Unsur gas mulia terdapat di udara dengan jumlah yang bervariasi, dari argon yang paling banyak hingga radon yang paling sedikit. Gas mulia memiliki sifat kimia yang stabil karena konfigurasi elektronnya telah terisi penuh, sehingga sulit bereaksi. Namun demikian, gas mulia memiliki berbagai manfaat industri dan medis.
1. XII MIPA 4
KIMIA UNSUR
Alhamdra Andika(1)
Ammar Reza (2)
Annisa Sinta (3)
Daffa Dhiya (4)
Dahlia Salsabila (5)
Dela Aguatin (6)
2. Gas mulia adalah unsur-unsur
yang terdapat dalam golongan
VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian
ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik.
KEBERADA-AN DI
ALAM DARI GAS
MULIA
Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer
atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan
cepat berubah menjadi unsur lain, karena
radon bersifat radioaktif. Dan karena
jumlahnya yang sangat sedikit pula radon
disebut juga sebagi gas jarang.
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
3. Semua unsur gas mulia terdapat di udara. Unsur gas mulia yang paling banyak
terdapat di udara adalah argon, sedangkan unsur gas mulia yang paling sedikit
adalah radon yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh yang pendek (4 hari) dan
meluruh menjadi unsur lain. Gas mulia kecuali radon diperoleh dengan cara destilasi
bertingkat udara cair. Sedangkan radon hanya dapat diperoleh dari peluruhan
radioaktif unsur radium, berdasarkan reaksi inti di samping :
226
88Ra 222
86Rn + 4
2He
4. Helium merupakan komponen (unsur) terbanyak di ALAM SEMESTA yang diproses
dari gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung helium. Secara
spektoskopik helium telah terdeteksi keberadaanya di bintang-bintang, terutama di
bintang yang panas (seperti matahari). Helium juga merupakan komponen penting
dalam reaksi proton–proton dan siklus karbon yang merupakan bahan bakar
matahari dan bintang lainnya.
5. SIFAT KIMIA
GAS MULIA
Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang stabil karena semua elektron
pada kulit terluarnya sudah berpasangan/penuh. Hal ini menyebabkan gas
mulia cenderung sulit bereaksi dengan unsur lainnya. Namun, saat ini sudah ada
beberapa unsur gas mulia yang dapat bereaksi dengan unsur lain yang sangat
elektronegatif, yaitu xenon dan kripton. Selain itu, konfigurasi elektron yang stabil ini
juga menyebabkan gas mulia biasa digunakan sebagai penyingkatan konfigurasi
elektron bagi unsur lain.
Contoh:
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. Konfigurasi elektron Ar dapat
disingkat menjadi,
Ar = [Ne] 3s2 3p6
7. AFINITAS ELEKTRON & IONISASI
Unsur-unsur gas mulia memiliki afinitas elektron yang sangat rendah hampir mendekati nol sedangkan
energi ionisasinya sangat besar.
Energi Ionisasi unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke bawah cenderung semakin kecil (He ke
Rn). Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah positif, namun jari-jari atom bertambah besar.
Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah dan energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron semakin berkurang.
8.
9. KERAPATAN & JARI-JARI
• Jari-jari atom unsur-unsur gas mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
meskipun muatan inti bertambah positif, namun jumlah kulit semakin banyak.
Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron semakin
lemah, akibatnya jari-jari atom bertambah besar.
• Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya
London (gaya dispersi). Nilai kerapatan semakin besar dengan pertambahan
massa atom dan kekuatan gaya London, dan sebaliknya semakin kecil dengan
pertambahan jari-jari atom.
10.
11. TITIK LELEH & TITIK DIDIH
Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah. Titik
didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik leleh dan titik
didih dari He ke Rn bertambah sebagaimana kekuatan gaya London (gaya dispersi)
bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom.
12. WARNA GAS MULIA
Gas mulia tidak berwarna, berasa, dan berbau. Namun dalam keadaan nyala dapat
berwarna. Helium tidak berwarna, tetapi dalam lampu berwarna merah orange.
Neon berwarna merah. Argon berwarna merah muda (tekanan rendah) dan biru
(tekanan tinggi). Kripton berwarna putih kebiruan. Xenon berwarna biru. Radon
berwarna sinar radioaktif (alpha, beta, dan gamma)
13. • Gas mulia termasuk non logam, gas monoatomik (atom yang berdiri sendiri) maka
gas mulia sukar bereaksi (inert). Gas mulia juga sukar bereaksi sebab konfigurasi
elektronnya yang stabil.
• Gas mulia tidak berbau, tidak berasa dan berwujud gas.
• Konfigurasi elektronnya memenuhi kaidah duplet (He) dan oktet (Ne, Ar, Kr, Xe, Rn).
• Gas mulia memiliki afinitas elektron sangat rendah hampir mendekati nol
sedangkan energi ionisasinya sangat besar.
• Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur gas mulia dari atas ke bawah
semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron
• Titik leleh dan titik didihnya rendah.
16. Ekstraksi Helium dari gas alam
O2 dan Uap air dipisahkan
Gas 50% He, N2, dan pengotor lainnya
He dimurnikan dengan proses:
• Proses kriogenik:
Gas diberi tekanan dan didinginkan
agar Nitrogen dapat dipisahkan,
menghasilkan Helium murni
• Proses adsorpsi:
Campuran gas dilewatkan melalui
bahan penyerap (adsorbent bed)
yang secara selektif menyerap
pengotor menghasilkan He dengan
kemurnian 99,997% atau lebih.
17. ● Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara
CO2 dan Uap air dipisahkan
Udara diembunkan dengan
pemberian tekanan 200 atm diikuti
pendinginan cepat
Sebagian besar udara akan membentuk fase
cair dengan 60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan
sisanya 30% dan 10% N2. Sisa udara yang
mengandung He dan Ne tidak mengembun
karena titik didih kedua gas tersebut sangat
rendah
Ar, Kr, dan Xe dalam udara
cair dipisahkan
menggunakan proses
Proses adsorpsi.
Air diperoleh pada suhu sekitar -80 ,
sementara Kr dan Xe pada suhu yang
lebih tinggi.
Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi
fraksional bertekanan tinggi.
Fraksi berkadar 10% Air ini lalu dilewatkan melalui kolom
distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian
98%
Sisa gas, yakni Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan
distilasi selanjutnya.
19. Helium
• Helium digunakan sebagai gas pengisi balon udara
menggantikan gas hidrogen karena selain ringan juga
bersifat inert.
• Helium cair digunakan untuk pendingin koil logam pada
alat scanner tubuh (MRI) dan juga pendingin dalam
penelitian cryogenics dan superkonduktor sebagaimana
titik didihnya yang sangat rendah.
Neon
• Neon digunakan untuk lampu reklame. Hal ini
sebagaimana gas neon dalam tabung bertekanan rendah
akan menghasilkan cahaya merah dengan intensitas
tinggi jika diberi tegangan listrik.
20. Argon
• Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa
jenis bola lampu karena sifatnya yang tidak reaktif
sehingga filamen wolfram tidak mudah putus.
• Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada
pengelasan; sintesis kristal tunggal silikon atau
germanium dalam industri semikonduktor dan
eksperimen dalam glove box di laboratorium.
Kripton
• Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan
intensitas tinggi jika diberi muatan listrik sehingga
banyak digunakan pada lampu landasan pesawat dan
lampu fotografi berkecepatan tinggi.
21. Xenon
• Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan
beberapa jenis lampu mobil karena dapat menghasilkan
cahaya putih yang sangat terang dengan adanya
muatan listrik.
• Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik).
Namun, penggunaannya sangat terbatas sehubungan
dengan harganya yang sangat mahal.
Radon
• Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi
radiasi) sebagaimana sifatnya yang radioaktif.
• Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral
radioaktif seperti bijih uranium dalam tanah, bebatuan,
ataupun bahan bangunan.
23. HELIUM
Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan,
nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan
halusinasi pada penyelam.
Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen
keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah
dapat menimbulkan rasa sakit atau kematian.
Inhalasi helium dapat berbahaya jika dilakukan secara berlebihan karena
helium merupakan gas asfiksian yang dapat menggantikan oksigen dalam
paru-paru dan mengganggu pernapasan normal. Penghirupan helium murni
secara terus menerus dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh
asfiksia dalam beberapa menit.
24. NEON
Neon bisa terhirup melalui pernapasan. Neon yang terlepas dalam ruangan
tertutup bisa memicu sesak napas.
Kontak kulit dengan neon cair yang bersuhu amat rendah bisa menyebabkan
radang dingin (frostbite).
Neon yang terhirup dalam jumlah besar akan memicu pusing, mual, muntah,
kehilangan kesadaran, dan kematian
Dalam ruangan yang tertutup, neon yang terlepas bisa mengurangi
konsentrasi oksigen di udara.
Konsentrasi oksigen yang hilang hingga 75% bisa berakibat fatal (kematian)
25. ARGON
Argon bisa terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Jika terhirup pada ruangan
tertutup, korban bisa lemas karena kekurangan oksigen akibat didesak oleh
argon.
Efek lain yang mungkin timbul saat menghirup argon adalah pusing, sakit
kepala, sesak nafas, mual, muntah, kehilangan kesadaran, dan pada kasus
parah mengakibatkan kematian.
Kematian bisa terjadi akibat kesalahan dalam penilaian, kebingungan, atau
kehilangan kesadaran sehingga mencegah upaya penyelamatan diri.
26. KRIPTON
Gas ini bersifat inert dan diklasifikasikan sebagai gas yang menyebabkan
sesak nafas ringan.
Inhalasi dalam konsentrasi berlebihan dapat menyebabkan pusing, mual,
muntah, kehilangan kesadaran, dan bahkan kematian.
Kematian bisa terjadi akibat kesalahan dalam penilaian, kebingungan, atau
kehilangan kesadaran yang mencegah penyelamatan diri.
Pada konsentrasi oksigen rendah, ketidaksadaran dan kematian dapat terjadi
dalam hitungan detik tanpa peringatan.
Pengaruh gas sesak nafas ringan sebanding dengan sejauh mana kripton
mengurangi jumlah (tekanan parsial) oksigen di udara yang dihirup.
Oksigen dapat berkurang sampai 75% dari persentase normal di udara dan
berpotensi berakibat fatal dalam hitungan menit.
Ketika gas ini mencapai konsentrasi 50%, berbagai gejala mulai terlihat
seperti sesak nafas ringan, pernapasan yang cepat, dan kelaparan udara (air
hunger).
Gejala lain meliputi berkurangnya kewaspadaan mental dan terganggunya
koordinasi otot.
Gas pada suhu dingin yang ekstrim (-244 derajat C) akan membekukan
organisme saat terjadi kontak, meskipun hal ini hampir mustahil terjadi
secara alami.
27. XENON
Xenon tidak beracun tapi senyawanya sangat beracun karena sifat
oksidatornya yang sangat kuat.
RADON
Radon menghasilkan hasil peluruhan berbentuk padat, dan akibatnya,
cenderung membentuk debu halus yang mudah memasuki jalur udara dan
melekat permanen dalam jaringan paru-paru, menghasilkan paparan lokal
yang parah
Radon dalam rumah menyebabkan kematian akibat kanker paru-paru.