SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
“BANGUNAN GEDUNG”
UU No. 28 Tahun 2002
Kelompok :
- Anastasia Marjorie ( 01629190015 )
- Thimoty Dalian ( 01629190012 )
- Victor ( 01629190009 )
ASPEK HUKUM
https://www.slideshare.net/franst/uu-282002bangunan-gedung
Rumusan Masalah
1. Hal-hal apa saja yang di atur dalam UU 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung?
2. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat ?
3. Apa permasalahan yang dihadapi sehubungan penyelenggaraan Bangunan Gedung?
• Permasalahan di Penulisan
• Permasalahan studi Kasus
4. Apa rekomendasi sehubungan dengan penyelenggaraan Bangunan Gedung?
PENGATURAN BANGUNAN GEDUNG
UNDANG-UNDANG NO 28 TH 2002
TENTANG BANGUNAN GEDUNG
PP NO. 36 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UUBG
PEDOMAN TEKNIS dan
STANDAR TEKNIS
PERATURAN DAERAH TENTANG
BANGUNAN GEDUNG
KONDISI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI,
DAN GEOGRAFI DAERAH
Ketentuan fungsi
Persyaratan bang. gedung
Penyelenggaraan
Peran masyarakat
Pembinaan penyelenggaraan
bang. gedung
Ketentuan fungsi
Persyaratan bang. gedung
Penyelenggaraan
Peran masyarakat
Pembinaan penyelenggaraan
bang. gedung
PERSYARATAN UMUM
LINGKUP
PERATURAN
UU
28 THN 2002
PP
36 THN 2005
PERDA
JAKARTA
Ketentuan sanksi
Ketentuan sanksi
Defenisi
• Defenisi Gedung Menurut KBBI adalah bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar
sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga, dan
sebagainya,
• Defenisi Bangunan Menurut KBBI ,sesuatu yang didirikan; sesuatu yang dibangun (seperti rumah,
gedung, menara)
• UU NO. 28 TAHUN 2002
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau
air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatanya, baik untuk
hunian, atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial
budaya, maupun kegiatan khusus.
ASAS dan Tujuan Pengaturan bangunan Gedung
“Bangunan Gedung diselenggarakan Berdasarkan ASAS Kemanfaatan, Keselamatan,
Keseimbangan , serta Keserasian Bangunan Gedung dengan Lingkungan nya.”
Tujuan :
1.Mewujudkan Bangunan Gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata Bangunan Gedung yang
serasi dan selaras dengan lingkungan
2.Mewujudkan tertib Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang menjamin Keandalan Teknis
Bangunan Gedung dari segi Keselamatan , Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan.
3.Mewujudkan Kepastian Hukum dalam Penyelenggaraan Bangunan.
DEFINISI BANGUNGAN GEDUNG
UU NO. 28 TAH UN 2002
DEFINISI
DEFINISI BANGUNGAN GEDUNG
PP NO. 36 TAH UN 2005
Hal Hal yang di Atur dalam UU Pembangunan Gedung
Dalam UU No.28 tahun 2002 tentang PEMBANGUNAN GEDUNG” Berisi.
1. Fungsi Bangunan
Dalam hal ini di aturnya fungsi gedung seerti Huniam, keagamaan, usaha, sosial dan
Budaya
2. Persyarat
a) Administratif,= status hak tanah, kepemilikan dan IMB
b) Teknis ,terdiri dari 2:
• Tata Bangunan =peruntukan, Arsitektur dan AMDAL
• Keandalan .B = Keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan dan Khusus.
Hal Hal yang di Atur dalam UU Pembangunan Gedung
3. Penyelenggaraan
• Pembangunan
• Pemanfaatan
• Pelestarian
• Pembongkaran
4. Peran masyarakat
5. Pembinaan
6.Sanksi = mengatur sanksi administratif dan Pidana
PERAN UUJK & UUBG DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
Undang – Undang Jasa Konstruksi ( UUJK )
Undang – Undang Bangungan Gedung ( UUBG )
Tiga pihak yang saling berkaitan dalam industri Konstruksi :
- Pemerintah  UU, PP, Perpres, Permen, dan Perda
- Penyedia Jasa  Kode Etik, Standar Teknis, dan Anggaran Dasar
- Pemilik / Pengguna Jasa  Kebutuhan
PERAN UUJK & UUBG DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
Interaksi antara ketiga pihak tersebut :
1. Hubungan antara Pemerintah dengan Pemilik diatur dalam UUBG, yaitu : dalam
hal IMB, SLF, dan TABG
2. Hubungan antara Penyedia Jasa dengan Pemilik diatur dalam UUJK, yaitu :
dalam hal hubungan kerjasama (kontrak).
3. Hubungan antara Pemerintah dengan Penyedia Jasa diatur dalam UUJK, yaitu :
Izin Usaha, Sertifikasi (asosiasi profesi), Asosiasi Badan Usaha, dll.
PENYEDIA
JASA
PEMERINTAH
PEMILIK/
PENGGUNA JASA
KONTRAK
IMB
SLF
TABG
IJIN USAHA
SERTIFIKASI
PROGRAM
KEBUTUHAN
Asosiasi Profesi
LPJK/L
PERATURAN
DAERAH
KODE ETIK
STANDAR
TEKNIS
UUJK
18/1999
UUBG
28/2002
Sumber : Direktorat PBL, 2014
SKEMA UMUM PENYELENGGARAAN
BANGUNGAN GEDUNG
PEMBANGUNGAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN
PELESTARIAN
IMB SLF
PENDATAAN
KAJIAN
TEKNIS
RTB
Nomenklatur di dalam UU NOMOR 28 TAHUN 2002 Pembangunan Gedung
Menurut Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, ST., MT., D.Min, Guru Besar Universitas Pelita Harapan,
Nomenklatur dalam UU NOMOR 28 TAHUN 2002 Pembangunan Gedung adalah “Penyelenggaraan”.
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan
teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pem-bongkaran.
Apa permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan
penyelenggaraan bangunan gedung :
Penyelenggaraan bagunan gedung meliputi kegiatan :
- Pembangunan (Perencanaan & Pelaksanaan)
- Pemanfaatan
- Pelestariaan
- Pembongkaran
Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri dari atas :
- Pemilik bangunan gedung
- Penyedia jasa konstruksi
- Pengguna bangunan gedung
Pembangunan
Pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui tahapan perencanaan dan
pelaksanaan beserta pengawasannya.
Pembangunan bangunan gedung dapat dilaksanakan setelah rencana teknis bangunan gedung
disetujui oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk izin mendirikan bangunan, kecuali bangunan
gedung fungsi khusus.
Pengesahan rencana teknis bangunan gedung untuk
- Kepentingan umum ditetapkan oleh PEMDA setelah mendapat pertimbangan teknis dari tim
ahli
- Kepentingan khusus ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat pertimbangan teknis
dari tim ahli
Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) bersifat ad hoc, terdiri dari para ahli yang diperlukan sesuai
dengan kompleksitas bangunan.
Pemanfaatan
Pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik atau pengguna bangunan gedung
setelah bangunan gedung tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi
(memenuhi persyaratan teknis).
Persyartan Tata Bangunan : (Lebih detail pada PERDA).
- Intesitas bangunan gedung [Peruntukan lokasi (tata ruang), kepadatan (KDB),
ketinggian (KLB), dan jarak bebas bangunan gedung (Garis sempadan)].
- Arsitektur bangunan gedung
- Persyaratan pengendalian dampak lingkungan (
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung : (BAB IV – Bagian 4)
- Persyaratan Keselamatan
- Persyaratan Kesehatan
- Persyaratan Kenyamanan
- Persyaratan Kemudahan
Persyaratan Bangungan Gedung Fungsi Khusus : (BAB IV – Bagian 5)
Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, selain harus
memenuhi ketentuan dalam Bagian Kedua, Bagian Ketiga, dan Bagian Keempat pada
Bab ini, juga harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
Siapa instansi yang berwenang untuk persayaratan bangungan gedung fungsi khusu?
Pelestarian
Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dilestarikan
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan/atau Pemerintah dengan memperhatikan
ketentuan perundang-undangan.
Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan
gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai
dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya.
Pembongkaran
Bangunan gedung dapat dibongkar apabila :
- Tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki
- Dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung dan/atau
lingkungannya
- Tidak memiliki izin mendirikan bangunan
Ditetapkan oleh PEMDA berdasarkan hasil pengkajian teknis.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung
PERDA JAKARTA NO.7 TAHUN 2010
Definisi :
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah perencana, pelaksana, pengawas,
pemelihara, pengkaji teknis, pengelola dan pemilik bangungan gedung.
Penyelenggaraan bangunan gedung harus dilaksanakan
berdasarkan azas :
- Kemanfaatan,
- Keselamatan,
- Kenyamanan,
- Keseimbangan, dan
- Keserasian bangunan gedung dengan
lingkungannya.
Ruang Lingkup PERDA No.7 Tahun 2010 (Jakarta) :
- Ketentuan fungsi dan klasifikasi bangunan
gedung,
- Persyaratan teknis bangunan gedung
- Penyelenggaraan bangunan gedung
- Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG)
- Penyedia jasa konstruksi
- Retribusi
- Peran serta masyarakat
- Pembinaan
- sanksi
Penyelenggaraan bangunan gedung merupakan satu kesatuan
sistem yang meliputi kegiatan :
- Pembangunan
- Pemanfaatan
- Pelestarian
- Pembongkaran bangunan gedung
Penyelenggaraan bangunan gedung dikendalikan melalui :
- IMB
- SLF
- Bukti kepemilikan bangunan gedung
- Persetujuan rencana teknis bongkar bangunan gedung
Persyaratan tata bangunan meliputi :
- Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung
- Peruntukan lokasi bangunan (RTRW, RDTR, Peraturan Zonasi, dan/atau panduan rancang kota)
- Persyaratan intensitas bangunan gedung meliputi persyaratan :
 Kepadatan, [KDB, KLB, KDH, KTB]
 Ketinggian, [RTRW, RDTR, Peraturan Zonasi, Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)]
 Jarak Bebas [Garis Sempandan, Jarak antar Bangunan Gedung]
- Arsitektur bangunan gedung
- Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) :
Dalam melaksanakan urusan penyelenggaraan bangunan gedung, Gubernur dapat
membentuk TABG.
TABG terdiri dari unsur :
- Asosiasi profesi
- Perguruan tinggi
- Masyarakat ahli
- Pemerintah / Pemerintah Daerah
Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) :
Bidang keahlian TABG terdiri dari :
- Bidang arsitektur bangunan gedung dan perkotaan
- Bidang struktur / konstruksi termasuk geoteknik
- Bidang mekanikal dan elektrikal
TABG mempunyai tugas pokok memberikan nasihat, pendapat, dan pertimbangan
professional
Tata cara pembentukan TABG :
- Gubernur menyampaikan surat kepada asosiasi profesi, perguruan tinggi,
masyarakat ahli, dan instansi terkait untuk mengirimkan wakilnya sebagai anggota
TABG;
- Penilaian keanggotaan dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh Gubernur; dan
- Gubernur menetapkan dan mengukuhkan anggota TABG.
Kriteria calon anggota TABG :
- Sehat jasmani dan rohani
- Menguasai salah satu bidang keahlian/pakar dalam bidang arsitektur bangunan
gedung dan perkotaan atau bidang stuktur/konstruksi termasuk geoteknik atau
bidang mekanikal atau bidang elektrikal bangunan gedung
- u/ perwakilan perguruan tinggi minimal S-3
- u/ perwakilan asosiasi profesi harus memiliki sertifikasi keahlian serta pengalaman
minimal 10 tahun.
Keanggotaan TABG berlaku dengan masa kerja selama 3 (tiga) tahun.
Komite Nasional Kegagalan Konstruksi (KNKK)
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional mengajukan usulan kepada
Kemen PUPR untuk mengeluarkan keputusan menteri tentang pengadaan komite
nasional keamanan konstruksi.
Komite ini diharapkan dapat berperan untuk menjamin keamanan proyek konstruksi
melalui fungsi penyelidikan sebab-sebab terjadinya kegagalan konstruksi dan fungsi
advisory untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan konstruksi.
Menurutnya, selama ini proses penyelidikan kegagalan konstruksi sulit dilakukan
karena penanggung jawab proyek atau kontraktor menutup informasi tentang
kegagalan konstruksi.
“Kita belum punya sistem yang mengatur ini. Harusnya informasi tentang kegagalan
konstruksi bisa diakses dan harus masuk ke perguruan tinggi, datanya disebarkan
secara resmi oleh kementerian PU untuk dipelajari,” katanya, Rabu (18/3/2015).
Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) dibentuk oleh Kemen PUPR, pembentukan
komite ini berdasarkan keputusan Menteri PUPR No.66/KPTS/M/2018 yang ditanda
tangani pada 24 januari 2018. Pembentukan Komite Keselamatan Konstruksi ini
merupakan amanat dari Permen PUPR Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
Pembentukan KKK merupakan amanat dari Undang-Undang No.02 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi di mana Pemerintah bertanggung jawab pada
penyelenggaraan jasa konstruksi yang sesuai dengan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan.
Komisi Keselamatan Bangunan Gedung (KKBG) diresmikan februari 2018 mendatang.
Yang lebih dahulu dibuat Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan
Komisi Keselamatan Bendungan (KKB) yang berdasarkan PerMen PUPR dan UU No. 38 Thn
2004.
Tugas KKBG adalah melakukan investigasi bangunan gedung, inventarisasi, pemantauan, dan
melakukan pertimbangan teknis.
Kewenangan pengawasan bangunan gedung berada pada PEMDA. KKBG akan membantu
PEMDA.
Alasan dibentuknya karena PEMDA dirasa belum maksimal.
KKBG Fokus pada Pra-Konstruksi, Sementara telah ada komisi Pasca Konstruksi yaitu Komite
Keselamatan Konstruksi (KKK) dan Tim Ahli.
TABG Nasional Perlu atau Tidak ?
Berdasarkan hasil analisis dalam Undang - Undang dan Peraturan Daerah serta Kajian Pustaka yang ada,
menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang masih terjadi dalam TABG :
1. TABG yang dibentuk dimasing-masing daerah belum memiliki standard yang sama.
2. Pembentukan TABG didaerah masih berdasarkan penilaian keanggotaan yang dilakukan panitia yang
dibentuk oleh gubernur dan ditetapkan oleh gubernur.
3. Didalam Undang-Undang belum ada pasal yang secara spesifik mengatur mengenai TABG.
Dari hasil analisis ini kami, membuat Kesimpulan :
1. Perlu adanya standar acuan yang sama untuk setiap daerah, yang kemudian dapat disesuaikan dengan
keunikan setiap daerah yang ada.
2. Pembuatan TABG didaerah masih dianggap kurang independent dimana, seluruh tahapan
pembentukan panitia serta penetapan TABG masih berada langsung dibawah komando gubernur.
Oleh sebab itu, menurut kami perlu adanya TABG pada tingkat nasional yang akan secara independent
memberikan nasihat, pendapat, dan pertimbangan professional dalam urusan penyelenggaraan bangunan
gedung.
Sehingga diperlukan pasal yang mengatur mengenai TABG pada tingkat nasional di Undang-Undang No. 28
Tahun 2002.
Studi kasus
I-06 : Kawasan Industri
R1-06 : Permukiman Perkotaan
LOKASI MEIKARTA
KAWASAN INDUSTRI
PERMUKIMAN PERKOTAAN
KETENTUAN UMUM YANG DILANGGAR
ISU PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
USULAN TERKAIT STUDI KASUS
Yang dibangun Meikarta adalah Apartemen,
kepadatan tinggi.
Meikarta sudah memenuhi syarat fasilitas
penunjang yaitu fasilitas umum, RS, Pendidikan,
dst.
Untuk memenuhi penunjang yang kompleks
dengan efisiensi lahan, form bangunan (terutama
tinggi) perlu disesuaikan.
Tinggi bangunan maksimal menyesuaikan Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)
Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta
Timur yang diterbitkan oleh Kementerian
Perhubungan = 40 lantai
PERMUKIMAN PERKOTAAN
USULAN TERKAIT STUDI KASUS
Pembangunan Meikarta tidak diperuntukan untuk kawasan industry
+
Fasilitas penunjang > 12%
Sebaiknya Rekomendasi Provinsi Jawa barat dikeluarkan jika
peruntukan sudah sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
https://www.mongabay.co.id/2019/06/14/gubernur-dki-jakarta-
diragukan-komitmennya-pada-reklamasi/
ISU PEMANFAATAN
PRIVATISASI PULAU
REKLAMASI
https://www.mongabay.co.id/2019/06/17/pulau-reklamasi-teluk-jakarta-lebih-baik-untuk-rth-kenapa/
PRIVATISASI PULAU
REKLAMASI
MASALAH : Tidak ada kesinambungan antara Perda RTRW Jakarta 2010-2030 dengan UU
nomor 1 tahun 2014, dengan derivative Mahkamah Konstitusi No.3/2010 dan KePres mengenai
kewenangan reklamasi
Pasal 102 angka 3 :
Penyelenggaraan reklamasi serta pengelolaan tanah
hasil reklamasi dan penataan kembali kawasan
daratan Pantura sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2), dilaksanakan secara terpadu melalui
kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara
Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha.
RTRW JAKARTA 2010-2030
Pasal 18 tentang Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3) :
HP-3 dapat diberikan kepada: a. Orang perseorangan
warga negara Indonesia; b. Badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia; atau c. Masyarakat Adat.
MK NO.3/2010 MENCABUT BEBERAPA PASAL PADA UU
27 TAHUN 2007 TETANG PENGELOLAAN PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL
https://www.mongabay.co.id/2019/06/14/gubernur-dki-jakarta-
diragukan-komitmennya-pada-reklamasi/
ISU PELESTARIAN
REKLAMASI TELUK
JAKARTA, PROYEK
BERJALAN TANPA AMDAL
ISU PELESTARIAN
(2) Bangunan gedung yang dibangun di atas,
dan/atau di bawah tanah, air, dan/atau
prasarana dan sarana umum tidak boleh
mengganggu keseimbangan lingkungan,
fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi
prasarana dan sarana umum yang
bersangkutan.
Uu no. 28 tahun 2010 bab 4 pasal 11 nmr 2
CONTOH PELANGGARAN:
1. Akumulasi sampah pada beberapa titik di Muara Angke
2. Peningkatan kekeruhan air laut
3. Peningkatan padatan tersuspensi
4. Peningkatan padatan terlarut
https://www.mongabay.co.id/2019/06/14/gubernur-dki-jakarta-
diragukan-komitmennya-pada-reklamasi/
ISU PELESTARIAN
https://www.mongabay.co.id/2019/06/14/gubernu
r-dki-jakarta-diragukan-komitmennya-pada-
reklamasi/
ISU PELESTARIAN
https://www.mongabay.co.id/2019/06/14/gubernu
r-dki-jakarta-diragukan-komitmennya-pada-
reklamasi/
Proyek reklamasi Teluk Jakarta berjalan tanpa adanya Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup.
Hal tersebut melanggar Pasal 31 UU No. 32 Tahun 2009. Tanpa adanya Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup yang didasarkan pada dokumen AMDAL (Pasal 24 Undang-Undang No. 32
Tahun 2009), tidak ada pengendali risiko dan prediksi dampak lingkungan yang akan timbul.
ISU PEMBONGKARAN
MASALAH : Tidak ada kesinambungan antara pengeluaran HGB, IMB, dan RTRW pada
tingkat Perda
ISU PEMBONGKARAN
Pasal 11 angka 2 :
(2) Setiap mendirikan bangunan di atas dan/atau di
bawah tanah, air, dan/atau prasarana dan sarana
umum tidak boleh mengganggu keseimbangan
lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi
prasarana dan sarana umum yang bersangkutan.
PEMKOT
PEMDA KOTA SURABAYA NO. 7 TAHUN 2009
Pasal 32 angka pasal (b)
b. menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan
persyaratan sebagai-mana ditetapkan dalam keputusan
dan perjanjian pemberiannya;
PT DARMO GREEN LAND
PP NO. 40 TAHUN 1996 TENTANG
HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN
HAK PAKAI ATAS TANAH
ISU PEMBONGKARAN
Building construction projects include design, financial,
estimating, environmental consideration, and legal re-
view [1].
Menurut jurnal “Journal of Building Construction and Planning Research: A New Platform for Building Researchers” oleh Gwang-Hee Kim
Proyek konstruksi bangunan meliputi desain, finansial, estimasi, pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum
Maka pada proses pembangunan bangunan di Indonesia sebaiknya,
-Pembangunan (Perencanaan & Pelaksanaan) : meliputi desain, finansial, estimasi, pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum
-Pemanfaatan : meliputi pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum
-Pelestariaan : pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum
-Pembongkaran : pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum
LINK
MANAJEMEN RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
PEMERINTAH DI KOTA DILI – TIMOR LESTE
FILE:///C:/USERS/PC/DOWNLOADS/9589-1-17388-1-10-20140725.PDF
JOURNAL OF BUILDING CONSTRUCTION AND PLANNING RESEARCH: A NEW PLATFORM FOR BUILDING RESEARCHERS
FILE:///C:/USERS/PC/DOWNLOADS/JOURNAL_OF_BUILDING_CONSTRUCTION_AND_PLANNING_RESE.PDF
JURNAL EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KABUPATEN CIREBON
FILE:///C:/USERS/PC/DOWNLOADS/9492-21402-1-SM.PDF

More Related Content

Similar to PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx

Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedungPedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedunginfosanitasi
 
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.pptfdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.pptAryanaPutraImade
 
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedungAmeLia Amel
 
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganinfosanitasi
 
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII manafhsb
 
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Ido JH Simatupang
 
Standar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAIStandar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAIAdin A. Dinawan
 
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...GeorgeArdiandaCr
 
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPeraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPenataan Ruang
 
Pp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedung
Pp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedungPp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedung
Pp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedungfranst
 
Makalah k3 bidang konstruksi ipan juanda
Makalah k3 bidang konstruksi   ipan juandaMakalah k3 bidang konstruksi   ipan juanda
Makalah k3 bidang konstruksi ipan juandaJuanda Ipan
 
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.pptPER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.pptkunwidiatmono82
 
Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Muhammad Amry
 
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdfmuhamadalkayis
 
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdfProbolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdfabdulmuthalib46
 
Referensi K3 Konstruksi Bangunan
Referensi K3 Konstruksi BangunanReferensi K3 Konstruksi Bangunan
Referensi K3 Konstruksi BangunanEndang Saefullah
 
a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt
a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppta62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt
a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).pptRosihanSyahRangkuti
 
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.pptAdityaKurniawan95
 
Materi ajar 97_1601979188
Materi ajar 97_1601979188Materi ajar 97_1601979188
Materi ajar 97_1601979188TisnaSetyady
 

Similar to PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx (20)

Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedungPedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
Pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
 
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.pptfdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
fdokumen.com_02-k3-konstruksi-bangunan.ppt
 
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung02 pp 36-2005_bangunan_gedung
02 pp 36-2005_bangunan_gedung
 
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganPedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan
 
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
Koordinasi Kegiatan Pendampingan Legalisasi Perda Bangunan Gedung Regional VIII
 
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
 
Standar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAIStandar Kompetensi Arsitek IAI
Standar Kompetensi Arsitek IAI
 
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
 
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan GedungPeraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung
 
Pp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedung
Pp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedungPp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedung
Pp 36-2005 pelaksanaan-uu-28-2002-bangunan-gedung
 
Makalah k3 bidang konstruksi ipan juanda
Makalah k3 bidang konstruksi   ipan juandaMakalah k3 bidang konstruksi   ipan juanda
Makalah k3 bidang konstruksi ipan juanda
 
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.pptPER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
 
Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003Kepmen kimpraswil no 339 2003
Kepmen kimpraswil no 339 2003
 
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
6. Modul KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI DAN BANGUNAN (1).pdf
 
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdfProbolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
Probolinggo-Sosialisasi Penerapan SMKK.pdf
 
Referensi K3 Konstruksi Bangunan
Referensi K3 Konstruksi BangunanReferensi K3 Konstruksi Bangunan
Referensi K3 Konstruksi Bangunan
 
a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt
a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppta62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt
a62c4_Bahan_Tayang_Persyaratan_BGN_Antonius_Budiono__1_ (1).ppt
 
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
6. PengawasanNorma KontBanguan Listrik, PKKebekaran.ppt
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
 
Materi ajar 97_1601979188
Materi ajar 97_1601979188Materi ajar 97_1601979188
Materi ajar 97_1601979188
 

Recently uploaded

2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx

  • 1. “BANGUNAN GEDUNG” UU No. 28 Tahun 2002 Kelompok : - Anastasia Marjorie ( 01629190015 ) - Thimoty Dalian ( 01629190012 ) - Victor ( 01629190009 ) ASPEK HUKUM https://www.slideshare.net/franst/uu-282002bangunan-gedung
  • 2. Rumusan Masalah 1. Hal-hal apa saja yang di atur dalam UU 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung? 2. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat ? 3. Apa permasalahan yang dihadapi sehubungan penyelenggaraan Bangunan Gedung? • Permasalahan di Penulisan • Permasalahan studi Kasus 4. Apa rekomendasi sehubungan dengan penyelenggaraan Bangunan Gedung?
  • 3. PENGATURAN BANGUNAN GEDUNG UNDANG-UNDANG NO 28 TH 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG PP NO. 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UUBG PEDOMAN TEKNIS dan STANDAR TEKNIS PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG KONDISI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN GEOGRAFI DAERAH
  • 4. Ketentuan fungsi Persyaratan bang. gedung Penyelenggaraan Peran masyarakat Pembinaan penyelenggaraan bang. gedung Ketentuan fungsi Persyaratan bang. gedung Penyelenggaraan Peran masyarakat Pembinaan penyelenggaraan bang. gedung PERSYARATAN UMUM LINGKUP PERATURAN UU 28 THN 2002 PP 36 THN 2005 PERDA JAKARTA Ketentuan sanksi Ketentuan sanksi
  • 5.
  • 6.
  • 7. Defenisi • Defenisi Gedung Menurut KBBI adalah bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga, dan sebagainya, • Defenisi Bangunan Menurut KBBI ,sesuatu yang didirikan; sesuatu yang dibangun (seperti rumah, gedung, menara) • UU NO. 28 TAHUN 2002 Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatanya, baik untuk hunian, atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial budaya, maupun kegiatan khusus.
  • 8. ASAS dan Tujuan Pengaturan bangunan Gedung “Bangunan Gedung diselenggarakan Berdasarkan ASAS Kemanfaatan, Keselamatan, Keseimbangan , serta Keserasian Bangunan Gedung dengan Lingkungan nya.” Tujuan : 1.Mewujudkan Bangunan Gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata Bangunan Gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungan 2.Mewujudkan tertib Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang menjamin Keandalan Teknis Bangunan Gedung dari segi Keselamatan , Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan. 3.Mewujudkan Kepastian Hukum dalam Penyelenggaraan Bangunan.
  • 9. DEFINISI BANGUNGAN GEDUNG UU NO. 28 TAH UN 2002 DEFINISI DEFINISI BANGUNGAN GEDUNG PP NO. 36 TAH UN 2005
  • 10. Hal Hal yang di Atur dalam UU Pembangunan Gedung Dalam UU No.28 tahun 2002 tentang PEMBANGUNAN GEDUNG” Berisi. 1. Fungsi Bangunan Dalam hal ini di aturnya fungsi gedung seerti Huniam, keagamaan, usaha, sosial dan Budaya 2. Persyarat a) Administratif,= status hak tanah, kepemilikan dan IMB b) Teknis ,terdiri dari 2: • Tata Bangunan =peruntukan, Arsitektur dan AMDAL • Keandalan .B = Keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan dan Khusus.
  • 11. Hal Hal yang di Atur dalam UU Pembangunan Gedung 3. Penyelenggaraan • Pembangunan • Pemanfaatan • Pelestarian • Pembongkaran 4. Peran masyarakat 5. Pembinaan 6.Sanksi = mengatur sanksi administratif dan Pidana
  • 12. PERAN UUJK & UUBG DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI Undang – Undang Jasa Konstruksi ( UUJK ) Undang – Undang Bangungan Gedung ( UUBG ) Tiga pihak yang saling berkaitan dalam industri Konstruksi : - Pemerintah  UU, PP, Perpres, Permen, dan Perda - Penyedia Jasa  Kode Etik, Standar Teknis, dan Anggaran Dasar - Pemilik / Pengguna Jasa  Kebutuhan
  • 13. PERAN UUJK & UUBG DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI Interaksi antara ketiga pihak tersebut : 1. Hubungan antara Pemerintah dengan Pemilik diatur dalam UUBG, yaitu : dalam hal IMB, SLF, dan TABG 2. Hubungan antara Penyedia Jasa dengan Pemilik diatur dalam UUJK, yaitu : dalam hal hubungan kerjasama (kontrak). 3. Hubungan antara Pemerintah dengan Penyedia Jasa diatur dalam UUJK, yaitu : Izin Usaha, Sertifikasi (asosiasi profesi), Asosiasi Badan Usaha, dll.
  • 14. PENYEDIA JASA PEMERINTAH PEMILIK/ PENGGUNA JASA KONTRAK IMB SLF TABG IJIN USAHA SERTIFIKASI PROGRAM KEBUTUHAN Asosiasi Profesi LPJK/L PERATURAN DAERAH KODE ETIK STANDAR TEKNIS UUJK 18/1999 UUBG 28/2002 Sumber : Direktorat PBL, 2014
  • 15. SKEMA UMUM PENYELENGGARAAN BANGUNGAN GEDUNG PEMBANGUNGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN PELESTARIAN IMB SLF PENDATAAN KAJIAN TEKNIS RTB
  • 16. Nomenklatur di dalam UU NOMOR 28 TAHUN 2002 Pembangunan Gedung Menurut Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, ST., MT., D.Min, Guru Besar Universitas Pelita Harapan, Nomenklatur dalam UU NOMOR 28 TAHUN 2002 Pembangunan Gedung adalah “Penyelenggaraan”. Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pem-bongkaran.
  • 17. Apa permasalahan yang dihadapi sehubungan dengan penyelenggaraan bangunan gedung : Penyelenggaraan bagunan gedung meliputi kegiatan : - Pembangunan (Perencanaan & Pelaksanaan) - Pemanfaatan - Pelestariaan - Pembongkaran Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri dari atas : - Pemilik bangunan gedung - Penyedia jasa konstruksi - Pengguna bangunan gedung
  • 18. Pembangunan Pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui tahapan perencanaan dan pelaksanaan beserta pengawasannya. Pembangunan bangunan gedung dapat dilaksanakan setelah rencana teknis bangunan gedung disetujui oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk izin mendirikan bangunan, kecuali bangunan gedung fungsi khusus. Pengesahan rencana teknis bangunan gedung untuk - Kepentingan umum ditetapkan oleh PEMDA setelah mendapat pertimbangan teknis dari tim ahli - Kepentingan khusus ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat pertimbangan teknis dari tim ahli Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) bersifat ad hoc, terdiri dari para ahli yang diperlukan sesuai dengan kompleksitas bangunan.
  • 19. Pemanfaatan Pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik atau pengguna bangunan gedung setelah bangunan gedung tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi (memenuhi persyaratan teknis). Persyartan Tata Bangunan : (Lebih detail pada PERDA). - Intesitas bangunan gedung [Peruntukan lokasi (tata ruang), kepadatan (KDB), ketinggian (KLB), dan jarak bebas bangunan gedung (Garis sempadan)]. - Arsitektur bangunan gedung - Persyaratan pengendalian dampak lingkungan (
  • 20. Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung : (BAB IV – Bagian 4) - Persyaratan Keselamatan - Persyaratan Kesehatan - Persyaratan Kenyamanan - Persyaratan Kemudahan Persyaratan Bangungan Gedung Fungsi Khusus : (BAB IV – Bagian 5) Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, selain harus memenuhi ketentuan dalam Bagian Kedua, Bagian Ketiga, dan Bagian Keempat pada Bab ini, juga harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Siapa instansi yang berwenang untuk persayaratan bangungan gedung fungsi khusu?
  • 21. Pelestarian Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan/atau Pemerintah dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan. Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya.
  • 22. Pembongkaran Bangunan gedung dapat dibongkar apabila : - Tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki - Dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung dan/atau lingkungannya - Tidak memiliki izin mendirikan bangunan Ditetapkan oleh PEMDA berdasarkan hasil pengkajian teknis.
  • 23. Penyelenggaraan Bangunan Gedung PERDA JAKARTA NO.7 TAHUN 2010 Definisi : Penyelenggaraan bangunan gedung adalah perencana, pelaksana, pengawas, pemelihara, pengkaji teknis, pengelola dan pemilik bangungan gedung.
  • 24. Penyelenggaraan bangunan gedung harus dilaksanakan berdasarkan azas : - Kemanfaatan, - Keselamatan, - Kenyamanan, - Keseimbangan, dan - Keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.
  • 25. Ruang Lingkup PERDA No.7 Tahun 2010 (Jakarta) : - Ketentuan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung, - Persyaratan teknis bangunan gedung - Penyelenggaraan bangunan gedung - Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) - Penyedia jasa konstruksi - Retribusi - Peran serta masyarakat - Pembinaan - sanksi
  • 26. Penyelenggaraan bangunan gedung merupakan satu kesatuan sistem yang meliputi kegiatan : - Pembangunan - Pemanfaatan - Pelestarian - Pembongkaran bangunan gedung Penyelenggaraan bangunan gedung dikendalikan melalui : - IMB - SLF - Bukti kepemilikan bangunan gedung - Persetujuan rencana teknis bongkar bangunan gedung
  • 27. Persyaratan tata bangunan meliputi : - Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung - Peruntukan lokasi bangunan (RTRW, RDTR, Peraturan Zonasi, dan/atau panduan rancang kota) - Persyaratan intensitas bangunan gedung meliputi persyaratan :  Kepadatan, [KDB, KLB, KDH, KTB]  Ketinggian, [RTRW, RDTR, Peraturan Zonasi, Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)]  Jarak Bebas [Garis Sempandan, Jarak antar Bangunan Gedung] - Arsitektur bangunan gedung - Persyaratan pengendalian dampak lingkungan
  • 28. Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) : Dalam melaksanakan urusan penyelenggaraan bangunan gedung, Gubernur dapat membentuk TABG. TABG terdiri dari unsur : - Asosiasi profesi - Perguruan tinggi - Masyarakat ahli - Pemerintah / Pemerintah Daerah
  • 29. Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) : Bidang keahlian TABG terdiri dari : - Bidang arsitektur bangunan gedung dan perkotaan - Bidang struktur / konstruksi termasuk geoteknik - Bidang mekanikal dan elektrikal TABG mempunyai tugas pokok memberikan nasihat, pendapat, dan pertimbangan professional
  • 30. Tata cara pembentukan TABG : - Gubernur menyampaikan surat kepada asosiasi profesi, perguruan tinggi, masyarakat ahli, dan instansi terkait untuk mengirimkan wakilnya sebagai anggota TABG; - Penilaian keanggotaan dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh Gubernur; dan - Gubernur menetapkan dan mengukuhkan anggota TABG. Kriteria calon anggota TABG : - Sehat jasmani dan rohani - Menguasai salah satu bidang keahlian/pakar dalam bidang arsitektur bangunan gedung dan perkotaan atau bidang stuktur/konstruksi termasuk geoteknik atau bidang mekanikal atau bidang elektrikal bangunan gedung - u/ perwakilan perguruan tinggi minimal S-3 - u/ perwakilan asosiasi profesi harus memiliki sertifikasi keahlian serta pengalaman minimal 10 tahun. Keanggotaan TABG berlaku dengan masa kerja selama 3 (tiga) tahun.
  • 31. Komite Nasional Kegagalan Konstruksi (KNKK) Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional mengajukan usulan kepada Kemen PUPR untuk mengeluarkan keputusan menteri tentang pengadaan komite nasional keamanan konstruksi. Komite ini diharapkan dapat berperan untuk menjamin keamanan proyek konstruksi melalui fungsi penyelidikan sebab-sebab terjadinya kegagalan konstruksi dan fungsi advisory untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan konstruksi. Menurutnya, selama ini proses penyelidikan kegagalan konstruksi sulit dilakukan karena penanggung jawab proyek atau kontraktor menutup informasi tentang kegagalan konstruksi. “Kita belum punya sistem yang mengatur ini. Harusnya informasi tentang kegagalan konstruksi bisa diakses dan harus masuk ke perguruan tinggi, datanya disebarkan secara resmi oleh kementerian PU untuk dipelajari,” katanya, Rabu (18/3/2015).
  • 32. Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) dibentuk oleh Kemen PUPR, pembentukan komite ini berdasarkan keputusan Menteri PUPR No.66/KPTS/M/2018 yang ditanda tangani pada 24 januari 2018. Pembentukan Komite Keselamatan Konstruksi ini merupakan amanat dari Permen PUPR Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Pembentukan KKK merupakan amanat dari Undang-Undang No.02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi di mana Pemerintah bertanggung jawab pada penyelenggaraan jasa konstruksi yang sesuai dengan standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan.
  • 33. Komisi Keselamatan Bangunan Gedung (KKBG) diresmikan februari 2018 mendatang. Yang lebih dahulu dibuat Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan Komisi Keselamatan Bendungan (KKB) yang berdasarkan PerMen PUPR dan UU No. 38 Thn 2004. Tugas KKBG adalah melakukan investigasi bangunan gedung, inventarisasi, pemantauan, dan melakukan pertimbangan teknis. Kewenangan pengawasan bangunan gedung berada pada PEMDA. KKBG akan membantu PEMDA. Alasan dibentuknya karena PEMDA dirasa belum maksimal. KKBG Fokus pada Pra-Konstruksi, Sementara telah ada komisi Pasca Konstruksi yaitu Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) dan Tim Ahli.
  • 34. TABG Nasional Perlu atau Tidak ? Berdasarkan hasil analisis dalam Undang - Undang dan Peraturan Daerah serta Kajian Pustaka yang ada, menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang masih terjadi dalam TABG : 1. TABG yang dibentuk dimasing-masing daerah belum memiliki standard yang sama. 2. Pembentukan TABG didaerah masih berdasarkan penilaian keanggotaan yang dilakukan panitia yang dibentuk oleh gubernur dan ditetapkan oleh gubernur. 3. Didalam Undang-Undang belum ada pasal yang secara spesifik mengatur mengenai TABG. Dari hasil analisis ini kami, membuat Kesimpulan : 1. Perlu adanya standar acuan yang sama untuk setiap daerah, yang kemudian dapat disesuaikan dengan keunikan setiap daerah yang ada. 2. Pembuatan TABG didaerah masih dianggap kurang independent dimana, seluruh tahapan pembentukan panitia serta penetapan TABG masih berada langsung dibawah komando gubernur. Oleh sebab itu, menurut kami perlu adanya TABG pada tingkat nasional yang akan secara independent memberikan nasihat, pendapat, dan pertimbangan professional dalam urusan penyelenggaraan bangunan gedung. Sehingga diperlukan pasal yang mengatur mengenai TABG pada tingkat nasional di Undang-Undang No. 28 Tahun 2002.
  • 36. I-06 : Kawasan Industri R1-06 : Permukiman Perkotaan LOKASI MEIKARTA KAWASAN INDUSTRI PERMUKIMAN PERKOTAAN KETENTUAN UMUM YANG DILANGGAR ISU PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
  • 37. USULAN TERKAIT STUDI KASUS Yang dibangun Meikarta adalah Apartemen, kepadatan tinggi. Meikarta sudah memenuhi syarat fasilitas penunjang yaitu fasilitas umum, RS, Pendidikan, dst. Untuk memenuhi penunjang yang kompleks dengan efisiensi lahan, form bangunan (terutama tinggi) perlu disesuaikan. Tinggi bangunan maksimal menyesuaikan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan = 40 lantai PERMUKIMAN PERKOTAAN
  • 38. USULAN TERKAIT STUDI KASUS Pembangunan Meikarta tidak diperuntukan untuk kawasan industry + Fasilitas penunjang > 12% Sebaiknya Rekomendasi Provinsi Jawa barat dikeluarkan jika peruntukan sudah sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
  • 40. https://www.mongabay.co.id/2019/06/17/pulau-reklamasi-teluk-jakarta-lebih-baik-untuk-rth-kenapa/ PRIVATISASI PULAU REKLAMASI MASALAH : Tidak ada kesinambungan antara Perda RTRW Jakarta 2010-2030 dengan UU nomor 1 tahun 2014, dengan derivative Mahkamah Konstitusi No.3/2010 dan KePres mengenai kewenangan reklamasi Pasal 102 angka 3 : Penyelenggaraan reklamasi serta pengelolaan tanah hasil reklamasi dan penataan kembali kawasan daratan Pantura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha. RTRW JAKARTA 2010-2030 Pasal 18 tentang Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3) : HP-3 dapat diberikan kepada: a. Orang perseorangan warga negara Indonesia; b. Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia; atau c. Masyarakat Adat. MK NO.3/2010 MENCABUT BEBERAPA PASAL PADA UU 27 TAHUN 2007 TETANG PENGELOLAAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
  • 42. ISU PELESTARIAN (2) Bangunan gedung yang dibangun di atas, dan/atau di bawah tanah, air, dan/atau prasarana dan sarana umum tidak boleh mengganggu keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi prasarana dan sarana umum yang bersangkutan. Uu no. 28 tahun 2010 bab 4 pasal 11 nmr 2 CONTOH PELANGGARAN: 1. Akumulasi sampah pada beberapa titik di Muara Angke 2. Peningkatan kekeruhan air laut 3. Peningkatan padatan tersuspensi 4. Peningkatan padatan terlarut https://www.mongabay.co.id/2019/06/14/gubernur-dki-jakarta- diragukan-komitmennya-pada-reklamasi/
  • 44. ISU PELESTARIAN https://www.mongabay.co.id/2019/06/14/gubernu r-dki-jakarta-diragukan-komitmennya-pada- reklamasi/ Proyek reklamasi Teluk Jakarta berjalan tanpa adanya Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup. Hal tersebut melanggar Pasal 31 UU No. 32 Tahun 2009. Tanpa adanya Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup yang didasarkan pada dokumen AMDAL (Pasal 24 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009), tidak ada pengendali risiko dan prediksi dampak lingkungan yang akan timbul.
  • 45. ISU PEMBONGKARAN MASALAH : Tidak ada kesinambungan antara pengeluaran HGB, IMB, dan RTRW pada tingkat Perda
  • 46. ISU PEMBONGKARAN Pasal 11 angka 2 : (2) Setiap mendirikan bangunan di atas dan/atau di bawah tanah, air, dan/atau prasarana dan sarana umum tidak boleh mengganggu keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi prasarana dan sarana umum yang bersangkutan. PEMKOT PEMDA KOTA SURABAYA NO. 7 TAHUN 2009 Pasal 32 angka pasal (b) b. menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan persyaratan sebagai-mana ditetapkan dalam keputusan dan perjanjian pemberiannya; PT DARMO GREEN LAND PP NO. 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH
  • 47. ISU PEMBONGKARAN Building construction projects include design, financial, estimating, environmental consideration, and legal re- view [1]. Menurut jurnal “Journal of Building Construction and Planning Research: A New Platform for Building Researchers” oleh Gwang-Hee Kim Proyek konstruksi bangunan meliputi desain, finansial, estimasi, pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum Maka pada proses pembangunan bangunan di Indonesia sebaiknya, -Pembangunan (Perencanaan & Pelaksanaan) : meliputi desain, finansial, estimasi, pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum -Pemanfaatan : meliputi pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum -Pelestariaan : pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum -Pembongkaran : pertimbangan lingkungan dan tinjauan hukum
  • 48. LINK MANAJEMEN RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PEMERINTAH DI KOTA DILI – TIMOR LESTE FILE:///C:/USERS/PC/DOWNLOADS/9589-1-17388-1-10-20140725.PDF JOURNAL OF BUILDING CONSTRUCTION AND PLANNING RESEARCH: A NEW PLATFORM FOR BUILDING RESEARCHERS FILE:///C:/USERS/PC/DOWNLOADS/JOURNAL_OF_BUILDING_CONSTRUCTION_AND_PLANNING_RESE.PDF JURNAL EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KABUPATEN CIREBON FILE:///C:/USERS/PC/DOWNLOADS/9492-21402-1-SM.PDF