Manajemen keperawatan adalah proses pengelolaan sumber daya untuk memberikan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan sistem yang memungkinkan perawat memberikan asuhan secara terstruktur. Terdapat beberapa model MAKP, termasuk fungsional, kasus, tim, dan primer.
2. A. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa francis
kuno menagement yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur
(Nurhidayah.2012)
Manajemen adalah suatu proses rangkaian
kegiatan yang sistematis dan terencana
(Prayitno, 2001).
Manajemen adalah ilmu atau seni bagaimana
menggunakan sumber daya secara efisien,
efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
(Asmuji, 2012)
3. Berdasarkan beberapa pengertian menejemen diatas, dapat
dikatakan bahwa menejemen memiliki beberapa ciri antara
lain:
Menejemen diarahkan untuk mencapai tujuan
Menejemen sebagai proses; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksannan, pengarahan
dan pengawasan
Tersedia smber daya ; manusia, material dan sumber lain.
Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya
tersebut secara efisien dan efektif.
Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut
(manajer)
Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni
atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer
4. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial-spritual yang komprehensif, ditujukan pada
individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup proses kehidupan
manusia (Loknas 1983).
5. Manajemen Keperawatan adalah suatu proses
menyelesaikan suatu pekerjaan melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dengan menggunakan sumber
daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam
memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual
yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat
melalui proses keperawatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
6. Setelah hampir satu dekade penerapan MPKP, Kemudian muncul
ide untuk mengganti kata praktik dengan kata pelayanan,
sehingga kepanjangannya berubah menjadi model pelayanan
keperawatan profesional, tapi singkatannya masih tetap MPKP.
Ide paling mutakhir yang gencar dimunculkan adalah mengganti
kata pratik menjadi asuhan (MAKP).
namun sebagian ahli menolak ide tersebut karena menurutnya
tidak perlu mengganti kata prakter dengan kata pelayanan atau
kata asuhan yang didasarkan dengan berbagai alasan tertentu
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Namun, pada akhirnya MPKP tetap berubah nama menjadi MAKP
(Model Asuhan Keperawatan Profesional).
7. 1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan
keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan
asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.
6. Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem
pemberian asuhan keperawatan.
7. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar
melaksanakan praktik keperawatan profesional.
8. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk
mengembangkan penelitian keperawatan. (Asmadi. 2008).
8. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional dalam mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan tempat
asuhan tersebut diberikan (Hoffart & Woods,
1996).
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut (Ratna
Sitorus & Yuli, 2006).
9. Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan empat unsur, yakni standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan,
dan sistem MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan
prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan akan
menentukan kualitas produksi/jasa layanan
keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-
nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan
keputusan yang independen, maka tujuan
pelayanan kesehatan/keperawatan dalam
memenuhi kepuasan klien tidak akan dapat
terwujud.
10. Kualitas pelayanan keperawatan
Standar praktik keperawatan
Model praktik
1. Praktik keperawatan rumah sakit
2. Praktik keperawatan rumah
3. Praktik keperawatan berkelompok
4. Praktik keperawatan individual
Managerial grid
11. Ada 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan
metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis
& Huston, 1998; 143) yaitu:
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
2. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan
3. Efisien dan efektif penggunaan biaya.
4. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan
masyarakat.
5. Kepuasan kinerja perawat.
6. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara
perawat dan tim kesehatan lainnya.
12. 1. Model : Fungsional
Deskripsi
Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama
pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat
maka setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis
intervensi (misalnya, merawat luka) keperawatan kepada
semua pasien di bangsal.
Penanggung Jawab
Perawat yang bertugas pada tindakan tertentu
13.
14. 2. Model :Kasus
Deskripsi
Berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan
Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi
pada pasien tertentu
Rasio 1:1 pasien-perawat.
Setiap pasien dilimpahkan kepada semua perawat yang
melayani seluruh kebutuhannya pada saat mereka dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau
untuk perawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.
Penanggung Jawab
Manager keperawatan
16. 3. Model :Tim
Deskripsi
Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
Enam – tujuh orang perawat profesional dan perawat
associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh
ketua tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu.
Penanggung Jawab
Ketua tim
18. 4. Model :Primer
Deskripsi
Berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi keperawatan
Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan,
dari hasil pengkajian kondisi pasien untuk mengkoordinasi asuhan
keperawatan
Rasio 1:4 / 1:5 (perawat:pasien) dan penugasan metode kasus. Metode
penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien, mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada
kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Penanggung Jawab
Perawat primer (PP)
20. 5. Model :MAKP Modifikasi : MAKP Tim-
Primer.
Deskripsi
Untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26
perawat. Dengan menggunakan model
modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4
orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi
Ners, di samping seorang kepala ruang rawat,
juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang,
kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri
atas lulusan D3 keperawatan (3 orang) dan SPK
(18 orang).
Penanggung Jawab