2. Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana
pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada
pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal.
Landasan syariah:
Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan
orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan
orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari al-Qur’an.” (Qs. Al Muzammil: 20)
Yang menjadi argumen dari surah Al-Muzammil: 20 adalah adanya kata yadhribun
yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan
usaha. Mudharib sebagai enterpreneur adalah sebagian orang-orang yang
melakukan (dharb) perjalanan untuk mencari karunia dari Allah SWT dari
keuntungan investasinya.
3. JENIS-JENIS MUDHARABAH
Mudharabah Muthlaqah (Mudharabah secara mutlak/bebas). Maksudnya adalah bentuk
kerja sama antara pemilik modal dan pengelola modalyang cakupannya sangat luas dan
tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.
Mudharabah Muqayyadah (Mudharabah terikat). Jenis ini adalah kebalikan dari
mudharabah muthlaqah. Yakni pengelola modal dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu
atau tempat usaha.
Mudharabah muqayyadah terbagi menjadi 2:
1. Mudarabah muqayyadah on balance sheet
2. Mudharabah muqayyadah off balance sheet
4. Hukum mudharabah terbagi dua yaitu: Mudharabah Sahih dan Mudharabah Fasid
•Hukum mudharabah fasid
Beberapa hal dalam mudharabah fasid yang mengharuskan pemilik modal memberikan upah
kepada pengusaha antara lain:
•Pemilik modal memberikan syarat kepada pengusaha dalam membeli, menjual, atau mengambil
barang
•Pemilik modal mengharuskan pengusaha untuk bermusyawarah sehingga pengusaha tidak
bekerja, kecuali atas seizinnya
•Pemilik modal memberikan syarat kepada pengusaha agar mencampurkan harta modal tersebut
dengan harta orang lain atau barang lain miliknya
•Hukum mudharabah shahih
Hukum mudharabah shahih yang tergolong shahih diantaranya:
•Tanggung jawab pengusaha
Apabila pengusaha berutang ia memiliki hak atas laba secara bersama-sama dengan pemilik
modal. Jika mudharabah rusak karena adanya beberapa sebab yang menjadikannya rusak,
pengusaha menjadi pedagang sehingga ia pun memiliki hak untuk mendapat upah, jika harta
rusak tanpa disengaja ia tidak bertanggung jawab atas rusaknya modal tersebut, dan jika
mengalami kerugian pun ditanggung oleh pengusaha saja
5. Aplikasi Dalam Perbankan Syariah
Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan
pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al mudharabah diterapkan pada:
Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus,
seperti tabungan haji, tabungan kurban dan sebagainya
Deposito special (special investmen), dimana dana yang dititipkan nasabah
khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabah saja atau ijarah saja.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk;
Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa
Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber
dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengaaan syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh shahibul mal.
6. AL MUZARA‟AH adalah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian
hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung pemilik tanah
LANDASAN SYARIAH:
Dari Ibnu Umar: “Sesungguhnya Nabi SAW. Telah memberikan kebun kepada penduduk khaibar
agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan, baik
dari buah – buahan maupun dari hasil pertahun (palawija)”
7. 1) Hukum muzara‟ah dan mukhabarah sahih
Menurut ulama Hanafiyah, hukum muzara‟ah yang sahih adalah sebagai
berikut:
a) Segala keperluan untuk memelihara tanaman diserahkan kepada
penggarap.
b) Pembiayaan atas tanaman dibagi antara penggarap dan pemilik tanah.
c) Hasil yang diperoleh dibagikan berdasarkan kesepakatan waktu akad.
d) Menyiram atau menjaga tanaman.
e) Dibolehkan menambah penghasilan dan kesepakatan waktu yang telah
ditetapkan.
f)
Jika salah seorang yang akad meninggal sebelum diketahui hasilnya,
penggarap tidak mendapatkan apa-apa sebab ketetapan akad didasarkan
pada waktu.
2) Hukum Muzara‟ah fasid
Menurut ulama Hanafiyah, hukum muzara‟ah fasid adalah:
a) Penggarap tidak berkewajiban mengelola.
b) Hasil yang keluar merupakan pemilik benih.
c) Jika dari pemilik tanah, penggarap berhak mendapatkan upah dari
pekerjaannya
8. Musaqoh
Dalam pengertian musaqoh ada beberapa pendapat dan pengertian. Musaqoh dalam bahasa merupakan wazn
mufa‟ala dari kata as-saqyu yang sinonimnya asy-syurbu, artinya memberi minum. Penduduk Madinah menamai
musaqoh dengan mu‟amalah, yang merupakan wazn mufa‟alah dari kata „amila yang artinya bekerja (bekerja
sama).
Secara etimologi, kalimat musaqah itu berasal dari kata al-saqa yang Artinya seseorang bekerja pada pohon
tamar, anggur (mengurusnya ) atau pohon-pohon yang lainnya supaya mendatangkan kemashlahatan dan
mendapatkan bagian tertentu dari hasil yang di urus sebagai imbalan
LANDASAN SYARIAH:
Dari Ibnu Umar: ” Bahwa Rasulullah SAW telah menyerahkan pohon kurma dan tanahnya
kepada orang-orang yahudi Khaibar agar mereka mengerjakannya dari harta mereka, dan
Rasulullah SAW mendapatkan setengah dari buahnya.
9. 1) Hukum musaqah sahih
Menurut ulama Hanafiyah hukum musaqah sahih adalah:
a) Segala pekerjaan yang berkenaan dengan pemeliharaan pohon diserahkan kepada penggarap, sedang
biaya yang diperlukan dalam pemeliharaan dibagi dua,
b) Hasil dari musaqah dibagi berdasarkan kesepakatan,
c)
Jika pohon tidak menghasilkan sesuatu, keduanya tidak mendapatkan apa-apa,
d) Akad adalah lazim dari kedua belah pihak,
e)
Pemilik boleh memaksa penggarap untuk bekerja kecuali ada uzur,
f)
Boleh menambah hasil dari ketetapan yang telah disepakati,
g) Penggarap tidak memberikan musaqah kepada penggarap lain kecuali jika di izinkan oleh pemilik
2) Hukum musaqah fasid
Menurut ulama Hanafiyah, musaqah fasid meliputi:
a)
Mensyaratkan hasil musaqah bagi salah seorang dari yang akad,
b) Mensyaratkan salah satu bagian tertentu bagi yang akad,
c) Mensyaratkan pemilik untuk ikut dalam penggarapan,
d) Mensyaratkan pemetikan dan kelebihan pada penggarap
e)
Mensyaratkan penjagaan pada penggarap setelah pembagian,
f)
Mensyaratkan kepada penggarap untuk terus bekerja setelah habis wakt akad,
g) Bersepakat sampai batas waktu menurut kebiasaan,
h) Musaqah digarap oleh banyak orang sehingga penggarap membagi lagi kepada penggarap lainnya.
10. Aplikasi dalam Keuangan Syariah
Aplikasi dalam lembaga keuangan
syariah, musaqah merupakan produk
khusus yang dikembangkan di sektor
pertanian atau agribisnis dimana si
penggarap hanya bertanggung jawab
atas penyiraman dan pemeliharaan.