Dokumen tersebut membahas tentang akad mudharabah dalam asuransi syariah. Akad mudharabah adalah kerjasama antara pemilik modal dan pengelola modal untuk melakukan kegiatan usaha dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, dasar hukum, dan mekanisme pengelolaan dana asuransi syariah menggunakan akad mudharabah.
2. PENGERTIAN MUDHARABAH
●Bahasa: adhdharby fil ardhi atau bepergian
untuk urusan dagang
●Terminologi: akad kerjasama usaha antara
pemilik dana dan pengelola dana untuk
melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas
dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan
kedua belah pihak; sedangkan bila terjadi
kerugian akan ditanggung oleh si pemilik
dana kecuali disebabkan oleh misconduct,
negligence atau violation oleh pengelola dana
3. KARAKTERISTIK AKAD
MUDHARABAH
Mempunyai risiko tinggi karena:
● pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam
pengelolaan usaha kecuali sebatas
memberikan saran-saran dan melakukan
pengawasan
● informasi usaha dipegang oleh pengelola
dana dan pemilik dana hanya mengetahui
informasi secara terbatas.
4. Pembagian keuntungan:
● Menggunakan nisbah yang disepakati
● Menggunakan nilai realisasi keuntungan, yang
mengacu pada laporan hasil usaha periodik
yang disusun oleh pengelola dana
KARAKTERISTIK AKAD
MUDHARABAH
5. Islam memandang Mudharabah merupakan akad
yang dibolehkan berdasarkan Al-Qur‟an dan
Hadits.
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 198 yang artinya
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia
(rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.”(Al-
Baqarah : 198)
DASAR HUKUM AKAD MUDHARABAH
6. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH
● Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah nasional
Majelis Ulama Indonesia No: 106/DSN-MU1/X/2016
tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah bagian
pertama menyebutkan pengertian Asuransi Syariah
(ta’min,takaful, atau tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang atau pihak untuk melalu investasi
dalambentuk dalam bentuk aset dan atau tabarru
yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad atau
perikatanyang sesuai dengan syariah.
7. DASAR HUKUM ASURANSI SYARIAH
Dasar hukum asuransi syariah adalah sumber
dari pengambilan hukum praktik asuransi syariah.
Terdapat dalam surat Al-Hasyr; 18, yang artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang tlah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr:18)
8. HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN AKAD MUDHARABAH
PADA ASURANSI SYARI’AH
Asuransi syaria’ah harus dibangun diatas
pondasi dan prinsip dasar yang kokoh,
karena dalam hal ini sangatlah berpengaruh
dalam sebuah kegiatan dalam asuransi.
Prinsip-prinsip yang sesuai dengan syari’at
Islam akan memberikan sebuah nilai yang
positif pada konsep asuransi syari’ah, di
mana sebuah prinsip dasar yang ada dalam
asuransi syari’ah bagaikan sebuah bangunan,
dengan begitu sebuah bangunan tersebut
akan berdiri kokoh dan tegak terhadap
prinsip-prinsip tersebut.
9. HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN AKAD
MUDHARABAH PADA ASURANSI SYARI’AH
Tujuan asuransi yang menggunakan akad
mudharabah adalah bersifat tolong-menolong
sesama peserta yang akan terjadi peristiwa di masa
datang akan memberikan pertolongan dengan ikhlas
tidak mengharapkan imbalan kecuali dari Allah SWT.
Asuransi syari’ah pada dasarnya merupakan usaha
kerjasama saling melindungi dan menolong antara
peserta dalam menghadapi kehidupan di masa
mendatang. Mahluk yang lemah, manusia harus
senantiasa sadar bahwa keberadaannya tidak akan
mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau
sesamanya. Tolong menolong antar sesama
manusia.
10. MEKANISME PENGELOLAAN DANA PADA ASURANSI SYARIAH
DENGAN MENGGUNAKAN AKAD MUDHARABAH.
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul
atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini
lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan
kakinya dalam menjalankan usahanya. 22 Mudharabah
adalah sistem kerja sama usaha antara dua pihak atau
lebih di mana pihak pertama (shahib al-mâl)
menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal
(sebagai penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan
pembiayaan suatu proyek), sedangkan nasabah
sebagai pengelola (mudharib) mengajukan permohonan
pembiayaan dan untuk ini nasabah sebagai pengelola
(mudharib) menyediakan keahliannya.
11. DASAR SYARIAH – AS SUNNAH
● Dari Shalih bin Suaib ra bahwa Rasulullah saw
bersabda, “tiga hal yang didalamnya terdapat
keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampadukkan dengan
tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.”
(HR.Ibnu Majah)
● “Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta
sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada
pengelola dana nya agar tidak mengarungi lautan
dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli
hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(pengelola dana) harus menanggung resikonya.
Ketika persyaratan yang diteapkan Abbas didengar
Rasulullah SAW, beliau membenarkannya.”.
(HR.Thabrani dari Ibnu Abbas)
12. RUKUN DAN KETENTUAN
SYARIAH AKAD MUDHARABAH
1. Pelaku (pemilik dana dan pengelola dana)
2. Obyek mudharabah (modal dan kerja)
3. Ijab kabul (persetujuan kedua belah pihak)
4. Nisbah keuntungan
13. BERAKHIRNYA AKAD
MUDHARABAH
1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya,
maka mudharabah berakhir pada waktu yang telah
ditentukan.
2. salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri
3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal
4. pengelola dana tidak menjalankan amanahnya
sebagai pengelola usaha untuk mencapai tujuan
sebagaimana dituangkan dalam akad. Sebagai
pihak yang mengemban amanah ia harus beritikad
baik dan hati hati
5. Modal sudah tidak ada