SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PENERAPAN 5S
SOSIALISASI PELATIHAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
BIDANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS
DISNAKER KABUPATEN TABALONG
TAHUN 2018
MAKSUD PENERAPAN 5S
PERUBAHAN PERILAKU MELALUI PERUBAHAN TEMPAT KERJA
PELATIHAN 5S
Sikap Perilaku Tempat Kerja
PENERAPAN 5S
Budaya Sikap Kebiasaan Perilaku Tempat Kerja
2
SASARAN PENERAPAN 5S
• Mewujudkan tempat kerja yang nyaman
dan pekerjaan yang menyenangkan.
• Melatih manusia pekerja yang mampu
mandiri mengelola pekerjaannya.
• Mewujudkan perusahaan bercitra positif
di mata pelanggan tercermin dari kondisi
tempat kerja.
3
DAMPAK PENERAPAN 5S
• Zero (meminimumkan potensi terjadinya) :
~ Accident (kecelakaan kerja)
~ Breakdown (gangguan kerusakan)
~ Crisis (krisis)
~ Defect (cacat atau salah kerja)
• Manusia yang bersemangat kerja
• Organisasi yang siap mengikuti perubahan sesuai
arahan strategi pimpinan
4
PENYAMAAN POLA PIKIR
Sebelum memulai program penerapan 5S, perlu
dilakukan penyamaan pola pikir setiap karyawan
akan arti “pemborosan” ditempat kerja.
Dengan pola pikir yang sama diharapkan akan
mempercepat penerapan program 5S di tempat
kerja. Cara efektif yang biasa dilakukan adalah
bersama-sama keliling area kerja untuk melihat,
mencatat dan memberikan saran pemecahan
adanya pemborosan
5
Pemborosan adalah
Segala sesuatu yang :
• Tidak memberikan nilai tambah
• Berlebihan dari kebutuhan minimum
• Tidak membantu suatu proses
• Tidak menguntungkan secara materi
6
SEIRI = PEMILAHAN
MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN
Menentukan barang yang diperlukan atau yang
tidak diperlukan, menyingkirkan barang yang
tidak diperlukan, sekaligus memastikan bahwa
barang yang diperlukan disimpan dalam
jangkauan supaya lebih efisien dengan
memperhatikan frekuensi pemakaian.
Barang yang tidak dipakai di tempat kerja akan
berdampak terhadap inventory, menurunkan
produktifitas dan menimbulkan bahaya.
7
SEIRI = PEMILAHAN
MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN
Sebelum memulai dilakukan gerakan 5S, sebaiknya dilakukan
pengambilan gambar (difoto) terlebih dahulu
1. Dapatkah kita menemukan barang yang tidak
diperlukan?
 Sesungguhnya, terdapat barang yang tidak diperlukan di dalam
setiap pabrik.
 Barang yang tidak diperlukan artinya barang tersebut tidak
dibutuhkan untuk produksi saat ini.
 Perhatikan dengan baik sekeliling tempat kerja kita.
8
SEIRI = PEMILAHAN
MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN
2. Strategi Label Merah : Ringkas Visual
2.1. Apa yang dimaksud Strategi Label Merah
 Ini adalah teknik ringkas yang sangat penting
 Segera setelah barang yang diperlukan ditemukan, barang ini
ditandai dengan label merah, sehingga setiap orang dapat secara
jelas melihat apa yang perlu dibuang atau dipindahkan.
 Penggunaan label merah dapat merupakan satu rahasia
kelangsungan hidup perusahaan.
2.2. Apa yang ditempeli label merah ?
 Beri label merah pada setiap barang yang tidak diperlukan.
 Pada bagian produksi, berarti memeriksa persediaan bahan baku,
peralatan/mesin, dsb.
 Pada bagian administrasi – termasuk dokumen, alat tulis dan mesin
 Namun jangan sekali-kali memberi label merah kepada orang
meskipun seringkali diinginkan.
9
SEIRI = PEMILAHAN
MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN
3. Menentukan standart untuk label merah
“Membuang barang itu pemborosan !”
“Merepotkan bagi saya untuk membuat semua ini”
“Kita mungkin masih akan menggunakannya lagi dikemudian hari”
 Ungkapan diatas sangat umum dan reaksi yang spontan terhadap gagasan
untuk membuang barang yang tidak diperlukan, baik itu di rumah atau di
pabrik.
 Sangat penting untuk menentukan standart yang jelas tentang “apa yang
benar-benar diperlukan” dan “apa yang tidak diperlukan” untuk mengatasi
perdebatan ini.
4. Membuat Label Merah
 Label berwarna merah agar langsung terlihat dan menarik perhatian apabila
ada “kotoran” di pabrik.
 Label merah ini juga untuk memperingatkan orang agar memperhatikan
keselamatan orang lain.
 Bahan apapun bisa digunakan asalkan menyolok.
10
SEIRI = PEMILAHAN
MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN
5. Menempelkan label merah
“Bukankah sebaiknya para pekerja yang menempelkan label di tempat
kerjanya ?”
 Tidak, menempelkan label-label memerlukan pandangan dari orang kedua.
 Itu artinya bahwa orang lain selain yang menempati ruang/tempat tersebut
yang berhak menempelkan label merah.
 Tempelkan label merah pada setiap barang yang meragukan !.
6. Tindak lanjut dan evaluasi
 Langkah berikutnya adalah untuk memperjelas MENGAPA label merah
ditempelkan dan menentukan tindakan apa yang paling tepat untuk diambil.
11
SEITON = PENATAAN
MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN
Prinsip dasar Seiton adalah melakukan pengaturan
lingkungan kerja dan peralatan secara rapi
dengan sasaran tata letak dan penempatan yang
efisien sehingga pemborosan waktu untuk
mencari barang bisa dihilangkan, untuk
memperlancar pekerjaan
12
SEITON = PENATAAN
MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN
1. Membersihkan sebelum Penataan
 Hal pertama yang dibutuhkan adalah beberapa pekerjaan dengan
memakai sapu dan lap untuk menghilangkan kotoran.
 Penataan berarti menstandartkan tempat penyimpanan, namun
penstandartan tidak dapat dimulai sampai semuanya menjadi bersih.
2. Membuat Denah Tempat Penyimpanan
 Apakah pabrik kita mempunyai denah tempat penyimpanan yang tepat ?
 Setiap mesin dan setiap tempat penyimpanan memerlukan tempatnya
sendiri.
3. Menambah Warna pada Tempat Kerja : Strategi Pengecatan
A. Lantai :
 Semua lingkungan kerja dicat dengan warna yang tidak menimbulkan
stress.
 Tempat istirahat sebaiknya memakai warna yang berkesan rileks.
 Lantai dapat dicat setelah layout telah benar-benar ditentukan dan
semua barang mempunyai tempat yang pasti.
13
SEITON = PENATAAN
MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN
B. Menggambar garis di lantai
 Sekali warna lantai telah ditentukan, maka lantai dapat dibagi menjadi
bagian-bagian dengan menggunakan garis.
1. Mulai dengan garis pemisah
a. Garis pemisah
 Garis pemisah adalah garis yang membedakan lorong dan tempat
kerja. Meskipun biasanya garis-garis tersebut berwarna kuning, tetapi
dapat juga digunakan warna putih.
b. Garis jalan keluar / masuk
 Kita tidak diperkenankan jalan pada garis atau melangkah diatasnya.
 Jalan keluar / masuk harus dibuat dan diberi tanda.
 Ini yang dikenal sebagai garis keluar / masuk
14
SEITON = PENATAAN
MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN
c. Garis pintu masuk
 Kebanyakan kita telah mengalami bahwa pintu tiba-tiba terbuka langsung di
depan.
 Penting mengetahui dari arah mana pintu terbuka.
d. Garis arus lalu lintas
 Kanan atau kiri ?
 Hal yang penting adalah menetapkan kebijakan arus lalu lintas untuk tempat
berjalan dan berkendara di dalam pabrik.
 Ini adalah cara utama untuk menghindari tabrakan dan kecelakaan.
e. Pola selang – seling
 Pola selang-seling terdiri atas garis miring kuning dan hitam, yang berfungsi
sebagai tanda bahaya.
f. Garis ruang penyimpanan
 Ruangan untuk tempat penyimpanan harus jelas dipisahkan dengan garis.
 Contoh utama adalah meja & tempat kerja yang digunakan untuk menyimpan
pekerjaan yang sedang berlangsung.
15
SEISO = KEBERSIHAN
MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN
1. Urutan dalam Seiso
o Tujuan dari kebersihan adalah untuk menghilangkan semua debu dan kotoran dan
menjaga tempat kerja selalu bersih.
o Apakah kita membersihkan tempat kerja setiap hari ?
2. Sasaran Seiso
Terdapat tiga kategori luas untuk mentargetkan Seiso, yaitu : area
penyimpanan,
peralatan dan lingkungan.
a. Area Penyimpanan
- Kategori ini termasuk bermacam-macam barang dan tempat.
- Sehingga apa yang sebenarnya harus dibersihkan.
b. Peralatan
- Kita harus selalu merawat mesin kita sendiri dan menjaga kebersihan serta
kerapiannya.
- Ini adalah pandangan dari kita bersama
16
SEISO = KEBERSIHAN
MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN
c. Lingkungan
• Bila tempat dimana kita bekerja setiap hari tertutup dengan debu yang
melekat, kita akan dengan mudah mengalami depresi.
• Buatlah bersih dan nyaman serta pertahankan selalu.
3. Tanggungjawab Seiso (Kebersihan)
o Siapa bertanggungjawab untuk membersihkan tempat istirahat.
o Apakah kebersihan dilakukan setiap hari atau dua hari sekali ?
o Siapa bertanggung jawab untuk apa ?
a. Peta tanggung jawab Seiso (kebersihan)
- Tanggungjawab Seiso atas tempat kerja sebaiknya dibagi kedalam wilayah
kecil.
- Setiap orang harus membersihkan tempat kerjanya secara bersama.
17
SEISO = KEBERSIHAN
MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN
b. Jadwal Kebersihan
• Sebelum membuat jadwal Seiso, buatlah daftar dari semua kegiatan
Seiso.
• Lebih baik ada sistem shift terutama untuk membersihkan area yang
dipakai bersama.
1. Menentukan Metode Seiso (kebersihan)
Sekali kita telah menentukan SIAPA yang bertugas SEISO dan KAPAN, kita
dapat juga menentukan BAGAIMANA SEISO dapat dilakukan.
a. Lima menit bersih
- Kedengarannya 5 menit tidak merupakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan sesuatu yang berarti.
- Tetapi bila kebersihan dilaksanakan secara efisien, kita akan terkejut
berapa banyak dapat dihasilkan !.
18
SEISO = KEBERSIHAN
MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN
b. Urutan Kebersihan
 Bila kita baru mendengar kata “bersih”, siapapun tidak ada yang tahu apa yang harus
dilakukan atau bagaimana memulainya.
 Lima menit dapat berlalu dengan bila kita hanya berpikir apa yang dikerjakan!.
c. Tugas dan alat kebersihan
Sekali kita telah menetapkan tugas Seiso dengan memastikan barang apa yang perlu
dibersihkan, selanjutnya adalah membuat daftar dari semua alat untuk pekerjaan
tersebut.
5. Persiapan untuk Membersihkan Alat
Alat kebersihan harus selalu disimpan di tempat yang mudah dijangkau
6. Penerapan Seiso
 Sekarang adalah saatnya untuk mulai bersih
 Lihatlah betapa bersihnya hasil yang didapatkan dalam waktu hanya 5 menit
19
SEIKETSU = STANDARTISASI
MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH
Apabila kegiatan Seiri, Seiton dan Seiso telah selesai, selanjutnya
kondisi ini harus dipertahankan sebagai suatu kebiasaan.
Diperlukan adanya standart berikut sarana untuk pengecekan,
disosialisasikan dan dilakukan review secara berkala.
Peringatan – peringatan visual yang menarik dan diatur secara
kreatif sangat diperlukan untuk membantu setiap orang memahami
tentang perlunya standartisasi untuk kebersihan dan bagaimana
melaksanakannya.
Alat bantu visual (gambar) ini juga sangat diperlukan untuk
mempermudah menunjukkan penyebab penyimpangan itu bisa
terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
20
SEIKETSU = STANDARTISASI
MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH
1. Tempat Kerja yang Selalu Rapi
 Tempat kerja dapat selalu dijaga bersih dan tertata apabila setiap orang
mau berpartisipasi.
 Rahasianya adalah dengan mengingat 3 prinsip TIDAK
# TIDAK ada barang yang tidak diperlukan.
# TIDAK ada barang yang berserakan
# TIDAK ada barang / tempat yang kotor
2. Periksa Dulu Barang yang Tidak Diperlukan
a. Daftar periksa untuk barang yang diperlukan
 Untuk memeriksa apabila terdapat barang yang tidak diperlukan
yang masih tertinggal setelah pelaksanaan Strategi Label Merah
21
SEIKETSU = STANDARTISASI
MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH
b. Daftar barang tersisa
 Sungguh menakjubkan berapa banyak barang-barang yang tidak
diperlukan muncul.
 Melalui penerapan Strategi Label Merah, sedikitnya pabrik menghasilkan
truk berisi sisa – sisa barang.
3. Memeriksa Tempat Penyimpanan
a. Daftar periksa tempat penyimpanan
 Apakah semua persediaan barang dan peralatan tertata dengan rapi
 Marilah melihat daftar periksa beberapa tempat penyimpangan.
b. Daftar Penilaian
 Dari semua langkah 5S, Seiketsu (Penataan) adalah yang paling luas
jangkauannya.
 Pemeriksaan kembali adalah penting dan daftar penilaian sangat berguna
untuk ini.
 Bila terdapat lebih dari 45% jawaban TIDAK pada daftar, maka penting
untuk kembali pada langkah I, Seiketsu (penataan)
22
SEIKETSU = STANDARTISASI
MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH
4. Pemeriksaan Debu dan Kotoran
 Dengan meraba sepanjang kusen, segera tahu “kebersihan” ditempat kerja.
 Marilah memikirkan tindakan perbaikan.
23
SHITSUKE = KEDISIPLINAN
PENGENDALIAN DITEMPAT KERJA
Shitsuke adalah terciptanya suatu kebiasaan yang baik dari setiap
orang yang terlibat untuk melakukan setiap hal dengan benar
sesuai standart yang telah ditetapkan. Perilaku disiplin diharapkan
tercipta bagi seluruh orang terutama anggota dalam segmennya
1. Pengendalian Visual : Langkah Pertama dalam Kedisiplinan
 Tempat kerja yang sehat merupakan tempat yang selalu terbuka bagi
kritik yang membangun.
 Memberi dan menerima kritik yang membangun adalah suatu dasar dari
langkah 5S – Shitsuke,
 Idealnya adalah menciptakan tempat kerja dimana masalah dapat
langsung dikenali, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil.
24
SHITSUKE = KEDISIPLINAN
PENGENDALIAN DITEMPAT KERJA
2. Pameran Foto 5 S
 Pabrik harus sudah banyak perubahan sejak pengambilan foto pada permulaan
langkah I.
 Sudah waktunya untuk mengadakan pameran sebelum dan sesudah pengambilan foto
5S.
3. Slogan 5S
 Seluruh jajaran perusahaan harus terlibat dalam 5S.
 Cara untuk membuat setiap orang tertarik adalah dengan meminta sedikitnya satu
gagasan untuk slogan 5S di setiap tempat strategis.
4. Evaluasi
 Sudah waktunya untuk mengevaluasi secara menyeluruh mengenai efektifitas
pemeriksaan 5S menurut jenis tempat kerja.
 Hasil harus diumumkan dan hadiah dapat diberikan sebagai insentif untuk perbaikan
selanjutnya.
25
SUDAHKAH ADA PERBAIKAN
Tempat kerja yang sudah lebih bersih
 Bagaimana pendapat anda mengenai foto sebelum dan sesudah 5S ?
 Apakah mungkin untuk mempertahankan ?
 Hanya bila kita menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.
26
SELESAI
= TERIMA KASIH =

More Related Content

Similar to BAHAN baru.pptx

Pendidikan karakter KA.pptx
Pendidikan karakter KA.pptxPendidikan karakter KA.pptx
Pendidikan karakter KA.pptxriestysulist
 
5S Training Module 1.ppt
5S Training Module 1.ppt5S Training Module 1.ppt
5S Training Module 1.pptYogihobirullah1
 
Training 5 R - Created by Jamaludin S.Pd
Training 5 R - Created by Jamaludin S.PdTraining 5 R - Created by Jamaludin S.Pd
Training 5 R - Created by Jamaludin S.PdJamaludin S.Pd
 
Penerapan 5R ditempat kerja
Penerapan 5R ditempat kerjaPenerapan 5R ditempat kerja
Penerapan 5R ditempat kerjaAchmad Syahbana
 
Penerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaan
Penerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaanPenerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaan
Penerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaanMuzakiGupron1
 
5 s (indonesian)
5 s (indonesian)5 s (indonesian)
5 s (indonesian)Ernawan _
 
Teknik Implementasi 5 s 5r seiketsu
Teknik Implementasi 5 s 5r seiketsuTeknik Implementasi 5 s 5r seiketsu
Teknik Implementasi 5 s 5r seiketsuHerry Prakoso
 
5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.ppt5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.pptdanang80
 
5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.ppt5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.pptAdientHeriWawan
 
837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptx
837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptx837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptx
837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptxMuhammadAfifS
 
Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...
Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...
Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...Kanaidi ken
 

Similar to BAHAN baru.pptx (20)

5 R.pptx
5 R.pptx5 R.pptx
5 R.pptx
 
Manajemen 5 s
Manajemen 5 sManajemen 5 s
Manajemen 5 s
 
Pendidikan karakter KA.pptx
Pendidikan karakter KA.pptxPendidikan karakter KA.pptx
Pendidikan karakter KA.pptx
 
5S Training Module 1.ppt
5S Training Module 1.ppt5S Training Module 1.ppt
5S Training Module 1.ppt
 
Training 5 R - Created by Jamaludin S.Pd
Training 5 R - Created by Jamaludin S.PdTraining 5 R - Created by Jamaludin S.Pd
Training 5 R - Created by Jamaludin S.Pd
 
5R.pptx
5R.pptx5R.pptx
5R.pptx
 
Training 5S
Training 5STraining 5S
Training 5S
 
TRAINING 5R.ppt
TRAINING 5R.pptTRAINING 5R.ppt
TRAINING 5R.ppt
 
Penerapan 5R ditempat kerja
Penerapan 5R ditempat kerjaPenerapan 5R ditempat kerja
Penerapan 5R ditempat kerja
 
Penerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaan
Penerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaanPenerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaan
Penerapan 5S merupakan pengaplikasian yang harus di terapkan di perusahaan
 
5 s (indonesian)
5 s (indonesian)5 s (indonesian)
5 s (indonesian)
 
5 R.pptx
5 R.pptx5 R.pptx
5 R.pptx
 
Teknik Implementasi 5 s 5r seiketsu
Teknik Implementasi 5 s 5r seiketsuTeknik Implementasi 5 s 5r seiketsu
Teknik Implementasi 5 s 5r seiketsu
 
Materi_5R_Revisi.pptx
Materi_5R_Revisi.pptxMateri_5R_Revisi.pptx
Materi_5R_Revisi.pptx
 
5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.ppt5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.ppt
 
5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.ppt5R Budaya kerja Industri.ppt
5R Budaya kerja Industri.ppt
 
837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptx
837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptx837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptx
837ddc1fdc65970103d029ed7165c46b.pptx
 
Induction training
Induction trainingInduction training
Induction training
 
5R.pdf
5R.pdf5R.pdf
5R.pdf
 
Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...
Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...
Implementation Strategies of 5S_5R (Pelatihan "Professional SECRETARY in Glob...
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

BAHAN baru.pptx

  • 1. PENERAPAN 5S SOSIALISASI PELATIHAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BIDANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS DISNAKER KABUPATEN TABALONG TAHUN 2018
  • 2. MAKSUD PENERAPAN 5S PERUBAHAN PERILAKU MELALUI PERUBAHAN TEMPAT KERJA PELATIHAN 5S Sikap Perilaku Tempat Kerja PENERAPAN 5S Budaya Sikap Kebiasaan Perilaku Tempat Kerja 2
  • 3. SASARAN PENERAPAN 5S • Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan pekerjaan yang menyenangkan. • Melatih manusia pekerja yang mampu mandiri mengelola pekerjaannya. • Mewujudkan perusahaan bercitra positif di mata pelanggan tercermin dari kondisi tempat kerja. 3
  • 4. DAMPAK PENERAPAN 5S • Zero (meminimumkan potensi terjadinya) : ~ Accident (kecelakaan kerja) ~ Breakdown (gangguan kerusakan) ~ Crisis (krisis) ~ Defect (cacat atau salah kerja) • Manusia yang bersemangat kerja • Organisasi yang siap mengikuti perubahan sesuai arahan strategi pimpinan 4
  • 5. PENYAMAAN POLA PIKIR Sebelum memulai program penerapan 5S, perlu dilakukan penyamaan pola pikir setiap karyawan akan arti “pemborosan” ditempat kerja. Dengan pola pikir yang sama diharapkan akan mempercepat penerapan program 5S di tempat kerja. Cara efektif yang biasa dilakukan adalah bersama-sama keliling area kerja untuk melihat, mencatat dan memberikan saran pemecahan adanya pemborosan 5
  • 6. Pemborosan adalah Segala sesuatu yang : • Tidak memberikan nilai tambah • Berlebihan dari kebutuhan minimum • Tidak membantu suatu proses • Tidak menguntungkan secara materi 6
  • 7. SEIRI = PEMILAHAN MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN Menentukan barang yang diperlukan atau yang tidak diperlukan, menyingkirkan barang yang tidak diperlukan, sekaligus memastikan bahwa barang yang diperlukan disimpan dalam jangkauan supaya lebih efisien dengan memperhatikan frekuensi pemakaian. Barang yang tidak dipakai di tempat kerja akan berdampak terhadap inventory, menurunkan produktifitas dan menimbulkan bahaya. 7
  • 8. SEIRI = PEMILAHAN MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN Sebelum memulai dilakukan gerakan 5S, sebaiknya dilakukan pengambilan gambar (difoto) terlebih dahulu 1. Dapatkah kita menemukan barang yang tidak diperlukan?  Sesungguhnya, terdapat barang yang tidak diperlukan di dalam setiap pabrik.  Barang yang tidak diperlukan artinya barang tersebut tidak dibutuhkan untuk produksi saat ini.  Perhatikan dengan baik sekeliling tempat kerja kita. 8
  • 9. SEIRI = PEMILAHAN MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN 2. Strategi Label Merah : Ringkas Visual 2.1. Apa yang dimaksud Strategi Label Merah  Ini adalah teknik ringkas yang sangat penting  Segera setelah barang yang diperlukan ditemukan, barang ini ditandai dengan label merah, sehingga setiap orang dapat secara jelas melihat apa yang perlu dibuang atau dipindahkan.  Penggunaan label merah dapat merupakan satu rahasia kelangsungan hidup perusahaan. 2.2. Apa yang ditempeli label merah ?  Beri label merah pada setiap barang yang tidak diperlukan.  Pada bagian produksi, berarti memeriksa persediaan bahan baku, peralatan/mesin, dsb.  Pada bagian administrasi – termasuk dokumen, alat tulis dan mesin  Namun jangan sekali-kali memberi label merah kepada orang meskipun seringkali diinginkan. 9
  • 10. SEIRI = PEMILAHAN MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN 3. Menentukan standart untuk label merah “Membuang barang itu pemborosan !” “Merepotkan bagi saya untuk membuat semua ini” “Kita mungkin masih akan menggunakannya lagi dikemudian hari”  Ungkapan diatas sangat umum dan reaksi yang spontan terhadap gagasan untuk membuang barang yang tidak diperlukan, baik itu di rumah atau di pabrik.  Sangat penting untuk menentukan standart yang jelas tentang “apa yang benar-benar diperlukan” dan “apa yang tidak diperlukan” untuk mengatasi perdebatan ini. 4. Membuat Label Merah  Label berwarna merah agar langsung terlihat dan menarik perhatian apabila ada “kotoran” di pabrik.  Label merah ini juga untuk memperingatkan orang agar memperhatikan keselamatan orang lain.  Bahan apapun bisa digunakan asalkan menyolok. 10
  • 11. SEIRI = PEMILAHAN MEMBUANG BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN 5. Menempelkan label merah “Bukankah sebaiknya para pekerja yang menempelkan label di tempat kerjanya ?”  Tidak, menempelkan label-label memerlukan pandangan dari orang kedua.  Itu artinya bahwa orang lain selain yang menempati ruang/tempat tersebut yang berhak menempelkan label merah.  Tempelkan label merah pada setiap barang yang meragukan !. 6. Tindak lanjut dan evaluasi  Langkah berikutnya adalah untuk memperjelas MENGAPA label merah ditempelkan dan menentukan tindakan apa yang paling tepat untuk diambil. 11
  • 12. SEITON = PENATAAN MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN Prinsip dasar Seiton adalah melakukan pengaturan lingkungan kerja dan peralatan secara rapi dengan sasaran tata letak dan penempatan yang efisien sehingga pemborosan waktu untuk mencari barang bisa dihilangkan, untuk memperlancar pekerjaan 12
  • 13. SEITON = PENATAAN MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN 1. Membersihkan sebelum Penataan  Hal pertama yang dibutuhkan adalah beberapa pekerjaan dengan memakai sapu dan lap untuk menghilangkan kotoran.  Penataan berarti menstandartkan tempat penyimpanan, namun penstandartan tidak dapat dimulai sampai semuanya menjadi bersih. 2. Membuat Denah Tempat Penyimpanan  Apakah pabrik kita mempunyai denah tempat penyimpanan yang tepat ?  Setiap mesin dan setiap tempat penyimpanan memerlukan tempatnya sendiri. 3. Menambah Warna pada Tempat Kerja : Strategi Pengecatan A. Lantai :  Semua lingkungan kerja dicat dengan warna yang tidak menimbulkan stress.  Tempat istirahat sebaiknya memakai warna yang berkesan rileks.  Lantai dapat dicat setelah layout telah benar-benar ditentukan dan semua barang mempunyai tempat yang pasti. 13
  • 14. SEITON = PENATAAN MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN B. Menggambar garis di lantai  Sekali warna lantai telah ditentukan, maka lantai dapat dibagi menjadi bagian-bagian dengan menggunakan garis. 1. Mulai dengan garis pemisah a. Garis pemisah  Garis pemisah adalah garis yang membedakan lorong dan tempat kerja. Meskipun biasanya garis-garis tersebut berwarna kuning, tetapi dapat juga digunakan warna putih. b. Garis jalan keluar / masuk  Kita tidak diperkenankan jalan pada garis atau melangkah diatasnya.  Jalan keluar / masuk harus dibuat dan diberi tanda.  Ini yang dikenal sebagai garis keluar / masuk 14
  • 15. SEITON = PENATAAN MEMBENAHI TEMPAT PENYIMPANAN c. Garis pintu masuk  Kebanyakan kita telah mengalami bahwa pintu tiba-tiba terbuka langsung di depan.  Penting mengetahui dari arah mana pintu terbuka. d. Garis arus lalu lintas  Kanan atau kiri ?  Hal yang penting adalah menetapkan kebijakan arus lalu lintas untuk tempat berjalan dan berkendara di dalam pabrik.  Ini adalah cara utama untuk menghindari tabrakan dan kecelakaan. e. Pola selang – seling  Pola selang-seling terdiri atas garis miring kuning dan hitam, yang berfungsi sebagai tanda bahaya. f. Garis ruang penyimpanan  Ruangan untuk tempat penyimpanan harus jelas dipisahkan dengan garis.  Contoh utama adalah meja & tempat kerja yang digunakan untuk menyimpan pekerjaan yang sedang berlangsung. 15
  • 16. SEISO = KEBERSIHAN MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN 1. Urutan dalam Seiso o Tujuan dari kebersihan adalah untuk menghilangkan semua debu dan kotoran dan menjaga tempat kerja selalu bersih. o Apakah kita membersihkan tempat kerja setiap hari ? 2. Sasaran Seiso Terdapat tiga kategori luas untuk mentargetkan Seiso, yaitu : area penyimpanan, peralatan dan lingkungan. a. Area Penyimpanan - Kategori ini termasuk bermacam-macam barang dan tempat. - Sehingga apa yang sebenarnya harus dibersihkan. b. Peralatan - Kita harus selalu merawat mesin kita sendiri dan menjaga kebersihan serta kerapiannya. - Ini adalah pandangan dari kita bersama 16
  • 17. SEISO = KEBERSIHAN MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN c. Lingkungan • Bila tempat dimana kita bekerja setiap hari tertutup dengan debu yang melekat, kita akan dengan mudah mengalami depresi. • Buatlah bersih dan nyaman serta pertahankan selalu. 3. Tanggungjawab Seiso (Kebersihan) o Siapa bertanggungjawab untuk membersihkan tempat istirahat. o Apakah kebersihan dilakukan setiap hari atau dua hari sekali ? o Siapa bertanggung jawab untuk apa ? a. Peta tanggung jawab Seiso (kebersihan) - Tanggungjawab Seiso atas tempat kerja sebaiknya dibagi kedalam wilayah kecil. - Setiap orang harus membersihkan tempat kerjanya secara bersama. 17
  • 18. SEISO = KEBERSIHAN MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN b. Jadwal Kebersihan • Sebelum membuat jadwal Seiso, buatlah daftar dari semua kegiatan Seiso. • Lebih baik ada sistem shift terutama untuk membersihkan area yang dipakai bersama. 1. Menentukan Metode Seiso (kebersihan) Sekali kita telah menentukan SIAPA yang bertugas SEISO dan KAPAN, kita dapat juga menentukan BAGAIMANA SEISO dapat dilakukan. a. Lima menit bersih - Kedengarannya 5 menit tidak merupakan waktu yang cukup untuk mengerjakan sesuatu yang berarti. - Tetapi bila kebersihan dilaksanakan secara efisien, kita akan terkejut berapa banyak dapat dihasilkan !. 18
  • 19. SEISO = KEBERSIHAN MENGATUR PROSEDUR KEBERSIHAN HARIAN b. Urutan Kebersihan  Bila kita baru mendengar kata “bersih”, siapapun tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan atau bagaimana memulainya.  Lima menit dapat berlalu dengan bila kita hanya berpikir apa yang dikerjakan!. c. Tugas dan alat kebersihan Sekali kita telah menetapkan tugas Seiso dengan memastikan barang apa yang perlu dibersihkan, selanjutnya adalah membuat daftar dari semua alat untuk pekerjaan tersebut. 5. Persiapan untuk Membersihkan Alat Alat kebersihan harus selalu disimpan di tempat yang mudah dijangkau 6. Penerapan Seiso  Sekarang adalah saatnya untuk mulai bersih  Lihatlah betapa bersihnya hasil yang didapatkan dalam waktu hanya 5 menit 19
  • 20. SEIKETSU = STANDARTISASI MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH Apabila kegiatan Seiri, Seiton dan Seiso telah selesai, selanjutnya kondisi ini harus dipertahankan sebagai suatu kebiasaan. Diperlukan adanya standart berikut sarana untuk pengecekan, disosialisasikan dan dilakukan review secara berkala. Peringatan – peringatan visual yang menarik dan diatur secara kreatif sangat diperlukan untuk membantu setiap orang memahami tentang perlunya standartisasi untuk kebersihan dan bagaimana melaksanakannya. Alat bantu visual (gambar) ini juga sangat diperlukan untuk mempermudah menunjukkan penyebab penyimpangan itu bisa terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. 20
  • 21. SEIKETSU = STANDARTISASI MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH 1. Tempat Kerja yang Selalu Rapi  Tempat kerja dapat selalu dijaga bersih dan tertata apabila setiap orang mau berpartisipasi.  Rahasianya adalah dengan mengingat 3 prinsip TIDAK # TIDAK ada barang yang tidak diperlukan. # TIDAK ada barang yang berserakan # TIDAK ada barang / tempat yang kotor 2. Periksa Dulu Barang yang Tidak Diperlukan a. Daftar periksa untuk barang yang diperlukan  Untuk memeriksa apabila terdapat barang yang tidak diperlukan yang masih tertinggal setelah pelaksanaan Strategi Label Merah 21
  • 22. SEIKETSU = STANDARTISASI MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH b. Daftar barang tersisa  Sungguh menakjubkan berapa banyak barang-barang yang tidak diperlukan muncul.  Melalui penerapan Strategi Label Merah, sedikitnya pabrik menghasilkan truk berisi sisa – sisa barang. 3. Memeriksa Tempat Penyimpanan a. Daftar periksa tempat penyimpanan  Apakah semua persediaan barang dan peralatan tertata dengan rapi  Marilah melihat daftar periksa beberapa tempat penyimpangan. b. Daftar Penilaian  Dari semua langkah 5S, Seiketsu (Penataan) adalah yang paling luas jangkauannya.  Pemeriksaan kembali adalah penting dan daftar penilaian sangat berguna untuk ini.  Bila terdapat lebih dari 45% jawaban TIDAK pada daftar, maka penting untuk kembali pada langkah I, Seiketsu (penataan) 22
  • 23. SEIKETSU = STANDARTISASI MEMPERTAHANKAN TEMPAT KERJA YG BERSIH 4. Pemeriksaan Debu dan Kotoran  Dengan meraba sepanjang kusen, segera tahu “kebersihan” ditempat kerja.  Marilah memikirkan tindakan perbaikan. 23
  • 24. SHITSUKE = KEDISIPLINAN PENGENDALIAN DITEMPAT KERJA Shitsuke adalah terciptanya suatu kebiasaan yang baik dari setiap orang yang terlibat untuk melakukan setiap hal dengan benar sesuai standart yang telah ditetapkan. Perilaku disiplin diharapkan tercipta bagi seluruh orang terutama anggota dalam segmennya 1. Pengendalian Visual : Langkah Pertama dalam Kedisiplinan  Tempat kerja yang sehat merupakan tempat yang selalu terbuka bagi kritik yang membangun.  Memberi dan menerima kritik yang membangun adalah suatu dasar dari langkah 5S – Shitsuke,  Idealnya adalah menciptakan tempat kerja dimana masalah dapat langsung dikenali, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil. 24
  • 25. SHITSUKE = KEDISIPLINAN PENGENDALIAN DITEMPAT KERJA 2. Pameran Foto 5 S  Pabrik harus sudah banyak perubahan sejak pengambilan foto pada permulaan langkah I.  Sudah waktunya untuk mengadakan pameran sebelum dan sesudah pengambilan foto 5S. 3. Slogan 5S  Seluruh jajaran perusahaan harus terlibat dalam 5S.  Cara untuk membuat setiap orang tertarik adalah dengan meminta sedikitnya satu gagasan untuk slogan 5S di setiap tempat strategis. 4. Evaluasi  Sudah waktunya untuk mengevaluasi secara menyeluruh mengenai efektifitas pemeriksaan 5S menurut jenis tempat kerja.  Hasil harus diumumkan dan hadiah dapat diberikan sebagai insentif untuk perbaikan selanjutnya. 25
  • 26. SUDAHKAH ADA PERBAIKAN Tempat kerja yang sudah lebih bersih  Bagaimana pendapat anda mengenai foto sebelum dan sesudah 5S ?  Apakah mungkin untuk mempertahankan ?  Hanya bila kita menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. 26