3. Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan
ibu, anak, keluarga
berencana dan kesehatan
reproduksi
Mempercepat perbaikan
gizi masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan &
pengendalian obat dan
makanan
6 pilar
transformasi
Outcome
RPJMN bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
Penguatan peran
kader, kampanye, dan
membangun gerakan,
melalui platform digital
dan tokoh masyarakat
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Screening 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap sasaran
usia, screening stunting,
& peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu &
bayi.
Transformasi
layanan rujukan
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan sekunder
& tersier
Pengembangan jejaring
layanan penyakit
prioritas, perbaikan tata
kelola RS pemerintah.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Tenaga cadangan
tanggap darurat, table
top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3
tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan;
alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang
efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa
dalam & luar negeri, kemudahan
penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem
ketahanan kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanansektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam negeri
14 antigen vaksin
imunisasi rutin, top 10
bahan baku obat, top 10
alkes by volume & by
value.
5 6
a b c a b
a b
Teknologi informasi Bioteknologi
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Revitalisasi jejaring dan
standardisasi layanan
Puskesmas, Posyandu,
Labkesmas &
kunjungan rumah
d
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia
4. 4
1. Sudah ada dasar regulasi sebagai payung
hukum penyelenggaraan Labkesmas.
2. Telah terdapat akreditasi nasional,
maupun internasional, seperti ISO 15189,
ISO 17025, dll.
3. Sudah terdapat jejaring nasional dan
internasional, antara lain jejaring
penjaminan mutu, pengujian laboratorium,
dan jejaring dengan sistem surveilans
internasional.
4. Beberapa laboratorium memiliki
kemampuan pemeriksaan dengan
teknologi mutakhir.
5. Selama masa Covid, telah terdapat
sistem surveilans berbasis laboratorium
yang terintegrasi, interoperable, dan real
time (NAR).
Analisis Situasi
Laboratorium Jml
Cakupan
Wilayah
Balai Besar Laboratorium Biologi
Kesehatan
1 Nasional
Balai Besar Laboratorium
Lingkungan
1 Nasional
Balai Besar Labkesmas 6 Regional
Balai Labkesmas 11 Regional
Loka Labkesmas 4 Regional
KKP 51 Provinsi
RS 3.172 Provinsi/Kab/Kota
Labkesda Provinsi 29 Provinsi
Labkesda Kab/Kota 236 Kab/Kota
Puskesmas 10.374 Kecamatan
Lab Swasta 1.240
5. • Penyakit tidak menular
semakin meningkat
• Penyakit menular tinggi
• Pembiayaan kesehatan
untuk kuratif >>>
promotif preventif
• Pembiayaan kesehatan
lebih besar digunakan
untuk pengobatan
penyakit yang
sebenarnya bisa
dicegah dengan deteksi
dini dan skrining
Analisis Situasi (2)
6. 6
5 Tingkat Labkesmas
LABKESMAS TINGKAT 4
4
LABKESMAS TINGKAT 3
3
LABKESMAS TINGKAT 5
5
LABKESMAS TINGKAT 1
1
LABKESMAS TINGKAT 2
2
2
11
38
514
10.374
51
Revitalisasi Struktur Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Deteksi Dini Penyakit
Surveilans Kesehatan Berbasis
Laboratorium
Penjaminan Mutu Laboratorium
Kesehatan
Kesiapsiagaan menghadapi
KLB/wabah/bencana (Detect dan
Respond)
Pencegahan Penyakit
dan
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
Lab Biologi Kesehatan
Lab Kesehatan Lingkungan
Labkesmas Regional
Labkesda Provinsi
Labkesda Kab/Kota
Labkesmas di Puskesmas
Labkesmas di Instansi Kekarantinaan
7. 7
Update Progres dan Rencana
Pengembangan Labkesmas
Roadmap Lokasi
Tahun 2022:
Grand design Labkesmas
1. Regulasi
2. Penataan UPT
3. Peningkatan Kapasitas
(SPA)
4. Peningkatan kapasitas
SDM
• 10.120 Puskesmas
• 150 Labkesda KaKo
• 17 Labkesda Provinsi
• 11 Labkesmas regional
• 2 Labkesmas Nasional
Tahun 2023:
Tahun 2024 – 2026:
1. Penambahan
Labkesmas tingkat 2,3
dan 4 di wilayah yang
belum tersedia
Labkemas
2. Pemenuhan SPA
3. Peningkatan Kapasitas
Seluruh puskesmas,
kab/kota dan provinsi
memiliki labkesmas
dg SPA & SDM sesuai
standar
Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas
Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas)
8. 8
No. FUNGSI LABKESMAS
TINGKAT
1 2 3 4 5
1 Pemeriksaan spesimen klinis x x x x x
2 Pengujian sampel (Lingkungan, Vektor dan Reservoir) x x x x x
3 Surveilans Penyakit dan Faktor Risiko berbasis Laboratorium serta respon KLB, wabah dan
bencana
x x x x x
4 Pengelolaan dan analisis data laboratorium x x x x x
5 Komunikasi dengan pemangku kepentingan x x x x x
6 Penguatan kapasitas SDM laboratorium x x x x
7 Penjaminan mutu laboratorium x x x x
8 Pengelolaan logistik khusus laboratorium x x x x
9 Koordinasi Jejaring laboratorium kesehatan x x x
10 Kerjasama dengan mitra nasional dan/ internasional terkait x x x
11 Pengelolaan biorepository x x x
12 Analisis masalah kesehatan berbasis laboratorium x x x
13 Pengembangan Teknologi Tepat Guna x x
14 Merumuskan rekomendasi kebijakan dan pengembangan program kesehatan x
14 FUNGSI
LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT
10. REGULASI TERKAIT LABKESMAS (1/2)
No REGULASI TENTANG
UNDANG-UNDANG
1 Nomor 17 Tahun 2023 Kesehatan
PERATURAN PEMERINTAH
2 Nomor 47 tahun 2016 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
INPRES
3 Nomor 4 Tahun 2019
Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi dan Merespon Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan
Nuklir, Biologi, dan Kimia
PERMENKES
4 Nomor 37 Tahun 2012 Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
5 Nomor 43 Tahun 2013 Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik
6 Nomor 45 Tahun 2014 Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
7 Nomor 25 Tahun 2015
Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas di Fasyankes dan Jaringan Pelayanannya
8 Nomor 42 Tahun 2015 Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik
9 Nomor 31 Tahun 2018 Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan
10 Nomor 43 Tahun 2019 Pusat Kesehatan Masyarakat
11 Nomor 14 Tahun 2021 Standar Kegiatan Usaha dan Produk Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan
12 Nomor 30 Tahun 2022
Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan dan Unit Tranfusi Darah
13 Nomor 34 Tahun 2022
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
14 Nomor 24 Tahun 2023
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2023 Tentang Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Bidang
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
15 Nomor 25 Tahun 2023
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2023 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat
16 Nomor 26 Tahun 2024
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2023 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar
Laboratorium Biologi Kesehatan
17 Nomor 27 Tahun 2024
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2023 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Lingkungan
11. No REGULASI TENTANG
KEPMENKES
18 Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 Laboratorium Kesehatan
19 Nomor 1267/Menkes/SK/XII/2004 Standar Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
20 Nomor 298/MENKES/SK/III/2008 Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
21 Nomor 605/MENKES/SK/VII/2008 Standar Balai Laboratorium Kesehatan dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan
22 Nomor 103/MENKES/SK/II/2012 Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksa Leptospira
23 Nomor HK.02.02/MENKES/322/2015 Penunjukan Laboratorium Polio, Campak, dan Rubela
24 Nomor HK.02.02/MENKES/400/2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan sebagai Penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal Tingkat Nasional
25 Nomor HK.02.02/I/0597/2020
Penetapan National Reference Laboratory (NRL) dan Sentinel Site dalam rangka Implementasi Global Laboratory
Antimicrobial, Surveilans System (Glass)
26 Nomor HK.01.07/MENKES/6628/2020 Penunjukan Laboratorium untuk Surveilans Polio Lingkungan
27 Nomor HK.01.07/MENKES/477/2021 Laboratorium Penguji Validitas Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag)
28 Nomor HK.01.07/MENKES/4642/2021 Penyelenggaraan Laboratorium Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
SURAT EDARAN
29
Dirjen P2P Nomor
HK.02.02/I/2/485/2022
Penguatan Deteksi Kasus Varian SARS-CoV-2
LAINNYA
30
Permenkeu Nomor 129 / 05 / Tahun
2020
Pedoman Pengelolaan Badan Pelayanan Umum
31 Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 Badan Layanan Umum Daerah
REGULASI TERKAIT LABKESMAS (2/2)
KMK tentang Standar Laboratorium Kesehatan Masyarakat sedang
berproses
13. Permenkes 24/2023
REGULASI UPT BIDANG LABKESMAS
KEMENTERIAN KESEHATAN
Permenkes 25/2023
Permenkes 26/2023 Permenkes 27/2023
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2023 Tentang
Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Bidang
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2023 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Bidang Laboratorium Kesehatan
Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2023 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar
Laboratorium Biologi Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2023 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Lingkungan
14. No LABKESMAS NASIONAL
1 BB LAB BIOLOGI KESEHATAN
2 BB LAB KESEHATAN LINGKUNGAN
No LABKESMAS
REGIONAL
UPT LABKESMAS WILAYAH
AMPUAN
1 Labkesmas
Regional 1
1. Balai Labkesmas Aceh
2. Balai Labkesmas Medan
Aceh,
Sumut
Sumbar
2 Labkesmas
Regional 2
1. Balai Labkesmas Batam Kepri,
Riau,
3 Labkesmas
Regional 3
1. Balai Besar Labkesmas
Palembang
2. Balai Labkesmas
Palembang
3. Loka Labkesmas Baturaja
Babel,
Bengkulu,
Jambi
Sumsel,
Lampung
4 Labkesmas
Regional 4
1. Balai Besar Labkesmas
Jakarta
2. Loka Labkesmas
Pangandaran
Banten,
DKI Jakarta,
Jabar
5 Labkesmas
Regional 5
1. Balai Besar Labkesmas
Yogyakarta
2. Balai Labkesmas
Magelang,
3. Balai Labkesmas
Banjarnegara
Jateng
Yogyakarta
No LABKESMAS
REGIONABL
UPT LABKESMAS WILAYAH AMPUAN
6 Labkesmas
Regional 6
1. Balai Besar Labkesmas
Surabaya
2. Loka Labkesmas Waikabubak
Ex BBTKL Surabaya
Jatim
Bali
NTB
NTT
7 Labkesmas
Regional 7
1. Balai Besar Labkesmas
Banjarbaru,
2. Loka Labkesmas Tanah
Bumbu
Kaltim,
Kalteng,
Kalsel,
Kaltara
Kalbar,
8 Labkesmas
Regional 8
1. Balai Besar Labkesmas
Makasar
2. Balai Litbangkes Makasar
Sulsel,
Sulbar,
Sultra
9 Labkesmas
Regional 9
1. Balai Labkesmas Manado
2. Balai Labkesmas Donggala
Sulut,
Gorontalo,
Sulteng
10 Labkesmas
Regional 10
1. Balai Labkesmas Ambon Maluku,
Malut
11 Labkesmas
Regional 11
1. Balai Labkesmas Papua Papua,
Papbar
Papua Pegunungan
Papua Selatan
Papua Tengah
Papua Barat Daya
Regionalisasi
Labkesmas
16. 1. Laboratorium Kesehatan Masyarakat merupakan laboratorium
yang melaksanakan pemeriksaan spesimen klinis dan
pengujian sampel sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit serta peningkatan kesehatan
masyarakat dengan mengacu pada standar WHO.
2. Spesimen Klinis adalah bahan yang berasal dan/atau diambil
dari tubuh manusia untuk tujuan diagnostik, penelitian,
pengembangan, pendidikan, dan/atau analisis lainnya.
3. Sampel adalah bahan yang berasal dari lingkungan, vektor,
dan reservoir untuk tujuan pengujian laboratorium dalam
rangka penetapan penyakit dan faktor risiko kesehatan lain.
17. 17
Standar pemeriksaan berdasarkan pertimbangan:
a. Beban penyakit, penyakit yang berpotensi wabah dan
penyakit yang menjadi komitmen global
b. Fungsi surveilans faktor risiko berbasis laboratorium
c. Fungsi sistem penjaminan mutu laboratorium kesehatan
d. Akses masyarakat dalam deteksi dini dan diagnostik
penyakit
18. 18
Dasar standar layanan di laboratorium kesehatan masyarakat
Beban penyakit
terbanyak dan
skrining 14
penyakit
Penyakit menular dan
Penyakit berpotensi wabah
Faktor risiko
kesehatan
lingkungan
Faktor risiko
vektor dan
binatang
pembawa
penyakit
Monitoring
resistensi obat
NAPZA/
Biomonitoring/
Toksikologi
1. Hipertensi
2. Penyakit jantung
3. Stroke
4. Diabetes
5. Tuberkulosis
6. Penyakit paru
obstruksi kronik
7. Kanker paru
8. Hepatitis
9. Hipotiroid
kongenital
10. Thalasemia
11. Anemia
12. Kanker payudara
13. Kanker serviks
14. Kanker usus
1. Kualitas air minum
2. Kualitas udara
3. Kualitas tanah
4. Keamanan
pangan
5. Limbah fasyankes
1. Deteksi pathogen
pada vektor
2. Deteksi pathogen
pada binatang
pembawa
penyakit
3. Uji resistensi dan
efektifitas
insektisida pada
vektor
4. Deteksi penyakit
emerging, tular
vektor dan
binatang penular
penyakit
1. NAPZA
2. Biomonitoring
3. Toksikologi
25. Tuberculosis
26. Chlamydiosis
27. Gonorrhoeae
28. Taeniasis
29. Brucelosis
30. Riketsiosis
31. Toksoplasmosis
32. Ebola
33. Hanta virus
disease
34. Nipah virus
disease
35. Hendra virus
disease
36. Helminthiasis
37. Monkey Pox
38. Zika virus
disease
39. Filariasis
40. Kusta
41. Frambusia
42. Sifilis
43. MERS COV
44. HIV/AIDS
45. Legionellosis
46. Rubella
1. DBD
2. Typhoid fever
3. Diare Akut
4. Disentri
5. Kolera
6. Pneumonia
7. Malaria
8. Chikungunya
9. COVID -19
10. Hepatitis
11. Campak
12. Polio
13. Difteri
14. Pertusis
15. Tetanus
16. Japanese
Encephalitis
17. Leptospirosis
18. Rabies
19. Antraks
20. Pes
21. Meningitis
22. Flu Burung
23. Yellow fever
24. HFMD
1. Obat Anti
Tuberculosis
2. Obat Anti retroviral
3. Obat Anti Malaria
4. Obat Anti Leprae
5. Obat Anti
Gonorrhoeae
6. Obat Anti Jamur
7. dan lain lain
Global Antimicrobial
Resistance and Use
Surveillance System
(GLASS)
A B C D E F
Berdasarkan rekomendasi WHO dan konsolidasi bersama CDC Indonesia, AIHSP dan Ditjen P2P
19. 19
Standar layanan di laboratorium kesehatan masyarakat
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tingkat 1 di Puskesmas (6 parameter)
No. PARAMETER SAMPEL METODE ALAT REAGEN/ BHP
C Keamanan Pangan
Fisik
1 Suhu Pangan Pengukuran
Thermometer pangan (Sanitarian
Kit)
-
Mikrobiologi
2 E. Coli Pangan Membrane filter Sanitarian Kit -
Kimia
3 Boraks Pangan kolorimetri - Rapid test (Sanitarian Kit)
4 Formalin Pangan kolorimetri - Rapid test (Sanitarian Kit)
5 Methanil Yellow Pangan kolorimetri - Rapid test (Sanitarian Kit)
6 Rhodamin B Pangan kolorimetri - Rapid test (Sanitarian Kit)
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tingkat 2 di Kabupaten/ Kota ( 13 Parameter)
No. PARAMETER SAMPEL METODE ALAT REAGEN/ BHP
C Keamanan Pangan
Kimia
1 Formalin Makanan/Minuman
Kolorimetri Rapid test
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Spektrofotometri spektrofotometer bahan kontrol termasuk BHP
2 Rhodamin B Makanan/Minuman
Kolorimetri Rapid test, KLT
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Kromatografi Lapis Tipis Chamber, plat KLT, bahan kontrol termasuk BHP
3 Boraks Makanan/Minuman
Kolorimetri Rapid test,
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Spektrofotometri spektrofotometer bahan kontrol termasuk BHP
4 Methanil Yellow Makanan/Minuman
Kolorimetri Rapid test,
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Spektrofotometri spektrofotometer bahan kontrol termasuk BHP
Kit sesuai alat + bahan kontrol
20. 20
Standar layanan di laboratorium kesehatan masyarakat
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tingkat 2 di Kabupaten/ Kota ( 13 Parameter)
No. PARAMETER SAMPEL METODE ALAT REAGEN/ BHP
C Keamanan Pangan
Mikrobiologi
6 E. coli Makanan dan Minuman Kultur, SNI/ISO/AOAC Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
7 Salmonella sp. Makanan dan Minuman
Kultur, SNI/ISO/AOAC
Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
8 Staphylococcus aureus Makanan dan Minuman
Kultur, SNI/ISO/AOAC
Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
9 Listeria sp. Makanan dan Minuman Kultur, Metode ISO Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
10 Bacillus sp. Makanan dan Minuman Kultur Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
11
Total Bacillus cereus /
Angka Bacillus cereus
Makanan dan Minuman Kultur, SNI/ISO/AOAC Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
12 MPN E. coli Makanan dan Minuman Kultur, Metode SNI ISO Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
13 Angka E. Coli Makanan dan Minuman Kultur, Metode SNI ISO Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
21. 21
Standar layanan di laboratorium kesehatan masyarakat
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tingkat 3 di Provinsi ( 22 Parameter)
No. PARAMETER SAMPEL METODE ALAT REAGEN/ BHP
C Keamanan Pangan
Kimia
1 Formalin Makanan/Minuman Kolorimetri Rapid test
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Spektrofotometri spektrofotometer bahan kontrol termasuk BHP
2 Rhodamin B Makanan/Minuman Kolorimetri Rapid test, KLT
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Kromatografi Lapis Tipis Chamber, plat KLT, bahan kontrol termasuk BHP
3 Boraks Makanan/Minuman Kolorimetri Rapid test,
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Spektrofotometri spektrofotometer bahan kontrol termasuk BHP
4 Methanil Yellow Makanan/Minuman Kolorimetri Rapid test,
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Spektrofotometri spektrofotometer bahan kontrol termasuk BHP
5 Pork tes Makanan Kolorimetri Rapid test
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
6 Arsen (As) Makanan/Minuman Spektrofotometri /SNI/APHA
AAS Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
7 Timbal (Pb) Makanan/Minuman Spektrofotometri /SNI/APHA
AAS Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
8 Kadmium (Cd) Makanan/Minuman Spektrofotometri /SNI/APHA
AAS Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
9 Tembaga Pangan Spektrofotometri /SNI/APHA
AAS Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
10 Kobalt Pangan Spektrofotometri /SNI/APHA
AAS Kit sesuai alat + bahan kontrol
22. 22
Standar layanan di laboratorium kesehatan masyarakat
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tingkat 3 di Provinsi( 22 Parameter)
No. PARAMETER SAMPEL METODE ALAT REAGEN/ BHP
C Keamanan Pangan
Kimia
11 Metil merkuri Pangan Spektrofotometri /SNI/APHA
AAS Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
12 Kromium Pangan Spektrofotometri /SNI/APHA
AAS Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
13 Total merkuri Pangan Merkuri analyzer Merkuri analyzer
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
14 Pestisida Gol. Organoklorin Air, Buah dan Sayur GCMS GCMS Analyzer
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
15 Pestisida Gol. organophosfat Air, Buah dan Sayur GCMS GCMS Analyzer
Kit sesuai alat + bahan kontrol
termasuk BHP
Mikrobiologi
16 E. coli Makanan dan Minuman Kultur, SNI/ISO/AOAC Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
17 Salmonella sp. Makanan dan Minuman Kultur /SNI/ISO/AOAC Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
18 Staphylococcus aureus Makanan dan Minuman Kultur /SNI/ISO/AOAC Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
19 Listeria sp. Makanan dan Minuman Kultur, Metode ISO Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
20 *Listeria monocytogenes Makanan dan Minuman Pembiakan/kultur Malditof test Media Kultur termasuk BHP
21 Bacillus sp. Makanan dan Minuman Kultur Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
22
Total Bacillus cereus / Angka
Bacillus cereus
Makanan dan Minuman Kultur, Metode APHA Inkubator, BSC Media Kultur termasuk BHP
24. Konsep Surveilans Berbasis Laboratorium
SURVEILANS KESEHATAN
SURVEILANS BERBASIS LABORATORIUM
kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan yang dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan laboratorium
Analisis & Interpretasi hasil pemeriksaan lab
penyakit potensi KLB/wabah
(termasuk deteksi sinyal perubahan karakteristik agent/timbulnya
penyakit baru)
Informasi
AGENT PENYAKIT DAN FAKTOR RISIKO
Melengkapi Informasi Epidemiologi
TO PREVENT, TO DETECT, TO RESPONSE
Data Akurat, Sahih/Valid, Reliable/Dapat Diandalkan
25. 2. Surveilans aktif
Surveilans aktif dilakukan dengan cara mendatangi langsung kasus tersangka, kontak erat dan/ atau faktor
risikonya untuk mengambil spesimen/ sampel, selanjutnya dilakukan pemeriksaan/ pengujian sendiri
maupun dirujuk.
Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis:
1. Surveilans pasif
Surveilans pasif dilakukan melalui pemeriksaan/ pengujian terhadap spesimen dan/
atau sampel yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
Di puskesmas, kegiatan surveilans dilakukan bersama
dengan petugas surveilans (klaster 4)
26. Persiapan Sumber Daya Surveilans Lab.
1. Sumber Daya Manusia
yang terdiri dari tenaga epidemiologi, petugas laboratorium (ATLM) untuk
pengambilan sampel dan spesimen, sanitarian, entomolog, dan tenaga rekam
medis
2. Sarana, Prasarana dan Peralatan
kit PE (APD lengkap, cool box), kit pengambilan spesimen/sampel, cool box/alat
transportasi spesimen/sampel, form pengambilan spesimen, form pencatatan
pelaporan untuk penyakit dan faktor risiko kesehatan, komputer dan alat pengolah
data lainnya, serta peralatan laboratorium dan reagen sesuai dengan pengujiannya.
27. Surveilans Aktif
Pengambilan sampel
vektor, Binatang
pembawa penyakit dan
Lingkungan
Petugas klaster 4
menindaklanjuti
laporan dari klaster 2
dan 3 untuk kasus
penyakit menular
Penyelidikan epidemiologi /
contact tracing
Dapat dilakukan
pemeriksaan di
laboratorium
Puskesmas?
pemeriksaaan laboratorium sesuai
standar
Ya
Tidak
Penanggungjawab
laboratorium
Rujuk
Pencatatan dan pelaporan hasil
pemeriksaan termasuk bila ada
kasus KLB/ wabah
Penanggungjawab laboratorium
Kepala Puskesmas
Kasus tersangka
KLB/ Wabah
Sampel vektor, BPP dan
lingkungan
Spesimen
28. Surveilans Pasif
Pasien berkunjung
ke Puskesmas di klaster
2 dan 3
Pemeriksaan
laboratorium
Dapat diberikan
pelayanan laboratorium
di Puskesmas?
pemeriksaaan
laboratorium sesuai
rekomendasi
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Dokter pemeriksa
Rujuk
Pencatatan dan pelaporan hasil
pemeriksaan
Kembali ke dr pemeriksa
klaster penatalaksanaan
Lanjut sesuai alur layanan
ILP sesuai klaster
Apakah
Pasien Perlu
periksa
laboratorium ?
29. Pencatatan dan Pelaporan
1. Sistem pelaporan
2. Data manajemen
3. Dokumen harus mencakup seluruh aktivitas laboratorium,
4. Dokumen prosedur pemeriksaan, uji mutu serta kalibrasi peralatan harus
dievaluasi setiap tahun dan diperbaharui
5. Sistem Informasi kearsipan dan penyimpanan serta pemusnahan spesimen serta
bahan lainnya perlu terus dikembangkan
30. 30
Pemrosesan data dan
informasi dilakukan
melalui sistem
informasi laboratorium
kesehatan yang
terintegrasi Sistem
Informasi Kesehatan
Nasional.
32. Jejaring Laboratorium Kesehatan Masyarakat
adalah suatu sistem kerja sama atau keterkaitan
laboratorium kesehatan masyarakat dengan
laboratorium lain dalam rangka surveilans penyakit
menular, tidak menular dan faktor risiko kesehatan
berbasis laboratorium, penjaminan mutu, kesiapsiagaan
dalam menghadapi KLB/wabah/KKM dan kerjasama
lainnya guna memadukan kemampuan bersama untuk
mencapai sistem kesehatan yang tangguh.
33. TUJUAN JEJARING LABKESMAS
a. Memperluas jangkauan data dan informasi
b. Meningkatkan kecepatan informasi untuk mengetahui pola sebaran
penyakit.
c. Peningkatan mutu laboratorium.
d. Penguatan kapasitas sumber daya laboratorium kesehatan
masyarakat
e. Meningkatkan efektifitas pemeriksaan atau pengujian sampel
laboratorium tertentu.
f. Penguatan surveilans berbasis laboratorium yang adekuat.
g. Mengembangkan alat/intervensi baru serta evaluasinya;
h. Meningkatkan kapasitas laboratorium dalam rangka kesiapsiagaan
menghadapi KLB/wabah/KKM.
34. Dalam melaksanakan fungsinya laboratorium kesehatan masyarakat
dapat berjejaring dengan laboratorium medis, penyelenggara biobank
dan/atau biorepositori, laboratorium kesehatan lainnya, dan/atau
laboratorium nonkesehatan.
Berjejaring sebagaimana dimaksud dilakukan sesuai kebutuhan, meliputi:
a. pemeriksaan spesimen klinis dan/atau pengujian sampel;
b. pemrosesan data dan informasi;
c. peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
d. penjaminan mutu laboratorium kesehatan; dan/atau
e. penyelenggaraan biobank dan/atau biorepository; dan
f. bentuk kegiatan jejaring lainnya.
Laboratorium kesehatan masyarakat menjadi koordinator jejaring
laboratorium kesehatan di wilayahnya.
35. JEJARING PEMERIKSAAN SPESIMEN/ SAMPEL
Jejaring berupa pemeriksaan spesimen
dan/atau sampel dilakukan dari
Laboratorium Kesehatan yang memiliki
kemampuan pemeriksaan terbatas
kepada Laboratorium Kesehatan lain
dan/atau laboratorium non kesehatan
yang memiliki kemampuan pemeriksaan
lebih lengkap
36. Koordinasi Labkesmas dengan lintas unit utama dan K/L terkait
36
Labkesmas Sebagai Rumah yang
mewadahi laboratorium-laboratorium
kesehatan
Labkesmas sebagai pembina dan
penjamin mutu laboratorium-
laboratorium kesehatan
Labkesmas sebagai jejaring
perluasan pelayanan kesehatan
yang people-centric
Labkesmas sebagai center yang bisa diakses
oleh lintas unit di Kemenkes maupun di luar
Kemenkes sesuai dengan tusi yang
membutuhkan dukungan laboratorium
DIREKTORAT JENDRAL KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT P2P
Surveilans yang berbasis Lab untuk
mendukung surveilans penyakit dan
factor risiko kesehatan
DIREKTORAT FARMALKES
Uji Validasi Alkes Pre dan Pasca
Pemasaran
DIREKTORAT YANKES
Penyedia infrastruktur dan penilai mutu
BKPK
Dukungan kebijakan yg membutuhkan
dukungan lab
K/L LAIN
Jejaring one health
37. • APBN
• APBD
• BLU/BLUD atau PNBP
• Sumber lain yang sah dan
tidak mengikat
PENYELENGGARAAN LABKESMAS
Pembiayaan Pembinaan dan Pengawasan
Penanggungjawab:
• Pemerintah Pusat
• Pemerintah Provinsi
• Pemerintah
Kab/Kota
• Dapat melibatkan
asosiasi dan
organisasi profesi
Metode:
• Bimbingan teknis
• Pendidikan dan pelatihan
• Advokasi
• Monitoring dan evaluasi
• Pemberian penghargaan
38. KESIMPULAN
Labkesmas merupakan laboratorium kesehatan
yang menangani pemeriksaan spesimen klinis dan
pengujian sampel sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit serta peningkatan
kesehatan masyarakat.
Labkesmas diselenggarakan secara berjenjang
dalam 5 Tingkatan dan melakukan 14 fungsi
standar.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab menyediakan dan
menyelenggarakan Labkesmas (UU Nomor 17
tahun 2023 tentang Kesehatan).
Penataan Labkesmas mendukung tranformasi
Pelayanan Kesehatan Primer dan Sistem Ketahanan
Kesehatan