SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LAPORAN PRAKTIKUM
SOIL PH METER
Laporan ini dibuat sebagai syarat
Dalam Mata Kuliah Praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Kesehatan Lingkungan
OLEH
Nama : Annisa Syarani
NIM : 10031181924014
Kelompok : 2 / Dua
Dosen : 1. Elvi Sunarsih, S.KM.,M.KES
2. Inoy Trisnaini, SKM., MKL
3. Dr. Suheryanto, M.Si
Asisten : Yulfa Tiara Kencana
LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
2.1 Pengertian pH Tanah..................................................................................... 2
2.2 Pengertian Suhu Tanah.................................................................................. 3
2.3 Baku Mutu..................................................................................................... 4
2.4 Dampak ......................................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 5
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................. 5
3.1.1 Alat......................................................................................................... 5
3.1.2 Bahan...................................................................................................... 5
3.2 Prosedur Kerja............................................................................................... 6
3.2.1 Kalibrasi Alat ......................................................................................... 6
3.2.2 Cara Kerja .............................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 8
4.1 Hasil .............................................................................................................. 8
4.2 Pembahasan................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 10
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Baku mutu tanah .................................................................................... 4
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran suhu pada air sungai Pasar Indralaya. ....................... 8
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Soil pH Meter ..................................................................................... 5
Gambar 3. 2 Gelas beker......................................................................................... 5
Gambar 3. 3 Sampel tanah ...................................................................................... 5
Gambar 3. 4 Kalibrasi alat....................................................................................... 6
Gambar 3. 5 Cara kerja ........................................................................................... 7
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, setempat-setempat
dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung
gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang pertumbuhan
tanaman diluar rumah. Tanah meliputi horison-horison tanah yang terletak di atas
bahan batuan dan berbentuk sebagai hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim,
organisme hidup, bahan induk dan relief. Definisi lainnya, tanah itu adalah tubuh
alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya
gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) di
permukaan bumi.
pH merupakan salah satu parameter penting suatu tanaman dapat tumbuh atau
tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk tumbuh karena
tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun). Sebaliknya, jika pH tanah
tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur (Rusdiana, 2012).
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan
sebagai log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang
diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan
elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur
potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+. Biasanya digunakan satu
elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding dan elektrode gelas
(elektrode kombinasi). Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan
kemasaman aktif (aktual) sedangkan pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman
cadangan (potensial) (Sulaiman, 2006).
pH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi faktor
yang berhubungan dengan kualitas tanah. pH sangat penting dalam menentukan
aktivitas dan dominasi mikroorganisme tanah yang berhubungan dengan proses-
proses yang sangat erat kaitannya dengan siklus hara, penyakit tanaman,
dekomposisi dan sintesa senyawa kimia organik dan transpor gas ke atmosfir oleh
mikroorganisme, seperti metan (Sudaryono, 2009).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian pH Tanah
Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup
berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah
menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada
pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan
kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk, 1985).
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa
ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara
3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0.
Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada
yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang
cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan
dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai
dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan
komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah
(Kemas, 2005), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi
besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka
semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur
tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas
tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi
menimbulkan reaksi masam.
Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama didaerah
industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari industri
gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan asam nitrit
3
yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga
terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat
yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air
hujan.
Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan
mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat
dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah
yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang.
2.2 Pengertian Suhu Tanah
Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung aktivitas
mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu tanah sangat
bergantung pada besarnya radiasi surya yang di berikan oleh matahari. Jumlah
panas yang sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh konduksi bumi atau hasil
proses kimia dan biologi yang tak berarti pada suhu tanah (Baver, 1960). Suhu tanah
setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang dilepaskan.
Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan berdasarkan
musim, bulanan, dan suhu tanah harian (Brady, 1984).
Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan
tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat
mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari
suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air,
kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu
sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari
permukaan tanah akan semakin besar (Tisdale and Nelson, 1966).
Untuk mengatur suhu tanah bukanlah kemampuan manusia secara pribadi, tapi
suhu tanah tersebut dapat di kontrol dengan cara yaitu dengan menutupi mulsa
organik pada tanah, dan pengaturan tanaman residu yang keduanya dapat
mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan mulsa plastik yang biasanya
diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat dengan cara mengatur penguapan
tanah (Brady and Weil, 2000).
4
2.3 Baku Mutu
Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) telah mengajukan
kriteria penilaian sifat kimia tanah berdasarkan sifat umum tanah yang didapat
secara empiris. Kriteria penilaian sifat kimia tanah tersebut disajikan pada gambar
tabel berikut.
Tabel 2. 1 Baku mutu tanah
Parameter Sangat
Masam
Masam Agak
Masam
Netral Agak
Alkalis
Alkalis
pH < 4,5 4,5 – 5,5 5,5 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 >8,5
Sumber: Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983)
Kadar keasaman tanah (pH) sangat mempengaruhi tanaman untuk tumbuh
kembang dan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Ukuran pH antara 0-14.
Tanah dengan pH 0-7 bersifat asam, sedangkan pH 7-14 bersifat basa. Tanah
dengan pH rendah ataupun tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsur hara.
Artinya, tanaman mampu menyerap optimal unsur hara tersebut pada kondisi pH
netral, yakni 7.
2.4 Dampak
pH tanah yang rendah menyebabkan penurunan ketersediaan zat makanan
seperti P, K,Mg, dan Ca yang berakibat pada tingginya suhu tanah. Keasaman tanah
yang tinggi dapat berakibat antara lain:
a. Rusaknya sistem penyerapan unsur P, Ca, Mg, dan K oleh tanaman.
Kekurangan unsur P menjadi masalah karena rendahnya unsur P
b. Meningkatnya ketersediaan Al, Mn, Fe, Cu, Zn, dan Ni
c. Kondisi biotik yang merugikan seperti rusaknya fiksasi atau penyerapan
unsur N, khususnya pH di bawah 6, tingginya aktifitas mikoriza sehingga
kurang penyerapan unsur P dan K serta toksisitas tanah meningkat
d. Keasaman juga selalu menyebabkan bertambahnya unsur Fe yang dapat
menyebabkan toksik dan membahayakan pertumbuhan tanaman
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Soil pH Meter
Gambar 3. 1 Soil pH Meter
b. Gelas Beker
Gambar 3. 2 Gelas beker
3.1.2 Bahan
a. Sampel Tanah
Gambar 3. 3 Sampel tanah
6
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Kalibrasi Alat
Tekan tombol calibrate
Pilih 7 PH pertama kemudian pilih 10 PH
untuk kedua kemudia enter dan “OK”
Masukan alat ke larutan 7 PH kemudian
bersihkan probe menggunakan Aquabides
dan lap probe
Masukan alat ke larutan 10 PH
kemudian bersihkan probe
menggunakan Aquabides dan
lap probe
Jika alat telah mengeluarkan
nilai 95-105%, maka alat telah
terkalibrasi
Pada praktikum ini, nilai kalibrasi
didapatkan senilai 96,9%, maka alat berhasil
terkalibrasi
Gambar 3. 4 Kalibrasi alat
7
3.2.2 Cara Kerja
Aktifkan alat dengan menekan tombol Power dan
sambungkan probe ke lubang konektor pada alat
Pastikan probe sudah terkalibrasi dan bersih dari
kotoran
Siapkan sampel yang akan diukur kemudian
tancapkan probe ke dalam sampel dan tunggu
beberapa saat hingga nilai PH stabil
Catat nilai PH yang ditampilkan, cabut Kembali
probe dari sampel dan bersihkan dengan sikat &
aquabides
Jika ingin menyimpan hasil pengukuran, pilih
options, data acquisition, pilih sample, pilih take
sample untuk merekam pengukuran
Untuk melihat dan menghapus data pilih menu
options, data acquisition, pilih Log, pilih Browse
Log. Tekan nilai pengukuran yang dilihat. Tekan
Exit untuk keluar atau tekan Delete untuk
menghaapus file tersebut
Matikan alat dengan menekan tombol Power
Gambar 3. 5 Cara kerja
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil praktikum pH dan suhu tanah pada tanah taman firdaus menggunakan
alat pH soil meter didapatkan data hasil praktikum yang dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4. 1 Hasil pengukuran suhu pada air sungai Pasar Indralaya.
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran
NO. Parameter Uji Nilai Pengukuran Gambar
1. pH Tanah 8,21
2. Suhu Tanah 25,10C
4.2 Pembahasan
Praktikum uji pH tanah dilakukan di Laboratorium Lantai 1 Gedung
Perkuliahan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya yang berada di
Indralaya. Penelitian dilakukan pada tanggal 2 November 2021 sekitar pukul 08.45
WIB, alat yang digunakan untuk mengukur pH tanah adalah Soil pH Meter. Berikut
pembahasan dari hasil praktikum:
A. pH Tanah
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah. Konsentrasi H+
yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif/aktual sedangkan
yang diekstrak dengan KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan/potensial
9
(Sulaeman et al 2005). Menurut Tan (1998) ion-ion H+ ada 2 macam yaitu ion-
ion yang ada dalam tanah sebagai ion-ion yang dapat dipertukarkan dan ion-
ion bebas masing-masing menciptakan kemasaman cadangan dan aktif. Tipe
kemasaman aktif inilah yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Berdarkan table 4.1 didapatkan hasil pH tanah sebesar 8,21. Menurut
Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) pH tanah ini
tergolong tanah yang agak alkalis karena ini termasuk ke dalam tanah 7,6 – 8,5.
pH tanah ini cocok untuk menanam pepohonan dan tanam-tanaman. Sampel
tanah diambil dari Taman Firdaus Universitas Sriwijaya Indralaya yang mana
di tempat ini sedang ada program kerja untuk menanam variasi tanaman.
B. Suhu Tanah
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 25,10C
Kedalaman tanah sangat mempengaruhi besarnya suhu tanah dan juga
mempengaruhi tumbuhan. Tumbuhan akan mengalami kesulitan dalam
penyerapan air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Hal ini
sesuai dengan literatur Tisdale and Nelson (1966) yang menyatakan bahwa
Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan
tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan
dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air.
Menurut Lakitan (1992) yang menyatakan bahwa Suhu tanah juga akan
dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada
siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada
lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan
tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari
tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam
secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah akan
kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada permukaan
tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang
lebih dalam. Untuk pengukuran suhu udara lamanya penyinaran matahari
membuat tinggi temperatur.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, setempat-setempat
dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung
gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang pertumbuhan
tanaman diluar rumah.
2. Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai
media pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial
untuk pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh pH tanah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air
hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang
bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara
alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang
mempengaruhi pH tanah.
4. Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan
mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam
dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah,
sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan
belerang.
5. Berdasarkan hasil praktikum nilai pH yang didapatkan sebesar 8,21 dengan
suhu 25,10C. Menurut Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian
(1983) pH tanah ini tergolong tanah yang agak alkalis karena ini termasuk ke
dalam tanah 7,6 – 8,5Sampel tanah diambil dari Taman Firdaus Universitas
Sriwijaya Indralaya yang mana di tempat ini sedang ada program kerja untuk
menanam variasi tanaman.
11
DAFTAR PUSTAKA
Baver, L.D. 1960. Soil Physics. Modern Asia. Jhon Wiley & Sons, INC.,New York.
Brady N.C and Weil RR.2002. The Nature and Properties of Soils 10th ed,
Macmillan Newyork., pp.960.
Brady, N.C. 1984. The Nature and Properties of Soils. 9th Edition. Macmillan
Publishing Company, New York.
Kemas, Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pairunan, A.K. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Indonesia Timur. Makassar
Rusdiana O, dan Lubis R.S. 2012. Pendugaan Korelasi Antara Karakteristik Tanah
Terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder. Jurnal
Silvikultur Tropika. 3(1):14–21.
Sudaryono, 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambang
Batubara Sangatta, Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Lingkungan. 10(3).
337-346 hal.
Sulaiman. 2006. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor: Balai
Penelitian
Sulaeman., Suparto., dan Eviati. 2005. Petunjuk teknis analisis kimia tanah,
tanaman, air dan pupuk edisi I. Bogor: Balai Penelitian Tanah.
Tan, Kim H. 1998. Dasar-dasar kimia tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tisdale, S.L., and Nelson, W.L., 1966. Soil Fertility and Fertilizers. MacMillan
Publishing. New York.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
fahmi_barry
 

What's hot (20)

Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 7 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
Ekologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN dan UPAYA PENCEGAHAN
Ekologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN danUPAYA PENCEGAHANEkologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN danUPAYA PENCEGAHAN
Ekologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN dan UPAYA PENCEGAHAN
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanah
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologiLaporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
 

Similar to Annisa Syarani_Soil pH Meter.docx

Laporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanahLaporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanah
Petrus Hery
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografi
Meilani Marjuki
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Warnet Raha
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
haznah07
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
aprillia20
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
Debby Ochta
 

Similar to Annisa Syarani_Soil pH Meter.docx (20)

Laporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanahLaporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanah
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografi
 
13. lap kompos
13. lap kompos13. lap kompos
13. lap kompos
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 
Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5   Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5
 
Biodiversitas bioindikator biologi
Biodiversitas bioindikator biologiBiodiversitas bioindikator biologi
Biodiversitas bioindikator biologi
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Ilmu Tanah Materi Kehutanan_Sifat Dasar Tanah.pptx
Ilmu Tanah Materi Kehutanan_Sifat Dasar Tanah.pptxIlmu Tanah Materi Kehutanan_Sifat Dasar Tanah.pptx
Ilmu Tanah Materi Kehutanan_Sifat Dasar Tanah.pptx
 
Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3
Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3
Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Jawaban kuis
Jawaban kuisJawaban kuis
Jawaban kuis
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 

Annisa Syarani_Soil pH Meter.docx

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM SOIL PH METER Laporan ini dibuat sebagai syarat Dalam Mata Kuliah Praktikum Analisis Kualitas Lingkungan Program Studi Kesehatan Lingkungan OLEH Nama : Annisa Syarani NIM : 10031181924014 Kelompok : 2 / Dua Dosen : 1. Elvi Sunarsih, S.KM.,M.KES 2. Inoy Trisnaini, SKM., MKL 3. Dr. Suheryanto, M.Si Asisten : Yulfa Tiara Kencana LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021
  • 2. i DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................i DAFTAR TABEL...................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2 2.1 Pengertian pH Tanah..................................................................................... 2 2.2 Pengertian Suhu Tanah.................................................................................. 3 2.3 Baku Mutu..................................................................................................... 4 2.4 Dampak ......................................................................................................... 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 5 3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................. 5 3.1.1 Alat......................................................................................................... 5 3.1.2 Bahan...................................................................................................... 5 3.2 Prosedur Kerja............................................................................................... 6 3.2.1 Kalibrasi Alat ......................................................................................... 6 3.2.2 Cara Kerja .............................................................................................. 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 8 4.1 Hasil .............................................................................................................. 8 4.2 Pembahasan................................................................................................... 8 BAB V PENUTUP.............................................................................................. 10 5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 10 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
  • 3. ii DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Baku mutu tanah .................................................................................... 4 Tabel 4. 1 Hasil pengukuran suhu pada air sungai Pasar Indralaya. ....................... 8
  • 4. iii DAFTAR GAMBAR Gambar 3. 1 Soil pH Meter ..................................................................................... 5 Gambar 3. 2 Gelas beker......................................................................................... 5 Gambar 3. 3 Sampel tanah ...................................................................................... 5 Gambar 3. 4 Kalibrasi alat....................................................................................... 6 Gambar 3. 5 Cara kerja ........................................................................................... 7
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, setempat-setempat dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang pertumbuhan tanaman diluar rumah. Tanah meliputi horison-horison tanah yang terletak di atas bahan batuan dan berbentuk sebagai hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim, organisme hidup, bahan induk dan relief. Definisi lainnya, tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) di permukaan bumi. pH merupakan salah satu parameter penting suatu tanaman dapat tumbuh atau tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk tumbuh karena tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun). Sebaliknya, jika pH tanah tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur (Rusdiana, 2012). Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+. Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding dan elektrode gelas (elektrode kombinasi). Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif (aktual) sedangkan pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan (potensial) (Sulaiman, 2006). pH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi faktor yang berhubungan dengan kualitas tanah. pH sangat penting dalam menentukan aktivitas dan dominasi mikroorganisme tanah yang berhubungan dengan proses- proses yang sangat erat kaitannya dengan siklus hara, penyakit tanaman, dekomposisi dan sintesa senyawa kimia organik dan transpor gas ke atmosfir oleh mikroorganisme, seperti metan (Sudaryono, 2009).
  • 6. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pH Tanah Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk, 1985). pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam. Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama didaerah industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari industri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan asam nitrit
  • 7. 3 yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air hujan. Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang. 2.2 Pengertian Suhu Tanah Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung aktivitas mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu tanah sangat bergantung pada besarnya radiasi surya yang di berikan oleh matahari. Jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh konduksi bumi atau hasil proses kimia dan biologi yang tak berarti pada suhu tanah (Baver, 1960). Suhu tanah setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang dilepaskan. Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan berdasarkan musim, bulanan, dan suhu tanah harian (Brady, 1984). Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari permukaan tanah akan semakin besar (Tisdale and Nelson, 1966). Untuk mengatur suhu tanah bukanlah kemampuan manusia secara pribadi, tapi suhu tanah tersebut dapat di kontrol dengan cara yaitu dengan menutupi mulsa organik pada tanah, dan pengaturan tanaman residu yang keduanya dapat mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan mulsa plastik yang biasanya diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat dengan cara mengatur penguapan tanah (Brady and Weil, 2000).
  • 8. 4 2.3 Baku Mutu Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) telah mengajukan kriteria penilaian sifat kimia tanah berdasarkan sifat umum tanah yang didapat secara empiris. Kriteria penilaian sifat kimia tanah tersebut disajikan pada gambar tabel berikut. Tabel 2. 1 Baku mutu tanah Parameter Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis pH < 4,5 4,5 – 5,5 5,5 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 >8,5 Sumber: Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) Kadar keasaman tanah (pH) sangat mempengaruhi tanaman untuk tumbuh kembang dan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Ukuran pH antara 0-14. Tanah dengan pH 0-7 bersifat asam, sedangkan pH 7-14 bersifat basa. Tanah dengan pH rendah ataupun tinggi akan mempersulit tanaman menyerap unsur hara. Artinya, tanaman mampu menyerap optimal unsur hara tersebut pada kondisi pH netral, yakni 7. 2.4 Dampak pH tanah yang rendah menyebabkan penurunan ketersediaan zat makanan seperti P, K,Mg, dan Ca yang berakibat pada tingginya suhu tanah. Keasaman tanah yang tinggi dapat berakibat antara lain: a. Rusaknya sistem penyerapan unsur P, Ca, Mg, dan K oleh tanaman. Kekurangan unsur P menjadi masalah karena rendahnya unsur P b. Meningkatnya ketersediaan Al, Mn, Fe, Cu, Zn, dan Ni c. Kondisi biotik yang merugikan seperti rusaknya fiksasi atau penyerapan unsur N, khususnya pH di bawah 6, tingginya aktifitas mikoriza sehingga kurang penyerapan unsur P dan K serta toksisitas tanah meningkat d. Keasaman juga selalu menyebabkan bertambahnya unsur Fe yang dapat menyebabkan toksik dan membahayakan pertumbuhan tanaman
  • 9. 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat a. Soil pH Meter Gambar 3. 1 Soil pH Meter b. Gelas Beker Gambar 3. 2 Gelas beker 3.1.2 Bahan a. Sampel Tanah Gambar 3. 3 Sampel tanah
  • 10. 6 3.2 Prosedur Kerja 3.2.1 Kalibrasi Alat Tekan tombol calibrate Pilih 7 PH pertama kemudian pilih 10 PH untuk kedua kemudia enter dan “OK” Masukan alat ke larutan 7 PH kemudian bersihkan probe menggunakan Aquabides dan lap probe Masukan alat ke larutan 10 PH kemudian bersihkan probe menggunakan Aquabides dan lap probe Jika alat telah mengeluarkan nilai 95-105%, maka alat telah terkalibrasi Pada praktikum ini, nilai kalibrasi didapatkan senilai 96,9%, maka alat berhasil terkalibrasi Gambar 3. 4 Kalibrasi alat
  • 11. 7 3.2.2 Cara Kerja Aktifkan alat dengan menekan tombol Power dan sambungkan probe ke lubang konektor pada alat Pastikan probe sudah terkalibrasi dan bersih dari kotoran Siapkan sampel yang akan diukur kemudian tancapkan probe ke dalam sampel dan tunggu beberapa saat hingga nilai PH stabil Catat nilai PH yang ditampilkan, cabut Kembali probe dari sampel dan bersihkan dengan sikat & aquabides Jika ingin menyimpan hasil pengukuran, pilih options, data acquisition, pilih sample, pilih take sample untuk merekam pengukuran Untuk melihat dan menghapus data pilih menu options, data acquisition, pilih Log, pilih Browse Log. Tekan nilai pengukuran yang dilihat. Tekan Exit untuk keluar atau tekan Delete untuk menghaapus file tersebut Matikan alat dengan menekan tombol Power Gambar 3. 5 Cara kerja
  • 12. 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil praktikum pH dan suhu tanah pada tanah taman firdaus menggunakan alat pH soil meter didapatkan data hasil praktikum yang dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4. 1 Hasil pengukuran suhu pada air sungai Pasar Indralaya. Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran NO. Parameter Uji Nilai Pengukuran Gambar 1. pH Tanah 8,21 2. Suhu Tanah 25,10C 4.2 Pembahasan Praktikum uji pH tanah dilakukan di Laboratorium Lantai 1 Gedung Perkuliahan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya yang berada di Indralaya. Penelitian dilakukan pada tanggal 2 November 2021 sekitar pukul 08.45 WIB, alat yang digunakan untuk mengukur pH tanah adalah Soil pH Meter. Berikut pembahasan dari hasil praktikum: A. pH Tanah Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah. Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif/aktual sedangkan yang diekstrak dengan KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan/potensial
  • 13. 9 (Sulaeman et al 2005). Menurut Tan (1998) ion-ion H+ ada 2 macam yaitu ion- ion yang ada dalam tanah sebagai ion-ion yang dapat dipertukarkan dan ion- ion bebas masing-masing menciptakan kemasaman cadangan dan aktif. Tipe kemasaman aktif inilah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Berdarkan table 4.1 didapatkan hasil pH tanah sebesar 8,21. Menurut Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) pH tanah ini tergolong tanah yang agak alkalis karena ini termasuk ke dalam tanah 7,6 – 8,5. pH tanah ini cocok untuk menanam pepohonan dan tanam-tanaman. Sampel tanah diambil dari Taman Firdaus Universitas Sriwijaya Indralaya yang mana di tempat ini sedang ada program kerja untuk menanam variasi tanaman. B. Suhu Tanah Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 25,10C Kedalaman tanah sangat mempengaruhi besarnya suhu tanah dan juga mempengaruhi tumbuhan. Tumbuhan akan mengalami kesulitan dalam penyerapan air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Tisdale and Nelson (1966) yang menyatakan bahwa Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Menurut Lakitan (1992) yang menyatakan bahwa Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada permukaan tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Untuk pengukuran suhu udara lamanya penyinaran matahari membuat tinggi temperatur.
  • 14. 10 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, setempat-setempat dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang pertumbuhan tanaman diluar rumah. 2. Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah. 4. Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan zat kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang. 5. Berdasarkan hasil praktikum nilai pH yang didapatkan sebesar 8,21 dengan suhu 25,10C. Menurut Pusat Penelitian Tanah dari Departemen Pertanian (1983) pH tanah ini tergolong tanah yang agak alkalis karena ini termasuk ke dalam tanah 7,6 – 8,5Sampel tanah diambil dari Taman Firdaus Universitas Sriwijaya Indralaya yang mana di tempat ini sedang ada program kerja untuk menanam variasi tanaman.
  • 15. 11 DAFTAR PUSTAKA Baver, L.D. 1960. Soil Physics. Modern Asia. Jhon Wiley & Sons, INC.,New York. Brady N.C and Weil RR.2002. The Nature and Properties of Soils 10th ed, Macmillan Newyork., pp.960. Brady, N.C. 1984. The Nature and Properties of Soils. 9th Edition. Macmillan Publishing Company, New York. Kemas, Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pairunan, A.K. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Indonesia Timur. Makassar Rusdiana O, dan Lubis R.S. 2012. Pendugaan Korelasi Antara Karakteristik Tanah Terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder. Jurnal Silvikultur Tropika. 3(1):14–21. Sudaryono, 2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambang Batubara Sangatta, Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Lingkungan. 10(3). 337-346 hal. Sulaiman. 2006. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor: Balai Penelitian Sulaeman., Suparto., dan Eviati. 2005. Petunjuk teknis analisis kimia tanah, tanaman, air dan pupuk edisi I. Bogor: Balai Penelitian Tanah. Tan, Kim H. 1998. Dasar-dasar kimia tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Tisdale, S.L., and Nelson, W.L., 1966. Soil Fertility and Fertilizers. MacMillan Publishing. New York.