MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
makalah Manusia Dan Revolusi Mantal kel. 9.pptx
1. MAKALAH
MANUSIA DAN REVOLUSI MENTAL
DOSEN PENGAMPU :
Umi Hartatai M.Pd.I
Disusun Oleh :
Dhea Fatimah Aliyahfi 22250094
Nindita Putri 22250098
Putri Amalia Kadi 22250071
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
METRO
2022/2023
2. A. Pengertian Manusia
Manusia menurut pandangan islam, manusia merupakan makhluk
yang paling mulia di sisi Allah Swt. Manusia memiliki ciri khas tersendiri di
bandingkan dengan makhluk ciptaan Allah Swt lainya. Manusia memiliki jiwa
yang bersifat rohaniah, goib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera
yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya
fikir, akal, nafsu, kalbu, dan msi banyak lagi.
Manusia dalam pandangan Islam terdiri atas dua unsur, yakni
jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari
unsur unsur saripati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi
immateri berupa ruh.
3. a. Hakikat manusia
1. Makhluk yang memiliki tenaga yang
dapatmenggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang
ertanggung jawab atas tingkah laku intelektual
dan sosial, yang mampu mengarahkan dirinya
ke tujuan yang positif dan mampu mengontrol
dirinya serta mampu menentukan nasibnya.
3. Makhluk yang berkembang dan terus
berkembang tidak akan selesai tuntas selama
hidupnya.
4. Individu yang selama hidupnya selalu
melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirina sendiri, membantu orang
lain dan membuat dunia lebih baik untuk di
tempati.
5. Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudannya merupakan keterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
6. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik
atau jahat.
7. Individu yang sangat di pengaruhi oleh
lingkungan, terutama lingkungan sosial.
Bahkan ia tidak dapat berkembang sesuai
dengan martabat kemanusiaanya tanpa hidup
dalam lingkungan sosial.
8. Makhluk yang berfikir. Berfikir artinya
bertanya, dan bertanya artinya mencari
jawaban dan mencarai jawaban artinya
mencari kebenaran.
4. ● Belajar.
Dalam ( surat an naml ayat 15 – 16 dan al
mukmin ayart 54 ) belajar yang di nyatakan pada
ayat pertama surat al alaq, adalam mempelajari
ilmu Allah yaitu Al Quran.
● Mengajarkan ilmu.
Dalam ( Al Baqarah 31-39) khalifah yang
telah di ajarkan ilmu Allah wajib untuk
mengajarkannya kepada manusia yang lain.
● Membudayakan ilmu.
Dalam ( al mukmin 35) ilmu yang sudah di
fahami bukan hanya untuk di sampaikan kepada
orang lain, merupakan juga harus di amalkan oleh
diri sendiri supaya membudaya / terbiasa.
b. Fungsi dan peranan
manusia dalam Islam
5. B. Pengertian Revolusi
Mental
Revolusi mental merupakan suatu gerakan seluruh
masyarakat baik pemerintah atau rakyat dengan cara
yang cepat untuk mengangkat kembali nilai – nilai
strategi yang di perlukan oleng bangsa dan negara, untuk
mampu menciptakan ketertiban dan kesejahteraan
rakyat sehingga dapat memenangkan persaingan di era
globalisasi.
Dalam konteks keislaman sudah pasti karena Islam
selalu mengajak untuk lebih baik. Sebagai mana sebuah
hadits menyebutkan “ barang siapa yang harinya
sekarang lebih baik dari pada kemarin maka dia termasuk
orang yang beruntung. Barang siapa yang hari nya sama
dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi.
Barang siapa yang hari nya sekarang lebih jelek dari pada
harinya kemarin maka dia terlaknat,”.
6. Istilah revolusi mental
pertama kali dicetuskan oleh
Presiden Republik Indonesia
pertama Ir.Soekarno pada pidato
kenegaraan memperingati
proklamasi kemerdekaan tanggal
17 Agustus 1957.
Yang menyatakan bahwa
revolusi mental adalah semacam
gerakan hidup baru untuk
menggembleng manusia Indonesia
menjadi manusia baru yang
berhati putih, berkemauan baja,
bersemangat elang rajawali, dan
berjiwa api.
a. Sejarah revolusi
mental
Beberapa tokoh revolusioner
yakni.
1. Presiden Joko Widodo
2. Karlina supelli
3. Preseden Ir soekarno
4. Imam suprayogo
b. Revolusi mental
menurut para tokoh
7. c. Tujuan revolusi mental
● Mengubah cara pandang, pola pikir, perilaku
dan cara kerja, yang berorientasi kepada
kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia
menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi
dengan bangsa - bangsa lain di dunia.
● Membangkitkan kesadaran serta membangun
optimistik dalam menatap masa depan
Indonesia sebagai negara dengan kekuatan
besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan
berpotensi menjadi bangsa maju dan modern
dengan pondasi tiga pilar trisakti.
● Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara
politik, berdikari secara ekonomi dan
berkepribadian yang kuat melalui pembentukan
manusia Indonesia baru yang unggul.
● Wildan Nurul Fajar, Pelaksanaan Revolusi
Mental di Indonesia: Kajian Dalam Konteks
Pendidikan Kewarganegaraan
This Topic About
Manusia dan revolusi
mental
8. d. Urgensi Revolusi Mental
1. Sudah terlalu lama membiarkan praktik -
praktik dalam berbangsa dan bernegara
dilakukan secara tidak jujur, tidak memegang
etika dan moral, tidak bertanggung jawab,
tidak dapat diandalkan, dan tidak bias
dipercaya.
2. Dalam bidang ekonomi sudah tertinggal jauh
dari negara - negara lain, karena kehilangan
etos kerja, daya saing, daya juang, semangat
mandiri, keratifitas dan semangat inovatif.
3. Sebagai bangsa kita kriis identitas karakter
kuat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
mempunyai semangat gotong royong, saling
bekerjasama demi kemajuan bangsa meluntur.
e. Pelaku Revolusi Mental
Dalam buku saku gerkan nasional revolusi mentl
menyatakan bahwa pelaku revolusi mental meliputi
pemerintah, swasta dan masyarakat. Pada lingkup
pemerintah meliputi kementrian, Badan Usaha Milik
Negara, Lembaga Negara serta Pemerintah Daerah.
Dalam lingkup swasta meliputi Koorporasi,
Kelompok-kelompok Usaha, Koperasi. Sedangkan
dalam lingkup masyarakat meliputi Partai Politik,
Pers/Media, Organisasi Masyarakat, Netizen,
Seniman, Orang Muda, Tokoh Agama/masyarakat,
Akademisi/Perguruan Tinggi, Budayawan,Perempuan,
dan lainnya.
9. C. Penerapan nilai – nilai
revolusi mental.
Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan
positif dan penguatan negatif. Penguatan positif
adalah penguatan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan memelihara prilaku positif,
sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan
perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus
ransangan yang tidak menyenangkan.
d. Pembiasaan (habituating), adalah memberi sifat
dan jalan tertentu dalam pikiran, keyakinan,
perasaan-keinginan, dan prilaku secara terus-
menerus, kemudian jika sifat kebiasaan itu telah
terpatri, seseorang sangat suka melakukannya.
Menurut Ahmad Amin kebiasaan baru dapat menjadi
mental berkarakter jika seseorang senang atau ada
keinginan kepada sesuatu yang dibiasakan dan
diterimanya keinginan dan penerimaan itu
secukupnya. Diantara penyebab ketidakmampuan
seseorang bermental good character meskipun ia
telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu
adalah karena ia tidak terlatih (terbiasa) untuk
melakukan kebaikan itu.
a. Pembelajaran (learning), dengan mengajarkan
mana yang baik dan yang buruk, peserta didik dapat
memutuskan nilai-nilai mana yang dipilih dalam
pertimbangan kesadaran moral, pemahaman dan
kebebasan, dan nilai mana yang lebih tinggi dan
banyak manfaatnya dari berbagai kebiasaan prilaku
di masyarakat. Tanpa pemahaman dan pengertian,
kebebasan dan kesadaran tidak mungkin ada sebuah
mental tindakan berkarakter.
b. Keteladanan (modelling), manusia lebih banyak
belajar dan mencontoh dari apa yang ia lihat dan
alami. Keteladanan yang paling berpengaruh adalah
yang paling dekat dengan diri kita terutama
pergaulan sosial.
c. Penguatan (reinforcing), adalah respon terhadap
suatu prilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali prilaku itu.
10. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian revolusi mental
menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa
pengertian revolusi mental adalah Gerakan untuk
menguatkan masyarakat Indonesia dalam
mentalitas yang berkarakter tinggi meliputi cara
berpikir, cara merasa, cara mempercayai yang
semua ini direalisasikan dalam perilaku dan
tindakan sehari-hari.
Gerakan revolusi mental pasti akan
menghadapi hambatan individu maupun
organisasi, untuk mengatasinya diperlukan
pemimpin berpendidikan yang kuat dan
berkarakter, dan lingkungan yang berdaya.