SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
1
MODUL 5
RESIDU KUADRATIS
Gatot Muhsetyo
Pendahuluan
Dalam modul residu kuadratis ini diuraikan tentang keadaan kongruensi kuadratis
dan penyelesaiannya, konsep dasar residu kuadratis, lambang Legendre dan sifat-
sifatnya, kriteria Euler, lemma Gauss, kebalikan kuadrat dan sifat-sifatnya, lambing
Jacobi dan sifat-sifatnya, serta penerapan teorema-teorema residu kuadratis dalam
menyelesaikan kongruensi kuadratis satu variabel.
Sebagai bahasan yang berkaitan dengan aljabar (biasa), kongruensi kuadratis serupa
dengan persamaan kuadrat, tetapi ternyata cara menyelesaikan jauh berbeda dengan dari
persamaan kuadrat karena semesta pembicaraannya adalah himpunan bilangan modulo.
Meskipun keliahatan sederhana, ternyata terdapat banyak uraian dalam residu kuadratis
yang memerlukan pemahaman yang lebih dalam dan sulit dibandingkan dengan
persamaan kuadrat, misalnya terkait dengan dapat atau tidak dapat diselesaikan, dan
penerapan berbagai teorema dalam menyelidiki keterselesaian kongruensi kuadratis.
Kompetensi Umum
Kompetensi Umum dalam mempelajari modul ini adalah mahasiswa mampu
memahami konsep dan sifat kongruensi kuadratis, residu kuadratis, kriteria Euler dan
lemma Gauss, selesaian kongruensi kuadratis, sifat-sifat lambang Legendre dan Jacobi,
dan sifat-sifat kebalikan kuadrat.
Kompetensi Khusus
Kompetensi Khusus dalam mempelajari modul ini adalah mahasiswa mampu
menjelaskan konsep kongruensi kuadratis dan sifat-sifatnya, konsep residu kuadratis
dan sifat-sifatnya, konsep dan sifat lambang Legendre dan Jacobi, serta konsep dan sifat
kebalikan kuadratis.
2
Susunan Kegiatan Belajar
Modul 5 ini terdiri dari dua Kegiatan Belajar. Kegiatan Belajar pertama adalah
Kongruensi Kuadratis, dan Kegiatan Belajar kedua adalah Kebalikan Kuadrat. Setiap
kegiatan belajar memuat Uraian, Contoh, Tugas dan Latihan, Rambu-Rambu Jawaban
Tugas dan Latihan, Rangkuman, dan Tes Formatif. Pada bagian akhir modul 2 ini
ditempatkan Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif 1 dan Tes Formatif 2.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah Uraian dan Contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga Anda benar-
benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan Tugas dan Latihan yang tersedia secara mandiri. Jika dalam kasus atau ta-
hapan tertentu Anda mengalami kesulitan menjawab, maka pelajarilah Rambu-Ram-
bu Jawaban Tugas dan Latihan. Jika langkah ini belum berhasil menjawab permasa-
lahan, maka mintalah bantuan tutor Anda, atau orang lain yang lebih tahu.
3. Kerjakan Tes Formatif secara mandiri, dan periksalah Tingkat Penguasaan Anda
dengan cara mencocokkan jawaban Anda dengan Rambu-Rambu Jawaban Tes For-
matif. Ulangilah pengerjaan Tes Formatif sampai Anda benar-benar merasa mampu
mengerjakan semua soal dengan benar.
3
KEGIATAN BELAJAR 1
KONGRUENSI KUADRATIS
Uraian
Kongruensi kuadratis adalah kongruensi yang mempunyai bentuk umum:
ax2
+ bx + c ≡ 0 (mod p)
dengan a  0, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (a,p) = 1
Keadaan (a,p) = 1 mengakibatkan adanya suatu kongruensi linier :
ak ≡ 1 (mod p)
mempunyai satu selesaian sebab (a,p) = 1 │1 . Dengan demikian a mempunyai inversi perkalian
(multiplikatif) a-1
= k (mod p) sehingga ak ≡ 1 (mod p), sehingga kongruensi kuadratis dapat
disederhanakan menjadi :
ax2
+ bx + c ≡ 0 (mod p)
atx2
+ bkx + ck ≡ 0 (mod p)
1.x2
+ bkx + ck ≡ 0 (mod p)
x2
+ bkx + ck ≡ 0 (mod p)
Dengan memilih p = bk dan q = ck, maka x2
+ bkx + ck ≡ 0 (mod p) dapat dinyatakan dengan ;
x2
+ qx + r ≡ 0 (mod p)
Contoh 5.1
Kongruensi kuadratis 4x2
– 9x + 5 ≡ 0 (mod 17) menunjukkan bahwa a = 4  0, p = 17 , dan
(a,p) = 1, serta inversi perkalian 4 adalah k = 13 sebab 4.13 = 52 ≡ 1 (mod 17), sehingga :
4.13 ≡ 1 (mod 17)
Dengan demikian koefisiena = 4 dapat direduksi menjadi 1 setelah dikalikan dengan k = 13.
4x2
– 9x + 5 ≡ 0 (mod 17)
4.13x2
– 9.13x + 5.13 ≡ 0 (mod 17)
52x2
– 117x + 65 ≡ 0 (mod 17)
x2
+ 2x + 14 ≡ 0 (mod 17)
Contoh 5.2
Kongruensi kuadratis 5x2
+ 4x + 17 ≡ 0 (mod 13) menunjukkan bahwa a = 5  0, p = 13 , dan
(a,p) = 1, serta inversi perkalian 5 adalah k = 8 sebab 5.8 = 40 ≡ 1 (mod 13), sehingga :
5.8 ≡ 1 (mod 13)
4
Dengan demikian koefisiena = 5 dapat direduksi menjadi 1 setelah dikalikan dengan k = 8.
5x2
+ 4x + 17 ≡ 0 (mod 13)
5.8x2
+ 4.8x + 17.8 ≡ 0(mod 13)
40x2
+ 32x + 136 ≡ 0 (mod 13)
x2
+ 6x + 6 ≡ 0 (mod 13)
Marilah sekarang kita kembali ke kongruensi kuadratis :
x2
+ qx + r ≡ 0 (mod p)
Dengan keadaan p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan 2 adalah bilangan prima genap, maka
dapat ditentukan bahwa (2,p) = 1│1 , sehingga ada suatu bilangan bulat m yang memenuhi :
2m ≡ 1 (mod p)
Ini berarti bahwa bilangan bulat m merupakan inversi perkalian 2 modulo m, dan adanya m dapat
digunakan untuk menentukan selesaian :
x2
+ qx + r ≡ 0 (mod p)
dengan jalan mengusahakan menjadi bentuk kuadrat sempurna :
x2
+ qx + r ≡ 0 (mod p)
x2
+ q.1x + r ≡ 0 (mod p)
x2
+ q.2mx + r ≡ 0 (mod p)
x2
+ q.2mx + [(qm)2
– (qm)2
] + r ≡ 0 (mod p)
[x2
+ q.2mx + (qm)2
] – (qm)2
+ r ≡ 0 (mod p)
[x + (qm)]2
≡ [(qm)2
– r ] (mod p)
(x + qm)2
≡ [(qm)2
– r ] (mod p)
Misalkan y= x + qm dan k = (qm)2
– r , maka hasil terakhir dapat dinyatakan sebagai :
y2
= k (mod p)
Dengan demikian kongruensi semula dapat diubah menjadi kongruensi dalam bentuk kuadrat
sempurna, dan selesaian kongruensi kuadratis ditentukan oleh keadaan k dan p,
Contoh 5.3
Selesain kongruensi 4x2
– 9x + 5 ≡ 0 (mod 17) dapat diperoleh dengan cara mengubah kongruensi
semula sehingga diperoleh kongruensi dalam bentuk kuadrat kuadrat sempurna.
4x2
– 9x + 5 ≡ 0 (mod 17)
4.13x2
– 9.13x + 5.13 ≡ 0 (mod 17) , 13 adalah inversi 4 modulo 17
52x2
– 117x + 65 ≡ 0 (mod 17)
x2
+ 2x + 14 ≡ 0 (mod 17)
5
x2
+ 2.1x + 14 ≡ 0 (mod 17)
x2
+ 2.(2.9)x + (2.9)2
– (2.9)2
+ 14 ≡ 0 (mod 17)
x2
+ 2.18x + (18)2
– (18)2
+ 14 ≡ 0 (mod 17)
(x + 18)2
≡ (18)2
– 14 (mod 17) ≡ 12
– 14 (mod 17) ≡ – 13 (mod 17) ≡ 4 (mod 17)
(x + 1)2
≡ 4 (mod 17) , maka x + 1 ≡ 2 (mod 17) atau x + 1 ≡ – 2 (mod 17)
Jadi x ≡ 1 (mod 17) atau x ≡ – 3 (mod 17) ≡ 14 (mod 17)
Contoh 5.4
Selesain kongruensi 3x2
+ 5x – 4 ≡ 0 (mod 17) dapat diperoleh dengan cara mengubah kongruensi
semula sehingga diperoleh kongruensi dalam bentuk kuadrat kuadrat sempurna.
3x2
+ 5x – 4 ≡ 0 (mod 7)
3.5x2
+ 5.5x – 5.4 ≡ 0 (mod 7) , 5 adalah inversi 3 modulo 17
15x2
+ 25x – 20 ≡ 0 (mod 7)
x2
+ 4x – 20 ≡ 0 (mod 7)
x2
+ 4.1x – 20 ≡ 0 (mod 7)
x2
+ 4.(2.4)x + (2.4)2
– (2.4)2
– 20 ≡ 0 (mod 7)
x2
+ 2.8x + (2.8)2
– (2.8)2
– 6 ≡ 0 (mod 7)
(x + 16)2
≡ (16)2
+ 6 (mod 7) ≡ 22
+ 6 (mod 7) ≡ 10 (mod 7) ≡ 3 (mod 7)
(x + 2)2
≡ 3 (mod 7) , atau y2
≡ 3 (mod 7) dengan y = x + 2
Kongruensi tidak mempunyai selesaian karena tidak ada y= 0,1,2,3,4,5,6 yang memenuhi
kongruensi.
Definisi 5.1
Jika k,p Z , p > 0 , dan (k,p) = 1 , maka :
(a) k disebut residu kuadratis modulo p jika x2
≡ k (mod p) mempunyai selesaian
(b) k disebut bukan residu kuadratis modulo p jika x2
≡ k (mod p) tidak mempunyai selesaian
Contoh 5.5
Kongruensi x2
≡ k (mod 7) mempunyai selesaian :
x = 1 dan x = 6 jika k = 1
x = 3 dan x = 4 jika k = 2
x = 2 dan x = 5 jika k = 4
dan tidak mempunyai selesaian jika k = 3, k = 5, atau k = 6
Residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 1, 2, dan 4
6
Bukan residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 3, 5, dan 6
Contoh 5.6
Residu-residu kuadratis modulo 11 adalah 1, 3, 4, 5, dan 9 sebab :
x2
≡ 1 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 1 atau x = 10
x2
≡ 3 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 5 atau x = 6
x2
≡ 4 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 2 atau x = 9
x2
≡ 5 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 4 atau x = 7
x2
≡ 9 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 3 atau x = 8
Bukan residu-residu kuadratis modulo 11 adalah 2, 6, 7,8, dan 10 sebab :
x2
≡ 2 (mod 11) tidak mempunyai selesaian
x2
≡ 6 (mod 11) tidak mempunyai selesaian
x2
≡ 7 (mod 11) tidak mempunyai selesaian
x2
≡ 8 (mod 11) tidak mempunyai selesaian
x2
≡ 10 (mod 11) tidak mempunyai selesaian
Teorema 5.1
Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil.
Setiap sistem residu tereduksi modulo p tepat memuat (p – 1)/2 residu-residu kuadratis, dan
tepat memuat (p – 1)/2 bukan residu-residu kuadratis modulo p.
Residu-residu kuadratis merupakan unsur dari klas residu yang memuat bilangan-bilangan :
12
, 22
, 32
, … , [(p – 1)/2]2
Bukti :
Unsur-unsur 12
, 22
, 32
, … , [(p – 1)/2]2
semuanya berbeda atau tidak ada yang kongruen mo-
dulo p. Misalkan ada yang sama, atau ada yang kongruen modulo p, yaitu : x2
≡ y2
(mod p) ,
berarti p│x2
– y2
atau p│(x + y)(x – y), dimana 1 ≤ x ≤ (p – 1)/2 dan 1 ≤ y ≤ (p – 1)/2 ,
sehingga 2 ≤ x + y ≤ p – 1 dan (3 – p)/2 ≤ x – y ≤ (p – 3)/2 .
Karena p adalah bilangan prima dan p│(x + y)(x – y), maka p│(x + y) atau p│(x – y).
p tidak mungkin membagi x + ysebab 2 ≤ x + y ≤ p – 1 , dengan demikian p│(x – y).
Karena (3 – p)/2 ≤ x – y ≤ (p – 3)/2 dan p│(x – y) , maka x – y = 0 atau x = y.
Selanjutnya, karena (p – k)2
≡ k2
(mod p), maka setiap residu kuadratis modulo p adalah
kongruen dengan satu dari 12
, 22
, 32
, … , [(p – 1)/2]2
Jadi banyaknya residu kuadratis adalah (p – 1)/2 dan bukan residu kuadratis juga (p – 1)/2.
Contoh 5.7
7
Carilah semua residu kuadratis modulo p jika :
(a) p = 19
(b) p = 37
Jawab :
(a) semua residu kuadratis modulo 19 terdapat di dalam klas residu yang ditunjukkan oleh :
12
, 22
, 32
, 42
, 52
, 62
, 72
, 82
, 92
atau ditunjukkan oleh residu-residu positif terkecil dari 12
, 22
, 32
, 42
, 52
, 62
, 72
, 82
, 92
:
1, 4, 9, 16, 6, 17, 11, 7, 5
(b) semua residu kuadratis modulo 37 terdapat di dalam klas residu yang ditunjukkan oleh :
12
, 22
, 32
, 42
, 52
, 62
, 72
, 82
, 92
, 102
, 112
, 122
, 132
, 142
, 152
, 162
, 172
, 182
atau ditunjukkan oleh residu-residu positif terkecilnya, yaitu :
1, 4, 9, 16, 25, 36, 12, 27, 7, 26, 10, 33, 21, 11, 3, 34, 30, 28
Teorema 5.2
Ditentukan k adalah suatu bilangan bulat, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (k,p) = 1
Jika kongruensi x2
≡ k (mod p) dapat diselesaikan, maka terdapat tepat dua selesaian yang
tidak kongruen modulop.
Bukti :
Kongruensi x2
≡ k (mod p) dapat diselesaikan, misalkan selesaiannya adalah x = x1, maka :
x1
2
≡ k (mod p)
Karena (– x1)2
= x1
2
≡ k (mod p) , maka x = – x1 memenuhi kongruensi.
Dengan demikian x = x1 dan x = – x1 ≡ – x1 + p (mod p) adalah dua selesaian x2
≡ k (mod p)
Untuk menunjukkan bahwa x1 dan – x1 adalah dua selesaian yang tidak kongruen, diguna-
kan bukti tidak langsung, yaitu misalkan x1 ≡ – x1 (mod p).
Dari x1 ≡ – x1 (mod p) dapat ditentukan bahwa p│2x1 , dan dari p adalah bilangan prima
ganjil dapat ditentukan bahwa (2,p) = 1.
Dengan demikian, dari p│2x1 dan (2,p) = 1 , maka p│x1 , akibatnya p│x1
2
. Karena p│x1
2
dan
x1
2
= k , maka p│k , terjadi kontradiksi sebab (k,p) = 1, berarti x1 dan – x1 adalah dua selesai-
an yang tidak kongruen.
Untuk menunjukkan bahwa kongruensi tepat mempunyai dua selesaian, digunakan juga bukti
tidak langsung, misalkan ada selesaian lain yang tidak kongruen, yaitu x = x2 .
Dari x1
2
≡ k (mod p) dan x2
2
≡ k (mod p) dapat ditentukan bahwa (x1
2
– x2
2
) ≡ 0 (mod p), ber-
arti p│ x1
2
– x2
2
, p│(x1 – x2)(x1 + x2), p│(x1 – x2), atau p│(x1 + x2).
Akibatnya, x1 ≡ x2 (mod p) atau x1 ≡ – x2 (mod p)
8
Karena terjadi kontradiksi, maka dapat ditentukan bahwa tidak ada selesaian lain x = x2 , ber-
arti banyaknya selesaian adalah tepat dua.
Contoh 5.8
Selesaian x2
≡ 5 (mod 11) adalah x ≡ 4 (mod 11) atau x ≡ – 4 (mod 11) ≡ 7 (mod 11)
Selesaian x2
≡ 11 (mod 19) adalah x ≡ 7 (mod 19) atau x ≡ – 7 (mod 19) ≡ 12 (mod 19)
Definisi 5.2
Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil dan k adalah suatu bilangan bulat yang tidak
habis dibagi oleh p.
Lambang Legendre 





p
k
didefinisikan sebagai :
1 jika k adalah suatu residukuadratis modulo p






p
k
=





-1 jika k adalah bukan suatu residu kuadratis modulo p
Contoh 5.9
Untuk p = 5 dapat ditentukan bahwa :
1
5
1




sebab 1 adalah suatu residu kuadratis modulo 5, yaitu x2
≡ 1 (mod 5) dapat disele-
kan dengan selesaian x ≡ 1 (mod 5) dan x ≡ 4 (mod 5)
1
5
4




sebab 4 adalah suatu residu kuadratis modulo 5, yaitu x2
≡ 4 (mod 5) dapat disele-
kan dengan selesaian x ≡ 2 (mod 5) dan x ≡ 3 (mod 5)
1
5
2




sebab 1 adalah suatu residu kuadratis modulo 5, yaitu x2
≡ 1 (mod 5) tidak dapat
diselesaikan.
Contoh 5.10
Untuk p = 31 dapat ditentukan bahwa :








































31
16
31
14
31
10
31
9
31
8
31
7
31
5
31
4
31
7
31
1
9
= 1
31
28
31
25
31
20
31
19
31
18








































31
13
31
12
31
11
31
6
31
3
= 



















31
23
31
22
31
21
31
17
31
15
= 1
31
30
30
29
31
27
31
26
31
24




















Teorema 5.3 Kriteria Euler
Jika p adalah suatu bilangan prima dan k adalah suatu bilangan bulat positif yang tidak habis
dibagi oleh p , maka :
2/)1( 





 p
a
p
k
(mod p)
Bukti :
Kemungkinan nilai-nilai 





p
k
adalah 1 atau – 1
(a) Jika 





p
k
= 1 , maka x2
≡ k (mod p) mempunyai suatu selesaian, misalnya x = x0 , maka
menurut teorema kecil Fermat berlaku x0
p-1
≡ 1 (mod p)
Dengan demikian, x0
p-1
= (x0
2
)(p-1)/2
= k(p-1)/2
≡ 1 (mod p) , atau 1 ≡ k(p-1)/2
(mod p)
Jadi : 





p
k
≡ k(p-1)/2
(mod p)
(b) Jika 





p
k
= – 1 , maka x2
≡ k (mod p) tidak mempunyai selesaian
Sekarang perhatikan jika 1 ≤ i ≤ (p – 1), maka untuk masing-masing Iberlaku (i,p) = 1
sehingga setiap kongruensi linier ix ≡ k (mod p) mempunyai selesaian yang tunggal
modulo p, misalnya x = j , dengan 1 ≤ j ≤ (p – 1). Selanjutnya, karena x2
≡ k (mod p)
tidak mempunyai selesaian, maka i  j . Jadi kita mempunyai barisan bilangan bulat
1, 2, 3, …, p – 1 yang dapat dikelompokkan menjadi (p – 1)/2 pasangan yang hasil kali
setiap pasangan adalah k.
1.2.3 … (p – 1) ≡ k(p-1)/2
(mod p), atau (p – 1)! ≡ k(p-1)/2
(mod p)
Menurut teorema Wilson, (p – 1)! ≡ – 1 (mod p), berarti :
– 1 ≡ k(p-1)/2
(mod p)
10
Jadi : 





p
k
≡ k(p-1)/2
(mod p)
Contoh 5.11
Ditentukan x2
≡ 3 (mod 7) tidak mempunyai selesaian, akan ditunjukkan bahwa 1
7
3




Bilangan-bilangan bulat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dapat dipasang-pasangkan dalam bentuk perkalian
ij ≡ 3 (mod 7), yaitu :
1.3 = 3 ≡ 3 (mod 7)
2.5 = 10 ≡ 3 (mod 7)
4.6 = 24 ≡ 3 (mod 7)
sehingga :
1.2.3.4.5.6 ≡ 33
(mod 7) , 6! ≡ 33
(mod 7) , atau – 1 ≡ 27 (mod 7)
Jadi : 1
7
3




Contoh 5.12
Selesaikan x2
≡ 5 (mod 23)
Jawab :
Menurut Kriteria Euler, 



23
5
5(23-1)/2
= 511
= 52
.52
.52
.52
.52
.5 ≡ 2.2.2.2.2.5 (mod 23)
≡ 32.5 (mod 23) ≡ 9.5 (mod 23) ≡ 45 (mod 23) ≡ – 1 (mod 23)
Karena 



23
5
– 1 , maka kongruensi tidak mempunyai selesaian.
Teorema 5.4
Ditentukan bahwa m,n Z, p adalah suatu bilangan prima ganjil, p tidak membagi m dan n,
maka :
(a) 

















p
mn
p
n
p
m
(b) jika m ≡ n (mod p) , maka 











p
n
p
m
(c) 1
2






p
m
11
(d) 











p
n
p
nm2
(e) 1
1






p
dan 





p
1
(-1)(p-1)/2
Bukti :
(a) Sesuai teorema 5.3 , )(mod2/)1(
pm
p
m p






dan )(mod2/)1(
pn
p
n p






.
Dengan demikian ))(mod)(()(mod)( 2/)1(2/)1(2/)1(
pnmpmn
p
mn ppp 






≡ {m(p-1)/2
(mod p)} {n(p-1)/2
(mod p)} ≡ 











p
n
p
m
Jadi : 

















p
mn
p
n
p
m
(b) Sesuai teorema 5.3 , )(mod2/)1(
pn
p
n p






, dan diketahui m ≡ n (mod p), maka :
)(mod2/)1(
pm
p
m p






≡ n(p-1)/2
(mod p) ≡ 





p
n
Jadi : 











p
n
p
m
(c) )(mod1)(mod)(mod)( 12/)1(2
2
ppmpm
p
m pp





 
Jadi : 1
2






p
m
(d) )}(mod)}{(mod{)(mod)( 2/)1(22/)1(2
2
pnpmpnm
p
nm pp 






≡ {1 (mod p)}{n(p-1)/2
(mod p)} ≡ n(p-1)/2
(mod p)
Jadi : 











p
n
p
nm2
(e) )(mod1)(mod)1(
1 2/)1(
pp
p
p





 
)(mod)1(
1 2/)1(
p
p
p






12
Jadi : 1
1






p
dan 2/)1(
)1(
1 





 p
p
Contoh 5.13
Tunjukkan apakah masing-masing kongruensi berikut dapat diselesaikan
(a) x2
≡ 3 (mod 41)
(b) x2
+ 1 ≡ 0 (mod 127)
Jawab :
(a) 



41
3
3(41-1)/2
(mod 41) ≡ 320
(mod 41) ≡ (34
)5
(mod 41) ≡ (812
)5
(mod 41) ≡ (-1)5
(mod 41)
≡ (– 1 ) (mod 41)
Karena 1
41
3




maka x2
≡ 3 (mod 41) tidak dapat diselesaikan.
(b) x2
+ 1 ≡ 0 (mod 127) , maka x2
≡ – 1( (mod 127)



 
127
1
≡ (– 1)(127-1)/2
(mod 127) ≡ (– 1)63
(mod 127) ≡ – 1 (mod 127)



 
127
1
= – 1 , maka kongruensi x2
+ 1 ≡ 0 (mod 127) tidak mempunyai selesaian
Teorema 5.5
Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka :
1 , jika p ≡ 1 (mod 4)






p
1
=





-1, jika p ≡ 3 (mod p)
Bukti :
Karena p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka p tidak mungkin dinyatakan sebagai
p ≡ 0 (mod 4) atau p ≡ 2 (mod 4)
Menurut teorema 5.3 , )(mod)1(
1 2/)1(
p
p
p






(a) jika p ≡ 1 (mod 4), atau p = 4k + 1 dengan k Z , maka :
(-1)(p-1)/2
= (-1){(4k+1)-1}/2
= (-1)2k
= 1
13
Jadi : 1
1






p
untuk p ≡ 1 (mod 4)
(b) Jika p ≡ 3 (mod 4), atau p = 4k + 3 dengan k Z , maka :
(-1)(p-1)/2
= (-1){(4k+3)-1}/2
= (-1)2k+1
= – 1
Jadi : 1
1






p
untuk p ≡ 3 (mod 4)
Contoh 5.14
Kongruensi kuadratis x2
≡ -1 (mod 11) tidak mempunyai selesaian sebab 11 ≡ 3 (mod 4)
sehingga 1
11
1




Contoh 5.15
Kongruensi kuadratis x2
≡ -1 (mod 29) dapat diselesaikan sebab 29 ≡ 1 (mod 4) sehingga
1
29
1




. Untuk memperoleh selesaian, kita perlu menambah -1dengan 29.k yang mana
k = 1,2,3, … sehingga dipeoleh suatu bilangan kuadrat. Dengan demikian kongruensi dapat
diubah menjadi :
x2
≡ -1 (mod 29) ≡ (-1 + 29.k) (mod 29) ≡ (-1 + 29.10) (mod 29) ≡ 289 (mod 29)
sehingga x2
– 289 ≡ 0 (mod 29), (x – 17)(x + 17) ≡ 0 (mod 29). Selesaian kongruensi adalah
x ≡ 17 (mod 29) atau x ≡ 12 (mod 29)
Teorema 5.6 (Lemma Gauss)
Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil, k Z , dan (k,p) = 1
Jika r adalah banyaknya residu positif terkecil dari k, 2k, 3k, … 




 
2
1p
k yang lebih dari
2
p
maka 





p
k
= (– 1)r
Bukti :
Perhatikan barisan k, 2k, 3k, … 




 
2
1p
k
Jika unsur-unsur barisan dinyatakan dalam modulo p sehingga diperoleh suatu barisan baru
dengan unsur-unsur positif dan kurang dari p, maka barisan baru ini disebut barisan residu
positif terkecil modulo p , dan memuat dua barisan bagian, yaitu :
14
u1, u2, … , ui dengan ur >
2
p
, r = 1, 2, … , i
yang disebut barisan residu positif terkecil yang lebih dari
2
p
, dan :
v1, v2, … , vj dengan vs <
2
p
, s = 1, 2, … , j
yang disebut barisan residu positif terkecil yang kurang dari
2
p
Jika ui x vj dinyatakan dalam modulo p, maka diperoleh :
(u1 . u2 … ui )( v1 . v2 … vj ) ≡ k.2k… 




 
2
1p
k (mod p)
≡ k(p-1)/2
(1.2… 




 
2
1p
(mod p)
≡ k(p-1)/2





 
2
1p
! (mod p)
Karena (tk,p) = 1 untuk semua t yang mana 0 ≤ t ≤
2
1p
, maka barisan residu positif terkecil
u1, u2, … , ui, v1, v2, … , vj
merupakan bagian barisan 1, 2, 3, … , p – 1
Perhatikan barisan p - u1, p - u2, … , p - ui, v1, v2, … , vj
Karena unsur-unsur barisan ini sebanyak (p-1)/2 dan merupakan bilangan bulat positif tidak
lebih dari (p-1)/2, maka tidak ada dua unsur barisan yang kongruen modulo p. Jika ada dua ui
atau dua vj yang kongruen, maka mk ≡ nk (mod p) dengan m,n Z dan 0 < x,y≤ (p – 1)/2 ,
akibatnya m ≡ n (mod p) karena (k,p) = 1. Hal ini tidak mungkin terjadi.
Demikian pula jika ada (p – ui) yang kongruen dengan vj , maka mk ≡ (p – na) (mod p), atau
mk ≡ - nk (mod p), akibatnya m ≡ -n (mod m) karena (k,p) = 1. Hal ini tidak mungkin terjadi
terjadi karena m dan n di dalam barisan 1, 2, … , (p – 1)/2.
Jadi semua unsur barisan p - u1, p - u2, … , p - ui, v1, v2, … , vj sama dengan unsur-unsur ba-
risan 1, 2, … , (p – 1)/2 , sehingga :
(p - u1)(p - u2) … , (p - ui) v1, v2, … , vj ≡ 1.2…(p – 1)/2
(- u1) (- u2) … , (- ui) . v1 .v2, … vj ≡ 




 
2
1p
! (mod p)
(-1)i
( u1) ( u2) … , ( ui) . v1 .v2, … vj ≡ 




 
2
1p
! (mod p)
15
(-1)i
k(p-1)/2





 
2
1p
! (mod p) ≡ 




 
2
1p
! (mod p)
Karena ( 




 
2
1p
! , p) = 1, maka (-1)i
k(p-1)/2
≡ 1 (mod p) , atau k(p-1)/2
≡ (-1)i
(mod p)
Jadi : 





p
k
≡ (-1)i
(mod p)
Contoh 5.16
Kongruensi kuadratis x2
≡ 7 (mod 13) akan diselidiki dengan menggunakan Lemma Gauss
Kita buat barisan 7k dengan k = 1, 2, … , (13 – 1)/2, kita peroleh 7, 14, 21, 28, 35, 42, dan dalam
modulo 13 diperoleh barisan residu terkecil 7, 1, 8, 2, 9, 3, sehingga dapat dikelompokkan
menjadi barisan residu positif terkecil lebih dari (13/2) yaitu 7, 8, 9, dan barisan residu positif
terkecil kurang dari (13/2) yaitu 1, 2, 3. Dengan demikian :
u1 = 7 ≡ 7 (mod 13) , u2 = 8 ≡ 21 (mod 13) , u3 = 9≡ 35 (mod 13)
v1 = 1 ≡ 14 (mod 13) , v2 = 2 ≡ 28 (mod 13) , v3 = 3≡ 42 (mod 13)
sehingga :
u1.u2.u3.v1..v2.v3 ≡ 7.21.35.14.28.42 (mod 13) ≡ 76
.1.2.3.4.5.6 (mod 13)
Sekarang kita buat barisan p - u1 , p - u2 , p - u3 , v1 , v2 , v3 , kita peroleh barisan 6, 5, 4, 1, 2, 3,
yang mana tidak memuat dua suku yang kongruen.
(p - u1).(p - u2).(p - u3). v1. v2 . v3 ≡ 6.5.4.3.2.1 (mod 13)
(-1)3
u1.u2.u3.v1..v2.v3 ≡ 6! (mod 13)
(-1)3
76
.6! ≡ 6! (mod 13)
76
≡ -1 (mod 13) , berarti )13(mod1)13(mod7
13
7 6






Jadi : kongruensi x2
≡ 7 (mod 13) tidak mempunyai selesaian.
Tugas dan Latihan
Tugas
Bacalah suatu buku Teori Bilangan, buktikan suatu teorema bahwa :
8
12
)1(
2







p
p
jika p adalah suatu bilangan prima ganjil.
Selanjutnya, berdasarkan teorema tersebut, buktikan akibatnya :
16
+1 , jika p ≡ 1 (mod 8) atau p ≡ 7 (mod 8)






p
2
=





– 1 , jika p ≡ 3 (mod 8) atau p ≡ 5 (mod 8)
Latihan
1. Selesaikan 5x2
+ 4x + 17 ≡ 0 (mod 13)
2. Carilah residu-residu kuadratis dan bukan residu-residu kuadratis modulo 5
3. Selesaikan : (a) x2
≡ 5 (mod 11) (b) x2
≡ 72 (mod 11)
4. Selesaikan : (a) x2
≡ 5 (mod 19) dengan menggunakan Lemma Gauss
(b) x2
≡ 58 (mod 77) dengan menggunakan Teorema Sisa China
5. Carilah 



61
15
dengan menggunakan Kriteria Euler
Rambu-Rambu Jawaban Tugas dan Latihan
Rambu-Rambu Jawaban Tugas
Sesuai dengan Lemma Gauss, jika i adalah banyaknya residu positif terkecil modulo p :
1.2, 2.2, 3.2, … , ( 2.
2
1





 p
yang lebih dari p/2 , maka )(mod)1(
2
p
p
i






Sekarang akan dihitung banyaknya residu positif terkecil yang kurang dari p/2
Bilangan bulat 2j, dengan 1 ≤ j ≤ (p – 1)/2, adalah kurang dari p/2 jika j ≤ p/4 , dengan demikian
terdapat [p/4] bilangan bulat kurang dari p/2. Akibatnya, terdapat i = (p – 1)/2 – [p/4] bilangan
bulat lebih dari p/2, sehingga sesuai dengan Lemma Gauss :
]4/[
2
1
)1(
2 p
p
p








Ini berarti harus dibuktikan bahwa
]4/[
2
1
)1(
2 p
p
p








≡ (p2
– 1)/8 (mod 2)
Marilah kita lihat berbagai keadaan dari (p2
– 1)/8
(1) p tidak mungkin dalam bentuk p ≡ 2,4,6 (mod 8) sebab p adalah bilangan prima ganjil
(2) p ≡ )8(mod1 , atau p = 8t 1 , maka (p2
– 1)/8 = {(8t 1 )2
– 1}/8 ≡ 0 (mod 2)
(3) p ≡ )8(mod3 , atau p = 8t  3, maka (p2
– 1)/8 = {(8t  3)2
– 1}/8 ≡ 1 (mod 2)
17
Marilah sekarang kita lihat berbagai keadaan (p – 1)/2 – [p/4]
(1) p ≡ 1 (mod 8) , atau p = 8t + 1, maka (p – 1)/2 – [p/4] = 4t – [2t + 1/4] = 4t – 2t ≡ 0 (mod 2)
(2) p ≡ -1 (mod 8) , atau p = 8t +7 , maka (p – 1)/2 – [p/4] = (4t + 3) – [2t + 7/4] ≡ 0 (mod 2)
(3) p ≡ 3 (mod 8) , atau p = 8t + 3 , maka (p – 1)/2 – [p/4] = (4t + 1) – [2t + 3/4] ≡ 1 (mod 2)
(4) p ≡ -3 (mod 8) , atau p = 8t + 5 , maka (p – 1)/2 – [p/4] = (4t + 2) – [2t + 5/4] ≡ 1 (mod 2)
Dengan demikian dapat ditentukan bahwa :
{(p – 1)/2 – [p/4]} ≡ {(p2
– 1)/8} (mod 2)
sehingga :
8
12
)1(
2







p
p
Jika p ≡ 1 (mod 8) atau p ≡ 7 (mod 8) , maka p = 8m + 1 atau p = 8n + 7 dengan m,n  Z
sehingga substitusi pada (p2
– 1)/8 diperoleh 2r atau 2s, akibatnya 8
12
)1(
2







p
p
= 1
Jika p ≡ 3 (mod 8) atau p ≡ 5 (mod 8) , maka p = 8m + 3 atau p = 8n + 5 dengan m,n  Z
sehingga substitusi pada (p2
– 1)/8 diperoleh 2r + 1 atau 2s + 1, akibatnya 8
12
)1(
2







p
p
= -1
Rambu-Rambu Jawaban Latihan
1. 5x2
+ 4x + 17 ≡ 0 (mod 13) dikalikan 8 (sebab 8 adalah inversi 5 modulo 13) diperoleh
40x2
+ 32x + 136 ≡ 0 (mod 13 , atau x2
+ 6x + 6 ≡ 0 (mod 13), kemudian dapat diubah menjadi
x2
+ 6(2.7)x + (6.7)2
– (6.7)2
+ 6 ≡ 0 (mod 13) karena 2.7 ≡ 1 (mod 13), dan dapat disederhana-
kan menjadi x2
+ 2(42)x + (42)2
– (42)2
+ 6 ≡ 0 (mod 13) atau (x + 42)2
≡ 32
– 6 (mod 13)
Dengan demikian (x + 3)2
≡ 16 (mod 13), sehingga x ≡ 1 (mod 13) atau x ≡ 6 (mod 13)
2. Dari bilangan-bilangan 1,2,3,4 dapat ditentukan bahwa 12
= 1 ≡ 1 (mod 5), 22
= 4 ≡ 4 (mod 5),
32
= 9 ≡ 4 (mod 5), dan 42
= 16 ≡ 1 (mod 5) . Dengan demikian x2
≡ 1 (mod 5) mempunyai dua
selesaian x = 1 dan x = 4 , x2
≡ 4 (mod 5) mempunyai dua selesaian x = 2 dan x = 3, sedangkan
x2
≡ 2 (mod 5) dan x2
≡ 3 (mod 5) tidak mempunyai selesaian.
Jadi residu-residu kuadratis modulo 5 adalah 1 dan 4 , dan bukan residu-residu kuadratis modu-
lo 5 adalah 2 dan 3.
3. (a) Menurut teorema 5.3 , 





11
5
≡ 5(11-1)/2
(mod 11) ≡ 55
(mod 11) ≡ 52
.52
.5 (mod 11)
≡ 3.3.5 (mod 11) ≡ 45 (mod 11) ≡ 1 (mod 11), berarti kongruensi dapat diselesaikan.
x2
≡ 5 (mod 11) ≡ 16 (mod 11). Jadi x ≡ 4 (mod 11) atau x ≡ 7 (mod 11)
(b) Menurut teorema 5.4. (a) dan (c) :
18
















































11
2
11
2
.1
11
2
11
6
11
2
11
36
11
2.36
11
72 2
dan menurut teorema 5.3 , )11(mod1)11(mod2)11(mod2
11
2 52/)111(





 
Karena 1
11
2






, maka kongruensi tidak mempunyai selesaian.
4. (a) Buat barisan 5k dengan k = 1, 2, 3, … , (19 – 1)/2 diperoleh 5,10,15,20,25,30,35,40,45,
sehingga barisan residu positif terkecil modulo 5 adalah 5,10,15,1,6,11,16,2,7 .
Banyaknya unsur barisan residu positif terkecil yang lebih dari (19/2) adalah 4, yaitu
10,15,11,16. Dengan demikian sesuai Lemma Gauss 1)1(
19
5 4






,berarti kongruensi
dapat diselesaikan . Karena x2
≡ 5 (mod 19) ≡ 5 + 4.19 (mod 19) ≡ 81 (mod 19) , maka
selesaian kongruensi adalah x ≡ 9 (mod 19) atau x ≡ 10 (mod 19)
(b) x2
≡ 58 (mod 77) ≡ 58 (mod 7.11). Karena 7│77 dan 11│77 , maka x2
≡ 58 (mod 7) dan
x2
≡ 58 (mod 11), atau x2
≡ 2 (mod 7) dan x2
≡ 3 (mod 11)
Dari x2
≡ 2 (mod 7) diperoleh x ≡ 3 (mod 7) atau x ≡ 4 (mod 7) , dan dari x2
≡ 3 (mod 11)
diperoleh x ≡ 5 (mod 11) atau x ≡ 6 (mod 11). Dengan demikian terdapat 4 kemungkinan
sistem kongruensi linier simultan, x ≡ 3 (mod 7) dan x ≡ 5 (mod 11), x ≡ 3 (mod 7) dan
x ≡ 6 (mod 11),x ≡ 4 (mod 7) dan x ≡ 5 (mod 11), x ≡ 4 (mod 7) dan x ≡ 6 (mod 11), dan
menghasilkan 4 selesaian x ≡ 38 , 17 , 39 , 60 (mod 77)
5. 




 
61
15
≡ (-15)(p-1)/2
(mod 61) ≡ (-15)(61-1)/2
(mod 61) ≡ (-15)30
(mod 61) ≡ 1530
(mod 61)
15 ≡ 15 (mod 61) , 152
= 225 ≡ 42 (mod 61) , 154
= 1764 ≡ 56 (mod 61)
158
= 3136 ≡ 25 (mod 61) , dan 1516
= 625 ≡ 15 (mod 61)





 
61
15
≡ 1530
(mod 61) ≡ 1516
.158
.154
.152
(mod 61) ≡ 15.25.56.42 (mod 61) ≡ 1 (mod 61)
Jadi x2
+ 15 ≡ 0 (mod 61) mempunyai selesaian, diperoleh dengan cara :
x2
≡ -15 (mod 61) ≡ 46 (mod 61) ≡ 46 + 14.61 (mod 61) ≡ 900 (mod 61)
Selesaian : x ≡ 30 (mod 61) dan x ≡ 31 (mod 61)
Rangkuman
Berdasarkan seluruh paparan pada Kegiatan Belajar 1 ini, maka garis besar bahan yang
dibahas meliputi Definisi, Teorema, dan penerapan dalam penyelesaian masalah terkait,
19
terutama tentang konsep kongruensi kuadratis, konsep residu kuadratis, lambang
Legendre dan manfaatnya untuk menetapkan keterselesaian kongruensi kuadratis,
kriteria Euler dan Lemma Gauss untuk menghitung nilai Lambang Legendre , cara
memperoleh selesaian kongruensi kuadratis , dan keterkaitan sistem kongruensi linier
simultan untuk menyelesaikan kongruensi kuadratis tertentu.
1. Definisi 5.1 tentang residu kuadratis dan bukan residu kuadratis
2. Definisi 5.2 tentang Lambang Legendre
3. Teorema 5.1
Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil.
Setiap sistem residu tereduksi modulo p tepat memuat (p – 1)/2 residu-residu kuadratis, dan
tepat memuat (p – 1)/2 bukan residu-residu kuadratis modulo p.
Residu-residu kuadratis merupakan unsur dari klas residu yang memuat bilangan-bilangan :
12
, 22
, 32
, … , [(p – 1)/2]2
4. Teorema 5.2
Ditentukan k adalah suatu bilangan bulat, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (k,p) = 1
Jika kongruensi x2
≡ k (mod p) dapat diselesaikan, maka terdapat tepat dua selesaian yang
tidak kongruen modulop.
5. Teorema 5.3 Kriteria Euler
Jika p adalah suatu bilangan prima dan k adalah suatu bilangan bulat positif yang tidak habis
dibagi oleh p , maka :
2/)1( 





 p
a
p
k
(mod p)
6. Teorema 5.4
Ditentukan bahwa m,n Z, p adalah suatu bilangan prima ganjil, p tidak membagi m dan n,
maka :
(a) 

















p
mn
p
n
p
m
(b) jika m ≡ n (mod p) , maka 











p
n
p
m
(c) 1
2






p
m
(d) 











p
n
p
nm2
20
(e) 1
1






p
dan 





p
1
(-1)(p-1)/2
7. Teorema 5.5
Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka :
1 , jika p ≡ 1 (mod 4)






p
1
=





-1, jika p ≡ 3 (mod p)
8. Teorema 5.6 (Lemma Gauss)
Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil, k Z , dan (k,p) = 1
Jika r adalah banyaknya residu positif terkecil dari k, 2k, 3k, … 




 
2
1p
k yang lebih dari
2
p
maka 





p
k
= (– 1)r
Tes Formatif 1
1. Skor 5.
Carilah residu-residu kuadratis dan bukan residu kuadratis modulo 7
2. Skor 5
Selidiki apakah 8 merupakan suatu residu kuadratis modulo 17, dan 7 merupakan residu kua-
dratis modulo 23
3. Skor 10
Carilah semua selesaian dari x2
≡ 207 (mod 1001)
4. Skor 10
Selesaikan x2
+ 995x – 1110 ≡ 0 (mod 1009)
5. Skor 10
Selesaikan sistem kongruensi kuadratis : 3x2
≡ 7 (mod 17) dan 5x2
– 2x ≡ 3 (mod 12)
6. Skor 10
Selesaikan 21x2
– 23 x – 19 ≡ 0 (mod 71)
7. Skor 10
Selesaikan 19x2
– 12 x + 8 ≡ 0 (mod 97)
8. Skor 10
21
Tunjukkan bahwa jika p adalah suatu bilangan prima, maka :
+1 jika p ≡ 1,3 (mod 8)





 
p
2



– 1 jika p ≡ 5,7 (mod 8)
9. Skor 10
Tunjukkan bahwa jika pemfaktoran prima dari n adalah :
n = mkk t
m
t
k
t
k
tt
ppppp
212
1
1212
2
12
1 ...... 121 

 
dan q adalah suatu bilangan prima yang tidak membagi n , maka
























q
p
q
p
q
p
q
n k
...21
10. Skor 10
Tunjukkan bahwa jika b adalah suatu bilangan bulat positif tidak habis dibagi oleh p, maka :
0
)1(
...
32





 


















p
bp
p
b
p
b
p
b
11. Skor 10
Tunjukkan bahwa jika jika a adalah suatu residu kuadratis modulo p, maka selesaian dari :
x2
≡ a (mod p) adalah x ≡  an+1
(mod p) jika p = 4n + 3
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Rambu-Rambu atau Kunci Jawaban Tes Formatif 1
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian perkirakan skor jawaban Anda yang
menurut Anda benar, dan gunakan kriteria berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Skor Jawaban Yang Benar
Tingkat Penguasaan = ------------------------------------ x 100 %
100
Tingkat Penguasaan Anda dikelompokkan menjadi :
Baik sekali : 90 % - 100 %
Baik : 80 % - 89 %
Cukup : 70 % - 79 %
Kurang : < 70 %
22
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan ke Kegiatan Belajar 2, Bagus !
Jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, maka seharusnya Anda mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda pahami dan
kuasai dengan baik. Selamat Belajar !
23
KEGIATAN BELAJAR 2
KEBALIKAN KUADRATIS
Uraian
Kebalikan kuadrat merupakan pembahasan yang terkait dengan cara mencari nilai lambang
Legendre yang langkahnya dilakukan dengan membalik letak lambangnya setelah syarat-syarat
tertentu dipenuhi.
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, dan p adalah residu kuadratis modulo q,
yaitu :
1





q
p
maka apakah q merupakan suatu residu kuadratis modulo p, yaitu :
1





p
q
?
Secara empiris pertanyaan ini telah dijawab oleh Euler pada pertengahan abad 17, dengan
menggunakan bukti numeric. Secara ekplisit bukti formal pertama telah dibuat oleh Gauss, yang
kemudian dikembangkan secara modern dan ketat oleh Legendre pada tahun 1785, yang
kemudian dikenal dengan Hukum Kebalikan Kuadrat.
Untuk mengetahui apakah x2
≡ q (mod p) mempunyai selesaian, maka sesuai dengan hokum
kebalikan kuadrat, perlu diselidiki apakah x2
≡ p (mod p) mempunyai selesaian. Penyelidikan ini
menjadi semakin jelas jika kita menggunakan teorema lain yang terkait dengan teorema 5.6
(Lemma Gauss). Karena teorema ini relatif sulit dipahami, maka marilah kita lihat peragaan yang
dapat memberikan kejelasan dalam langkah-langkah menuju pembuktian hokum kebalikan
kuadrat.
Misalkan ditentukan bahwa k = 7 dan p = 17 , berarti k adalah suatu bilangan bulat positif
ganjil, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (k,p) = 1. Barisan residu positif terkecil modulo p
adalah barisan ak, dengan k = 7 dan a = 1,2,3, …, (17 – 1)/2 , yaitu :
1.7, 2.7, 3.7, 4.7, 5.7, 6.7, 7.7, 8.7, atau 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56
dan dalam modulo p = 17 dapat dinyatakan sebagai :
7, 14, 4, 11, 1, 8, 15, 5
Barisan residu positif terkecil lebih dari p/2 = 17/2 = 8,5 adalah :
u1 = 11 , u2 = 14 , u3 = 15
24
dan barisan residu positif terkecil kurang dari p/2 = 17/2 = 8.5 adalah :
v1= 1 , v2 = 4 , v3 = 5 , v4 = 7 , v5 = 8
Perhatikan bahwa :
7 = 1.7 = 17[(1.7)/17] + 7 35 = 5.7 = 17[(5.7)/17] + 1
14 = 2.7 = 17[(2.7)/17] + 14 42 = 6.7 = 17[(6.7)/17] + 8
21 = 3.7 = 17[(3.7)/17] + 4 49 = 7.7 = 17[(7.7)/17] + 15
28 = 4.7 = 17[(4.7)/17] + 11 56 = 8.7 = 17[(8.7)/17] + 5
yang mana masing-masing keadaan sesuai dengan pembagian algoritma, yaitu :
ak = p[(ik)/p] + rk , dengan rk = uk atau rk = vk
Jumlah dari semua keadaan adalah :
 





j
a
a
i
a
a
p
a
p
a
vupakpak
11
2/)1(
1
2/)1(
1
]/)[( … (1)
Sesuai dengan teorema 5.6 Lemma Gauss, barisan bilangan :
p – u1 = 6 , p – u2 = 3 , p – u3 = 2 , v1=1 , v2 = 4 , v3 = 5 , v4 = 7 , v5 = 8
merupakan barisan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, (17 – 1)/2 = 8 dengan urutan yang berbeda.
Jika semua suku barisan dijumlahkan, maka diperoleh :
 



j
a
a
i
a
a
i
a
j
a
a
a
a
p
a
vupvupa
11111
2/)1(
1
)(
 



j
a
a
i
a
a
p
a
vupia
11
2/)1(
1
… (2)
Jika keadaan (1) dikurangi (2) , maka diperoleh :
 




2/)1(
1
2/)1(
1
p
a
p
a
aak  



i
a
a
p
a
upipakp
1
2/)1(
1
2]/)[(
(k – 1)  





i
a
a
p
a
p
a
upipakpa
1
2/)1(
1
2/)1(
1
2]/)[(
Jika ditentukan bahwa : H(k,p) = 
 2/)1(
]/)[(
p
a
pak , maka :
(k – 1)  



i
a
a
p
a
upipapHa
1
2/)1(
1
2),( … (3)
Karena k adalah suatu bilangan ganjil, maka k ≡ 1 (mod 2), sehingga (k – 1) ≡ 0 (mod 2).
Demikian pula, karena p adalah suatu bilangan ganjil, maka p ≡ 1 (mod 2), sehingga jika (3)
dinyatakan dalam modulo 2, maka diperoleh :
0 ≡ {1.H(k,p) – 1.i + 0} (mod 2) ≡ {H(k,p) – i} (mod 2)
H(k,p) ≡ i (mod 2)
25
Karena 





p
k
= (-1)i
dan i = H(k,p), maka 





p
k
= (-1)H(k,p)
Teorema 5.7
Jika k adalah suatu bilangan bulat ganjil, p adalah suatu bilangan prima ganjil, (k,p) = 1, dan
H(k,p) = 


2/)1(
1
]/)[(
p
a
pak
maka 





p
k
= (-1)H(k,p)
Bukti :
Barisan residu positif terkecil ak, a = 1, 2, 3, … , (p – 1)/2, adalah k, 2k, 3k, … , [(p – 1)/2]k,
dengan suku-suku barisan yang nilainya lebih dari p/2 adalah u1, u2, … ,ui dan suku-suku ba-
risan yang nilanya kurang dari p/2 adalah v1, v2, … ,vj.
Menurut pembagian algoritma, suku-suku barisan ak dapat dinyatakan sebagai :
 





j
a
a
i
a
a
p
a
p
a
vupakpak
11
2/)1(
1
2/)1(
1
]/)[( … (1)
Menurut teorema 5.6 Lemma Gauss, barisan : p – u1, p – u2, … , p – ui, v1, v2, … , vj sama
dengan barisan 1, 2, 3, … , (p – 1)/2 dengan urutan yang berbeda sehingga :
 



j
a
a
i
a
a
i
a
j
a
a
a
a
p
a
vupvupa
11111
2/)1(
1
)(
 



j
a
a
i
a
a
p
a
vupia
11
2/)1(
1
… (2)
Jika keadaan (1) dikurangi keadaan (2), maka diperoleh :
 




2/)1(
1
2/)1(
1
p
a
p
a
aak  



i
a
a
p
a
upipakp
1
2/)1(
1
2]/)[(
(k – 1)  





i
a
a
p
a
p
a
upipakpa
1
2/)1(
1
2/)1(
1
2]/)[( … (3)
Karena H(k,p) = 
 2/)1(
]/)[(
p
a
pak dengan k adalah suatu bilangan ganjil, k ≡ 1 (mod 2), dan
P adalah suatu bilangan prima ganjil, p ≡ 1 (mod 2), maka dalam modulo 2, hubungan (3)
dapat dinyatakan sebagai :
(1 – 1) 


2/)1(
1
p
a
a ≡ {1 



2/)1(
1
)2}(mod01]/)[(
p
a
ipak
0 ≡ {H(k,p) – i}(mod 2) , atau i = H(k,p)
26
Jadi, sesuai teorema 5.6 Lemma Gauss, karena 





p
k
= (-1)i
dan i = H(k,p) , maka :






p
k
= (-1)H(k,p)
Contoh 5.17
Carilah nilai dari masing-masing lambang Legendre :
(a) 





11
3
(b) 





17
11
Jawab :
(a) 5
2
111
2
1



p
H(3,11) = 
5
1
]11/)3[(
a
a = [3/11] + [6/11] + [9/11] + [12/11] + [15/11] = 0 + 0 + 0 + 1 + 1 = 2






11
3
= (-1)H(3,11)
= (-1)2
= 1
(b) 8
2
117
2
1



p
H(11,17) = 
8
1
]17/)11[(
a
a = [11/17] + [22/17] + [33/17] + [44/17] + [55/17] + [66/17]
= [11/17] + [22/17] + [33/17] + [44/17] + [55/17] + [66/17] + [77/17] + [88/17]
= 0 + 1 + 1 + 2 + 3 + 3 + 4 + 5 = 19






17
11
= (-1)H(11,17)
= (-1)19
= -1
Marilah sekarang kita melihat suatu peragaan sebelum kita membuktikan hukum kebalikan
kuadratis. Peragaan ini perlu dilakukan untuk memudahkan pemahaman kita dalam mengikuti
langkah-langkah pembuktian hokum kebalikan kuadratis.
Kita tentukan dua bilangan prima ganjil p = 5 dan q = 13, kemudian kita buat barisan a dengan
nilai-nila 1 ≤ a ≤ (5 – 1)/2 dan barisan b dengan nilai-nilai 1 ≤ b ≤ (13 – 1)/2, sehingga diperoleh:
a = 1, 2
b = 1, 2, 3, 4, 5, 6
Banyaknya pasangan (a,b) adalah 12, yaitu :
(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6).
27
Masing-masing pasangan tidak ada yang memenuhi hubungan 13a = 5b sebab kalau 5b = 13a,
maka 13│5b , dan karena (13,5) = 1, maka seharusnya 13│b. Hal ini tidak mungkin terjadi karena
b = 1, 2, 3, 4, 5, 6 < 13.
Pasangan (a,b) dipisahkan menjadi dua kelompok , yaitu
(1) 1 ≤ a ≤ 2 , 1 ≤ b ≤ 6 , 13a < 5b, diperoleh (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (2,6)
Banyaknya pasangan adalah 5, dan dapat dicari bahwa :

6
1
]13/)5[(
i
i = [(5.1)/13] + [(5.2)/13] + [(5.3)/13] + [(5.4)/13] + [(5.5)/13] + [(5.6)/13]
= [5/13] + [10/13] + [15/13] + [20/13] + [25/13] + [30/13] = 0+0+1+1+1+2
= 5
(2) 1 ≤ a ≤ 2 , 1 ≤ b ≤ 6 , 13a > 5b, diperoleh (1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5)
Banyaknya pasangan adalah 7, dan dapat dicari bahwa :

2
1
]5/)3[(
i
i = [(13.1)/5] + [(13.2)/5] = [13/5] + [26/5] = 2 + 5 = 7
Karena kedua kelompok merupakan hasil pemisahan 12 pasangan (a,b), maka :
126.2
2
113
.
2
15



6
1
]13/)5[(
i
i + 
2
1
]5/)3[(
i
i = 5 + 7 = 12
sehingga :


2
113
.
2
15

6
1
]13/)5[(
i
i + 
2
1
]5/)3[(
i
i
Dengan demikian dapat ditentukan bahwa :
(-1){(5-1)/2}{(13-1)/2}
= (-1)



2
1
6
1
]5/)13[(]13/)5[(
ii
ii
(-1)12
= (-1)


6
1
]13/)5[(
i
i
. (-1)


2
1
]5/)13[(
i
i
Menurut teorema 5.7,
(1) H(5,13) = 
6
1
]13/)5[(
a
a = [5/13] + [10/13] + [15/13] + [20/13] + [25/13] + [30/13]
= 0 + 0 + 1+ 1 + 1 + 2 = 5






13
5
= (-1)H(5,13)
= (-1)5
(2) H(13,5) = 
2
1
]5/)13[(
a
a = [13/5] + [26/5] = 2 + 5 = 7
28






5
13
= (-1)H(13,5)
= (-1)7
Jadi : 





13
5






5
13
= (-1)5
.(-1)7
= (-1)12
= (-1)2.6
= (-1){(5-1)/2}{(13-1)/2}
Teorema 5.8 Hukum Kebalikan Kuadrat
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :












p
q
q
p
= (-1){(p-1)/2}{(q-1)/2}
Bukti :
Kita buat suatu barisan a dengan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2 dan suatu barisan b dengan 1 ≤ b ≤ (q – 1)/2,
maka diperoleh pasangan (a,b) sebanyak {(p – 1)/2}{(q – 1)/2}. Pasangan-pasangan ini kemudian
kita pisahkan menjadi dua kelompok :
(1) kelompok yang unsur-unsurnya memenuhi hubungan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2 , 1 ≤ b ≤ (q – 1)/2 , dan
qa < pb. Untuk suatu nilai tertentu b dengan 1 ≤ b≤ (q – 1)/2, terdapat [(pb)/q] bilangan bulat
yang memenuhi 1 ≤ a ≤ (pb)/q. Banyaknya pasangan (a,b) yang memenuhi hubungan tersebut
adalah : 


2/)1(
1
]/)[(
q
i
qpi
(2) kelompok yang unsur-unsurnya memenuhi hubungan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2 , 1 ≤ b ≤ (q – 1)/2 , dan
qa > pb. Untuk suatu nilai tertentu a dengan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2, terdapat [(qa)/p] bilangan bulat
yang memenuhi 1 ≤ b ≤ (qa)/p. Banyaknya pasangan (a,b) yang memenuhi hubungan tersebut
adalah : 


2/)1(
1
]/)[(
p
i
pqi
Dari hasil (1) dan (2) dapat kita tentukan bahwa :



2/)1(
1
]/)[(
q
i
qpi + 


2/)1(
1
]/)[(
p
i
pqi =
2
1
.
2
1  pq
H(p,q) + H(q,p) =
2
1
.
2
1  pq
(-1)H(p,q)+H(q,p)
= (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2}
, atau (-1)H(p,q)
. (-1)H(q,p)
= (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2}
Jadi : 











p
q
q
p
= (-1){(p-1)/2}{(q-1)/2}
29
Contoh 5.18
Carilah nilai dari 











p
q
q
p
jika :
(a) p = 7 dan q = 17 (b) p = 13 dan q = 23
Jawab :
(a) 











7
17
17
7
= (-1){(7-1)/2}{(17-1)/2}
= (-1)3.8
= (-1)24
= 1
(b) 











13
23
23
13
= (-1){(13-1)/2}{(23-1)/2}
= (-1)6.11
= (-1)66
= 1
Teorema 5.9
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :
1 , jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)












p
q
q
p
=



-1 , jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4)
Bukti :
(1) Jika p ≡ 1 (mod 4) ataup = 4k + 1, dengan k Z, maka (p – 1)/2 = (4k + 1 – 1)/2 = (4k)/2 = 2k
Dengan demikian
2
1
.
2
1  qp
merupakan bilangan bulat genap.
(2) Jika q ≡ 1 (mod 4) atauq = 4t + 1, dengan t Z, maka (q – 1)/2 = (4t + 1 – 1)/2 = (4t)/2 = 2t
Dengan demikian
2
1
.
2
1  qp
merupakan bilangan bulat genap.
Dari keadaan (1) dan (2) dapat ditentukan bahwa jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4) maka nilai
2
1
.
2
1  qp
merupakan bilangan bulat genap, sehingga sesuai dengan teorema 5.8, dapat
ditentukan bahwa 











p
q
q
p
= (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2}
= 1
(3) p dan q masing-masing tidak mungkin kongruen dengan 2 modulo 4 sebab jika p ≡ 2 (mod 4)
atau q ≡ 2 (mod 4) , maka p = 4r + 2 = 2 (2r +1) dan q = 4s + 2 = 2 (2s + 2), yaitu p dan q me-
rupakan bilangan bulat genap, bukan bilangan prima ganjil.
(4) Jika p ≡ 3 (mod 4) atau p = 4m + 3, maka (p – 1)/2 = (4m + 3 – 1)/2 = 2m + 1 merupakan
suatu bilangan bulat ganjil
(5) Jika q ≡ 3 (mod 4) atau q = 4n + 3, maka (p – 1)/2 = (4n + 3 – 1)/2 = 2n + 1 merupakan
30
suatu bilangan bulat ganjil
Dari keadaan (4) dan (5) dapat ditentukan bahwa jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4) maka nilai
2
1
.
2
1  qp
merupakan bilangan bulat ganjil, sehingga sesuai dengan teorema 5.8, dapat
ditentukan bahwa 











p
q
q
p
= (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2}
= – 1
Teorema 5.10
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :






p
q
, jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)






q
p
=





–1 





p
q
, jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4)
Bukti :
Sesuai dengan terorema 5.9, kemungkinan nilai 











p
q
q
p
adalah 1 atau -1
(1) Jika p ≡ 1 (mod 4) atauq ≡ 1 (mod 4) , maka 











p
q
q
p
= 1. Dengan demikian dapat diten-
kan 1











p
q
q
p
atau 





q
p
= 





p
q
= – 1 .
Jadi : 





q
p
= 





p
q
jika p ≡ 1 (mod4) atau q ≡ 1 (mod 4)
(2) Jika p ≡ 1 (mod 4) atauq ≡ 1 (mod 4) , maka 











p
q
q
p
= – 1. Dengan demikian dapat di-
tentukan 





q
p
= 1 dan 





p
q
= – 1, yaitu 





q
p
= – 1 





p
q
atau 





q
p
= – 1 dan 





p
q
= 1, yaitu 





q
p
= – 1 





p
q
Jadi : 





q
p
= 





p
q
jika p ≡ 3 (mod4) dan q ≡ 3 (mod 4)
31
Contoh 5.19
Selesaikan kongruensi-kongruensi kuadratis
(a) x2
≡ 7 (mod 19) (b) x2
≡ 11 (mod 17)
Jawab :
(a) Karena 19 ≡ 3 (mod 4) dan 7 ≡ 3 (mod 4), maka sesuai teorema 5.10 :


















7
5
7
19
1
19
7
Karena 5 ≡ 1 (mod 4), maka sesuai teorema 5.10 :


















5
2
5
7
7
5
dan sesuai jawaban tugas pada kegiatan belajar 1 :






5
2
= (-1) 8/)15( 2

= (-1)(25-1)/8
= (-1)3
= -1
Dengan demikian 





19
7
= – 1 





5
2
= (– 1)(– 1) = 1 , berarti x2
≡ 7 (mod 19) dapat diselesaikan
x2
≡ 7 (mod 19) ≡ 7 + 3.19 (mod 19) ≡ 64 (mod 19), x ≡ 8 , 11 (mod 19)
(b) Karena 17 ≡ 1 (mod 4) ,meskipun 11 ≡ 3 (mod 4), maka sesuai teorema 5.10 :






17
11
= 





11
17
= 





17
6
= 





17
3.2
= 











17
3
17
2






11
2
= (-1) 8/)111( 2

= (-1)(121-1)/8
= (-1)15
= – 1






11
3
= – 1 





3
11
= – 1 





3
2
= (– 1)(– 1) = 1
Karena 





17
11
= 





11
2






11
3
= (– 1)(1) = – 1 maka x2
≡ 11 (mod 17) tidak dapat diselesaikan
Tugas dan Latihan
Tugas
Bacalah suatu buku tentang teori bilangan, misalnya Elementary Number Theory And Its
Applications dari Kenneth Rosen, carilah topik Lambang Jacobi.
32
Sebutkan Definisi tentang Lambang Jacobi, berilah dua contoh, jelaskan hubungannya dengan
lambang Legendre, sebutkan teorema-teorema yang terkait dengan lambang Jacobi, kemudian
carilah : (a) 





317
105
(b) 





499
213
Latihan
1. Carilah 





79
7
dan 





101
15
2. Carilah 





1009
713
3. Carilah suatu kongruensi dari semua bilangan prima sehingga 5 merupakan residu kuadratis.
4. Selesaikan x2
≡ 150 (mod 1009)
5. Dengan menggunakan hukum kebalikan kuadratis, jika p adalah suatu bilangan prima ganjil,
+ 1 , jika p ≡  1 (mod 12)
maka buktikan : 





p
3
=





– 1 , jika p ≡  5 (mod 12)
Rambu-Rambu Jawaban Tugas Dan Latihan
Rambu-Rambu Jawaban Tugas
Lambang Jacobi diperkenalkan oleh Carl Gustav Jacob Jacobi, seorang matematisi Jerman tahun
1804-1851. Lambang Jacobi merupakan penggeneralisasian dari Lambang Legendre, mempunyai
sifat-sifat yang bersesuaian dengan Lambang Legendre.
Definisi
Jika q adalah suatu bilangan bulat positif, q mempunyai faktor-faktor prima sehingga q da-
pat dinyatakan sebagai q = tk
t
kk
qqq ...21
21 , p Z sehingga (p,q) = 1 , maka lambang Jacobi
[
q
p
] didefinisikan sebagai :
[
q
p
] = [ tk
t
kk
qqq
p
...21
21
] = [ tk
t
kk
q
p
q
p
q
p
]...[][] 21
21
= 
t
j jq
p
1
)(
yang mana (
jq
p
) dengan j = 1, 2, …, t adalah lambang-lambang Legendre.
33
Contoh :
(1) [
75
7
] = [
3.25
7
] = [
3.5
7
2
] = ( 2
5
7
)(
3
7
) = (
5
2
)2
(
3
1
) = (-1)2
.1 = 1
(2) [
105
88
] = [
7.5.3
88
] = [
3
88
][
5
88
][
7
88
] = [
3
1
][
5
3
][
7
4
] = 1.1.1 = 1
Hubungan antara Lambang Jacobi dan Lambang Legendre adalah apabila q adalah suatu bilangan
prima, maka Lambang Jacobi menjadi Lambang Legendre, tetapi apabila q adalah suatu bilangan
komposit, nilai dari (
q
k
) tidak ada hubungannya dengan keterselesaian x2
≡ k (mod q). Sebagai
peragaan, [
15
2
] = [
5.3
2
] = (
3
2
)(
5
2
) = (-1)(-1) = 1 , tetapi x2
≡ 2 (mod 15) tidak mempunyai
selesaian karena x ≡ 2 (mod 3) dan x ≡ 2 (mod 5) tidak mempunyai selesaian.
Beberapa teorema tentang Lambang Jacobi adalah :
(1) jika p ≡ r (mod q) , maka [
q
p
] = [
q
r
]
(2) [
q
pr
] = [
q
p
][
q
r
]
(3) [
q
1
] = (-1)(n-1)/2
(4) [
q
2
] = (-1) 8/)1( 2
n
(5) [
q
p
][
p
q
] = (-1) 2
1
.
2
1  pq
(6) [
q
1
] = (-1)(q-1)/2
dan [
q
2
] = (-1) 2/)1( 2
q
(7) Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima dan (p,q) = 1, maka :
[
q
p
][
p
q
] = (-1) 2
1
.
2
1  qp
dan [
q
p
] = [
p
q
](-1) 2
1
.
2
1  qp
Selanjutnya dapat dicari bahwa :
(a) [
]317
105
] = [
105
317
] = [
105
2
] = (-1) 8/)1105( 2

= +1
(b) [
499
213
] = [
213
499
] = [
213
73
] = [
73
67
] = [
67
73
] = [
67
6
] = [
67
2
][
67
3
]
34
= (-1) 8/)167( 2

[
67
3
] = - [
67
3
] = [
3
67
] = [
3
1
] = +1
Rambu-Rambu Jawaban Latihan
1. Karena 79 ≡ 1 (mod 4) , maka 1
7
2
7
79
79
7










































101
5
101
3
101
5.3
101
15
101 ≡ 1 (mod 4) , maka 1
3
2
3
101
101
3


















dan 











5
101
101
5
= 1
5
1






Jadi : 























101
5
101
3
101
5.3
101
15
= (– 1 )(1) = – 1
2. 























1009
31
1009
23
1009
31.23
1009
713
Karena 1009 ≡ 1 (mod 4), maka 





1009
23
= 





23
1009
dan 











31
1009
1009
31
sehingga






23
1009
= 1
3
2
3
5
5
3
5
23
23
5
23
5
23
2
23
5.2
23
20 22




























































31
1009
= 



























































3
2
3
4
3
7
7
3
7
17
17
7
17
2
17
14
17
31
31
17 2
= -1
Jadi : 























1009
31
1009
23
1009
31.23
1009
713
= (– 1)(– 1) = 1
3. 





p
5
= 





5
p
sebab 5 ≡ 1 (mod 4) , 1
5
4
5
1












dan 1
5
3
5
2












, maka 5 adalah suatu
residu kuadratis modulo p jika dan hanya jika p ≡ 1 , 4 (mod 5)
4. 11.1.1
1009
5
1009
3
1009
2
1009
5.3.2
1009
150 22






























5. 











3
3 p
p
= (-1){(3-1)/2}{(p-1)/2}
= (-1)(p-1)//2
p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka p ≡ 1 (mod 3) atau p ≡ 2 (mod 3) sehingga :
untuk p ≡ 1 (mod 3) , 1
3
1
3











 p
1
3
2
3











 p
35
untuk p ≡ 2 (mod 3) , 1
3
2
3











 p
p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka p ≡ 1 (mod 4) atau p ≡ 3 (mod 4) , yaitu p = 4t +1
atau p = 4k + 3, sehingga :
untuk p ≡ 1 (mod 4) , (-1)(p-1)/2
= (-1)(4t+1-1)/2
= (-1)2t
= 1
untuk p ≡ 3 (mod 4) , (-1)(p-1)/2
= (-1)(4k+3-1)/2
= (-1)2k+1
= -1
Gabungan kemungkinan nilai-nilai p adalah :
(a) p ≡ 1 (mod 3) dan p ≡ 1 (mod 4) , sehingga p ≡ 1 (mod 12)
(b) p ≡ 1, 4, 7 (mod 3) dan p ≡ 3 (mod 4) ≡ 3,7 (mod 4) , sehingga p ≡ 7 (mod 12)
(c) p ≡ 2 (mod 3) ≡ 2, 5 (mod 3) dan p ≡ 1(mod 4) ≡ 1, 5 (mod 4), sehingga p ≡ 5 (mod 12)
(d) p ≡ 2,5,8,11 (mod 3) dan p ≡ 3,7,11 (mod 4), maka p ≡ 11 (mod 12)
Selanjutnya dapat kita cari nilai-nilai 





p
3






3
p
dari 4 kemungkinan di atas :
(a) jika p ≡ 1 (mod 12), maka 





p
3






3
p
= 1
(b) jika p ≡ 7 (mod 12), maka 





p
3






3
p
= -1
(c) jika p ≡ 5 (mod 12), maka 





p
3






3
p
= -1
(d) jika p ≡ 11 (mod 12), maka 





p
3






3
p
= 1
Rangkuman
Berdasarkan seluruh paparan pada Kegiatan Belajar 2 ini, maka garis besar bahan yang
dibahas meliputi Definisi, Teorema, dan penerapan dalam penyelesaian masalah terkait,
terutama tentang konsep kebalikan kuadratis untuk mencari nilai lambang Legendre dan
manfaatnya untuk menetapkan keterselesaian kongruensi kuadratis, dan konsep
lambang Jacobi sebagai penggeneralisasian lambang Legendre.
1. Teorema 5.7
Jika k adalah suatu bilangan bulat ganjil, p adalah suatu bilangan prima ganjil, (k,p) = 1, dan
H(k,p) = 


2/)1(
1
]/)[(
p
a
pak
36
maka 





p
k
= (-1)H(k,p)
2. Teorema 5.8 Hukum Kebalikan Kuadrat
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :












p
q
q
p
= (-1){(p-1)/2}{(q-1)/2}
3. Teorema 5.9
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :
1 , jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)












p
q
q
p
=



-1 , jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4)
4. Teorema 5.10
Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :






p
q
, jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)






q
p
=





–1 





p
q
, jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4)
5. Definisi Lambang Jacobi
Jika q adalah suatu bilangan bulat positif, q mempunyai faktor-faktor prima sehingga q da-
pat dinyatakan sebagai q = tk
t
kk
qqq ...21
21 , p Z sehingga (p,q) = 1 , maka lambang Jacobi
[
q
p
] didefinisikan sebagai :
[
q
p
] = [ tk
t
kk
qqq
p
...21
21
] = [ tk
t
kk
q
p
q
p
q
p
]...[][] 21
21
= 
t
j jq
p
1
)(
yang mana (
jq
p
) dengan j = 1, 2, …, t adalah lambang-lambang Legendre.
6. Teorema-Teorema Tentang Lambang Jacobi
(1) jika p ≡ r (mod q) , maka [
q
p
] = [
q
r
]
37
(2) [
q
pr
] = [
q
p
][
q
r
]
(3) [
q
1
] = (-1)(n-1)/2
(4) [
q
2
] = (-1) 8/)1( 2
n
(5) [
q
p
][
p
q
] = (-1) 2
1
.
2
1  pq
(6) [
q
1
] = (-1)(q-1)/2
dan [
q
2
] = (-1) 2/)1( 2
q
(7) Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima dan (p,q) = 1, maka :
[
q
p
][
p
q
] = (-1) 2
1
.
2
1  qp
dan [
q
p
] = [
p
q
](-1) 2
1
.
2
1  qp
Tes Formatif 2
1. Skor 10
Tunjukkan bahwa 19 tidak membagi (4n2
+ 4) untuk sebarang bilangan bulat n
2. Skor 20
Ditentukan bahwa p ≡ 5 (mod 12)
Dengan menggunakan hukum kebalikan kuadratis, tunjukkan 1
3






p
3. Skor 20
Tentukan apakah kongruensi x2
≡ -5 (mod 503) dapat diselesaikan
4. Skor 20
Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, tunjukkan bahwa :
+1 , jika p ≡ +1 (mod 6)





 
p
3
=



– 1 , jika p ≡ – 1 (mod 6)
5. Skor 20
Tentukan p jika 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p
6. Skor 10
Carilah [
20003
10001
]
38
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Rambu-Rambu atau Kunci Jawaban Tes Formatif 2
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian perkirakan skor jawaban Anda yang
menurut Anda benar, dan gunakan kriteria berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Skor Jawaban Yang Benar
Tingkat Penguasaan = ------------------------------------ x 100 %
100
Tingkat Penguasaan Anda dikelompokkan menjadi :
Baik sekali : 90 % - 100 %
Baik : 80 % - 89 %
Cukup : 70 % - 79 %
Kurang : < 70 %
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, maka Anda dapat
meneruskan ke Modul 6, Bagus !
Jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, maka seharusnya Anda mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda pahami dan
kuasai dengan baik. Selamat Belajar !
Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif
Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif 1
1. Residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 1, 2, dan 4 sebab x2
≡ 1 (mod 1) mempunyai selesaian
x ≡ 1, 6 (mod 7) , x2
≡ 2 (mod 7) mempunyai selesaian x ≡ 3, 4 (mod 7) , dan x2
≡ 4 (mod 7)
Bukan residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 3, 5, dan 6 sebab x2
≡ 3, 5, 6 (mod 7) tidak
mempunyai selesaian.
2. )17(mod8
17
8 2
117




≡ 88
(mod 17) ≡ (82
)4
(mod 8) ≡ (-4)4
(mod 17) ≡ 1 (mod 17)
Jadi : 8 adalah suatu residu kuadratis modulo 17
)23(mod7
23
7 2
123




≡ 711
(mod 23) ≡ (72
)5
.7 (mod 23) ≡ 35
.7 (mod 23) ≡ -1 (mod 23)
Jadi : 7 adalah bukan suatu residu kuadratis modulo 23
39
3. x2
≡ 207 (mod 1001) ≡ 207 (mod 7.11.13)
x2
≡ 207 (mod 7) ≡ 4 (mod 7), maka x ≡ 2 (mod 7) dan x ≡ 5 (mod 7)
x2
≡ 207 (mod 11) ≡ 9 (mod 11), maka x ≡ 3 (mod 11) dan x ≡ 8 (mod 11)
x2
≡ 207 (mod 13) ≡ 12 (mod 13), maka x ≡ 5 (mod 13) dan x ≡ 8 (mod 13)
Dengan demikian terdapat 8 kongruensi linier simultan, salah satu diantaranya adalah :
x ≡ 2 (mod 7) ,x ≡ 3 (mod 11) , dan x ≡ 5 (mod 13)
yang dapat diselesaikan dengan teorema sisa China,
11.13b1 ≡ 1 (mod 7) , maka b1 = 5
7.13b2 ≡ 1 (mod 11) , maka b2 = 4
7.11b3 ≡ 1 (mod 13) , maka b3 = 12
sehingga x = 11.13.5.2 + 7.13.4.3 + 7.11.12.5 = 7142 ≡ 135 (mod 1001)
Selesaian yang lain dapat diperoleh dengan cara yang sama, dan seluruh selesaian adalah :
x ≡ 47, 96, 135, 278, 723, 866, 905, 954 (mod 1001)
4. x2
+ 995x – 1110 ≡ 0 (mod 1009) disederhanakan menjadi x2
– 14x – 101 ≡ 0(mod 1009),
x2
– 14x + 49 – 49 – 101 ≡ 0 (mod 1009) , (x – 7)2
≡ 150 (mod 1009)




















1009
3
1009
2
1009
6
1009
25.6
1009
150




1009
2
≡ 2504
(mod 1009) ≡ 1 (mod 1009) sebab 1009 ≡ 1 (mod 8)




1009
3
≡ 3504
(mod 1009) ≡ (37
)72
(mod 1009) ≡ (1692
)36
(mod 1009) ≡ (3092
)18
(mod 1009)
≡ 63518
(mod 1009) ≡ 37418
(mod 1009) ≡ 6349
(mod 1009) ≡ 374.634 (mod 1009)
≡ 237116 (mod 1009) ≡ 1 (mod 1009)




1009
2




1009
3
= 1.1 = 1, maka kongruensi dapat diselesaikan.
(x – 7)2
≡ 150 (mod 1009) ≡ 150 + 19.1009 (mod 1009) ≡ 19321 (mod 1009)
x ≡ 139 , 877 (mod 1009)
5. 3x2
≡ 7 (mod 17), 18x2
≡ 42 (mod 17) , x2
≡ 25 (mod 17) , maka x ≡ 5 , 12 (mod 17)
5x2
– 2x ≡ 3 (mod 12) , 25x2
– 10x – 15 ≡ 0 (mod 12) , x2
+ 2x + 1 ≡ 0 (mod 12), atau
(x + 1)2
≡ 4 (mod 12) , maka x ≡ 1 , 9 (mod 12) .
Akibatnya terdapat 4 pasang sistem kongruensi linier simultan, dapat diselesaikan dengan cara
Biasa, cara iterasi, atau cara sisa China, sehingga diperoleh :
x ≡ 73 , 97 , 141 , 165 (mod 204)
40
6. 21x2
– 23x – 19 ≡ 0 (mod 71), 44.21x2
– 41.23x – 44.19 ≡ 0 (mod 71) ,
x2
– 1012x – 836 ≡ 0 (mod 71) , x2
– 18x – 55 ≡ 0 (mod 71) , (x – 9)2
≡ 6 (mod 71)












71
3
71
2
71
6
= 1.1 = 1 sebab :
1)1()1(
71
2 6308
1712





2
171
3
71
3





≡ 335
≡ (34
)8
.33
≡ 108.
.33
≡ (29)4.
33
≡ 602
.27 ≡ 50.27 ≡ 1 (mod 71)
Jadi : kongruensi dapat diselesaikan, dikerjakan sebagai berikut :
(x – 9)2
≡ 6 (mod 71) ≡ 6 + 5.71 (mod 71) ≡ 361 (mod 71), x – 9 ≡ 19 (mod 71) dan
x – 9 ≡ 52 (mod 71) ,sehingga x ≡ 28, 61 (mod 71)
7. 19x2
– 12x + 8 ≡ 0 (mod 97)
Kerjakan serupa butir 6 sampai diperoleh (x + 15)2
≡ 11 (mod 97), hitung 



97
11
sampai diper-
oleh nilai 1, berarti kongruensi dapat diselesaikan.
(x + 15)2
≡ 11 (mod 97) ≡ 11 + 14.97 (mod 97) ≡ 1369 (mod 97)
Jadi : x ≡ 22, 35 (mod 97)
8. 

















ppp
212
Jika p ≡ 1 (mod 8) , maka :
(a) p ≡ 1 (mod 4) sebab 4│8 , dan sesuai teorema 5.5, 1
1






p
(b) p = 8k + 1, dan sesuai jawaban tugas, 





p
2
= (-1) 8
12
p
= (-1) kk 28 2

= 1
sehingga 

















ppp
212
= 1.1 = 1
Dengan menggunakan cara yang sama, berdasarkan teorema 5.5 dan jawaban tugas, dapat
ditentukan bahwa :






p
2
= 1 jika p ≡ 3 (mod 8), 





p
2
= -1 jika p ≡ 5 (mod 8) dan 





p
2
= -1 jika p ≡ 7 (mod 8)
9. 
























q
p
q
p
q
p
q
n kt
k
tt 1212
2
12
1
...
21
= 



































q
p
q
p
q
p
q
p
q
p
q
p k
t
k
tt k2
2
2
21
2
1
....
21
41
= 1. 





q
p1
. 1 . 





q
p2
… 1. 





q
pk
= 





q
p1
. 





q
p2
… 





q
pk
10. 




 












p
bp
p
b
p
b )1(
...
2
= 





p
b
[ 




 












p
p
pp
1
...
21
] = 





p
b
.0 = 0
(sebab terdapat sejumlah sama residu kuadratis dan bukan residu kuadratis modulo p di dalam
barisan bilangan 1, 2, 3, …, (p – 1)
11. Harus ditunjukkan bahwa x ≡  an+1
(mod p) memenuhi x2
≡ a (mod p) jika p = 4n + 3
p = 4n + 3, maka p + 1 = 4n + 4 , sehingga (p + 1)/2 = 2n + 2
x2
≡ ( an+1
)2
≡ a2n+2
≡ a(p+1)/2
≡ a(p-1)/2
.a ≡ 1.a ≡ a (mod p)
Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif 2
1. Harus dibuktikan 4n2
+ 4 = 4(n2
+ 1) ≡ 0 (mod 19) tidak mempunyai selesaian.
Karena (4,19) = 1 , maka harus ditunjukkan n2
+ 1 ≡ 0 (mod 19) atau n2
≡ -1 (mod 19) tidak
mempunyai selesaian.





























 
19
9
19
2
19
9.2
19
18
19
1
= 











19
2
1.
19
2
≡ 29
(mod 19) ≡ 512 (mod 19) = – 1
2. p ≡ 5 (mod 12), maka p = 12n + 5 untuk sebarang bilangan bulat n



































 






 
33
)1(
)3
)1(
3
)1(
3
)1(
3 )23(22
1512
2
1
2
13
.
2
1
ppppp
p
n
npp
= 1
3
2
3
512











 n
3. 1
5
3
5
503
)1(
503
5
)1(
503
5
)1(
503
5
503
1
503
5 251.22
1503



































 





 

Jadi : x2
≡ -1 (mod 503) tidak mempunyai selesaian.
4. Jika p ≡ 1 (mod 6) maka ada dua keadaan : jika p ≡ 1 (mod 4) maka 




 
p
1
= 1, dan berikutnya
1
3
1
3
3

















 p
p
, demikian pula 1
3





 
p
; jika p ≡ 3 (mod 4), maka 




 
p
1
= -1 dan






p
3
= – 1 





3
p
, sehingga 




 
p
3
= (-1)(-1) = 1
Jika p ≡ – 1 (mod 6) danp ≡ 1 (mod 4) , maka 




 
p
3
= 




 
p
1






p
3
=1. 





3
p
= 




 
3
1
= – 1
42
Jika p ≡ 3 (mod 4) , maka 




 
p
3
= 




 
p
1






p
3
= (– 1){ – 1 ( 





3
p
= 





3
p
= 1
3
1





 
5. Sesuai dengan hukum kebalikan kuadrat, jika p ≡ 1 (mod 4), maka 











7
7 p
p
dan jika
p ≡ 3 (mod 4) maka 











7
7 p
p
. Jadi 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p jika
p ≡ 1 (mod 4) jika ≡ 





7
p
= 1, atau p ≡ 1,2, 4 (mod 7). Dengan menggunakan teorema sisa
China, dapat ditentukan bahwa 7 adalah suatu residu kuadratis dari p jika p ≡ 5,13,17 (mod 28)
Demikian pula, 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p ≡ 3 (mod 4) jika 





7
p
= -1, yaitu jika
p ≡ 3,5,6 (mod 7). Dengan menggunakan teorema sisa China, 7 adalah suatu residu kuadratis
modulo p jika p ≡ 3,19,27 (mod 28), dan 7 adalah bukan suatu residu kuadratis modulo p jika
p ≡ 11,15,23 (mod 28).Jadi 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p jika :
p ≡ 1,3,9,19,25,27 (mod 28).
6. Karena 10001 ≡ 1 (mod 4), maka [
20003
10001
] = [
10001
20003
] = [
10001
1
] = 1
Daftar Kepustakaan
Niven, I., Zuckerman, H.S., dan Montgomery, H.L. (1991). An Introduction to The
Theory of Numbers. New York : John Wiley & Sons.
Redmond, D. (1996). Number Theory. New York : Marcel Dekker.
Rosen, K.H. (1993). Elementary Number Theory And Its Applications.
Massachusetts : Addison-Wesley.

More Related Content

What's hot

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Risna Riany
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.siKiki Ni
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARNailul Hasibuan
 

What's hot (20)

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
Kelompok 2 (menyelesaikan kongruensi linear)
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 

Similar to Kongruensi Kuadratis

Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04KuliahKita
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratAbdullah Banjary
 
Kelas x-sistem-persamaan-lienar
Kelas x-sistem-persamaan-lienarKelas x-sistem-persamaan-lienar
Kelas x-sistem-persamaan-lienarAedietya Yusuf K
 
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptPPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptSitiSri4
 
Spldv dari anung
Spldv dari anungSpldv dari anung
Spldv dari anungbabamon
 
Modul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMK
Modul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMKModul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMK
Modul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMKAbdullah Banjary
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linearkusnadiyoan
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamadwiprananto
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableMawar Defi Anggraini
 
Bab 3 sistem persamaan linear
Bab 3 sistem persamaan linearBab 3 sistem persamaan linear
Bab 3 sistem persamaan linearmaya1585
 
Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2Dinar Nirmalasari
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Amphie Yuurisman
 
Persamaanlinierduavariabel
PersamaanlinierduavariabelPersamaanlinierduavariabel
Persamaanlinierduavariabelyus01
 
sistem persamaan linear
sistem persamaan linearsistem persamaan linear
sistem persamaan linearmfebri26
 

Similar to Kongruensi Kuadratis (20)

Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
 
Kongruensi linear simultan
Kongruensi linear simultanKongruensi linear simultan
Kongruensi linear simultan
 
4.-Teori-Bilangan.ppt
4.-Teori-Bilangan.ppt4.-Teori-Bilangan.ppt
4.-Teori-Bilangan.ppt
 
5
55
5
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
 
5
55
5
 
Kelas x-sistem-persamaan-lienar
Kelas x-sistem-persamaan-lienarKelas x-sistem-persamaan-lienar
Kelas x-sistem-persamaan-lienar
 
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.pptPPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
PPT - Sistem Persamaan Linear.ppt
 
Spldv dari anung
Spldv dari anungSpldv dari anung
Spldv dari anung
 
Modul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMK
Modul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMKModul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMK
Modul kd.3.20. Invers Fungsi dan Fungsi Komposisi SMA/SMK
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variable
 
Bab 3 sistem persamaan linear
Bab 3 sistem persamaan linearBab 3 sistem persamaan linear
Bab 3 sistem persamaan linear
 
Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
 
Persamaanlinierduavariabel
PersamaanlinierduavariabelPersamaanlinierduavariabel
Persamaanlinierduavariabel
 
sistem persamaan linear
sistem persamaan linearsistem persamaan linear
sistem persamaan linear
 
Spldv
SpldvSpldv
Spldv
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Kongruensi Kuadratis

  • 1. 1 MODUL 5 RESIDU KUADRATIS Gatot Muhsetyo Pendahuluan Dalam modul residu kuadratis ini diuraikan tentang keadaan kongruensi kuadratis dan penyelesaiannya, konsep dasar residu kuadratis, lambang Legendre dan sifat- sifatnya, kriteria Euler, lemma Gauss, kebalikan kuadrat dan sifat-sifatnya, lambing Jacobi dan sifat-sifatnya, serta penerapan teorema-teorema residu kuadratis dalam menyelesaikan kongruensi kuadratis satu variabel. Sebagai bahasan yang berkaitan dengan aljabar (biasa), kongruensi kuadratis serupa dengan persamaan kuadrat, tetapi ternyata cara menyelesaikan jauh berbeda dengan dari persamaan kuadrat karena semesta pembicaraannya adalah himpunan bilangan modulo. Meskipun keliahatan sederhana, ternyata terdapat banyak uraian dalam residu kuadratis yang memerlukan pemahaman yang lebih dalam dan sulit dibandingkan dengan persamaan kuadrat, misalnya terkait dengan dapat atau tidak dapat diselesaikan, dan penerapan berbagai teorema dalam menyelidiki keterselesaian kongruensi kuadratis. Kompetensi Umum Kompetensi Umum dalam mempelajari modul ini adalah mahasiswa mampu memahami konsep dan sifat kongruensi kuadratis, residu kuadratis, kriteria Euler dan lemma Gauss, selesaian kongruensi kuadratis, sifat-sifat lambang Legendre dan Jacobi, dan sifat-sifat kebalikan kuadrat. Kompetensi Khusus Kompetensi Khusus dalam mempelajari modul ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan konsep kongruensi kuadratis dan sifat-sifatnya, konsep residu kuadratis dan sifat-sifatnya, konsep dan sifat lambang Legendre dan Jacobi, serta konsep dan sifat kebalikan kuadratis.
  • 2. 2 Susunan Kegiatan Belajar Modul 5 ini terdiri dari dua Kegiatan Belajar. Kegiatan Belajar pertama adalah Kongruensi Kuadratis, dan Kegiatan Belajar kedua adalah Kebalikan Kuadrat. Setiap kegiatan belajar memuat Uraian, Contoh, Tugas dan Latihan, Rambu-Rambu Jawaban Tugas dan Latihan, Rangkuman, dan Tes Formatif. Pada bagian akhir modul 2 ini ditempatkan Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif 1 dan Tes Formatif 2. Petunjuk Belajar 1. Bacalah Uraian dan Contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga Anda benar- benar memahami dan menguasai materi pembahasan. 2. Kerjakan Tugas dan Latihan yang tersedia secara mandiri. Jika dalam kasus atau ta- hapan tertentu Anda mengalami kesulitan menjawab, maka pelajarilah Rambu-Ram- bu Jawaban Tugas dan Latihan. Jika langkah ini belum berhasil menjawab permasa- lahan, maka mintalah bantuan tutor Anda, atau orang lain yang lebih tahu. 3. Kerjakan Tes Formatif secara mandiri, dan periksalah Tingkat Penguasaan Anda dengan cara mencocokkan jawaban Anda dengan Rambu-Rambu Jawaban Tes For- matif. Ulangilah pengerjaan Tes Formatif sampai Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal dengan benar.
  • 3. 3 KEGIATAN BELAJAR 1 KONGRUENSI KUADRATIS Uraian Kongruensi kuadratis adalah kongruensi yang mempunyai bentuk umum: ax2 + bx + c ≡ 0 (mod p) dengan a  0, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (a,p) = 1 Keadaan (a,p) = 1 mengakibatkan adanya suatu kongruensi linier : ak ≡ 1 (mod p) mempunyai satu selesaian sebab (a,p) = 1 │1 . Dengan demikian a mempunyai inversi perkalian (multiplikatif) a-1 = k (mod p) sehingga ak ≡ 1 (mod p), sehingga kongruensi kuadratis dapat disederhanakan menjadi : ax2 + bx + c ≡ 0 (mod p) atx2 + bkx + ck ≡ 0 (mod p) 1.x2 + bkx + ck ≡ 0 (mod p) x2 + bkx + ck ≡ 0 (mod p) Dengan memilih p = bk dan q = ck, maka x2 + bkx + ck ≡ 0 (mod p) dapat dinyatakan dengan ; x2 + qx + r ≡ 0 (mod p) Contoh 5.1 Kongruensi kuadratis 4x2 – 9x + 5 ≡ 0 (mod 17) menunjukkan bahwa a = 4  0, p = 17 , dan (a,p) = 1, serta inversi perkalian 4 adalah k = 13 sebab 4.13 = 52 ≡ 1 (mod 17), sehingga : 4.13 ≡ 1 (mod 17) Dengan demikian koefisiena = 4 dapat direduksi menjadi 1 setelah dikalikan dengan k = 13. 4x2 – 9x + 5 ≡ 0 (mod 17) 4.13x2 – 9.13x + 5.13 ≡ 0 (mod 17) 52x2 – 117x + 65 ≡ 0 (mod 17) x2 + 2x + 14 ≡ 0 (mod 17) Contoh 5.2 Kongruensi kuadratis 5x2 + 4x + 17 ≡ 0 (mod 13) menunjukkan bahwa a = 5  0, p = 13 , dan (a,p) = 1, serta inversi perkalian 5 adalah k = 8 sebab 5.8 = 40 ≡ 1 (mod 13), sehingga : 5.8 ≡ 1 (mod 13)
  • 4. 4 Dengan demikian koefisiena = 5 dapat direduksi menjadi 1 setelah dikalikan dengan k = 8. 5x2 + 4x + 17 ≡ 0 (mod 13) 5.8x2 + 4.8x + 17.8 ≡ 0(mod 13) 40x2 + 32x + 136 ≡ 0 (mod 13) x2 + 6x + 6 ≡ 0 (mod 13) Marilah sekarang kita kembali ke kongruensi kuadratis : x2 + qx + r ≡ 0 (mod p) Dengan keadaan p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan 2 adalah bilangan prima genap, maka dapat ditentukan bahwa (2,p) = 1│1 , sehingga ada suatu bilangan bulat m yang memenuhi : 2m ≡ 1 (mod p) Ini berarti bahwa bilangan bulat m merupakan inversi perkalian 2 modulo m, dan adanya m dapat digunakan untuk menentukan selesaian : x2 + qx + r ≡ 0 (mod p) dengan jalan mengusahakan menjadi bentuk kuadrat sempurna : x2 + qx + r ≡ 0 (mod p) x2 + q.1x + r ≡ 0 (mod p) x2 + q.2mx + r ≡ 0 (mod p) x2 + q.2mx + [(qm)2 – (qm)2 ] + r ≡ 0 (mod p) [x2 + q.2mx + (qm)2 ] – (qm)2 + r ≡ 0 (mod p) [x + (qm)]2 ≡ [(qm)2 – r ] (mod p) (x + qm)2 ≡ [(qm)2 – r ] (mod p) Misalkan y= x + qm dan k = (qm)2 – r , maka hasil terakhir dapat dinyatakan sebagai : y2 = k (mod p) Dengan demikian kongruensi semula dapat diubah menjadi kongruensi dalam bentuk kuadrat sempurna, dan selesaian kongruensi kuadratis ditentukan oleh keadaan k dan p, Contoh 5.3 Selesain kongruensi 4x2 – 9x + 5 ≡ 0 (mod 17) dapat diperoleh dengan cara mengubah kongruensi semula sehingga diperoleh kongruensi dalam bentuk kuadrat kuadrat sempurna. 4x2 – 9x + 5 ≡ 0 (mod 17) 4.13x2 – 9.13x + 5.13 ≡ 0 (mod 17) , 13 adalah inversi 4 modulo 17 52x2 – 117x + 65 ≡ 0 (mod 17) x2 + 2x + 14 ≡ 0 (mod 17)
  • 5. 5 x2 + 2.1x + 14 ≡ 0 (mod 17) x2 + 2.(2.9)x + (2.9)2 – (2.9)2 + 14 ≡ 0 (mod 17) x2 + 2.18x + (18)2 – (18)2 + 14 ≡ 0 (mod 17) (x + 18)2 ≡ (18)2 – 14 (mod 17) ≡ 12 – 14 (mod 17) ≡ – 13 (mod 17) ≡ 4 (mod 17) (x + 1)2 ≡ 4 (mod 17) , maka x + 1 ≡ 2 (mod 17) atau x + 1 ≡ – 2 (mod 17) Jadi x ≡ 1 (mod 17) atau x ≡ – 3 (mod 17) ≡ 14 (mod 17) Contoh 5.4 Selesain kongruensi 3x2 + 5x – 4 ≡ 0 (mod 17) dapat diperoleh dengan cara mengubah kongruensi semula sehingga diperoleh kongruensi dalam bentuk kuadrat kuadrat sempurna. 3x2 + 5x – 4 ≡ 0 (mod 7) 3.5x2 + 5.5x – 5.4 ≡ 0 (mod 7) , 5 adalah inversi 3 modulo 17 15x2 + 25x – 20 ≡ 0 (mod 7) x2 + 4x – 20 ≡ 0 (mod 7) x2 + 4.1x – 20 ≡ 0 (mod 7) x2 + 4.(2.4)x + (2.4)2 – (2.4)2 – 20 ≡ 0 (mod 7) x2 + 2.8x + (2.8)2 – (2.8)2 – 6 ≡ 0 (mod 7) (x + 16)2 ≡ (16)2 + 6 (mod 7) ≡ 22 + 6 (mod 7) ≡ 10 (mod 7) ≡ 3 (mod 7) (x + 2)2 ≡ 3 (mod 7) , atau y2 ≡ 3 (mod 7) dengan y = x + 2 Kongruensi tidak mempunyai selesaian karena tidak ada y= 0,1,2,3,4,5,6 yang memenuhi kongruensi. Definisi 5.1 Jika k,p Z , p > 0 , dan (k,p) = 1 , maka : (a) k disebut residu kuadratis modulo p jika x2 ≡ k (mod p) mempunyai selesaian (b) k disebut bukan residu kuadratis modulo p jika x2 ≡ k (mod p) tidak mempunyai selesaian Contoh 5.5 Kongruensi x2 ≡ k (mod 7) mempunyai selesaian : x = 1 dan x = 6 jika k = 1 x = 3 dan x = 4 jika k = 2 x = 2 dan x = 5 jika k = 4 dan tidak mempunyai selesaian jika k = 3, k = 5, atau k = 6 Residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 1, 2, dan 4
  • 6. 6 Bukan residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 3, 5, dan 6 Contoh 5.6 Residu-residu kuadratis modulo 11 adalah 1, 3, 4, 5, dan 9 sebab : x2 ≡ 1 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 1 atau x = 10 x2 ≡ 3 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 5 atau x = 6 x2 ≡ 4 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 2 atau x = 9 x2 ≡ 5 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 4 atau x = 7 x2 ≡ 9 (mod 11) mempunyai selesaian, yaitu x = 3 atau x = 8 Bukan residu-residu kuadratis modulo 11 adalah 2, 6, 7,8, dan 10 sebab : x2 ≡ 2 (mod 11) tidak mempunyai selesaian x2 ≡ 6 (mod 11) tidak mempunyai selesaian x2 ≡ 7 (mod 11) tidak mempunyai selesaian x2 ≡ 8 (mod 11) tidak mempunyai selesaian x2 ≡ 10 (mod 11) tidak mempunyai selesaian Teorema 5.1 Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil. Setiap sistem residu tereduksi modulo p tepat memuat (p – 1)/2 residu-residu kuadratis, dan tepat memuat (p – 1)/2 bukan residu-residu kuadratis modulo p. Residu-residu kuadratis merupakan unsur dari klas residu yang memuat bilangan-bilangan : 12 , 22 , 32 , … , [(p – 1)/2]2 Bukti : Unsur-unsur 12 , 22 , 32 , … , [(p – 1)/2]2 semuanya berbeda atau tidak ada yang kongruen mo- dulo p. Misalkan ada yang sama, atau ada yang kongruen modulo p, yaitu : x2 ≡ y2 (mod p) , berarti p│x2 – y2 atau p│(x + y)(x – y), dimana 1 ≤ x ≤ (p – 1)/2 dan 1 ≤ y ≤ (p – 1)/2 , sehingga 2 ≤ x + y ≤ p – 1 dan (3 – p)/2 ≤ x – y ≤ (p – 3)/2 . Karena p adalah bilangan prima dan p│(x + y)(x – y), maka p│(x + y) atau p│(x – y). p tidak mungkin membagi x + ysebab 2 ≤ x + y ≤ p – 1 , dengan demikian p│(x – y). Karena (3 – p)/2 ≤ x – y ≤ (p – 3)/2 dan p│(x – y) , maka x – y = 0 atau x = y. Selanjutnya, karena (p – k)2 ≡ k2 (mod p), maka setiap residu kuadratis modulo p adalah kongruen dengan satu dari 12 , 22 , 32 , … , [(p – 1)/2]2 Jadi banyaknya residu kuadratis adalah (p – 1)/2 dan bukan residu kuadratis juga (p – 1)/2. Contoh 5.7
  • 7. 7 Carilah semua residu kuadratis modulo p jika : (a) p = 19 (b) p = 37 Jawab : (a) semua residu kuadratis modulo 19 terdapat di dalam klas residu yang ditunjukkan oleh : 12 , 22 , 32 , 42 , 52 , 62 , 72 , 82 , 92 atau ditunjukkan oleh residu-residu positif terkecil dari 12 , 22 , 32 , 42 , 52 , 62 , 72 , 82 , 92 : 1, 4, 9, 16, 6, 17, 11, 7, 5 (b) semua residu kuadratis modulo 37 terdapat di dalam klas residu yang ditunjukkan oleh : 12 , 22 , 32 , 42 , 52 , 62 , 72 , 82 , 92 , 102 , 112 , 122 , 132 , 142 , 152 , 162 , 172 , 182 atau ditunjukkan oleh residu-residu positif terkecilnya, yaitu : 1, 4, 9, 16, 25, 36, 12, 27, 7, 26, 10, 33, 21, 11, 3, 34, 30, 28 Teorema 5.2 Ditentukan k adalah suatu bilangan bulat, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (k,p) = 1 Jika kongruensi x2 ≡ k (mod p) dapat diselesaikan, maka terdapat tepat dua selesaian yang tidak kongruen modulop. Bukti : Kongruensi x2 ≡ k (mod p) dapat diselesaikan, misalkan selesaiannya adalah x = x1, maka : x1 2 ≡ k (mod p) Karena (– x1)2 = x1 2 ≡ k (mod p) , maka x = – x1 memenuhi kongruensi. Dengan demikian x = x1 dan x = – x1 ≡ – x1 + p (mod p) adalah dua selesaian x2 ≡ k (mod p) Untuk menunjukkan bahwa x1 dan – x1 adalah dua selesaian yang tidak kongruen, diguna- kan bukti tidak langsung, yaitu misalkan x1 ≡ – x1 (mod p). Dari x1 ≡ – x1 (mod p) dapat ditentukan bahwa p│2x1 , dan dari p adalah bilangan prima ganjil dapat ditentukan bahwa (2,p) = 1. Dengan demikian, dari p│2x1 dan (2,p) = 1 , maka p│x1 , akibatnya p│x1 2 . Karena p│x1 2 dan x1 2 = k , maka p│k , terjadi kontradiksi sebab (k,p) = 1, berarti x1 dan – x1 adalah dua selesai- an yang tidak kongruen. Untuk menunjukkan bahwa kongruensi tepat mempunyai dua selesaian, digunakan juga bukti tidak langsung, misalkan ada selesaian lain yang tidak kongruen, yaitu x = x2 . Dari x1 2 ≡ k (mod p) dan x2 2 ≡ k (mod p) dapat ditentukan bahwa (x1 2 – x2 2 ) ≡ 0 (mod p), ber- arti p│ x1 2 – x2 2 , p│(x1 – x2)(x1 + x2), p│(x1 – x2), atau p│(x1 + x2). Akibatnya, x1 ≡ x2 (mod p) atau x1 ≡ – x2 (mod p)
  • 8. 8 Karena terjadi kontradiksi, maka dapat ditentukan bahwa tidak ada selesaian lain x = x2 , ber- arti banyaknya selesaian adalah tepat dua. Contoh 5.8 Selesaian x2 ≡ 5 (mod 11) adalah x ≡ 4 (mod 11) atau x ≡ – 4 (mod 11) ≡ 7 (mod 11) Selesaian x2 ≡ 11 (mod 19) adalah x ≡ 7 (mod 19) atau x ≡ – 7 (mod 19) ≡ 12 (mod 19) Definisi 5.2 Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil dan k adalah suatu bilangan bulat yang tidak habis dibagi oleh p. Lambang Legendre       p k didefinisikan sebagai : 1 jika k adalah suatu residukuadratis modulo p       p k =      -1 jika k adalah bukan suatu residu kuadratis modulo p Contoh 5.9 Untuk p = 5 dapat ditentukan bahwa : 1 5 1     sebab 1 adalah suatu residu kuadratis modulo 5, yaitu x2 ≡ 1 (mod 5) dapat disele- kan dengan selesaian x ≡ 1 (mod 5) dan x ≡ 4 (mod 5) 1 5 4     sebab 4 adalah suatu residu kuadratis modulo 5, yaitu x2 ≡ 4 (mod 5) dapat disele- kan dengan selesaian x ≡ 2 (mod 5) dan x ≡ 3 (mod 5) 1 5 2     sebab 1 adalah suatu residu kuadratis modulo 5, yaitu x2 ≡ 1 (mod 5) tidak dapat diselesaikan. Contoh 5.10 Untuk p = 31 dapat ditentukan bahwa :                                         31 16 31 14 31 10 31 9 31 8 31 7 31 5 31 4 31 7 31 1
  • 9. 9 = 1 31 28 31 25 31 20 31 19 31 18                                         31 13 31 12 31 11 31 6 31 3 =                     31 23 31 22 31 21 31 17 31 15 = 1 31 30 30 29 31 27 31 26 31 24                     Teorema 5.3 Kriteria Euler Jika p adalah suatu bilangan prima dan k adalah suatu bilangan bulat positif yang tidak habis dibagi oleh p , maka : 2/)1(        p a p k (mod p) Bukti : Kemungkinan nilai-nilai       p k adalah 1 atau – 1 (a) Jika       p k = 1 , maka x2 ≡ k (mod p) mempunyai suatu selesaian, misalnya x = x0 , maka menurut teorema kecil Fermat berlaku x0 p-1 ≡ 1 (mod p) Dengan demikian, x0 p-1 = (x0 2 )(p-1)/2 = k(p-1)/2 ≡ 1 (mod p) , atau 1 ≡ k(p-1)/2 (mod p) Jadi :       p k ≡ k(p-1)/2 (mod p) (b) Jika       p k = – 1 , maka x2 ≡ k (mod p) tidak mempunyai selesaian Sekarang perhatikan jika 1 ≤ i ≤ (p – 1), maka untuk masing-masing Iberlaku (i,p) = 1 sehingga setiap kongruensi linier ix ≡ k (mod p) mempunyai selesaian yang tunggal modulo p, misalnya x = j , dengan 1 ≤ j ≤ (p – 1). Selanjutnya, karena x2 ≡ k (mod p) tidak mempunyai selesaian, maka i  j . Jadi kita mempunyai barisan bilangan bulat 1, 2, 3, …, p – 1 yang dapat dikelompokkan menjadi (p – 1)/2 pasangan yang hasil kali setiap pasangan adalah k. 1.2.3 … (p – 1) ≡ k(p-1)/2 (mod p), atau (p – 1)! ≡ k(p-1)/2 (mod p) Menurut teorema Wilson, (p – 1)! ≡ – 1 (mod p), berarti : – 1 ≡ k(p-1)/2 (mod p)
  • 10. 10 Jadi :       p k ≡ k(p-1)/2 (mod p) Contoh 5.11 Ditentukan x2 ≡ 3 (mod 7) tidak mempunyai selesaian, akan ditunjukkan bahwa 1 7 3     Bilangan-bilangan bulat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dapat dipasang-pasangkan dalam bentuk perkalian ij ≡ 3 (mod 7), yaitu : 1.3 = 3 ≡ 3 (mod 7) 2.5 = 10 ≡ 3 (mod 7) 4.6 = 24 ≡ 3 (mod 7) sehingga : 1.2.3.4.5.6 ≡ 33 (mod 7) , 6! ≡ 33 (mod 7) , atau – 1 ≡ 27 (mod 7) Jadi : 1 7 3     Contoh 5.12 Selesaikan x2 ≡ 5 (mod 23) Jawab : Menurut Kriteria Euler,     23 5 5(23-1)/2 = 511 = 52 .52 .52 .52 .52 .5 ≡ 2.2.2.2.2.5 (mod 23) ≡ 32.5 (mod 23) ≡ 9.5 (mod 23) ≡ 45 (mod 23) ≡ – 1 (mod 23) Karena     23 5 – 1 , maka kongruensi tidak mempunyai selesaian. Teorema 5.4 Ditentukan bahwa m,n Z, p adalah suatu bilangan prima ganjil, p tidak membagi m dan n, maka : (a)                   p mn p n p m (b) jika m ≡ n (mod p) , maka             p n p m (c) 1 2       p m
  • 11. 11 (d)             p n p nm2 (e) 1 1       p dan       p 1 (-1)(p-1)/2 Bukti : (a) Sesuai teorema 5.3 , )(mod2/)1( pm p m p       dan )(mod2/)1( pn p n p       . Dengan demikian ))(mod)(()(mod)( 2/)1(2/)1(2/)1( pnmpmn p mn ppp        ≡ {m(p-1)/2 (mod p)} {n(p-1)/2 (mod p)} ≡             p n p m Jadi :                   p mn p n p m (b) Sesuai teorema 5.3 , )(mod2/)1( pn p n p       , dan diketahui m ≡ n (mod p), maka : )(mod2/)1( pm p m p       ≡ n(p-1)/2 (mod p) ≡       p n Jadi :             p n p m (c) )(mod1)(mod)(mod)( 12/)1(2 2 ppmpm p m pp        Jadi : 1 2       p m (d) )}(mod)}{(mod{)(mod)( 2/)1(22/)1(2 2 pnpmpnm p nm pp        ≡ {1 (mod p)}{n(p-1)/2 (mod p)} ≡ n(p-1)/2 (mod p) Jadi :             p n p nm2 (e) )(mod1)(mod)1( 1 2/)1( pp p p        )(mod)1( 1 2/)1( p p p      
  • 12. 12 Jadi : 1 1       p dan 2/)1( )1( 1        p p Contoh 5.13 Tunjukkan apakah masing-masing kongruensi berikut dapat diselesaikan (a) x2 ≡ 3 (mod 41) (b) x2 + 1 ≡ 0 (mod 127) Jawab : (a)     41 3 3(41-1)/2 (mod 41) ≡ 320 (mod 41) ≡ (34 )5 (mod 41) ≡ (812 )5 (mod 41) ≡ (-1)5 (mod 41) ≡ (– 1 ) (mod 41) Karena 1 41 3     maka x2 ≡ 3 (mod 41) tidak dapat diselesaikan. (b) x2 + 1 ≡ 0 (mod 127) , maka x2 ≡ – 1( (mod 127)      127 1 ≡ (– 1)(127-1)/2 (mod 127) ≡ (– 1)63 (mod 127) ≡ – 1 (mod 127)      127 1 = – 1 , maka kongruensi x2 + 1 ≡ 0 (mod 127) tidak mempunyai selesaian Teorema 5.5 Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka : 1 , jika p ≡ 1 (mod 4)       p 1 =      -1, jika p ≡ 3 (mod p) Bukti : Karena p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka p tidak mungkin dinyatakan sebagai p ≡ 0 (mod 4) atau p ≡ 2 (mod 4) Menurut teorema 5.3 , )(mod)1( 1 2/)1( p p p       (a) jika p ≡ 1 (mod 4), atau p = 4k + 1 dengan k Z , maka : (-1)(p-1)/2 = (-1){(4k+1)-1}/2 = (-1)2k = 1
  • 13. 13 Jadi : 1 1       p untuk p ≡ 1 (mod 4) (b) Jika p ≡ 3 (mod 4), atau p = 4k + 3 dengan k Z , maka : (-1)(p-1)/2 = (-1){(4k+3)-1}/2 = (-1)2k+1 = – 1 Jadi : 1 1       p untuk p ≡ 3 (mod 4) Contoh 5.14 Kongruensi kuadratis x2 ≡ -1 (mod 11) tidak mempunyai selesaian sebab 11 ≡ 3 (mod 4) sehingga 1 11 1     Contoh 5.15 Kongruensi kuadratis x2 ≡ -1 (mod 29) dapat diselesaikan sebab 29 ≡ 1 (mod 4) sehingga 1 29 1     . Untuk memperoleh selesaian, kita perlu menambah -1dengan 29.k yang mana k = 1,2,3, … sehingga dipeoleh suatu bilangan kuadrat. Dengan demikian kongruensi dapat diubah menjadi : x2 ≡ -1 (mod 29) ≡ (-1 + 29.k) (mod 29) ≡ (-1 + 29.10) (mod 29) ≡ 289 (mod 29) sehingga x2 – 289 ≡ 0 (mod 29), (x – 17)(x + 17) ≡ 0 (mod 29). Selesaian kongruensi adalah x ≡ 17 (mod 29) atau x ≡ 12 (mod 29) Teorema 5.6 (Lemma Gauss) Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil, k Z , dan (k,p) = 1 Jika r adalah banyaknya residu positif terkecil dari k, 2k, 3k, …        2 1p k yang lebih dari 2 p maka       p k = (– 1)r Bukti : Perhatikan barisan k, 2k, 3k, …        2 1p k Jika unsur-unsur barisan dinyatakan dalam modulo p sehingga diperoleh suatu barisan baru dengan unsur-unsur positif dan kurang dari p, maka barisan baru ini disebut barisan residu positif terkecil modulo p , dan memuat dua barisan bagian, yaitu :
  • 14. 14 u1, u2, … , ui dengan ur > 2 p , r = 1, 2, … , i yang disebut barisan residu positif terkecil yang lebih dari 2 p , dan : v1, v2, … , vj dengan vs < 2 p , s = 1, 2, … , j yang disebut barisan residu positif terkecil yang kurang dari 2 p Jika ui x vj dinyatakan dalam modulo p, maka diperoleh : (u1 . u2 … ui )( v1 . v2 … vj ) ≡ k.2k…        2 1p k (mod p) ≡ k(p-1)/2 (1.2…        2 1p (mod p) ≡ k(p-1)/2        2 1p ! (mod p) Karena (tk,p) = 1 untuk semua t yang mana 0 ≤ t ≤ 2 1p , maka barisan residu positif terkecil u1, u2, … , ui, v1, v2, … , vj merupakan bagian barisan 1, 2, 3, … , p – 1 Perhatikan barisan p - u1, p - u2, … , p - ui, v1, v2, … , vj Karena unsur-unsur barisan ini sebanyak (p-1)/2 dan merupakan bilangan bulat positif tidak lebih dari (p-1)/2, maka tidak ada dua unsur barisan yang kongruen modulo p. Jika ada dua ui atau dua vj yang kongruen, maka mk ≡ nk (mod p) dengan m,n Z dan 0 < x,y≤ (p – 1)/2 , akibatnya m ≡ n (mod p) karena (k,p) = 1. Hal ini tidak mungkin terjadi. Demikian pula jika ada (p – ui) yang kongruen dengan vj , maka mk ≡ (p – na) (mod p), atau mk ≡ - nk (mod p), akibatnya m ≡ -n (mod m) karena (k,p) = 1. Hal ini tidak mungkin terjadi terjadi karena m dan n di dalam barisan 1, 2, … , (p – 1)/2. Jadi semua unsur barisan p - u1, p - u2, … , p - ui, v1, v2, … , vj sama dengan unsur-unsur ba- risan 1, 2, … , (p – 1)/2 , sehingga : (p - u1)(p - u2) … , (p - ui) v1, v2, … , vj ≡ 1.2…(p – 1)/2 (- u1) (- u2) … , (- ui) . v1 .v2, … vj ≡        2 1p ! (mod p) (-1)i ( u1) ( u2) … , ( ui) . v1 .v2, … vj ≡        2 1p ! (mod p)
  • 15. 15 (-1)i k(p-1)/2        2 1p ! (mod p) ≡        2 1p ! (mod p) Karena (        2 1p ! , p) = 1, maka (-1)i k(p-1)/2 ≡ 1 (mod p) , atau k(p-1)/2 ≡ (-1)i (mod p) Jadi :       p k ≡ (-1)i (mod p) Contoh 5.16 Kongruensi kuadratis x2 ≡ 7 (mod 13) akan diselidiki dengan menggunakan Lemma Gauss Kita buat barisan 7k dengan k = 1, 2, … , (13 – 1)/2, kita peroleh 7, 14, 21, 28, 35, 42, dan dalam modulo 13 diperoleh barisan residu terkecil 7, 1, 8, 2, 9, 3, sehingga dapat dikelompokkan menjadi barisan residu positif terkecil lebih dari (13/2) yaitu 7, 8, 9, dan barisan residu positif terkecil kurang dari (13/2) yaitu 1, 2, 3. Dengan demikian : u1 = 7 ≡ 7 (mod 13) , u2 = 8 ≡ 21 (mod 13) , u3 = 9≡ 35 (mod 13) v1 = 1 ≡ 14 (mod 13) , v2 = 2 ≡ 28 (mod 13) , v3 = 3≡ 42 (mod 13) sehingga : u1.u2.u3.v1..v2.v3 ≡ 7.21.35.14.28.42 (mod 13) ≡ 76 .1.2.3.4.5.6 (mod 13) Sekarang kita buat barisan p - u1 , p - u2 , p - u3 , v1 , v2 , v3 , kita peroleh barisan 6, 5, 4, 1, 2, 3, yang mana tidak memuat dua suku yang kongruen. (p - u1).(p - u2).(p - u3). v1. v2 . v3 ≡ 6.5.4.3.2.1 (mod 13) (-1)3 u1.u2.u3.v1..v2.v3 ≡ 6! (mod 13) (-1)3 76 .6! ≡ 6! (mod 13) 76 ≡ -1 (mod 13) , berarti )13(mod1)13(mod7 13 7 6       Jadi : kongruensi x2 ≡ 7 (mod 13) tidak mempunyai selesaian. Tugas dan Latihan Tugas Bacalah suatu buku Teori Bilangan, buktikan suatu teorema bahwa : 8 12 )1( 2        p p jika p adalah suatu bilangan prima ganjil. Selanjutnya, berdasarkan teorema tersebut, buktikan akibatnya :
  • 16. 16 +1 , jika p ≡ 1 (mod 8) atau p ≡ 7 (mod 8)       p 2 =      – 1 , jika p ≡ 3 (mod 8) atau p ≡ 5 (mod 8) Latihan 1. Selesaikan 5x2 + 4x + 17 ≡ 0 (mod 13) 2. Carilah residu-residu kuadratis dan bukan residu-residu kuadratis modulo 5 3. Selesaikan : (a) x2 ≡ 5 (mod 11) (b) x2 ≡ 72 (mod 11) 4. Selesaikan : (a) x2 ≡ 5 (mod 19) dengan menggunakan Lemma Gauss (b) x2 ≡ 58 (mod 77) dengan menggunakan Teorema Sisa China 5. Carilah     61 15 dengan menggunakan Kriteria Euler Rambu-Rambu Jawaban Tugas dan Latihan Rambu-Rambu Jawaban Tugas Sesuai dengan Lemma Gauss, jika i adalah banyaknya residu positif terkecil modulo p : 1.2, 2.2, 3.2, … , ( 2. 2 1       p yang lebih dari p/2 , maka )(mod)1( 2 p p i       Sekarang akan dihitung banyaknya residu positif terkecil yang kurang dari p/2 Bilangan bulat 2j, dengan 1 ≤ j ≤ (p – 1)/2, adalah kurang dari p/2 jika j ≤ p/4 , dengan demikian terdapat [p/4] bilangan bulat kurang dari p/2. Akibatnya, terdapat i = (p – 1)/2 – [p/4] bilangan bulat lebih dari p/2, sehingga sesuai dengan Lemma Gauss : ]4/[ 2 1 )1( 2 p p p         Ini berarti harus dibuktikan bahwa ]4/[ 2 1 )1( 2 p p p         ≡ (p2 – 1)/8 (mod 2) Marilah kita lihat berbagai keadaan dari (p2 – 1)/8 (1) p tidak mungkin dalam bentuk p ≡ 2,4,6 (mod 8) sebab p adalah bilangan prima ganjil (2) p ≡ )8(mod1 , atau p = 8t 1 , maka (p2 – 1)/8 = {(8t 1 )2 – 1}/8 ≡ 0 (mod 2) (3) p ≡ )8(mod3 , atau p = 8t  3, maka (p2 – 1)/8 = {(8t  3)2 – 1}/8 ≡ 1 (mod 2)
  • 17. 17 Marilah sekarang kita lihat berbagai keadaan (p – 1)/2 – [p/4] (1) p ≡ 1 (mod 8) , atau p = 8t + 1, maka (p – 1)/2 – [p/4] = 4t – [2t + 1/4] = 4t – 2t ≡ 0 (mod 2) (2) p ≡ -1 (mod 8) , atau p = 8t +7 , maka (p – 1)/2 – [p/4] = (4t + 3) – [2t + 7/4] ≡ 0 (mod 2) (3) p ≡ 3 (mod 8) , atau p = 8t + 3 , maka (p – 1)/2 – [p/4] = (4t + 1) – [2t + 3/4] ≡ 1 (mod 2) (4) p ≡ -3 (mod 8) , atau p = 8t + 5 , maka (p – 1)/2 – [p/4] = (4t + 2) – [2t + 5/4] ≡ 1 (mod 2) Dengan demikian dapat ditentukan bahwa : {(p – 1)/2 – [p/4]} ≡ {(p2 – 1)/8} (mod 2) sehingga : 8 12 )1( 2        p p Jika p ≡ 1 (mod 8) atau p ≡ 7 (mod 8) , maka p = 8m + 1 atau p = 8n + 7 dengan m,n  Z sehingga substitusi pada (p2 – 1)/8 diperoleh 2r atau 2s, akibatnya 8 12 )1( 2        p p = 1 Jika p ≡ 3 (mod 8) atau p ≡ 5 (mod 8) , maka p = 8m + 3 atau p = 8n + 5 dengan m,n  Z sehingga substitusi pada (p2 – 1)/8 diperoleh 2r + 1 atau 2s + 1, akibatnya 8 12 )1( 2        p p = -1 Rambu-Rambu Jawaban Latihan 1. 5x2 + 4x + 17 ≡ 0 (mod 13) dikalikan 8 (sebab 8 adalah inversi 5 modulo 13) diperoleh 40x2 + 32x + 136 ≡ 0 (mod 13 , atau x2 + 6x + 6 ≡ 0 (mod 13), kemudian dapat diubah menjadi x2 + 6(2.7)x + (6.7)2 – (6.7)2 + 6 ≡ 0 (mod 13) karena 2.7 ≡ 1 (mod 13), dan dapat disederhana- kan menjadi x2 + 2(42)x + (42)2 – (42)2 + 6 ≡ 0 (mod 13) atau (x + 42)2 ≡ 32 – 6 (mod 13) Dengan demikian (x + 3)2 ≡ 16 (mod 13), sehingga x ≡ 1 (mod 13) atau x ≡ 6 (mod 13) 2. Dari bilangan-bilangan 1,2,3,4 dapat ditentukan bahwa 12 = 1 ≡ 1 (mod 5), 22 = 4 ≡ 4 (mod 5), 32 = 9 ≡ 4 (mod 5), dan 42 = 16 ≡ 1 (mod 5) . Dengan demikian x2 ≡ 1 (mod 5) mempunyai dua selesaian x = 1 dan x = 4 , x2 ≡ 4 (mod 5) mempunyai dua selesaian x = 2 dan x = 3, sedangkan x2 ≡ 2 (mod 5) dan x2 ≡ 3 (mod 5) tidak mempunyai selesaian. Jadi residu-residu kuadratis modulo 5 adalah 1 dan 4 , dan bukan residu-residu kuadratis modu- lo 5 adalah 2 dan 3. 3. (a) Menurut teorema 5.3 ,       11 5 ≡ 5(11-1)/2 (mod 11) ≡ 55 (mod 11) ≡ 52 .52 .5 (mod 11) ≡ 3.3.5 (mod 11) ≡ 45 (mod 11) ≡ 1 (mod 11), berarti kongruensi dapat diselesaikan. x2 ≡ 5 (mod 11) ≡ 16 (mod 11). Jadi x ≡ 4 (mod 11) atau x ≡ 7 (mod 11) (b) Menurut teorema 5.4. (a) dan (c) :
  • 18. 18                                                 11 2 11 2 .1 11 2 11 6 11 2 11 36 11 2.36 11 72 2 dan menurut teorema 5.3 , )11(mod1)11(mod2)11(mod2 11 2 52/)111(        Karena 1 11 2       , maka kongruensi tidak mempunyai selesaian. 4. (a) Buat barisan 5k dengan k = 1, 2, 3, … , (19 – 1)/2 diperoleh 5,10,15,20,25,30,35,40,45, sehingga barisan residu positif terkecil modulo 5 adalah 5,10,15,1,6,11,16,2,7 . Banyaknya unsur barisan residu positif terkecil yang lebih dari (19/2) adalah 4, yaitu 10,15,11,16. Dengan demikian sesuai Lemma Gauss 1)1( 19 5 4       ,berarti kongruensi dapat diselesaikan . Karena x2 ≡ 5 (mod 19) ≡ 5 + 4.19 (mod 19) ≡ 81 (mod 19) , maka selesaian kongruensi adalah x ≡ 9 (mod 19) atau x ≡ 10 (mod 19) (b) x2 ≡ 58 (mod 77) ≡ 58 (mod 7.11). Karena 7│77 dan 11│77 , maka x2 ≡ 58 (mod 7) dan x2 ≡ 58 (mod 11), atau x2 ≡ 2 (mod 7) dan x2 ≡ 3 (mod 11) Dari x2 ≡ 2 (mod 7) diperoleh x ≡ 3 (mod 7) atau x ≡ 4 (mod 7) , dan dari x2 ≡ 3 (mod 11) diperoleh x ≡ 5 (mod 11) atau x ≡ 6 (mod 11). Dengan demikian terdapat 4 kemungkinan sistem kongruensi linier simultan, x ≡ 3 (mod 7) dan x ≡ 5 (mod 11), x ≡ 3 (mod 7) dan x ≡ 6 (mod 11),x ≡ 4 (mod 7) dan x ≡ 5 (mod 11), x ≡ 4 (mod 7) dan x ≡ 6 (mod 11), dan menghasilkan 4 selesaian x ≡ 38 , 17 , 39 , 60 (mod 77) 5.        61 15 ≡ (-15)(p-1)/2 (mod 61) ≡ (-15)(61-1)/2 (mod 61) ≡ (-15)30 (mod 61) ≡ 1530 (mod 61) 15 ≡ 15 (mod 61) , 152 = 225 ≡ 42 (mod 61) , 154 = 1764 ≡ 56 (mod 61) 158 = 3136 ≡ 25 (mod 61) , dan 1516 = 625 ≡ 15 (mod 61)        61 15 ≡ 1530 (mod 61) ≡ 1516 .158 .154 .152 (mod 61) ≡ 15.25.56.42 (mod 61) ≡ 1 (mod 61) Jadi x2 + 15 ≡ 0 (mod 61) mempunyai selesaian, diperoleh dengan cara : x2 ≡ -15 (mod 61) ≡ 46 (mod 61) ≡ 46 + 14.61 (mod 61) ≡ 900 (mod 61) Selesaian : x ≡ 30 (mod 61) dan x ≡ 31 (mod 61) Rangkuman Berdasarkan seluruh paparan pada Kegiatan Belajar 1 ini, maka garis besar bahan yang dibahas meliputi Definisi, Teorema, dan penerapan dalam penyelesaian masalah terkait,
  • 19. 19 terutama tentang konsep kongruensi kuadratis, konsep residu kuadratis, lambang Legendre dan manfaatnya untuk menetapkan keterselesaian kongruensi kuadratis, kriteria Euler dan Lemma Gauss untuk menghitung nilai Lambang Legendre , cara memperoleh selesaian kongruensi kuadratis , dan keterkaitan sistem kongruensi linier simultan untuk menyelesaikan kongruensi kuadratis tertentu. 1. Definisi 5.1 tentang residu kuadratis dan bukan residu kuadratis 2. Definisi 5.2 tentang Lambang Legendre 3. Teorema 5.1 Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil. Setiap sistem residu tereduksi modulo p tepat memuat (p – 1)/2 residu-residu kuadratis, dan tepat memuat (p – 1)/2 bukan residu-residu kuadratis modulo p. Residu-residu kuadratis merupakan unsur dari klas residu yang memuat bilangan-bilangan : 12 , 22 , 32 , … , [(p – 1)/2]2 4. Teorema 5.2 Ditentukan k adalah suatu bilangan bulat, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (k,p) = 1 Jika kongruensi x2 ≡ k (mod p) dapat diselesaikan, maka terdapat tepat dua selesaian yang tidak kongruen modulop. 5. Teorema 5.3 Kriteria Euler Jika p adalah suatu bilangan prima dan k adalah suatu bilangan bulat positif yang tidak habis dibagi oleh p , maka : 2/)1(        p a p k (mod p) 6. Teorema 5.4 Ditentukan bahwa m,n Z, p adalah suatu bilangan prima ganjil, p tidak membagi m dan n, maka : (a)                   p mn p n p m (b) jika m ≡ n (mod p) , maka             p n p m (c) 1 2       p m (d)             p n p nm2
  • 20. 20 (e) 1 1       p dan       p 1 (-1)(p-1)/2 7. Teorema 5.5 Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka : 1 , jika p ≡ 1 (mod 4)       p 1 =      -1, jika p ≡ 3 (mod p) 8. Teorema 5.6 (Lemma Gauss) Ditentukan p adalah suatu bilangan prima ganjil, k Z , dan (k,p) = 1 Jika r adalah banyaknya residu positif terkecil dari k, 2k, 3k, …        2 1p k yang lebih dari 2 p maka       p k = (– 1)r Tes Formatif 1 1. Skor 5. Carilah residu-residu kuadratis dan bukan residu kuadratis modulo 7 2. Skor 5 Selidiki apakah 8 merupakan suatu residu kuadratis modulo 17, dan 7 merupakan residu kua- dratis modulo 23 3. Skor 10 Carilah semua selesaian dari x2 ≡ 207 (mod 1001) 4. Skor 10 Selesaikan x2 + 995x – 1110 ≡ 0 (mod 1009) 5. Skor 10 Selesaikan sistem kongruensi kuadratis : 3x2 ≡ 7 (mod 17) dan 5x2 – 2x ≡ 3 (mod 12) 6. Skor 10 Selesaikan 21x2 – 23 x – 19 ≡ 0 (mod 71) 7. Skor 10 Selesaikan 19x2 – 12 x + 8 ≡ 0 (mod 97) 8. Skor 10
  • 21. 21 Tunjukkan bahwa jika p adalah suatu bilangan prima, maka : +1 jika p ≡ 1,3 (mod 8)        p 2    – 1 jika p ≡ 5,7 (mod 8) 9. Skor 10 Tunjukkan bahwa jika pemfaktoran prima dari n adalah : n = mkk t m t k t k tt ppppp 212 1 1212 2 12 1 ...... 121     dan q adalah suatu bilangan prima yang tidak membagi n , maka                         q p q p q p q n k ...21 10. Skor 10 Tunjukkan bahwa jika b adalah suatu bilangan bulat positif tidak habis dibagi oleh p, maka : 0 )1( ... 32                          p bp p b p b p b 11. Skor 10 Tunjukkan bahwa jika jika a adalah suatu residu kuadratis modulo p, maka selesaian dari : x2 ≡ a (mod p) adalah x ≡  an+1 (mod p) jika p = 4n + 3 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Rambu-Rambu atau Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian perkirakan skor jawaban Anda yang menurut Anda benar, dan gunakan kriteria berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Skor Jawaban Yang Benar Tingkat Penguasaan = ------------------------------------ x 100 % 100 Tingkat Penguasaan Anda dikelompokkan menjadi : Baik sekali : 90 % - 100 % Baik : 80 % - 89 % Cukup : 70 % - 79 % Kurang : < 70 %
  • 22. 22 Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, maka Anda dapat meneruskan ke Kegiatan Belajar 2, Bagus ! Jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, maka seharusnya Anda mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda pahami dan kuasai dengan baik. Selamat Belajar !
  • 23. 23 KEGIATAN BELAJAR 2 KEBALIKAN KUADRATIS Uraian Kebalikan kuadrat merupakan pembahasan yang terkait dengan cara mencari nilai lambang Legendre yang langkahnya dilakukan dengan membalik letak lambangnya setelah syarat-syarat tertentu dipenuhi. Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, dan p adalah residu kuadratis modulo q, yaitu : 1      q p maka apakah q merupakan suatu residu kuadratis modulo p, yaitu : 1      p q ? Secara empiris pertanyaan ini telah dijawab oleh Euler pada pertengahan abad 17, dengan menggunakan bukti numeric. Secara ekplisit bukti formal pertama telah dibuat oleh Gauss, yang kemudian dikembangkan secara modern dan ketat oleh Legendre pada tahun 1785, yang kemudian dikenal dengan Hukum Kebalikan Kuadrat. Untuk mengetahui apakah x2 ≡ q (mod p) mempunyai selesaian, maka sesuai dengan hokum kebalikan kuadrat, perlu diselidiki apakah x2 ≡ p (mod p) mempunyai selesaian. Penyelidikan ini menjadi semakin jelas jika kita menggunakan teorema lain yang terkait dengan teorema 5.6 (Lemma Gauss). Karena teorema ini relatif sulit dipahami, maka marilah kita lihat peragaan yang dapat memberikan kejelasan dalam langkah-langkah menuju pembuktian hokum kebalikan kuadrat. Misalkan ditentukan bahwa k = 7 dan p = 17 , berarti k adalah suatu bilangan bulat positif ganjil, p adalah suatu bilangan prima ganjil, dan (k,p) = 1. Barisan residu positif terkecil modulo p adalah barisan ak, dengan k = 7 dan a = 1,2,3, …, (17 – 1)/2 , yaitu : 1.7, 2.7, 3.7, 4.7, 5.7, 6.7, 7.7, 8.7, atau 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56 dan dalam modulo p = 17 dapat dinyatakan sebagai : 7, 14, 4, 11, 1, 8, 15, 5 Barisan residu positif terkecil lebih dari p/2 = 17/2 = 8,5 adalah : u1 = 11 , u2 = 14 , u3 = 15
  • 24. 24 dan barisan residu positif terkecil kurang dari p/2 = 17/2 = 8.5 adalah : v1= 1 , v2 = 4 , v3 = 5 , v4 = 7 , v5 = 8 Perhatikan bahwa : 7 = 1.7 = 17[(1.7)/17] + 7 35 = 5.7 = 17[(5.7)/17] + 1 14 = 2.7 = 17[(2.7)/17] + 14 42 = 6.7 = 17[(6.7)/17] + 8 21 = 3.7 = 17[(3.7)/17] + 4 49 = 7.7 = 17[(7.7)/17] + 15 28 = 4.7 = 17[(4.7)/17] + 11 56 = 8.7 = 17[(8.7)/17] + 5 yang mana masing-masing keadaan sesuai dengan pembagian algoritma, yaitu : ak = p[(ik)/p] + rk , dengan rk = uk atau rk = vk Jumlah dari semua keadaan adalah :        j a a i a a p a p a vupakpak 11 2/)1( 1 2/)1( 1 ]/)[( … (1) Sesuai dengan teorema 5.6 Lemma Gauss, barisan bilangan : p – u1 = 6 , p – u2 = 3 , p – u3 = 2 , v1=1 , v2 = 4 , v3 = 5 , v4 = 7 , v5 = 8 merupakan barisan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, (17 – 1)/2 = 8 dengan urutan yang berbeda. Jika semua suku barisan dijumlahkan, maka diperoleh :      j a a i a a i a j a a a a p a vupvupa 11111 2/)1( 1 )(      j a a i a a p a vupia 11 2/)1( 1 … (2) Jika keadaan (1) dikurangi (2) , maka diperoleh :       2/)1( 1 2/)1( 1 p a p a aak      i a a p a upipakp 1 2/)1( 1 2]/)[( (k – 1)        i a a p a p a upipakpa 1 2/)1( 1 2/)1( 1 2]/)[( Jika ditentukan bahwa : H(k,p) =   2/)1( ]/)[( p a pak , maka : (k – 1)      i a a p a upipapHa 1 2/)1( 1 2),( … (3) Karena k adalah suatu bilangan ganjil, maka k ≡ 1 (mod 2), sehingga (k – 1) ≡ 0 (mod 2). Demikian pula, karena p adalah suatu bilangan ganjil, maka p ≡ 1 (mod 2), sehingga jika (3) dinyatakan dalam modulo 2, maka diperoleh : 0 ≡ {1.H(k,p) – 1.i + 0} (mod 2) ≡ {H(k,p) – i} (mod 2) H(k,p) ≡ i (mod 2)
  • 25. 25 Karena       p k = (-1)i dan i = H(k,p), maka       p k = (-1)H(k,p) Teorema 5.7 Jika k adalah suatu bilangan bulat ganjil, p adalah suatu bilangan prima ganjil, (k,p) = 1, dan H(k,p) =    2/)1( 1 ]/)[( p a pak maka       p k = (-1)H(k,p) Bukti : Barisan residu positif terkecil ak, a = 1, 2, 3, … , (p – 1)/2, adalah k, 2k, 3k, … , [(p – 1)/2]k, dengan suku-suku barisan yang nilainya lebih dari p/2 adalah u1, u2, … ,ui dan suku-suku ba- risan yang nilanya kurang dari p/2 adalah v1, v2, … ,vj. Menurut pembagian algoritma, suku-suku barisan ak dapat dinyatakan sebagai :        j a a i a a p a p a vupakpak 11 2/)1( 1 2/)1( 1 ]/)[( … (1) Menurut teorema 5.6 Lemma Gauss, barisan : p – u1, p – u2, … , p – ui, v1, v2, … , vj sama dengan barisan 1, 2, 3, … , (p – 1)/2 dengan urutan yang berbeda sehingga :      j a a i a a i a j a a a a p a vupvupa 11111 2/)1( 1 )(      j a a i a a p a vupia 11 2/)1( 1 … (2) Jika keadaan (1) dikurangi keadaan (2), maka diperoleh :       2/)1( 1 2/)1( 1 p a p a aak      i a a p a upipakp 1 2/)1( 1 2]/)[( (k – 1)        i a a p a p a upipakpa 1 2/)1( 1 2/)1( 1 2]/)[( … (3) Karena H(k,p) =   2/)1( ]/)[( p a pak dengan k adalah suatu bilangan ganjil, k ≡ 1 (mod 2), dan P adalah suatu bilangan prima ganjil, p ≡ 1 (mod 2), maka dalam modulo 2, hubungan (3) dapat dinyatakan sebagai : (1 – 1)    2/)1( 1 p a a ≡ {1     2/)1( 1 )2}(mod01]/)[( p a ipak 0 ≡ {H(k,p) – i}(mod 2) , atau i = H(k,p)
  • 26. 26 Jadi, sesuai teorema 5.6 Lemma Gauss, karena       p k = (-1)i dan i = H(k,p) , maka :       p k = (-1)H(k,p) Contoh 5.17 Carilah nilai dari masing-masing lambang Legendre : (a)       11 3 (b)       17 11 Jawab : (a) 5 2 111 2 1    p H(3,11) =  5 1 ]11/)3[( a a = [3/11] + [6/11] + [9/11] + [12/11] + [15/11] = 0 + 0 + 0 + 1 + 1 = 2       11 3 = (-1)H(3,11) = (-1)2 = 1 (b) 8 2 117 2 1    p H(11,17) =  8 1 ]17/)11[( a a = [11/17] + [22/17] + [33/17] + [44/17] + [55/17] + [66/17] = [11/17] + [22/17] + [33/17] + [44/17] + [55/17] + [66/17] + [77/17] + [88/17] = 0 + 1 + 1 + 2 + 3 + 3 + 4 + 5 = 19       17 11 = (-1)H(11,17) = (-1)19 = -1 Marilah sekarang kita melihat suatu peragaan sebelum kita membuktikan hukum kebalikan kuadratis. Peragaan ini perlu dilakukan untuk memudahkan pemahaman kita dalam mengikuti langkah-langkah pembuktian hokum kebalikan kuadratis. Kita tentukan dua bilangan prima ganjil p = 5 dan q = 13, kemudian kita buat barisan a dengan nilai-nila 1 ≤ a ≤ (5 – 1)/2 dan barisan b dengan nilai-nilai 1 ≤ b ≤ (13 – 1)/2, sehingga diperoleh: a = 1, 2 b = 1, 2, 3, 4, 5, 6 Banyaknya pasangan (a,b) adalah 12, yaitu : (1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6).
  • 27. 27 Masing-masing pasangan tidak ada yang memenuhi hubungan 13a = 5b sebab kalau 5b = 13a, maka 13│5b , dan karena (13,5) = 1, maka seharusnya 13│b. Hal ini tidak mungkin terjadi karena b = 1, 2, 3, 4, 5, 6 < 13. Pasangan (a,b) dipisahkan menjadi dua kelompok , yaitu (1) 1 ≤ a ≤ 2 , 1 ≤ b ≤ 6 , 13a < 5b, diperoleh (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (2,6) Banyaknya pasangan adalah 5, dan dapat dicari bahwa :  6 1 ]13/)5[( i i = [(5.1)/13] + [(5.2)/13] + [(5.3)/13] + [(5.4)/13] + [(5.5)/13] + [(5.6)/13] = [5/13] + [10/13] + [15/13] + [20/13] + [25/13] + [30/13] = 0+0+1+1+1+2 = 5 (2) 1 ≤ a ≤ 2 , 1 ≤ b ≤ 6 , 13a > 5b, diperoleh (1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5) Banyaknya pasangan adalah 7, dan dapat dicari bahwa :  2 1 ]5/)3[( i i = [(13.1)/5] + [(13.2)/5] = [13/5] + [26/5] = 2 + 5 = 7 Karena kedua kelompok merupakan hasil pemisahan 12 pasangan (a,b), maka : 126.2 2 113 . 2 15    6 1 ]13/)5[( i i +  2 1 ]5/)3[( i i = 5 + 7 = 12 sehingga :   2 113 . 2 15  6 1 ]13/)5[( i i +  2 1 ]5/)3[( i i Dengan demikian dapat ditentukan bahwa : (-1){(5-1)/2}{(13-1)/2} = (-1)    2 1 6 1 ]5/)13[(]13/)5[( ii ii (-1)12 = (-1)   6 1 ]13/)5[( i i . (-1)   2 1 ]5/)13[( i i Menurut teorema 5.7, (1) H(5,13) =  6 1 ]13/)5[( a a = [5/13] + [10/13] + [15/13] + [20/13] + [25/13] + [30/13] = 0 + 0 + 1+ 1 + 1 + 2 = 5       13 5 = (-1)H(5,13) = (-1)5 (2) H(13,5) =  2 1 ]5/)13[( a a = [13/5] + [26/5] = 2 + 5 = 7
  • 28. 28       5 13 = (-1)H(13,5) = (-1)7 Jadi :       13 5       5 13 = (-1)5 .(-1)7 = (-1)12 = (-1)2.6 = (-1){(5-1)/2}{(13-1)/2} Teorema 5.8 Hukum Kebalikan Kuadrat Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :             p q q p = (-1){(p-1)/2}{(q-1)/2} Bukti : Kita buat suatu barisan a dengan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2 dan suatu barisan b dengan 1 ≤ b ≤ (q – 1)/2, maka diperoleh pasangan (a,b) sebanyak {(p – 1)/2}{(q – 1)/2}. Pasangan-pasangan ini kemudian kita pisahkan menjadi dua kelompok : (1) kelompok yang unsur-unsurnya memenuhi hubungan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2 , 1 ≤ b ≤ (q – 1)/2 , dan qa < pb. Untuk suatu nilai tertentu b dengan 1 ≤ b≤ (q – 1)/2, terdapat [(pb)/q] bilangan bulat yang memenuhi 1 ≤ a ≤ (pb)/q. Banyaknya pasangan (a,b) yang memenuhi hubungan tersebut adalah :    2/)1( 1 ]/)[( q i qpi (2) kelompok yang unsur-unsurnya memenuhi hubungan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2 , 1 ≤ b ≤ (q – 1)/2 , dan qa > pb. Untuk suatu nilai tertentu a dengan 1 ≤ a ≤ (p – 1)/2, terdapat [(qa)/p] bilangan bulat yang memenuhi 1 ≤ b ≤ (qa)/p. Banyaknya pasangan (a,b) yang memenuhi hubungan tersebut adalah :    2/)1( 1 ]/)[( p i pqi Dari hasil (1) dan (2) dapat kita tentukan bahwa :    2/)1( 1 ]/)[( q i qpi +    2/)1( 1 ]/)[( p i pqi = 2 1 . 2 1  pq H(p,q) + H(q,p) = 2 1 . 2 1  pq (-1)H(p,q)+H(q,p) = (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2} , atau (-1)H(p,q) . (-1)H(q,p) = (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2} Jadi :             p q q p = (-1){(p-1)/2}{(q-1)/2}
  • 29. 29 Contoh 5.18 Carilah nilai dari             p q q p jika : (a) p = 7 dan q = 17 (b) p = 13 dan q = 23 Jawab : (a)             7 17 17 7 = (-1){(7-1)/2}{(17-1)/2} = (-1)3.8 = (-1)24 = 1 (b)             13 23 23 13 = (-1){(13-1)/2}{(23-1)/2} = (-1)6.11 = (-1)66 = 1 Teorema 5.9 Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka : 1 , jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)             p q q p =    -1 , jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4) Bukti : (1) Jika p ≡ 1 (mod 4) ataup = 4k + 1, dengan k Z, maka (p – 1)/2 = (4k + 1 – 1)/2 = (4k)/2 = 2k Dengan demikian 2 1 . 2 1  qp merupakan bilangan bulat genap. (2) Jika q ≡ 1 (mod 4) atauq = 4t + 1, dengan t Z, maka (q – 1)/2 = (4t + 1 – 1)/2 = (4t)/2 = 2t Dengan demikian 2 1 . 2 1  qp merupakan bilangan bulat genap. Dari keadaan (1) dan (2) dapat ditentukan bahwa jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4) maka nilai 2 1 . 2 1  qp merupakan bilangan bulat genap, sehingga sesuai dengan teorema 5.8, dapat ditentukan bahwa             p q q p = (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2} = 1 (3) p dan q masing-masing tidak mungkin kongruen dengan 2 modulo 4 sebab jika p ≡ 2 (mod 4) atau q ≡ 2 (mod 4) , maka p = 4r + 2 = 2 (2r +1) dan q = 4s + 2 = 2 (2s + 2), yaitu p dan q me- rupakan bilangan bulat genap, bukan bilangan prima ganjil. (4) Jika p ≡ 3 (mod 4) atau p = 4m + 3, maka (p – 1)/2 = (4m + 3 – 1)/2 = 2m + 1 merupakan suatu bilangan bulat ganjil (5) Jika q ≡ 3 (mod 4) atau q = 4n + 3, maka (p – 1)/2 = (4n + 3 – 1)/2 = 2n + 1 merupakan
  • 30. 30 suatu bilangan bulat ganjil Dari keadaan (4) dan (5) dapat ditentukan bahwa jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4) maka nilai 2 1 . 2 1  qp merupakan bilangan bulat ganjil, sehingga sesuai dengan teorema 5.8, dapat ditentukan bahwa             p q q p = (-1){(q-1)/2}{(p-1)/2} = – 1 Teorema 5.10 Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :       p q , jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)       q p =      –1       p q , jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4) Bukti : Sesuai dengan terorema 5.9, kemungkinan nilai             p q q p adalah 1 atau -1 (1) Jika p ≡ 1 (mod 4) atauq ≡ 1 (mod 4) , maka             p q q p = 1. Dengan demikian dapat diten- kan 1            p q q p atau       q p =       p q = – 1 . Jadi :       q p =       p q jika p ≡ 1 (mod4) atau q ≡ 1 (mod 4) (2) Jika p ≡ 1 (mod 4) atauq ≡ 1 (mod 4) , maka             p q q p = – 1. Dengan demikian dapat di- tentukan       q p = 1 dan       p q = – 1, yaitu       q p = – 1       p q atau       q p = – 1 dan       p q = 1, yaitu       q p = – 1       p q Jadi :       q p =       p q jika p ≡ 3 (mod4) dan q ≡ 3 (mod 4)
  • 31. 31 Contoh 5.19 Selesaikan kongruensi-kongruensi kuadratis (a) x2 ≡ 7 (mod 19) (b) x2 ≡ 11 (mod 17) Jawab : (a) Karena 19 ≡ 3 (mod 4) dan 7 ≡ 3 (mod 4), maka sesuai teorema 5.10 :                   7 5 7 19 1 19 7 Karena 5 ≡ 1 (mod 4), maka sesuai teorema 5.10 :                   5 2 5 7 7 5 dan sesuai jawaban tugas pada kegiatan belajar 1 :       5 2 = (-1) 8/)15( 2  = (-1)(25-1)/8 = (-1)3 = -1 Dengan demikian       19 7 = – 1       5 2 = (– 1)(– 1) = 1 , berarti x2 ≡ 7 (mod 19) dapat diselesaikan x2 ≡ 7 (mod 19) ≡ 7 + 3.19 (mod 19) ≡ 64 (mod 19), x ≡ 8 , 11 (mod 19) (b) Karena 17 ≡ 1 (mod 4) ,meskipun 11 ≡ 3 (mod 4), maka sesuai teorema 5.10 :       17 11 =       11 17 =       17 6 =       17 3.2 =             17 3 17 2       11 2 = (-1) 8/)111( 2  = (-1)(121-1)/8 = (-1)15 = – 1       11 3 = – 1       3 11 = – 1       3 2 = (– 1)(– 1) = 1 Karena       17 11 =       11 2       11 3 = (– 1)(1) = – 1 maka x2 ≡ 11 (mod 17) tidak dapat diselesaikan Tugas dan Latihan Tugas Bacalah suatu buku tentang teori bilangan, misalnya Elementary Number Theory And Its Applications dari Kenneth Rosen, carilah topik Lambang Jacobi.
  • 32. 32 Sebutkan Definisi tentang Lambang Jacobi, berilah dua contoh, jelaskan hubungannya dengan lambang Legendre, sebutkan teorema-teorema yang terkait dengan lambang Jacobi, kemudian carilah : (a)       317 105 (b)       499 213 Latihan 1. Carilah       79 7 dan       101 15 2. Carilah       1009 713 3. Carilah suatu kongruensi dari semua bilangan prima sehingga 5 merupakan residu kuadratis. 4. Selesaikan x2 ≡ 150 (mod 1009) 5. Dengan menggunakan hukum kebalikan kuadratis, jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, + 1 , jika p ≡  1 (mod 12) maka buktikan :       p 3 =      – 1 , jika p ≡  5 (mod 12) Rambu-Rambu Jawaban Tugas Dan Latihan Rambu-Rambu Jawaban Tugas Lambang Jacobi diperkenalkan oleh Carl Gustav Jacob Jacobi, seorang matematisi Jerman tahun 1804-1851. Lambang Jacobi merupakan penggeneralisasian dari Lambang Legendre, mempunyai sifat-sifat yang bersesuaian dengan Lambang Legendre. Definisi Jika q adalah suatu bilangan bulat positif, q mempunyai faktor-faktor prima sehingga q da- pat dinyatakan sebagai q = tk t kk qqq ...21 21 , p Z sehingga (p,q) = 1 , maka lambang Jacobi [ q p ] didefinisikan sebagai : [ q p ] = [ tk t kk qqq p ...21 21 ] = [ tk t kk q p q p q p ]...[][] 21 21 =  t j jq p 1 )( yang mana ( jq p ) dengan j = 1, 2, …, t adalah lambang-lambang Legendre.
  • 33. 33 Contoh : (1) [ 75 7 ] = [ 3.25 7 ] = [ 3.5 7 2 ] = ( 2 5 7 )( 3 7 ) = ( 5 2 )2 ( 3 1 ) = (-1)2 .1 = 1 (2) [ 105 88 ] = [ 7.5.3 88 ] = [ 3 88 ][ 5 88 ][ 7 88 ] = [ 3 1 ][ 5 3 ][ 7 4 ] = 1.1.1 = 1 Hubungan antara Lambang Jacobi dan Lambang Legendre adalah apabila q adalah suatu bilangan prima, maka Lambang Jacobi menjadi Lambang Legendre, tetapi apabila q adalah suatu bilangan komposit, nilai dari ( q k ) tidak ada hubungannya dengan keterselesaian x2 ≡ k (mod q). Sebagai peragaan, [ 15 2 ] = [ 5.3 2 ] = ( 3 2 )( 5 2 ) = (-1)(-1) = 1 , tetapi x2 ≡ 2 (mod 15) tidak mempunyai selesaian karena x ≡ 2 (mod 3) dan x ≡ 2 (mod 5) tidak mempunyai selesaian. Beberapa teorema tentang Lambang Jacobi adalah : (1) jika p ≡ r (mod q) , maka [ q p ] = [ q r ] (2) [ q pr ] = [ q p ][ q r ] (3) [ q 1 ] = (-1)(n-1)/2 (4) [ q 2 ] = (-1) 8/)1( 2 n (5) [ q p ][ p q ] = (-1) 2 1 . 2 1  pq (6) [ q 1 ] = (-1)(q-1)/2 dan [ q 2 ] = (-1) 2/)1( 2 q (7) Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima dan (p,q) = 1, maka : [ q p ][ p q ] = (-1) 2 1 . 2 1  qp dan [ q p ] = [ p q ](-1) 2 1 . 2 1  qp Selanjutnya dapat dicari bahwa : (a) [ ]317 105 ] = [ 105 317 ] = [ 105 2 ] = (-1) 8/)1105( 2  = +1 (b) [ 499 213 ] = [ 213 499 ] = [ 213 73 ] = [ 73 67 ] = [ 67 73 ] = [ 67 6 ] = [ 67 2 ][ 67 3 ]
  • 34. 34 = (-1) 8/)167( 2  [ 67 3 ] = - [ 67 3 ] = [ 3 67 ] = [ 3 1 ] = +1 Rambu-Rambu Jawaban Latihan 1. Karena 79 ≡ 1 (mod 4) , maka 1 7 2 7 79 79 7                                           101 5 101 3 101 5.3 101 15 101 ≡ 1 (mod 4) , maka 1 3 2 3 101 101 3                   dan             5 101 101 5 = 1 5 1       Jadi :                         101 5 101 3 101 5.3 101 15 = (– 1 )(1) = – 1 2.                         1009 31 1009 23 1009 31.23 1009 713 Karena 1009 ≡ 1 (mod 4), maka       1009 23 =       23 1009 dan             31 1009 1009 31 sehingga       23 1009 = 1 3 2 3 5 5 3 5 23 23 5 23 5 23 2 23 5.2 23 20 22                                                             31 1009 =                                                             3 2 3 4 3 7 7 3 7 17 17 7 17 2 17 14 17 31 31 17 2 = -1 Jadi :                         1009 31 1009 23 1009 31.23 1009 713 = (– 1)(– 1) = 1 3.       p 5 =       5 p sebab 5 ≡ 1 (mod 4) , 1 5 4 5 1             dan 1 5 3 5 2             , maka 5 adalah suatu residu kuadratis modulo p jika dan hanya jika p ≡ 1 , 4 (mod 5) 4. 11.1.1 1009 5 1009 3 1009 2 1009 5.3.2 1009 150 22                               5.             3 3 p p = (-1){(3-1)/2}{(p-1)/2} = (-1)(p-1)//2 p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka p ≡ 1 (mod 3) atau p ≡ 2 (mod 3) sehingga : untuk p ≡ 1 (mod 3) , 1 3 1 3             p 1 3 2 3             p
  • 35. 35 untuk p ≡ 2 (mod 3) , 1 3 2 3             p p adalah suatu bilangan prima ganjil, maka p ≡ 1 (mod 4) atau p ≡ 3 (mod 4) , yaitu p = 4t +1 atau p = 4k + 3, sehingga : untuk p ≡ 1 (mod 4) , (-1)(p-1)/2 = (-1)(4t+1-1)/2 = (-1)2t = 1 untuk p ≡ 3 (mod 4) , (-1)(p-1)/2 = (-1)(4k+3-1)/2 = (-1)2k+1 = -1 Gabungan kemungkinan nilai-nilai p adalah : (a) p ≡ 1 (mod 3) dan p ≡ 1 (mod 4) , sehingga p ≡ 1 (mod 12) (b) p ≡ 1, 4, 7 (mod 3) dan p ≡ 3 (mod 4) ≡ 3,7 (mod 4) , sehingga p ≡ 7 (mod 12) (c) p ≡ 2 (mod 3) ≡ 2, 5 (mod 3) dan p ≡ 1(mod 4) ≡ 1, 5 (mod 4), sehingga p ≡ 5 (mod 12) (d) p ≡ 2,5,8,11 (mod 3) dan p ≡ 3,7,11 (mod 4), maka p ≡ 11 (mod 12) Selanjutnya dapat kita cari nilai-nilai       p 3       3 p dari 4 kemungkinan di atas : (a) jika p ≡ 1 (mod 12), maka       p 3       3 p = 1 (b) jika p ≡ 7 (mod 12), maka       p 3       3 p = -1 (c) jika p ≡ 5 (mod 12), maka       p 3       3 p = -1 (d) jika p ≡ 11 (mod 12), maka       p 3       3 p = 1 Rangkuman Berdasarkan seluruh paparan pada Kegiatan Belajar 2 ini, maka garis besar bahan yang dibahas meliputi Definisi, Teorema, dan penerapan dalam penyelesaian masalah terkait, terutama tentang konsep kebalikan kuadratis untuk mencari nilai lambang Legendre dan manfaatnya untuk menetapkan keterselesaian kongruensi kuadratis, dan konsep lambang Jacobi sebagai penggeneralisasian lambang Legendre. 1. Teorema 5.7 Jika k adalah suatu bilangan bulat ganjil, p adalah suatu bilangan prima ganjil, (k,p) = 1, dan H(k,p) =    2/)1( 1 ]/)[( p a pak
  • 36. 36 maka       p k = (-1)H(k,p) 2. Teorema 5.8 Hukum Kebalikan Kuadrat Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :             p q q p = (-1){(p-1)/2}{(q-1)/2} 3. Teorema 5.9 Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka : 1 , jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)             p q q p =    -1 , jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4) 4. Teorema 5.10 Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima ganjil, maka :       p q , jika p ≡ 1 (mod 4) atau q ≡ 1 (mod 4)       q p =      –1       p q , jika p ≡ 3 (mod 4) dan q ≡ 3 (mod 4) 5. Definisi Lambang Jacobi Jika q adalah suatu bilangan bulat positif, q mempunyai faktor-faktor prima sehingga q da- pat dinyatakan sebagai q = tk t kk qqq ...21 21 , p Z sehingga (p,q) = 1 , maka lambang Jacobi [ q p ] didefinisikan sebagai : [ q p ] = [ tk t kk qqq p ...21 21 ] = [ tk t kk q p q p q p ]...[][] 21 21 =  t j jq p 1 )( yang mana ( jq p ) dengan j = 1, 2, …, t adalah lambang-lambang Legendre. 6. Teorema-Teorema Tentang Lambang Jacobi (1) jika p ≡ r (mod q) , maka [ q p ] = [ q r ]
  • 37. 37 (2) [ q pr ] = [ q p ][ q r ] (3) [ q 1 ] = (-1)(n-1)/2 (4) [ q 2 ] = (-1) 8/)1( 2 n (5) [ q p ][ p q ] = (-1) 2 1 . 2 1  pq (6) [ q 1 ] = (-1)(q-1)/2 dan [ q 2 ] = (-1) 2/)1( 2 q (7) Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima dan (p,q) = 1, maka : [ q p ][ p q ] = (-1) 2 1 . 2 1  qp dan [ q p ] = [ p q ](-1) 2 1 . 2 1  qp Tes Formatif 2 1. Skor 10 Tunjukkan bahwa 19 tidak membagi (4n2 + 4) untuk sebarang bilangan bulat n 2. Skor 20 Ditentukan bahwa p ≡ 5 (mod 12) Dengan menggunakan hukum kebalikan kuadratis, tunjukkan 1 3       p 3. Skor 20 Tentukan apakah kongruensi x2 ≡ -5 (mod 503) dapat diselesaikan 4. Skor 20 Jika p adalah suatu bilangan prima ganjil, tunjukkan bahwa : +1 , jika p ≡ +1 (mod 6)        p 3 =    – 1 , jika p ≡ – 1 (mod 6) 5. Skor 20 Tentukan p jika 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p 6. Skor 10 Carilah [ 20003 10001 ]
  • 38. 38 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Rambu-Rambu atau Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian perkirakan skor jawaban Anda yang menurut Anda benar, dan gunakan kriteria berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Skor Jawaban Yang Benar Tingkat Penguasaan = ------------------------------------ x 100 % 100 Tingkat Penguasaan Anda dikelompokkan menjadi : Baik sekali : 90 % - 100 % Baik : 80 % - 89 % Cukup : 70 % - 79 % Kurang : < 70 % Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, maka Anda dapat meneruskan ke Modul 6, Bagus ! Jika tingkat penguasaan Anda kurang dari 80 %, maka seharusnya Anda mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda pahami dan kuasai dengan baik. Selamat Belajar ! Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif 1 1. Residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 1, 2, dan 4 sebab x2 ≡ 1 (mod 1) mempunyai selesaian x ≡ 1, 6 (mod 7) , x2 ≡ 2 (mod 7) mempunyai selesaian x ≡ 3, 4 (mod 7) , dan x2 ≡ 4 (mod 7) Bukan residu-residu kuadratis modulo 7 adalah 3, 5, dan 6 sebab x2 ≡ 3, 5, 6 (mod 7) tidak mempunyai selesaian. 2. )17(mod8 17 8 2 117     ≡ 88 (mod 17) ≡ (82 )4 (mod 8) ≡ (-4)4 (mod 17) ≡ 1 (mod 17) Jadi : 8 adalah suatu residu kuadratis modulo 17 )23(mod7 23 7 2 123     ≡ 711 (mod 23) ≡ (72 )5 .7 (mod 23) ≡ 35 .7 (mod 23) ≡ -1 (mod 23) Jadi : 7 adalah bukan suatu residu kuadratis modulo 23
  • 39. 39 3. x2 ≡ 207 (mod 1001) ≡ 207 (mod 7.11.13) x2 ≡ 207 (mod 7) ≡ 4 (mod 7), maka x ≡ 2 (mod 7) dan x ≡ 5 (mod 7) x2 ≡ 207 (mod 11) ≡ 9 (mod 11), maka x ≡ 3 (mod 11) dan x ≡ 8 (mod 11) x2 ≡ 207 (mod 13) ≡ 12 (mod 13), maka x ≡ 5 (mod 13) dan x ≡ 8 (mod 13) Dengan demikian terdapat 8 kongruensi linier simultan, salah satu diantaranya adalah : x ≡ 2 (mod 7) ,x ≡ 3 (mod 11) , dan x ≡ 5 (mod 13) yang dapat diselesaikan dengan teorema sisa China, 11.13b1 ≡ 1 (mod 7) , maka b1 = 5 7.13b2 ≡ 1 (mod 11) , maka b2 = 4 7.11b3 ≡ 1 (mod 13) , maka b3 = 12 sehingga x = 11.13.5.2 + 7.13.4.3 + 7.11.12.5 = 7142 ≡ 135 (mod 1001) Selesaian yang lain dapat diperoleh dengan cara yang sama, dan seluruh selesaian adalah : x ≡ 47, 96, 135, 278, 723, 866, 905, 954 (mod 1001) 4. x2 + 995x – 1110 ≡ 0 (mod 1009) disederhanakan menjadi x2 – 14x – 101 ≡ 0(mod 1009), x2 – 14x + 49 – 49 – 101 ≡ 0 (mod 1009) , (x – 7)2 ≡ 150 (mod 1009)                     1009 3 1009 2 1009 6 1009 25.6 1009 150     1009 2 ≡ 2504 (mod 1009) ≡ 1 (mod 1009) sebab 1009 ≡ 1 (mod 8)     1009 3 ≡ 3504 (mod 1009) ≡ (37 )72 (mod 1009) ≡ (1692 )36 (mod 1009) ≡ (3092 )18 (mod 1009) ≡ 63518 (mod 1009) ≡ 37418 (mod 1009) ≡ 6349 (mod 1009) ≡ 374.634 (mod 1009) ≡ 237116 (mod 1009) ≡ 1 (mod 1009)     1009 2     1009 3 = 1.1 = 1, maka kongruensi dapat diselesaikan. (x – 7)2 ≡ 150 (mod 1009) ≡ 150 + 19.1009 (mod 1009) ≡ 19321 (mod 1009) x ≡ 139 , 877 (mod 1009) 5. 3x2 ≡ 7 (mod 17), 18x2 ≡ 42 (mod 17) , x2 ≡ 25 (mod 17) , maka x ≡ 5 , 12 (mod 17) 5x2 – 2x ≡ 3 (mod 12) , 25x2 – 10x – 15 ≡ 0 (mod 12) , x2 + 2x + 1 ≡ 0 (mod 12), atau (x + 1)2 ≡ 4 (mod 12) , maka x ≡ 1 , 9 (mod 12) . Akibatnya terdapat 4 pasang sistem kongruensi linier simultan, dapat diselesaikan dengan cara Biasa, cara iterasi, atau cara sisa China, sehingga diperoleh : x ≡ 73 , 97 , 141 , 165 (mod 204)
  • 40. 40 6. 21x2 – 23x – 19 ≡ 0 (mod 71), 44.21x2 – 41.23x – 44.19 ≡ 0 (mod 71) , x2 – 1012x – 836 ≡ 0 (mod 71) , x2 – 18x – 55 ≡ 0 (mod 71) , (x – 9)2 ≡ 6 (mod 71)             71 3 71 2 71 6 = 1.1 = 1 sebab : 1)1()1( 71 2 6308 1712      2 171 3 71 3      ≡ 335 ≡ (34 )8 .33 ≡ 108. .33 ≡ (29)4. 33 ≡ 602 .27 ≡ 50.27 ≡ 1 (mod 71) Jadi : kongruensi dapat diselesaikan, dikerjakan sebagai berikut : (x – 9)2 ≡ 6 (mod 71) ≡ 6 + 5.71 (mod 71) ≡ 361 (mod 71), x – 9 ≡ 19 (mod 71) dan x – 9 ≡ 52 (mod 71) ,sehingga x ≡ 28, 61 (mod 71) 7. 19x2 – 12x + 8 ≡ 0 (mod 97) Kerjakan serupa butir 6 sampai diperoleh (x + 15)2 ≡ 11 (mod 97), hitung     97 11 sampai diper- oleh nilai 1, berarti kongruensi dapat diselesaikan. (x + 15)2 ≡ 11 (mod 97) ≡ 11 + 14.97 (mod 97) ≡ 1369 (mod 97) Jadi : x ≡ 22, 35 (mod 97) 8.                   ppp 212 Jika p ≡ 1 (mod 8) , maka : (a) p ≡ 1 (mod 4) sebab 4│8 , dan sesuai teorema 5.5, 1 1       p (b) p = 8k + 1, dan sesuai jawaban tugas,       p 2 = (-1) 8 12 p = (-1) kk 28 2  = 1 sehingga                   ppp 212 = 1.1 = 1 Dengan menggunakan cara yang sama, berdasarkan teorema 5.5 dan jawaban tugas, dapat ditentukan bahwa :       p 2 = 1 jika p ≡ 3 (mod 8),       p 2 = -1 jika p ≡ 5 (mod 8) dan       p 2 = -1 jika p ≡ 7 (mod 8) 9.                          q p q p q p q n kt k tt 1212 2 12 1 ... 21 =                                     q p q p q p q p q p q p k t k tt k2 2 2 21 2 1 .... 21
  • 41. 41 = 1.       q p1 . 1 .       q p2 … 1.       q pk =       q p1 .       q p2 …       q pk 10.                    p bp p b p b )1( ... 2 =       p b [                    p p pp 1 ... 21 ] =       p b .0 = 0 (sebab terdapat sejumlah sama residu kuadratis dan bukan residu kuadratis modulo p di dalam barisan bilangan 1, 2, 3, …, (p – 1) 11. Harus ditunjukkan bahwa x ≡  an+1 (mod p) memenuhi x2 ≡ a (mod p) jika p = 4n + 3 p = 4n + 3, maka p + 1 = 4n + 4 , sehingga (p + 1)/2 = 2n + 2 x2 ≡ ( an+1 )2 ≡ a2n+2 ≡ a(p+1)/2 ≡ a(p-1)/2 .a ≡ 1.a ≡ a (mod p) Rambu-Rambu Jawaban Tes Formatif 2 1. Harus dibuktikan 4n2 + 4 = 4(n2 + 1) ≡ 0 (mod 19) tidak mempunyai selesaian. Karena (4,19) = 1 , maka harus ditunjukkan n2 + 1 ≡ 0 (mod 19) atau n2 ≡ -1 (mod 19) tidak mempunyai selesaian.                                19 9 19 2 19 9.2 19 18 19 1 =             19 2 1. 19 2 ≡ 29 (mod 19) ≡ 512 (mod 19) = – 1 2. p ≡ 5 (mod 12), maka p = 12n + 5 untuk sebarang bilangan bulat n                                              33 )1( )3 )1( 3 )1( 3 )1( 3 )23(22 1512 2 1 2 13 . 2 1 ppppp p n npp = 1 3 2 3 512             n 3. 1 5 3 5 503 )1( 503 5 )1( 503 5 )1( 503 5 503 1 503 5 251.22 1503                                              Jadi : x2 ≡ -1 (mod 503) tidak mempunyai selesaian. 4. Jika p ≡ 1 (mod 6) maka ada dua keadaan : jika p ≡ 1 (mod 4) maka        p 1 = 1, dan berikutnya 1 3 1 3 3                   p p , demikian pula 1 3        p ; jika p ≡ 3 (mod 4), maka        p 1 = -1 dan       p 3 = – 1       3 p , sehingga        p 3 = (-1)(-1) = 1 Jika p ≡ – 1 (mod 6) danp ≡ 1 (mod 4) , maka        p 3 =        p 1       p 3 =1.       3 p =        3 1 = – 1
  • 42. 42 Jika p ≡ 3 (mod 4) , maka        p 3 =        p 1       p 3 = (– 1){ – 1 (       3 p =       3 p = 1 3 1        5. Sesuai dengan hukum kebalikan kuadrat, jika p ≡ 1 (mod 4), maka             7 7 p p dan jika p ≡ 3 (mod 4) maka             7 7 p p . Jadi 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p jika p ≡ 1 (mod 4) jika ≡       7 p = 1, atau p ≡ 1,2, 4 (mod 7). Dengan menggunakan teorema sisa China, dapat ditentukan bahwa 7 adalah suatu residu kuadratis dari p jika p ≡ 5,13,17 (mod 28) Demikian pula, 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p ≡ 3 (mod 4) jika       7 p = -1, yaitu jika p ≡ 3,5,6 (mod 7). Dengan menggunakan teorema sisa China, 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p jika p ≡ 3,19,27 (mod 28), dan 7 adalah bukan suatu residu kuadratis modulo p jika p ≡ 11,15,23 (mod 28).Jadi 7 adalah suatu residu kuadratis modulo p jika : p ≡ 1,3,9,19,25,27 (mod 28). 6. Karena 10001 ≡ 1 (mod 4), maka [ 20003 10001 ] = [ 10001 20003 ] = [ 10001 1 ] = 1 Daftar Kepustakaan Niven, I., Zuckerman, H.S., dan Montgomery, H.L. (1991). An Introduction to The Theory of Numbers. New York : John Wiley & Sons. Redmond, D. (1996). Number Theory. New York : Marcel Dekker. Rosen, K.H. (1993). Elementary Number Theory And Its Applications. Massachusetts : Addison-Wesley.