3. Analisis dan pemilihan strategi digunakan
untuk menentukan tindakan alternative yang
paling baik dalam membatu perusahaan
mencapai misi dan tujuan perusahaan,
ditambah dengan informasi audit eksternal
dan internal memberikan landasan untuk
menciptakan serta mengevaluasi strategi yang
masuk akal.
4. • Sebagai langkah awal untuk menetapkan
tujuan jangka panjang.
• Sebagai proses menghasilkan strategi
alternatif.
• Memilih strategi yang akan dilaksanakan.
• Analisis strategi dan pilihan strategi mencoba
menetapkan macam tindakan alternatif yang
terbaik bagi perusahaan dalam mewujudkan
visi dan misinya.
5. Dalam proses penyusunan strategi sebaiknya melibatkan
banyak manajer dan karyawan yang sebelumnya memiliki
andil dalam perumusan visi dan misi, melakukan penilaian
internal dan penilaian eksternal. Sehingga dengan
partisipasi dari semua perwakilan memberikan peluang
pemahaman terhadap strategi perusahaan dengan lebih
baik dan berkomitmen penuh terhadapnya.
7. Proses formulasi
strategi meliputi 3
tahap, yaitu:
1. Tahap input
(input stage),
2. tahap
pencocokan
(matching stage),
3. Tahap keputusan
(decision stage).
Dalam model ini terdapat 9
teknik matriks yang akan
menghasilkan 1 strategi yang
akan dieksekusi dalam proses
manajemen strategi berikutnya,
yaitu implementasi strategi.
Teknik-teknik perumusan strategi
tersebut dapat diintegrasikan
kedalam kerangka pengambilan
keputusan tiga tahap.
8.
9. Tahap Input merupakan tahapan dalam meringkas informasi
input dasar yang dibutuhkan dalam perumusan strategi.
Pada tahap input terdapat 3 matriks, yaitu matriks EFE, IFE, dan
CPM. Informasi dari ke-3 matriks inilah yang menjadi dasar untuk
penyusunan berbagai matriks di tahap pencocokan dan tahap
keputusan.
Strategi perlu melakukan kuantitif secara subyektif selama tahap
awal proses perumusan strategi. Penilaian intuitif yang baik selalu
dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat/rating yang
sesuai.
10. Tahap Pencocokan merupakan tahapan dalam menghasilkan
alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor
eksternal dan internal.
Strategi sering kali didefinisikan sebagai pencocokan yang
dibuat suatu organisasi antara sumberdaya dan
keterampilan internalnya serta peluang dan resiko yang
diciptakan oleh faktor eksternal. Alat ini bersandar pada
informasi yang diturunkan dari tahap input dimana untuk
mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan
kekuatan dan kelemahan internal sehingga menghasilkan
alternatif strategi yang layak secara efektif
12. • Strategi SO ( Strengths Opportunities ) memanfaatkan kekuatan
internal untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
• Strategi WO ( Weakness Opportunities ) bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang
eksternal.
• Strategi ST ( Strengths Threats ) menggunakan kekuatan internal
untuk menghindari ancaman eksternal.
• Strategi WT ( Weakness Threats ) merupakan taktik defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal.
13. Terdiri dari kerangka
kerja empat kuadran
dimana masing-masing
kuadran menunjukkan
apakah strategi agresif,
konservatif, defensive,
atau bersaing yang bisa
diterapkan dalam suatu
organisasi.
14. Agresif
Memanfaatkan peluang
Mengatasi kelemahan
Menghindari ancaman
Konservatif
Berusaha mempertahankan kompetensi inti
Tidak mau ambil risiko yang berlebihan
Defensive
Fokus pada perbaikan kelemahan
Menghindari ancaman
Kompetitif
Potensi industri masih cukup menjanjikan
Lingkungan relative kurang stabil
15. Secara grafis matriks BCG
merupakan gambaran
deviasi pangsa pasar
relative dengan tingkat
pertumbuhan industri.
Sehingga dengan matrix
ini suatu organisasi
mampu mengelola
portfolio bisnisnya
dengan mengamati
pangsa pasar.
• Kuadran 1 (Question Mark) memiliki posisi
pangsa pasar yang relative rendah namun
bersaing di industry dengan tingkat
pertumbuhan tinggi
• Kuadran 2 (Star) menggambarkan
peluang pertumbuhan dan profitibilitas
jangka panjang
• Kuadran 3 (Cash Cow) posisi dimana
pangsa pasar relative tinggi namun
dengan pertumbuhan indutri yang
rendah.
• Kuadran 4 (Dog) adalah posisi yang paling
lemah karena berada pada pangsa pasar
yang rendah dan bersaing pada industry
yang tumbuh lambat maupun tidak
berkembang sama sekali.
16. Matrix ini serupa dengan matrix BCG
dimana menempatkan divisi-divisi dalam
suatu diagram sistematis, hanya saja pada
matrix IE diperlukan lebih banyak
informasi penyusunnya dan memiliki
sumbu yang berbeda. Matrix ini didasarkan
pada dua dimensi kunci yaitu skor bobot
IFE total di sumbu X dan skor bobot EFE
total di sumbu Y.
17. Matrix ini didasarkan pada dua
dimensi evaluatif, yaitu posisi
kompetitif dan pertumbuhan pasar
(industry). Matrix ini tergantung
pada informasi pada tahap input
untuk memadukan peluang
internal dan ancaman eksternal.
Matrix Grand Strategy mempunyai
empat kuadran. Strategi yang tepat
untuk dipertimbangkan
perusahaan tercantum dalam
urutan daftar keatraktifan pada tiap
kuadran dalam matrix.
• Kuadran 1 organisasi mampu
memanfaatkan peluang eksternal
• Kuadran 2 berada di posisi dimana
pertumbuhan pasar sangat cepat
sehingga strategi intensif menjadi pilihan
pertama untuk dipertimbangkan
• Kuadran 3 berkompetisi pada
pertumbuhan pasar yang lambat dan
mempunyai posisi kompetisi yang lemah
• Kuadran 4 berada di posisi kompetitif
yang kuat namun berada pada industry
dengan pertumbuhan yang lambat.
18. Tahap Keputusan merupakan tahapan dalammenggunakan
satu macam teknik yaitu Quantitative Strategic Planing Matrix
(QSPM).
Banyak dari strategi ini kemungkinan diajukan oleh manajer dan
karyawan yang berpartisipasi dalam aktivitas analisis dan pilihan
strategi. Strategi tambahan yang dapat dihasilkan dari analisis
pencocokan dapat didiskusikan dan ditambahkan ke dalam daftar
pilihan alternatif yang layak.
Tujuan dari teknik ini adalah Mengidentifikasi strategi alternatif
yang baik dengan menentukan keaktraktifan dari berbagai
strategi berdasarkan pada kemampuan dalam mengambil
peluang eksternal maupun internal.
19. Teknik ini secara objektif menunjukkan
strategi mana yang terbaik. QSPM
menggunakan analisis input dari tahap 1
dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2
untuk secara objektif menentukan strategi
yang hendak dijalankan diantara strategi-
strategi alternatif.
QSPM adalah alat yang
memungkinkan penyusun
strategi mengevaluasi berbagai
strategi alternatif berdasarkan
faktor-faktor keberhasilan
penting eksternal dan internal
yang telah diidentifikasi
sebelumnya.
20. Keistimewaan QSPM:
• Rangkaian-rangkaian
strateginya dapat diamati
secara berurutan atau
bersamaan.
• Mendorong para penyusun
strategi untuk memasukkan
faktor-faktor eksternal dan
internal yang relevan ke
dalam proses keputusan.
Keterbatasan QSPM:
• QSPM selalu
membutuhkan penilaian
intuitif dan asumsi yang
berdasar.
• QSPM hanya akan baik
dan bermanfaat
sepanjang informasi
prasyarat dan analisis
pencocokan yang menjadi
dasarnya.