SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ayam kampung merupakan ayam lokal di Indonesia yang kehidupannya sudah lekat
dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras),
atau ayam sayur. Penampilan ayam kampung sangat beragam, begitu pula sifat genetiknya,
penyebarannya sangat luas karena populasi ayam buras dijumpai di kota maupun desa.
Potensinya patut dikembangkan untuk meningkatkan gizi masyarakat dan menaikkan
pendapatan keluarga.
Ayam kampung mempunyai kelebihan pada daya adaptasi tinggi karena mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta
cuaca setempat. Ayam kampung memiliki bentuk badan yang kompak dan susunan otot yang
baik. Bentuk jari kaki tidak begitu panjang, tetapi kuat dan ramping, kukunya tajam dan
sangat kuat mengais tanah. Ayam kampung penyebarannya secara merata dari dataran rendah
sampai dataran tinggi.
Kondisi yang ada terkait dengan masalah utama dalam pengembangan ayam kampung
adalah rendahnya produktifitas. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem pemeliharaan
yang masih bersifat tradisional, jumlah pakan yang diberikan belum mencukupi dan
pemberian pakan yang belum mengacu kepada kaidah ilmu nutrisi (Gunawan, 2002; Zakaria,
2004a), terutama sekali pemberian pakan yang belum memperhitungkan kebutuhan zat-zat
makanan untuk berbagai tingkat produksi. Keadaan tersebut disebabkan karena belum
cukupnya informasi mengenai kebutuhan nutrisi untuk ayam kampung. Peningkatan populasi,
produksi dan efisiensi usaha ayam kampung, perlu ditingkatkan dari tradisional ke arah
agribisnis (Zakaria, 2004b). Kondisi yang ada terkait dengan masalah utama dalam
pengembangan ayam kampung adalah rendahnya produktifitas. Salah satu faktor
penyebabnya adalah sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional, jumlah pakan yang
diberikan belum mencukupi dan pemberian pakan yang belum mengacu kepada kaidah ilmu
nutrisi (Gunawan, 2002; Zakaria, 2004a), terutama sekali pemberian pakan yang
belum memperhitungkan kebutuhan zat-zat makanan untuk berbagai tingkat produksi
.
STANDAR GIZI RANSUM AYAM KAMPUNG
Secara umum, kebutuhan gizi untuk ayam paling tinggi selama minggu awal (0-8
minggu) dari kehidupan, oleh karena itu perlu diberikan ransum yang cukup mengandung
energi, protein, mineral dan vitamin dalam jumlah yang seimbang. Faktor lainnya adalah
perbaikan genetik dan peningkatan manajemen pemeliharaan ayam kampung harus didukung
dengan perbaikan nutrisi pakan (Setioko dan Iskandar, 2005; Sapuri, 2006).
Sampai saat ini standar gizi ransum ayam kampung yang dipakai di Indonesia
didasarkan rekomendasi Scott et al. (1982) dan NRC (1994). Menurut Scott et al. (1982)
kebutuhan energi termetabolis ayam tipe ringan umur 2-8 minggu antara 2600-3100 kkal/kg
dan protein pakan antara 18% - 21,4% sedangkan menurut NRC (1994) kebutuhan energi
termetabolis dan protein masing - masing 2900 kkal/kg dan 18%. Standar tersebut sebenarnya
adalah untuk ayam ras, sedangkan standar kebutuhan energi dan protein untuk ayam
kampung yang dipelihara di daerah tropis belum ada. Oleh sebab itu kebutuhan energi dan
protein untuk ayam kampung di Indonesia perlu diteliti.
Melihat proses metabolisme dan mengadakan pelacakan terhadap nutrien dalam tubuh
ternak yang disertai dengan mengukur komposisi tubuh ternak untuk pertumbuhan maupun
fungsi-fungsi lain, maka kebutuhan nutrien khususnya energi dan protein pada ayam
kampung dapat ditetapkan. Pelacakan terhadap nutrien tubuh ternak yang disertai dengan
mengukur komposisi tubuh ternak untuk menentukan kebutuhan nutrien, diharapkan dapat
meningkatkan perkembangan serta produktifitas ayam kampung. Berdasarkan kondisi
tersebut maka permasalahan yang dihadapi didalam pengembangan ayam kampung adalah :
belum adanya data tentang kebutuhan nutrien, khususnya energi dan protein untuk produksi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka telah dilakukan penelitian “Pengaruh Kandungan
Energi dan Protein Ransum Terhadap Penampilan Ayam Kampung Umur 0 – 10 Minggu”.
PENUTUP
Kesimpulan
Saat ini standarisasi pakan ayam kampung digunakan banyak pilihan akan tetapi standarisasi
masih berpacuan pada buku milik Scott et al. (1982) dan NRC (1994)
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria, S. 2004a. Pengaruh luas kandang terhadap produksi dan kualitas telur
ayam buras yang dipelihara dengan system litter. Bulletin Nutrisi dan Makanan Ternak 5(1);
1-11.
Zakaria, S. 2004b. Performans ayam buras fase dara yang dipelihara secara
intensif dan semi intensif dengan tingkat kepadatan kandang yang berbeda. Bulletin Nutrisi
dan Makanan Ternak. 5 (1): 41 – 51
Setioko, A.R. dan S. Iskandar. 2005. Review Hasil Hasil Penelitian dan dukunganTeknologi
Dalam Pengembangan Ayam Lokal. Prosiding LokakaryaNasional Inovasi Teknologi
Pengembangan Ayam Lokal. Semarang, 25September 2005. Pusat penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor. Hal. 10 – 19.
Scott, M. L., M.C, Nesheim and R.J.Young. 1982. Nutritions of The Chickens. Second Ed.
M. L. Scott and Associates Ithaca, New York.
Gunawan. 2002. “Evaluasi Model Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras dan Upaya
Perbaikannya “. (disertasi). Bogor. Institut Pertanian Bogor.

More Related Content

Viewers also liked

Magnification and Microscopes
Magnification and MicroscopesMagnification and Microscopes
Magnification and Microscopesrunfaster89
 
Magnification and microscopes
Magnification and microscopesMagnification and microscopes
Magnification and microscopesrunfaster89
 
Chemistry of life
Chemistry of lifeChemistry of life
Chemistry of liferunfaster89
 
Cell membrane and transport
Cell membrane and transportCell membrane and transport
Cell membrane and transportrunfaster89
 
Introduction to Cell Biology and Stem Cells
Introduction to Cell Biology and Stem CellsIntroduction to Cell Biology and Stem Cells
Introduction to Cell Biology and Stem Cellsrunfaster89
 

Viewers also liked (14)

Eykaryotes
EykaryotesEykaryotes
Eykaryotes
 
Magnification and Microscopes
Magnification and MicroscopesMagnification and Microscopes
Magnification and Microscopes
 
Origin of life
Origin of lifeOrigin of life
Origin of life
 
Prokaryotes
ProkaryotesProkaryotes
Prokaryotes
 
Carbohydrates
CarbohydratesCarbohydrates
Carbohydrates
 
Lipids
LipidsLipids
Lipids
 
Magnification and microscopes
Magnification and microscopesMagnification and microscopes
Magnification and microscopes
 
Nucleic acids
Nucleic acidsNucleic acids
Nucleic acids
 
Eykaryotes
EykaryotesEykaryotes
Eykaryotes
 
Chemistry of life
Chemistry of lifeChemistry of life
Chemistry of life
 
Prokaryotes
ProkaryotesProkaryotes
Prokaryotes
 
Proteins
ProteinsProteins
Proteins
 
Cell membrane and transport
Cell membrane and transportCell membrane and transport
Cell membrane and transport
 
Introduction to Cell Biology and Stem Cells
Introduction to Cell Biology and Stem CellsIntroduction to Cell Biology and Stem Cells
Introduction to Cell Biology and Stem Cells
 

Similar to Artikel beta

FIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docxFIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docxmikailmehang
 
Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas a
Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas aDeby okta tyapradana 176050100011021 kelas a
Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas aDeby Okta Tyapradana
 
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Randy Chamzah
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaDarwin Kadarisman
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1PPGhybrid3
 
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdfMANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdfYuziNosfris
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingIr. Zakaria, M.M
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisihylmihalim
 
Review Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam ArabReview Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam ArabIlmianisa Azizah
 
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaode Syawal Fapet
 
Budi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMA
Budi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMABudi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMA
Budi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMAGusYuda Lova
 

Similar to Artikel beta (20)

FIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docxFIKTOR NGGULI H. MILA.docx
FIKTOR NGGULI H. MILA.docx
 
Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas a
Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas aDeby okta tyapradana 176050100011021 kelas a
Deby okta tyapradana 176050100011021 kelas a
 
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
Strategi Pengembangan Peternakan Itik (Bab I)
 
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesiaBeberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
Beberapa isu strategis pengembangan ketahanan pangan indonesia
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdfMANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK UNGGAS.pdf
 
Ayam buras
Ayam burasAyam buras
Ayam buras
 
riko
rikoriko
riko
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedaging
 
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
 
Pakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisiPakan dan-nutrisi
Pakan dan-nutrisi
 
pembahasan.docx
pembahasan.docxpembahasan.docx
pembahasan.docx
 
bcs sapi.pdf
bcs sapi.pdfbcs sapi.pdf
bcs sapi.pdf
 
Ternak potong
Ternak potongTernak potong
Ternak potong
 
Review Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam ArabReview Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
Review Manajemen ternak unggas - Ayam Arab
 
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
 
Budi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMA
Budi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMABudi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMA
Budi daya ayam pedaging kls 12 mipa 4 SISMA
 

Artikel beta

  • 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam lokal di Indonesia yang kehidupannya sudah lekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras), atau ayam sayur. Penampilan ayam kampung sangat beragam, begitu pula sifat genetiknya, penyebarannya sangat luas karena populasi ayam buras dijumpai di kota maupun desa. Potensinya patut dikembangkan untuk meningkatkan gizi masyarakat dan menaikkan pendapatan keluarga. Ayam kampung mempunyai kelebihan pada daya adaptasi tinggi karena mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta cuaca setempat. Ayam kampung memiliki bentuk badan yang kompak dan susunan otot yang baik. Bentuk jari kaki tidak begitu panjang, tetapi kuat dan ramping, kukunya tajam dan sangat kuat mengais tanah. Ayam kampung penyebarannya secara merata dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Kondisi yang ada terkait dengan masalah utama dalam pengembangan ayam kampung adalah rendahnya produktifitas. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional, jumlah pakan yang diberikan belum mencukupi dan pemberian pakan yang belum mengacu kepada kaidah ilmu nutrisi (Gunawan, 2002; Zakaria, 2004a), terutama sekali pemberian pakan yang belum memperhitungkan kebutuhan zat-zat makanan untuk berbagai tingkat produksi. Keadaan tersebut disebabkan karena belum cukupnya informasi mengenai kebutuhan nutrisi untuk ayam kampung. Peningkatan populasi, produksi dan efisiensi usaha ayam kampung, perlu ditingkatkan dari tradisional ke arah agribisnis (Zakaria, 2004b). Kondisi yang ada terkait dengan masalah utama dalam pengembangan ayam kampung adalah rendahnya produktifitas. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional, jumlah pakan yang diberikan belum mencukupi dan pemberian pakan yang belum mengacu kepada kaidah ilmu nutrisi (Gunawan, 2002; Zakaria, 2004a), terutama sekali pemberian pakan yang belum memperhitungkan kebutuhan zat-zat makanan untuk berbagai tingkat produksi
  • 2. . STANDAR GIZI RANSUM AYAM KAMPUNG Secara umum, kebutuhan gizi untuk ayam paling tinggi selama minggu awal (0-8 minggu) dari kehidupan, oleh karena itu perlu diberikan ransum yang cukup mengandung energi, protein, mineral dan vitamin dalam jumlah yang seimbang. Faktor lainnya adalah perbaikan genetik dan peningkatan manajemen pemeliharaan ayam kampung harus didukung dengan perbaikan nutrisi pakan (Setioko dan Iskandar, 2005; Sapuri, 2006). Sampai saat ini standar gizi ransum ayam kampung yang dipakai di Indonesia didasarkan rekomendasi Scott et al. (1982) dan NRC (1994). Menurut Scott et al. (1982) kebutuhan energi termetabolis ayam tipe ringan umur 2-8 minggu antara 2600-3100 kkal/kg dan protein pakan antara 18% - 21,4% sedangkan menurut NRC (1994) kebutuhan energi termetabolis dan protein masing - masing 2900 kkal/kg dan 18%. Standar tersebut sebenarnya adalah untuk ayam ras, sedangkan standar kebutuhan energi dan protein untuk ayam kampung yang dipelihara di daerah tropis belum ada. Oleh sebab itu kebutuhan energi dan protein untuk ayam kampung di Indonesia perlu diteliti. Melihat proses metabolisme dan mengadakan pelacakan terhadap nutrien dalam tubuh ternak yang disertai dengan mengukur komposisi tubuh ternak untuk pertumbuhan maupun fungsi-fungsi lain, maka kebutuhan nutrien khususnya energi dan protein pada ayam kampung dapat ditetapkan. Pelacakan terhadap nutrien tubuh ternak yang disertai dengan mengukur komposisi tubuh ternak untuk menentukan kebutuhan nutrien, diharapkan dapat meningkatkan perkembangan serta produktifitas ayam kampung. Berdasarkan kondisi tersebut maka permasalahan yang dihadapi didalam pengembangan ayam kampung adalah : belum adanya data tentang kebutuhan nutrien, khususnya energi dan protein untuk produksi. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka telah dilakukan penelitian “Pengaruh Kandungan Energi dan Protein Ransum Terhadap Penampilan Ayam Kampung Umur 0 – 10 Minggu”.
  • 3. PENUTUP Kesimpulan Saat ini standarisasi pakan ayam kampung digunakan banyak pilihan akan tetapi standarisasi masih berpacuan pada buku milik Scott et al. (1982) dan NRC (1994)
  • 4. DAFTAR PUSTAKA Zakaria, S. 2004a. Pengaruh luas kandang terhadap produksi dan kualitas telur ayam buras yang dipelihara dengan system litter. Bulletin Nutrisi dan Makanan Ternak 5(1); 1-11. Zakaria, S. 2004b. Performans ayam buras fase dara yang dipelihara secara intensif dan semi intensif dengan tingkat kepadatan kandang yang berbeda. Bulletin Nutrisi dan Makanan Ternak. 5 (1): 41 – 51 Setioko, A.R. dan S. Iskandar. 2005. Review Hasil Hasil Penelitian dan dukunganTeknologi Dalam Pengembangan Ayam Lokal. Prosiding LokakaryaNasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Semarang, 25September 2005. Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Hal. 10 – 19. Scott, M. L., M.C, Nesheim and R.J.Young. 1982. Nutritions of The Chickens. Second Ed. M. L. Scott and Associates Ithaca, New York. Gunawan. 2002. “Evaluasi Model Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras dan Upaya Perbaikannya “. (disertasi). Bogor. Institut Pertanian Bogor.