Asep Saefudin, Rona Wijaya, SalamYerussalamP2KK LIPI | Kafoa 18P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaanC O M P A N Y P R O F I L EPusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK-LIPI) adalah salah satu pusat penelitian di bawah naungan LIPI yang bergerak di bidang penelitian kemasyarak
Dokumen tersebut membahas hasil penelitian bahasa dan budaya enam kelompok etnik minoritas di Indonesia bagian timur yaitu Pagu, Gamkonora, Kao, Oirata, Kui, dan Kafoa. Penelitian tersebut menemukan bahwa bahasa kelompok etnik tersebut terancam punah karena jumlah penutur yang sedikit dan hidup di daerah terpencil. Hasil penelitian berupa dokumentasi etnografi, kamus, cerita rakyat, dan film dokument
Similar to Asep Saefudin, Rona Wijaya, SalamYerussalamP2KK LIPI | Kafoa 18P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaanC O M P A N Y P R O F I L EPusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK-LIPI) adalah salah satu pusat penelitian di bawah naungan LIPI yang bergerak di bidang penelitian kemasyarak
Similar to Asep Saefudin, Rona Wijaya, SalamYerussalamP2KK LIPI | Kafoa 18P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaanC O M P A N Y P R O F I L EPusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK-LIPI) adalah salah satu pusat penelitian di bawah naungan LIPI yang bergerak di bidang penelitian kemasyarak (20)
Asep Saefudin, Rona Wijaya, SalamYerussalamP2KK LIPI | Kafoa 18P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaanC O M P A N Y P R O F I L EPusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK-LIPI) adalah salah satu pusat penelitian di bawah naungan LIPI yang bergerak di bidang penelitian kemasyarak
1.
2. SEKAPUR SIRIH DOKUMENTASI
BAHASA DAN BUDAYA
Kegiatan penelitian adalah sebuah proses yang panjang dan kreatif. Melalui penelitian
umumnya menghasilkan karya tulis dalam berbagai bentuk, laporan, buku, artikel jurnal,
partisipasi dalam seminar dan sebagainya. Akan tetapi proses penelitian sebenarnya
menyangkut kegiatan yang lebih luas dari hal disebut di atas. Di dalam proses penelitian,
peneliti belajar dari kearifan masyarakat dan individu yang ditemuinya, peneliti juga
mengambil foto dan merekam pembicaraan yang dilakukannya.
Dalam khasanah kegiatan yang berkaitan dengan berkunjung ke masyarakat lain karena
rasa ingin tahu, telah menghasilkan catatan perjalanan dan bermacam gambar yang
menjadi salah satu elemen perkembangan ilmu sosial terutama Antropologi. Cabang
ilmu ini berkembang dari catatan perjalanan dan kunjungan serta memfilmkan kehidupan
masyarakat yang terpencil. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, film berubah
dari koleksi pribadi menjadi bagian dari proses penelitian itu sendiri.
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan – Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (P2KK-LIPI) menyadari perkembangan ini melalui serangkaian kegiatan
penelitian bahasa dan kebudayaan di tiga Provinsi yaitu Maluku Utara, Maluku, dan Nusa
Tenggara Timur. Bahasa dan Kebudayaan tersebut terdapat pada 6 etnik yang menuturkan
bahasa non-Austronesia yaitu Pagu, Gamkonora, dan Kao, ketiganya di Maluku Utara;
Kui dan Kafoa di NTT; dan Oirata di Maluku. Upaya pendokumentasian dalam bentuk
audiovisual (film dokumenter) ini selain kegiatan kreatif juga menjadi media yang efektif
untuk menyampaikan dan menggambarkan kehidupan sosial sebuah masyarakat pada
publik yang lebih luas. Film dokumenter juga sebuah repositori, sebuah harta karun yang
penting bagi identitas dan kedaulatan kebudayan masyarakat. Film dengan demikian
memiliki banyak fungsi sosial selain sebagai medium penggambaran kehidupan, yaitu
sebagai media pembelajaran, juga sebagai materi edukasi bagi masyarakat.
3. Salah satu tanggungjawab akademis yang disampaikan melalui booklet ini adalah hasil
penelitian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari proses edukasi tentang
masalah sosial dan budaya. Dengan berbagai kelemahan dan keutamaan yang ada, sinopsis
film yang ada serta paparan dari film ini menjadi bagian dari “rite of the passage”, proses
mew¬ariskan dan mempertahankan apa yang sudah kita miliki untuk Indonesia yang lebih
baik.
Booklet ini berisi hasil dari dokumentasi kegiatan penelitian. P2KK-LIPI berharap bahwa
kegiatan ini akan semakin berlanjut dan menyumbang pada pema¬haman terhadap
keIndonesiaan yang lebih mendalam. Kami berterima kasih kepada pihak pihak, khususnya
seluruh anggota tim Penelitian Bahasa dan Kebudayaan dan seluruh Filmmaker (Produser,
Sutradara, Camera Person, Editor, Narator, Soundman, Kru Lighting, juga Penterjemah)
yang sudah mendharmabaktikan diri dan pikirannya di dalam proses penelitian dan
pembuatan film ini. Kami berterima kasih kepada masyarakat dan pemerintah daerah
setempat yang sudah mengijinkan dan berproses bersama, hal ini merupakan dukungan
yang luar biasa. Ke¬giatan ini barangkali adalah kegiatan biasa pada Bidang Diseminasi dan
Pengelolaan Hasil Penelitian, namun kami menyadari bahwa proses ini perlu ditingkatkan
dan disebarluar¬kan, sebagai ungkapan rasa terima kasih terhadap khasanah yang kita
miliki bersama dan rasa menghargai terhadap kekayaan bahasa dan kebudayaan Indonesia.
Selamat membaca dan menonton film bahasa dan budaya!
4.
5. Latar Belakang Penelitian
Trailer Film Bahasa-Bahasa Yang Hampir Punah
Produksi P2KK
Sinopsis Film Gamkonora
D A F T A R I S I
‘‘Melestarikan Tradisi ditengah
Bahasa Yang Terancam Punah’’
Sinopsis Film Kao
Untuk Selamanya
“Kafoa Gena Wai Ligeya”
Sinopsis Film Kafoa
Sinopsis Film Woirata Maro (Orang Oirata)
Sinopsis Film Pagu
Sinopsis Film Kui
Company Profile P2KK - LIPI
6. LATAR
BELAKANG
PENELITIAN
Data dari Ethnologue menyebutkan bahwa
saat ini ada sekitar 7102 bahasa yang masih
hidup (living languages) di dunia, sekitar
719 bahasa tersebut ada di Indonesia//706
bahasa berada dalam status hidup (living), 13
punah (extinct)//Dari bahasa yang ber- status
hidup, 19 masuk dalam kategori institusional,
86 berkembang (developing), 260 sehat
(vigorous), 266 bermasalah (are in trouble)
dan 75 sekarat (dying)// UNESCO sebagai
salah satu badan di Persatuan Bangsa-Bangsa
menyebutkan bahwa setiap tahun ada 10
bahasa di dunia yang punah//
7. Dalam rangka mengungkapkan potensi
kekayaan budaya dan bahasa yang
belum diketahui secara luas ini, P2KK
LIPI ikut aktif melakukan penelitian
sekaligus pendokumentasian kebudayaan
kelompok etnik minoritas sejak tahun
2004 di berbagai wilayah diantaranya
yaitu di 1) etnik Hamap di Alor (NTT), 2)
etnik Yaben di Papua, 3) etnik Pagu, 4)
etnik Kao di Halmahera Utara –Maluku
Utara, 5) etnik Gamkonora di halmahera
Barat – Maluku Utara, 6) etnik Oirata di
Maluku, 7) etnik Kui, dan 8) etnik Kafoa di
Alor yang hidup di NTT//
Pada abad ke-21, diperkirakan laju
kepunahan bahasa akan lebih cepat
lagi// Di antara 6000 lebih bahasa yang
ada di dunia pada abad ke-20, hanya
tinggal 600-3000 bahasa yang masih
dapat bertahan menjelang abad ke-
21//Dengan bentang alam yang luas,
berupa daratan, lembah, pegunungan,
gugusan pulau-pulau kecil dan besar
menyebabkan masih banyak keberadaan
kelompok etnik dengan tradisi budaya
dan bahasa di Indonesia yang belum
terungkap keberadaanya//
P2KK LIPI | Latar Belakang Penelitian 6
8. G A M K O N O R A
Peneliti:
Ninuk Kleden-Probonegoro, Imelda,
Fanny Henry Tondo
Filmmaker:
Rhino Ariefiansyah, Yeremia L.P
24 : 18 Menit | 2012
P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaan
9. Penggalan waktu tersebut penting
karena orang Gamkonora membuat
berbagai acara untuk merayakan
momen idul Fitri, yaitu acara malam
ela-ela pada 27 Ramadhan dan
dodengo pada hari raya idul fitri.
Kedua hari tersebut penting bagi orang
Gamkonora karena mereka tidak hanya
merayakan hari “kemenangan” setelah
berpuasa selama satu bulan Ramadhan
tetapi juga menjalin hubungan yang
harmoni dengan nenek moyang.
Gamkonora merupakan sebuah
nama dari bahasa Ternate yang
berarti kampung tengah. Saat ini
kata Gamkonora merupakan nama
untuk gunung, kelompok etnis, dan
bahasa di Kabupaten Halmahera
Barat, Provinsi Maluku Utara. Film ini
merupakan gambaran kehidupan orang
Gamkonora pada saat menjelang hari
raya Idul Fitri.
P2KK LIPI | Gamkonora 8
10. Suku Pagu, sekelompok masyarakat
yang berdomisili di Kecamatan
Malifut Kabupaten Halmahera Utara
merupakan salah satu suku yang
berasal dari Talaga Lina. Bahasa Pagu
terancam punah, tergerus bahasa
Indonesia dan bahasa Melayu Ternate.
Bahasa Pagu hanya digunakan pada
ranah kegiatan adat seperti perkawinan
dan acara-acara adat lain. Kini, setelah
LIPI melakukan penelitian bahasa lokal,
masyarakat Pagu sedang berjuang
merevitalisasi bahasanya. Pemerintah
daerah dan LIPI mendukung berbagai
upaya revitalisasi bahasa tersebut.
P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaan
BUDAYA
& BAHASANYA
12. K A O
P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaan
Peneliti:
Endang Retnowati,
Azzam M. Manam,
Henny Warsilah,
Fanny Henry Tondo
Filmmaker:
N. Priharwanto, Ilham
Nasbir Saini, Yana
Maulana
40 : 26 Menit | 2015
MELESTARIKAN
TRADISI
DI TENGAH
BAHASA
YANG TERANCAM
PUNAH
13. P2KK LIPI | Kao 12
Orang Kao mencintai bahasanya
sebagai identitas diri. Kini bahasa
tersebut terancam punah. Dari
sekitar 1425 pendudukDesa Kao,
hanya sekitar tiga puluhan orang saja
yang fasih menuturkannya. Sisanya
menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa Melayu Pasar sebagai bahasa
percakapan sehari-hari.
Selain bahasa, orang Kao juga
sangat menghargai tradisi serta
peninggalan budaya leluhur mereka.
Ritual keagamaan Tagi Jere mereka
lakukan rutin sejak ratusan tahun silam.
Mereka pun setia menarikan Tari Gala
dan Tari Lala setiap kali berpesta. Tapi,
tidak sepatah kata pun bahasa Kao
terdengar dituturkan dalam tradisi-
tradisi unik dan agung itu.
Sampai kapan keadaan ini
berlangsung ? Mampukah bahasa Kao
bertahan di tengah gerusan zaman?
Upaya apa saja yang akan mereka
lakukan guna a mencegah kepunahan
bahasa nenek warisan moyang mereka
itu?
14. P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaan
W O I R A T A M A R O
34 : 27 Menit | 2013
Peneliti:
Soewarsono, Leolita Masnun,
Nazarudin
Produser:
Leolita Masnun
Penerjemah:
Nazarudin
Sutradara:
Danny Kutilista
Director of Cinematography:
Hegar A Junaedi
Editor:
Laurs Oscar Osman
15. Memperlihatkan kehidupan Otis
dan Corry, pasangan suami istri dari
etnik Oirata yang hidup di Pulau
Kisar – Maluku, dalam melangsungkan
ritual upacara perkawinan adat di
desanya. Bagaimanakah kisah mereka
mewujudkan impian di tengah
terjadinya pergeseran bahasa dan
tradisi Oirata di Pulau tersebut?
P2KK LIPI | Oirata Maro 14
16. P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaan
K U I31 : 15 Menit | 2011
Peneliti:
Katubi, Thung Julan, Memen
Durachman
Filmmaker:
N. Priharwanto, Ilham, Auliyanda
17. Kisah terbaru tentang etnik asli di
barat daya Pulau Alor Nusa Tenggara
Timur Indonesia. Sejarah nyata tentang
tanah mereka, pergerakan mereka, dan
kelangsungan hidup mereka tetapi
sekarang mereka di tepi kehilangan
tradisi dan bahasa asli mereka sendiri.
P2KK LIPI | Kui 16
18. UNTUK SELAMANYA
KAFOA GENA WAI LIGEYA
P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaan
36 : 46 Menit | 2013
Manager Produksi :
M. Alie Humaedi
Produser :
Abdul Rachman Patji
Sutradara :
M. Alie Humaedi
Widhyasmaramurti
K A F O A
Peneliti :
M. Alie Humaedi
Abdul Rachman Patji Sudiyono
Sihol Farida Tambunan
Widhyasmaramurti
Filmmaker:
Asep Saefudin, Rona Wijaya, Salam
Yerussalam
19. Film dokumenter berdurasi 36 menit
mencoba menggali usaha pelestarian
bahasa Kafoa dalam berbagai ranah
kehidupan; (i) ranah adat seperti ritual
dan perkawinan; (ii) ranah agama
dalam kebaktian gereja; (iii) ranah mata
pencarian dalam persiapan tanam
dan upacara panen; (iv) ranah sosial
kemasyarakatan. Berbagai praktik
kebudayaan dan kebahasaan yang
diwujudkan dalam bentuk ritual, woum
(petuah), mantra, pandangan hidup,
dan tuturan langsung merupakan
mekanisme internal pelestarian bahasa
Kafoa ini. Melalui jaringan kekerabatan
12 suku/lelang beserta kuasa para
pemegang hak kesulungan yang
melekat pada mekanisme internal itu,
diharapkan budaya dan bahasa Kafoa
dapat lestari sepanjang masa.
P2KK LIPI | Kafoa 18
Film ini didedikasikan kepada
masyarakat Kafoa di Kabupaten Alor,
Nusa Tenggara Timur. Tujuan- nya
untuk merekam praktik kebudayaan
dan kebahasaan Kafoa yang terancam
punah di berbagai sendi kehidupan.
Bahasa Kafoa merupakan satu dari 12
bahasa di Kabupaten Alor. Bahasa ini
dikenal dan dituturkan oleh masyarakat
di dusun Habollat dan Lola, Desa
Probur Utara, Kecamatan Alor Barat
Daya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara
Timur.
20. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelompok etnik minoritas
tersebut bahasanya terancam punah, yaitu dengan jumlah penutur
di bawah 5000, hidup di daerah terpencil dan berbasis tradisi lisan//
Hasil pendokumentasian dari kegiatan penelitian berupa etnografi
bahasa dan kebudayaan, senarai kata, kamus kecil, cerita rakyat,
film dokumenter, poster, kartu pos, policy paper, adalah database
awal untuk kegiatan penelitian P2KK LIPI selanjutnya.
P2KK LIPI | Penelitian Bahasa dan kebudayaan
21. P2KK LIPI 20
Beberapa lokasi, seperti: Kabupaten Gayo
di Nangroe Aceh Darussalam, perbatasan
Indonesia–Papua Nugini Papua di Skouw-
Wutung, perbatasan Indonesia-Malaysia di
Entikong, perbatasan Indonesia-Timor Leste
di Belu, serta wilayah Kepulauan Enggano,
adalah lokasi-lokasi dimana tim Peneliti P2KK
melanjutkan upaya mengungkapkan sekaligus
mendokumentasikan berbagai potensi kekayaan
kebudayaan dan bahasa yang belum terungkap.