Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
1. Oleh : Wigati Hadi Omegawati
Rinawan Abadi
Risha Rahmawati
Disklaimer Daftar isi
Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas IX
2. Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu
Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara ringkas, hanya
memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai
kebutuhan.
• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan
pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
3. MATERI SEMESTER 1
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan dan
Hewan
Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan dan
Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup
Listrik Statis dan Perannya dalam Kehidupan
Listrik Dinamis
4. MATERI SEMESTER 2
Kemagnetan dan Pemanfaatannya dalam
Produk Teknologi
Bioteknologi
Partikel Penyusun Materi dan Penggunaannya
dalam Kehidupan Sehari-hari
Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
Teknologi Ramah Lingkungan
5. BAB
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
A. Pembelahan Sel
B. Struktur dan Fungsi Sistem
Reproduksi
C. Kesehatan Organ
Reproduksi Manusia
I
Kembali ke daftar isi
Janin di Dalam Rahim
7. Pembelahan Mitosis
Penjelasan
Pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel
anakan dengan materi genetik yang identik dari sel
induk.
Pembelahan secara mitosis terjadi pada organisme yang
mengalami pertumbuhan, perbaikan, atau reproduksi
aseksual.
Jumlah kromosom sel anakan adalah 2n atau disebut
dengan diploid.
Siklus hidup sel dibagi menjadi dua yaitu fase
pertumbuhan (interfase) dan fase pembelahan.
Tahapan-tahapan Mitosis
Profase Metafase Anafase Telofase
Interfase
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
8. Interfase
• Tahap persiapan pada setiap sel yang akan melakukan pembelahan.
• Tahapan yang paling lama dalam siklus sel.
• Terjadi proses metabolisme yang tidak berpengaruh dalam perubahan morfologi sel.
• Terdiri atas tiga fase yaitu G1 (Gap-1), S (Sintesis), dan G2 (Gap-2).
• Fase G1 terjadi pembentukan organel-organel sel dan pertumbuhan sel.
• Fase S terjadi proses replikasi DNA.
• Fase G2 terjadi pertumbuhan organel.
Fase Pertumbuhan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
9. Profase
1) Benang-benang kromatin
memendek dan menebal
membentuk kromatid.
2) Kromatid berpasangan
membentuk kromosom.
3) Membran nukleus dan
nukleolus menghilang.
4) Pada sel hewan, sentriol
mengalami pembelahan.
Sentriol tersebut memisah
menuju kutub yang
berlawanan.
5) Benang spindel mulai mengatur
diri sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk pancaran
(aster).
Fase Pembelahan Mitosis
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
10. Metafase
1) Benang spindel kromosom terlihat
makin jelas.
2) Kromosom berada di daerah ekuator
sel.
3) Setiap kromosom masih terdiri atas 2
kromatid yang terkait pada
sentromernya.
4) Pada setiap sentromer ada 2
kinetokor yang masing-masing
dikaitkan dengan benang spindel.
Fase Pembelahan Mitosis
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
11. Anafase
1) Benang-benang spindel memendek.
2) Kromatid menuju kutub yang berlawanan.
3) Mulai terjadi sitokinesis (sitokinesis dimulai).
Fase Pembelahan Mitosis
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
12. Telofase
1) Kromatid telah sampai di kutub-
kutub yang berlawanan.
2) Kromatid menipis dan
memanjang menjadi kromatin.
3) Kumpulan kromatin membentuk
anak inti.
4) Terbentuk membran nukleus di
luar anak inti.
5) Sitokinesis selesai, terbentuk dua
sel anakan.
Fase Pembelahan Mitosis
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
13. Pembelahan Meiosis
Penjelasan
Meiosis I
Profase I Metafase I Anafase I Telofase I
Pembelahan meiosis menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom
setengah jumlah kromosom sel induk.
Pembelahan meiosis bertujuan untuk berkembang biak secara seksual
yaitu dalam proses pembentukan gamet (gametogenesis).
Meiosis mengalami pembelahan inti dua kali sehingga satu sel diploid
(2n) akan menghasilkan empat sel haploid (n).
Sebelum pembelahan meiosis terjadi, sel mengalami fase pertumbuhan
(interfase) seperti pada tahap pembelahan mitosis.
Meiosis II
Profase II Metafase II Anafase II Telofase II
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
14. Profase I
1) Membran inti mulai menghilang.
2) Terbentuk gelendong pembelahan.
3) Kromosom menebal dan kromosom homolog saling bepasangan.
4) Terjadi pindah silang (pertukaran segmen molekul DNA yang sesuai di antara dua
kromatid).
Fase Pembelahan Meiosis I
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
15. Metafase I
1) Kromosom homolog (tetrad) bergerak ke bidang ekuator dengan sentromer
mengarah ke kutub.
2) Masing-masing kromosom berikatan dengan benang spindel pada bagian sentromer.
Fase Pembelahan Meiosis I
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
16. Anafase I
1) Kromosom homolog ditarik oleh benang spindel ke arah kutub pembelahan sehingga
tetrad berpisah dan kromosom bergerak menuju kutub yang berlawanan.
2) Membran sel mulai melekuk di bagian tengah.
3) Tujuan anafase I yaitu membagi isi kromosom diploid menjadi haploid.
Fase Pembelahan Meiosis I
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
17. Telofase I
1) Retikulum endoplasma membentuk membran inti di sekitar kelompok kromosom
pada kutub pembelahan.
2) Nukleolus mulai terbentuk.
3) Terjadi sitokinesis yaitu pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian sehingga
terbentuk dua sel anakan dengan kromosom yang sudah haploid.
Fase Pembelahan Meiosis I
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
18. Profase II
1) Membran nukleus dan nukleolus mulai menghilang kembali.
2) Sentrosom membelah dan sepasang sentriol memisah menuju kutub-kutub yang
berlawanan dan di antara keduanya muncul benang spindel yang memancar dari
kedua sentriol.
3) Waktu ini lebih singkat dibanding tahap lainnya.
Fase Pembelahan Meiosis II
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
19. Metafase II
1) Setiap kromosom haploid (berisi dua kromatid) tertarik ke bidang ekuator.
2) Terbentuk benang-benang spindel, salah satu ujungnya melekat pada sentromer
khususnya di bagian kinetokor dan ujung lainnya membentang menuju kutub
pembelahan yang berlawanan.
Fase Pembelahan Meiosis II
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
20. Anafase II
1) Spindel menarik kromatid menuju kutub pembelahan yang berlawanan.
2) Kedua kromatid bergerak menuju kutub yang berbeda.
3) Pada akhir anafase, membran sel mulai melekuk.
Fase Pembelahan Meiosis II
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
21. Telofase II
1) Kromatid di kutub berubah menjadi benang-benang kromatin.
2) Membran nukleus dan inti haploid terbentuk.
3) Kromosom menipis dan memanjang menjadi benang-benang kromatin.
4) Terjadi sitokinesis sehingga terbentuk empat sel anakan haploid.
Fase Pembelahan Meiosis II
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
22. B. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi
1. Organ Reproduksi Laki-Laki 2. Organ Reproduksi Perempuan
3. Proses yang Berlangsung di Dalam Organ Reproduksi Laki-Laki dan Perempuan
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
2
3
4
8
5
6
7
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
25. 3. Proses yang Berlangsung di Dalam Organ Reproduksi
Laki-laki dan Perempuan
Spermatogenesis
Pada organ reproduksi pria berlangsung proses spermatogenesis yaitu proses pembentukan
sel kelamin jantan (sperma).
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
26. Oogenesis
Pada organ reproduksi wanita berlangsung peristiwa oogenesis yaitu proses pembentukan
sel telur (ovum).
3. Proses yang Berlangsung di Dalam Organ Reproduksi
Laki-Laki dan Perempuan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
27. 3. Proses yang Berlangsung di Dalam Organ
Reproduksi Laki-Laki dan Perempuan
Menstruasi
Seorang wanita dewasa setiap bulan
melepaskan satu sel telur matang dari salah
satu ovariumnya. Apabila tidak terjadi
fertilisasi akan terjadi pendarahan yang
disertai luruhnya sel telur dan lapisan
endometrium. Pendarahan ini disebut
menstruasi. Menstruasi terjadi secara periodik
sehingga disebut siklus menstruasi. Pada
umumnya siklus menstruasi berlangsung
selama 28 hari.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
28. Fertilisasi dan Kehamilan
Sebulan sekali ovarium melakukan
ovulasi, yaitu pengeluaran sel telur
matang yang berupa oosit sekunder. Sel
telur ini siap dibuahi sperma. Peleburan
antara sel telur dengan sperma disebut
pembuahan atau fertilisasi. Fertilisasi
terjadi di dalam tuba fallopii dan
menghasilkan zigot. Zigot akan bergerak
menuju uterus dan melewati oviduk
sambil membelah secara mitosis.
Selanjutnya, zigot berkembang menjadi
embrio dan tertanam (implantasi) ke
dalam endometrium.
3. Proses yang Berlangsung di Dalam Organ Reproduksi
Laki-laki dan Perempuan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
29. C. Kesehatan Organ Reproduksi
1. Keputihan
• Penyakit yang ditandai dengan keluarnya cairan kental berwarna putih dari alat kelamin.
• Disebabkan oleh infeksi jamur Clamydia trachomatis, Candida albicans, bakteri Gardnerella
vaginalis, dan Trichomonas vaginalis.
• Pencegahan dengan cara menjaga kelembapan alat kelamin.
Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia
2. Gonore (GO) atau Kencing Nanah
• Penyakit yang ditandai dengan keluarnya nanah dari saluran kencing sehingga terasa sakit saat
buang air kecil.
• Disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae.
• Pencegahan dengan cara menghindari kontak seksual dengan penderita.
3. Sifilis (Raja Singa)
• Penyakit yang ditandai dengan timbulnya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, atau bibir
tetapi tidak terasa sakit.
• Disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum.
• Pencegahan dengan cara menghindari kontak langsung antara luka di kulit dengan selaput
lendir atau cairan tubuh penderita.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
30. C. Kesehatan Organ Reproduksi
Upaya Pencegahan Penyakit Reproduksi
Khusus Perempuan
1. Mengganti pembalut sesering
mungkin saat sedang
menstruasi (2-3 jam sekali).
2. Menghindari penggunaan sabun
pembersih kewanitaan secara
terus-menerus.
Khusus Laki-laki
1. Mengurangi kebiasaan mandi
dengan air panas.
2. Melindungi testis selama
beraktivitas.
3. Menghindari minuman ber-
alkohol dan rokok.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
31. BAB SISTEM PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN DAN HEWAN
A. Sistem Perkembangbiakan
Tumbuhan
B. Sistem Perkembangbiakan
Hewan
II
Kembali ke daftar isi
Lebah yang sedang Mengisap Nektar
pada Sekuntum Bunga
32. A. Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan
1. Perkembangbiakan pada Tumbuhan Angiospermae
2. Perkembangbiakan pada Tumbuhan Gymnospermae
3. Perkembangbiakan pada Tumbuhan Lumut dan
Tumbuhan Paku
4. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
33. 1. Perkembangbiakan pada Tumbuhan Angiospermae
Vegetatif Generatif
Vegetatif Alami
Vegetatif Buatan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
36. Generatif
Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan yang terjadi melalui pertemuan antara
gamet jantan dan gamet betina. Organ tumbuhan yang berperan sebagai alat perkembangbiakan
generatif adalah bunga.
Mekanisme Fertilisasi pada Angiospermae
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
37. 2. Perkembangbiakan pada Tumbuhan Gymnospermae
Tumbuhan Gymnospermae memiliki alat
reproduksi berupa strobilus. Strobilus jantan
menghasilkan gamet jantan (serbuk sari),
sedangkan strobilus betina menghasilkan
gamet betina.
Reproduksi pada Gymnospermae diawali
dengan penyerbukan dengan bantuan angin.
Serbuk sari dilengkapi dengan sayap sehingga
memudahkan gerakannya menuju strobilus
betina.
Pada bakal biji (megaspora) terdapat struktur
liang biji (mikrofil) dan kantong serbuk sari
yang mengganti fungsi bunga sebagai organ
reproduksi.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
39. 3. Perkembangbiakan pada Tumbuhan Lumut dan
Tumbuhan Paku
Perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif tumbuhan lumut dan
tumbuhan paku berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang
disebut metagenesis. Fase vegetatif (fase sporofit) merupakan tahap saat tumbuhan
menghasilkan spora, sedangkan fase generatif (fase gametofit) merupakan tahap saat
tumbuhan menghasilkan gamet.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
44. 4. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan
Hidroponik
Metode budi daya tanaman
menggunakan air. Tanaman akan
menyerap nutrisi yang terlarut dalam
air untuk tumbuh.
Vertikultura
Metode budi daya tanaman dengan
cara membuat instalasi bertingkat.
Kultur Jaringan
Proses perbanyakan tanaman dengan
memanfaatkan bagian tumbuhan untuk
ditumbuhkan dalam media steril yang
mengandung nutrisi.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
45. B. Sistem Perkembangbiakan pada Hewan
1. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan
2. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan
3. Siklus Hidup Hewan
4. Teknologi Reproduksi pada Hewan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
46. 1. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan
Pertunasan
Pertunasan ditandai dengan munculnya
tunas berupa tonjolan pada tubuh
induknya. Contohnya pada Hydra dan
Obelia.
Fragmentasi
Cara perkembangbiakan aseksual
menggunakan fragmen atau potongan
tubuhnya. Contohnya pada Planaria.
Partenogenesis
Peristiwa perkembangan sel kelamin
betina menjadi individu baru tanpa
melalui pembuahan. Contohnya pada
lebah dan kecoak.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
47. 2. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan
jantan dengan hewan betina sehingga terjadi fertilisasi.
Fertilisasi merupakan peleburan inti sel sperma dan inti sel telur. Fertilisasi antara sel
sperma dengan ovum akan menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
Fertilisasi pada Vertebrata dapat terjadi secara internal dan eksternal.
Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya, hewan yang berkembang
biak secara seksual dibagi menjadi tiga jenis yaitu ovipar, vivipar, dan ovovivipar.
Ovipar perkembangbiakan hewan dengan cara bertelur.
Vivipar perkembangbiakan hewan dengan cara melahirkan.
Ovovivipar perkembangbiakan hewan dengan cara bertelur dan melahirkan. Embrio
hewan ini berkembang di dalam telur yang masih berada di dalam tubuh
induknya. Setelah cukup umur, embrio akan menetas dan keluar dari
tubuh induknya seperti melahirkan.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
48. Metamorfosis Sempurna
Tahapan metamorfosis yang setiap
fasenya mengalami perubahan bentuk
tubuh yang berbeda-beda.
Metamorfosis Tidak Sempurna
Bentuk hewan muda mirip dengan
hewan dewasa pada metamorfosis tidak
sempurna.
3. Siklus Hidup Hewan
Siklus hidup adalah proses pergiliran makhluk hidup dari terbentuknya zigot, tumbuh, dan mampu
membentuk zigot kembali. Pada beberapa jenis makhluk hidup, selama siklus hidupnya terjadi
perkembangbiakan secara seksual dan aseksual. Misalnya pada hewan Aurelia sp. (ubur-ubur). Ada pula
siklus hidup yang hanya mengalami reproduksi seksual saja. Misalnya pada metamorfosis.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
49. 4. Teknologi Reproduksi Hewan
Inseminasi Buatan Kloning
Inseminasi buatan atau kawin suntik
adalah proses pemasukan cairan
sperma ke saluran kelamin hewan
betina dengan bantuan alat suntik.
Kloning merupakan cara reproduksi
hewan untuk memperoleh keturunan
yang identik dengan induknya dengan
memasukkan inti sel donor ke dalam sel
telur induk yang telah dihilangkan inti
selnya.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
50. BAB
A. Materi Genetik sebagai
Dasar Pewarisan Sifat
B. Hukum Pewarisan Sifat
(Hukum Mendel)
C. Pewarisan Sifat pada
Manusia dan Penerapan
Pewarisan Sifat
III
Kembali ke daftar isi
PEWARISAN SIFAT DALAM PEMULIAAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP
Substansi Materi Genetik
51. A. Materi Genetik sebagai Dasar Pewarisan Sifat
1. Penyusun Materi Genetik
2. Peranan Materi Genetik
dalam Pewarisan Sifat
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
52. 1. Penyusun Materi Genetik
Pengendali faktor keturunan pada makhluk hidup terdapat pada kromosom.
Kromosom adalah struktur berbentuk batang yang terdiri atas dua komponen
molekul yaitu protein dan asam nukleat.
a. Kromosom
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
53. 1. Penyusun Materi Genetik
Penyusun DNA RNA
Gugus fosfat Gugus fosfat Gugus fosfat
Gula pentosa Deoksiribosa Ribosa
Basa
nitrogen
Purin (adenin
dan guanin)
serta
pirimidin
(sitosin dan
timin)
Purin (adenin
dan guanin)
serta
pirimidin
(urasil dan
sitosin)
Segmen DNA yang mengode sifat-sifat tertentu dinamakan gen.
Gen berfungsi mengatur proses metabolisme dan menyampaikan informasi genetik dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Gen terletak dalam lokus kromosom yang tersusun berderet secara linear.
Gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian pada pasangan kromosom homolog
disebut alel.
b. DNA dan RNA
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
54. Gen berfungsi mengatur proses metabolisme dan menyampaikan informasi genetik dari
satu genet Gen terletak dalam lokus kromosom yang tersusun berderet secara linear. Gen-
gen yang terletak dalam lokus bersesuaian pada pasangan kromosom homolog disebut alel.
Apabila dalam lokus yang sama terdapat lebih dari satu alel disebut alel ganda.
c. Gen
1. Penyusun Materi Genetik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
55. 2. Peranan Materi Genetik dalam Penentuan Sifat
Materi genetik berperan dalam penentuan sifat pada makhluk hidup. Jenis-jenis sifat yang
diturunkan makhluk hidup ada yang tidak tampak dari luar (genotipe) dan ada yang tampak
dari luar (fenotipe).
Homozigot Dominan
Heterozigot
Homozigot Resesif
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
56. B. Hukum Pewarisan Sifat (Hukum Mendel)
1. Persilangan Monohibrid Dominan
2. Persilangan Monohibrid Intermediat
3. Persilangan Dihibrid
Gregor Johann Mendel
(1822-1884)
Bapak Genetika
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
57. 1. Persilangan Monohibrid Dominan (Hukum I Mendel)
Persilangan monohibrid dominan merupakan persilangan dengan satu sifat beda yang
manghasilkan keturunan dengan sifat dominan dan resesif.
Rasio Fenotipe F2 = Ungu : Putih = 3 : 1
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
58. 2. Persilangan Monohibrid Intermediat
Persilangan dengan satu sifat beda yang memunculkan sifat intermediat (sifat dominan tidak
penuh).
Rasio Fenotipe F2 = Merah : Merah muda : Putih = 1 : 2 : 1
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
59. 3. Persilangan Dihibrid ( Hukum II Mendel )
Persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda.
Rasio fenotipe = 9 : 3 : 3 : 1
Rasio genotipe = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1
Mendel menyilangkan tanaman ercis
batang tinggi-bunga ungu ( AAPP)
dengan tanaman ercis batang
pendek-bunga putih (aapp). Setelah
itu, F1 disilangkan dengan sesamanya.
Diagram persilangannya ditunjukkan
pada gambar di samping.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
60. C. Pewarisan Sifat pada Manusia dan Penerapan
Pewarisan Sifat
1. Pewarisan Sifat pada Manusia
2. Kelainan Sifat pada Manusia yang
Diturunkan
3. Penerapan Pewarisan Sifat dalam
Pemuliaan Tanaman dan Hewan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
61. 1. Pewarisan Sifat pada Manusia
Seorang anak biasanya mempunyai
beberapa sifat yang mirip atau
bahkan identik dengan orang tuanya.
Beberapa sifat yang diturunkan
seperti warna kulit, bentuk
pertumbuhan rambut pada dahi, tipe
perlekatan cuping telinga, dan jenis
rambut.
Contoh Soal Jenis Rambut
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
62. 2. Kelainan Sifat pada Manusia yang Diturunkan
Selain sifat fisik, penyakit
tertentu juga dapat diturunkan
kepada anaknya karena terpaut
kromosom.
Beberapa jenis kelainan yang
dapat diturunkan misal albino,
buta warna, dan hemofilia.
Contoh Soal Kelainan Albino
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
63. 3. Penerapan Pewarisan Sifat dalam Pemuliaan Tanaman
dan Hewan
Pemuliaan tanaman dan hewan merupakan contoh penerapan pewarisan sifat dalam
kehidupan sehari-hari. Pemuliaan tanaman dan hewan dimaksudkan untuk memperoleh jenis
unggul.
Padi Varietas Hibrida Mahasiswa IPB
Ayam Broiler
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
64. BAB LISTRIK STATIS DAN PERANNYA
DALAM KEHIDUPAN
A. Konsep Listrik Statis
B. Listrik Statis dalam
Kehidupan Sehari-hari
IV
Kembali ke daftar isi
Penggunaan Mesin Fotokopi
65. A. Konsep Listrik Statis
1. Muatan Listrik
2. Hukum Coulomb
3. Medan Listrik
4. Beda Potensial dan Energi Listrik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
66. 1. Muatan Listrik
Muatan listrik ada dua macam yaitu muatan listrik positif dan negatif. Muatan listrik
positif disebut proton dan disimbolkan dengan tanda positif (+). Muatan listrik negatif
disebut elektron dan disimbolkan dengan tanda negatif (–). Satuan muatan listrik adalah
coulomb (C). Muatan listrik yang sejenis akan tolak-menolak, sedangkan muatan tidak
sejenis akan tarik-menarik.
Deret tribolistrik adalah daftar benda-benda dalam deret tertentu ketika benda tersebut
digosokkan dengan benda di deret atasnya, benda tersebut menjadi bermuatan negatif.
Sebaliknya, ketika benda tersebut digosok dengan benda di deret bawahnya, benda
akan bermuatan positif.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
67. 2. Hukum Coulomb
Peristiwa tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua muatan disebabkan oleh
gaya Coulomb. Persamaan gaya Coulomb dituliskan sebagai berikut
1 2
2
q q
F k
r
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
68. 3. Medan Listrik
Daerah yang masih terpengaruh oleh sifat kelistrikan suatu benda disebut medan
listrik. Sifat kelistrikan benda dapat ditunjukkan oleh adanya garis gaya. Arah
garis-garis gaya akan menunjukkan jenis muatan yang ada dalam suatu benda.
Garis gaya ini biasa digambarkan dengan anak panah.
2
F q
E k
q r
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
69. 4. Beda Potensial dan Energi Listrik
Saat terjadi petir, muatan berpindah dari awan ke awan atau dari awan ke bumi.
Muatan dapat berpindah karena adanya beda potensial listrik.
W
V
q
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
71. B. Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Kelistrikan pada Sel Saraf
2. Hewan-Hewan Listrik
3. Penggunaan Listrik Statis di Lingkungan
Sekitar
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
72. 1. Kelistrikan pada Sel Saraf
Aliran Ion pada Celah Sinapsis
Mekanisme aliran ion pada celah sinapsis:
Saluran Ca2+ membuka Konsentrasi Ca2+ meningkat Vesikel bergabung
dengan membran prasinapsis Neurotransmitter keluar Neurotransmitter
berikatan dengan saluran ion saluran ion membuka Ion Na+ masuk atau
Ion K+ keluar Neurotransmitter terlepas dan saluran menutup.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
73. 2. Hewan-Hewan Listrik
Ikan Belalai gajah Ikan Pari Listrik Ikan Hiu Kepala Martil Lele Listrik
Belut Listrik Echidna
Ikan Skate Listrik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
74. 3. Penggunaan Listrik Statis di Lingkungan Sekitar
Penangkal Petir Pengecatan Mobil
Mesin Fotokopi
Pengendap Elektrostatik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
75. BAB
LISTRIK DINAMIS
A. Konsep Listrik Dinamis
B. Listrik Dinamis dalam
Kehidupan Sehari-hari
V
Kembali ke daftar isi
Generator Listrik
76. A. Konsep Listrik Dinamis
1. Arus Listrik
2. Hantaran Listrik
3. Rangkaian Listrik
4. Karakteristik Rangkaian Listrik
5. Sumber Arus Listrik
6. Sumber-Sumber Energi Listrik
7. Transmisi Energi Listrik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
77. 1. Arus Listrik
Aliran muatan listrik positif berasal dari tempat yang potensialnya tinggi (mengandung
muatan listrik positif lebih banyak) menuju tempat yang potensialnya lebih rendah
(mengandung muatan listrik positif lebih sedikit). Jadi, aliran muatan listrik positif ini mirip
dengan aliran air yaitu mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang lebih
rendah. Muatan listrik dapat berpindah apabila terjadi beda potensial (tegangan). Apabila
beda potensial dipertahankan arus listrik akan mengalir.
q
I
t
Ne
I
t
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
78. 2. Hantaran Listrik
Benda-benda yang dapat menghantarkan listrik disebut konduktor listrik. Benda-benda yang
tidak dapat menghantarkan listrik disebut dengan isolator listrik. Perak, tembaga, aluminium,
karbon, dan besi termasuk bahan konduktor. Sementara itu, karet, plastik, kain wol, kayu,
dan udara termasuk isolator. Silikon, germanium, dan arsen dapat bersifat sebagai konduktor
maupun isolator bergantung pada suhunya. Benda-benda tersebut disebut semikonduktor.
Hambatan dalam suatu penghantar dapat diukur menggunakan ohmmeter. Hambatan yang
terdapat pada kawat penghantar dirumuskan sebagai berikut.
R
A
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
81. Hukum Ohm
”Jika arus listrik melalui suatu penghantar pada suhu tetap, kuat arusnya
berbanding lurus dengan beda potensial yang terdapat pada kedua ujung
penghantar tersebut.”
V
R
I
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
82. 4. Karakteristik Rangkaian Listrik
Hukum Kirchhoff
Hukum I Kirchhoff menjelaskan bahwa jumlah kuat arus yang masuk dan keluar
dari suatu percabangan adalah sama.
masuk keluar
1 2 3 4 5
I I
I I I I I
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
83. Rangkaian GGL dan Hukum Ohm pada Rangkaian Tertutup
Kuat arus (I) yang melalui rangkaian
E
I atau E I R r
R r
Tegangan jepit (Vk)
k k
V IR atau V E IR
Penurunan tegangan (ΔV)
k
V E V
V Ir
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
84. Sejumlah n elemen yang disusun seri
nE
I
R nr
sejumlah n elemen yang disusun paralel
E
I
r
R
n
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
85. Susunan Seri dari Hambatan
Nilai rangkaian seri
s 1 2 3 n
R R R R ... R
Nilai arus di tiap-tiap hambatan
1 2 3 n
I I I =I = ... =I
Tegangan pada tiap-tiap hambatan
1 2 3 n
V V V V ... V
Susunan seri hambatan berfungsi sebagai
pembagi tegangan
1 2 3 n 1 2 3 n
V : V : V :V = R :R :R :R
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
86. Susunan Paralel dari Hambatan
Nilai rangkaian seri
s 1 2 3 n
1 1 1 1 1
...
R R R R R
Nilai tegangan di setiap resistor sama besar
1 2 3 n
V V =V = ... =V
Jumlah total kuat arus di setiap hambatan
sama dengan kuat arus masukan
1 2 3 n
I I I I ... I
Susunan paralel hambatan berfungsi
sebagai pembagi arus
1 2 3 n
1 2 3 n
1 1 1 1
I :I :I :I = : : :
R R R R
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
87. 5. Sumber Arus Listrik
akumulator
Baterai isi ulang
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
88. 6. Sumber-Sumber Energi Listrik
Biogas
Energi Nuklir
Bahan Bakar Gas Hidrogen
Gelombang Air Laut
Piezoelektrik
Energi Air
Energi Matahari
Energi Angin
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
89. 7. Transmisi Energi Listrik
Ada dua cara dalam mentransmisikan energi
listrik
1. Transmisi Listrik dengan Sistem Tegangan Rendah
Keuntungan sistem ini adalah dapat mengurangi
tingkat bahaya. Adapun kerugiannya sebagai berikut.
Makin besar arus listrik yang lewat, makin besar
pula energi listrik yang hilang karena berubah
menjadi panas (kalor).
Energi panas yang besar dapat melelehkan kabel
transmisi yang ukurannya kecil sehingga
diperlukan kabel transmisi yang tebal dan untuk
pembuatannya memerlukan biaya mahal.
2. Transmisi Listrik dengan Sistem Tegangan Tinggi
Kerugian sistem transmisi listrik tegangan tinggi yaitu tingkat bahayanya cukup tinggi sehingga kabel
transmisi harus diletakkan pada tiang-tiang listrik yang tinggi dan harus dilewatkan di daerah-daerah
yang tidak padat penduduk. Keuntungan sistem ini sebagai berikut.
Jika tegangan listrik tinggi, arus listriknya kecil.
Semakin kecil arus listrik yang melewati penghantar, energi panas yang hilang juga semakin kecil.
Bagan transmisi listrik jarak jauh
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
91. B. Listrik Dinamis dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Penggunaan Energi Listrik di
Lingkungan Sekitar
2. Upaya Penghematan Listrik
3. Pencegahan Bahaya Penggunaan Listrik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
92. 1. Penggunaan Energi Listrik di Lingkungan Sekitar
Energi Listrik
W VIt
Daya Listrik
P VI
Keterangan:
W = energi (joule)
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (ampere)
t = waktu (sekon)
P = daya listrik (watt)
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
93. 2. Upaya Penghematan Listrik
Cara menghemat penggunaan listrik di rumah sebagai berikut.
Mematikan peralatan elektronik saat tidak digunakan.
Menggunakan lampu hemat energi.
Membuka jendela saat siang hari agar sinar matahari masuk sehingga menghemat
penggunaan lampu.
Membuat ventilasi udara untuk mengurangi penggunaan AC dan kipas angin.
Menggunakan pengering mesin cuci hanya pada saat cuaca tidak cerah.
Mematikan lampu saat tidur atau menggunakan lampu yang redup.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
94. 3. Pencegahan Bahaya Penggunaan Listrik
Usaha tetap aman menggunakan listrik:
Memasang sekering agar segera memutus aliran arus saat terjadi arus pendek.
Menggunakan kabel yang sesuai dengan arus yang mengalir.
Mengganti kabel yang telah mengelupas atau melindungi sambungan kabel dengan
bahan isolator.
Menggunakan satu stop kontak untuk satu peralatan listrik.
Mencabut kabel jika alat listrik tidak digunakan kembali.
Menggunakan alas kaki dari karet atau plastik yang kering saat memperbaiki jaringan
listrik.
Menjaga tangan tetap kering saat memegang kabel, stop kontak, dan sambungan listrik.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
96. BAB
KEMAGNETAN DAN
PEMANFAATANNYA DALAM
PRODUK TEKNOLOGI
A. Pemanfaatan Medan Magnet
pada Migrasi Hewan
B. Teori Dasar Kemagnetan
C. Kemagnetan dalam Produk
Teknologi
VI
Kembali ke daftar isi
Migrasi Burung
97. A. Pemanfaatan Medan Magnet pada Migrasi Hewan
1. Migrasi Penyu
2. Migrasi Burung
3. Magnet dalam Tubuh Bakteri
Penyu bermigrasi secara individu, tanpa mengikuti
penyu lain. Penyu memiliki kemampuan menentukan
garis bujur menggunakan dua set isyarat magnet
bumi, seperti kompas.
Burung melakukan migrasi dengan bantuan sinar
matahari, gugusan bintang, dan magnet bumi. Dalam
otak burung terdapat magnetite yang dapat
terpengaruh oleh magnet bumi sehingga burung
dapat menentukan arah utara-selatan dengan baik.
Magnetotactic bacteria bergerak melalui jalur
magnet bumi karena memiliki magnetosome.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
98. B. Teori Dasar Kemagnetan
1. Konsep Gaya Magnet
2. Teori Kemagnetan Bumi
3. Gaya Lorentz
4. Induksi Elektromagnetik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
99. 1. Konsep Gaya Magnet
Sifat Magnet Bahan
Bahan Feromagnetik
Benda-benda atau bahan-bahan yang sangat mudah dipengaruhi oleh magnet dan
dibuat magnet disebut bahan feromagnetik. Bahan feromagnetik dapat berupa logam
murni maupun campuran. Contoh logam murni yang bersifat feromagnetik yaitu besi, baja,
nikel, dan kobalt. Adapun logam campuran yang termasuk bahan feromagnetik yaitu baja-
kobalt, baja-nikel, aluminium-nikel-kobalt (alnico), besi-nikel (permalloy), dan besi-nikel-
kobalt (perminvar).
Bahan Paramagnetik
Bahan paramagnetik dapat dipengaruhi oleh magnet, tetapi tidak dapat dibuat menjadi
magnet buatan. Contoh bahan paramagnetik yaitu mangan, platina, aluminium,
magnesium, timah (tin), oksigen, dan udara.
Bahan Diamagnetik
Benda-benda atau bahan-bahan yang sukar sekali dipengaruhi oleh magnet dinamakan
bahan diamagnetik. Apabila benda diamagnetik diletakkan di udara atau di ruang hampa
udara, bahan diamagnetik akan ditolak oleh magnet meskipun dengan gaya tolak yang
sangat kecil. Contoh bahan diamagnetik yaitu bismut, antimon, seng murni, raksa, timbal,
perak, emas, air, fosfor, dan tembaga.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
101. Penerapan Elektromagnet dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Konsep Gaya Magnet
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
102. Cara Menghilangkan Sifat Kemagnetan Bahan
Memukul magnet dengan benda keras
1. Konsep Gaya Magnet
Membakar magnet
Mengaliri magnet dengan arus bolak-balik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
103. Medan Magnet
Daerah di sekitar magnet yang masih terpengaruh oleh gaya magnet disebut medan
magnet. Garis-garis gaya magnet selalu keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub
selatan. Makin rapat garis gaya magnet, kekuatan medan magnet makin besar.
1. Konsep Gaya Magnet
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
104. Induksi Magnet
Medan magnet digambarkan
dengan adanya garis gaya magnet.
Kaidah genggaman tangan kanan
menjelaskan hubungan antara arah
arus dengan arah garis gaya
magnet yang dihasilkan.
Berdasarkan kaidah ini, arah ibu
jari menunjukkan arah arus,
sedangkan arah genggaman
keempat jari tangan menunjukkan
arah garis gaya magnet.
1. Konsep Gaya Magnet
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
105. Kutub kemagnetan bumi ini mengakibatkan jarum
kompas berarah ke utara dan selatan. Kutub utara
bumi berdekatan dengan kutub selatan kemagnetan
bumi dan kutub selatan bumi berdekatan dengan
kutub utara kemagnetan bumi. Namun, letak kutub
kemagnetan bumi tidak berimpit dengan kutub bumi
sehingga mengakibatkan penunjukan arah jarum
kompas tidak tepat menuju kutub-kutub bumi.
Dengan demikian, akan terbentuk sudut deklinasi
yaitu sudut yang dibentuk oleh jarum kompas dengan
arah utara dan selatan bumi. Selain itu juga terbentuk
sudut inklinasi, yaitu sudut yang dibentuk dari
penyimpangan magnet terhadap arah barat dan
timur geografis.
2. Teori Kemagnetan Bumi
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
106. 3. Gaya Lorentz
Gaya Lorentz adalah gaya yang timbul akibat interaksi penghantar berarus
dalam medan magnet. Penentuan arah gaya dipengaruhi oleh arus dan medan
magnet. Metode ini dikenal dengan kaidah tangan kanan.
F = B Iℓ
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
107. 4. Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya tegangan listrik akibat
medan magnet yang berubah-ubah yang diinduksikan terhadap penghantar.
Tegangan yang dihasilkan oleh peristiwa induksi elektromagnetik disebut gaya
gerak listrik (GGL) induksi.
ind N
t
ind B v
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
108. Banyak peralatan sehari-hari yag menerapkan prinsip induksi magnetik seperti
dinamo, generator, dan transformator.
4. Induksi Elektromagnetik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
109. Transformator
Trafo step up
Transformator step-up berfungsi menaikkan tegangan listrik bolak-balik. Jumlah lilitan
sekunder pada transformator step-up dibuat lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan
primer. Akibatnya, tegangan pada kumparan sekunder lebih besar dibandingkan tegangan
pada kumparan primer.
Trafo step down
Transformator step-down berfungsi untuk menghasilkan tegangan listrik bolak-balik yang
lebih rendah (kecil) dari tegangan masukannya. Jumlah lilitan primer pada transformator
stepdown lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan sekunder. Akibatnya, kumparan sekunder
akan menghasilkan tegangan arus bolak-balik yang lebih kecil daripada tegangan masukan.
4. Induksi Elektromagnetik
Transformator adalah alat yang mampu mengubah
nilai tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Transformator dibedakan menjadi dua yaitu trafo
step-up dan trafo step-down.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
110. Transformator
Hubungan kesebandingan tegangan,
jumlah lilitan, dan arus pada
transformator sebagai berikut.
p p S
s s P
V N I
V N I
P
S
P
S
P
S
Keterangan:
V tegangan primer (V)
V tegangan sekunder (V)
N lilitan primer
N lilitan sekunder
I arus primer (A)
I arus sekunder (A)
Efisiensi trafo dapat dihitung dengan
persamaan berikut.
s
P
P
100%
P
P
S
Keterangan:
efisiensi trafo
P daya primer (W)
P daya sekunder (W)
4. Induksi Elektromagnetik
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
112. C. Kemagnetan dalam Produk Teknologi
Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN)
Kereta Maglev
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
113. BAB
BIOTEKNOLOGI
A. Prinsip Dasar Bioteknologi
dan Penerapannya
B. Dampak Negatif Penerapan
Bioteknologi
VII
Kembali ke daftar isi
Alat Suntik Insulin
114. A. Prinsip Dasar Bioteknologi dan Penerapannya
1. Prinsip Dasar Bioteknologi
2. Penerapan Bioteknologi
Konvensional
3. Penerapan Bioteknologi
Modern
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
115. 1. Prinsip Dasar Bioteknologi
Bioteknologi adalah penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia, ilmu rekyasa, serta ilmu
lainnya dalam pengolahan bahan yang memanfaatkan organisme untuk menghasilkan
produk maupun jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Bioteknologi Konvensional
Teknologi sederhana.
Proses relatif belum steril
sehingga hasil belum terjamin.
Jumlah produk yang dihasilkan
dalam skala kecil.
Biaya produksi murah.
Bioteknologi Modern
Menggunakan peralatan-
peralatan canggih.
Proses dilakukan dengan
pemotongan dan penyisipan gen.
Proses dilakukan dalam keadaan
steril sehingga hasil berkualitas.
Jumlah produk yang dihasilkan
dalam skala besar.
Biaya produksi mahal.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
116. 2. Penerapan Bioteknologi Konvensional
a. Bidang Pangan
b. Bidang Lingkungan
1. Penghasil Energi
2. Pengolah Limbah
3. Pemisah Logam dari Bijihnya
c. Bidang Kesehatan
1. Antibiotik
2. Vaksin Konvensional
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
117. 3. Penerapan Bioteknologi Modern
a. Bidang Pertanian
b. Bidang Peternakan
Domba dengan gen faktor VIII (gen pembeku
darah)
Sapi perah dengan gen laktoferin
Sapi tahan penyakit
Bovin Somatotropin (BST)
Telur ayam rendah kolesterol
c. Bidang Kesehatan
Insulin
Vaksin Transgenik
Antibodi Monoklonal
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
118. B. Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi
1. Dampak Negatif di Bidang Lingkungan
2. Dampak Negatif di Bidang Kesehatan
3. Dampak Negatif di Bidang Sosial Ekonomi
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
119. 1. Dampak Negatif di Bidang Lingkungan
Mencemari keanekaragaman gen di lingkungan alami.
Hilangnya plasma nutfah karena organisme lokal (bukan organisme transgenik)
makin tersingkir dan langka di lingkungan.
Munculnya hama baru yang lebih kuat daripada hama sebelumnya sehingga
akan mengganggu keseimbangan ekosistem.
2. Dampak Negatif di Bidang Kesehatan
Memicu timbulnya penyakit pada seseorang yang sensitif terhadap zat yang
dihasilkan oleh organisme transgenik seperti alergi.
Seseorang menjadi resistan terhadap beberapa jenis antibiotik tertentu.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
120. 3. Dampak Negatif di Bidang Sosial Ekonomi
Petani dan peternak tradisional kalah bersaing dengan petani dan peternak modern
dalam pemasaran hasil panen karena tidak mempunyai modal untuk mengembangkan
produk transgenik. Oleh karena itu, dapat menimbulkan kerugian besar bagi petani dan
peternak tradisional. Apabila keadaan tersebut terus berlanjut dapat mengakibatkan
kesenjangan perekonomian yang makin besar. Selain itu, dapat menimbulkan petani dan
peternak tradisional kehilangan mata pencaharian.
Beras Putih Hasil Tradisional Golden Rice
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
121. BAB
PARTIKEL PENYUSUN MATERI DAN
PENGGUNAANNYA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
A. Partikel Penyusun Benda
Mati dan Makhluk Hidup
B. Proses Pembentukan
Molekul
C. Sifat dan Kegunaan Bahan
serta Pengaruhnya
terhadap Kesehatan
VIII
Kembali ke daftar isi
Kue mengandung bahan pengembang
122. A. Partikel Penyusun Benda Mati dan Makhluk Hidup
1. Molekul Penyusun Benda Mati dan
Makhluk Hidup
2. Atom dan Partikel Penyusunnya
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
123. 1. Molekul Penyusun Benda Mati dan Makhluk Hidup
Materi atau bahan yang berbeda tersusun atas molekul-molekul berbeda
sehingga atom-atom penyusun juga berbeda.
Selain adanya perbedaan molekul penyusunnya (jenis dan jumlah atom
penyusun), perbedaan sifat-sifat suatu materi juga disebabkan oleh perbedaan
susunan molekul dalam materi tersebut.
Perbedaan struktur senyawa selulosa pada batang tanaman
singkong (atas) dan amilum pada singkong (bawah)
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
124. 2. Atom dan Partikel Penyusunnya
1. Partikel Subatom
2. Nomor Atom dan Nomor Massa
Ilustrasi hasil percobaan Thomson untuk
menyelidiki partikel penyusun atom
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
125. 1. Partikel Subatom
Atom tersusun atas partikel-partikel subatom yaitu elektron (e), proton (p), dan neutron
(n).
Atom bermuatan netral karena atom memiliki jumlah proton dan elektron sama banyak.
Apabila atom menerima elektron, atom bermuatan negatif. Sementara itu, apabila atom
melepas elektron, atom bermuatan positif
Partikel Penemu Massa Muatan Lambang
Elektron J.J Thompson 0 -1
Proton Goldstein 1 +1
Neutron J. Chadwick 1 0
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
126. Teori Atom
a. Teori Atom Dalton
b. Teori Atom Thompson
e. Teori Atom Modern
c. Teori Atom Rutherford
d. Teori Atom Niels Bohr
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
127. a. Teori Atom Dalton
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.
Atom merupakan partikel dasar setiap materi.
Atom dari unsur yang sama memiliki sifat dan massa
yang sama, sebaliknya atom yang berbeda memiliki sifat
dan massa yang berbeda.
Senyawa adalah materi yang terdiri atas dua jenis atom
atau lebih dengan perbandingan tertentu.
Reaksi kimia merupakan penataan ulang atom-atom
sehingga tidak atom yang berubah setelah reaksi.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
128. b. Teori Atom Thompson
J. J. Thompson mengemukakan teori atom seperti model roti kismis.
Menurut Thompson, atom merupakan bola bermuatan positif dan di
tempat-tempat tertentu terdapat elektron-elektron yang bermuatan
negatif. Elektron-elektron tersebut tersebar pada bola seperti kismis pada
roti.
Model Atom J.J. Thompson
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
129. c. Teori Atom Rutherford
Menurut Rutherford, atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif. Inti
atom mengandung hampir seluruh massa atom (inti atom merupakan pusat
muatan positif dan pusat massa) dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang
bermuatan negatif seperti model tata surya.
Model Atom Rutherford
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
130. d. Teori Atom Niels Bohr
Menurut Bohr, atom terdiri atas inti atom yang
menjadi pusat massa atom dan pusat muatan
positif. Sementara itu, elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan
tertentu (orbit) yang disebut kulit atom. Kulit
atom yang paling dekat dengan inti atom
mempunyai energi paling rendah. Makin jauh
dari inti, kulit atom memiliki energi makin tinggi.
Apabila elektron berpindah ke tingkat energi
yang lebih tinggi, elektron akan menyerap
energi. Apabila elektron berpindah ke tingkat
energi lebih rendah, elektron akan memancarkan
energi. Sementara itu, energi elektron tidak
berubah apabila elektron berada dalam keadaan
stasioner (tetap).
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
131. e. Teori Atom Modern
Schrodinger mengemukakan bahwa atom tersusun atas partikel subatom yaitu elektron (e),
proton (p), dan neutron (n). Menurut teori ini, kedudukan elektron dalam kulit atom tidak
dapat ditentukan secara pasti tetapi hanya dapat ditentukan kebolehjadian ditemukannya
elektron.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
132. 2. Nomor Atom dan Nomor Massa
X = lambang atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
Z = nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
Isotop
Isotop merupakan atom-atom dari unsur yang sama (memiliki nomor atom sama),
tetapi nomor massanya berbeda. Contoh
Isoton
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (memiliki nomor atom dan nomor
massa berbeda), tetapi memiliki jumlah neutron sama. Contoh
Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (memiliki nomor atom berbeda),
tetapi memiliki nomor massa yang sama. Contoh
dan
C
12
6 C
13
6
dan
Na
24
11 Mg
24
12
dan
P
31
15 S
32
16
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
133. B. Proses Pembentukan Molekul
1. Molekul
2. Konfigurasi Elektron
3. Ion
4. Identifikasi Unsur
Proses Pembentukan Garam Dapur (NaCl)
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
134. 1. Molekul
Molekul dapat dinyatakan dengan rumus kimia
yang menunjukkan jenis dan jumlah atom
penyusun molekul tersebut. Berdasarkan atom
penyusunnya molekul dibedakan menjadi dua
yaitu molekul unsur dan molekul senyawa.
A. Molekul Unsur
Molekul unsur merupakan gabungan dua atau
lebih atom sejenis.
B. Molekul Senyawa
Molekul senyawa merupakan gabungan dua atau
lebih atom yang berbeda jenis.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
135. 2. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron merupakan susunan pengisian elektron dalam kulit-kulit atau
subkulit-subkulit suatu atom. Aturan pengisian elektron menurut Pauli pada
empat kulit pertama sebagai berikut.
Kulit K
Maksimum 2
Elektron
Kulit L Maksimum 8
Elektron
Kulit M Maksimum 18
Elektron
Kulit N Maksimum 32
Elektron
Diisi 1 atau 2 Diisi sisa jika sisa < 8 Diisi sisa jika sisa < 8 Diisi sisa jika sisa < 8
Diisi 8 jika sisa 8 atau > 8 Diisi sisa jika sisa 8 - 17 Diisi sisa jika sisa 8 - 17
Diisi sisa jika sisa 18
atau > 18
Diisi sisa jika sisa 18 -
31
Diisi 32 jika sisa > 32
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
136. 3. Ion
Ion adalah atom atau kumpulan atom bermuatan listrik. Berdasarkan jenis
muatannya, ion dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
a. Kation
Kation terbentuk jika suatu atom kehilangan atau melepaskan elektron
sehingga atom menjadi bermuatan positif.
Contoh atom Kalium (K) melepaskan 1 elektron menjadi ion K+.
Reaksinya: K → K+ + e–.
b. Anion
Anion terbentuk jika suatu atom menerima atau menangkap elektron dari
atom lain sehingga menjadi bermuatan negatif. Contoh atom Cl menangkap 1
elektron menjadi ion Cl–.
Reaksinya: Cl + e– → Cl–.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
137. Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Senyawa yang terbentuk dari kation
dan anion disebut senyawa ion.
Contoh garam dapur (NaCl). Garam
dapur terbentuk dari ion Na+ dan
ion Cl–.
Senyawa kovalen merupakan senyawa yang antaratomnya
berikatan kovalen. Ikatan kovalen terbentuk akibat
penggunaan bersama pasangan elektron antaratom yang
berikatan. Contoh senyawa kovalen adalah H2O, CO2, dan N2.
Pembentukan dan melalui Ikatan kovalen:
O
H2 2
CO Proses Pembentukan Garam Dapur (NaCl):
Ion
Anion (Atom bermuatan negatif)
Kation (Atom bermuatan negatif)
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
138. 4. Identifikasi Unsur
• Ketika dibakar, setiap unsur menghasilkan warna khas. Prinsip ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi suatu unsur yang terkandung dalam suatu bahan.
• Identifikasi unsur dapat dilakukan melalui uji nyala. Namun, uji nyala hanya dapat
digunakan untuk mengidentifikasi beberapa unsur seperti unsur alkali dan alkali tanah
karena tidak semua unsur mempunyai warna nyala yang khas.
Warna hasil pembakaran beberapa unsur alkali dan alkali tanah
sebagai berikut.
Uji nyala beberapa senyawa yang mengandung
unsur tersebut
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
139. C. Sifat dan Kegunaan Bahan serta Pengaruhnya
terhadap Kesehatan
1. Sifat Bahan
2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan
terhadap Kesehatan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
140. 1. Sifat Bahan
Setiap benda memiliki kegunaan berbeda-beda tergantung sifatnya. Sifat benda
dibedakan menjadi sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat Fisika
Sifat fisika adalah sifat materi yang berkaitan dengan keadaan fisik suatu zat
dan tidak berhubungan dengan pembentukan materi baru.
Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan karakteristik suatu materi yang berhubungan dengan
interaksi antara materi tersebut dengan materi lainnya.
Sifat fisika Sifat kimia
Kerapatan, kekerasan, elastisitas, daya hantar
listrik atau panas, viskositas, kemagnetan,
titik didih, titik beku, dan titik leleh.
Kestabilan, kereaktifan, keterbakaran, daya
ionisasi, dan korosivitas.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
141. a. Kaca
Kaca terbuat dari silikon oksida (pasir), kapur, soda, dan oksida logam berupa natrium,
kalsium, magnesium, serta aluminium.
Sifat-sifat kaca meliputi berwujud padat, bersifat mudah pecah dan tembus cahaya,
tahan terhadap panas, mudah dibentuk jika dipanaskan pada suhu tinggi, tidak
menyerap air, bersifat isolator, serta dapat didaur ulang. Benda yang terbuat dari kaca
mudah pecah jika terjatuh. Jika mengenai bagian tubuh, pecahan kaca dapat
membahayakan karena dapat menimbulkan luka.
2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan terhadap Kesehatan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
142. b. Tanah Liat dan Keramik
Tanah liat terdiri atas butiran-butiran partikel liat yang halus. Tanah ini sukar dilalui air,
tetapi mudah dibentuk. Oleh karena sifatnya yang mudah dibentuk, tanah liat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan batu bata, genting, dan gerabah.
Efek bahaya yang ditimbulkan keramik diduga karena adanya kandungan unsur zirkonium,
terutama keramik putih. Zirkonium ini dapat memberi efek buruk karena dalam jangka
panjang dapat mengakibatkan kanker kulit.
2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
143. 2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan
c. Serat
Berdasarkan asal bahan penyusunnya, serat dikelompokkan
menjadi serat alami dan serat sintetis.
Serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, seperti
kapas, kapuk, dan rami yang dapat menghasilkan tekstil katun
dan linen. Serat hewan berupa serat protein, dan kepompong
ulat sutra. Sementara serat mineral berasal dari mineral
asbestos.
Serat sintetis sengaja dibuat oleh manusia. Kain yang terbuat
dari serat sintetis misalnya rayon poliester, dakron, akrilik, dan
nilon.
Serat kain (kapas) yang beterbangan dan terisap saat bernapas
dapat mengakibatkan gangguan pernapasan. Serat asbes yang
terhirup dapat menimbulkan sesak napas ringan, kegagalan
pernapasan, kanker pleura, dan asbestosis.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
144. d. Karet
Berdasarkan asalnya, karet dapat berasal dari alam maupun
sintetis. Sifat karet alam di antaranya memiliki daya elastisitas
dan plastisitas yang baik, pengolahannya mudah, tidak mudah
aus, tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang
tinggi terhadap bahan, serta tidak mudah panas.
Karet alam dimanfaatkan untuk membuat ban pesawat
terbang ,ban mobil, dan ban motor.
Karet sintetis dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas
alam. Karet sintetis memiliki kelebihan untuk beberapa
keadaan yaitu tahan terhadap berbagai zat kimia, harga
cenderung stabil, serta pengiriman atau suplai karet sintetis
jarang mengalami kesulitan.
Karet yang dibakar di sembarang tempat dapat
menimbuklan dampak negatif terhadap kesehatan
seperti irirtasi saluran pernapasan, gangguan fungsi paru-
paru dan sensitivitas indra penciuman.
2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
145. e. Kayu
Kayu memiliki sifat keras dan kuat, tidak menghantarkan listrik/isolator, tidak tahan
terhadap air sehingga mudah lapuk jika berada di tempat basah kecuali kayu besi/kayu
ulin, mudah dibentuk, serta massa jenis bervariasi.
Pada proses penggergajian, debu kayu yang dihasilkan dapat dengan mudah beterbangan
dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Hal ini dapat mengakibatkan
iritasi dan alergi saluran pernapasan. Selain itu, alergi kulit juga dapat timbul akibat debu
kayu yang menempel di kulit secara terus-menerus.
2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan terhadap Kesehatan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
146. f. Plastik
Plastik mempunyai sifat tidak menyerap air, ringan, tidak mudah pecah, lentur, mudah
dibentuk, tembus pandang, bersifat isolator, tidak tahan api, serta tahan karat.
Beberapa bahan plastik dapat menghasilkan dioksin jika digunakan sebagai wadah
makanan berlemak atau berminyak dalam keadaan panas. Dioksin sangat beracun bagi
sel tubuh dan dapat mengakibatkan kanker.
2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan terhadap Kesehatan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
147. g. Logam
• Logam sebagian besar berwujud padat dan mudah berkarat, bersifat keras dan kuat,
tidak menyerap air, tahan terhadap panas dan api, penghantar panas yang baik, serta
dapat ditempa.
• Besi berkarat serta jarum suntik atau peniti yang tidak steril dapat mengandung bakteri
Clostridium tetani yang menjadi sumber infeksi tetanus.
• Selain itu, limbah pabrik yang mengandung logam berat dapat mencemari sumber air.
Jika sumber air tersebut dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit ginjal.
2. Kegunaan dan Pengaruh Bahan terhadap Kesehatan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
148. BAB TANAH DAN KEBERLANGSUNGAN
KEHIDUPAN
A. Peran Tanah dan
Organisme Tanah bagi
Kehidupan
B. Proses Pembentukan Tanah,
Komponen Penyusun Tanah,
dan Upaya Menjaga
Kelestarian Tanah
IX
Kembali ke daftar isi
Chlorella cultivation dengan Photobioreactor
149. A. Peran Tanah dan Organisme Tanah bagi Kehidupan
1. Peran Tanah bagi Kehidupan
2. Peran Organisme Tanah bagi Kehidupan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
150. 1. Peran Tanah bagi Kehidupan
a. Tempat Hidup Organisme-
Organisme Tanah
Nitrococcus
b. Penyedia Keperluan Manusia
Tempat tinggal dan melakukan aktivitas.
Sebagai bahan bangunan untuk
membuat rumah.
Penunjang kehidupan.
Bahan baku kerajinan dan perabotan
rumah tangga.
Tempat tumbuhnya tumbuhan dan
hewan.
c. Penyedia dan Penyaring Air
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
151. 2. Peran Organisme Tanah bagi Kehidupan
Sebagai dekomposer (bakteri dan jamur) dan detritivor (siput, luing, dan cacing tanah).
Pengurai polutan dalam tanah.
Pencegah penyakit tanah.
Pereaksi kimia dalam tanah.
Pemberi pengaruh pada tekstur tanah.
Pengatur kegemburan dan struktur tanah.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
152. B. Proses Pembentukan Tanah, Komponen Penyusun
Tanah, dan Upaya Menjaga Kelestarian Tanah
1. Proses Pembentukan Tanah
2. Lapisan Tanah
3. Komponen Penyusun Tanah
4. Upaya Menjaga Kelestarian Tanah
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
153. 1. Proses Pembentukan Tanah
Tanah berasal dari proses pelapukan batuan secara fisik, biologis, dan kimia. Dengan
demikian, faktor-faktor yang memengaruhi proses pelapukan batuan menjadi tanah dapat
dibedakan menjadi faktor fisik, faktor biologis, dan faktor kimia.
Faktor Fisik Faktor Biologis Faktor Kimia
Iklim dan sinar matahari Vegetasi tumbuhan lumut Air
Curah hujan Mikroorganisme tanah Perubahan kimia
Angin
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
154. 2. Lapisan Tanah
Lapisan Atas
Lapisan ini merupakan lapisan yang
terbentuk dari hasil pelapukan
batuan dan sisa-sisa makhluk hidup
yang telah mati.
Lapisan Tengah
Lapisan ini terbentuk dari
campuran antara hasil pelapukan
batuan dan air.
Lapisan Bawah
Lapisan bawah merupakan lapisan
yang terdiri atas bongkahan-
bongkahan batu.
Lapisan Batuan Induk
Lapisan ini berupa bebatuan yang
padat, keras, dan sulit mengalami
perubahan
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
155. 3. Komponen Penyusun Tanah
Komponen-komponen
penyusun tanah antara lain:
Humus
Air
Mineral
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
156. 4. Upaya Menjaga Kelestarian Tanah
Menanam pohon-pohon di tanah gundul.
Menutupi permukaan tanah yang terbuka dengan jerami, rumput kering, atau
pupuk hijau.
Memperbaiki cara pengolahan tanah.
Mendaur ulang sampah yang sulit diuraikan oleh mikrorganisme.
Membuat sengkedan pada tanah di lereng pegunungan yang miring.
Mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
157. BAB
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
A. Prinsip Teknologi Ramah
Lingkungan dan Aplikasinya
dalam Kehidupan
B. Teknologi Tidak Ramah
Lingkungan dan Dampaknya
X
Kembali ke daftar isi
Refrigeran Musicool
158. A. Prinsip Teknologi Ramah Lingkungan dan
Aplikasinya dalam Kehidupan
1. Pengertian dan Prinsip Teknologi
Ramah Lingkungan
2. Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan
3. Perilaku Hemat Energi dalam
Keseharian
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
159. 1. Pengertian dan Prinsip Teknologi Ramah Lingkungan
Teknologi ramah lingkungan (Eco-Friendly-Technology/Green Technology)
merupakan bentuk penerapan teknologi yang memperhatikan prinsip-prinsip
pelestarian lingkungan. Dengan kata lain, teknologi ramah lingkungan merupakan
salah satu bentuk upaya pemeliharaan lingkungan dari masalah pencemaran
lingkungan.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
160. -0
2. Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan
Bidang Energi
Biofuel, biogas, geotermal, fuel cell, dan hydrogen power.
Bidang Transportasi
Kendaraan hidrogen, mobil surya, dan mobil listrik.
Bidang Lingkungan
Biopori, fitoremediasi, composting toilet, dan water purification.
Bidang Industri
Biopulping dan biobag.
Bidang Pertanian
Bioinsektisida, biofungisida, dan bioherbisida.
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
Biopori
161. 3. Perilaku Hemat Energi dalam Keseharian
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi
162. B. Teknologi Tidak Ramah Lingkungan dan Dampaknya
1. Teknologi pengolahan minyak bumi
2. Teknologi yang berhubungan dengan
pengolahan dan penggunaan batu bara
3. Teknologi yang berhubungan dengan
pemanfaatan bahan bakar fosil
4. Teknologi yang memanfaatkan bahan kimia
Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi