1. Dokumen tersebut membahas tentang sejarah penemuan virus, struktur, dan siklus replikasi virus. Virus ditemukan pada abad ke-19 melalui penelitian soal filterasi bakteri. Struktur virus terdiri atas asam nukleat dan kapsid protein. Siklus replikasinya meliputi adsorpsi, penetrasi, pelepasan kapsid, sintesis, perakitan, dan pelepasan partikel virus baru.
4. 4
Contagium vivum fluidum – cairan yang
dapat menular
Penyebab penyakit pada jasad hidup lain
Pertumbuhan abnormal jaringan‐ tumor
Daging – sarkoma
Kelenjar – karsinoma
Rekayasa genetik – transfer gen
Senjata Biologi
6. 6
Ukuran sub‐mikroskopik (16‐300 nm)
Aseluler – partikel –VIRION
Tidak mempunyai organela – tidak mampu
melakukan metabolisme – parasit obligat
Status – tergantung pada stadia
Ekstraseluler – partikel mati – dapat dikristalkan
Intraseluler – hidup – infeksius – replikasi
UKURAN VIRUS DIBANDINGKAN DENGAN UKURAN
SEL KHAMIR, BAKTERI DAN SEL DARAH MERAH
7. 7
Tersusun oleh:
1. Asam nukleat (DNA atau RNA)
2. Kapsid ↔ unit protein ‐ kapsomer
Virion: NUKLEOKAPSID
▪ Pada jenis tertentu: sampul pembungkus luar
kapsid: membran lipoprotein ↔ ENVELOPE
Linier vs Sirkuler – memanjang vs melingkar
Ganda vs Tunggal
Rangkaian 3500 – 600.000 nukleotida
• Senyawa cincin pentosa ‐ basa purin dan/atau
pirimidin, yang diikat oleh gugus molekul
phosphat
• Basa Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
• Basa Pirimidin: Thimin (T) dan Citosin (C)
Urasil (U)
9. 9
Tersusun oleh Kapsomer – polipeptida
Fungsi
Melindungi asam nukleat
Pelekatan virion pada host
Penentu sifat serologis dan antigenisitas
Menentukan bentuk dan ukuran virion
Bentuk kapsid:
heliks dan
polihedral ‐ icosahedron (20 muka)
10. 10
Bervariasi – tergantung
▪ simetri kapsomer kapsid
▪ ada tidaknya envelop (sampul)
▪ ada tidaknya strktur tambahan
BENTUK
1. Heliks (sperical ‐ batang) – bugil
2. Heliks ‐ bersampul
3. Ikosahedral (bulat) – bugil
4. Ikosagedral – bersampul
5. Kompleks
15. 15
Berdasarkan struktur virion
Sifat asam nukleatnya
Situs replikasi dalam sel inang
Struktur permukaan partikel
Kisaran inang
Cara penyebaran
Virus Binatang – DNA
Virus Tumbuhan – RNA
Virus Bakteri – Bacteriophage ‐ DNA
20. 20
Dapat dilakukan di laboratorium
Media: embryo dalam telur – kultur
jaringan – diekstraksi
Pada inang lain: tumbuhan atau
binatang yang hidup
24. 24
tidak dapat dimusnahkan dengan panas,
radiasi, atau formalin
menyerang sel‐sel otak atau sistem syaraf
lainnya –
penyebab berbagai penyakit degenerasi
seperti kuru, scrapie, Creutzfeldt‐Jakob
disease (CJD), dan bovine spongiform
encephalopathy (BSE atau sapi gila).
plays a large role in prion phenomena,
is a protein assembly characterized by
filamentous morphology,
high beta sheet content with beta strands
perpendicular to the fibril axis,
relative protease resistance, and
birefringence on staining with the dye Congo
Red."