2. Pengertian
Steril adalah keadaan suatu zat yang bebas dari
mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan
penyakit) maupun apatogen atau non patogen
(tidak menimbulkan penyakit), baik dalam
keadaan vegetatif (siap untuk berkembang biak)
maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan
statis tidak dapat berkembang biak, tetapi
melindungi diri dengan lapisan pelindung yang
kuat).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat
ruang atau benda menjadi steril.
Sanitasi adalah suatu proses untuk membuat
lingkungan menjadi sehat.
3. Alasan Suatu Obat Dibuat Steril
Obat dibuat steril karena berhubungan langsung
dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan
tubuh lain yang pertahanannya terhadap zat
asing tidak selengkap pada saluran cerna atau
gastrointestinal, misalnya hati yang dapat
menetralisir racun (detoksifikasi).
Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindari
adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak
berlaku relatif steril atau setengah steril,
hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak
steril.
Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah
obat suntik injeksi, tablet implan, tablet
hipodermik dan sediaan untuk mata seperti
tetes mata (guttae ophth.), cuci mata
(collyrium) dan salep mata (oculenta).
4. Cara-cara Sterilisasi Menurut
FI IV
Sterilisasi uap.
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus
autoklaf yang di dalam farmakope ditetapkan
bahwa untuk media atau pereaksi adalah
selama 15 menit pada suhu 121oC, kecuali
dinyatakan lain.
Sterilisasi panas kering.
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus
oven modern yang dilengkapi dengan udara
yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu
khas yang dapat diterima dalam bejana
sterilisasi kosong adalah sekitar 15oC, jika alat
sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang
dari 250oC.
5. Cara-cara Sterilisasi Menurut FI IV
Sterilisasi Gas.
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen
oksida yang dinetralkan dengan gas inert (CO2).
Akan tetapi gas etilen oksida memiliki keburukan,
yaitu sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik
dan kemungkinan meninggalkan residu toksik di
dalam bahan yang disterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida.
Sterilisasi dengan radiasi ion.
Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan yaitu
disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi
gamma) dan radiasi berkas sinar elektron. Cara ini
dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan
terhadap sterilisasi panas dan terdapat
kekhawatiran mengenai keamanan etilen oksida.
Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia
dan residu yang rendah yang dapat diukur, dan
variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
6. Cara-cara Sterilisasi Menurut FI IV
Sterilisasi dengan penyaringan.
Sterilisasi untuk larutan yang labil terhadap panas
dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan
yang dapat menahan mikroba sehingga mikroba
yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika..
ukuran porositas minimal membran matriks
tersebut berkisar antara 0,2 – 0,45 μm,
tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring.
Penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa
asetat, selulosa nitrat, fluorokarbonat, polimer
akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil klorida,
vinil nilon, politef dan juga membran logam.
Sterilisasi dengan cara aseptik.
Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba
hidup ke dalam komponen steril atau komponen lain
yang melewati proses-antara sehingga produk
setengah jadi atau produk ruahannya bebas dari
mikroba hidup.
7. STERILISASI UAP
STERILISASI PANAS KERING
STERILISASI GAS
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
STERILISASI DENGAN
PENYARINGAN
Cara-cara Sterilisasi Menurut FI VI
8. STERILISASI UAP
Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh
di bawah tekanan berlangsung di suatu bejana
yang disebut otoklaf, dan mungkin merupakan
suatu proses sterilisasi yang paling banyak
digunakan (suatu siklus otoklaf yang ditetapkan
dalam farmakope untuk media atau pereaksi
adalah selama 15 menit pada suhu 121° kecuali
dinyatakan lain).
9. Prinsip dasar kerja alat adalah udara di
dalam bejana sterilisasi digantikan
dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai
dengan menggunakan alat pembuka atau
penutup khusus.
Untuk mengganti udara secara lebih
efektif dari bejana sterilisasi dan dari
bahan yang disterilisasi, siklus sterilisasi
dapat meliputi tahap evakuasi udara dan
uap.
STERILISASI UAP
10. Proses sterilisasi termal untuk bahan yang
tertera di Farmakope dengan menggunakan
panas kering biasanya dilakukan dengan suatu
proses bets di dalam suatu oven yang dirancang
khusus untuk tujuan itu.
Oven modern dilengkapi dengan udara yang
dipanaskan dan disaring, didistribusikan secara
merata ke seluruh bejana dengan cara sirkulasi
atau radiasi menggunakan sistem semprotan
dengan peralatan sensor, pemantau dan
prngendali parameter kritis.
STERILISASI PANAS KERING
11. Validasi sterilisasi panas kering dilakukan
dengan cara yang sama seperti sterilisasi uap.
Unit yang digunakan untuk sterilisasi komponen
seperti wadah untuk larutan intravena, harus
dijagan agar dapat dihindari akumulasi partikul
di dalam bejana sterilisasi.
Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam
bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang
15°, jika alat sterilisasi beroperasikan pada pada
suhu lebih kurang 250°
STERILISASI PANAS KERING
12. Sebagai tambahan pada proses bets
tersebut diatas, suatu proses
berkesinambungan sering digunakan
untuk sterilisasi dan alat kaca sebagai
suatu bagian dari sistem pengisisan dan
penutupan kedap secara aseptik yang
berkesinambungan dan terpadu.
Distribusi panas dapat berupa sirkulasi
atau disalurkan langsung dari suatu nyala
terbuka
STERILISASI PANAS KERING
13. STERILISASI GAS
Pilihan untuk menggunakan sterilisasi gas sebagai
alternatif dari sterilisasi termal sering dilakukan
jika bahan yang akan disterilisasi tidak tahan
terhadap suhu panas pada proses sterilisasi uap
atau panas kering.
Bahan aktif yang umumnya digunakan pada
sterilisasi gas adalah etilen oksida dengan kualitas
mensterilkan yang dapat diterima
Keburukan dari bahan aktif ini antara lain sifatnya
yang sangat mudah terbakar, walaupun sudah
dicampur dengan gas inert yang sesuai; bersifat
mutagenik, dan kemungkinan adanya residu toksik
di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida
14. Salah satu keterbatasan utama dari
proses sterilisasi etilen oksida adalah
terbatasnya kemampuan gas tersebut
untuk berdifusi sampai ke daerah yang
paling dalam dari produk yang disterilkan.
Jadi rancangan kemasan dan cara
pengisian bejana sterilisasi harus
ditetapkan sedemikian rupa hingga
terdapat resistensi minimal terhadap
difusi gas
STERILISASI GAS
15. Perkembangan yang pesat alat kesehatan
yang tidak tahan terhadap sterilisasi
panas dan kekhawatiran tentang
keamanan etilen oksida mengakibatkan
peningkatan penggunaan sterilisasi
radiasi.
Tetapi cara ini dapat digunakan pada
bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
16. Keunggulan sterilisasi iradiasi meliputi
reaktifitas kimia rendah, residu rendah yang
dapat diukur, dan kenyataan yang membuktikan
bahwa variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
Kenyataannya sterilisasi radiasi adalah suatu
kekhususan dalam dasar pengendalian yang
penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan
dapat diukur secara tepat.
Oleh karena sifat khas tersebut, banyak
prosedur baru yang telah dikembangkan untuk
menetapkan dosis sterilisasi.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
17. Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu
disintegrasi radioaktif dari radioisotop
(radiasi gamma) dan radiasi berkas elektron.
Pada kedua jenis tersebut, dosis radiasi
yang dapat menghasilkan derajat jaminan
sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang
satuan dosis minimum dan maksimum, sifat
bahan yang disterilkan dapat di terima.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
18. Untuk iradiasi gamma, validasi prosedur meliputi
penetapan kesesuaian bahan, kesesuaian cara
memasukkan produk dan penyelesaian penataan
jumlah produk di dalam wadah sterilisasi
(termasuk identifikasi zona dosis minimum dan
maksimum), penetapan pengaturan waktu, dan
petunjuk pemberian dosis sterilisasi yang
diperlukan.
Untuk iradiasi berkas elekton, sebagai
tambahan, perlu divalidasi pengendalian voltase,
arus listrik, kecepatan ban berjalan, dan dimensi
pengamat berkas elektron.
STERILISASI DENGAN RADIASI ION
19. Untuk sterilisasi radiasi gamma, harus dipilih
dosis sterilisasi yang efektif dan dapat
ditoleransi tanpa menimbulkan kerusakan.
Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis
2,5 megarad ( Mrad ) radiasi yang diserap,
tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dan dapat
diterima penggunakan dosis yang lebih rendah
untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan
akhir.
20. STERILISASI DENGAN PENYARINGAN
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas
sering dilakukan penyaringan menggunakan
bahan yang dapat menahan mikroba, hingga
mikroba yang dikandung dapat dipisahkan secara
fisika.
Perangkat penyaring umumnya terdiri dari suatu
matriks berpori bertutup kedap atau
dirangkaikan pada wadah yang tidak permeabel.
Efektifitas suatu penyaring media atau
penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori
bahan dan dapat tergatung pada daya adsorpsi
bakteri pada atau di dalam matriks penyaring
atau tergantung pada mekanisme penganyakan.
21. Ukuran penyaring
Pengukuran porisitas membran
penyaring dilakukan dengan pengukuran
nominal yang menggambarkan
kemampuan membran penyaring untuk
menahan mikroba dari galur tertentu
dengan ukuran yang sesuai, bukan
dengan penetapan suatu ukuran rata-
rata pori dan pernyataan tentang
distribusi ukuran.
STERILISASI DENGAN PENYARINGAN
24. Sterilisasi panas kering
sterilisasi panas kering adalah metode yang paling
efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat
bedah.
minyak lemak, petrolatum, serbuk kering dan bahan
yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf
organisme pembentuk spora dalam medium anhidrat
tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang
biasanya digunakan dalam autoklaf bahkan setelah
pemanasan sampai 45 menit). Untik alasan ini,
autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk
mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan
basis minyak, atau bahan-bahan lain yang mempunyai
sedikit lembab atau tidak sama sekali
25. Selama pemanasan kering, mikroorganisme
dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan
dengan penyebab kematian oleh koagulasi
protein pada sel bakteri yang terjadi dengan
sterilisasi uap panas.
Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan
waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses
dilakukan dengan uap di bawah tekanan.
Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan
pada suhu 121°C selama 12 menit adalah
efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan
pemaparan pada suhu 150°C sampai 170°C
selama 1-4 jam (Scoville)
Sterilisasi panas kering
26. Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi
panas kering 160°C paling cepat 1 jam, tapi
lebih baik 2 jam.
Suhu ini digunakan secara khusus untuk
sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat
lainnya.
Range 150-170°C digunakan untuk streilisasi
panas kering dan lain-lain, sebagai contoh :
bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada
suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti
sulfonilamid harus disterilkan pada suhu
rendah dan waktu yang lebih lama
Sterilisasi panas kering
27. Panas kering digunakan untuk
sterilisasi/depirogenisasi alat-alat gelas yang
akan digunakan untuk proses produksi secara
aseptik. Suhu yang digunakan ini, terlalu tinggi
untuk wadah-wadah plastik
Sama seperti sterilisasi uap air, prosesnya
dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol.
Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk
depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan
lain yang memiliki kemampuan bertahan pada
suhu yang digunakan. Secara umum, validasi
untuk alur depirogenisasi untuk proses panas
kering selalu termasuk proses sterilisasinya
(VPP;151)
Sterilisasi panas kering
28. Panas kering pada temperatur lebih 160oC
efektif menghancurkan mikroorganisme hidup
dengan sebuah proses kehilangan kelembaban
secara inversible.
Proses ini berjalan relatif lambat,
mengisyaratkan sedikitnya 1 jam pada suhu
160oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang
tinggi. Panas kering ini sering merugikan
beberapa produk (PTM;123).
Sterilisasi panas kering
29. Oven digunakan untuk sterilisasi panas
kering biasanya secara panas dikontrol dan
mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum
digunakan pada oven :
170°C (340 F) sampai 1 jam
160°C (320 F) sampai 2 jam
150°C (300 F) sampai 2,5 jam
140°C (285 F) sampai 3 jam
Sterilisasi panas kering
30. Minyak dan penangas lain
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel
dapat disterilisasi dengan mencelupkannya
dalam penangas yang berisi minyak mineral pada
suhu 1620C. Larutan jenuh panas dari natrium
atau ammonia klorida dapat juga digunakan
sebagai pensterilisasi.
Ini merupakan metode yang mensterilisasi alat-
alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai
lubrikan, untuk menjaga alat tetap tajam, dan
untuk memelihara cat penutup.
31. Pemijaran langsung
Pemijaran langsung digunakan untuk
mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter
logam bekerfield dan filter bakteri lainnya.
Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum
logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak
hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep,
lumping dan alu dapat disterilisasi dengan
metode ini.
Waktu yg dibutuhkan yaitu 20 detik
32. Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di
bawah tekanan yang merupakan cara sterilisasi
yang paling banyak digunakan.
Penyebab kematian dengan cara sterilisasi panas
terhadap lembab berbeda dengan cara panas
kering, kematian mikroorganisme oleh panas
lembab adalah hasil koagulasi protein sel,
berbeda dengan cara panas kering, kematian
mikroorganisme yang paling penting adalah
proses oksidasi.
Panas lembab : Uap bertekanan
33. Panas lembab : Uap bertekanan
Stelisisasi termal menggunakan tekanan uap
jenuh dalam sebuah autoklaf.
Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa
digunakan dalam industri farmasi, karena dapat
diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi
bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi
seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah
dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam
satu siklus yang divalidasi.
Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan
pada suhu 121°C dibawah tekanan 15 psig.
34. Metode ini plg bagus untuk sterilisasi larutan
yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh,
pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas.
Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat
kesehatan dan benda-benda karet.
Kerugian yang paling prinsip dan penggunaan uap
ini adalah ketidaksesuaiannya untuk penggunaan
pada bahan sensitif terhadap panas dan
kelembaban.
Metode ini tidak dapat digunakan untuk
sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari
basis minyak dan serbuk.
Panas lembab : Uap bertekanan
35. Uap jenuh pada 120°C mampu membunuh secara
cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme
hidup dalam waktu ½ menit.
Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora
vegetatif yang tahan terhadap pemanasan tinggi.
Keefektifan sterilisasi uap bertekanan
tergantung pada 4 sifat dari uap jenuh kering
yaitu :
Suhu
Panas tersembunyi yang berlimpah
Kemampuan untuk membentuk kondensasi air
Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi
Panas lembab : Uap bertekanan
36. Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan
larutan saat suhu 121oC selama 12 menit,
ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam
wadah untuk mencapai 121°C setelah
termometer pensteril menunjukkan suhu ini.
Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml
akan membutuhkan kurang 5 menit, botol 500 ml
antara 10-15 menit.
Panas lembab : Uap bertekanan
37. Uap panas pada 100oC
Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan
dalam bentuk uap mengalir atau air mendidih.
Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan
uap mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi
bertingkat untuk mensterilkan media kultur.
Spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini,
bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri yang
tidak membentuk spora.
Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi
tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
38. Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan,
suatu pemaparan uap selama 20-60 menit akan
membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak
akan menghancurkan spora.
Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi
berjeda yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut
atau tindalisasi.
Dengan metode ini bahan dipaparkan pada uap
mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60
menit setiap hari selama 3 menit. Kemudian bahan
disimpan pada suhu kamar atau pada inkubator pada
37oC. Pada saat bahan disimpan pada inkubator atau
pada suhu ruangan selama 24 jam, spora akan tumbuh
ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah
tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke
dua. Kesuksesan dari proses ini tergantung pada
spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama
masa istirahat.
39. Pemanasan dengan bakterisida
Ini adl aplikasi khusus dari pada uap panas pada
100oC. adanya bakterisida sangat meningkatkan
efektifitas metode ini. Metode ini digunakan
untuk larutan berair atau suspensi obat yang
tidak stabil pada temperatur yang biasa
diterapkan pada autoklaf.
Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini
dpanaskan dalam wadah bersegel pada suhu
100oC selama 20 menit dalam pensterilisasi uap
atau penangas air.
Bakterisida yang dapat digunakan termasuk
0,5%, fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau
0.002% fenil merkuri nitrat
40. Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang
sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit,
penutup karet, penutup dan alat-alat bedah.
Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh
air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20
menit.
Setelah sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan
air dengan pinset yang telah disterilisasi
menggunakan pemijaran.
Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air,
ditambahkan 5 % fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-
3% larutan kresol tersaponifikasi yang
menghambat kondisi bahan-bahan logam.
42. Sinar ultraviolet
Sinar UV umumnya digunakan untuk membantu
mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan
selama proses di lingkungan.
Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme
(germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri
yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm
Sinar UV menembus udara bersih dan air murni
dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau
bahan tersuspensi dalam air atau udara
menyebabkan penurunan derajat penetrasi
dengan cepat.
Untuk kebanyakan pemakaian tindakan dibatasi
pada permukaan yang dipaparkan.
43. Ketika sinar UV melewati bahan, terjadi perubahan
energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom
dan mengubah kereaktivannya.
Absorpsi energi ini menyebabkan keadaan tertinggi
atom-atom dan mengubah kereaktivannya.
Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom
utama terjadi dalam molekul-molekul
mikroorganisme atau metabolit utamanya,
organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi.
Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel,
yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan
absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang
panjang.
Sinar ultraviolet
44. Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang
terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti
kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh
percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan
den energi tinggi (sinar katode, sinar beta).
Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak
karena tidak menyebabkan kerusakan mekanik
Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk alat-
alat medis yang sensitif terhadap panas dan jika
residu etilen oksida tidak diharapkan.
Radiasi pengion juga digunakan untuk sterilisasi
bahan-bahan obat dan bahan-bahan formulasi.
Kompabilitas dari bahan yang disterilkan dengan
radiasi adalah faktor yang harus diperhatikan
45. Dekstruksi bakteri untuk menghasilkan kondisi
steril dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi pengion, dengan efek pada asam nukleat
dari mikroorganisme yang nonreversibel.
Pembentukan radikal bebas dan peroksida yang
merupakan senyawa reaktif juga memberikan
kontribusi pada letalitas dari proses sterilisasi
ini.
Dua tipe radiasi pengion yang dapat digunakan
yaitu radiasi sinar gamma dan radiasi electron
Radiasi pengion
46. Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV
adalah penetrasinya terbatas, pada panjang
gelombang 253,7 nm, diserap oleh banyak bahan
dan membuat penggumpalan organisme dan hal
tersebut dilindungi oleh debu dan puing-puing.
Untuk menghindari aksi letal panggunaan radiasi
sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak
direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang
diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat
melindungi mikroorganisme.
Radiasi pengion
47. Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
Gas yang biasa digunakan adalah etilen
oksida dalam bentuk murni atau campuran
dengan gas inert lainnya.
Gas ini sangat mudah menguap dan sangat
mudah terbakar.
Merupakan agen alkilasi yang
menyebabkan dekstruksi mikroorganisme
termasuk sel-sel spora dan vegetatif.
Sterilisasi dilakukan dalam
ruang/chamber sterilisasi.
48. Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur
dengan udara. Penghilangan sifat eksplosif
dengan mencampurkan etilen oksida dan CO2
Sterilisasi menghasilkan bahan toksik seperti
etilen klorohidrin yang menghasilkan ion klorida
dalam bahan-bahan.
Digunakan untuk sterilisasi ala-alat medis dan
baju-baju medis, bahan-bahan seperti pipet
sekali pakai dan cawan petri yang digunakan
dalam laboratorium mikrobiologi.
Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
49. Residu etilen oksida adalah bahan yang toksik
yang harus dihilangkan dari bahan –bahan yang
disterilkan setelah proses sterilisasi, yang dapat
dilakukan dengan mengubah suhu lebih tinggi dari
suhu kamar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini
termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan
distribusi gas dalam chamber pengsterilan.
Penghancuran bakteri tergantung pada adanya
kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas,
penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas
pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan
desain khusus pada bahan pengemas.
Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
50. Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal
terhadap mikroorganisme dengan mengalkilasi
metabolit esensial yang terutama mempengaruhi
proses reproduksi.
Alkilasi ini barangkali terjadi dengan
menghilangkan hidrogen aktif pada gugus
sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan
suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak
diubah dengan tidak tersedia bagi
mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini
mati tanpa reproduksi.
Sterilisasi Secara Kimia :Sterilisasi Gas
51. Sterilisasi Secara Mekanik : Filter Bakteri
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda
dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan mikroorganisme melalui
penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut.
Penghilangan mikroorganisme secara fisik
melalui penyaring dengan matriks pori
ukuran kecil yang tidak membiarkan
mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
52. Larutan dapat dibebaskan dari organisme
vegetatif dan spora bakteri dengan melalui
filter bakteri, filter bakteri tidak
membebaskan larutan dari virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan
untuk larutan farmasetik atau bahan biologi
yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda
dengan metode filtrasi lain, filter bakteri
ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri.
Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan
teknik aseptik yang benar.
Sterilisasi Secara Mekanik : Filter Bakteri