3. DEFINISI EUTROFIKASI
Eutrofikasi merupakan suatu
proses yang terjadi pada danau
atau perairan yang mati atau
tidak berfungsi lagi bagi
kehidupan di dalam air akibat
terlalu banyak bahan makanan
yang masuk kedalam perairan.
Apabila perairan memiliki nutrien
yang berlebihan, maka tumbuhan
air mudah berkembangbiak,
terkadang bahkan sampai
menutup total sebuah perairan
4. ▪Disebabkan aktivitas manusia: Pertanian,
lapangan golf, halaman berrumput, dll
▪Adanya suplai nutrisi oleh manusia dalam
bentuk pupuk. Pupuk ini hanyut oleh hujan
dan akhirnya masuk ke perairan seperti
danau dan sungai.
▪Ketika masuk ke perairan, pupuk akan
memasok nutrisi yang berlimpah ke alga dan
plankton, yang mengakibatkan eutrofikasi.
▪Disebabkan peristiwa alam. Dipengaruhi oleh
suhu lingkungan
▪Adanya suplai nutrisi dari tanah yang hanyut
saat banjir dan tersimpan ke danau atau
sungai.
▪Perairan ini menjadi terlalu kaya nutrisi,
memungkinkan pertumbuhan ganggang
yang berlebihan dan kehidupan tanaman
sederhana lainnya.
Antropogenik Alami
Proses eutrofikasi alami jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan proses
eutrofikasi antropogenik.
KLASIFIKASI EUTROFIKASI
Berdasarkan penyebabnya:
6. PROSES TERJADINYA EUTROFIKASI
Melimpahnya nutrisi
Nutrisi berlebihan yang salah
satunya berasal dari pupuk
pada tanah lari ke sungai
atau danau karena air hujan.
Tanaman tumbuh subur
Polutan ini menyebabkan
pertumbuhan tanaman air
alga, tumbuhan air, dll.
Tanaman tumbuh subur
Polutan ini menyebabkan
pertumbuhan tanaman air
alga, tumbuhan air, dll.
Algae bloom dan oksigen
yang menipis
Pertumbuhan alga yang
melimpah menyebabkan
sinar matahari sulit mencapai
tanaman lain, sehingga mati
dan oksigen diair semakin
menipis.
Dekomposisi lebih lanjut
hingga menghabiskan
oksigen dalam air
Tanaman akan mati dipecah
oleh bakteri pengurai
menggunakan banyak sekali
oksigen dalam air
Kematian ekosistem
Tingkat oksigen mencapai
titik dimana tidak ada
kehidupan yang mungkin,
ikan dan organisme lainnya
mati.
7. Penurunan Keanekaragaman Hayati
Ketika ekosistem perairan diperkaya dengan
nutrisi baik secara alami atau buatan, hal tersebut
sangat bermanfaat bagi produsen primer.
Umumnya, ganggang dan spesies serupa lainnya
memanfaatkan nutrisi ini dan terjadi peningkatan
besar dalam populasi mereka (alga mekar).
Mekarnya alga ini menghambat aliran sinar
matahari ke dasar perairan dan juga menyebabkan
perubahan kadar oksigen terlarut di dalam air.
Ketika oksigen terlarut dalam air berkurang
hingga di bawah tingkat hipoksia, banyak hewan
perairan lemas dan mati. Hal ini mengurangi
keanekaragaman hayati dari suatu perairan.
Peningkatan Toksisitas Air
Beberapa alga beracun bagi banyak tumbuhan dan
hewan. Ketika ganggang ini mekar di perairan
eutrofik, mereka melepaskan neurotoksin dan
hepatotoksin.
Racun ini juga dapat naik ke rantai makanan
melalui kerang atau hewan perairan lainnya dan
menyebabkan kematian banyak hewan.
Hal tersebut juga dapat berbahaya bagi manusia
dan merupakan akar penyebab banyak kasus
keracunan kerang neurotoksik, lumpuh, dan diare.
DAMPAK EUTROFIKASI
8. Invasi Spesies Baru
Eutrofikasi menyebabkan pergeseran komposisi spesies perairan dan ekosistem di
sekitarnya.
Jika perairan yang kekurangan nitrogen tiba-tiba diperkaya dengan itu, banyak
spesies kompetitif lainnya mungkin pindah ke perairan tersebut dan bersaing
dengan penghuni asli ekosistem.
Salah satu contoh spesies baru yang menyerang kondisi eutrofik adalah ikan mas,
yang telah beradaptasi dengan kondisi ini.
DAMPAK EUTROFIKASI
9. PENYEBAB EUTROFIKASI
1. Buangan Limbah Industri
Buangan industri mengandung banyak senyawa yang menyebabkan eutrofikasi
seperti fosfat dan nitrogen saat tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
2. Erosi Tanah
Tanah mengandung senyawa seperti fosfat dan nitrat. Erosi tanah yang dibawa oleh
air kemudian bermuara diperairan tenang sehingga nutrien yang berasal dari erosi
tanah tadi terakumulasi yang mampu menimbulkan eutrofikasi.
3. Kotoran Ternak
Kotoran ternak mengandung nitrogen, senyawa ini mendukung terjadi eutrofikasi.
Banyak peternakan membuang kotoran hewan ternak ke sungai sehingga
menyebabkan eutrofikasi bila mengendap diperairan tenang .
10. PENYEBAB EUTROFIKASI
3. Pemupukan
Jenis-jenis pupuk yang digunakan manusia seperti pestisida
mengandung senyawa yang mampu menimbulkan eutrofikasi
seperti mineral nitrat.
4. Limbah Rumah Tangga
Deterjen mengandung fosfat, karena tidak ada treatment limbah
terlebih dahulu biasanya penduduk langsung membuang keselokan
yang dialirkan ke sungai dan bermuara di estuari yang mana
mampu menimbulkan blooming
11. MENGATASI EUTROFIKASI
1. Mengontrol pertumbuhan penduduk (birth control) .
2. Mendorong para pengusaha agar produk detergen tidak lagi mengandung
fosfat.
3. Pengurangan pupuk fosfat didalam sektor pertanian.
4. Meningkatkan atau meningkat oksigen terlarut dalam air. Metode yang dapat
digunakan yaitu chemical treatment untuk mengurangi kandungan nutrisi
yang berlebihan dalam udara, aerasi, dan memanen alga (memanen alga)
untuk mengurangi alga yang tumbuh subur di permukaan udara.
5. Mengurangi nutrien dan sedimen yang masuk ke dalam air.
13. PENDAHULUAN
√ Sungai Jeneberang merupakan salah satu sungai yang terdapat di Sulawesi
Selatan. Sepanjang aliran Sungai Jeneberang terdapat rumah pemukiman dan
banyak aktivitas manusia yang tentunya menghasilkan limbah dan dibuang
langsung di sungai. Khususnya di daerah hulu sungai, terdapat area
persawahan yang dalam usaha budidaya menggunakan bahan kimia yang
akan menghasilkan limbah.
√ Lahan pertanian menggunakan pemupukan yang berat sehingga ketika
sebagian dari pupuk tercuci oleh air hujan maka air limbah pertanian masuk ke
dalam badan air.Tentunya hal tersebut akan menyumbangkan limbah atau
residu kimia ke sungai dan dapat berdampak pada kualitas airnya. Dimana
kandungan bahan organik yang terlalu tinggi akan menyebabkan perairan
mengalami eutrofikasi.
14. Eutrofikasi ialah pencemaran air
yang disebabkan oleh
munculnya nutrient yang
berlebihan ke dalam ekosistem
air yang berakibat tidak
terkontrolnya pertumbuhan
tumbuhan air (Simbolon, 2016).
Peningkatan kadar bahan
organik ditandai dengan
terjadinya peningkatan
fitoplankton dan tumbuhnya air
yang meningkat (blooming
algae).
Eutrofikasi dikhawatirkan akan
meningkatkan kandungan
amonia yang bersifat toksik
bagi biota air.
Aktivitas manusia di daerah
aliran Sungai Jeneberang telah
berlangsung cukup lama,
sehingga diindikasikan air
sungai mengalami pencemaran
terutama disebabkan air limbah
domestik, industri dan pertanian.
15. TUJUAN
• Menganalisis adanya eutrofikasi di Sungai Jeneberang.
• Mengetahui kualitas air Sungai Jeneberang.
• Mengetahui pengaruh eutrofikasi terhadap kualitas air di Sungai Jeneberang
Metode Penelitian
Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode Survei yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh eutrofikasi terhadap kualitas air di Sungai
Jeneberang.
16. Hasil dan Pembahasan
✓ Hasil pengurkuran DO dari hulu ke hilir sungai Jeneberang pada masing-masing
stasiun berdasrkan hasil pengamatan setiap minggunya berkisar antara 5,4 – 6,84
mg L-1 yang artinya masih dalam kondisi normal. Berdasarkan uji regresi berganda
hubungan Eutrofikasi dengan oksigen terlarut (DO) di Sungai Jeneberang diperoleh
F hitung lebih besar dari F tabel 5%. Hal ini menunjukkan bahwa eutrofikasi
memberikan pengaruh nyata terhadap oksigen terlarut.
✓ Pengukuran parameter suhu perairan sungai Jeneberang tergolong dalam mutu
baku air minum kelas II PP No. 82 tahun 2001. Kenaikan suhu dapat
mempengaruhi plankton. Berdasarkan uji regresi berganda hubungan Eutrofikasi
dengan suhu di Sungai jeneberang diperoleh F hitung lebih kecil dari F tabel 5%.
Hal ini menunjukkan bahwa eutrofikasi tidak memberikan pengaruh terhadap suhu.
17. Secara umum berdasarkan kategori kelimpahan fitoplankton
dan zooplankton berdasarkan kesuburan perairan pada lokasi
penelitian termasuk dalam perairan mesotrofik atau kesuburannya
sedang. Berdasarkan uji regresi berganda hubungan Eutrofikasi
dengan kelimpahan plankton di Sungai Jeneberang diperoleh F
hitung lebih kecil dari F tabel 5%. Hal ini menunjukkan bahwa
eutrofikasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelimpahan
plankton.
Hasil dan Pembahasan
18. KESIMPULAN
1. Dari analisis Nitrogen total dan Fosfat disungai Jeneberang diperoleh hasil
yang menunjukkan bahwa di sungai tersebut telah terjadi eutrofikasi yang
menunjukkan bahwa perairan tersebut tergolong kategori subur.
2. Dari analisis kualitas air Sungai Jeneberang meliputi pH, oksigen terlarut, suhu
dan plankton masih dalam kategori normal berdasarkan mutu baku air Nomor 82
Tahun 2001.
3. Hubungan eutrofikasi terhadap kualitas air meliputi pH, oksigen terlarut, suhu
dan kelimpahan plankton diperoleh bahwa eutrofikasi berpengaruh nyata
terhadap pH dan oksigen terlarut di Sungai Jeneberang.