SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Cyber Law
As’ad Reza Amaanullah
Teknik Informatika
(200111401008)
Pengertian Cyber Law
Cyber Law merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Yaitu
aspek hukum dalam ruang lingkup yang berhubungan dengan
perorangan atau subjek hukum pengguna teknologi internet pada saat
memasuki dunia cyber (dunia maya).
Cyber Law sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan
tindak pidana, maupun penanganan tindak pidana. Cyber Law akan
menjadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap
kejahatan dengan sarana elektronik dan komputer, termasuk kejahatan
pencucian uang dan kejahatan terorisme. Dengan kata lain, Cyber Law
diperlukan untuk menanggulangi kejahatan Cyber.
Tujuan Cyber Law
Dalam kaitannya dengan penentuan hukum yang berlaku, dikenal beberapa asas yang biasa
digunakan yaitu:
• Subjective Territoriality
Menekankan bahwa keberlakuan hukum ditentukan berdasarkan tempat perbuatan
dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya dilakukan di negara lain.
• Objective Territoriality
Menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum dimana akibat utama perbuatan
itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi negara yang
bersangkutan.
• Nationality
Menentukan bahwa negara mempunyai jurisdiksi untuk menentukan hukum berdasarkan
kewarganegaraan pelaku.
Asas Cyber Law
• Passive Nationality
Menekankan jurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan korban.
• Protective Principle
Menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas keinginan negara untuk melindungi
kepentingan negara lain dari kejahatan diluar wilayahnya, yang umumnya digunakan
apabila korban adalah negara atau pemerintah.
• Universality
Asas ini selayaknya memperoleh perhatian khusus terkait dengan penanganan hukum
kasus cyber, disebut juga sebagai “universal interest jurisdiction”. Pada mulanya asas ini
menentukan bahwa setiap negara berhak untuk menangkap dan menghukum para pelaku
pembajakan. Kemudian asas ini diperluas sehingga mencakup kejahatan terhadap
kemanusiaan (crimes against humanity), misalnya penyiksaan, genosida, pembajakan
udara dan lain-lain. Meskipun di masa mendatang asas juridiksi universal ini mungkin
dikembangkan untuk internet privacy seperti computer, cracking, carding, hacking and
viruses, namun perlu dipertimbangkan bahwa penggunaan asas ini hanya diberlakukan
untuk kejahatan sangat serius berdasarkan perkembangan dalam hukum internasional.
Asas Cyber Law
Berdasarkan karakteristik khusus yang terdapat dalam ruang cyber maka dapat dikemukakan
beberapa teori sebagai berikut:
• The Theory Of The Uploader And The Downloader
Suatu negara dapat melarang dalam wilayahnya, kegiatan uploading dan downloading
yang diperkirakan dapat bertentangan dengan kepentingannya.
• The Theory Of Law Of The Server
Pendekatan ini memperlakukan server dimana webpages secara fisik berlokasi, yaitu di
mana mereka dicatat sebagai data elektronik.
• The Theory Of Internationalspace
Ruang cyber dianggap sebagai the fourth space. Yang menjadi analogi adalah tidak
terletak pada kesamaan fisik, melainkan pada sifat internasional, yakni Sovereignless
Quality.
Teori Cyber Law
Secara garis besar ruang lingkup "cyber law" ini berkaitan dengan
persoalan atau aspek hukum dari:
• E-Commerce
• Trademark/Domain Names
• Privacy and Security on the Internet
• Copyright
• Defamation
• Content Regulations
• Dispute Settlement
Ruang Lingkup Cyber Law
Agar pembentukan perangkat perundangan tentang teknologi informasi yang mampu
mengarahkan segala aktivitas dan transaksi di dunia cyber sesuai dengan standar etik dan
hukum yang disepakati maka proses pembuatannya diupayakan sebagai berikut:
• Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi antara lain:
1. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang global.
2. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang menyangkut
industri dan perdagangan.
3. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk persoalan
yang menyangkut kepentingan publik.
4. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus direktif
dan futuristik.
• Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki kaitan langsung
maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan hukum akibat transaksi di internet
seperti : UU hak cipta, UU merk, UU perlindungan konsumen, UU Penyiaran dan
Telekomunikasi, UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal Asing, UU Perpajakan,
Hukum Kontrak, Hukum Pidana dll.
Perangkat Hukum Cyber Law
Dalam rangka upaya menanggulangi cyber crime, Resolusi Kongres PBB VII/1990 mengenai
“Computer related crime” mengajukan beberapa kebijakan antara lain :
1. Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya penanggulangan penyalahgunaan
komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah berikut:
a. Melakukan moderenisasi hukum pidana material dan hukum acara pidana.
b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer.
c. Melakukan langkah untuk membuat masyarakat dan apparat peka terhadap pentingnya
pencegahan kejahatan.
d. Melakukan training bagi para hakim, pejabat dan aparat hukum tentang cyber crime.
e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer melalui kurikulum
informasi,
f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cyber crime sesuai deklarasi PBB.
2. Menghimbau negara anggota meningkatkan upaya penanggulangan cyber crime.
3. Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan pencegahan kejahatan PBB (Committee
on Crime Prevention and Control) untuk: Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk
membantu negara anggota menghadapi cyber crime, mengembangkan penelitian dan analisis
untuk menemukan cara baru menghadapi cyber crime di masa mendatang.
Perangkat Hukum Cyber Law Internasional
Kehadiran cyber law di Indonesia sudah diinisiasi sebelum tahun 1999.
Di masa itu, cyber law adalah perangkat hukum sebagai dasar dan
peraturan yang menyinggung transaksi elektronik. Pendekatan dengan
perangkat hukum ini digunakan sebagai pijakan oleh undang-undang
dan peraturan lainnya.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016 (UU ITE) disahkan pada tanggal 21 April 2008 dan
menjadi cyber law pertama di Indonesia.
Cyber Law di Indonesia
Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur kegiatan di cyberspace,
yaitu:
1. Model Umbrella Provisions, memuat materi pokok dengan memperhatikan
semua kepentingan (seperti pelaku usaha, konsumen, pemerintah dan penegak
hukum), serta keterkaitan hubungan dengan peraturan perundang – undangan.
2. Model Triangle Regulations, sebagai upaya mengantisipasi pesatnya laju
kegiatan di cyber space. Upaya yang menitikberatkan permasalahan prioritas
yaitu peraturan terkait transaksi online, peraturan terkait privacy protection
terhadap pelaku bisnis dan konsumen, peraturan terkait cyber crime yang
memuat yuridiksi dan kompetensi dari badan peradilan terhadap kasus cyber
space.
Cyber Law di Indonesia

More Related Content

Similar to PENDEKATAN UNTUK MENGATUR CYBERSPACE

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptROYCIPTOSABASTIAN1
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeRahmat As-Syaakir
 
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Antonius Sihombing
 
tujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkuptujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkupiwan setiawan
 
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...AliRasyid2
 
Teori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Teori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiTeori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Teori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasihesty93
 
Teori bab 10 sistem informasi manajemen
Teori bab 10 sistem informasi manajemenTeori bab 10 sistem informasi manajemen
Teori bab 10 sistem informasi manajemenYulius_Purwanto
 
Teori bab 10
Teori bab 10Teori bab 10
Teori bab 10evrylove
 
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiSIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiwingpie
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiaudi15Ar
 
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...rhosidadesarti
 
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018Afifah Luthfiah
 

Similar to PENDEKATAN UNTUK MENGATUR CYBERSPACE (20)

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Cyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di IndonesiaCyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di Indonesia
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
 
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
 
tujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkuptujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkup
 
CYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptxCYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptx
 
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implementasi imp...
 
Teori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Teori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiTeori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Teori bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
Teori bab 10 sistem informasi manajemen
Teori bab 10 sistem informasi manajemenTeori bab 10 sistem informasi manajemen
Teori bab 10 sistem informasi manajemen
 
Teori bab 10
Teori bab 10Teori bab 10
Teori bab 10
 
Eptik deface
Eptik defaceEptik deface
Eptik deface
 
Teori bab 10
Teori bab 10Teori bab 10
Teori bab 10
 
E
EE
E
 
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiSIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
SIM Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
Sim 11, rhosida desarti, prof. dr. hapzi ali, cma, lmplikasi etis ti, univers...
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

PENDEKATAN UNTUK MENGATUR CYBERSPACE

  • 1. Cyber Law As’ad Reza Amaanullah Teknik Informatika (200111401008)
  • 2. Pengertian Cyber Law Cyber Law merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Yaitu aspek hukum dalam ruang lingkup yang berhubungan dengan perorangan atau subjek hukum pengguna teknologi internet pada saat memasuki dunia cyber (dunia maya).
  • 3. Cyber Law sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak pidana, maupun penanganan tindak pidana. Cyber Law akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan dengan sarana elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang dan kejahatan terorisme. Dengan kata lain, Cyber Law diperlukan untuk menanggulangi kejahatan Cyber. Tujuan Cyber Law
  • 4. Dalam kaitannya dengan penentuan hukum yang berlaku, dikenal beberapa asas yang biasa digunakan yaitu: • Subjective Territoriality Menekankan bahwa keberlakuan hukum ditentukan berdasarkan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya dilakukan di negara lain. • Objective Territoriality Menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi negara yang bersangkutan. • Nationality Menentukan bahwa negara mempunyai jurisdiksi untuk menentukan hukum berdasarkan kewarganegaraan pelaku. Asas Cyber Law
  • 5. • Passive Nationality Menekankan jurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan korban. • Protective Principle Menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas keinginan negara untuk melindungi kepentingan negara lain dari kejahatan diluar wilayahnya, yang umumnya digunakan apabila korban adalah negara atau pemerintah. • Universality Asas ini selayaknya memperoleh perhatian khusus terkait dengan penanganan hukum kasus cyber, disebut juga sebagai “universal interest jurisdiction”. Pada mulanya asas ini menentukan bahwa setiap negara berhak untuk menangkap dan menghukum para pelaku pembajakan. Kemudian asas ini diperluas sehingga mencakup kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity), misalnya penyiksaan, genosida, pembajakan udara dan lain-lain. Meskipun di masa mendatang asas juridiksi universal ini mungkin dikembangkan untuk internet privacy seperti computer, cracking, carding, hacking and viruses, namun perlu dipertimbangkan bahwa penggunaan asas ini hanya diberlakukan untuk kejahatan sangat serius berdasarkan perkembangan dalam hukum internasional. Asas Cyber Law
  • 6. Berdasarkan karakteristik khusus yang terdapat dalam ruang cyber maka dapat dikemukakan beberapa teori sebagai berikut: • The Theory Of The Uploader And The Downloader Suatu negara dapat melarang dalam wilayahnya, kegiatan uploading dan downloading yang diperkirakan dapat bertentangan dengan kepentingannya. • The Theory Of Law Of The Server Pendekatan ini memperlakukan server dimana webpages secara fisik berlokasi, yaitu di mana mereka dicatat sebagai data elektronik. • The Theory Of Internationalspace Ruang cyber dianggap sebagai the fourth space. Yang menjadi analogi adalah tidak terletak pada kesamaan fisik, melainkan pada sifat internasional, yakni Sovereignless Quality. Teori Cyber Law
  • 7. Secara garis besar ruang lingkup "cyber law" ini berkaitan dengan persoalan atau aspek hukum dari: • E-Commerce • Trademark/Domain Names • Privacy and Security on the Internet • Copyright • Defamation • Content Regulations • Dispute Settlement Ruang Lingkup Cyber Law
  • 8. Agar pembentukan perangkat perundangan tentang teknologi informasi yang mampu mengarahkan segala aktivitas dan transaksi di dunia cyber sesuai dengan standar etik dan hukum yang disepakati maka proses pembuatannya diupayakan sebagai berikut: • Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi antara lain: 1. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang global. 2. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang menyangkut industri dan perdagangan. 3. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk persoalan yang menyangkut kepentingan publik. 4. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus direktif dan futuristik. • Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki kaitan langsung maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan hukum akibat transaksi di internet seperti : UU hak cipta, UU merk, UU perlindungan konsumen, UU Penyiaran dan Telekomunikasi, UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal Asing, UU Perpajakan, Hukum Kontrak, Hukum Pidana dll. Perangkat Hukum Cyber Law
  • 9. Dalam rangka upaya menanggulangi cyber crime, Resolusi Kongres PBB VII/1990 mengenai “Computer related crime” mengajukan beberapa kebijakan antara lain : 1. Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya penanggulangan penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah berikut: a. Melakukan moderenisasi hukum pidana material dan hukum acara pidana. b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer. c. Melakukan langkah untuk membuat masyarakat dan apparat peka terhadap pentingnya pencegahan kejahatan. d. Melakukan training bagi para hakim, pejabat dan aparat hukum tentang cyber crime. e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer melalui kurikulum informasi, f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cyber crime sesuai deklarasi PBB. 2. Menghimbau negara anggota meningkatkan upaya penanggulangan cyber crime. 3. Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan pencegahan kejahatan PBB (Committee on Crime Prevention and Control) untuk: Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk membantu negara anggota menghadapi cyber crime, mengembangkan penelitian dan analisis untuk menemukan cara baru menghadapi cyber crime di masa mendatang. Perangkat Hukum Cyber Law Internasional
  • 10. Kehadiran cyber law di Indonesia sudah diinisiasi sebelum tahun 1999. Di masa itu, cyber law adalah perangkat hukum sebagai dasar dan peraturan yang menyinggung transaksi elektronik. Pendekatan dengan perangkat hukum ini digunakan sebagai pijakan oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 (UU ITE) disahkan pada tanggal 21 April 2008 dan menjadi cyber law pertama di Indonesia. Cyber Law di Indonesia
  • 11. Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur kegiatan di cyberspace, yaitu: 1. Model Umbrella Provisions, memuat materi pokok dengan memperhatikan semua kepentingan (seperti pelaku usaha, konsumen, pemerintah dan penegak hukum), serta keterkaitan hubungan dengan peraturan perundang – undangan. 2. Model Triangle Regulations, sebagai upaya mengantisipasi pesatnya laju kegiatan di cyber space. Upaya yang menitikberatkan permasalahan prioritas yaitu peraturan terkait transaksi online, peraturan terkait privacy protection terhadap pelaku bisnis dan konsumen, peraturan terkait cyber crime yang memuat yuridiksi dan kompetensi dari badan peradilan terhadap kasus cyber space. Cyber Law di Indonesia