal yang akan menghasilkan pejantan dan indukan unggul berdasarkan sifat- sifat tertentu yang muncul berkaitan dengan pewarisan sifat/gen. Seleksi ternak yang akurat minimal dilaksanakan dengan melihat performannya dalam jangka waktu satu generasi. Semestinya pelaksanaan monitoring dan pedegree ternak dimulai sejak kelahiran hingga mendapatkan generasi berikutnya sebagai breeding stock. Sebagai gambaran, satu generasi pada sapi biasanya dihitung dalam 4 – 5 tahun, yakni rerata waktu kelahiran hingga mendapatkan keturunan berikutnya yang sudah dewasa/lepas sapih. Oleh sebab itu, perlu dilakukan seleksi ternak melalui deteksi dengan penanda/marker genetic untuk mendeteksi gen-gen atau posisi di kromosom yang memiliki keterkaitan dengan sifat-sifat kuantitatif tertentu pad aternak yang bernilai ekonomis atau disebut dengn istilah Quantitative Trait Loci (QTL). Sedangkan seleksi ternak dengan berdasarkan metode ini, dilakukan dengan memanfaatkan penanda genetik yang dikenal dengan istilah Marker Assisted Selection (MAS) (Dekkers dan Hospital, 2002) Di Indonesia, memang telah banyak dilaksanakan riset mengenai identifikasi sifat- sifat ternak sapi menggunakan penanda genetik. Namun, penggunaan teknologi genetika molekuler pada pelaksanaannya masih bersifat parsial dengan sampel yang sedikit. Padahal penggunaan penanda genetik akan menambah efisiensi proses seleksi dan dapat mengurangi tingkat inbreeding (Dekkers, 2007). Sebagai langkah lanjutan adalah menyusun pengembangan sistem manajemen perbibitan, dengan menyusun skenario program pengembangan bibit Sapi PO untuk menghasilkan ternak unggul ditinjau dari aspek pemuliaan ternak dan lingkup penunjang daya dukungnya. 2.2.2.2 Pembentukan Ternak Komposit Pembentukan ternak komposit dengan mengawinkan induk Sapi PO dan pejantan Simmental atau pejantan Limousin adalah mengharapkan keturunan yang secara morfologi dan potensi genetik mendekati Simmental pure breed namun juga memiliki keunggulan yang dimiliki oleh Sapi PO. Selain itu trend yang disukai oleh peternak saat ini, apabila ternak lokal mereka di IB dengan semen ternak eksotik maka diharapkan menghasilkan kelahiran yang identik dengan bangsa sapi merah. Hal ini sesuai dengan Hakim dan Budiarto (2014) bahwa upaya budidaya ternak sapi potong juga perlu mengetahui komposisi genetik yang ideal sesuai agroklimat dan digemari masyarakat. Sifat kuantitatif antara Sapi Simpo dan Sapi PO berdasar SNI dapat dilihat pada Tabel 1, berikut:
  • 5. 5 Tabel 1. Sifat kuantitatif ukuran tubuh dewasa Sapi PO dan Sapi Simpo No Sifat Kuantitatif Sapi Peranakan Ongole Sapi Simpo Jantan (cm) Betina (cm) Jantan (cm) Betina (cm) 1 Tinggi Pundak 143,4 ± 5,76 136,32 ± 0,84 135,82 ± 6,12 132,4 ± 11,77 2 Panjang Badan 155,4 ± 11,84 137,50 ± 1,48 153,29 ± 15,93 142,80 ± 9,66 3 Lingkar Dada 186,56 ± 11,05 162,00 ± 2,17 202,07 ± 15,97 184,20 ± 8,46 4 Bobot Badan 509,28 ± 87,07 379,40 ± 69,60 - - Sumber: Kementan RI (2015) dan Agung, dkk (2014) Hasil penelitian Agung, dkk (2014) menunjukkan bahwa Sapi PO memiliki profil morfologi yang sedikit lebih besar dibandingkan Simpo. Hal ini dikarenakan data sifat kuantitatif pada Sapi PO merupakan sapi-sapi hasil grading up yang telah dilakukam selama beberap generasi, sedangkan Sapi Simpo adalah F1 atau backcross induk F1 Simpo dengan Simental. Pada penelitian Trifena et al (2011) terdapat perbedaan sapi sapi hasil persilangan antara keturunan pertama (F1) dan backcross (BC). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada warna rambut yang disajikan pada Tabel 2, berikut: Tabel 2. Perbandingan karakteristik eksterior pada sapi betina umur 1-4 tahun No Fenotip PO F1-S BC1-S F1-L BC1L 1 Gelambir Lebar Lebar Lebar Lebar Tebal 2 Warna rambut dominan a. Putih 100% - - - - b. Coklat muda - 15% - 15% - c. Coklat - 60% 40% 75% 40% d. Coklat tua - 25% 60% 10% 50% e. Coklat kemerahan - - - - 10% Sumber: Trifena et al (2011) Perbedaan warna rambut sapi F1 berkisar coklat muda hingga coklat tua sedang BC1 cenderung berwarna coklat sampai coklat kemerahan. Hal ini mengindikasikan bahwa sifat gen penentu warna coklat dan kemerahan pada sapi Simmental atau Limousin dapat lebih meningkatkan intensitas warna dari api F1 atau dapat menambah variasi pola pewarnaan pada keturunan berikutnya. Beralih pada pewarisan sifat kuantitatif, Sapi Simpo dan Sapi Limpo yang di backcross mengalami peningkatan persentase darah tetua pejantan Simmental untuk Sapi Simpo dan Limousin untuk Sapi Limpo dari F1 ke BC1. Peningkatan persentase kedua sapi persilangan dapat dilihat pada Tabel 3, berikut:
  • 6. 6 Tabel 3. Rerata dan standar deviasi ukuran tubuh sapi PO, Sapi Simpo dan Sapi Limpo pada keturunan pertama (F1) dan kedua (BC) No Sifat Kuantitatif Sapi PO Sapi Simpo Sapi Limpo F1 BC F1 BC 1 Lingkar dada 162,15±12,33 164,83±9,58 167,60±9,47 158,83±12,56 167,20±14,07 2 Tinggi gumba 121,55±4,36 124,65±5,36 125,15±6,25 125,32±9,35 126,55±5,52 3 Panjang badan 109,75±9,72 124,43±8,76 124,80±6,65 119,87±10,49 125,10±8,15 4 Tinggi pinggul 123,25±4,83 125,75±5,18 126,80±7,79 128,60±9,25 130,15±5,93 5 Indeks kepala 0,40±0,04 0,48±0,07 0,49±0,06 0,46±0,07 0,52±0,06 Sumber: Trifena et al (2011) Berdasarkan tabel 2, hasil penelitian yang dilakukan di kelompok ternak wilayah Nawangan dan Punung Kab. Pacitan diberikan kondisi lingkungan yang seragam, sehingga dapat dikatakan faktor genetik dari Sapi Simmental dan Sapi Limousin telah mengalami peningkatan. 2.3 Aspek Feeding pada Sapi PO Meningkatnya produktivitas dan performans hasil kawin silang dengan menggunakan semen Sapi Simmental pada induk Sapi Peranakan Ongole sehingga menghasilkan Sapi Simpo yang disukai oleh peternak. Konsekuensi dari hasil sapi persilangan yang memiliki pertumbuhan yang cepat, tubuh besar dan bobot badan lebih tinggi dari pada Sapi PO maka kebutuhan pakan untuk hidup pokok akan meningkat. Apabila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka keunggulan mutu genetik yang dihasilkan dari perkawinan silang potensinya tidak akan muncul. Kecukupan nutrien adalah hal mutlak yang harus dipenuhi untuk menjamin normalnya proses biologis ternak termasuk proses reproduksi. Endrawati, dkk (2010) menyatakan bahwa terdapat kesinambungan antara penampilan reproduksi dan kecukupan nutrisi. Lebih lanjut (Broaddus et al;2003 dalam Endrawati, dkk; 2010) bahwa kekurangan protein kasar pada pakan akan menyebabkan peningkatan kasus silent head. 2.4 Aspek Management pada Sapi PO Budidaya ternak Sapi PO berkembang dengan pesat di Pulau Jawa terutama Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Subiharta, dkk (2012) menyatakan peternak di daerah Kebumen yang mana merupakan salah satu wilayah sentra Sapi PO memiliki fanatisme tinggi terhadap kemurnian Sapi PO meskipun ternak yang dipelihara hanya sebagai usaha sambilan. Kesadaran akan pentingnya kemurnian Sapi PO tersebut terbentuk oleh kematangan dan pengalaman masyarakat dengan rata-rata lama beternak 18,5 tahun. Lebih lanjut, kualitas SDM yang memadai ditunjukkan pula dengan kemampuan peternak sebanyak 88,24% dalam memahami tanda-tanda birahi sapinya. Meskipun perkawinan ternak sebanyak 94,1% dilakukan secara kawin alami
  • 7. 7 dan sistem pemeliharaan dengan cara semi intensif, manajemen pemeliharaan berdasarkan kearifan lokal masyarakat terlah terbukti dapat mempertahankan eksitensi plasma nutfah Sapi PO di Kabupaten Kebumen atau Jawa Tengah. 2.5 Skenario Pengembangan Ternak Sapi PO di Indonesia 2.5.1 Implementasi MAS Marker Assisted Selection memiliki manfaat besar apabila diterapkan dalam program perbibitan sapi potong untuk mendeteksi ternak yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik, proporsi karkas dan memproduksi daging dengan kualitas yang bagus. Implementasi MAS dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: tahap deteksi, tahap evaluasi dan aplikasi MAS. Metode ini menggunakan teknologi penanda genetik dalam implementasinya sehingga masih relevan sebab hanya melakukan penambahan teknologi sebagai upaya meningkatkan keakuratan dalam proses seleksi ternak. 2.5.2 Pengembangan Ternak Sapi PO berbasis Padang Penggembalaan Pemeliharaan ternak Sapi PO pada umumnya dilakukan dengan pemberian pakan secara cut-and-carry. Metode tersebut pada peternakan rakyat nyatanya jumlah dan mutu pakannya relatif rendah. Eksploitasi padang rumput atau rangeland di Indonesia untuk kepentingan ternak ruminansia masih jarang dilakukan. Padahal negara ini memiliki potensi lahan dan kawasan yang memungkinkan untuk penggembalaan misalnya di Pulau Kalimantan, Papua, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sebagai bentuk nyata berhasilnya implementasi pengembangan ternak sapi dengan padang penggembalaan adalah pembangunan padang rumput di Padang Mangatas (Sumbar) yang telah membawa dampak perubahan pada pengembangan peternakan sapi disana. Sehingga dengan menduplikasi Padang Mangatas ke lokasi lain di Indonesia sebagai solusi peningkatan produktivitas ternak adalah sebuah keniscayaan. 2.5.3 Pengembangan Ternak Sapi PO di Wilayah Pulau Terdepan Indonesia Pengembangan ternak sapi di Indonesia akan sulit dicapai apabila hanya mengandalkan peternakan rakyat, sebab jumlah kepemilikan ternak yang cukup sedikit (3-4 ekor/peternak). Selain itu manajemen yang diterapkan masih sangat tradisional dan membingungkan karena ketiadaan data recording. Melirik potensi Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar dan banyaknya pulau-pulau wilayah terdepan yang belum memiliki nama dan penghuni. Maka cukup relevan apabila dilakukan transmigrasi - pelepasan ternak ruminansia. Upaya ini cukup strategis apabila dapat
  • 8. 8 terafiliasi dengan TNI sebagai pemilik otoritas dan fasilitas yang memadai untuk mengolah wilayah perbatasan. Model transmigrasi – pelepasan ternak ruminansia dideskripsikan sebagai berikut, misalnya: Sekawanan populasi ternak sapi dengan rasio jantan : betina = 1 : 20 ekor di asumsikan mampu beradaptasi dan bertahan. Selanjutnya pulau tersebut dapat dinamakan jenis ternak yang dilepas liarkan, misalnya Pulau Simpo atau Pulau Limpo. Jika ternak berubah sifatnya menjadi hewan liar karena kondisi lingkungan, maka pulau tersebut dapat berpotensi sebagai atraksi agrowisata. Tentunya realisasi program ini memerlukan kesepahaman dan kesepakatan kerjasama antara departemen terkait (Deptan, Dephan dan Pemda setempat).
  • 9. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Kelestarian galur murni Sapi Peranakan Ongole dipengaruhi oleh segitiga produksi dimana terdapat tiga aspek penting yang berpengaruh, yaitu: breeding, feeding dan management. 2. Kegiatan kawin silang antar bangsa atau crossbreeding terbukti dapat meningkatkan keunggulan dari kedua hewan ternak.yang dibuktikan dengan meningkatnya persentase sifat kuantitatif. 3.2 Saran Program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai ‘Lumbung Pangan Asia’ yang ditargetkan dapat tercapai di tahun 2045 merupakan program jangka panjang yang heroik bagi kemaslahatan umat manusia. Namun, dalam implementasinya untuk mewujudkan hal itu pemerintah hanya berfokus terhadap peningkatan jumlah populasi ternak sapi melalui program UBSUS SIWAB. Padahal Indonesia memiliki ternak kerbau yang juga memiliki peluang yang sama seperti sapi untuk mencukupi kebutuhan permintaan daging nasional. Saat ini populasi kerbau di Indonesia berdasar data sensus Dirjen PKH (2016) sebanyak ±1,4 juta ekor dan sapi ±16,7 juta ekor. Pemerintah baiknya juga perlu mengupayakan peningkatan jumlah populasi kerbau dengan program KIWAB (Kerbau Induk Wajib Bunting) misalnya. Sebab, kepekaan pemerintah terhadap potensi sumber daya genetik adalah resep keniscayaan swasembada daging Indonesia.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Agung, dkk. 2014. Profil Morfologi dan Pendugaan Jarak Genetik Sapi Simmental Hasil Persilangan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 19(2): 112-122. Aryogi, Adinanta, Y dan Pamungkas, D. 2017. Profil dan Potensi Pejantan Sapi Peranakan Ongole Penghasil Calon Galur Baru. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2017. http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pro09- 25.pdf?secure=1. Diakses pada 18 November 2018. Endrawati, E, Baliarti, E dan Budhi, S. 2010. Performan Induk Sapi Silangan Simmental – Peranakan Ongole dan Induk Sapi Peranakan Ongole dengan Pakan Hijauan dan Konsentrat. Buletin Peternakan. 34(2): 86-93. Hakim, L dan Budiarto. 2014. Optimalisasi Reproduksi Sapi Betina Lokal (un identified breed) dengan Tiga Sumber Genetik Unggul Melalui Intensifikasi IB. http://lppm.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/Agus-budiarto.pdf. Diakses pada 18 November 2018. Maryono, E. Romjali, D. Wijono dan Hartati. 2006. Paket Rakitan Teknologi Hasil-Hasil Penelitian Peternakan untuk Mendukung Upaya Kalimantan Selatan Mencapai Swasembada Sapi Potong. Pusdatin. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor Peternakan Daging Sapi. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian: Jakarta. Subiharta, Utomo, B dan Sudrajat, P. 2012. Potensi Sapi Pernakan Ongole (PO) Kebumen Sebagai Sumber Bibit Sapi Lokal Di Indonesia Berdasarkan Ukuran Tubuhnya (Studi Pendahuluan). https://www.researchgate.net/publication/262563896_POTENSI_SAPI_PERA NAKAN_ONGOLE_PO_KEBUMEN_SEBAGAI_SUMBER_BIBIT_SAPI_LOKA L_DI_INDONESIA_BERDASARKAN_UKURAN_TUBUHNYA_STUDI_PENDA HULUAN. Diakses pada 18 November 2018. Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). 2018. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia Februari 2018. BPS RI. https://www.bps.go.id/publication/2018/06/04/b7e6cd40aaea02bb6d89a828/ke adaan-angkatan-kerja-di-indonesia-februari-2018.html. Diakses pada 18 November 2018. Talib, C.2001. Pengembangan Sistem Perbibitan Sapi Potong Nasional. Wartazoa. 11(1): 10-19. Trifena, Budisastria, I dan Hartatik, T. 2011. Perubahan Fenotip Sapi Perankan Ongole, Simpo dan Limpo pada Keturunan Pertama dan Keturunan Kedua (Backcross).Buletin Peternakan. 35(1): 11-16.