SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
STERILISASI
arisanty
JUR. FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN
MAKASSAR
Pengertian
Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari
mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan
penyakit) maupun apatogen atau non patogen
(tidak menimbulkan penyakit), baik dalam
keadaan vegetatif (siap untuk berkembang biak)
maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan
statis tidak dapat berkembang biak, tetapi
melindungi diri dengan lapisan pelindung yang
kuat).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat
ruang atau benda menjadi steril.
Sanitasi adalah suatu proses untuk membuat
lingkungan menjadi sehat.
Alasan Suatu Obat Dibuat Steril
Obat dibuat steril karena berhubungan langsung
dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan
tubuh lain yang pertahanannya terhadap zat
asing tidak selengkap pada saluran cerna atau
gastrointestinal, misalnya hati yang dapat
menetralisir racun (detoksifikasi).
Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindari
adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak
berlaku relatif steril atau setengah steril,
hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak
steril.
Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah
obat suntik injeksi, tablet implan, tablet
hipodermik dan sediaan untuk mata seperti
tetes mata (guttae ophth.), cuci mata
(collyrium) dan salep mata (oculenta).
Cara-cara Sterilisasi Menurut
FI IV
Sterilisasi uap.
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus
autoklaf yang di dalam farmakope ditetapkan
bahwa untuk media atau pereaksi adalah
selama 15 menit pada suhu 121oC, kecuali
dinyatakan lain.
Sterilisasi panas kering.
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus
oven modern yang dilengkapi dengan udara
yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu
khas yang dapat diterima dalam bejana
sterilisasi kosong adalah sekitar 15oC, jika alat
sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang
dari 250oC.
Cara-cara Sterilisasi Menurut FI IV
Sterilisasi Gas.
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen
oksida yang dinetralkan dengan gas inert (CO2).
Akan tetapi gas etilen oksida memiliki keburukan,
yaitu sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik
dan kemungkinan meninggalkan residu toksik di
dalam bahan yang disterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida.
Sterilisasi dengan radiasi ion.
Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan yaitu
disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi
gamma) dan radiasi berkas sinar elektron. Cara ini
dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan
terhadap sterilisasi panas dan terdapat
kekhawatiran mengenai keamanan etilen oksida.
Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia
dan residu yang rendah yang dapat diukur, dan
variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
Cara-cara Sterilisasi Menurut FI IV
Sterilisasi dengan penyaringan.
Sterilisasi untuk larutan yang labil terhadap panas
dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan
yang dapat menahan mikroba sehingga mikroba
yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika..
ukuran porositas minimal membran matriks
tersebut berkisar antara 0,2 – 0,45 μm,
tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring.
Penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa
asetat, selulosa nitrat, fluorokarbonat, polimer
akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida,
vinil nilon, politef dan juga membran logam.
Sterilisasi dengan cara aseptik.
Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba
hidup ke dalam komponen steril atau komponen lain
yang melewati proses-antara sehingga produk
setengah jadi atau produk ruahannya bebas dari
mikroba hidup.
STERILISASI UAP
STERILISASI PANAS KERING
STERILISASI GAS
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
STERILISASI DENGAN
PENYARINGAN
Cara-cara Sterilisasi Menurut FI VI
STERILISASI UAP
Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh
di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana
yang disebut otoklaf, dan mungkin merupakan
suatu proses sterilisasi yang paling banyak
digunakan (suatu siklus otoklaf yang ditetapkan
dalam farmakope untuk media atau pereaksi
adalah selama 15 menit pada suhu 121° kecuali
dinyatakan lain).
Prinsip dasar kerja alat adalah udara di
dalam bejana sterilisasi digantikan
dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai
dengan menggunakan alat pembuka atau
penutup khusus.
Untuk mengganti udara secara lebih
efektif dari bejana sterilisasi dan dari
bahan yang disterilisasi, siklus sterilisasi
dapat meliputi tahap evakuasi udara dan
uap.
STERILISASI UAP
Proses sterilisasi termal untuk bahan yang
tertera di Farmakope dengan menggunakan
panas kering biasanya dilakukan dengan suatu
proses bets di dalam suatu oven yang dirancang
khusus untuk tujuan itu.
Oven modern dilengkapi dengan udara yang
dipanaskan dan disaring, didistribusikan secara
merata ke seluruh bejana dengan cara sirkulasi
atau radiasi menggunakan sistem semprotan
dengan peralatan sensor, pemantau dan
prngendali parameter kritis.
STERILISASI PANAS KERING
Validasi sterilisasi panas kering dilakukan
dengan cara yang sama seperti sterilisasi uap.
Unit yang digunakan untuk sterilisasi komponen
seperti wadah untuk larutan intravena, harus
dijagan agar dapat dihindari akumulasi partikul
di dalam bejana sterilisasi.
Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam
bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang
15°, jika alat sterilisasi beroperasikan pada pada
suhu lebih kurang 250°
STERILISASI PANAS KERING
Sebagai tambahan pada proses bets
tersebut diatas, suatu proses
berkesinambungan sering digunakan
untuk sterilisasi dan alat kaca sebagai
suatu bagian dari sistem pengisisan dan
penutupan kedap secara aseptik yang
berkesinambungan dan terpadu.
Distribusi panas dapat berupa sirkulasi
atau disalurkan langsung dari suatu nyala
terbuka
STERILISASI PANAS KERING
STERILISASI GAS
Pilihan untuk menggunakan sterilisasi gas sebagai
alternatif dari sterilisasi termal sering dilakukan
jika bahan yang akan disterilisasi tidak tahan
terhadap suhu panas pada proses sterilisasi uap
atau panas kering.
Bahan aktif yang umumnya digunakan pada
sterilisasi gas adalah etilen oksida dengan kualitas
mensterilkan yang dapat diterima
Keburukan dari bahan aktif ini antara lain sifatnya
yang sangat mudah terbakar, walaupun sudah
dicampur dengan gas inert yang sesuai; bersifat
mutagenik, dan kemungkinan adanya residu toksik
di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida
Salah satu keterbatasan utama dari
proses sterilisasi etilen oksida adalah
terbatasnya kemampuan gas tersebut
untuk berdifusi sampai ke daerah yang
paling dalam dari produk yang disterilkan.
Jadi rancangan kemasan dan cara
pengisian bejana sterilisasi harus
ditetapkan sedemikian rupa hingga
terdapat resistensi minimal terhadap
difusi gas
STERILISASI GAS
Perkembangan yang pesat alat kesehatan
yang tidak tahan terhadap sterilisasi
panas dan kekhawatiran tentang
keamanan etilen oksida mengakibatkan
peningkatan penggunaan sterilisasi
radiasi.
Tetapi cara ini dapat digunakan pada
bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi
reaktifitas kimia rendah, residu rendah yang
dapat diukur, dan kenyataan yang membuktikan
bahwa variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
Kenyataannya sterilisasi radiasi adalah suatu
kekhususan dalam dasar pengendalian yang
penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan
dapat diukur secara tepat.
Oleh karena sifat khas tersebut, banyak
prosedur baru yang telah dikembangkan untuk
menetapkan dosis sterilisasi.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu
disintegrasi radioaktif dari radioisotop
(radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron.
Pada kedua jenis tersebut, dosis radiasi
yang dapat menghasilkan derajat jaminan
sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang
satuan dosis minimum dan maksimum, sifat
bahan yang disterilkan dapat di terima.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
Untuk iradiasi gamma, validasi prosedur meliputi
penetapan kesesuaian bahan, kesesuaian cara
memasukkan produk dan penyelesaian penataan
jumlah produk di dalam wadah sterilisasi
(termasuk identifikasi zona dosis minimum dan
maksimum), penetapan pengaturan waktu, dan
petunjuk pemberian dosis sterilisasi yang
diperlukan.
Untuk iradiasi berkas elekton, sebagai
tambahan, perlu divalidasi pengendalian voltase,
arus listrik, kecepatan ban berjalan, dan dimensi
pengamat berkas elektron.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
Untuk sterilisasi radiasi gamma, harus dipilih
dosis sterilisasi yang efektif dan dapat
ditoleransi tanpa menimbulkan kerusakan.
Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis
2,5 megarad ( Mrad ) radiasi yang diserap,
tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan dapat
diterima penggunakan dosis yang lebih rendah
untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan
akhir.
STERILISASI DENGAN PENYARINGAN
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas
sering dilakukan penyaringan menggunakan
bahan yang dapat menahan mikroba, hingga
mikroba yang dikandung dapat dipisahkan secara
fisika.
Perangkat penyaring umumnya terdiri dari suatu
matriks berpori bertutup kedap atau
dirangkaikan pada wadah yang tidak permeabel.
Efektifitas suatu penyaring media atau
penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori
bahan dan dapat tergatung pada daya adsorpsi
bakteri pada atau di dalam matriks penyaring
atau tergantung pada mekanisme penganyakan.
Ukuran penyaring
Pengukuran porisitas membran
penyaring dilakukan dengan pengukuran
nominal yang menggambarkan
kemampuan membran penyaring untuk
menahan mikroba dari galur tertentu
dengan ukuran yang sesuai, bukan
dengan penetapan suatu ukuran rata-
rata pori dan pernyataan tentang
distribusi ukuran.
STERILISASI DENGAN PENYARINGAN
STERILISASI
Sterilisasi Secara Fisika
Pemanasan Kering
Udara Panas Oven
Sterilisasi panas kering
sterilisasi panas kering adalah metode yang paling
efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat
bedah.
minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan
yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf
organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat
tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang
biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah
pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini,
autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk
mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan
basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai
sedikit lembab atau tidak sama sekali
Selama pemanasan kering, mikroorganisme
dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan
dengan penyebab kematian oleh koagulasi
protein pada sel bakteri yang terjadi dengan
sterilisasi uap panas.
Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan
waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses
dilakukan dengan uap di bawah tekanan.
Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan
pada suhu 121°C selama 12 menit adalah
efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan
pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C
selama 1-4 jam (Scoville)
Sterilisasi panas kering
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi
panas kering 160°C paling cepat 1 jam, tapi
lebih baik 2 jam.
Suhu ini digunakan secara khusus untuk
sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat
lainnya.
Range 150-170°C digunakan untuk streilisasi
panas kering dan lain-lain, sebagai contoh :
bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada
suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti
sulfonilamid harus disterilkan pada suhu
rendah dan waktu yang lebih lama
Sterilisasi panas kering
Panas kering digunakan untuk
sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang
akan digunakan untuk proses produksi secara
aseptik. Suhu yang digunakan ini, terlalu tinggi
untuk wadah-wadah plastik
Sama seperti sterilisasi uap air, prosesnya
dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol.
Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk
depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan
lain yang memiliki kemampuan bertahan pada
suhu yang digunakan. Secara umum, validasi
untuk alur depirogenisasi untuk proses panas
kering selalu termasuk proses sterilisasinya
(VPP;151)
Sterilisasi panas kering
Panas kering pada temperatur lebih 160oC
efektif menghancurkan mikroorganisme hidup
dengan sebuah proses kehilangan kelembaban
secara inversible.
Proses ini berjalan relatif lambat,
mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu
160oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang
tinggi. Panas kering ini sering merugikan
beberapa produk (PTM;123).
Sterilisasi panas kering
Oven digunakan untuk sterilisasi panas
kering biasanya secara panas dikontrol dan
mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum
digunakan pada oven :
170°C (340 F) sampai 1 jam
160°C (320 F) sampai 2 jam
150°C (300 F) sampai 2,5 jam
140°C (285 F) sampai 3 jam
Sterilisasi panas kering
Minyak dan penangas lain
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel
dapat disterilisasi dengan mencelupkannya
dalam penangas yang berisi minyak mineral pada
suhu 1620C. Larutan jenuh panas dari natrium
atau ammonia klorida dapat juga digunakan
sebagai pensterilisasi.
Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-
alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai
lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan
untuk memelihara cat penutup.
Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk
mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter
logam bekerfield dan filter bakteri lainnya.
Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum
logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak
hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep,
lumping dan alu dapat disterilisasi dengan
metode ini.
Waktu yg dibutuhkan yaitu 20 detik
Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di
bawah tekanan yang merupakan cara sterilisasi
yang paling banyak digunakan.
Penyebab kematian dengan cara sterilisasi panas
terhadap lembab berbeda dengan cara panas
kering, kematian mikroorganisme oleh panas
lembab adalah hasil koagulasi protein sel,
berbeda dengan cara panas kering, kematian
mikroorganisme yang paling penting adalah
proses oksidasi.
Panas lembab : Uap bertekanan
Panas lembab : Uap bertekanan
Stelisisasi termal menggunakan tekanan uap
jenuh dalam sebuah autoklaf.
Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa
digunakan dalam industri farmasi, karena dapat
diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi
bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi
seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah
dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam
satu siklus yang divalidasi.
Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan
pada suhu 121°C dibawah tekanan 15 psig.
Metode ini plg bagus untuk sterilisasi larutan
yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh,
pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas.
Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat
kesehatan dan benda-benda karet.
Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan uap
ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan
pada bahan sensitif terhadap panas dan
kelembaban.
Metode ini tidak dapat digunakan untuk
sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari
basis minyak dan serbuk.
Panas lembab : Uap bertekanan
Uap jenuh pada 120°C mampu membunuh secara
cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme
hidup dalam waktu ½ menit.
Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora
vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi.
Keefektifan sterilisasi uap bertekanan
tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering
yaitu :
Suhu
Panas tersembunyi yang berlimpah
Kemampuan untuk membentuk kondensasi air
Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi
Panas lembab : Uap bertekanan
Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan
larutan saat suhu 121oC selama 12 menit,
ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam
wadah untuk mencapai 121°C setelah
termometer pensteril menunjukkan suhu ini.
Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml
akan membutuhkan kurang 5 menit, botol 500 ml
antara 10-15 menit.
Panas lembab : Uap bertekanan
Uap panas pada 100oC
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan
dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih.
Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan
uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi
bertingkat untuk mensterilkan media kultur.
Spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini,
bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang
tidak membentuk spora.
Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi
tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan,
suatu pemaparan uap selama 20-60 menit akan
membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak
akan menghancurkan spora.
Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi
berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut
atau tindalisasi.
Dengan metode ini bahan dipaparkan pada uap
mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60
menit setiap hari selama 3 menit. Kemudian bahan
disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada
37oC. Pada saat bahan disimpan pada inkubator atau
pada suhu ruangan selama 24 jam, spora akan tumbuh
ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah
tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke
dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada
spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama
masa istirahat.
Pemanasan dengan bakterisida
Ini adl aplikasi khusus dari pada uap panas pada
100oC. adanya bakterisida sangat meningkatkan
efektifitas metode ini. Metode ini digunakan
untuk larutan berair atau suspensi obat yang
tidak stabil pada temperatur yang biasa
diterapkan pada autoklaf.
Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini
dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu
100oC selama 20 menit dalam pensterilisasi uap
atau penangas air.
Bakterisida yang dapat digunakan termasuk
0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau
0.002% fenil merkuri nitrat
Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang
sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit,
penutup karet, penutup dan alat-alat bedah.
Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh
air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20
menit.
Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan
air dengan pinset yang telah disterilisasi
menggunakan pemijaran.
Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air,
ditambahkan 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-
3% larutan kresol tersaponifikasi yang
menghambat kondisi bahan-bahan logam.
Cara Sterilisasi Bukan Panas
Sinar ultraviolet
Sinar UV umumnya digunakan untuk membantu
mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan
selama proses di lingkungan.
Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme
(germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri
yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm
Sinar UV menembus udara bersih dan air murni
dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau
bahan tersuspensi dalam air atau udara
menyebabkan penurunan derajat penetrasi
dengan cepat.
Untuk kebanyakan pemakaian tindakan dibatasi
pada permukaan yang dipaparkan.
Ketika sinar UV melewati bahan, terjadi perubahan
energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom
dan mengubah kereaktivannya.
Absorpsi energi ini menyebabkan keadaan tertinggi
atom-atom dan mengubah kereaktivannya.
Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom
utama terjadi dalam molekul-molekul
mikroorganisme atau metabolit utamanya,
organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi.
Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel,
yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan
absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang
panjang.
Sinar ultraviolet
Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang
terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti
kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh
percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan
den energi tinggi (sinar katode, sinar beta).
Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak
karena tidak menyebabkan kerusakan mekanik
Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk alat-
alat medis yang sensitif terhadap panas dan jika
residu etilen oksida tidak diharapkan.
Radiasi pengion juga digunakan untuk sterilisasi
bahan-bahan obat dan bahan-bahan formulasi.
Kompabilitas dari bahan yang disterilkan dengan
radiasi adalah faktor yang harus diperhatikan
Dekstruksi bakteri untuk menghasilkan kondisi
steril dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi pengion, dengan efek pada asam nukleat
dari mikroorganisme yang nonreversibel.
Pembentukan radikal bebas dan peroksida yang
merupakan senyawa reaktif juga memberikan
kontribusi pada letalitas dari proses sterilisasi
ini.
Dua tipe radiasi pengion yang dapat digunakan
yaitu radiasi sinar gamma dan radiasi electron
Radiasi pengion
Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV
adalah penetrasinya terbatas, pada panjang
gelombang 253,7 nm, diserap oleh banyak bahan
dan membuat penggumpalan organisme dan hal
tersebut dilindungi oleh debu dan puing-puing.
Untuk menghindari aksi letal panggunaan radiasi
sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak
direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang
diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat
melindungi mikroorganisme.
Radiasi pengion
Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
Gas yang biasa digunakan adalah etilen
oksida dalam bentuk murni atau campuran
dengan gas inert lainnya.
Gas ini sangat mudah menguap dan sangat
mudah terbakar.
Merupakan agen alkilasi yang
menyebabkan dekstruksi mikroorganisme
termasuk sel-sel spora dan vegetatif.
Sterilisasi dilakukan dalam
ruang/chamber sterilisasi.
Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur
dengan udara. Penghilangan sifat eksplosif
dengan mencampurkan etilen oksida dan CO2
Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti
etilen klorohidrin yang menghasilkan ion klorida
dalam bahan-bahan.
Digunakan untuk sterilisasi ala-alat medis dan
baju-baju medis, bahan-bahan seperti pipet
sekali pakai dan cawan petri yang digunakan
dalam laboratorium mikrobiologi.
Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
Residu etilen oksida adalah bahan yang toksik
yang harus dihilangkan dari bahan –bahan yang
disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat
dilakukan dengan mengubah suhu lebih tinggi dari
suhu kamar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini
termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan
distribusi gas dalam chamber pengsterilan.
Penghancuran bakteri tergantung pada adanya
kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas,
penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas
pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan
desain khusus pada bahan pengemas.
Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal
terhadap mikroorganisme dengan mengalkilasi
metabolit esensial yang terutama mempengaruhi
proses reproduksi.
Alkilasi ini barangkali terjadi dengan
menghilangkan hidrogen aktif pada gugus
sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan
suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak
diubah dengan tidak tersedia bagi
mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini
mati tanpa reproduksi.
Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
Sterilisasi Secara Mekanik : Filter Bakteri
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda
dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan mikroorganisme melalui
penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut.
Penghilangan mikroorganisme secara fisik
melalui penyaring dengan matriks pori
ukuran kecil yang tidak membiarkan
mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
Larutan dapat dibebaskan dari organisme
vegetatif dan spora bakteri dengan melalui
filter bakteri, filter bakteri tidak
membebaskan larutan dari virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan
untuk larutan farmasetik atau bahan biologi
yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda
dengan metode filtrasi lain, filter bakteri
ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri.
Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan
teknik aseptik yang benar.
Sterilisasi Secara Mekanik : Filter Bakteri
sterilisasi FI VI.pdf

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Ppt farmanestika
Ppt farmanestikaPpt farmanestika
Ppt farmanestika
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 
Io 1
Io   1Io   1
Io 1
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
 
Acara 3
Acara 3Acara 3
Acara 3
 

Similar to sterilisasi FI VI.pdf

Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
itatriewahyuni
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasi
martha_chan
 
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxPengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Hafizmuchti
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
HildaHerman1
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
dinmaul
 
Pertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdf
Pertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdfPertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdf
Pertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdf
UmmilKhair2
 

Similar to sterilisasi FI VI.pdf (20)

Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
 
8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasi
 
Cari tentang sterilisasi dan macam
Cari tentang sterilisasi dan macamCari tentang sterilisasi dan macam
Cari tentang sterilisasi dan macam
 
Prinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasiPrinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasi
 
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxPengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fix
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Makalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogiMakalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogi
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
STERILISASI DAN DESINFEKSI kuliah kesehatan
STERILISASI DAN DESINFEKSI kuliah kesehatanSTERILISASI DAN DESINFEKSI kuliah kesehatan
STERILISASI DAN DESINFEKSI kuliah kesehatan
 
Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Finta.pptx
Finta.pptxFinta.pptx
Finta.pptx
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
 
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxPPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Pertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdf
Pertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdfPertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdf
Pertemuan 2 Teknologi Sediaan Steril-Metode Sterilisasi dan Teknik Aseptik.pdf
 

sterilisasi FI VI.pdf

  • 2. Pengertian Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen atau non patogen (tidak menimbulkan penyakit), baik dalam keadaan vegetatif (siap untuk berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat). Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi steril. Sanitasi adalah suatu proses untuk membuat lingkungan menjadi sehat.
  • 3. Alasan Suatu Obat Dibuat Steril Obat dibuat steril karena berhubungan langsung dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain yang pertahanannya terhadap zat asing tidak selengkap pada saluran cerna atau gastrointestinal, misalnya hati yang dapat menetralisir racun (detoksifikasi). Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak berlaku relatif steril atau setengah steril, hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak steril. Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik injeksi, tablet implan, tablet hipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes mata (guttae ophth.), cuci mata (collyrium) dan salep mata (oculenta).
  • 4. Cara-cara Sterilisasi Menurut FI IV Sterilisasi uap. Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus autoklaf yang di dalam farmakope ditetapkan bahwa untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121oC, kecuali dinyatakan lain. Sterilisasi panas kering. Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus oven modern yang dilengkapi dengan udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima dalam bejana sterilisasi kosong adalah sekitar 15oC, jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250oC.
  • 5. Cara-cara Sterilisasi Menurut FI IV Sterilisasi Gas. Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert (CO2). Akan tetapi gas etilen oksida memiliki keburukan, yaitu sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik dan kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida. Sterilisasi dengan radiasi ion. Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi berkas sinar elektron. Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan terdapat kekhawatiran mengenai keamanan etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia dan residu yang rendah yang dapat diukur, dan variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
  • 6. Cara-cara Sterilisasi Menurut FI IV Sterilisasi dengan penyaringan. Sterilisasi untuk larutan yang labil terhadap panas dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba sehingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika.. ukuran porositas minimal membran matriks tersebut berkisar antara 0,2 – 0,45 μm, tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring. Penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa asetat, selulosa nitrat, fluorokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil nilon, politef dan juga membran logam. Sterilisasi dengan cara aseptik. Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba hidup ke dalam komponen steril atau komponen lain yang melewati proses-antara sehingga produk setengah jadi atau produk ruahannya bebas dari mikroba hidup.
  • 7. STERILISASI UAP STERILISASI PANAS KERING STERILISASI GAS STERILISASI DENGAN RADIASI ION STERILISASI DENGAN PENYARINGAN Cara-cara Sterilisasi Menurut FI VI
  • 8. STERILISASI UAP Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut otoklaf, dan mungkin merupakan suatu proses sterilisasi yang paling banyak digunakan (suatu siklus otoklaf yang ditetapkan dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121° kecuali dinyatakan lain).
  • 9. Prinsip dasar kerja alat adalah udara di dalam bejana sterilisasi digantikan dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat pembuka atau penutup khusus. Untuk mengganti udara secara lebih efektif dari bejana sterilisasi dan dari bahan yang disterilisasi, siklus sterilisasi dapat meliputi tahap evakuasi udara dan uap. STERILISASI UAP
  • 10. Proses sterilisasi termal untuk bahan yang tertera di Farmakope dengan menggunakan panas kering biasanya dilakukan dengan suatu proses bets di dalam suatu oven yang dirancang khusus untuk tujuan itu. Oven modern dilengkapi dengan udara yang dipanaskan dan disaring, didistribusikan secara merata ke seluruh bejana dengan cara sirkulasi atau radiasi menggunakan sistem semprotan dengan peralatan sensor, pemantau dan prngendali parameter kritis. STERILISASI PANAS KERING
  • 11. Validasi sterilisasi panas kering dilakukan dengan cara yang sama seperti sterilisasi uap. Unit yang digunakan untuk sterilisasi komponen seperti wadah untuk larutan intravena, harus dijagan agar dapat dihindari akumulasi partikul di dalam bejana sterilisasi. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15°, jika alat sterilisasi beroperasikan pada pada suhu lebih kurang 250° STERILISASI PANAS KERING
  • 12. Sebagai tambahan pada proses bets tersebut diatas, suatu proses berkesinambungan sering digunakan untuk sterilisasi dan alat kaca sebagai suatu bagian dari sistem pengisisan dan penutupan kedap secara aseptik yang berkesinambungan dan terpadu. Distribusi panas dapat berupa sirkulasi atau disalurkan langsung dari suatu nyala terbuka STERILISASI PANAS KERING
  • 13. STERILISASI GAS Pilihan untuk menggunakan sterilisasi gas sebagai alternatif dari sterilisasi termal sering dilakukan jika bahan yang akan disterilisasi tidak tahan terhadap suhu panas pada proses sterilisasi uap atau panas kering. Bahan aktif yang umumnya digunakan pada sterilisasi gas adalah etilen oksida dengan kualitas mensterilkan yang dapat diterima Keburukan dari bahan aktif ini antara lain sifatnya yang sangat mudah terbakar, walaupun sudah dicampur dengan gas inert yang sesuai; bersifat mutagenik, dan kemungkinan adanya residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida
  • 14. Salah satu keterbatasan utama dari proses sterilisasi etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam dari produk yang disterilkan. Jadi rancangan kemasan dan cara pengisian bejana sterilisasi harus ditetapkan sedemikian rupa hingga terdapat resistensi minimal terhadap difusi gas STERILISASI GAS
  • 15. Perkembangan yang pesat alat kesehatan yang tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan kekhawatiran tentang keamanan etilen oksida mengakibatkan peningkatan penggunaan sterilisasi radiasi. Tetapi cara ini dapat digunakan pada bahan obat dan bentuk sediaan akhir. STERILISASI DENGAN RADIASI ION
  • 16. Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi reaktifitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur, dan kenyataan yang membuktikan bahwa variabel yang dikendalikan lebih sedikit. Kenyataannya sterilisasi radiasi adalah suatu kekhususan dalam dasar pengendalian yang penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur secara tepat. Oleh karena sifat khas tersebut, banyak prosedur baru yang telah dikembangkan untuk menetapkan dosis sterilisasi. STERILISASI DENGAN RADIASI ION
  • 17. Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis tersebut, dosis radiasi yang dapat menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat di terima. STERILISASI DENGAN RADIASI ION
  • 18. Untuk iradiasi gamma, validasi prosedur meliputi penetapan kesesuaian bahan, kesesuaian cara memasukkan produk dan penyelesaian penataan jumlah produk di dalam wadah sterilisasi (termasuk identifikasi zona dosis minimum dan maksimum), penetapan pengaturan waktu, dan petunjuk pemberian dosis sterilisasi yang diperlukan. Untuk iradiasi berkas elekton, sebagai tambahan, perlu divalidasi pengendalian voltase, arus listrik, kecepatan ban berjalan, dan dimensi pengamat berkas elektron. STERILISASI DENGAN RADIASI ION
  • 19. Untuk sterilisasi radiasi gamma, harus dipilih dosis sterilisasi yang efektif dan dapat ditoleransi tanpa menimbulkan kerusakan. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad ( Mrad ) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan dapat diterima penggunakan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
  • 20. STERILISASI DENGAN PENYARINGAN Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandung dapat dipisahkan secara fisika. Perangkat penyaring umumnya terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah yang tidak permeabel. Efektifitas suatu penyaring media atau penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori bahan dan dapat tergatung pada daya adsorpsi bakteri pada atau di dalam matriks penyaring atau tergantung pada mekanisme penganyakan.
  • 21. Ukuran penyaring Pengukuran porisitas membran penyaring dilakukan dengan pengukuran nominal yang menggambarkan kemampuan membran penyaring untuk menahan mikroba dari galur tertentu dengan ukuran yang sesuai, bukan dengan penetapan suatu ukuran rata- rata pori dan pernyataan tentang distribusi ukuran. STERILISASI DENGAN PENYARINGAN
  • 23. Sterilisasi Secara Fisika Pemanasan Kering Udara Panas Oven
  • 24. Sterilisasi panas kering sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah. minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali
  • 25. Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 121°C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C selama 1-4 jam (Scoville) Sterilisasi panas kering
  • 26. Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 160°C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Range 150-170°C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama Sterilisasi panas kering
  • 27. Panas kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu yang digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik Sama seperti sterilisasi uap air, prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol. Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan. Secara umum, validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses panas kering selalu termasuk proses sterilisasinya (VPP;151) Sterilisasi panas kering
  • 28. Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban secara inversible. Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk (PTM;123). Sterilisasi panas kering
  • 29. Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas. Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven : 170°C (340 F) sampai 1 jam 160°C (320 F) sampai 2 jam 150°C (300 F) sampai 2,5 jam 140°C (285 F) sampai 3 jam Sterilisasi panas kering
  • 30. Minyak dan penangas lain Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan mencelupkannya dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. Larutan jenuh panas dari natrium atau ammonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat- alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
  • 31. Pemijaran langsung Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Waktu yg dibutuhkan yaitu 20 detik
  • 32. Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah tekanan yang merupakan cara sterilisasi yang paling banyak digunakan. Penyebab kematian dengan cara sterilisasi panas terhadap lembab berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme oleh panas lembab adalah hasil koagulasi protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme yang paling penting adalah proses oksidasi. Panas lembab : Uap bertekanan
  • 33. Panas lembab : Uap bertekanan Stelisisasi termal menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf. Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi. Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan pada suhu 121°C dibawah tekanan 15 psig.
  • 34. Metode ini plg bagus untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh, pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan dan benda-benda karet. Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan uap ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan pada bahan sensitif terhadap panas dan kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari basis minyak dan serbuk. Panas lembab : Uap bertekanan
  • 35. Uap jenuh pada 120°C mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme hidup dalam waktu ½ menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering yaitu : Suhu Panas tersembunyi yang berlimpah Kemampuan untuk membentuk kondensasi air Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi Panas lembab : Uap bertekanan
  • 36. Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121oC selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 121°C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan kurang 5 menit, botol 500 ml antara 10-15 menit. Panas lembab : Uap bertekanan
  • 37. Uap panas pada 100oC Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur. Spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
  • 38. Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut atau tindalisasi. Dengan metode ini bahan dipaparkan pada uap mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Kemudian bahan disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada 37oC. Pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam, spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa istirahat.
  • 39. Pemanasan dengan bakterisida Ini adl aplikasi khusus dari pada uap panas pada 100oC. adanya bakterisida sangat meningkatkan efektifitas metode ini. Metode ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf. Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100oC selama 20 menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0.002% fenil merkuri nitrat
  • 40. Air mendidih Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, ditambahkan 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2- 3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-bahan logam.
  • 42. Sinar ultraviolet Sinar UV umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabkan penurunan derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian tindakan dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.
  • 43. Ketika sinar UV melewati bahan, terjadi perubahan energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamanya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang. Sinar ultraviolet
  • 44. Radiasi pengion Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebabkan kerusakan mekanik Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk alat- alat medis yang sensitif terhadap panas dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan. Radiasi pengion juga digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan obat dan bahan-bahan formulasi. Kompabilitas dari bahan yang disterilkan dengan radiasi adalah faktor yang harus diperhatikan
  • 45. Dekstruksi bakteri untuk menghasilkan kondisi steril dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion, dengan efek pada asam nukleat dari mikroorganisme yang nonreversibel. Pembentukan radikal bebas dan peroksida yang merupakan senyawa reaktif juga memberikan kontribusi pada letalitas dari proses sterilisasi ini. Dua tipe radiasi pengion yang dapat digunakan yaitu radiasi sinar gamma dan radiasi electron Radiasi pengion
  • 46. Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV adalah penetrasinya terbatas, pada panjang gelombang 253,7 nm, diserap oleh banyak bahan dan membuat penggumpalan organisme dan hal tersebut dilindungi oleh debu dan puing-puing. Untuk menghindari aksi letal panggunaan radiasi sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme. Radiasi pengion
  • 47. Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam ruang/chamber sterilisasi.
  • 48. Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur dengan udara. Penghilangan sifat eksplosif dengan mencampurkan etilen oksida dan CO2 Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti etilen klorohidrin yang menghasilkan ion klorida dalam bahan-bahan. Digunakan untuk sterilisasi ala-alat medis dan baju-baju medis, bahan-bahan seperti pipet sekali pakai dan cawan petri yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
  • 49. Residu etilen oksida adalah bahan yang toksik yang harus dihilangkan dari bahan –bahan yang disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat dilakukan dengan mengubah suhu lebih tinggi dari suhu kamar. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan pengemas. Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
  • 50. Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi. Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
  • 51. Sterilisasi Secara Mekanik : Filter Bakteri Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
  • 52. Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus. Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sterilisasi Secara Mekanik : Filter Bakteri