3. TOPIK KAJIAN?
BANGUNAN
GEDUNG
UU
28 THN 2002
PP
36 THN 2005
PERDA
KABUPATEN BEKASI 10 THN
2014
DEFINISI
PENYELENGGARAAN
GEDUNG?
kegiatan pembangunan yang meliputi PERENCANAAN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN PEMBONGKARAN
4.
5.
6. Klasifikasi
Tim ahli bangunan gedung
Penyedia jasa konstruksi
Ketentuan sanksi
Ketentuan fungsi
Persyaratan bang. gedung
Penyelenggaraan
Peran masyarakat
Pembinaan penyelenggaraan
bang. gedung
Ketentuan fungsi
Persyaratan bang. gedung
Penyelenggaraan
Peran masyarakat
Pembinaan penyelenggaraan
bang. gedung
Ketentuan fungsi
Persyaratan bang. gedung
Penyelenggaraan
Peran masyarakat
Pembinaan penyelenggaraan
bang. gedung
PERSYARATAN UMUM
LINGKUP
PERATURAN
UU
28 THN 2002
PP
36 THN 2005
PERDA
KAB. BEKASI 10 THN 2014
Ketentuan sanksi
Ketentuan sanksi
9. I-06 : Kawasan Industri
R1-06 : Permukiman Perkotaan
LOKASI MEIKARTA
KAWASAN INDUSTRI
PERMUKIMAN PERKOTAAN
ANALISA PELANGGARAN
10. PERMUKIMAN PERKOTAAN
Yang dibangun Meikarta adalah Apartemen,
kepadatan tinggi.
Meikarta sudah memenuhi syarat fasilitas
penunjang yaitu fasilitas umum, RS, Pendidikan,
dst.
Untuk memenuhi penunjang yang kompleks
dengan efisiensi lahan, form bangunan (terutama
tinggi) perlu disesuaikan.
Tinggi bangunan maksimal menyesuaikan Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)
Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta
Timur yang diterbitkan oleh Kementerian
Perhubungan = 40 lantai
ISU???
MASALAH???
USULAN???
11. Permohonan IMB Meikarta ditolak meskipun sudah
mengantongi Surat Rekomendasi Provinsi Jawa
Barat
Pembangunan Meikarta tidak diperuntukan untuk
kawasan industry
+
Fasilitas penunjang > 12%
Sebaiknya Rekomendasi Provinsi Jawa barat
dikeluarkan jika peruntukan sudah sesuai dengan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
ISU???
MASALAH???
USULAN???
12. SOAL
Bertolak dari definisi penyelenggaraan Bangunan Gedung, ada 3 isu lebih lanjut yang dapat diangkat pada kasus Meikarta:
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan
teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pem-bongkaran.
1. Perencanaan bangunan Gedung
2. Pelaksanaan konstruksi
Seharusnya tim perencana design mengkaji dulu legal-legal (peruntukan
RTRW dan RDTR) Kab. Bekasi dan jika ada ketidaksesuaian, maka
perencana wajib untuk memberi tahu kepada owner.
Seharusnya kontraktor harus check terlebih dahulu dan dapat menolak
pekerjaan jika izin-izin yang berlaku belum dikantongi pemberi tugas
13. SOAL
OVERVIEW
Isi UU 28 th 2002 dan PP 36 thn 2005 sama sama menjelaskan
mengenai :
1. Fungsi bangunan macam-macam fungsi bangunan dan
ketentuan-ketentuan pada setiap variasi fungsi
2. Persyaratan bangunan Gedung terdiri atas syarat
administrative dan syarat teknis yang akan diatur oleh Perda
(KLB,KDB, Amdal, dst)
3. Penyelenggaraan meliputi proses perencanaan teknis dan
pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,
pelestarian, dan pem-bongkaran.
4. Peran masyarakat Pedoman cara pemantauan & penjagaan
ketertiban, Pemberian masukan terhadap penyusunan atau
penyempurnaan, penyampaian pendapat dan pertimbangan,
dan pelaksanaan gugatan perwakilan.
5. Pembinaan Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah
6. Ketentuan sanksi atas pelanggaran
14. UU No. 28 tahun 2002
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
KETENTUAN UMUM
• Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
• Definisi :
• Penyelenggaraan Gedung
• Pemanfaatan Gedung
• Pemeliharaan Gedung
• Perawatan
• Pemeriksaan berkala
• Pelestarian
• Pembongkaran
• Pemilik bangunan Gedung
• Pengkaji Teknis
• Masyarakat
• Prasarana dan sarana bangunan Gedung
• Pemerintah
BANGUNANGEDUNG
15. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP
Pasal 2
Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan,
keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.
Pasal 3
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:
1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan
gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin
keandalan
teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Pasal 4
Undang-undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan gedung
UU No. 28 tahun 2002 BANGUNANGEDUNG
16. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Pasal 5 : Mengatur fungsi-fungsi bangunan Gedung
Pasal 6 :
(1) Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus sesuai
dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota.
(2) Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh
Pemerintah Daerah dan dicantumkan dalam izin mendirikan bangunan.
(3) Perubahan fungsi bangunan gedung yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud
dalam ayat (2) harus mendapatkan persetujuan dan penetapan kembali oleh
Pemerintah Daerah.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penetapan dan perubahan fungsi bangunan
gedung
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
UU No. 28 tahun 2002 BANGUNANGEDUNG
17. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian pertama : Pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan
pembongkaran
Bagian kedua : Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
Bagian ketiga : Pemanfaatan
Bagian keempat : Pelestarian
Bagian kelima : Pebongkaran
Bgaian keenam : Hak dan kewajiban pemilik dan pengguna
UU No. 28 tahun 2002 BANGUNANGEDUNG
18. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
UU No. 28 tahun 2002
PERAN MASYARAKAT
a)Pemantauan dan Penjagaan Ketertiiban
b)
Pemberian Masukan terhadap Penyusunan dan/atau
Penyempurnaan
Peraturan, Pedoman, dan Standar Teknis
c.)Penyampaian Pendapat dan Pertimbangan
d)Pelaksanaan Gugatan Perwakilan
BANGUNANGEDUNG
19. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
UU No. 28 tahun 2002
PEMBINAAN
Bagian Pertama Umum
Bagian Kedua Pembinaan oleh Pemerintah
Bagian Ketiga Pembinaan oleh Pemerintah Daerah
BANGUNANGEDUNG
20. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
UU No. 28 tahun 2002
SANKSI
Bagian Pertama Umum
Bagian Kedua SANKSI administratif (ketentuan sanksi)
Bagian Ketiga sanksi owner dan user , serta organ.
BANGUNANGEDUNG
21. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
UU No. 28 tahun 2002
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
BANGUNANGEDUNG
22. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005
KETENTUAN UMUM
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
BANGUNANGEDUNG
23. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005 BANGUNANGEDUNG
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
Bagian Pertama Umum Pasal 3
Bagian Kedua Penetapan Fungsi Bangunan Gedung Pasal 4-6
Bagian Ketiga Perubahan Fungsi Bangunan Gedung Pasal 7
24. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005 BANGUNANGEDUNG
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Pertama Umum Pasal 8-9
Bagian Kedua Persyaratan Administratif Bangunan Gedung
(Paragraf 1) Umum Pasal 10
(Paragraf 2) Status Hak Atas Tanah Pasal 11
(Paragraf 3) Status Kepemilikan Bangunan Gedung Pasal 12-13
(Paragraf 4) Izin Mendirikan Bangunan Gedung Pasal 14-15
Bagian Ketiga Persyaratan Tata Bangunan
(Paragraf 1) Umum Pasal 16
(Paragraf 2) Persyaratan Peruntukan dan Intesitas Bangunan Gedung Pasal 17-21
(Paragraf 3) Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung Pasal 22-25
(Paragraf 4) Persyaratan Pengendalian Dampak Lingkungan Pasal 26
(Paragraf 5) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Pasal 27-28
(Paragraf 6) Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/atau
dibawah Pasal 29-30
tanah, air dan/atau prasarana/sarana umum
Bagian Keempat Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung
(Paragraf 1) Umum Pasal 31
(Paragraf 2) Persyaratan Keselamatan Pasal 32-37
(Paragraf 3) Persyaratan Kesehatan Pasal 38-47
(Paragraf 4) Persyaratan Kenyamanan Pasal 48-53
(Paragraf 5) Persyaratan Kemudahan Pasal 54-61
25. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005 BANGUNANGEDUNG
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Pertama Pembangunan
(Paragraf 1) Umum Pasal 62
(Paragraf 2) Perencanaan Teknis Pasal 63-65
(Paragraf 3) Tim Ahli Bangunan Gedung Pasal 66-67
(Paragraf 4) Pelaksanaan Konstruksi Pasal 68-69
(Paragraf 5) Pengawasan Konstruksi Pasal 70
(Paragraf 6) Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Pasal 71
Bagian Kedua Pemanfaatan
(Paragraf 1) Umum Pasal 72
(Paragraf 2) Pemeliharaan Bangunan Gedung Pasal 73-74
(Paragraf 3) Perawatan Bangunan Gedung Pasal 75-78
(Paragraf 4) Pemeriksaaan Secara Berkala Bangunan Gedung Pasal 79-80
(Paragraf 5) Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Pasal 81
(Paragraf 6) Pengawasan Pemanfaatan Bangunan Gedung Pasal 82
Bagian Ketiga Pelestariaan
(Paragraf 1) Umum Pasal 83
(Paragraf 2) Penetapan Bangunan Gedung yang Dilindungi dan Dilestarikan Pasal 84-86
(Paragraf 3) Pemanfaatan Bangunan Gedung yang Dilindungi dan
Dilestarikan Pasal 87-89
Bagian Keempat Pembongkaran
(Paragraf 1) Umum Pasal 90
(Paragraf 2) Penetapan Pembongkaran Pasal 91-92
(Paragraf 3) Pelaksanaan Pembongkaran Pasal 93-94
(Paragraf 4) Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung Pasal 95
26. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005
PERAN MASYARAKAT
Bagian Pertama Pemantauan dan Penjagaan Ketertiiban Pasal 96-99
Bagian Kedua Pemberian Masukan terhadap Penyusunan
dan/atau Penyempurnaan
Pasal 100
Peraturan, Pedoman, dan Standar Teknis
Bagian Ketiga Penyampaian Pendapat dan Pertimbangan Pasal 101-
102
Bagian Keempat Pelaksanaan Gugatan Perwakilan Pasal 103-
104
27. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005
PERAN MASYARAKAT
BAB VI PEMBINAAN Pasal 105-
112
Bagian Pertama Umum Pasal 105
Bagian Kedua Pembinaan oleh Pemerintah Pasal 106-
108
Bagian Ketiga Pembinaan oleh Pemerintah Daerah Pasal 109-
112
28. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005
SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Pertama Umum Pasal 113
Bagian Kedua Pada Tahap Pembangunan Pasal 114
Bagian Ketiga Pada Tahap Pemanfaatan Pasal 116
29. Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
PP no. 36 Tahun 2005
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
30. SOAL
Permasalahan mengenai kasus Meikarta adalah karena adanya perencanaan bangunan oleh suatu
developer yang kompleks untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kompleks dan masalah yang
terus berkembang, namun terhalang oleh perda yang kurang mengikuti perkembangaan masalah
(teknologi, kebutuhan ruang yang semakin banyak, kebutuhan fungsi bangunan yang semakin
kompleks).
Misalnya, pada RDTR kab. Bekasi jumlah maksimal lantai bangunan 6 lantai.
Padahal tidak mungkin suatu bangunan cukup 1 lantai jika ingin menjawab kebutuhan “kota vertical”
dikarenakan isu keterbatasan lahan dengan kebutuhan masyarakat yang begitu banyak.
Solusinya : Developer dengan source keahlian dan inovasi yang tinggi, sebaiknya berbagi ilmu dan
berbagi kerjasama dalam perbaikan dan penyempurnaan perda (dengan tetap mengacu pada PP) agar
proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan
pem-bongkaran dapat dilaksanakan dengan baik dan memenuhi kebutuhan masyarakat & pemerintah.