SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
TUGAS MAKALAH 
ILMU PENGETAHUAN ALAM 
“DAUR SULFUR (BELERANG)” 
Guru Pembimbing : Nurudin Fajar, S. Sos 
Daur Sulfur (Belerang) 1 
Nama Kelompok 6 : 
1. Diah Dwi Ammarwati (05) 
2. Enggar Kartika Sari (07) 
3. Idha Risqiyantie (11) 
4. Itsnaini Laili Safithri (14) 
5. Tri Eki Sunafika (26) 
6. Zahida Zahro’ (31) 
SMK NEGERI 1 BATANG 
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Kata Pengantar 
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan 
rahmat, taufik, hidayah dan inayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah 
Ilmu Pengetahuan Alam tentang “Daur Sulfur (Belerang)” ini dengan baik. 
Sekalipun banyak kesulitan – kesulitan yang penulis hadapi dalam pencarian data 
maupun penulisannya namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan 
kliping tentang bencana alam ini dengan baik. Kepada pihak – pihak yang telah membantu 
penulis : 
1. Bapak Drs. Sugito, M. Si selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Batang 
2. Bapak Nur Udin Fajar, S. Sos selaku guru pengampuh mata pelajaran Ilmu Pengetahuan 
Daur Sulfur (Belerang) 2 
Alam (IPA) 
3. Ibu Mindya F, S. Pd selaku wali kelas XII Perbankan Syari’ah II 
4. Dan teman – teman yang senantiasa membantu penulis 
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak tersebut diatas. 
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah tentang daur sulfur (belerang) ini 
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang 
bersifat membangun dan tentunya berguna untuk memperbaiki makalah tentang daur sulfur 
(belerang) ini. 
Semoga makalah tentang daur sulfur (belerang) ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca 
secara keseluruhahan. 
Batang, September 2014 
Penulis 
Kelompok 6
Daur Sulfur (Belerang) 3 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2 
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4 
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6 
1.3 Tujuan ........................................................................................... 6 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Sulfur .......................................................................... 7 
2.2 Proses Daur Sulfur ....................................................................... 7 
2.3 Dampak Sulfur atau Belerang ...................................................... 11 
2.4 Fungsi sulfur atau belerang .......................................................... 12 
BAB III PENUTUP 
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 13 
3.2 Saran ............................................................................................. 13 
DAFTAR PUSTAKA
Daur Sulfur (Belerang) 4 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme - 
organisme dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama lain oleh proses-proses 
biologi, kimia, dan fisika. Masukan dan buangan energi, gas, bahan kimia anorganik dan 
organik dapat melewati batasan ekosistem melalui perantara faktor meteorologi seperti angin dan 
presipitasi, faktor geologi seperti air mengalir dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan 
hewan. Jadi, keseluruhan bumi itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang 
terisolir dari yang lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer. 
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell” 
(kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah 
permukaan air laut. Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua 
persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur 
ulang bahan yang telah ada dalam sistem tersebut. 
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur 
terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. 
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang 
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur 
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam 
lingkungan abiotik. 
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. 
Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), 
Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi 
dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi 
yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi 
organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari 
mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai
makanan mati, aliran materi akan tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut 
diurai oleh dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian 
interaksi ini terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur 
materi. 
Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut mendapat pengaruh yang cukup signifikan dari 
suplai hara dan energi. Di alam, semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar dari 
sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun demikian ada 
suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus dalam ekosistem dan 
menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena 
prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) dan 
kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik 
yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan. 
Salah satu siklus biogeokimia yakni siklus sulfur. Kita tahu jika sulfur lebih dikenal 
masyarakat dengan belerang yang terkandung di dalam sumber mata air panas. Di sisi lain, siklus 
sulfur memiliki peran penting dalam proses aliran energi dan materi yang terjadi di alam. Selain 
itu, siklus sulfur juga memiliki banyak pengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan ekosistem 
serta keseimbangan dari proses siklus biogekimia itu sendiri. 
Berdasarakan hal tersebut kami mencoba memaparkan proses dari siklus sulfur, peran 
manusia dalam siklus sulfur serta dampak siklus sulfur terhadap keberlangsungan kehidupan 
makhluk hidup. 
Daur Sulfur (Belerang) 5
Daur Sulfur (Belerang) 6 
1.2. Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan sulfur ? 
2. Bagaimana proses terjadinya siklus sulfur ? 
3. Bagaimana dampak dari sulfur bagi kehidupan ? 
4. Apakah Fungsi dari Sulfur 
1.3. Tujuan 
1. Untuk mengetahui pengertian dari sulgur 
2. Untuk mengetahui proses siklus sulfur 
3. Untuk mengetahui dampak dari siklus sulfur 
4. Mengetahui Fungsi Sulfur
Daur Sulfur (Belerang) 7 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1. Definisi Sulfur (Belerang) 
Daur Biogeokimia belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon. 
Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari 
hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen 
sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan 
dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh organisme 
sebagai penyusun protein. 
2.2. Pengertian dan Proses Siklus Sulfur 
DAUR SULFUR Siklus sulfur atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari hidrogen 
sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. 
Sulfur di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah ditemukan dalam bentuk mineral, 
diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida, dan dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein. 
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan 
di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia 
memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh 
manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut 
diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat 
yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut 
maka kentut akan semakin bau. 
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh 
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap 
berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. 
Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur 
dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bekteri 
akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh
tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara. Diudara sulfur dioksida akan bereaksi 
dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam 
bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, 
pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan 
dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang 
kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup 
mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau 
daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti 
tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini. 
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk mengubah sulfur menjadi senyawa 
belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, 
oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan 
dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan 
bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida 
(H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan 
melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi 
sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus). 
Daur Sulfur (Belerang) 8 
Daur Biogeokimia Sulfur/Belerang
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, Belerang atau sulfur merupakan unsur 
penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). 
Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu 
Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur 
dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di 
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan 
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai 
makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. 
Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio 
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian 
H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan 
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus. 
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik 
membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 
kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur 
belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai 
berikut : 
Daur Sulfur (Belerang) 9 
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu 
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio 
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli 
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobic 
Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya 
ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni 
bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio 
dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam 
bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri
Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri 
kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadibentuksulfat. 
Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan tanah hasil dari 
pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik), berikut adalah contoh persamaan reaksi 
pembentukan sulfat melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya mineral besi sulfida. 
Daur Sulfur (Belerang) 10 
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO4 
2− + 4 H+ 
Proses kimia juga terjadi ketika gas SO2 terbentuk melalui pembakaran hasil emisi 
pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan reaksinya: 
S (s) + O2 (g) → SO2 (g) 
Proses kimia juga terjadi ketika gas H2S terbentuk melalui aktivitas biologis ketika 
bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di 
rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas 
gunung berapi dan gas alam. Persamaan reaksinya: 
1S -2(s) + 2H+ (g) → H2S (g) 
Proses kimia dan biologi juga terjadi ketika sulfida (S2), belerang dioksida (SO2) dan 
(H2S) berubah menjadi SO4 atau sebaliknya dengan bantuan dari dekomposer. Dimana didalam 
proses-proses tersebut juga terdapat reaksi-reaksi kimia. 
1. H2S → S → SO4 
-2 
2. SO4 
-2 → H2S 
3. H2S → SO4 
-2 
4. Senyawa Organik → SO4 
-2 + H2S
Daur Sulfur (Belerang) 11 
2.4. Dampak Sulfur atau Belerang 
Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SOx) menyebabkan manusia akan mengalami 
gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut 
menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. 
Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. 
Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa 
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm 
atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 
ppm. SO2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan 
penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular. 
Sulfur dioksida (SO2) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 
ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah 
dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi 
hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di 
saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi 
peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan 
ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper 
plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker. 
Sulfur dioxide (SO2) memiliki cakupan-cakupan yang sangat mengganggu. Bila kita 
menghirup SO2 hanya menembus sejauh hidung dan tenggorokan maka sejumlah kecil 
konsentrasi SO2 akan mencapai paru-paru. Akan tetapi jika menghirup secara berat dalam artian 
ada di lokasi gas belerang dalam waktu yang lama, maka bernapaslah hanya melalui mulut atau 
konsentrasi dari SO2 akan menjadi tinggi. Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah 
bervariasi. Dimana dengan konsentrasi rendah pada 1ppm yang telah dihirup manusia akan 
mengalami pengurangan fungsi paru-paru. Meskipun pada penelitian terhadap 7 sukarelawan 
hanya 1 orang yang mengalami efek tidak baik pada 1 ppm. Jika selama 10 hingga 30 menit 
kedapatan konsentrasi mencapai 5 ppm akan mengakibatkan sesak napas pada cabang 
tenggorokan kita. Bila kedapatan selama 20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan 
memerahkan tenggorokan, gangguan pada hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar 20 ppm 
merupakan titik kritis dari iritasi konsentrasi SO2, meskipun ada beberapa laporan bahwa ada
orang-orang yang bekerja pada konsentrasi melampaui 20 ppm. Konsentrasi sebesar 500 ppm 
sangat tidak dianjurkan untuk dihirup oleh manusia. 
Pada beberapa kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang sangat tinggi pada ruangan 
tertutup, dapat mengakibatkan gangguan saluran udara, hypoxemia (kekurangan oksigen pada 
darah), dan kematian dalam hitungan menit. Efek dari pulmonary edema(gangguan pada paru-paru) 
meliputi batuk dan napas pendek yang dialami selama berjam-jam atau berhari-hari setelah 
kedapatan menghirup konsentrasi SO2. Gejala-gejala ini menyakitkan hati dan menguras tenaga. 
Hasil dari kedapatan menghirup konsentrasi dalam waktu yang sering, akan melukai paru-paru 
secara permanen. Selain itu, Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai 
pencemar udara. 
Daur Sulfur (Belerang) 12 
2.4 Fungsi sulfur atau belerang 
Dalam kehidupan, sulfur atau belerang berperan dalam: 
Menstabilkan struktur protein. Berperan dalam mengaktifkan enzim Berperan dalam 
metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa denganko- enzim. 
Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Menambah kandungan protein dan vitamin 
hasil panen. Meningakatkan jumlah anakan yang di hasilkan (pada tanaman padi). Berperan 
penting pada proses pembulatan zat gula. Memperbaiki warna,aroma, dan kelenturan daun 
tembakau (khusus pada tembakau omprongan). Sulfur sangat berperan dalam pembentukan 
klorofil dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur. Sulfur juga 
membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma seperti pada jenis bawang dan cabe. 
Pada tanaman kacang sulfur merangsang pembentukan bintil akar didalam tanah, sulfur berperan 
untuk menurunkan PH tanah alkali.
Daur Sulfur (Belerang) 13 
BAB III 
PENUTUP 
5.1. Kesimpulan 
Adanya siklus sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur 
terjadi dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan 
belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia 
mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad 
renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi dan , yang mengandung unsur sulfur. 
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak memperhatikan 
lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga proporsi komponen yang 
seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang 
dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup. 
Oleh karena itu pemahaman mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk 
membuat suatu rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri. 
5.2. Saran 
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan kepada pihak – pihak terkait : 
5.2.1. Pemerintah perlu memberikan sanksi – sanksi yang tegas terkait dengan sistem cerobong 
udara / asap limbah pabrik yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan 
yang berlaku. Karena hal tersebut terkait dengan dampak hujan asam yang kini marak 
terjadi. 
5.2.2. Para cendikiawan seyogyanya perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran 
manusia dalam siklus sulfur serta dampak dari penggunaan sulfur terhadap kesehatan 
makhluk hidup. 
5.2.3. Para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat perlu melakukan penelitian, tindakan 
promotif serta preventif terkait dengan dampak hujan asam terhadap kesehatan di 
masyarakat.
Daur Sulfur (Belerang) 14 
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim. 2011. Belerang . http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang 
Anonim. 2011. Hiu Berkeliaran di Banjir Queensland Australia. 
http://alfredoelectroboy.wordpress.com , 
Astrini, Nur. 2010.Siklus Sulfur. http://nurastini.blogspot.com/2010/02/siklus-sulfur.html 
Basukriadi, Adi. 2011. Populasi, Ekosistem, Biosfir. 
http://staff.ui.ac.id/internal/131472297/material/EKOSISTEM.pdf 
Riastuti, Dwi. 2005. Daur Biogeokimia. 
http://www.freewebs.com/ciget/daur%20biogeokimia.html, 
Wardhana.2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. 
http://05mei1995.blogspot.com/2012/05/siklusdaur-sulfur-biogeokimia.html,

More Related Content

What's hot

Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiKeylala Hawkins
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Evi Yuniar
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuNuruliswati
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
Daur sulfur.ppt
Daur sulfur.pptDaur sulfur.ppt
Daur sulfur.pptsnurfia
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalJoel mabes
 
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...novipridayantiii
 
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusiBedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusiHerfen Suryati
 
Perubahan lingkungan
Perubahan lingkunganPerubahan lingkungan
Perubahan lingkunganWandaApri
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianEfri Yadi
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)Devia Rahayu
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMRafiBio87
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPAMutiara Dwi Faiska
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 

What's hot (20)

Biologi 10 ekosistem
Biologi 10   ekosistemBiologi 10   ekosistem
Biologi 10 ekosistem
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
 
Daur Sulfur
Daur SulfurDaur Sulfur
Daur Sulfur
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Daur sulfur.ppt
Daur sulfur.pptDaur sulfur.ppt
Daur sulfur.ppt
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
 
Fotosintesis ppt
Fotosintesis pptFotosintesis ppt
Fotosintesis ppt
 
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
Powerpoint Sistem Pertahanan Tubuh Pada Manusia BAB V Biologi kelas 11 semest...
 
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusiBedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
 
Perubahan lingkungan
Perubahan lingkunganPerubahan lingkungan
Perubahan lingkungan
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
 
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPASistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 

Similar to Daur biogeokimia belerang

Siklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaSiklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaFahmi Hamid
 
Daur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonDaur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonLukman Nur Candra
 
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptxKelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptxNurulSepriza21051252
 
Daur karbon&nitrogen
Daur karbon&nitrogenDaur karbon&nitrogen
Daur karbon&nitrogenPutri Aisyah
 
Daur biogeokimia dan pencemaran lingkungan
Daur biogeokimia dan pencemaran lingkunganDaur biogeokimia dan pencemaran lingkungan
Daur biogeokimia dan pencemaran lingkunganNidya Milano
 
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaMakalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaharmaen
 
Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Rivai Anas Amirul Huda
 
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanKajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanfajar rahman
 
Biogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranBiogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranANN Novianti
 
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdfsistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdfWiwin Kusuma Atmaja Putra
 

Similar to Daur biogeokimia belerang (20)

Daur oksigen
Daur oksigenDaur oksigen
Daur oksigen
 
Siklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaSiklus biogeokimia
Siklus biogeokimia
 
Siklus air
Siklus airSiklus air
Siklus air
 
Daur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonDaur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbon
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptxKelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
 
Ekologi mklh biogeokim
Ekologi mklh biogeokimEkologi mklh biogeokim
Ekologi mklh biogeokim
 
Daur karbon&nitrogen
Daur karbon&nitrogenDaur karbon&nitrogen
Daur karbon&nitrogen
 
Daur biogeokimia dan pencemaran lingkungan
Daur biogeokimia dan pencemaran lingkunganDaur biogeokimia dan pencemaran lingkungan
Daur biogeokimia dan pencemaran lingkungan
 
daur biogeokimia
daur biogeokimiadaur biogeokimia
daur biogeokimia
 
Siklus sulfur
Siklus sulfurSiklus sulfur
Siklus sulfur
 
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaMakalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
 
Daur Sulfur
Daur SulfurDaur Sulfur
Daur Sulfur
 
Daur Sulfur
Daur SulfurDaur Sulfur
Daur Sulfur
 
Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Geografi Bab Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanKajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
 
Biogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranBiogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaran
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdfsistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
sistem Lingkungan akuakultur "Eutrofikasi".pdf
 

More from Diah Dwi Ammarwati

More from Diah Dwi Ammarwati (10)

Laporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan KewirausahaanLaporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan Kewirausahaan
 
Side Streaming
Side StreamingSide Streaming
Side Streaming
 
Tugas Dinar dan Dirham
Tugas Dinar dan DirhamTugas Dinar dan Dirham
Tugas Dinar dan Dirham
 
Proposal Usaha Angkringan
Proposal Usaha AngkringanProposal Usaha Angkringan
Proposal Usaha Angkringan
 
PENERAPAN K3 PADA INDUSTRI “BATIK CAP”
PENERAPAN K3 PADA INDUSTRI “BATIK CAP”PENERAPAN K3 PADA INDUSTRI “BATIK CAP”
PENERAPAN K3 PADA INDUSTRI “BATIK CAP”
 
Makalah Kliring
Makalah KliringMakalah Kliring
Makalah Kliring
 
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan KecambahPengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
Pengaruh Sinar Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
 
perintah-kerja-tulis
perintah-kerja-tulisperintah-kerja-tulis
perintah-kerja-tulis
 
Kompetensi dasar 2 dasar pb
Kompetensi dasar 2 dasar pbKompetensi dasar 2 dasar pb
Kompetensi dasar 2 dasar pb
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Daur biogeokimia belerang

  • 1. TUGAS MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM “DAUR SULFUR (BELERANG)” Guru Pembimbing : Nurudin Fajar, S. Sos Daur Sulfur (Belerang) 1 Nama Kelompok 6 : 1. Diah Dwi Ammarwati (05) 2. Enggar Kartika Sari (07) 3. Idha Risqiyantie (11) 4. Itsnaini Laili Safithri (14) 5. Tri Eki Sunafika (26) 6. Zahida Zahro’ (31) SMK NEGERI 1 BATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
  • 2. Kata Pengantar Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Pengetahuan Alam tentang “Daur Sulfur (Belerang)” ini dengan baik. Sekalipun banyak kesulitan – kesulitan yang penulis hadapi dalam pencarian data maupun penulisannya namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan kliping tentang bencana alam ini dengan baik. Kepada pihak – pihak yang telah membantu penulis : 1. Bapak Drs. Sugito, M. Si selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Batang 2. Bapak Nur Udin Fajar, S. Sos selaku guru pengampuh mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Daur Sulfur (Belerang) 2 Alam (IPA) 3. Ibu Mindya F, S. Pd selaku wali kelas XII Perbankan Syari’ah II 4. Dan teman – teman yang senantiasa membantu penulis Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak tersebut diatas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah tentang daur sulfur (belerang) ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun dan tentunya berguna untuk memperbaiki makalah tentang daur sulfur (belerang) ini. Semoga makalah tentang daur sulfur (belerang) ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca secara keseluruhahan. Batang, September 2014 Penulis Kelompok 6
  • 3. Daur Sulfur (Belerang) 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6 1.3 Tujuan ........................................................................................... 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sulfur .......................................................................... 7 2.2 Proses Daur Sulfur ....................................................................... 7 2.3 Dampak Sulfur atau Belerang ...................................................... 11 2.4 Fungsi sulfur atau belerang .......................................................... 12 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................... 13 3.2 Saran ............................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. Daur Sulfur (Belerang) 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme - organisme dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama lain oleh proses-proses biologi, kimia, dan fisika. Masukan dan buangan energi, gas, bahan kimia anorganik dan organik dapat melewati batasan ekosistem melalui perantara faktor meteorologi seperti angin dan presipitasi, faktor geologi seperti air mengalir dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan hewan. Jadi, keseluruhan bumi itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang terisolir dari yang lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer. Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell” (kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air laut. Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang bahan yang telah ada dalam sistem tersebut. Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik. Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai
  • 5. makanan mati, aliran materi akan tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian interaksi ini terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur materi. Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut mendapat pengaruh yang cukup signifikan dari suplai hara dan energi. Di alam, semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar dari sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun demikian ada suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus dalam ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan. Salah satu siklus biogeokimia yakni siklus sulfur. Kita tahu jika sulfur lebih dikenal masyarakat dengan belerang yang terkandung di dalam sumber mata air panas. Di sisi lain, siklus sulfur memiliki peran penting dalam proses aliran energi dan materi yang terjadi di alam. Selain itu, siklus sulfur juga memiliki banyak pengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan ekosistem serta keseimbangan dari proses siklus biogekimia itu sendiri. Berdasarakan hal tersebut kami mencoba memaparkan proses dari siklus sulfur, peran manusia dalam siklus sulfur serta dampak siklus sulfur terhadap keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. Daur Sulfur (Belerang) 5
  • 6. Daur Sulfur (Belerang) 6 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sulfur ? 2. Bagaimana proses terjadinya siklus sulfur ? 3. Bagaimana dampak dari sulfur bagi kehidupan ? 4. Apakah Fungsi dari Sulfur 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari sulgur 2. Untuk mengetahui proses siklus sulfur 3. Untuk mengetahui dampak dari siklus sulfur 4. Mengetahui Fungsi Sulfur
  • 7. Daur Sulfur (Belerang) 7 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Sulfur (Belerang) Daur Biogeokimia belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon. Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein. 2.2. Pengertian dan Proses Siklus Sulfur DAUR SULFUR Siklus sulfur atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida, dan dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein. Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau. Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh
  • 8. tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara. Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini. Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk mengubah sulfur menjadi senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus). Daur Sulfur (Belerang) 8 Daur Biogeokimia Sulfur/Belerang
  • 9. Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus. Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut : Daur Sulfur (Belerang) 9 1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu 2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio 3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli 4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobic Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri
  • 10. Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadibentuksulfat. Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan tanah hasil dari pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik), berikut adalah contoh persamaan reaksi pembentukan sulfat melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya mineral besi sulfida. Daur Sulfur (Belerang) 10 2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO4 2− + 4 H+ Proses kimia juga terjadi ketika gas SO2 terbentuk melalui pembakaran hasil emisi pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan reaksinya: S (s) + O2 (g) → SO2 (g) Proses kimia juga terjadi ketika gas H2S terbentuk melalui aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam. Persamaan reaksinya: 1S -2(s) + 2H+ (g) → H2S (g) Proses kimia dan biologi juga terjadi ketika sulfida (S2), belerang dioksida (SO2) dan (H2S) berubah menjadi SO4 atau sebaliknya dengan bantuan dari dekomposer. Dimana didalam proses-proses tersebut juga terdapat reaksi-reaksi kimia. 1. H2S → S → SO4 -2 2. SO4 -2 → H2S 3. H2S → SO4 -2 4. Senyawa Organik → SO4 -2 + H2S
  • 11. Daur Sulfur (Belerang) 11 2.4. Dampak Sulfur atau Belerang Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SOx) menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular. Sulfur dioksida (SO2) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker. Sulfur dioxide (SO2) memiliki cakupan-cakupan yang sangat mengganggu. Bila kita menghirup SO2 hanya menembus sejauh hidung dan tenggorokan maka sejumlah kecil konsentrasi SO2 akan mencapai paru-paru. Akan tetapi jika menghirup secara berat dalam artian ada di lokasi gas belerang dalam waktu yang lama, maka bernapaslah hanya melalui mulut atau konsentrasi dari SO2 akan menjadi tinggi. Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah bervariasi. Dimana dengan konsentrasi rendah pada 1ppm yang telah dihirup manusia akan mengalami pengurangan fungsi paru-paru. Meskipun pada penelitian terhadap 7 sukarelawan hanya 1 orang yang mengalami efek tidak baik pada 1 ppm. Jika selama 10 hingga 30 menit kedapatan konsentrasi mencapai 5 ppm akan mengakibatkan sesak napas pada cabang tenggorokan kita. Bila kedapatan selama 20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan memerahkan tenggorokan, gangguan pada hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar 20 ppm merupakan titik kritis dari iritasi konsentrasi SO2, meskipun ada beberapa laporan bahwa ada
  • 12. orang-orang yang bekerja pada konsentrasi melampaui 20 ppm. Konsentrasi sebesar 500 ppm sangat tidak dianjurkan untuk dihirup oleh manusia. Pada beberapa kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang sangat tinggi pada ruangan tertutup, dapat mengakibatkan gangguan saluran udara, hypoxemia (kekurangan oksigen pada darah), dan kematian dalam hitungan menit. Efek dari pulmonary edema(gangguan pada paru-paru) meliputi batuk dan napas pendek yang dialami selama berjam-jam atau berhari-hari setelah kedapatan menghirup konsentrasi SO2. Gejala-gejala ini menyakitkan hati dan menguras tenaga. Hasil dari kedapatan menghirup konsentrasi dalam waktu yang sering, akan melukai paru-paru secara permanen. Selain itu, Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara. Daur Sulfur (Belerang) 12 2.4 Fungsi sulfur atau belerang Dalam kehidupan, sulfur atau belerang berperan dalam: Menstabilkan struktur protein. Berperan dalam mengaktifkan enzim Berperan dalam metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa denganko- enzim. Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen. Meningakatkan jumlah anakan yang di hasilkan (pada tanaman padi). Berperan penting pada proses pembulatan zat gula. Memperbaiki warna,aroma, dan kelenturan daun tembakau (khusus pada tembakau omprongan). Sulfur sangat berperan dalam pembentukan klorofil dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur. Sulfur juga membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma seperti pada jenis bawang dan cabe. Pada tanaman kacang sulfur merangsang pembentukan bintil akar didalam tanah, sulfur berperan untuk menurunkan PH tanah alkali.
  • 13. Daur Sulfur (Belerang) 13 BAB III PENUTUP 5.1. Kesimpulan Adanya siklus sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur terjadi dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi dan , yang mengandung unsur sulfur. Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak memperhatikan lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga proporsi komponen yang seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu pemahaman mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat suatu rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri. 5.2. Saran Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan kepada pihak – pihak terkait : 5.2.1. Pemerintah perlu memberikan sanksi – sanksi yang tegas terkait dengan sistem cerobong udara / asap limbah pabrik yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Karena hal tersebut terkait dengan dampak hujan asam yang kini marak terjadi. 5.2.2. Para cendikiawan seyogyanya perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran manusia dalam siklus sulfur serta dampak dari penggunaan sulfur terhadap kesehatan makhluk hidup. 5.2.3. Para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat perlu melakukan penelitian, tindakan promotif serta preventif terkait dengan dampak hujan asam terhadap kesehatan di masyarakat.
  • 14. Daur Sulfur (Belerang) 14 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Belerang . http://id.wikipedia.org/wiki/Belerang Anonim. 2011. Hiu Berkeliaran di Banjir Queensland Australia. http://alfredoelectroboy.wordpress.com , Astrini, Nur. 2010.Siklus Sulfur. http://nurastini.blogspot.com/2010/02/siklus-sulfur.html Basukriadi, Adi. 2011. Populasi, Ekosistem, Biosfir. http://staff.ui.ac.id/internal/131472297/material/EKOSISTEM.pdf Riastuti, Dwi. 2005. Daur Biogeokimia. http://www.freewebs.com/ciget/daur%20biogeokimia.html, Wardhana.2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. http://05mei1995.blogspot.com/2012/05/siklusdaur-sulfur-biogeokimia.html,