SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
MAKALAH
atau
LAPORAN
???
Makalah Penelitian :
Menggunakan metode Ilmiah
Memiliki format baku tentang struktur laporan
Panjang tulisan tidak terbatas karena menyesuaikan temuan di lapangan
Laporan/Artikel Hasil Penelitian :
Menggunakan metode Ilmiah
Format tulisan relatif fleksibel
Berbentuk esai, pendek dan mengutamakan analisis dan temuan
PERBEDAAN MAKALAH
DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
yang sedang dalam proses penilaian
tim penilai angka kredit jabatan
fungsional guru
tidak dapat diajukan artikelnya
sebelum ada hasil penilaian yang
menyatakan nilai laporan
telah memenuhi syarat
Sebelum ditampilkan sebagai artikel dalam jurnal, laporan
penelitian harus disusun kembali agar memenuhi tata
tampilan karangan sebagaimana yang dianjurkan oleh
dewan penyunting jurnal yang bersangkutan dan tidak
melampaui batas panjang karangan.
Jadi, artikel hasil penelitian bukan sekadar
bentuk ringkas atau “pengkerdilan” dari
karya tulis laporan hasil penelitian,
tetapi merupakan hasil kerja penulisan baru, yang
dipersiapkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga
tetap menampilkan secara lengkap semua aspek penting
penelitian, tetapi dalam format artikel yang jauh lebih
kompak dan ringkas daripada laporan teknis aslinya.
SPESIFIK dan MENDALAM
Spesifik artinya tulisan yang disajikan harus memuat
bidang keilmuan yang khusus, tidak bersifat umum.
Oleh karena itu, penulis jurnal harus orang yang
memiliki keilmuan di bidangnya. Penulis jurnal adalah
seorang spesialis, bukan generalis.
Mendalam berarti kajian yang disajikan harus benar-
benar menyentuh esensi keilmuan atau esensi topik
yang dibahasnya.
Laporan dalam bentuk
artikel/jurnal ilmiah
dibedakan dengan laporan
teknis dalam tiga segi, yaitu :
a) Artikel hasil penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal
yang sangat penting saja.
b) Bagian yang dianggap paling untuk disajikan dalam
artikel hasil penelitian adalah temuan penelitian,
pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya.
Hal-hal selain ketiga hal tersebut cukup disajikan serba
singkat dan seperlunya.
c) Kajian pustaka lazim disajikan untuk mengawali artikel
dan sekaligus merupakan suatu pembahasan tentang
rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awal
ini berfungsi sebagai latar belakang penelitian.
BAHAN YANG DITULIS
a) Laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab, sedangkan artikel
dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian yang dapat diberi
judul dan dapat pula tidak.
b) Kajian pustaka lazimnya disajikan di bagian kedua, yakni setelah
bagian yang membahas masalah, pentingnya penelitian, hipotesis
(jika ada), dan tujuan penelitian. Sedangkan dalam artikel, kajian
pustaka merupakan bagian awal dari artikel (tanpa judul
subbagian kajian pustaka) yang berfungsi sebagai bagian penting
dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus berfungsi sebagai
pembahasan latar belakang masalah penelitian ditutup dengan
rumusan tujuan penelitian.
c) Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan dengan
prosedur penelitian, hasil dan temuan penelitian, pembahasan hasil,
kesimpulan, dan saran.
SISTEMATIKA PENULISAN
a) Artikel ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara
lengkap dibuat, untuk menjaring masukan-masukan dari pembaca
sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkapnya dalam bentuk
laporan penelitian teknis resmi. Masukan itu diharapkan
meningkatkan kualitas hasil temuan penelitiannya.
b) Artikel untuk jurnal ditulis setelah laporan teknis resmi selesai
disusun. Prosedur kedua ini berlaku karena pada umumnya menulis
laporan penelitian teknis resmi merupakan kewajiban, sedangkan
penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran.
c) Artikel penelitian yang diterbitkan di jurnal merupakan satu-satunya
tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif ketiga ini lazim
dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi
penelitian swadana, artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan
forum komunikasi yang paling efektif dan efisien.
PROSEDUR PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN
adalah merupakan sarana yang efektif untuk
mempublikasikan artikel ilmiah kepada kalangan yang lebih
luas. Agar jurnal ilmiah dapat diterima kalangan internasional,
maka aspirasi wawasan dan gaya selingkung harus mengacu
pada standar internasional. Artikel yang dirancang untuk
dimuat dalam jurnal ilmiah, selain ditulis dengan tata cara
ilmiah, juga harus mengikuti pedoman yang dipersyaratkan
oleh jurnal ilmiah yang dituju. Agar artikel yang akan
dikirimkan sesuai kriteria dan diterima jurnal, setidaknya
harus memenuhi tiga unsur yaitu kesesuaian bidang ilmu, tata
bahasa yang baku, serta gaya khusus (gaya selingkung) yang
dipersyaratkan oleh jurnal di mana artikel akan dikirim.
MACAM ARTIKEL ILMIAH
ADA DUA MACAM ARTIKEL ILMIAH, YAITU ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN NON
PENELITIAN. SECARA UMUM STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN ARTIKEL
ILMIAH NON PENELITIAN RELATIF SAMA. PADA ARTIKEL NON PENELITIAN TIDAK ADA
BAGIAN METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN.
STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN TERDIRI ATAS 10 BAGIAN UTAMA YAITU:
(1) JUDUL (2) BARIS KEPEMILIKAN; (3) ABSTRAK; (4) KATA KUNCI; (5) PENDAHULUAN;
(6) METODOLOGI; (7) HASIL; (8) PEMBAHASAN; (9) SIMPULAN DAN SARAN; DAN (10)
DAFTAR RUJUKAN.
ADAPUN STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH NON PENELITIAN TERBAGI MENJADI 8 BAGIAN UTAMA
YAITU: (1) JUDUL; (2) BARIS KEPEMILIKAN; (3) ABSTRAK; (4) KATA KUNCI; (5)
PENDAHULUAN; (6) PEMBAHASAN; (7) SIMPULAN DAN SARAN; DAN (8) DAFTAR PUSTAKA.
ARTIKEL NON-PENELITIAN/ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN
Artikel non-penelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan
merupakan laporan hasil penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel
nonpenelitian antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau
prinsip, mengembangkan suatu model, mendiskripsikan fakta atau fenomena tertentu,
menilai suatu produk, dan masih banyak jenis yang lain. Karena beragamnya jenis
artikel ini, maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat bervariasi.
Artikel hasil pemikiran adalah hasil pemikiran penulis atas suatu permasalah, yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya untuk menghasilkan artikel jenis ini
penulis terlebih dahulu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan
permasalahannya, baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang
dipikirkannya. Sumber-sumber yang dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka
menghasilkan artikel hasil pemikiran adalah juga artikel-artikel hasil pemikiran yang
relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu, di samping teori-teori yang dapat digali dari
buku-buku teks.
Bagian paling vital dari artikel hasil penelitian adalah pendapat
atau pendirian penulis tentang hal yang dibahas, yang
dikembangkan dari analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai
masalah yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya dan
pikiran baru penulis tentang hal yang perlu dikaji jika memang
ada. Jadi, artikel hasil pemikiran nukanlah sekadar kulase atau
tempelan cuplikan dari sejumlah artikel, apalagi pemindahan
tulisan dari sejumlah sumber, tetapi adalah hasil pemikiran
analitis dan kritis penulisnya.
Ketentuan untuk penulisan artikel non-penelitian pada dasarnya
berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (yaitu makalah
yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman), kecuali dalam
makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada.
Nama dan
Kelembagaan
Nama terbitan menggunakan nama spesifik mencerminkan disiplin
ilmu dan diterbitkan oleh organisasi profesi berbadan hukum.
Penyuntingan
Penelaahan secara anonim oleh mitra bebestari wajib dibuktikan
keterlibatannya dgn adanya korespodensi, catatan perbaikan, dan
komentar serta dapat diukur dari mutu isi terbitan.
Para penyunting hendaklah terdiri atas perorangan berkualifikasi
dan berpengalaman yang mempunyai waktu, kemauan, kemampuan,
dan komitmen, dengan hasil penyuntingan harus baik dan konsisten.
PENILAIAN
MAJALAH/JURNAL
ILMIAH
Penampilan dan
Penulisan
Ukuran kertas, tata letak, tipografi, jenis kertas, jumlah halaman
per jilid atau volume dan disain sampul harus baik, sesuai dan
konsisten.
Keefektifan judul artikel yang ringkas dan lugas; pencatuman nama
dan lembaga penulis lengkap dan konsisten; abstrak yang jelas dan
ringkas; kata kunci mencerminkan konsep penting dalam artikel;
sistematika pembaban harus lengkap dan sistematik; pemanfaatan
instrument pendukung disajikan informatif dan komplementer; cara
pengacuan, pengutipan dan penyusunan daftar pustaka harus baku
dan konsisten; petunjuk penulisan bagi calon penulis harus
terperinci, lengkap, jelas dan sistematis; dan keistilahan dan
kebahasaan harus baik.
Substansi Isi
Cakupan bidang keilmuan, aspirasi wawasan, orisinilitas karya,
makna dan dampak bagi kemajuan, derajat kemutakhiran pustaka
acuan, penyimpulan dan perampatan yang meluas.
Persyaratan artikel/jurnal yang dimuat di majalah ilmiah/jurnal yang
diajukan untuk penilaian harus melampirkan bukti fisik sebagai berikut :
1. Jika jurnal tersebut dinyatakan telah terakreditasi, harus disertai
dengan keterangan akreditasi untuk tingkat nasional.
2. Jika dinyatakan jurnal tersebut diterbitkan di tingkat provinsi atau
kabupaten/kota harus disertai keterangan yang jelas tentang tingkat
penerbitan jurnal tersebut disertai bukti fisik berupa fotokopi tanda
terima ekspedisi atau pengiriman ke setiap kabupaten-kota atau
kecamatan.
3. Biodata data mitra bestari dengan isian data dan keterangan jurnal
yang telah dibuat dan diterbitkan dalam jurnal nasional minimal 1
(satu) jurnal dalam 3 (tiga) tahun terakhir.
4. Bukti keterlibatan aktif mitra bestari (berupa korespondesi atau
naskah yang diperbaiki, komentar atau formulir isian/penilaian).
STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH
a. ARTIKEL DITULIS DALAM BAHASA INDONESIA ATAU BAHASA INGGRIS DENGAN KERAPATAN BARIS
1,5 SPASI, FONT TIMES NEW ROMAN 12, UKURAN KERTAS A4, FORMAT SATU KOLOM, DAN
MARGIN LAST COSTUM SETTING (TOP 2,54 CM; LEFT 2,80 CM; BOTTOM 2,54 CM; RIGHT 2,54
CM).
b.PANJANG ARTIKEL ILMIAH HENDAKNYA TAK LEBIH DARI 4.000 KATA ATAU KURANG LEBIH 6 - 15
HALAMAN, TERMASUK GAMBAR, GRAFIK ATAU TABEL (JIKA ADA) YANG MENYERTAINYA.
c. ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA ASING ATAU BAHASA DAERAH DALAM TEKS DITULIS DALAM HURUF
MIRING (ITALIC).
d.TINJAUAN PUSTAKA (LITERATURE REVIEW) TIDAK DICANTUMKAN SEBAGAI BAGIAN DARI STRUKTUR
ARTIKEL. DENGAN DEMIKIAN PENGUTIPAN PUSTAKA YANG DIANGGAP PENTING DAPAT DIPADUKAN
DALAM BAGIAN PENDAHULUAN (INTRODUCTION) ATAU DALAM PEMBAHASAN. PENGUTIPAN PUSTAKA
DALAM PEMBAHASAN SEPERLUNYA SAJA DAN YANG LEBIH DIUTAMAKAN ADALAH PEMBAHASAN
TERHADAP HASIL ANALISIS DATA YANG DITEMUKAN SENDIRI.
PARAGRAF YANG MEMENUHI SYARAT KESATUAN
Sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kesatuan apabila
kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bersama-sama mendukung
suatu hal atau tema tertentu dan perubahan topik itu merupakan
tanda pergantian paragraf.
Paragraf yang mengandung banyak kalimat topik dapat
mengaburkan maksud sehingga dapat membingungkan para
pembaca. Apabila ada sebuah paragraf yang memiliki dua kalimat
topik, paragraf tersebut dapat dikatakan tidak memiliki unsur
kesatuan. Paragraf harus memperlihatkan suatu maksud dengan
jelas, yang biasanya didukung oleh sebuah kalimat topik atau
kalimat utama
PARAGRAF YANG MEMENUHI SYARAT KEPADUAN
Sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kepaduan
apabila semua kalimat yang membangun paragraf saling
terkait antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya yang
membentuk paragraf tersebut.
Paragraf yang baik harus memperlihatkan hubungan
antarkalimat yang erat. Paragraf yang dibangun dari
kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti paragraf
tersebut tidak koheren atau tidak padu. Apabila tidak ada
kepaduan, loncatan-loncatan pikiran, urutan waktu dan
fakta yang tidak teratur akan terjadi sehingga menyimpang
dari kalimat topik.
PARAGRAF YANG MEMENUHI SYARAT KELENGKAPAN
Sebuah paragraf dianggap lengkap jika paragraf tersebut
dibangun oleh beberapa kalimat yang terdiri atas kalimat
utama dan kalimat-kalimat uraian atau penjelas.
Paragraf dikatakan tidak lengkap apabila hanya
dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-
pengulangan, atau kurang memiliki kalimat penjelas yang
memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung
unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat,
bukan satu atau dua kalimat. Paragraf yang hanya memiliki
satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa
kesulitan memahami makna detil dalam paragraf.

More Related Content

Similar to 72. Guru Menulis.pptx

Bab Makalah Bahasa Indonesia.ppt
Bab Makalah Bahasa Indonesia.pptBab Makalah Bahasa Indonesia.ppt
Bab Makalah Bahasa Indonesia.pptNabilaa45
 
penulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika ktipenulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika ktiFransiska Oktafiani
 
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxPenulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxKholilulAlul
 
fdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.ppt
fdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.pptfdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.ppt
fdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.pptRaudhatulJannah73
 
Template ejournal-unesa
Template ejournal-unesaTemplate ejournal-unesa
Template ejournal-unesaIndra Patmoko
 
tulisan-ilmiah-09.ppt
tulisan-ilmiah-09.ppttulisan-ilmiah-09.ppt
tulisan-ilmiah-09.pptididimyati4
 
Jurnal Ilmiah.pptx
Jurnal Ilmiah.pptxJurnal Ilmiah.pptx
Jurnal Ilmiah.pptxAndriUlusR
 
Manfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdf
Manfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdfManfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdf
Manfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdfdwiputrilusi
 
Istadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdf
Istadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdfIstadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdf
Istadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdfFirstnandiarGlica
 
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptxWebinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptxKelasBiologi2
 

Similar to 72. Guru Menulis.pptx (20)

Bab 15
Bab 15Bab 15
Bab 15
 
Bab Makalah Bahasa Indonesia.ppt
Bab Makalah Bahasa Indonesia.pptBab Makalah Bahasa Indonesia.ppt
Bab Makalah Bahasa Indonesia.ppt
 
penulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika ktipenulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika kti
 
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxPenulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
 
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLEACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
 
fdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.ppt
fdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.pptfdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.ppt
fdokumen.com_teknik-penulisan-artikel-ilmiah-5680fa078471e.ppt
 
Pembuatan Makalah
Pembuatan MakalahPembuatan Makalah
Pembuatan Makalah
 
9 Makalah
9 Makalah9 Makalah
9 Makalah
 
Template ejournal-unesa
Template ejournal-unesaTemplate ejournal-unesa
Template ejournal-unesa
 
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLEACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
 
MAKALAH ITU APA
MAKALAH ITU APAMAKALAH ITU APA
MAKALAH ITU APA
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
tulisan-ilmiah-09.ppt
tulisan-ilmiah-09.ppttulisan-ilmiah-09.ppt
tulisan-ilmiah-09.ppt
 
Panduan mk seminar
Panduan mk seminarPanduan mk seminar
Panduan mk seminar
 
Jurnal Ilmiah.pptx
Jurnal Ilmiah.pptxJurnal Ilmiah.pptx
Jurnal Ilmiah.pptx
 
Manfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdf
Manfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdfManfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdf
Manfaat, Jenis dan langkah-langkah penyusunan artikel ilmiah.pdf
 
panduan-akademi.pdf
panduan-akademi.pdfpanduan-akademi.pdf
panduan-akademi.pdf
 
M6 kb2
M6 kb2M6 kb2
M6 kb2
 
Istadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdf
Istadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdfIstadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdf
Istadi_PeningkatanNilaiSubstansiARJUNA_26-27Juli2022.pdf
 
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptxWebinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
 

Recently uploaded

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 

72. Guru Menulis.pptx

  • 1.
  • 3. Makalah Penelitian : Menggunakan metode Ilmiah Memiliki format baku tentang struktur laporan Panjang tulisan tidak terbatas karena menyesuaikan temuan di lapangan Laporan/Artikel Hasil Penelitian : Menggunakan metode Ilmiah Format tulisan relatif fleksibel Berbentuk esai, pendek dan mengutamakan analisis dan temuan PERBEDAAN MAKALAH DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
  • 4. yang sedang dalam proses penilaian tim penilai angka kredit jabatan fungsional guru tidak dapat diajukan artikelnya sebelum ada hasil penilaian yang menyatakan nilai laporan telah memenuhi syarat
  • 5. Sebelum ditampilkan sebagai artikel dalam jurnal, laporan penelitian harus disusun kembali agar memenuhi tata tampilan karangan sebagaimana yang dianjurkan oleh dewan penyunting jurnal yang bersangkutan dan tidak melampaui batas panjang karangan. Jadi, artikel hasil penelitian bukan sekadar bentuk ringkas atau “pengkerdilan” dari karya tulis laporan hasil penelitian, tetapi merupakan hasil kerja penulisan baru, yang dipersiapkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tetap menampilkan secara lengkap semua aspek penting penelitian, tetapi dalam format artikel yang jauh lebih kompak dan ringkas daripada laporan teknis aslinya.
  • 6. SPESIFIK dan MENDALAM Spesifik artinya tulisan yang disajikan harus memuat bidang keilmuan yang khusus, tidak bersifat umum. Oleh karena itu, penulis jurnal harus orang yang memiliki keilmuan di bidangnya. Penulis jurnal adalah seorang spesialis, bukan generalis. Mendalam berarti kajian yang disajikan harus benar- benar menyentuh esensi keilmuan atau esensi topik yang dibahasnya.
  • 7. Laporan dalam bentuk artikel/jurnal ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam tiga segi, yaitu :
  • 8. a) Artikel hasil penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal yang sangat penting saja. b) Bagian yang dianggap paling untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal-hal selain ketiga hal tersebut cukup disajikan serba singkat dan seperlunya. c) Kajian pustaka lazim disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu pembahasan tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awal ini berfungsi sebagai latar belakang penelitian. BAHAN YANG DITULIS
  • 9. a) Laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab, sedangkan artikel dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian yang dapat diberi judul dan dapat pula tidak. b) Kajian pustaka lazimnya disajikan di bagian kedua, yakni setelah bagian yang membahas masalah, pentingnya penelitian, hipotesis (jika ada), dan tujuan penelitian. Sedangkan dalam artikel, kajian pustaka merupakan bagian awal dari artikel (tanpa judul subbagian kajian pustaka) yang berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus berfungsi sebagai pembahasan latar belakang masalah penelitian ditutup dengan rumusan tujuan penelitian. c) Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian, hasil dan temuan penelitian, pembahasan hasil, kesimpulan, dan saran. SISTEMATIKA PENULISAN
  • 10. a) Artikel ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara lengkap dibuat, untuk menjaring masukan-masukan dari pembaca sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkapnya dalam bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan itu diharapkan meningkatkan kualitas hasil temuan penelitiannya. b) Artikel untuk jurnal ditulis setelah laporan teknis resmi selesai disusun. Prosedur kedua ini berlaku karena pada umumnya menulis laporan penelitian teknis resmi merupakan kewajiban, sedangkan penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran. c) Artikel penelitian yang diterbitkan di jurnal merupakan satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif ketiga ini lazim dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi penelitian swadana, artikel hasil penelitian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling efektif dan efisien. PROSEDUR PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN
  • 11. adalah merupakan sarana yang efektif untuk mempublikasikan artikel ilmiah kepada kalangan yang lebih luas. Agar jurnal ilmiah dapat diterima kalangan internasional, maka aspirasi wawasan dan gaya selingkung harus mengacu pada standar internasional. Artikel yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal ilmiah, selain ditulis dengan tata cara ilmiah, juga harus mengikuti pedoman yang dipersyaratkan oleh jurnal ilmiah yang dituju. Agar artikel yang akan dikirimkan sesuai kriteria dan diterima jurnal, setidaknya harus memenuhi tiga unsur yaitu kesesuaian bidang ilmu, tata bahasa yang baku, serta gaya khusus (gaya selingkung) yang dipersyaratkan oleh jurnal di mana artikel akan dikirim.
  • 12. MACAM ARTIKEL ILMIAH ADA DUA MACAM ARTIKEL ILMIAH, YAITU ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN NON PENELITIAN. SECARA UMUM STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN ARTIKEL ILMIAH NON PENELITIAN RELATIF SAMA. PADA ARTIKEL NON PENELITIAN TIDAK ADA BAGIAN METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN. STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN TERDIRI ATAS 10 BAGIAN UTAMA YAITU: (1) JUDUL (2) BARIS KEPEMILIKAN; (3) ABSTRAK; (4) KATA KUNCI; (5) PENDAHULUAN; (6) METODOLOGI; (7) HASIL; (8) PEMBAHASAN; (9) SIMPULAN DAN SARAN; DAN (10) DAFTAR RUJUKAN. ADAPUN STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH NON PENELITIAN TERBAGI MENJADI 8 BAGIAN UTAMA YAITU: (1) JUDUL; (2) BARIS KEPEMILIKAN; (3) ABSTRAK; (4) KATA KUNCI; (5) PENDAHULUAN; (6) PEMBAHASAN; (7) SIMPULAN DAN SARAN; DAN (8) DAFTAR PUSTAKA.
  • 13. ARTIKEL NON-PENELITIAN/ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN Artikel non-penelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan laporan hasil penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel nonpenelitian antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip, mengembangkan suatu model, mendiskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan masih banyak jenis yang lain. Karena beragamnya jenis artikel ini, maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat bervariasi. Artikel hasil pemikiran adalah hasil pemikiran penulis atas suatu permasalah, yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya untuk menghasilkan artikel jenis ini penulis terlebih dahulu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang dipikirkannya. Sumber-sumber yang dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka menghasilkan artikel hasil pemikiran adalah juga artikel-artikel hasil pemikiran yang relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu, di samping teori-teori yang dapat digali dari buku-buku teks.
  • 14. Bagian paling vital dari artikel hasil penelitian adalah pendapat atau pendirian penulis tentang hal yang dibahas, yang dikembangkan dari analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai masalah yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya dan pikiran baru penulis tentang hal yang perlu dikaji jika memang ada. Jadi, artikel hasil pemikiran nukanlah sekadar kulase atau tempelan cuplikan dari sejumlah artikel, apalagi pemindahan tulisan dari sejumlah sumber, tetapi adalah hasil pemikiran analitis dan kritis penulisnya. Ketentuan untuk penulisan artikel non-penelitian pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (yaitu makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman), kecuali dalam makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada.
  • 15. Nama dan Kelembagaan Nama terbitan menggunakan nama spesifik mencerminkan disiplin ilmu dan diterbitkan oleh organisasi profesi berbadan hukum. Penyuntingan Penelaahan secara anonim oleh mitra bebestari wajib dibuktikan keterlibatannya dgn adanya korespodensi, catatan perbaikan, dan komentar serta dapat diukur dari mutu isi terbitan. Para penyunting hendaklah terdiri atas perorangan berkualifikasi dan berpengalaman yang mempunyai waktu, kemauan, kemampuan, dan komitmen, dengan hasil penyuntingan harus baik dan konsisten. PENILAIAN MAJALAH/JURNAL ILMIAH Penampilan dan Penulisan Ukuran kertas, tata letak, tipografi, jenis kertas, jumlah halaman per jilid atau volume dan disain sampul harus baik, sesuai dan konsisten. Keefektifan judul artikel yang ringkas dan lugas; pencatuman nama dan lembaga penulis lengkap dan konsisten; abstrak yang jelas dan ringkas; kata kunci mencerminkan konsep penting dalam artikel; sistematika pembaban harus lengkap dan sistematik; pemanfaatan instrument pendukung disajikan informatif dan komplementer; cara pengacuan, pengutipan dan penyusunan daftar pustaka harus baku dan konsisten; petunjuk penulisan bagi calon penulis harus terperinci, lengkap, jelas dan sistematis; dan keistilahan dan kebahasaan harus baik. Substansi Isi Cakupan bidang keilmuan, aspirasi wawasan, orisinilitas karya, makna dan dampak bagi kemajuan, derajat kemutakhiran pustaka acuan, penyimpulan dan perampatan yang meluas.
  • 16. Persyaratan artikel/jurnal yang dimuat di majalah ilmiah/jurnal yang diajukan untuk penilaian harus melampirkan bukti fisik sebagai berikut : 1. Jika jurnal tersebut dinyatakan telah terakreditasi, harus disertai dengan keterangan akreditasi untuk tingkat nasional. 2. Jika dinyatakan jurnal tersebut diterbitkan di tingkat provinsi atau kabupaten/kota harus disertai keterangan yang jelas tentang tingkat penerbitan jurnal tersebut disertai bukti fisik berupa fotokopi tanda terima ekspedisi atau pengiriman ke setiap kabupaten-kota atau kecamatan. 3. Biodata data mitra bestari dengan isian data dan keterangan jurnal yang telah dibuat dan diterbitkan dalam jurnal nasional minimal 1 (satu) jurnal dalam 3 (tiga) tahun terakhir. 4. Bukti keterlibatan aktif mitra bestari (berupa korespondesi atau naskah yang diperbaiki, komentar atau formulir isian/penilaian).
  • 17. STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH a. ARTIKEL DITULIS DALAM BAHASA INDONESIA ATAU BAHASA INGGRIS DENGAN KERAPATAN BARIS 1,5 SPASI, FONT TIMES NEW ROMAN 12, UKURAN KERTAS A4, FORMAT SATU KOLOM, DAN MARGIN LAST COSTUM SETTING (TOP 2,54 CM; LEFT 2,80 CM; BOTTOM 2,54 CM; RIGHT 2,54 CM). b.PANJANG ARTIKEL ILMIAH HENDAKNYA TAK LEBIH DARI 4.000 KATA ATAU KURANG LEBIH 6 - 15 HALAMAN, TERMASUK GAMBAR, GRAFIK ATAU TABEL (JIKA ADA) YANG MENYERTAINYA. c. ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA ASING ATAU BAHASA DAERAH DALAM TEKS DITULIS DALAM HURUF MIRING (ITALIC). d.TINJAUAN PUSTAKA (LITERATURE REVIEW) TIDAK DICANTUMKAN SEBAGAI BAGIAN DARI STRUKTUR ARTIKEL. DENGAN DEMIKIAN PENGUTIPAN PUSTAKA YANG DIANGGAP PENTING DAPAT DIPADUKAN DALAM BAGIAN PENDAHULUAN (INTRODUCTION) ATAU DALAM PEMBAHASAN. PENGUTIPAN PUSTAKA DALAM PEMBAHASAN SEPERLUNYA SAJA DAN YANG LEBIH DIUTAMAKAN ADALAH PEMBAHASAN TERHADAP HASIL ANALISIS DATA YANG DITEMUKAN SENDIRI.
  • 18. PARAGRAF YANG MEMENUHI SYARAT KESATUAN Sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kesatuan apabila kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bersama-sama mendukung suatu hal atau tema tertentu dan perubahan topik itu merupakan tanda pergantian paragraf. Paragraf yang mengandung banyak kalimat topik dapat mengaburkan maksud sehingga dapat membingungkan para pembaca. Apabila ada sebuah paragraf yang memiliki dua kalimat topik, paragraf tersebut dapat dikatakan tidak memiliki unsur kesatuan. Paragraf harus memperlihatkan suatu maksud dengan jelas, yang biasanya didukung oleh sebuah kalimat topik atau kalimat utama
  • 19. PARAGRAF YANG MEMENUHI SYARAT KEPADUAN Sebuah paragraf dianggap memenuhi kriteria kepaduan apabila semua kalimat yang membangun paragraf saling terkait antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya yang membentuk paragraf tersebut. Paragraf yang baik harus memperlihatkan hubungan antarkalimat yang erat. Paragraf yang dibangun dari kalimat-kalimat yang loncat-loncat berarti paragraf tersebut tidak koheren atau tidak padu. Apabila tidak ada kepaduan, loncatan-loncatan pikiran, urutan waktu dan fakta yang tidak teratur akan terjadi sehingga menyimpang dari kalimat topik.
  • 20. PARAGRAF YANG MEMENUHI SYARAT KELENGKAPAN Sebuah paragraf dianggap lengkap jika paragraf tersebut dibangun oleh beberapa kalimat yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat-kalimat uraian atau penjelas. Paragraf dikatakan tidak lengkap apabila hanya dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan- pengulangan, atau kurang memiliki kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua kalimat. Paragraf yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam paragraf.