2. KABEL
Definisi
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Karena sifatnya yang fleksibel ini, maka sering
terjadi deformasi atau perubahan bentuk, seperti timbulnya getaran yang terus menerus
karena isapan dan hembusan angin. Hal ini dapat diatasi dengan beberapa sistem
penanggulangan sehingga kabel-kabel tersebut menjadi kaku dan kuat. Contohnya, jika
struktur kabel ini diterapkan sebagai struktur atap suatu bangunan dan saat itu angin
bertiup kencang maka akan timbul gaya isap. Jika besar isapan tersebut melampaui beban
mati struktur atap tersebut maka permukaan atap akan naik dan bentuknya pun akan
berubah. Gaya angin yang ada di atas atap pun ikut berubah karena gaya ini bergantung
pada bentuk atap. Gaya angin yang berubah ini membuat struktur kabel yang bersifat
fleksibel menjadi berubah bentuk lagi sebagai respon terhadap beban baru yang muncul.
Jadi, selama ada gaya angin, proses dari perubahan bentuk ini akan terus berlangsung yang
nantinya akan mengakibatkan atap bergetar dan tidak mempunyai bentuk yang tetap. Hal
itu dapat diatasi dengan menggunakan jenis atap yang berat yang mampu mencegah
getaran oleh beban mati, pengakuan kabel dengan menambah jumlah kabel sehingga
menciptakan cable net structure, diberi batang tekan sebagai pemisah antar kabel dengan
tujuan untuk menambah tarikan internal kabel, memasang angkur/ pengangkuran ke
pondasi(ground anchorage,)gaya tarik pada kabel dinetralisir oleh pondasi akibat adanya
perlawanan gaya tarik pada kabel.
3. Struktur Kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik,
terdiri atas kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang
menjamin tertutupnya sebuah bangunan.
Prinsip konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman dahulu pada jembatan gantung, di
mana gaya-gaya tarik digunakan tali. Contoh lainnya adalah tenda-tenda yang dipakai
para musafir yang menempuh perjalanan jarak jauh lewat padang pasir. Setelah orang
mengenal baja, maka baja digunakan sebagai gantungan pada jembatan. Pada taraf
permulaan baja itu dapat berkarat. Pada zaman setengah abad sebelum sekarang,
ditemukanlah baja dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat.
Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur
Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang
menggunakan elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja
terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi perubahan besar
atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular dimana beban pada struktur
diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material konstruksinya, sehingga
memungkinkan peniadaan momen.
4. Sejarah Perkembangan Struktur Kabel
Asal mula struktur kabel
Struktur kabel merupakan salah satu struktur tradisional yang awalnya berupa
jembatan dan tenda. Jembatan dengan sistem kabel tarik awalnya diterapkan pada
daerah pegunungan seperti Himalaya atau di daerah hutan hujan seperti Peru.
Kemudian berkembang hingga Eropa
yang diprakarsai oleh Faustus Verantinus pada tahun 1616 yang menggunakan rantai
sebagai pengganti kabel yang dingkurkan pada menara. Pada saat itu hingga
menjelang abad ke-20, kabel hanya menjadi sistem yang membantu perkuatan karena
belum dapat mengatasi factor beban angin.
Bentuk tenda sering digunakan oleh suku nomaden di Eropa Utara, Asia dan Timur
Tengah. Tenda-tenda tersebut dapat dikelompokkan atas tiga jenis, yaitu :
1. Bentuk kerucut dengan penutup dari kulit
Merupakan bentuk yang paling sederhana dengan satu atau lebih tiang utama di dalam
dan beberapa tiang pembentuk yang menyatu di puncak tiang utama
2. Bentuk silinder dengan atap perpaduan bentuk kubah dan kerucut
Dinding silinder dibentuk dengan batang-batang yang saling menyilang dengan batang
pembentuk atap menyatu ditengah dan diperkuat dengan cincin
3. Bentuk black tent
Bentuk ini hanya menggunakan kabel tarik yang ditutupi terpal tanpa batang pengaku.
Fungsi utamanya adalah sebagai perlindungan terhadap matahari dan temperature
yang rendah pada malam hari.
5. Struktur kabel pada abad ke 19
Prinsip struktur kabel mengadaptasi bentuk tenda dan jembatan, hanya saja
diterapkan pada bentang yang lebih luas. Dipicu oleh revolusi industri dimana
terjadi pertambahan penduduk yang cepat dan pertumbuhan di bidang industri,
mengakibatkan munculnya kebutuhan akan bangunan dengan bentang lebar
untuk pabrik, stasiun kereta api dan fasilitas umum lainnya. Sistem struktur yang
sering digunakan adalah struktur rangka sedangkan struktur kabel jarang
digunakan.
Namun terdapat beberapa contoh yang dapat diklasifikasikan menjadi :
• Perpaduan struktur kabel dengan elemen jembatan
Bangunan pertama adalah sebuah pabrik di pelabuhan Perancis yang dibangun
tahun 1839. Terdiri atas dua gedung memanjang dengan ruang diantaranya
sepanjang 40 m yang tertutup atap tanpa dinding. Atap didikat oleh sistem kabel
catenary yang diangkurkan pada tower bangunan.
• Atap dengan rantai dan kabel tarik
Jaringan rantai besi atau kabel digunakan sebagai penutup atap, sebagai
alternatif atap yang tahan api.
6. • Jaringan kabel dua arah pada lantai
Jaringan kabel dan batang besi digabung membentuk suatu plat lantai yang pre-
tension
• Masted Structure
Diilhami oleh tuntutan bangunan berbentang lebar yang ringan, biaya rendah dan
konstruksi yang tahan api, maka digunakan prinsip jembatan dengan mengikat
rantai atau kabel (sebagai rangka atap) pada kolom yang diteruska ke atas
7. Dasar-Dasar Struktur Kabel
Daya Tarik yang tinggi dari baja dengan efisiensi tarik murni memungkinkan kabel
baja sebagai elemen struktur yang dapat membentangi jarak besar. Kabel adalah
fleksibel karena ukurannya dari sisi kecil dibandingkan dengan panjangnya.
Fleksibel menunjukan daya lengkung yang terbatas.
Karena tegangan-tegangan lengkung tidak sama, dapat diatasi oleh fleksibelnya
kabel. Beban-beban yang dipikul oleh batang-batang tarik terbagi di antara
kabel-kabel. Masing-masing kabel memikul beban dengan tegangan yang sama
dan di bawah tegangan yang diperkenankan.
Untuk mendapat gambaran mengenai mekanisme kabel yang memikul beban
vertikal, dapat dilihat pada gambar dibawah ini, terlihat suatu kabel yang ujung-
ujungnya dipegang kuat oleh angkur pada tembok dan dibebani beban P
ditengahnya. Karena beban P, kedua bagian kabel tertarik dan membentuk
segitiga, tiap bagian kabel memikul ½ p.
8. Bentuk segitiga yang terbentuk oleh kabel memilki ciri khas lenturan,
yaitu jarak vertikal antara landasan gantung sampai dengan titik terendah pada
kabel. Kabel tanpa lenturan tak dapat memikul beban karena gaya tarik yang
terdapat dalam kabel yang mendatar tidak dapat mengadakan keseimbangan
dengan gaya atau beban vertikal. Gaya tarik arah kedalam pada kedua landasan
akibat melenturnya kabel dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama karena
pembebanan simetri. Bilamana landasan perletakan tidak cukup kuat, maka
kedua bagian kabel akan berimpit menjadi satu. Untuk mengatasi hal tersebut,
perlu dipasang batang penunjang mendatar antara kedua landasan. Mekanisme
kabel
• Makin panjang kabel
- lenturan makin besar
- tetapi tegangan menjadi lebih rendah
- dapat dipakai kabel dengan potongan lintang yang kecil.
• Makin pendek kabel,
- lenturan pun makin kecil
- tegangan menjadi lebih tinggi
- diperlukan kabel dengan potongan lintang yang lebih besar.
9. Yang paling ekonomis adalah dengan mengambil lenturan dengan sudut 45 º.
Apabila beban diperbanyak, maka kabel-kabel dengan garis lurus yang
disebabkan karena tegang, membentuk segi banyak. Bentuk segi banyak itu
disebut juga Funicular Polygon dari bahasa Latin : Funis = tali dan dari bahasa
Greek : Poly = banyak, dan Gonia = sudut. Lenturan maksimal pada Funicular
Polygon yaitu 3/10 dari bentangan.
Terdapat pula Polygon Catenari, dari bahasa Latin : Catena = lengkungan yang
teratur, dimana beban-beban yang sama besarnya disusun dengan jarak-jarak
yang sama di atas kabel utama dan lebih baik, maka batang-batang segi banyak
gaya membentuk lengkungan yang agak lain dari bentuk parabola tatepi tidak
banyak selisih. Lenturan maksimal pada Katenari yaitu 3/10 dari bentangan dan
dengan lenturan itu lengkungan katenari hampir berimpit dengan parabola. Kabel
yang memikul berat sendiri dan beban terbagi rata yang didistribusikan mendatar
mendapat bentuk pertengahan antara katenari dan parabola.
10. Jenis-jenis struktur kabel
Klasifikasi Struktur Kabel
Secara Garis Besar, Struktur kabel dapat dibedakan menjadi:
1. Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda ( Single Layer Sistem)
Pada sistem ini dipakai satu susunan kabel yang menghubungkan cincin dinding
luar dari beton sebagai penahan tiang yang silindris ke cincin dalam di titik pusat
lingkaran dari baja. Dinding tepi melingkar dibuat dari beton tulang yang tipis.
Penutup atap terdiri dari pelat beton prefabrikasi berbentuk baja yang didukung
oleh kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat. Agar
stabil, pelat-pelat dibebani bata atau kantong-kantong berisi pasir sementara
untuk memberi tarik tambahan pada kabel.
Lubang-lubang diantara dua pelat sebagai cetakan diisi adukan beron. Bilamana
beton mongering, atap menjadi pelat yang monolit dan merupakan bundaran.
Kabel akan memendek tetapi ditahan oleh beton tepi yang merupakan silinder
yang telah membantu.
Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendapat prategang dari kabel-
kabel, sehingga cukup kaku untuk menahan flutter effect (mengepak seperti
sayap). Drainase air hujan dilakukan dengan memompa air yang ada di atas atap
melalui pipa-pipa.
11. 2. Struktur Kabel Ganda Sistem Roda Sepeda (Double Layer Sistem)
Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang,
tidak berpotongan tetapi bersilang. Kedua susunan kabel ini merupakan struktur
utama dari atap, susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya
melendut ke bawah. Kedua susunan kabel dijaga supaya tetap pada tempatnya
oleh penunjang-penunjang tekan dengan berbagai panjang yang masing-masing
dapat disetel.
Bahan atap terdiri dari pelat metal prefabrikasi. Atap bebas dari bahaya flutter
effect karena gaya tarik dalam kabel yang cukup besar membuat susunan
keseluruhan lebih kaku daripada kabel-kabel yang digantungkan.
12. BENTUK DASAR
Berbeda dengan perencanaan bangunan yang mempunyai bentuk standar
seperti lingkaran, persegi, dan lain-lain, maka untuk struktur kabel yang
digunakan untuk atap stadion ataupun lainnya dengan bentang sangat lebar,
maka proses perencanaannya dimulai dengan pencarian bentuk geometrinya,
dikenal sebagai metoda form finding. Proses ini diperlukan agar diperoleh
bentuk atap yang unik dan estetis, tapi bentuk ini justru merupakanbentuk
yang optimal ditinjau dari segi struktur. Sesuai dengan definisi, form finding
adalah proses untuk menemukan bentuk struktur yang optimal, yaitu
struktur yang bentuknya akan memberikan kondisi paling efisien dari segi
penggunaan bahan konstruksinya. Kondisi ini dapat kita peroleh bila material
konstruksi hanya mengalami tarik pada bidangnya (membran), tanpa adanya
tegangantegangan akibat momen lentur. Dari proses form finding akan
dihasilkan bentuk 3D yang unik, yaitu bentuk lengkung ganda antiklastis
atau bentuk pelana yang juga terbukti sangat efektif bila digunakan teknik
prategang padanya. Kabel sebagai material yang fleksibel, dapat kita pakai
sebagai elemen struktur yang dengan mudah dapat mengikuti bentuk optimal
ini. Proses form finding dilakukan pada saat pradesain sampai ke tahap
desain konsep bangunan, dan dikerjakan dengan melakukan berbagai
eksperimen untuk mendapatkan variasi bentuk bangunan. Setelah ada
kepastian bentuk geometrinya, maka secara tepat geometri bangunan akan
dihitung dengan metoda matematik numerik.
13. APLIKASI STRUKTUR KABEL
Bila pada awalnya struktur kabel banyak digunakan untuk berbagai
jembatan, seperti suspension bridge, cable stayed bridge, dan lain-lain, tapi kini
para arsitek pun dapat mewujudkan idenya melalui struktur kabel untuk
mewujudkan ruang dalam yang sangat luas, “tanpa kolom”, tapi tetap
mempunyai kesan ringan, anggun, transparan dengan bentuknya yang unik.
Struktur kabel yang paling banyak digunakan untuk atap stadion olah raga,
karena stadion olah raga memang memerlukan ruang yang bebas kolom pada
bagian dalamnya. Kombinasi struktur kabel dan tekstil merupakan solusi bagi
keperluan untuk perancangan atap stadion olah raga yang dapat digerakkan
tutup buka. Sedangkan rancangan gedung masa kini makin banyak pula
menggunakan struktur kabel sebagai “suspended cable” untuk dinding kaca
dengan bidang yang luas, atau sebagai “supported cable” untuk rancangan
atap kaca. Perkembangan dalam arsitektur struktur kabel ini menunjukkan
tantangan bagi para insinyur struktur, bahwa mereka seharusnya dapat
berperan lebih dominan dalam membuat rancangan struktur kabel
dibandingkan arsitek. Mereka tidak hanya “tukang hitung” saja, tapi
mereka pun bertanggung jawab untuk segi estetika karena keindahan
struktur kabel justru tampil dari elemen strukturnya sendir
14. KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN STRUKTUR KABEL
Keuntungan struktur kabel :
Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas
Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter mengungguli
semua sistem lain
Memberikan efisiensi ruang lebih besar
Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering
runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga
konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko
kehancuran
Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi
keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Kelemahan struktur kabel
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan
dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh
pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan
15. • Kelemahan struktur kabel :
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini
dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai
kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat
bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan
mengakibatkan robohnya bangunan.
17. KONSEP
Dirancang oleh arsitek Jerman, Günther Behnisch, dan insinyur Frei Otto,
olympiastadion dianggap revolusioner pada masanya. Hal ini dikarenakan
rancangan membrane kanopi dengan bahan akliriknya yang besar dan lebar
yang distabilisasi dengan sambungan kabel baja yang disambungkan lagi
dengan kabel baja yang lebih besar sepanjang bentangnya yang berakhir pada
pijakan beton di sisi-sisinya. Gagasan idenya adalah untuk mengimitasi
pegunungan Alpen dan untuk menyeimbangi besarnya acara 1936 Summer Olympics
di Berlin, yang diadakan pada saat rezim Nazi. Hasilnya adalah struktur
berbentuk seperti awan tergantung hasil pantulan dari langit yang melayang
diatas tapak di antara natatorium, gymnasium dan stadium utamanya.
Kanopinya yang besar dan transparan adalah untuk menyimbolkan negara
Jerman yang baru, demokratis dan optimistik. Hal ini adalah untuk
menrefleksikan motto mereka “The Happy Games” ("Die Heiteren Spiele").
SITE
Untuk tapak yang termasuk mahal, stadium ini dibangun dengan komponen
structural yang minimal. Hal ini dikarenakan bangunan ini dibangun pada lubang
besar yang dihasilkan oleh ledakan bom pada Perang Dunia II, sehingga membuat
proses konstruksi menjadi mudah. Munich stadium ini adalah contoh yang baik
tentang bagaimana tapak dan struktur dapat berhubungan satu sama lain. Pada
tapak juga terdapat broadcast tower setinggi 300 m yang masih ada sampai
sekarang sebagai landmark utama dari tapak
18. IKLIM
Selain dari cuaca Munich yang relatif sedang dan tenang, rancangan atap
jaring dengan struktur kabel harus memikirkan dua faktor utama: angin dan
salju. Hujan es dan salju turun dengan rata-rata 75 hari per tahun di Munich,
dan angin yang berhempus dapat mencapai kecepatan 120km/jam di kala
badai. Salju dan es yang berkumpul di atas atap dapat menimbulkan
bahaya pada strukturnya. Biasanya, masalah ini dapat diselesaikan dengan
cara memberi kipas di bawah kanopi untuk mencairkan salju di atasnya.
Teknik ini sudah terbukti pada pavilion di Jerman rancangan Otto pada 1967
World Fair di Montreal. Dengan kondisi cuaca yang ada di Munich, terutama
tentang arah aliran udaranya, atap dan area duduk utamanya berorientasi ke
pinggir barat. Sekitar 65% dari stadium ditutup dengan shelter ini. Atap dan area
tempat duduk yang lebih tinggi di sebelah barat juga menjamin area tempat
duduk di bagian timur terlindung dari angina. Namun begitu, Olympic stadium
yang sekarang tidak lagi menginjinkan para pengunjung menduduki tempat duduk
yang tidak ber-shelte
19. DATA BANGUNAN
Fitur yang paling menonjol dari stadium ini tidak lain adalah atap dengan
struktur tariknya. Tidak hanya atap tersebut menjadi landmark bagi kota Munich,
struktur atap ini juga menjadi pedoman bagi banyak rancangan yang lebih
inovatif dan menjadi studi bagi penerus di bidangnya. Hal yang paling
menginspirasi arsitek dan para perancang adalah ukuran dan kemegahannya. Grid
dari atap stadium ini terdiri dari sembilan kolom utama yang membentuk
gubahan jaring-jaring dengan kabel baja setebal 25 mm yang membentuk grid
selebar sebesar 762 mm.
20. Mulanya, penutup atap bangunan ini ditentukan berupa kanvas yang digantung
dibawah kabel, namun diganti menjadi bahan panel aklirik dengan ukuran 2.9
m x 2.9 m yang dipasang di atas kabel. Jarak antar as kolom: 65 m Tinggi
maksimal kolom : 50 – 70 m
21. Kabel tarik yang manarik atap jaring merupakan kabel
doubly curved (dua kabel yang disatukan). Kabel-kabel
ini adalah untuk menahan kanopi dari terpaan angina ke
atas. Total kabel baja yang dipakai pada bangunan ini
termasuk stadium utama dan fasilitas-fasilitas lainnya
mencapai 408 km dan total gaya tarik yang dapat
diterima adalah sebesar 5000 ton.
22. Awalnya fondasi yang akan dipakai adalah berupa pondasi dalam prestress.
Namun, peraturan setempat mengharuskan pondasi lajur untuk menghasilkan
stabilitas. Pondasi lajur ini memiliki kedalaman 18 m dan lebar sebesar 6 m.
Ukuran pondasi yang besar ini diperlukan untuk menahan gaya tarik yang
sangat kuat yang dihasilkan oleh angin serta menahan bangunan agar tidak
“mekar”.
23. MOMEN
Berikut adalah analisa kami terhadap momen yang terjadi serta hubungannya
dengan bentuk dari struktur kabel pada bangunan :
1.Momen struktur utama
Struktur atap dan tribun merupakan struktur yang
terpisah dengan struktur atap. Kolom utama di tengah
sebagai struktur tekan menopang kabel yang menarik
struktur panel atap
24. Sambungan yang terjadi antara kolom tekan dengan kabel, panel atap dengan
kabel, dan kabel dengan pedestal adalah sendi
Analisa Momen yang tejadi:
Kolom tekan sebagai struktur utama tekan yang
menyalurkan gaya dari kabel-kabel yang menahan
struktur panel atap ke tanah cenderung akan jatuh ke
titik B sehingga digunakan kabel untuk menarik kolom ini
menuju titik B sebagai penetral gaya horizontal yang
terjadi. Kolom dimiringkan ke titik B lalu di tarik oleh
kabel menuju titik A.
Kolom dimiringkan untuk lebih mengkakukan kolom itu
ketanah, bila hanya tegak kabel yang menarik kolom ke
titik A hanya menetralkan gaya horizontal. Bila
dimiringkan kolom yang ditarik kabel menuju titik A ini
juga mendapakan gaya tekan ketanah.
25. 2. Mengatasi Efek Fluttering
Pada Munich Olympic Stadium, efek fluttering diatasi dengan menarik kebawah
struktur yang menahan panel atap menggunakan kabel
26. Panel atap yang berada di belakang ditarik kebawah oleh
struktur kabel seperti diatas
27. SAMBUNGAN PADA BANGUNAN
Sambungan struktur kabel pada struktur atap bangunan ini seluruhnya adalah
sambungan sendi karena panel acrilic dengan lis perunggu reflektif yang ringan
sehingga ringan. Analisa kami sendi dipakai sebagai ekspresi ringan dan juga
sendi dipakai untuk memfleksibelkan struktur namun tetap kaku dan seimbang
dengan cara penarikan struktur kebawah untuk mengkakukan struktur.
Sambungan sendi terjadi pada setiap bagian pertemuan kolom dengan kebel
penarik struktur panel atap, kolom dengan kabel penarik, kabel penarik dengan
pedestal.
Gambar sambungan kolom utama dengan struktur kabel
serta struktur kabel penarik kolom
30. SARAN
Kini para arsitek dapat mewujudkan idenya melalui struktur kabel untuk mewujudkan
ruang dalam yang sangat luas, “tanpa kolom”, tapi tetap mempunyai kesan ringan,
anggun, transparan dengan bentuknya yang unik.
Kabel sebagai material yang fleksibel, dapat kita pakai sebagai elemen struktur yang
dengan mudah dapat mengikuti bentuk optimal. Menyikapi hal ini pemilihan struktur
kabel sangat cocok untuk fungsi sarana olahraga (stadium). Selain itu struktur kabel
cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Dibutuhkan struktur tambahan untuk menopang kabel (kabel tidak bisa berdiri
sendiri). Pada bangunan ini, digunakan kolom (tiang) utama yang menopang kabel
yang menarik atap tersebut.
Selain oleh kabel, atap (bagian luar) juga ditopang oleh masing-masing dua kabel
sekunder pada tiap modulnya.
Untuk melawan gaya lateral secara vertikal, maka digunakan struktur pengaku dan
pengikat. Pada sekeliling atap bagian dalam stadium ini dipakai semacam pelat yang
mengikat dan kemudian diteruskan ke tanah.
Hampir seluruh sambungan pada pelat lipat adalah sambungan sendi, sehingga tiap
sambungan memiliki kemampuan maksimal dalam mempertahankan bentuknya. Jenis
sambungan ini pun diaplikasikan ke dalam stadium di atas.