SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Oleh : 
Eko Susanto Tejo 09410100010
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber 
(dunia maya), yang umumnya diasosiasikan dengan 
Internet. 
Contoh: 
Pencurian lewat Internet, perusakan database pada 
perusahaan tertentu.
Isi Dari Cyber Law 
1. Hak cipta 
2. Hak merek 
3. Pencemaran nama baik 
4. Fitnah, penistaan, dan penghinaan 
5. Serangan terhadap fasilitas komputer 
6. Pengaturan tentang sumber daya internet seperti IP-address, Domain Name, dan 
sejenisnya. 
7. Kenyamanan individu/privacy. 
8. Pronsip kehati-hatian (Duty Care) 
9. Tindakan kriminal (Criminal Liability) biasa yang menggunakan TI sebagai alat. 
10. Kontrak dan transaksi elektronik serta tanda tangan digital/elektronik. 
11. Pornografi, termasuk pornografi anak-anak. 
12. Pencurian melalui Internet 
13. Perlindungan konsumen 
14. Pemanfaatan Internet dalam aktivitas keseharian manusia  e-gov, e-edu, e-health, 
dll
Dampak Positif Cyber Law 
 Berkurangnya tindak kejahatan di internet 
 Semakin tegasnya aturan yang boleh di lakukan dan 
tidak boleh dilakukan 
 Orang tidak takut lagi apabila melakukan transaksi 
melalui internet
Dampak Negatif Cyber Law 
 Penyadapan email, PIN (untuk Internet Banking) 
 Pelanggaran terhadap hak-hak privacy 
 Masalah nama domain seperti kasus mustika-ratu.com yang 
didaftarkan oleh bukan pemilik Mustika Ratu, atau kasus 
typosquatter “kilkbca.com” (perhatikan huruf “i” dan “l” 
bertukar tempat) yang menyerupai “klikbca.com” 
 Penggunaan kartu kredit milik orang lain 
 Munculnya “pembajakan” lagu dalam format MP3, yang 
kemudian disertai dengan tempat tukar menukar lagu 
seperti Napster (Napster sendiri kemudian dituntut untuk 
ditutup dan membayar ganti rugi) oleh asosiasi musik 
 Adanya spamming email 
 Pornografi
Ruang Lingkup Cyber Law 
Menurut Jonathan Rosenoer, antara lain : 
- Hak Cipta (Copy Right) 
- Hak Merk (Trademark) 
- Pencemaran nama baik (Defamation) 
- Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech) 
- Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access) 
- Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name 
- Kenyamanan Individu (Privacy) 
- Prinsip kehati-hatian (Duty care) 
- Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat 
- Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll 
- Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital 
- Pornografi 
- Pencurian melalui Internet 
- Perlindungan Konsumen 
- Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti ecommerce, e-government, 
e-education dll
Standar Etik dan Hukum : 
 Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi 
informasi antara lain : 
1. Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta, profesional). 
2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip hukum 
konvensional dan norma hukum baru yang akan terbentuk. 
3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya. 
4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang 
global. 
5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang menyangkut 
industri dan perdagangan. 
6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk 
persoalan yang menyangkut kepentingan publik. 
7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus 
direktif dan futuristik.
Standar Etik dan Hukum : 
 Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki 
kaitan langsung maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan 
hukum akibat transaksi di internet.
Kebijakan untuk menanggulangi cyber crime Resolusi Kongres PBB VII/1990 
mengenai “Computer related crime” : 
 Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya – upaya 
penanggulangan penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan 
mempertimbangkan langkah – langkah berikut : 
a. Melakukan moderinasi hukum pidana material dan hukum acara pidana. 
b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer. 
c. Melakukan langkah untuk membuat peka warga masyarakat, aparat terhadap 
pentingnya pencegahan kejahatan. 
d. Melakukan training bagi para hakim, pejabat dan aparat hukum tentang cyber 
crime. 
e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer melalui kurikulum 
informasi, 
f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cyber crime sesuai deklarasi PBB.
Kebijakan untuk menanggulangi cyber crime Resolusi Kongres PBB VII/1990 
mengenai “Computer related crime” : 
 Menghimbau negara anggota meningkatkan upaya Penanggulangan 
cyber crime. 
 Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan pencegahan 
kejahatan PBB (Committee on Crime Prevention and Control) untuk : 
Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk membantu negara 
anggota menghadapi cyber crime, mengembangkan penelitian dan 
analisis untuk menemukan cara baru menghadapi cyber crime dimasa 
datang.
Dalam hukum internasional ada 3 jenis yuridiksi yaitu : 
 Yuridiksi untuk menetapkan undang-undang (the jurisdiction to prescribe). 
 Yuridiksi untuk penegakan hukum (the jurisdiction to enforce). 
 Yuridiksi untuk menuntut (the jurisdiction to adjudicate).
Dalam the jurisdiction to adjudicate ada beberapa asas yang harus dipertimbangkan 
ketika menggunakan yuridiksi ini antara lain : 
 Asas Subjective Territoriality 
Keberlakuan hukum berdasarkan tempat perbuatan dan penyelesaian tindak pidana 
dilakukan di Negara lain. 
 Asas Objective Territoriality 
Hukum yang berlaku adalah dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan 
memberikan dampak kerugian bagi Negara yang bersangkutan. 
 Asas Nationality 
Hukum berlaku berdasarkan kewarganeraan pelaku. 
 Asas Passive Nationality 
Hukum berlaku berdasarkan kewarganeraan korban. 
 Asas Protective Principle 
Berlakunya berdasarkan atas keinginan Negara untuk melindungi kepentingan 
Negara dari kejahatan yang dilakukan diluar wilayahnya. 
 Asas Universality 
Asas ini diberlakukan untuk lintas Negara terhadap kejahatan yang dianggap sangat 
serius seprti pembajakan dan terorisme (crimes against humanity).
Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur kegiatan di cyber space, 
yaitu: 
 Model ketentuan Payung (Umbrella Provisions) 
 Model Triangle Regulations
Cyber Crime pada dasarnya adalah suatu tindak pidana yang berkaitan 
dengan cyberspace, baik yang menyerang fasilitas umum di dalam 
cyberspace ataupun kepemilikan pribadi. 
Cyberspace adalah media elektronik jaringan komputer, di mana komunikasi 
terjadi secara online.
Jenis – Jenis Cyber Crime : 
i. Cyber-terrorism : National Police Agency of Japan (NPA) 
ii. Cyber-pornography 
iii. Cyber Harrasment 
iv. Cyber-stalking 
v. Hacking 
vi. Carding (credit card fund)
Jenis – Jenis Cyber Law di beberapa negara ASEAN : 
 Indonesia (UU ITE) 
 Singapura (The Electronic Transactions Act (ETA)) 
 Malaysia (The Computer Crime) 
 Thailand (cybercrime dan kontrak elektronik sebagai bagian dari cyberlaw)
Cyber Law

More Related Content

What's hot

Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaPerlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaICT Watch
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidanaNuelimmanuel22
 
Literasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT WatchLiterasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT WatchICT Watch
 
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetKie Rahadian
 
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data PribadiPentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data PribadiLestari Moerdijat
 
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberMateri 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberIndriyatno Banyumurti
 
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensikBukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensikZumrotul Hoiriyah
 
Digital Safety - seri 2
Digital Safety - seri 2Digital Safety - seri 2
Digital Safety - seri 2Fajar Muharom
 
Aspek hukum informatika.pptx
Aspek hukum informatika.pptxAspek hukum informatika.pptx
Aspek hukum informatika.pptxReffyLestari
 
Cyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer ForensikCyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer Forensiksanisahidaha
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeRahmat As-Syaakir
 
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPaul SinlaEloE
 
Literasi digital resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital   resika - etika dalam ruang digitalLiterasi digital   resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital resika - etika dalam ruang digitalResika Arthana
 
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuCek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuIndriyatno Banyumurti
 
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaJenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 

What's hot (20)

Uu ite
Uu iteUu ite
Uu ite
 
Uud ite
Uud iteUud ite
Uud ite
 
Penologi
PenologiPenologi
Penologi
 
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di IndonesiaPerlindungan Data Pribadi di Indonesia
Perlindungan Data Pribadi di Indonesia
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
 
Literasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT WatchLiterasi Digital ICT Watch
Literasi Digital ICT Watch
 
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
 
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data PribadiPentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Pentingnya Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
 
Teori biologi kriminal
Teori biologi kriminalTeori biologi kriminal
Teori biologi kriminal
 
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberMateri 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
 
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensikBukti digital, forensik digital, dan anti forensik
Bukti digital, forensik digital, dan anti forensik
 
Digital Safety - seri 2
Digital Safety - seri 2Digital Safety - seri 2
Digital Safety - seri 2
 
Aspek hukum informatika.pptx
Aspek hukum informatika.pptxAspek hukum informatika.pptx
Aspek hukum informatika.pptx
 
Cyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer ForensikCyber crime & Komputer Forensik
Cyber crime & Komputer Forensik
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
 
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
 
Literasi digital resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital   resika - etika dalam ruang digitalLiterasi digital   resika - etika dalam ruang digital
Literasi digital resika - etika dalam ruang digital
 
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuCek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
 
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaJenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
 
Cyber ethics & Cyber crime
Cyber ethics & Cyber crimeCyber ethics & Cyber crime
Cyber ethics & Cyber crime
 

Similar to Cyber Law (20)

Cyberlaw 2
Cyberlaw 2Cyberlaw 2
Cyberlaw 2
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 
H
HH
H
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
CYBER LAW.ppt
CYBER LAW.pptCYBER LAW.ppt
CYBER LAW.ppt
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
tujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkuptujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkup
 
Eptik deface
Eptik defaceEptik deface
Eptik deface
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
ppt
pptppt
ppt
 
Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
 
Pertemuan-8_-Cybercrime-Pencegahan-dan-Penanggulangannya.ppt
Pertemuan-8_-Cybercrime-Pencegahan-dan-Penanggulangannya.pptPertemuan-8_-Cybercrime-Pencegahan-dan-Penanggulangannya.ppt
Pertemuan-8_-Cybercrime-Pencegahan-dan-Penanggulangannya.ppt
 
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan CyberlawMakalah Cybercrime dan Cyberlaw
Makalah Cybercrime dan Cyberlaw
 
Makalah cybercrime & cyber law
Makalah cybercrime & cyber lawMakalah cybercrime & cyber law
Makalah cybercrime & cyber law
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
SIM11, Afifah Luthfiah, Hapzi Ali, Kode Etik, Univ. Mercubuana, 2018
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 

Cyber Law

  • 1. Oleh : Eko Susanto Tejo 09410100010
  • 2. Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang umumnya diasosiasikan dengan Internet. Contoh: Pencurian lewat Internet, perusakan database pada perusahaan tertentu.
  • 3. Isi Dari Cyber Law 1. Hak cipta 2. Hak merek 3. Pencemaran nama baik 4. Fitnah, penistaan, dan penghinaan 5. Serangan terhadap fasilitas komputer 6. Pengaturan tentang sumber daya internet seperti IP-address, Domain Name, dan sejenisnya. 7. Kenyamanan individu/privacy. 8. Pronsip kehati-hatian (Duty Care) 9. Tindakan kriminal (Criminal Liability) biasa yang menggunakan TI sebagai alat. 10. Kontrak dan transaksi elektronik serta tanda tangan digital/elektronik. 11. Pornografi, termasuk pornografi anak-anak. 12. Pencurian melalui Internet 13. Perlindungan konsumen 14. Pemanfaatan Internet dalam aktivitas keseharian manusia  e-gov, e-edu, e-health, dll
  • 4. Dampak Positif Cyber Law  Berkurangnya tindak kejahatan di internet  Semakin tegasnya aturan yang boleh di lakukan dan tidak boleh dilakukan  Orang tidak takut lagi apabila melakukan transaksi melalui internet
  • 5. Dampak Negatif Cyber Law  Penyadapan email, PIN (untuk Internet Banking)  Pelanggaran terhadap hak-hak privacy  Masalah nama domain seperti kasus mustika-ratu.com yang didaftarkan oleh bukan pemilik Mustika Ratu, atau kasus typosquatter “kilkbca.com” (perhatikan huruf “i” dan “l” bertukar tempat) yang menyerupai “klikbca.com”  Penggunaan kartu kredit milik orang lain  Munculnya “pembajakan” lagu dalam format MP3, yang kemudian disertai dengan tempat tukar menukar lagu seperti Napster (Napster sendiri kemudian dituntut untuk ditutup dan membayar ganti rugi) oleh asosiasi musik  Adanya spamming email  Pornografi
  • 6. Ruang Lingkup Cyber Law Menurut Jonathan Rosenoer, antara lain : - Hak Cipta (Copy Right) - Hak Merk (Trademark) - Pencemaran nama baik (Defamation) - Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech) - Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access) - Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name - Kenyamanan Individu (Privacy) - Prinsip kehati-hatian (Duty care) - Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat - Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll - Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital - Pornografi - Pencurian melalui Internet - Perlindungan Konsumen - Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti ecommerce, e-government, e-education dll
  • 7. Standar Etik dan Hukum :  Menetapkan prinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi antara lain : 1. Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta, profesional). 2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip hukum konvensional dan norma hukum baru yang akan terbentuk. 3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya. 4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang global. 5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader dalam persoalan yang menyangkut industri dan perdagangan. 6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk persoalan yang menyangkut kepentingan publik. 7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus direktif dan futuristik.
  • 8. Standar Etik dan Hukum :  Melakukan pengkajian terhadap perundangan nasional yang memiliki kaitan langsung maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan hukum akibat transaksi di internet.
  • 9. Kebijakan untuk menanggulangi cyber crime Resolusi Kongres PBB VII/1990 mengenai “Computer related crime” :  Menghimbau negara anggota untuk mengintensifkan upaya – upaya penanggulangan penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah berikut : a. Melakukan moderinasi hukum pidana material dan hukum acara pidana. b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer. c. Melakukan langkah untuk membuat peka warga masyarakat, aparat terhadap pentingnya pencegahan kejahatan. d. Melakukan training bagi para hakim, pejabat dan aparat hukum tentang cyber crime. e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaan komputer melalui kurikulum informasi, f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban cyber crime sesuai deklarasi PBB.
  • 10. Kebijakan untuk menanggulangi cyber crime Resolusi Kongres PBB VII/1990 mengenai “Computer related crime” :  Menghimbau negara anggota meningkatkan upaya Penanggulangan cyber crime.  Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan pencegahan kejahatan PBB (Committee on Crime Prevention and Control) untuk : Menyebarluaskan pedoman dan standar untuk membantu negara anggota menghadapi cyber crime, mengembangkan penelitian dan analisis untuk menemukan cara baru menghadapi cyber crime dimasa datang.
  • 11. Dalam hukum internasional ada 3 jenis yuridiksi yaitu :  Yuridiksi untuk menetapkan undang-undang (the jurisdiction to prescribe).  Yuridiksi untuk penegakan hukum (the jurisdiction to enforce).  Yuridiksi untuk menuntut (the jurisdiction to adjudicate).
  • 12. Dalam the jurisdiction to adjudicate ada beberapa asas yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan yuridiksi ini antara lain :  Asas Subjective Territoriality Keberlakuan hukum berdasarkan tempat perbuatan dan penyelesaian tindak pidana dilakukan di Negara lain.  Asas Objective Territoriality Hukum yang berlaku adalah dimana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak kerugian bagi Negara yang bersangkutan.  Asas Nationality Hukum berlaku berdasarkan kewarganeraan pelaku.  Asas Passive Nationality Hukum berlaku berdasarkan kewarganeraan korban.  Asas Protective Principle Berlakunya berdasarkan atas keinginan Negara untuk melindungi kepentingan Negara dari kejahatan yang dilakukan diluar wilayahnya.  Asas Universality Asas ini diberlakukan untuk lintas Negara terhadap kejahatan yang dianggap sangat serius seprti pembajakan dan terorisme (crimes against humanity).
  • 13. Ada dua model yang diusulkan oleh Mieke untuk mengatur kegiatan di cyber space, yaitu:  Model ketentuan Payung (Umbrella Provisions)  Model Triangle Regulations
  • 14. Cyber Crime pada dasarnya adalah suatu tindak pidana yang berkaitan dengan cyberspace, baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan pribadi. Cyberspace adalah media elektronik jaringan komputer, di mana komunikasi terjadi secara online.
  • 15. Jenis – Jenis Cyber Crime : i. Cyber-terrorism : National Police Agency of Japan (NPA) ii. Cyber-pornography iii. Cyber Harrasment iv. Cyber-stalking v. Hacking vi. Carding (credit card fund)
  • 16. Jenis – Jenis Cyber Law di beberapa negara ASEAN :  Indonesia (UU ITE)  Singapura (The Electronic Transactions Act (ETA))  Malaysia (The Computer Crime)  Thailand (cybercrime dan kontrak elektronik sebagai bagian dari cyberlaw)