Dokumen tersebut meringkas biografi dan karya Dr. Budhi Mulyadi, seorang dokter spesialis keperawatan komunitas yang aktif dalam penanganan bencana di Indonesia sejak tahun 1990-an. Ia pernah menjabat sebagai koordinator relawan ambulans Covid-19 di BNPB dan melayani lebih dari 36 ribu pasien Covid-19. Dr. Budhi juga aktif di berbagai organisasi kesehatan dan kemanusiaan serta mendirikan beberapa le
1. Oleh
Dr. Budhi Mulyadi,SKp.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
HP : 08126757644
FB : budhi datuak
IG : Dr budhi mulyadi
Twitter : @mulyadi_budhi
Youtube : Dr budhi mulyadi
Disampaiakan pada SEMINAR DI sAMARINDA,27 mei 2023
2. Doktor keperawatan spesialis keperawatan komunitas
Koordinator Ambukance relawan gugus tugas Nasional percepatan
penanganan COVID-19 di BNPB sejak April 2020, telah melayani
lebih 36 ribu pasien COVID-19
Mewakili Indonesia di Asia Pasific Disaster Networking di
Phillipine, dan World Society Disaster Nursing, tim pembuat
panduan bencana untuk fisrt responder BNPB
Aktif sebagai relawan bencana di berbabagi daerah di Indonesia
sejak th 1990an, di konflik maluku, gempa di padang, tsunami aceh,
erupsi gunung merapi, erupsi gunung kelud, banjir jakarta, gempa
lombok, gempa dan tsunami palu, tsunami pandeglang, dll
Aktif di berbagai organisasi: PP Persatuan Profesi Kesehatan Muslim
Indonesia (PROKAMI), Sekum DPP HIPGABI, BSMI, Trusco,
founder CHNERC, member FIMA, Member IHEC, Ketua Umum
DPP IPEI, Ketua Divisi penanggulangan bencana PP MUKISI, PP
MES, Yayasan mitra ummat bahagia, yayasan wakaf izzatul quran,
koperasi syariah madani, Jaringan Sehat Indonesia, yayasan PAKIS,
membina ratusan anak yatim dan duafa, ibu-ibu janda, ambulance,
TKI di Hongkong, pembimbing umroh, dll
Konsultan pencegahan bencana di berbagai daerah, kesehatan
remaja, prahospital, Dosen, Mubaligh, instruktur, pembicara seminar
nasional dan internasional tentang kesiapsiagaan bencana ,
komunitas, dll, motivator, owner PT PPPI, PT PLP, PT telesehat
Indonesia, peneliti, editor jurnal keperawatan,founder
TELEMEDICINE ATM SEHAT dengan berbagai pengahragaan
nasional, dan internasional , Founder KEBABKUAJA,
TAPAKAKIKU
3.
4. Korban dating sendiri/
dijemput relawan
Posko induk/ tenda
sementara/Puskesmas/
RS
Triase di RS /Posko
pengusngsi
Antar ke RS rujukan
5. Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul 08:58:53 WIB tanggal 26
Desember 2004 episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia.
Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3
Tanggal: 26 Desember 2004
Lokasi: Banda Aceh
Korban: 230.000–280.000 tewas dan lainnya hilang
Kekuatan: 9,1–9,3 Mw
Jenis: Megathrust
Tanggal setempat: 26 Desember 2004
Kerusakan total: US$2,9 miliar
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. Bencana Alam (adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam)
Tanah longsor, gempa, tsunami, gunung Meletus, banjir,
badai
Bencana Non Alam (adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara
lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit)
Pandemi COVID-19, SARS, MERS,, wabah kolera,
ledakan reactor nuklir(Chenobil), Ledakan pabrik urea
(Bhopal India)
17. MAKAN
BERLIMPAH
IKAN, KELAPA,
HEWAN LAINNYA
MANGROVE
POHON
BANYAK MADU
AIR BERSIH
BANYAK
OBAT HERBAL
BANYAK TERSEDIA
DI ALAM
PENGOBATAN
TRADISIONAL
TERPELIHARA
(SIKEREI)
18. Pembentukan Tim Siaga Bencana yang paham
kebutuhan saat bencana
Kebutuhan Disaster Kit di keluarga
Kebutuhan Minimal di Shelter/tempat
pengungsian
19. Saat Bencana (Fase Tanggap Darurat)
Lakukan usaha/bantuan penyelamatan yang tidak
meningkatkan risiko cidera minimalkan
guncangan/trauma pada saat melakukan
mobilisasi dan transportasi untuk menghindari
second disaster/ dampak bencana
Rapid health assessment
Pencegahan second disaster (efek pasca bencana)
20. Korban tertangani dengan cepat dan benar
Terpenuhi kebutuhan makanan, minum, obat,
air bersih, pakaian, selimut,tempat tidur
Korban diungsikan pada tempat pengungsian
yang aman, terpantau, terjangkau
Korban berkebutuhan khusus didampingi utk
memenuhi kebutuhannya, jangan sampai
terabaikan
Perhatikan Gender
23. 1. Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat
saat bencana
2. Pemenuhan kebutuhan toilet umum
masyarakat saat bencana
3. Pemenuhan kebutuhan berobat
4. Pemenuhan kebutuhan makanan sehat saat
bencana
5. Pemenuhan kebutuhan shelter/ tempat
pengungsian
24. Peran serta perawat untuk mencegah
terjadinya second disaster / dampak bencana
26. 1. Edukasi masyarakat tentang cara pemanfaatan
shelter
2. Edukasi masyarakat tentang cara menghindari
dampak bencana
27. Ambulance ventilation & compartement
Preparation of personnel
Identification patient
Resource allocation by disease severity
Communication and coordination with Integrated health services network (IHSN)
Activation and pre-notification of responding crew
Pre-arrival instructions
Dispatch Environment and Equipment
PPE Preparation
Protective personal equipment PPE
Confirmation patient
Hand Hygiene
Restricting direct contact
Doffing
Aerosol-generating procedures
Secure route
Patient care during transport
Pre-arrival hospital notification
Decontamination
Waste
Doffing
Documentation
28.
29. EMT TYPE 2 : SETARA RS TIPE C
TERDIRI DARI : DOKTER SPESIALIS & SUB
SPESIALIS : 17 ORANG
PERAWAT : 30 ORANG
APOTEKER : 3 ORANG
GIZI : 2 ORANG
BIDAN : 1 ORANG
KESLING : 1 ORANG
PENDUKUNG NAKES :10 ORANG
30. RUANG PENERIMAAN PASIEN
RUANG PERIKSA
RUANG TINDAKAN
RUANG RESUSITASI
RUANG KEBIDANAN
RUANG KESEHATAN JIWA
RUANG APOTEK
GUDANG OBAT
KAMAR OPERASI
RAWAT INAP
RUANG RONTGEN
DAPUR
GUDANG MAKANAN
IPAL
TENDA PENGINAPAN NAKES
31.
32.
33. When these new competencies are adopted
around the world it will mean that all nurses
will be able to contribute effectively in disaster
situations to ease the burden on their patients
and communities.
34. The Level 1 competencies are for all registered
nurses, including staff nurses in hospitals, clinics and
health centres, and all nurse educators.
The Level 2 competencies are for any nurse who has
achieved the level 1 competencies and is or aspires to
be a designated disaster responder within an
institution, organisation or system.
The Level 3 competencies will be developed in the
future. These are for nurses who respond to a wide
range of disasters and emergencies and who serve on
a deployable team.
35. 1. Preparation and planning
2. Communication
3. Incident management systems
4. Safety and security
5. Assessment
6. Intervention - clinical or other actions taken in response to
assessment of patients/families/communities within the
incident management of the disaster event
7. Recovery - any steps taken to facilitate resumption of pre-event
individual/family/community/organisation functioning or
moving it to a higher level
8. Law and ethics
36. MEMAHAMI SPGDT
MEMAHAMI ALUR PASIEN DI RS
LAPANGAN
PERAWAT PELAKSANA DI RAWAT JALAN,
KAMAR OPERASI, RAWAT INAP, RUANG
TINDAKAN, DLL
PERAWAT EDUKATOR DI RS DAN PRA
HOSPITAL
37.
38. Gawat darurat : keadaaan klinis pasien yang membutuhkan
Tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan 1
Pelayanan gawat darurat : Tindakan medis yang dibutuhkan oleh
korban/ pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk
menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan 1
Kode akses telekomunikasi 119 (call center) suatu disain system
dan teknologi menggunakan konsep pusat panggilan terintegrasi
yang merupakan layanan jaringan teelkomunikasi khusus di
bidang Kesehatan 1
SPGDT : Suatu mekanisme pelayanan korban/ pasien gawat
darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan
mengunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan
masyarakat 1
39. Pusat pelayanan Kesehatan terpadu / public
safety center (PSC) : pusat pelayanan yang
menjamin kebutuhan masyarakat dalam hal-
hal yang berhubungan dengan
kegawatdaruratan yang berada di
kabupaten/kota yang merupakan ujung
tombak pelayanan untuk mendapatkan respon
cepat
40. tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses rujukan pasien
SISTEM RUJUKAN TERINTEGRASI
(SISRUTE)
SISRUTE (Sistem Rujukan Terintegrasi) merupakan teknologi informasi berbasis internet yang dapat menghubungkan
data
pasien dari tingkat layanan lebih rendah ke tingkat layanan lebih tinggi atau sederajat (horizontal maupun vertikal) dengan
41. APLIKASI TERINTEGRASI DALAM SISRUTE :
SISRUTE
SIRANAP
RS ONLINE
ASPAK
KOMDAT
Aplikasi yang memuat informasi
data kapasitas dan ketersediaan
setiap jenis tempat tidur RS
SISTEM
INFORMASI
RAWAT INAP
Aplikasi yang memuat informasi
data profile RS, Layanan dan SDM
Rumah sakit
Aplikasi yang memuat informasi
Sarana, Prasarana dan Alat
Kesehatan
Aplikasi yang memuat informasi
data profile PUSKESMAS dan SDM
Puskesmas
44. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kegawatdaruratan
Mempercepat waktu penanganan (respon time)
korban/pasien gawat darurat dan
menurunkan angka kematian serta kecacatan
45. SPGDT-S (Sistim Pelayanan Gawat Darurat Terpadu-Sehari2)
TRANSPORTASI
Dokter umum
- First responder
- Life safer
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
MULTI DISIPLIN
ANTARA LAIN SUMBER DAYA MANUSIA MULTI PROFESI
- HELM YANG MEMBERI PERTOLONGAN MULTI SEKTOR
- SABUK AWAM UMUM PETUGAS DOKTER
PENGAMAN AWAM KHUSUS AMBULANS PERAWAT
TUJUAN
MENCEGAH
MASYARAKAT KOMUNIKASI - KEMATIAN
AMAN / - KECACADAN
SEJAHTERA
(SAFE COMMUNITY)
PASIEN AMBULANS PUSKESMAS RS.KLAS C RS. KLAS A/B
PRA RS INTRA RS INTRA RS
ANTAR RS
PENDANAAN
TIME SAVING IS LIFE SAVING
RESPONSE TIME DIUPAYAKAN SEPENDEK MUNGKIN
MERUJUK THE RIGHT PATIENT, TO THE RIGHT PLACE AT THE RIGHT TIME
46. 1. Sistem komunikasi gawat darurat
2. system penanganan korban/ pasien gawat darurat
3. Sistem transportasi gawat darurat
47. Sistem komunikasi gawat darurat dikelola oleh
PUSAT KOMANDO NASIONAL (NATIONAL
COMMAND CENTER)
48. Pusat komando nasional ( national command
center) di kemkes RI dengan call center 119
Pusat komando nasional terintegrasi dengan
PSC di kabuppaten/ kota dan fasilitas
pelayanan Kesehatan (puskesmas, RS)
Pelayanan 24 jam setiap hari
49. PSC dapat dilaksanakan secara Bersama-sama
dengan unit teknis lainnya di luar bidang
Kesehatan seperti Kesehatan kepolisian dan
pemadam kebakaran tergantung kekhususan
dan kebutuhan daerah
PSC merupakan bagian utama rangkaian
kegiatan SPGDT prafasilitas pelayanan
Kesehatan yang berfungsi melakukan
pelayanan kegawatdaruratan dengan
menggunakan kegawatdaruratan yang ada
dalam system aplikasi call center 119
50. Menerima terusan (dispatch) panggilan
kegawatdaruratan dari pusat komando
nasional
Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan
dengan menggunakan algoritme
kegawatdaruratan
Memberikan informasi tentang fasilitas
pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi tentang ketersediaan
tempat tidur di rumah sakit
51. Rs atau lokasi lain yang ditetapkan pemerintah
kabupaten/kota
Petuga call center harus tenaga Kesehatan
(perawat)