SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
Modul
Analisis Sistem Tenaga Listrik
Oleh:
Al Imran, S.T., M.T.
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
2008
I. KONSEP DASAR
Tujuan Bab ini :
 Mengulangi beberapa pegertian dasar dari rangkaian
listrik bolak-balik
 Mempelajari cara menyatakan nilai tegangan, arus,
impedansi, dan daya dalam satuan Per Unit (pu)
1.1. Pendahuluan
• Suatu tegangan atau arus sinusoidal ditentukan oleh 2
parameter : Nilai Maksimum dan sudut fase.
• Untuk tegangan, suatu tegangan sesaat:
• Nilai Maksimum = Vmaks dan Sudut fase = δ dengan
referensi cos wt.
• Nilai efektif atau nilai rms (root mean square) =
)
cos(
)
( max 

 wt
V
t
v
2
V maks
V

 Bentuk Fasor nilai rms dari tegangan :
 Contoh :
r
Rektangula
Bentuk
:
sin
V
cos
V
al
Eksponensi
Bentuk
:
V
polar
Bentuk
:
V




j
V
e
V
V
j





A
5
2
07
,
7
I
dan
volt
100
2
4
,
141
V
:
efektifnya
Nilai
cos
07
.
7
dan
)
30
cos(
4
,
141 0







wt
i
wt
v
 Bentuk Fasor dari nilai efektif adalah :
• Diagram Fasornya :
ampere
0
5
0
5
volt
50
6
,
86
30
100
0
0
j
I
j
V








V cos δ
j
V
sin
δ
V
1.2. Notasi Subskrip Tunggal
 Simpul-Simpul (nodes) dapat ditandai dengan huruf-
huruf, dan tegangan pada simpul dapat ditulis dengan
menggunakan huruf-huruf tersebut sebagai subskrip
tunggal, yang menyatakan tegangan simpul tersebut
terhadap referensi.
Gambar 2
 Contoh tegangan sesaat va dan tegangan fasor Va
menyatakan tegangan simpul a terhadap simpul
referensi o.
 Demikian juga vb dan Vb pada simpul b.
 Jadi :
va = vt vb = vL
Va = Vt Vb = VL
g
L
g
t
A
L
t
L
Z
I
E
V
Z
V
V
I




1.3. Notasi Subskrip Ganda
 Pada penulisan arus, subskrip ganda menyatakan arah
arus.
 Pada Gambar 2, arus sesaat iL positif jika arus tersebut
benar-benar mengalir dari a ke b.
 Dalam notasi subskrip ganda, arus ini dinyatakan dengan
iab. Arus iab = - iba.
 Pada penulisan tegangan, huruf pada subskrip pertama
menyatakan tegangan titik tersebut terhadap titik yang
dinyatakan oleh subskrip kedua.
 Contoh, pada Gambar 2 tegangan sesaat vab adalah
tegangan pada titik a terhadap titik b, dan bahwa vab
positif selama setengah perioda ketika a berada pada
potensial yang lebih tinggi dari b.
 Tegangan fasornya adalah Vab dan
Vab = Iab ZA
1.4. Daya pada Rangkaian AC Satu Fase
 Daya (dalam watt) yang diserap oleh suatu beban pada
setiap saat sama dengan jatuh tegangan (voltege drop)
pada beban tersebut (dalam volt) dikali dengan arus
yang mengalir melewati beban (dalam ampere).
 Misalkan terminal-terminal beban dinyatakan oleh
titik-titik a dan n, dan jika tegangan dan arus
dinyatakan dengan
van = Vmaks cos t dan ian = Imaks cos (t-)
maka daya sesaat adalah:
p = van ian = Vmaks Imaks cos t cos (t-)
KUANTITAS PER UNIT
 Besaran –besaran listrik seperti :
 Daya (kW, MW, kVA, MVA)
 Tegangan (V, kV)
 Arus (A, kA)
 Impedansi (Ω)
Sering dinyatakan dalam satuan Per Unit (pu) atau satuan
persentase (%) menggantikan satuan-satuan di atas untuk
memudahkan perhitungan dalam sistem tenaga.
 Contoh :
Jika sebagai tegangan dasar dipilih 120 kV, maka tegangan-
tegangan 108 kV, 120 kV, dan 126 kV berturut-turut akan
menjadi 0,90 pu; 1,00 pu; dan 1,05 pu atau 90%, 100%, dan
105%.
Dasar
Nilai
Sebenarnya
Nilai
pu
Nilai 
KUANTITAS PER UNIT
 Tegangan, arus, impedansi, dan daya mempunyai
hubungan sedemikian rupa sehingga pemilihan nilai
dasar untuk dua saja dari besaran tersebut dengan
sendirinya sudah menentukan nilai dasar dari
besaran-besaran lainnya.
 Jika nilai dasar tegangan dan daya sudah dipilih, maka
nilai dasar impedansi dan arus dapat ditentukan.
 Impedansi dasar adalah impedansi yang akan
menimbulkan jatuh tegangan (voltage drop) pada
dirinya sendiri sebesar tegangan dasar jika dialiri arus
sebesar arus dasar.
Kuantitas PU Pada Sistem 1 Fase
 Jika nilai daya dasar dan tegangan dasar telah
ditentukan, arus dasar dan impedansi dasar dicari
dengan persamaan :
 
)
(MVA
Dasar
Daya
)
(kV
Dasar
Tegangan
)
(
Dasar
Impedansi
:
atau
(A)
Dasar
Arus
)
(V
Dasar
Tegangan
)
(
Dasar
Impedansi
)
(kV
Dasar
Tegangan
)
(kVA
Dasar
Daya
(A)
Dasar
Arus
1
2
LN
LN
LN
1







Kuantitas PU Pada Sistem 1 Fase
)
(
Dasar
Impedansi
)
(
Sebenarnya
Impedansi
(pu)
rangkaian
elemen
suatu
dari
Impedansi
)
(MVA
Dasar
Daya
)
(MW
Dasar
Daya 1
1



 

Kuantitas PU Pada Sistem 3 Fase
 
)
(
Dasar
Impedansi
)
(
Sebenarnya
Impedansi
(pu)
rangkaian
elemen
suatu
dari
Impedansi
)
(MVA
Dasar
Daya
)
(MW
Dasar
Daya
)
(MVA
Dasar
Daya
)
(kV
Dasar
Tegangan
)
(
Dasar
Impedansi
)
(kV
Dasar
Tegangan
x
3
)
(kVA
Dasar
Daya
(A)
Dasar
Arus
3
3
3
2
LL
LL
3











Mengubah Dasar Kuantitas PU

















(MVA)
Dasar
Daya
(MVA)
Dasar
Daya
x
kV)
(
Dasar
Tegangan
(kV)
Dasar
Tegangan
x
pu)
(
Z
pu)
(
Z
lama
baru
2
baru
lama
lama
baru
Contoh 1.
 Misalnya jika pada suatu sistem 3 Ф, ditentukan :
Daya dasar 3Ф = 30.000 kVA
Tegangan dasar LL = 120 kV, maka
pu.
0,90
2
,
69
3
,
62
120
108
unit
per
Tegangan
*
:
maka
kV,
3
,
62
3
108
adalah
(LN)
netral
ke
saluran
tegangan
kV,
108
sebesar
sebenarnya
(LL)
saluran
antar
tegangan
Jika
kV.
69,2
3
120
LN
dasar
Tegangan
kVA
10.000
3
30.000
1
dasar
Daya









Contoh 1.
pu
0,60
10.000
6.000
30.000
18.000
unit
per
Daya
*
dan
kW,
6.000
adalah
fase
per
Daya
kW
18.000
sebesar
3
total
daya
Jika




Contoh 2.
 Tegangan terminal dari
sebuah beban terhubung Y
yang terdiri dari 3 impedansi
yang sama besar sebesar
adalah 4,4 kV antar
saluran. Impedansi pada
masing –masing saluran dari
ketiga saluran yang
menghubungkan beban ke
rel dari sebuah substation
adalah .
Tentukan tegangan antar
saluran pada rel substation.
Ohm
30
20 0



 75
1,4
Z 0
L
Contoh 2.
 Penyelesaian :
kV.
4,62
2,67
x
3
adalah
substation
rel
pada
saluran
antar
tegangan
besarnya
dan
V.
2,70
2670
j125,7
2666
45
177,8
0
2540
)
75
1,4
x
30
-
(127,0
0
2540
Z
I
V
:
substation
pada
netral
ke
saluran
Tegangan
A
30
-
127,0
30
20
0
2540
I
dan
V
0
2540
V
:
maka
referensi,
sebagai
dipilih
beban,
pada
ngan
yaitu tega
,
V
Jika
V
2540
3
4400
:
beban
pada
netral
ke
tegangan
Besarnya
o
o
o
o
o
o
L
an
an
o
o
o
an
o
an
an























Contoh 2.
Contoh 2.
 Metode per unit:
kV.
4,62
atau
V,
4620
4400
x
1,051
V
kV
2,67
atau
V,
2760
3
4400
x
1,051
V
pu
2,70
1,051
j0,0495
1,0495
)
75
0,07
x
30
(1,0
0
1,0
V
pu
75
0,07
20,0
75
1,4
Z
(pu),
saluran
Impedansi
pu
30
1,0
20,0
30
20
(pu)
beban
Impedansi
20,0
127
3
4400
dasar
Impedansi
maka
A,
127
dasar
Arus
kV.
3
4400
kV
atau
kV
4,4
kV
dasar,
Tegangan
:
mengambil
Dengan
LL
LN
o
o
o
o
an
o
o
L
o
o
LN
LL



























Contoh 3.
 Sebuah generator mempunyai reaktansi X’’ sama
dengan 0,25 pu dengan dasar 18 kV, 500 MVA seperti
yang tertera pada name plat generator tersebut.
Hitunglah X’’ dengan dasar yang baru, 20 kV dan 100
MVA.
 Penyelesaian:
pu
0,0405
100
20
500
18
x
0,25
X
baru,
yang
dasar
impedansi
dengan
membaginya
dan
ohm
dalam
ke
lama
pu
nilai
mengubah
dengan
atau
pu
0,0405
500
100
x
20
18
x
0,25
X
2
2
'
'
'
'

















More Related Content

What's hot

Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
Partiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaPartiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaKornelia Pakiding
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Jenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorJenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorZhaqir Husein
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeterSimon Patabang
 
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)Moh Ali Fauzi
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaYusrizal Azmi
 

What's hot (20)

DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAIDISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Isolasi cair
Isolasi cairIsolasi cair
Isolasi cair
 
Partiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaPartiel discharge dan korona
Partiel discharge dan korona
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
TEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GASTEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GAS
 
TEMBUS ZAT PADAT
TEMBUS ZAT PADATTEMBUS ZAT PADAT
TEMBUS ZAT PADAT
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Filosofi proteksi
Filosofi proteksiFilosofi proteksi
Filosofi proteksi
 
Jenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorJenis gangguan generator
Jenis gangguan generator
 
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter
 
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONAPARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
 
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
 
Partial discharge
Partial dischargePartial discharge
Partial discharge
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
 

Similar to Presentasi-1.pdf

Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxArus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxssuser8379fe
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balikSimon Patabang
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxAuliaAgisnaRahmatika
 
ppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxVandyDp1
 
Pengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikPengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikkomang deliana putra
 
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...Fathan Hakim
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar Listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar ListrikSistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar Listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar ListrikPutri Berlian Abadi
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAAjeng Rizki Rahmawati
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxAuliaARahmatika
 
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docxELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docxGheaTutkey1
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoYuliana Surya
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak baliktsamarul
 
Percobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantiPercobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantianakinanti2
 

Similar to Presentasi-1.pdf (20)

Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxArus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
 
14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
ppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptx
 
Pengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrikPengertian energi dan daya listrik
Pengertian energi dan daya listrik
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
Kuliah 5 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Segitiga Konversi Energi, Rangkaian Sa...
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar Listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar ListrikSistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar Listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 2. Dasar Listrik
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
 
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docxELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
ELEKTRONIKA DAYA GHEA.docx
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
Sumber tenaga listrik.
Sumber tenaga listrik.Sumber tenaga listrik.
Sumber tenaga listrik.
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balik
 
Penyeimbangan trafo
Penyeimbangan trafoPenyeimbangan trafo
Penyeimbangan trafo
 
Percobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinantiPercobaan transformator ana kinanti
Percobaan transformator ana kinanti
 
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
 

Recently uploaded

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (8)

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Presentasi-1.pdf

  • 1. Modul Analisis Sistem Tenaga Listrik Oleh: Al Imran, S.T., M.T. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar 2008
  • 2. I. KONSEP DASAR Tujuan Bab ini :  Mengulangi beberapa pegertian dasar dari rangkaian listrik bolak-balik  Mempelajari cara menyatakan nilai tegangan, arus, impedansi, dan daya dalam satuan Per Unit (pu)
  • 3. 1.1. Pendahuluan • Suatu tegangan atau arus sinusoidal ditentukan oleh 2 parameter : Nilai Maksimum dan sudut fase. • Untuk tegangan, suatu tegangan sesaat: • Nilai Maksimum = Vmaks dan Sudut fase = δ dengan referensi cos wt. • Nilai efektif atau nilai rms (root mean square) = ) cos( ) ( max    wt V t v 2 V maks V 
  • 4.  Bentuk Fasor nilai rms dari tegangan :  Contoh : r Rektangula Bentuk : sin V cos V al Eksponensi Bentuk : V polar Bentuk : V     j V e V V j      A 5 2 07 , 7 I dan volt 100 2 4 , 141 V : efektifnya Nilai cos 07 . 7 dan ) 30 cos( 4 , 141 0        wt i wt v
  • 5.  Bentuk Fasor dari nilai efektif adalah : • Diagram Fasornya : ampere 0 5 0 5 volt 50 6 , 86 30 100 0 0 j I j V         V cos δ j V sin δ V
  • 6. 1.2. Notasi Subskrip Tunggal  Simpul-Simpul (nodes) dapat ditandai dengan huruf- huruf, dan tegangan pada simpul dapat ditulis dengan menggunakan huruf-huruf tersebut sebagai subskrip tunggal, yang menyatakan tegangan simpul tersebut terhadap referensi. Gambar 2
  • 7.  Contoh tegangan sesaat va dan tegangan fasor Va menyatakan tegangan simpul a terhadap simpul referensi o.  Demikian juga vb dan Vb pada simpul b.  Jadi : va = vt vb = vL Va = Vt Vb = VL g L g t A L t L Z I E V Z V V I    
  • 8. 1.3. Notasi Subskrip Ganda  Pada penulisan arus, subskrip ganda menyatakan arah arus.  Pada Gambar 2, arus sesaat iL positif jika arus tersebut benar-benar mengalir dari a ke b.  Dalam notasi subskrip ganda, arus ini dinyatakan dengan iab. Arus iab = - iba.  Pada penulisan tegangan, huruf pada subskrip pertama menyatakan tegangan titik tersebut terhadap titik yang dinyatakan oleh subskrip kedua.  Contoh, pada Gambar 2 tegangan sesaat vab adalah tegangan pada titik a terhadap titik b, dan bahwa vab positif selama setengah perioda ketika a berada pada potensial yang lebih tinggi dari b.  Tegangan fasornya adalah Vab dan Vab = Iab ZA
  • 9. 1.4. Daya pada Rangkaian AC Satu Fase  Daya (dalam watt) yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat sama dengan jatuh tegangan (voltege drop) pada beban tersebut (dalam volt) dikali dengan arus yang mengalir melewati beban (dalam ampere).  Misalkan terminal-terminal beban dinyatakan oleh titik-titik a dan n, dan jika tegangan dan arus dinyatakan dengan van = Vmaks cos t dan ian = Imaks cos (t-) maka daya sesaat adalah: p = van ian = Vmaks Imaks cos t cos (t-)
  • 10. KUANTITAS PER UNIT  Besaran –besaran listrik seperti :  Daya (kW, MW, kVA, MVA)  Tegangan (V, kV)  Arus (A, kA)  Impedansi (Ω) Sering dinyatakan dalam satuan Per Unit (pu) atau satuan persentase (%) menggantikan satuan-satuan di atas untuk memudahkan perhitungan dalam sistem tenaga.  Contoh : Jika sebagai tegangan dasar dipilih 120 kV, maka tegangan- tegangan 108 kV, 120 kV, dan 126 kV berturut-turut akan menjadi 0,90 pu; 1,00 pu; dan 1,05 pu atau 90%, 100%, dan 105%. Dasar Nilai Sebenarnya Nilai pu Nilai 
  • 11. KUANTITAS PER UNIT  Tegangan, arus, impedansi, dan daya mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga pemilihan nilai dasar untuk dua saja dari besaran tersebut dengan sendirinya sudah menentukan nilai dasar dari besaran-besaran lainnya.  Jika nilai dasar tegangan dan daya sudah dipilih, maka nilai dasar impedansi dan arus dapat ditentukan.  Impedansi dasar adalah impedansi yang akan menimbulkan jatuh tegangan (voltage drop) pada dirinya sendiri sebesar tegangan dasar jika dialiri arus sebesar arus dasar.
  • 12. Kuantitas PU Pada Sistem 1 Fase  Jika nilai daya dasar dan tegangan dasar telah ditentukan, arus dasar dan impedansi dasar dicari dengan persamaan :   ) (MVA Dasar Daya ) (kV Dasar Tegangan ) ( Dasar Impedansi : atau (A) Dasar Arus ) (V Dasar Tegangan ) ( Dasar Impedansi ) (kV Dasar Tegangan ) (kVA Dasar Daya (A) Dasar Arus 1 2 LN LN LN 1       
  • 13. Kuantitas PU Pada Sistem 1 Fase ) ( Dasar Impedansi ) ( Sebenarnya Impedansi (pu) rangkaian elemen suatu dari Impedansi ) (MVA Dasar Daya ) (MW Dasar Daya 1 1      
  • 14. Kuantitas PU Pada Sistem 3 Fase   ) ( Dasar Impedansi ) ( Sebenarnya Impedansi (pu) rangkaian elemen suatu dari Impedansi ) (MVA Dasar Daya ) (MW Dasar Daya ) (MVA Dasar Daya ) (kV Dasar Tegangan ) ( Dasar Impedansi ) (kV Dasar Tegangan x 3 ) (kVA Dasar Daya (A) Dasar Arus 3 3 3 2 LL LL 3           
  • 15. Mengubah Dasar Kuantitas PU                  (MVA) Dasar Daya (MVA) Dasar Daya x kV) ( Dasar Tegangan (kV) Dasar Tegangan x pu) ( Z pu) ( Z lama baru 2 baru lama lama baru
  • 16. Contoh 1.  Misalnya jika pada suatu sistem 3 Ф, ditentukan : Daya dasar 3Ф = 30.000 kVA Tegangan dasar LL = 120 kV, maka pu. 0,90 2 , 69 3 , 62 120 108 unit per Tegangan * : maka kV, 3 , 62 3 108 adalah (LN) netral ke saluran tegangan kV, 108 sebesar sebenarnya (LL) saluran antar tegangan Jika kV. 69,2 3 120 LN dasar Tegangan kVA 10.000 3 30.000 1 dasar Daya         
  • 18. Contoh 2.  Tegangan terminal dari sebuah beban terhubung Y yang terdiri dari 3 impedansi yang sama besar sebesar adalah 4,4 kV antar saluran. Impedansi pada masing –masing saluran dari ketiga saluran yang menghubungkan beban ke rel dari sebuah substation adalah . Tentukan tegangan antar saluran pada rel substation. Ohm 30 20 0     75 1,4 Z 0 L
  • 19. Contoh 2.  Penyelesaian : kV. 4,62 2,67 x 3 adalah substation rel pada saluran antar tegangan besarnya dan V. 2,70 2670 j125,7 2666 45 177,8 0 2540 ) 75 1,4 x 30 - (127,0 0 2540 Z I V : substation pada netral ke saluran Tegangan A 30 - 127,0 30 20 0 2540 I dan V 0 2540 V : maka referensi, sebagai dipilih beban, pada ngan yaitu tega , V Jika V 2540 3 4400 : beban pada netral ke tegangan Besarnya o o o o o o L an an o o o an o an an                       
  • 21. Contoh 2.  Metode per unit: kV. 4,62 atau V, 4620 4400 x 1,051 V kV 2,67 atau V, 2760 3 4400 x 1,051 V pu 2,70 1,051 j0,0495 1,0495 ) 75 0,07 x 30 (1,0 0 1,0 V pu 75 0,07 20,0 75 1,4 Z (pu), saluran Impedansi pu 30 1,0 20,0 30 20 (pu) beban Impedansi 20,0 127 3 4400 dasar Impedansi maka A, 127 dasar Arus kV. 3 4400 kV atau kV 4,4 kV dasar, Tegangan : mengambil Dengan LL LN o o o o an o o L o o LN LL                           
  • 22. Contoh 3.  Sebuah generator mempunyai reaktansi X’’ sama dengan 0,25 pu dengan dasar 18 kV, 500 MVA seperti yang tertera pada name plat generator tersebut. Hitunglah X’’ dengan dasar yang baru, 20 kV dan 100 MVA.  Penyelesaian: pu 0,0405 100 20 500 18 x 0,25 X baru, yang dasar impedansi dengan membaginya dan ohm dalam ke lama pu nilai mengubah dengan atau pu 0,0405 500 100 x 20 18 x 0,25 X 2 2 ' ' ' '                