Marzano's Art and Science menyediakan kerangka komprehensif bagi guru untuk meningkatkan praktik pengajaran mereka dan meningkatkan prestasi siswa. Dengan menggabungkan seni mengajar, yang mencakup keahlian, semangat, dan kreativitas guru, dengan sains pengajaran, yang mengandalkan strategi dan metodologi berbasis penelitian, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan efektif bagi siswa mereka.
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
PPT MARZANO TEACHING ART & SCIENCE.pptx
1.
2. SEGMENT TOPIC ELEMENT
1. FEEDBACK 1.1 Providing and
Communicating Clear
Learning Goals
Element 1:
Providing Scales and Rubrics
Element 2:
Tracking Student Progress
Element 3:
Celebrating Success
1.2 Using Assessments Element 4:
Using Informal Assessments of the Whole Class
Element 5:
Formal Assessments of Individual Students
3. Elemen 1: Menyediakan Skala dan Rubrik Penilaian
Skala dan rubrik penilaian sangat penting untuk melacak kemajuan siswa
Untuk elemen 1 model, terdapat dua strategi spesifik berikut yang dapat kita gunakan.
1. Mengartikulasikan tujuan pembelajaran dengan jelas
2. Membuat skala atau rubrik penilaian untuk tujuan pembelajaran
Apa poin penting yang bisa kita terapkan dalam lesson plan
kita
◎ Penting bagi kita untuk membuat santri merasa memiliki
learning objective yang akan dipelajari (ownership)
◎ Membuat learning objective dengan bahasa yang mudah
dipahami, konkrit, berdasarkan hasil diskusi dengan peserta
didik sehingga timbul rasa memiliki LO tersebut
◎ Membuat skala dan rubrik penilaian yang dapat mengukur
ketercapaian LO (cognitive, skills, affective) santri
E1
5. Untuk mengukur kognitif dan
keterampilan siswa, Guru dapat
membuat skala untuk
keterampilan tertentu seperti
penalaran, pemecahan
masalah, atau ketekunan.
Contoh rubrik penilaian :
https://docs.google.com/document/d/1DyP-
jSgboNYsoH9ePNZDOILYohR7alc5/edit?usp=sha
ring&ouid=108560990341430391642&rtpof=true&
sd=tru
Strategi 2: Membuat skala dan rubrik penilaian
E1
6. Melacak progress siswa
E2
a. Melacak progress perkembangan siswa
b. Memberi siswa gambaran yang jelas tentang awal hingga
akhir keseluruhan materi dari suatu topik/mapel dan
menentukan posisi mereka pada saat ini ada dimana.
c. Dapat menggunakan.
i. Tabel tujuan pembelajaran
ii. Skala kemahiran (mudah →
sedang → sulit / sederhana →
complex)
iii. Applicable grade level (tingkatan-
tingkatan dengan angka) seperti
pada contoh berikut
8. Merayakan Keberhasilan (Celebrating Success)
E3
Guru harus merayakan keberhasilan siswa untuk progres pertumbuhan mereka.
Ini mungkin berbeda dari apa yang biasanya dirayakan guru di kelas.
● Merayakan keberhasilan siswa sangat penting untuk
memotivasi siswa membuat mereka merasa berharga,
termotivasi dan terinspirasi.
● Menciptakan atmosfir kompetitif di dalam kelas
CARANYA:
1. Status celebration
celebrating students’ status at any point in time
1. Verbal feedback
menekankan pencapaian dan pertumbuhan dengan
menjelaskan secara lisan apa yang telah dilakukan siswa
dengan baik di seluruh unit
9. Menggunakan Asesmen INFORMAL terhadap seluruh kelas
E4
asesmen informal digunakan untuk memantau/monitor kemajuan siswa, mengajarkan kembali konsep dan
keterampilan, mengatasi miskonsepsi, dan memberikan umpan balik yang bermakna.
Strategi
1. Virtual exit slips
2. Guided reciprocal peer questioning
3. Respond, summarize, question, connect and comment
(RSQC2)
Jawaba siswa terhadap pertanyaan guru yang disampaikan pada tahap kesimpulan/akhir pembelajaran yang
merefleksikan belajar siswa.
Tujuan:
1. Untuk menilai pemahaman siswa
2. Untuk menganalisis dan mencerminkan upaya siswa dalam belajar
3. Untuk memberikan umpan balik kepada strategi yang diterapkan guru
4. Untuk memberikan umpan balik terhadap pembelajaran dan sumber belajar
5. Virtual exit slips are often use technology.
10. Menggunakan Asesmen INFORMAL terhadap seluruh kelas
E4
CONTOH : VIRTUAL EXIT SLIP
Exit Slip Analysis
https://docs.google.com/presentation/d/10jbkGg4xbm_J6AJsqDig4HZaAkJh
gUfE/edit#slide=id.p1
11. Tujuan: Mendapatkan gambaran presisi tentang capaian siswa dalam proses belajar yang sedang dijalaninya.
Menggunakan Asesmen FORMAL terhadap siswa secara individu
E5
Formal asesmen dalam buku Marzano dibagi menjadi :
1. Performance task
2. Learning Portfolio memberikan kita informasi tentang bagaimana kegiatan belajar
mengajar berjalan serta strategi untuk mengetahui siswa tersebut
sudah berada di tahap mana dalam pembelajarannya.
1. Performance Task
Self-evaluation for
students
Kemampuan
Meriset dan
menganalisis
informasi
Problem-solving
Demonstrate new
learning
Untuk mengukur
12. Menggunakan Asesmen FORMAL terhadap siswa secara individu
E5
CONTOH:
1. Common formative assessment
2. Exit ticket
3. A problem to further develop a concept
1. Performance Task
Common formative assessment
13. Menggunakan Asesmen FORMAL terhadap siswa secara individu
E5
1. Emulates real-world work → siswa termotivasi dan menjadi kurator proses belajarnya sendiri
2. Menyajikan data bagi guru dalam memberikan feedback
2. Learning Portofolio
14. Element 15 : Strategi Preview
- Dalam preview, guru melibatkan siswa dalam kegiatan yang
membantu mereka menghubungkan apa yang sudah mereka
ketahui dengan konten yang baru, sekaligus memfasilitasi
hubungan yang tercipta antara old dan new knowledge.
- Preview yang baik akan menentukan seberapa baik proses
pembelajaran itu nantinya. Preview adalah langkah pertama yang
penting.
E15
15. Element 15 : Strategi Preview
Informational Hook
Menggunakan fakta-fakta yang menarik terkait dengan topik yang akan dipelajari. Fakta-fakta
tersebut dapat berupa video, anekdot, fakta sejarah tentang topik tersebut dan lainnya.
Bell Ringers
Menggunakan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang berhubungan dengan topik.
Anticipation Guide
Menggunakan fakta-fakta atau konsep yang telah dipelajari sebelumnya dan berhubungan dengan
topik yang akan dipelajari.
What do you think you know?
Bertanya pada santri tentang pengetahuan santri terkait topik yang akan dipelajari.
E15
16. Element 16 : Menandai Informasi Penting
- Guru mengidentifikasi informasi penting yang harus
diperhatikan siswa secara khusus. Penting untuk
memilih kegiatan pembelajaran dan metode
presentasi yang paling sesuai dengan konten yang
akan sajikan (Marzano, 2007)
E16
17. Element 16 : Menandai Informasi Penting
1. Mengulang konten yang penting
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menggunakan aktivitas visual
4. Menggunakan kegiatan naratif
5. Menggunakan nada, suara, dan gestur
6. Menggunakan jeda
7. Menggunakan instruksi eksplisit
E16
18. Element 17 : Meninjau Ulang Konten
- Guru melibatkan siswa dalam melakukan
peninjauan ulang tentang konten yang mengandung
informasi penting.
E17
19. Element 17 : Meninjau Ulang Konten
- Guru melibatkan siswa dalam melakukan
peninjauan ulang tentang konten yang mengandung
informasi penting.
E17
20. Element 18 : Merevisi Pemahaman
- Guru melibatkan siswa dalam merevisi pengetahuan sebelumnya tentang
konten yang mereka bahas dalam pelajaran sebelumnya.
- Penelitian menunjukkan bahwa ketika siswa awalnya belajar tentang suatu
ide atau konsep, pengetahuan mereka tentang hal itu bersifat parsial dan
perlu mengoreksi pemahamannya (Hofstetter, Sticht, & Hofstetter, 1999;
Schwanenflugel, Stahl, & McFalls, 1997; Stahl, 1999).
E18
21. Element 19 : Merefleksikan Pembelajaran
Guru melibatkan siswa dalam merevisi pengetahuan sebelumnya tentang konten
yang mereka bahas dalam pelajaran sebelumnya.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika siswa awalnya belajar tentang suatu ide
atau konsep, pengetahuan mereka tentang hal itu bersifat parsial dan perlu
mengoreksi pemahamannya (Hofstetter, Sticht, & Hofstetter, 1999;
Schwanenflugel, Stahl, & McFalls, 1997; Stahl, 1999).
E19
22. Element 20 : Memberikan tugas yang bermakna
- Guru merancang pekerjaan rumah yang membantu siswa memperdalam
pengetahuan mereka tentang konten, melatih keterampilan, atau mengkaji
strategi belajar.
- Tugas tidak hanya bersifat pengulangan materi yang sudah dipelajari, tapi
juga dapat digunakan sebagai bridging ke materi selanjutnya.
E20
24. Element 33 : Menetapkan Aturan dan Prosedur
“Guru yang efektif menetapkan aturan dan prosedur di awal tahun awal tahun
dan merevisinya sepanjang tahun sesuai kebutuhan.”
“Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan aturan dan prosedur dapat
meningkatkan kondusifitas belajar dan mengurangi gangguan belajar” (Marzano,
2003)
E33
25. Strategi:
1. Menggunakan seperangkat aturan dan prosedur yang kecil
2. Menjelaskan aturan dan prosedur kepada siswa
3. Membuat aturan dan prosedur dengan siswa
4. Memodifikasi aturan dan prosedur dengan siswa
5. Meninjau aturan dan prosedur dengan siswa
6. Menempelkan peraturan di sekitar ruangan
27. Mengatur Tata Letak Fisik Ruang Kelas
E33
“Guru yang efektif mengatur tata letak fisik ruang kelas untuk memfasilitasi
pergerakan dan fokus pada pembelajaran.”
Penelitian telah mengidentifikasi empat aspek penting dalam pengaturan ruangan:
(1) Pusat pembelajaran, teknologi, dan peralatan; (2) dekorasi; (3) bahan; dan (4)
meja siswa dan guru (Marzano, Gaddy, Foseid, Foseid, & Marzano, 2005).
E34
28. 1. Merancang dekorasi ruang kelas
2. Memajang hasil karya siswa
3. Mempertimbangkan materi kelas
4. Menempatkan meja guru
5. Menempatkan meja siswa
6. Merencanakan area untuk pengajaran seluruh kelompok
7. Merencanakan area untuk kerja kelompok
8. Merencanakan pusat-pusat pembelajaran
Strategi:
29.
30. Element 35: Mendemonstrasikan Saksi
“Guru yang efektif selalu waspada dan sadar akan apa yang
terjadi di dalam kelas”
Penelitian telah menunjukkan bahwa guru yang menjadi saksi (menyadari apa
yang terjadi di dalam kelas setiap saat) berhubungan dengan angka penurunan
gangguan di dalam kelas (Brophy, 1996; Kounin, 1983; Marzano, 2003). Reaksi
guru yang tepat terhadap perilaku positif atau negatif juga dikaitkan dengan
penurunan gangguan di kelas (Marzano, 2003).
31. STRATEGI
1. Bersikap proaktif
2. Menempati seluruh ruangan secara fisik dan visual
3. Memperhatikan potensi masalah
4. Menggunakan serangkaian tindakan bertahap
34. Element 36: Mengakui Kepatuhan terhadap Peraturan dan
Prosedur
“Guru yang efektif secara konsisten dan adil mengakui kepatuhan terhadap
aturan dan prosedur.”
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengakui kepatuhan terhadap aturan dan
prosedur dikaitkan dengan penurunan gangguan di kelas (Stage & Quiroz, 1997).
Pengakuan yang nyata dan kontingensi kelompok juga juga dikaitkan dengan
penurunan gangguan di dalam kelas (Marzano, 2003).
35. STRATEGI
1. Penegasan verbal
2. Penegasan non verbal
3. Pengakuan yang nyata
4. Ekonomi token
5. Formulir pengakuan harian
6. Perilaku berkode warna
7. Sertifikat
8. Panggilan telepon, email, dan catatan
37. Element 37: Mengakui Kurangnya Kepatuhan terhadap Peraturan dan
Prosedur
“Guru yang efektif secara konsisten dan adil menerapkan konsekuensi ketika
siswa tidak mengikuti aturan dan prosedur.”
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengakui kepatuhan terhadap aturan dan
prosedur dikaitkan dengan penurunan dalam gangguan di kelas (Stage & Quiroz,
1997).
38. Strategi
1. Isyarat verbal
2. Jeda sesaat
3. Isyarat non verbal
4. Waktu istirahat
5. Koreksi berlebihan
6. Kontinjensi kelompok yang saling bergantung
7. Kontingensi rumah
8. Rencana situasi intensitas tinggi
9. Rencana disipliner secara keseluruhan
40. Element 38: Menggunakan Perilaku Verbal dan Nonverbal yang
Menunjukkan Kasih Sayang kepada Siswa
“Guru yang efektif menggunakan perilaku verbal dan non verbal untuk
menunjukkan kasih sayang kepada siswa.”
Penelitian telah menunjukkan bahwa perilaku guru seperti gerak tubuh,
senyuman, dan ucapan yang membesarkan hati berhubungan dengan
peningkatan prestasi siswa dan hasil positif lainnya (Harris & Rosenthal,
1985; Marzano, 2018).
CHAPTER 9
Building Relationships
41. STRATEGI:
1. Menyapa siswa di depan pintu kelas
2. Mengadakan konferensi informal
3. Menghadiri acara-acara setelah pulang sekolah
4. Menyapa siswa dengan nama di luar sekolah
5. Memberi siswa tanggung jawab khusus atau peran kepemimpinan di kelas
6. Menjadwalkan interaksi
7. Membuat papan buletin foto
8. Menggunakan perilaku fisik
9. Menggunakan humor
42. Element 39: Memahami Latar Belakang dan Minat
Siswa Minat
Guru yang efektif menggunakan minat dan latar belakang siswa untuk
menghasilkan iklim penerimaan dan komunitas.
Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan hubungan guru-siswa yang positif
dikaitkan dengan penurunan gangguan di kelas (Marzano, 2003). gangguan di
dalam kelas (Marzano, 2003). Ketika guru mengenal siswa dan berusaha
memahami minat dan latar belakang mereka, maka akan tercipta suasana kerja
sama, bukan mentalitas "aku-mereka" (Plax & Kearney, 1990).
43. STRATEGI
1. Survei latar belakang siswa
2. Kuesioner opini
3. Konferensi guru-siswa secara
individu
4. Konferensi orang tua dan guru
5. Surat kabar sekolah, buletin, atau
buletin
6. Wawancara informal di kelas
7. Keakraban dengan budaya siswa
8. Metafora dan analogi otobiografi
9. Autobiografi enam kata
10. Investigasi independen
11. Kutipan
12. Komentar tentang prestasi siswa
atau bidang-bidang yang penting
13. Susunan pemain
14. Tujuan pembelajaran siswa secara
individu
44. Contoh: Survei Latar Belakang Siswa
Di mana Anda dilahirkan?
Berapa banyak saudara laki-laki dan perempuan
yang Anda miliki?
Apa saja hal tentang keluarga Anda yang membuat
Anda bangga?
Hal-hal apa saja yang kamu lakukan selama liburan
?
Apa yang akan Anda lakukan jika Anda tahu Anda
tidak akan gagal?
Apakah Anda memiliki hobi (mengoleksi barang,
upaya artistik, membangun sesuatu)? Jika ya, apa
saja?
Apakah Anda berpartisipasi dalam olahraga? Jika
ya, olahraga apa? Apa yang paling Anda sukai yang
paling Anda sukai dari olahraga tersebut?
Apakah Anda mengikuti pelajaran dalam bentuk apa
pun (seperti musik, seni, menyanyi, menari, atau
pidato)? Jika ya, pelajaran apa?
Apa buku, permainan, film, video, atau permainan
komputer favorit Anda, atau acara televisi?
-
45. Element 40: Menampilkan Objektivitas dan Kontrol
“Guru yang efektif berperilaku secara objektif dan terkendali.”
Penelitian telah menunjukkan bahwa guru yang secara obyektif memandang
siswa mereka sebagai sebagai pelajar muda (sebagai lawan dari teman atau
musuh) menghasilkan prestasi yang lebih besar daripada guru yang terlalu hangat
atau terlalu dingin terhadap siswa (Brophy & Evertson, 1976; Nelson, Martella, &
Galand, 1998; Soar & Soar, 1979).
46. Part 2-Content
3 Conducting Direct Instruction Lessons
Element 6: Chunking content
Element 7: Processing Content
Element 8: Recording and Representing Content
4. Conducting Practicing and Deepening Lessons
Element 9: Using Structured Practice Sessions
Element 10: Examining Similarities and Differences
Element 11: Examining Errors in Reasoning
5. Conducting Knowledge Application Lessons
Element 12: Engaging Students in Cognitively Complex Tasks
Element 13: Providing Resources and Guidance
Element 14: Generating and Defending Claims
47. Part 2-Content
Pada part konten mengacu pada urutan dan kecepatan belajar santri sehingga
santri dapat memahami materi dengan lebih mudah hingga dapat
mengaplikasikan pemahaman yang diperoleh.
48. Konten pembelajaran yang kompleks perlu dipecah ke dalam bagian-bagian kecil
sehingga mudah untuk dipahami oleh santri.
Chunking Content (Memotong konten pembelajaran)
E6
Tahapan pemotongan konten
1. Pre Assesment (Formal, informal)
2. Squenly related
3. Processing time
49. 1. Pre Assesment (Penilaian awal)
Jenis penilaian awal :
Informal - Menggunakan pertanyaan dan studi kasus
Formal
- PreTest (menggunakan pengetahuan prasyarat, pertanyaan terstruktur)
Contoh : Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
Topik Prasyarat dari topik yang akan mereka pelajari hari ini
2. Squenly related (Potongan kecil yang terhubung)
Materi yang telah dibagi-bagi harus saling terhubung antara
bagian satu dengan bagian yang lain. Fokus pada penguatan
konsep, dan tidak mengulang pertanyaan karena akan
menghambat pemahaman santri.
50. Mengizinkan Waktu Pemrosesan Antar Potongan
Aplikasi :
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan setiap kelompok
seperangkat pertanyaan untuk dijawab dan didiskusikan.
3. Processing time
51. Processing content ini maknanya yaitu mendalami konten yang sebelumnya telah dicacah
(chunking) menjadi sub materi sederhana. Kita sebagai guru memfasilitasi siswa untuk
mendalami sub materi sederhana sebelum beranjak ke sub materi yang selanjutnya
Beberapa metode untuk mendalami pemahaman santri
1. perspective analysis,
○ thinking hats,
2. collaborative process,
○ jigsaw cooperative learning
○ reciprocal teaching
○ concept attainment,
○ think-pair-share
○ scripted cooperative dyads
Pemrosesan Materi/konten (Processing Content)
E7
56. Setelah santri mengikuti kegiatan KBM, pada tahap ini santri menuliskan dan
menyajikan pemahamannya baik secara linguistik (melalui bahasa) maupun
nonlinguistik (melalui gambar).
Menuliskan dan menyajikan pemahaman
E8
57. Berikut adalah beberapa alat teknologi yang dapat digunakan oleh
guru untuk membantu menuliskan dan menyajikan pemhaman
siswa.(tpack)
1. Flipgrid (https://flipgrid.com): Platform diskusi video yang bisa
digunakan oleh pendidik, siswa atau keluarga.
2. Kaizena.com-Kaizena adalah tools feedback untuk digunakan di google
docs.
3. Sketchboard.id-Sketchboard adalah papan tulis online
4. WeVideo adalah video editor online
58.
59.
60. Asking In-Depth Questions of Reluctant Learner
Bertanya Pertanyaan Mendalam kepada Siswa Reluktan
E42
Asking In-Depth Questions
Menurut Joyce M. Herzog, reluctant learner adalah
seorang siswa yang tidak tertarik dengan apa yang diajarkan guru dan akibatnya, tidak dapat belajar dalam
kerangka waktu atau cara penyajian yang disediakan (2002, as cited by 123HelpMe, February 2019).
Reluctant Learner
Salah satu cara paling umum guru memperlakukan siswa yang enggan
secara berbeda adalah bahwa mereka tidak mengajukan pertanyaan yang
serumit pertanyaan yang mereka ajukan kepada siswa lain.
61. 2 Cara yang dapat Guru gunakan untuk membimbing pertanyaan siswa
(1)
Question
Formulation
Technique
(QFT)
(2)
Inquiry
Circles
Membuat pertanyaan yang bijaksana untuk inkuiri
mendukung siswa untuk menjadi pelajar yang lebih
terlibat.
QFT adalah proses untuk melakukan
brainstorming secara kolaboratif dan
meningkatkan pertanyaan.
63. E43 Probing Incorrect Answers With Reluctant Learners
Tujuan:
Membuat siswa merasa dihargai dan tidak ragu untuk
berinteraksi dengan guru atau teman sebayanya.
Apresiasi jawaban lalu
berikan revisi jawaban
Pindah dahulu ke beberapa
santri yg lain lalu kembali ke
santri tsb
Berikan pertanyaan yg
merangsang siswa untuk
merevisi jawabannya
04
Santri mendiskusikan jawabannya ke
patnernya dulu baru menjawab di depan
kelas
Strategi feedback guru agar santri
bisa merevisi jawabannya
Strategies:
Using an appropriate response
process
Letting students off the hook
temporarily
Using answer revision
Using think-pair-share Revision protocol.
05
01
02 03