SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangements in
Indonesia: the CoLUPSIA project
Yves Laumonier and Alfa Ratu Simarangkir
Konferensi Nasional Jurnalis Sains
Bogor, 29 Agustus 2015
 Tumpang tindih kewenangan dan
kebijakan yang ambigu
 Konflik lahan: Status tanah milik
negara vs tanah adat, masyarakat
lokal vs investor / konsesi
 Fungsi ekosistem tidak pernah
dipertimbangkan dalam perencanaan
penggunaan lahan
 Kebijakan dan penggunaan lahan
sering didorong oleh usaha skala
besar dan agenda politik
Permasalahan dalam Perencanaan Penggunaan Lahan,
konservasi dan Pembangunan di Indonesia
Kapuas Hulu
Lokasi: Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Tujuan utama: Perencanaan tata guna lahan yang kolaboratif
yang didukung oleh terbentuknya kelembagaan baru,
kebijakan lingkungan yang bertujuan untuk menyeimbangkan
kegiatan terkait dengan konservasi dan pembangunan
Meningkatkan komunikasi antara para pengambil keputusan yang
berada pada tingkatan yang berbeda sehingga dapat menghasilkan
sistem tata kelola yang mempromosikan kebijakan berdasarkan aksi
kolaborasi
Memfasilitasi pendekatan pembangunan yang partisipatif untuk
memberdayakan stakeholder di tingkat lokal
Meningkatkan kapasitas
stakeholder untuk
merencanakan secara
bersama aksi
pembangunan yang
partisipatif
Tujuan khusus
 Participatory Prospective Analysis (PPA)
 Diskusi kelompok terfokus dan wawancara informan
kunci
 Kerangka kerja legal dan indikator-indikator kepemilikan
lahan
 Analisa terhadap persepsi masyarakat lokal tentang
kepemilikan lahan dan hak atas lahan
 Analisa hubungan antara masyarakat lokal, instansi
pemerintah dan LSM
Metode 1: Tata kelola dan aspek legalitas
 Survei rumah tangga (20 desa, 800 rumah tangga)
 Demografi
 Sosial ekonomi dan pola mata pencaharian
 Aspek budaya yang terdapat pada pengelolaan
sumber daya
Metode 2: Mata pencaharian
Bagaimana masyarakat lokal merencanakan strategi
penggunaan lahannya sebagai respon terhadap
perubahan yang terjadi disekitar mereka?
Data awal tentang fungsi ekosistem dan jasa yang
dihasilkan yang akan diperlukan dalam
menganalisa pontensi PES (termasuk REDD+)
Metode 3: Penelitian yang berfokus pada fungsi ekosistem
dan jasa lingkungan
 Remote sensing dan penutupan lahan
 Studi terhadap biomasa dan kehati
 Penggunaan lahan, tanah dan erosi
 Hidrologi dan penilaian terhadap persepsi terhadap
air
Empat skenario yang berbeda
Hasil 1: Participatory Prospective Analysis (PPA)
PILOT 1
PILOT 2
PILOT 3
PILOT 4
Hasil 2: Karakteristik mata pencaharian
• Gold mining: opportunity
versus environmental risks
• Highly depend on NTFP
• Concession threat (PT Toras
at Mendalam watershed)
• Lack of opportunities
after logging ban
• Lack of resources,
conflict with NP
• Gold mining: opportunity
versus environmental risks
• Oil palm plantations
starting to develop
• Drylands converted to
rubber plantations
• Oil palm plantations
are established
• Lack of opportunities
• Conflicts among
villagers related to land
for oil palm allocation
Hasil 3.1: Peta tutupan lahan (Skala 1 : 50,000)
Kecamatan Batang Lupar
Hasil 3.1: Peta tutupan lahan (Skala 1 : 50,000)
Hasil 3.2: Meningkatkan pengetahuan terhadap ekosistem
Adanya keterkaitan antara kerapatan karbon diatas
permukaan tanah dan keragaman pohon di lokasi studi
Kerapatan karbon diatas permukaan
tanah (ACD), kerapatan karbon
tanah (SCD), dan kerapatan pohon
(TAD) yang disederhanakan dalam
bentuk model dengan menggunakan
hasil pengukuran data di lapangan
dan data yang dapat diakses
Hasil 3.2: Meningkatkan pengetahuan terhadap ekosistem
Hasil: Dampak pada pembuatan keputusan terkait alokasi lahan
Alokasi lahan sebelumnya (2000)
Skala 1 : 250,000
Usulan revisi alokasi lahan
Skala 1:50,000
Hasil: Dampak pada pembuatan keputusan terkait alokasi lahan
Selanjutnya: valuasi ekonomi terhadap jasa lingkungan di
Kapuas Hulu dibawah skenario-skenario yang berbeda
Perspektif: menerjemahkan skenario-skenario ke dalam
proyeksi tutupan lahan
Contoh dari proyeksi
tutupan lahan di tahun
2030 (menggunakan
InVEST) terkait
dengan skenario
kolabo-
rasi
 Masih kurangnya keterlibatan sektor swasta
 Diperlukan adanya alat-alat operasional untuk merancang
penyatukan prinsip ekonomi dan ekologi
 Diperlukan integrasi hukum adat ke dalam perundang-
undangan
 Membuka peluang untuk organisasi yang ada di tingkat
desa dan kecamatan untuk diberi dasar hukum
 Mengklarifikasi masalah-masalah terkait dengan
penguasaan lahan dan hak atas tanah
Thank you
Tantangan
Pemerintah daerah saat ini mengutamakan program-program yang terkait
dengan variabel-variabel kunci dari skenario-skenario yang sudah terbentuk
dan bertindak sebagai koordinator
Proses ini membantu para stakeholder mempersiapkan diri untuk menghadapi
masa depan yang tidak pasti dan untuk dapat lebih baik lagi dalam
mendiskusikan pilihan strategis yang perlu diambil
Hal ini juga memungkinkan adanya integrasi yang lebih baik dari tingkat lokal
yang menggambarkan kondisi sehari-hari yang terjadi terkait dengan
perencanaan lahan/sumber daya, akses dan penggunaannya
 Take-home message
Pendekatan kolaboratif seperti ini, melalui kombinasi PPA dan studi sosial-
ekologis, memfasilitasi untuk mengantisipasi perubahan di lingkungan yang
kurang dapat diprediksi.
Kesimpulan
Terima kasih
Kontak: yves.laumonier@cirad.fr
Untuk informasi lebih lanjut:
http://www1.cifor.org/colupsia/home.html

More Related Content

What's hot

Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLHTalkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Rio Prastia
 
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAIPARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
Wasmui
 
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJMUpaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
alizias_boys
 
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANGPENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
Repository Ipb
 
Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1
Dewa Gumay
 
Kaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprdKaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprd
Ruruh Wisona
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
Christian Solas
 
Materi astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhsMateri astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhs
alizias_boys
 

What's hot (20)

kebijakan tata ruang
kebijakan tata ruangkebijakan tata ruang
kebijakan tata ruang
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
 
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLHTalkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
 
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAIPARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
 
Plastik & sampah plastik pantau april 21
Plastik & sampah plastik pantau april 21Plastik & sampah plastik pantau april 21
Plastik & sampah plastik pantau april 21
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
 
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJMUpaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
 
Partisipasi publik rtrw_palu
Partisipasi publik rtrw_paluPartisipasi publik rtrw_palu
Partisipasi publik rtrw_palu
 
Artkelll 1
Artkelll 1Artkelll 1
Artkelll 1
 
AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) ppt
AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) pptAMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) ppt
AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) ppt
 
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANGPENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
PENGEMBANGAN GEOINDIKATOR UNTUK PENATAAN RUANG
 
Plh
PlhPlh
Plh
 
Pengantar pro klim
Pengantar pro klim Pengantar pro klim
Pengantar pro klim
 
Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1Project Information EU-CC Vol. 1
Project Information EU-CC Vol. 1
 
Kaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprdKaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprd
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
 
Modul pengantar klhs
Modul pengantar klhsModul pengantar klhs
Modul pengantar klhs
 
Rekling08 amdal
Rekling08 amdalRekling08 amdal
Rekling08 amdal
 
Materi astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhsMateri astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhs
 

Similar to Collaborative land use planning and sustainable institutional arrangements in indonesia the co lupsia project

3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt
3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt
3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt
marhadihadi2
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
Septinia Silviana
 
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
ESP Indonesia
 
Panduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdf
Panduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdfPanduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdf
Panduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdf
OkiSaputra18
 
Slide Seminar Hasil (Skripsi)
Slide Seminar Hasil (Skripsi)Slide Seminar Hasil (Skripsi)
Slide Seminar Hasil (Skripsi)
Nuky Yanuari
 

Similar to Collaborative land use planning and sustainable institutional arrangements in indonesia the co lupsia project (20)

Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahanStudi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
Studi delphi-meningkatkan-tata-kelola-hutan-dan-lahan
 
42-59 (1).pdf
42-59 (1).pdf42-59 (1).pdf
42-59 (1).pdf
 
ekologi lingkungan 03 suning_universitas pgri adi buana surabaya
ekologi lingkungan  03 suning_universitas pgri adi buana surabayaekologi lingkungan  03 suning_universitas pgri adi buana surabaya
ekologi lingkungan 03 suning_universitas pgri adi buana surabaya
 
zemi.pptx
zemi.pptxzemi.pptx
zemi.pptx
 
Andrew hidayat kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
Andrew hidayat  kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupatenAndrew hidayat  kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
Andrew hidayat kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
 
B liswanti1202
B liswanti1202B liswanti1202
B liswanti1202
 
Makalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sdaMakalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sda
 
3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt
3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt
3. MODUL 3-PELINGKUPAN.ppt
 
Konsep Jasa Layanan Lingkungan
Konsep Jasa Layanan LingkunganKonsep Jasa Layanan Lingkungan
Konsep Jasa Layanan Lingkungan
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
 
20230411 pdjgjbhd nvjfgvnfj
20230411  pdjgjbhd nvjfgvnfj20230411  pdjgjbhd nvjfgvnfj
20230411 pdjgjbhd nvjfgvnfj
 
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamKebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
 
Booklet setapak-indonesia
Booklet setapak-indonesiaBooklet setapak-indonesia
Booklet setapak-indonesia
 
SETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
SETAPAK - Program Tata Kelola LingkunganSETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
SETAPAK - Program Tata Kelola Lingkungan
 
PPT_out2.pptx
PPT_out2.pptxPPT_out2.pptx
PPT_out2.pptx
 
Phk lingkungan!
Phk   lingkungan!Phk   lingkungan!
Phk lingkungan!
 
Panduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdf
Panduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdfPanduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdf
Panduan Pengajuan Proposal Pengabdian Masyarakat (1).pdf
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
Slide Seminar Hasil (Skripsi)
Slide Seminar Hasil (Skripsi)Slide Seminar Hasil (Skripsi)
Slide Seminar Hasil (Skripsi)
 

More from CIFOR-ICRAF

More from CIFOR-ICRAF (20)

Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
 
Policy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key PrioritiesPolicy Dialogue Three Key Priorities
Policy Dialogue Three Key Priorities
 
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
The Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution ...
 
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
The role of forest in climate change mitigation: Introduction to REDD+ initia...
 
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
REDD+ et marche du carbone. Instrument de developpement ou marche de dupes de...
 
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
La RDC dans le paysage des projets et des programmes juridictionnels REDD+
 
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDCCadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
Cadre légal et réglementaire du marché carbone en RDC
 
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
Exploitation minière artisanale, moyens de subsistance et déforestation dans ...
 
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
Qu'est-ce qui influence l'efficacité des interventions de conservation des fo...
 
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
Industries miniéres et justice climatique en Afrique centrale : étude de droi...
 
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du CongoEnjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
Enjeux de la future politique forestière de la République Démocratique du Congo
 
Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders Incentive Scheme for Smallholders
Incentive Scheme for Smallholders
 
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainabilityCapacity Building in oil palm trade and sustainability
Capacity Building in oil palm trade and sustainability
 
Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market Monitoring songbirds' online market
Monitoring songbirds' online market
 
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free CoffeeSupporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
Supporting Farmer Transition to Produce Deforestation-Free Coffee
 
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulationPathways to sustainable trade and system dynamic simulation
Pathways to sustainable trade and system dynamic simulation
 
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASILCenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
Cenários de desmatamento para o Brasil Plataforma REDD BRASIL
 
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto   A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
A Plataforma REDD+ Brasil: contexto
 
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon  as Natural...
Research priorities in seagrass ecosystems to enhance blue carbon as Natural...
 
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
 

Collaborative land use planning and sustainable institutional arrangements in indonesia the co lupsia project

  • 1. Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangements in Indonesia: the CoLUPSIA project Yves Laumonier and Alfa Ratu Simarangkir Konferensi Nasional Jurnalis Sains Bogor, 29 Agustus 2015
  • 2.  Tumpang tindih kewenangan dan kebijakan yang ambigu  Konflik lahan: Status tanah milik negara vs tanah adat, masyarakat lokal vs investor / konsesi  Fungsi ekosistem tidak pernah dipertimbangkan dalam perencanaan penggunaan lahan  Kebijakan dan penggunaan lahan sering didorong oleh usaha skala besar dan agenda politik Permasalahan dalam Perencanaan Penggunaan Lahan, konservasi dan Pembangunan di Indonesia
  • 3. Kapuas Hulu Lokasi: Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Tujuan utama: Perencanaan tata guna lahan yang kolaboratif yang didukung oleh terbentuknya kelembagaan baru, kebijakan lingkungan yang bertujuan untuk menyeimbangkan kegiatan terkait dengan konservasi dan pembangunan
  • 4. Meningkatkan komunikasi antara para pengambil keputusan yang berada pada tingkatan yang berbeda sehingga dapat menghasilkan sistem tata kelola yang mempromosikan kebijakan berdasarkan aksi kolaborasi Memfasilitasi pendekatan pembangunan yang partisipatif untuk memberdayakan stakeholder di tingkat lokal Meningkatkan kapasitas stakeholder untuk merencanakan secara bersama aksi pembangunan yang partisipatif Tujuan khusus
  • 5.  Participatory Prospective Analysis (PPA)  Diskusi kelompok terfokus dan wawancara informan kunci  Kerangka kerja legal dan indikator-indikator kepemilikan lahan  Analisa terhadap persepsi masyarakat lokal tentang kepemilikan lahan dan hak atas lahan  Analisa hubungan antara masyarakat lokal, instansi pemerintah dan LSM Metode 1: Tata kelola dan aspek legalitas
  • 6.  Survei rumah tangga (20 desa, 800 rumah tangga)  Demografi  Sosial ekonomi dan pola mata pencaharian  Aspek budaya yang terdapat pada pengelolaan sumber daya Metode 2: Mata pencaharian Bagaimana masyarakat lokal merencanakan strategi penggunaan lahannya sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi disekitar mereka?
  • 7. Data awal tentang fungsi ekosistem dan jasa yang dihasilkan yang akan diperlukan dalam menganalisa pontensi PES (termasuk REDD+) Metode 3: Penelitian yang berfokus pada fungsi ekosistem dan jasa lingkungan  Remote sensing dan penutupan lahan  Studi terhadap biomasa dan kehati  Penggunaan lahan, tanah dan erosi  Hidrologi dan penilaian terhadap persepsi terhadap air
  • 8. Empat skenario yang berbeda Hasil 1: Participatory Prospective Analysis (PPA)
  • 9. PILOT 1 PILOT 2 PILOT 3 PILOT 4 Hasil 2: Karakteristik mata pencaharian • Gold mining: opportunity versus environmental risks • Highly depend on NTFP • Concession threat (PT Toras at Mendalam watershed) • Lack of opportunities after logging ban • Lack of resources, conflict with NP • Gold mining: opportunity versus environmental risks • Oil palm plantations starting to develop • Drylands converted to rubber plantations • Oil palm plantations are established • Lack of opportunities • Conflicts among villagers related to land for oil palm allocation
  • 10. Hasil 3.1: Peta tutupan lahan (Skala 1 : 50,000)
  • 11. Kecamatan Batang Lupar Hasil 3.1: Peta tutupan lahan (Skala 1 : 50,000)
  • 12. Hasil 3.2: Meningkatkan pengetahuan terhadap ekosistem Adanya keterkaitan antara kerapatan karbon diatas permukaan tanah dan keragaman pohon di lokasi studi
  • 13. Kerapatan karbon diatas permukaan tanah (ACD), kerapatan karbon tanah (SCD), dan kerapatan pohon (TAD) yang disederhanakan dalam bentuk model dengan menggunakan hasil pengukuran data di lapangan dan data yang dapat diakses Hasil 3.2: Meningkatkan pengetahuan terhadap ekosistem
  • 14. Hasil: Dampak pada pembuatan keputusan terkait alokasi lahan Alokasi lahan sebelumnya (2000) Skala 1 : 250,000
  • 15. Usulan revisi alokasi lahan Skala 1:50,000 Hasil: Dampak pada pembuatan keputusan terkait alokasi lahan
  • 16. Selanjutnya: valuasi ekonomi terhadap jasa lingkungan di Kapuas Hulu dibawah skenario-skenario yang berbeda Perspektif: menerjemahkan skenario-skenario ke dalam proyeksi tutupan lahan Contoh dari proyeksi tutupan lahan di tahun 2030 (menggunakan InVEST) terkait dengan skenario kolabo- rasi
  • 17.  Masih kurangnya keterlibatan sektor swasta  Diperlukan adanya alat-alat operasional untuk merancang penyatukan prinsip ekonomi dan ekologi  Diperlukan integrasi hukum adat ke dalam perundang- undangan  Membuka peluang untuk organisasi yang ada di tingkat desa dan kecamatan untuk diberi dasar hukum  Mengklarifikasi masalah-masalah terkait dengan penguasaan lahan dan hak atas tanah Thank you Tantangan
  • 18. Pemerintah daerah saat ini mengutamakan program-program yang terkait dengan variabel-variabel kunci dari skenario-skenario yang sudah terbentuk dan bertindak sebagai koordinator Proses ini membantu para stakeholder mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti dan untuk dapat lebih baik lagi dalam mendiskusikan pilihan strategis yang perlu diambil Hal ini juga memungkinkan adanya integrasi yang lebih baik dari tingkat lokal yang menggambarkan kondisi sehari-hari yang terjadi terkait dengan perencanaan lahan/sumber daya, akses dan penggunaannya  Take-home message Pendekatan kolaboratif seperti ini, melalui kombinasi PPA dan studi sosial- ekologis, memfasilitasi untuk mengantisipasi perubahan di lingkungan yang kurang dapat diprediksi. Kesimpulan
  • 19. Terima kasih Kontak: yves.laumonier@cirad.fr Untuk informasi lebih lanjut: http://www1.cifor.org/colupsia/home.html

Editor's Notes

  1. Extrapolation