Teks tersebut merangkum karakteristik generasi masa depan (generasi Z) dan implikasinya terhadap rancangan pembelajaran. Generasi ini melek teknologi, suka belajar secara kolaboratif dan visual, serta menyukai pembelajaran yang bersifat aplikatif dan menyenangkan. Oleh karena itu, pembelajaran masa depan perlu mengintegrasikan teknologi, kolaborasi, dan pembelajaran berbasis masalah/proyek.
3. Lahir di Sumbawabesar, NTB 01 April 1951,
Doktor dalam bidang Mikrobiologi, sejak 1974
menjadi dosen di IKIP Surabaya dan pada 2001
diangkat sebagai Guru besar Bidang Ilmu
Pendidikan Biologi. Banyak penelitian dan
karya di bidang pendidikan. Sejak 2008-2014
mengembangkan model pembelajaran sikap
terintegrasi disiplin ilmu. Hasil penelitian ini
telah ditulis dalam buku serial pembelajaran
inovatif “Belajar dari Alam” dan memeroleh
Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dari
Kemenkumham Republik Indonesia.
Muslimin Ibrahim
5. Sasaran BAM (tulisan)
PEMBELAJARAN MASA DEPAN
Bagaimana Cara Belajarnya
Apa Kebiasaannya
Apa Kesenangannya
Apa yang menjadi pusat perhatiannya
Dst.
6. Apa yang bisa dilakukan?
Kita hanya bisa memerediksi berdasarkan
kenyataan sekarang dan kecenderungan-
kecenderungan---untuk melihat karakteristik masa
depan
Berdasar prediksi itu, kita membuat rancangan,
sudah barang tentu dengan mempertimbangkan
karakteristik siswa yang dihadapi
7. Karakteristik Masa depan…
Persaingan (Compete or Perish)
Kunci memenangkan persaingan adalah
perbedaan (keberagaman), karena itu…
Kembangkan potensi setiap individu;
Hindari memberi siswa “pengetahuan jadi”
karena akan membuat mereka menjadi
seragam
9. Karakteristik Masa depan…
Otomatisasi, pekerjaan rutin, yang hasilnya
bisa diramalkan--- akan didigitalkan,
sehingga pekerjaan itu akan diambil alih
oleh komputer
Terjadi perubahan kebutuhan akan tenaga
kerja
10. Perubahan kebutuhan tenaga
kerja
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
1969 1980 1990 1998
Percentile
Change
in
1969
Distribution
Complex Communication
Expert Thinking
Routine Manual
Routine Thinking
Source: Levy, F. & Murnane, R. J. (2004). The new division of labor: How computers are creating the next job market. Princeton, NJ: Russell
Sage Foundation. (p. 50, Figure 3.5)
Prof. DR. Muslimin Ibrahim, M.Pd.
11. Tak pernah terbayangkan
PELAPORAN
TIKET
PENJUAL TIKET
PEMERIKSA TIKET
Duduk di pesawat tanpa ketemu
orang sebelumnya...
Pekerjaan sebagai penjual tiket
Pekerja sbg Petugas check in
Pekerja sbg Pemeriksa karcis
AKAN HILANG
Online sevice
secara otomatis
12. Pekerjaan yang akan hilang
Google Pixel Buds. Wireless headphone
seharga 159 dollar AS yang akan beredar bulan
depan ini,
Headphone ini mempunyai akses pada Google
Assistant yang bisa memberikan terjemahan
real time hingga 40 bahasa atas ucapan orang
asing yang berada di depan Anda.
Teknologi tak hanya mengganti otot. Manusia
juga menggunakan teknologi untuk
menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang
berbahaya Sekarang kita mendengar tenaga-tenaga kerja
yang bertugas di pintu tol akan diganti dengan
mesin. Pekerjaan di pintu-pintu tol semakin
hari memang semakin berbahaya, baik bagi
kesehatan (asap karbon kendaraan), keamanan
maupun kenyamanan
13. Pekerjaan yang akan hilang
Bagaimana dengan GURU? Sejak
tahun 1970-an sudah menjadi
perdebatan tentang eksistensinya---
untuk dapat bertahan dan
senantiasa diperlukan harus menjadi
guru yang tidak seperti komputer
(GURU RUTIN)
TANTANGAN GURU ZAMAN NOW
ADALAH MENGINSPIRASI
Bagaimana dengan PILOT
Pesawat Terbang?
15. Konsekwensi bagi
pembelajaran…
Jangan fokus melatih siswa melakukan
pekerjaan rutin karena itu berarti mendidik
siswa untuk berkompetisi dengan komputer,
yang tidak akan mampu dimenangkannya
Lalu bagaimana?
18. Global Education, ada 7 skills…
1. Critical thinking and problem solving—sekolah harus
mengajarkan siswa melalui pengajuan pertanyaan dan
berpikir tentang dirinya
2. Kolaborasi dan mengarahkan lewat “memengaruhi” ----
mengajarkan siswa untuk bekerjasama ketimbang
“dominasi” ---terjadi observational learning dan scaffolding
3. Insiatif dan entrepreneurship
4. Komunikasi baik lisan maupun tulisan
5. Rasa ingin tahu dan imaginasi
6. Kemampuan bergerak cepat dan beradaptasi----karena
lingkungan selalu berubah cepat
20. Pendidikan Global…
Memberi
pengalaman
Relevan dg
Semua org
Transfor
matif
Yang
menyadarkan
pentingnya
kebersamaan
Aktif
berbasis
nilai
universal
Membawa
siswa me-
masuki
hidup
Membekali
siswa dg
Ketr, pengeta-
huan , sikap
Kreatif ke
arah
perubahan
adalah proses pendidikan yang…
SISWA
Prof. DR. Muslimin Ibrahim, M.Pd.
21. Jadi Siswa dibekali ….
SISWA
Alat utk bekerja
Penguasaan ICT dan
Literasi Informasi
Cara Berpikir
Kreatif, kritis, problem
solving, pengambilan
keputusan, pebelajar
mandiri
Kecakapan Hidup
Bagaimana hidup
sebagai warga negara dg
tanggungjawab pribadi &
sosial serta kehidupan &
karir
Cara bekerja
Kemampuan untuk
bekerja di era digital
seperti komunikasi &
kolaborasi
Prof. DR. Muslimin Ibrahim, M.Pd.
23. Pembelajaran adalah proses
komunikasi
Komunikasi itu membentuk suatu sistem, dengan
komponen: komunikan, media, pesan, dan Tujuan
Sebagai sebuah sistem, pembelajaran harus
mengupayakan agar komponennya manunggal untuk
mewujudkan TUJUAN
Bagaimana proses pembelajaran masa depan sangat
ditentukan---karakteristik komponen sistem pembelajaran
itu
24. Komunikasi dalam Pembelajaran
Proses atau sistem yang dibangun guru
Siswa (peserta) didik sebagai subjek (pelaku) sekaligus
sebagai hasil (produk) proses pembelajaran
Pembelajaran BUKAN fabrikasi, prosesnya TIDAK SAMA
dengan pabrik
26. Peserta didik datang ke
sekolah…
o BUKAN tong kosong-----melainkan …
o MEMILIKI pengalaman, karakteristik, keinginan/cita-cita,
bakat, potensi, perasaan, motivasi/minat yang beragam
o MEMILIKI gaya belajar, cara belajar, strategi kognitif yang
berbeda satu sama lain
27. Peserta yang dihadapi masa
depan…
MENURUT TEORI GENERASI
GENERASI TAHUN LAHIR
Generasi I: Baby Boomer 1946 - 1964
Generasi II: Generasi X 1965 – 1980
Generasi III: Generasi Y (milenial) 1981 – 1994
Generasi IV: Generasi Z 1995 - 2010
Generasi V: Generasi Alpha 2011 - 2025
28. Generasi Z (generasi Internet)
Generasi Z merupakan generasi internet
karena terlahir dari generasi X dan
generasi Y.
Generasi Z tumbuh di era digital dan
bebas mengakses segala informasi dari
internet.
29. Generasi Z (Gen internet)
Generasi Z memiliki kemampuan lebih dalam mengakses
informasi lebih cepat walaupun usia mereka masih kecil.
Sejak kecil sudah mengenal komputer, laptop, handphone,
iPads, PDA, MP3 player, BBM, internet, dan aneka
perangkat elektronik lainnya.
Hal inilah yang nantinya berpengaruh baik langsung
ataupun tidak langsung terhadap perilaku mereka.
34. Karakteristik gen Z
IQ mungkin berkembang baik, tetapi EQ
tidak berkembang karena keasyikan dengan
komputer dan Hp
Generasi ini menyukai hal yang aplikatif dan
menyenangkan. Pembelajaran melalui
Pengamatan menggunakan MODEL
membantu mereka mengembangkan dirinya
35. Mendidikan Gen Z
Kecenderungan dalam Pendidikan Gen Z
Menggunakan piranti interaktif
Collaborative melalui program online
Fokus pada visual learning
Lakukan pembelajaran sebagai “permainan”
Lebih mengutamakan critical thinking and
problem solving dari pada mengingat informasi
Lebih menyukai belajar berorientasi pekerjaan
dari pada gelar
36. Generasi Z ….
Generasi ini tidak bisa hidup tanpa gadget.
Maka dari itu, orang tua perlu memberikan
pendidikan moral dan religi guna
membentengi dirinya.
Baik guru, orang tua dan pendidik
diharapkan mampu membimbing generasi Z
agar menggunakan teknologi secara benar
dan tepat---teknologi bersifat ambivalen
37. Tugas kita sebagai guru
Mengelola
Memfasilitasi, memberi kemudahan
Mengarahkan, membimbing
Mengembangkan potensi
Memengaruhi (nurture of nature)bukan
sekedar transfer of knowledge
38. Ada dua sistem pendidikan
Sistem Pendidikan Knowing
Sistem Pendidikan Being
Manakah yang dipilih?
41. Ada pemeo …
Al- Qur’an
Diturunkan di Arab
Dilombakan di Indonesia
Diterapkan di Jepang
42. Pendidikan “Knowing”
Sekolah mengajarkan banyak hal untuk
diketahui para siswa, sekolah tidak mampu
membuat siswa melakukan apa yang
diketahuinya
Anak-anak tumbuh menjadi makhluk “knowing”
hanya sekedar mengetahui bahwa zebra cross
tempat menyeberang dan bak sampah tempat
membuang sampai, tetapi mereka tetap
menyeberang dan membuang sampah
sembarangan
43. Pendidikan “Knowing”
Ciri sekolah kelompok ini biasanya mengajarkan
banyak sekali mata pelajaran
Tak jarang membuat siswa stress, akhirnya
mogok sekolah
Segala macam diajarkan, banyak hal diujikan,
tetapi tidak satupun siswa menerapkan
pengetahuannya setelah ujian---”hanya sekedar
tahu”
44. Pendidikan “Being”
• Pendidikan diarahkan agar siswa menjadi
manusia yang tidak sekedar TAHU, tetapi MAU
--- Praktik langsung, studi kasus, dibandingkan
dengan kejadian nyata di lingkungan siswa,
dibangun sejak dini
• Siswa melakukan apa yang dia tahu
• Sekolah dan guru berperan membentuk
perilaku---tidak sekedar lembaga sertifikasi
45. Pendidikan “Being”
• Kejujuran, etika moral, dan agama menjadi prioritas
utama
• Kepintaran dikembangkan kemudian, karena setiap
anak dilahirkan pintar dan pendidikan itu adalah
perkembangan
• Seyogyanya kita tidak perlu risau ketika anak belum
bisa calistung atau pipolondo saat masuk SD atau
bahkan level lebih tinggi, sebaliknya harus peduli jika
anak tidak jujur dan beretika tidak baik
• Pendidikan BUKAN persiapan untuk hidup tetapi
kehidupan itu sendiri
46. Bagaimana sekarang?
Sikap/Karakter tidak sengaja dibentuk melalui
pembelajaran, tetapi dicapai sebagai “efek
nurturans”
Asumsi: karakter atau sikap akan baik kalau
seseorang memiliki pengetahuan dan
keterampilan baik
47. Bagaimana sekarang?
Buktinya: (Di sekolah)—Di dalam RPP
Indikator KI-1 dan KI-2 pada pelajaran selain
Agama & PPKn tidak ditulis
Banyak orang pandai & terampil, tetapi sikap
tidak baik. Bahkan kepandaian & keterampilan
digunakan untuk hal bertentangan dengan
sikap baik
48. Pertanyaannya:
Kalau Indikator sikap tidak ditulis, Apakah dapat
dipastikan pembelajaran sikap dilakukan?
Kalau indikator sikap tidak ditulis, bagaimana
cara mengasesnya, apa yang akan dijadikan
acuan?
Apakah adil mengases sesuatu yang tidak
diajarkan & apakah adil tidak mengases apa-apa
yang diajarkan?
49. Harus ada upaya membangun sikap dan
global value secara terencana, dilakukan
dengan sistematis, secara sengaja
Caranya diintegrasikan dalam pembelajaran
bidang ilmu baik di kelas maupun pada
bahan ajar
50. Contoh dalam IPA
Prof. DR. Muslimin Ibrahim, M.Pd.
MODEL PERILAKU
Berbagai fenomena
merupakan contoh
Skeptis, objektif
Metode ilmiah
Pengamatan,
eksperimen
Fakta, konsep,
teori
SIKAP ILMIAH
PROSES ILMIAH
PRODUK ILMIAH
54. Menulis Bahan Ajar Inovatif
Expert Thinking
Complex
Communication
RANGKUMAN
PENERAPAN
REFLEKSI
AKTIVITAS
SAINTIFIK
(PENGAJARAN)
TEMUAN
TEMUAN SBG
ANALOGI SIKAP
(PENDIDIKAN)
BAGIAN
PENDAHULUAN
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
55. Lewat Model …
Siswa difasilitasi belajar secara meaningful
(bermakna) karena siswa Mengalami & alami
(kontekstual) serta komprehensif (Menyangkut
semua ranah CP}
KNOWING FEELING ACTING
57. Penerapan dalam pelajaran (1)
Aktivitas:
Siswa melakukan percobaan membandingkan
pertumbuhan kacang panjang yang pucuknya
dipotong dan yang tidak dipotong
Pucuk tidak dipotong Pucuk dipotong
58. Penerapan dalam bahan ajar (1)
Diskusi:
Siswa menemukan konsep dominasi puncak yang
menghambat berkembangkannya tunas aksial,
sehingga batang tumbuh memanjang
Analogi Sikap:
Pemotongan ujung batang dianalogikan sebagai
perilaku “bersedekah”, zakat (2.5%). Setiap sedekah
akan dibayar lebih banyak
59. Penerapan dalam pembelajaran
(1)
Menghadapkan wajahmu ke arah timur atau barat itu bukanlah
suatu kesempurnaan, tapi sesungguhnya yang sempurna adalah
orang yang beriman kepada Allah dan kepada Nabi-Nya, serta
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak
yatim, orang miskin, ibnu sabil, orang yang meminta-minta dan
membebaskan hamba sahaya, dan mendirikan shalat serta
menunaikan zakat.” (Al- Baqorah, 177)
Pemantapan:
60. Penerapan dalam pembelajaran
(1)
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan
melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki)
dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan (Al Baqarah : 245 ).
Sabda Rosulullah : “Tidak akan berkurang rezeki orang yang
bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, bertambah.”(HR. Al
Tirmidzi)
Pemantapan:
61. Penerapan dalam pembelajaran
(2)
Ciri
esensial
Tahap dan
umur
Proses
terjadi
Pengertian
Dst.
Peran
Konsep
Metamor-
fosis
Menggunakan pendekatan saintifik (pengamatan),
hands-on activity siswa belajar tentang konsep
Metamorfosis pada kupu-kupu, keterampilan memelihara
dan merawat
62. Penerapan dalam pembelajaran
(2)
Ulat rakus: selalu
mendatangkan
kerusakan,
membawa kerugian
dan kegalan panen
sehingga
menyusahkan
Kupu-kupu: berperilaku
penyenangkan, makanan
terpilih hanya yang baik
dan yang dikeluarkan juga
baik (madu), kalau hinggap
tidak menggoyangkan
dahan
Pengendalian diri,
puasa
PUASA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS, DAN MAMPU
MENGUBAH PERILAKU BURUK MENJADI BAIK
PROSES PENDIDIKAN
63. Penerapan dalam bahan ajar (2)
Kesulitan yang dialami oleh kupu saat keluar dari kepompong melalui
lubang yang sempit adalah CARA TUHAN mengalirkan cairan tubuh ke
dalam sayap kupu sehingga menjadi kuat untuk terbang
64. Penerapan dalam pembelajaran
(2)
Perubahan perilaku buruk (ulat)
menjadi baik (kupu) dilakukan
lewat pengendalian diri
(kepompong)
Diwajibkan
kepadamu
Berpuasa
Agar kamu
menjadi takwa
Kupu-kupu baru sulit keluar dari
kepompong, sebaliknya bila
lubang diperbesar, kupu-kupu
mudah keluar tetapi tak bisa
terbang
Setelah
kesulitan
Pasti ada
kemudahan
PENDIDIKAN: BELAJAR BERBAGAI SIKAP POSITIP
YANG DIMODELKAN OLEH FENOMENA YANG
DIAMATI DALAM PROSES METAMORFOSIS
PROSES PENDIDIKAN
65. Penerapan dalam bahan ajar (3)
Memahami konsep
perkecambahan biji
Menampilkan
sikap apresiasi
terhadap hak
dan kewajiban
Mengolah dan
mengembangkan
rasa humanistis.
MODEL
Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah yang mereka khawatir akan kesejahteraan
(QS 4/9)
PENDIDIKAN
PENGAJARAN
66. Peserta didik Belajar “Dogma sentral”
DNA DNA
RNA
PROTEIN
SCIENTIFIC
APPROACH
Melalui berbagai strategi
pengamatan,eksperimen
diskusi, mengamati
simulasi, praktek siswa
belajar tentang:
1. Proses replikasi
2. Proses transkripsi
3. Translasi
4. Mencakup
pengertian, proses,
contoh, hasil
5. Siswa menemukan
bahwa DNA anak
sampa dengan DNA
induk
6. Pesan DNA dikirim
lewat RNA –tetap
sama
replikasi
Transkripsi
Translasi
67. Peserta didik Belajar “Sikap”
PEMIMPIN
CALON
PEMIMPIN
DUTA
TARGET
Kaderisasi
Pendelegasian
tugas
Pelaksanaan
Tugas
Menggunakan fenomena
dogma sentral, siswa
belajar tentang:
1. Semua kita adalah
pemimpin
2. Karakter pemimpin
melakukan
pembinaan
(kaderisasi)
3. Pendelegasian Tugas,
menanamkan
kepercayaan pada
bawahan
4. Duta atau pelaksana
tugas bersifat
amanah—pesan
disampaaikan utuh
PEMODELAN
DAN
INTERNALISASI
68. Scientific Approach
Hukum Tekanan Pascal
Tekanan (P)=Gaya (F)/Luas Daerah (A).
P= F/A
Ketika Anda sedang tertekan, jangan biarkan hati Anda yang
menanggung keseluruhannya. Berbagilah dengan bagian tubuh
Anda yang lainnya berbagilah dengan orang lain, sehingga luas
daerah semakin besar dan tekanan dalam diri Anda berkurang.
70. Nilai yang dapat ditularkan
Hidup yang dimulai dari titik 0 berangsur naik dan
membentuk sebuah sudut elevasi tertentu (semakin
menuju 45 derajat, semakin menuju pada sebuah
keselarasan hidup, di mana relasi antara sesama manusia
dan sang pencipta seimbang). Pada gerak parabola, ada
titik dimana kita naik dan ada pula titik dimana kita akan
jatuh. Hiduplah pada sudut 45 derajat. Itu adalah
kehidupan yang penuh dengan keseimbangan antara
Hidupmu dan TuhanMu. Kebanyakan dari kita
menggunakan gerak parabola ini dalam kehidupan.
71. Hasil penelitian yang relevan
Desian & strategi ini ditunjukkan kefektivannya
menstimulasi terbentuknya sensitivitas moral,
kemampuan berpikir, penyelesaian masalah
dalam biologi, (Habibie, 2010; Bagio, 2014;
Pertiwiningrum, 2014), fisika Budiastuti, (2012)
Irwansyah (2014), Kimia, Endang (2011), pada
siswa SD (Nugroho, 2013, Umimah, 2013)