Makalah ini membahas pengembangan usaha dodol nanas di Tangkit, Jambi. Usaha ini didirikan pada tahun 1990 untuk memanfaatkan hasil panen nanas yang melimpah. Dodol nanas diproduksi dengan bahan baku nanas, tepung terigu, dan gula. Proses produksinya meliputi pengupasan, parutan, pencampuran adonan, pengadukan, pemasakan, dan kemasan. Usaha ini diharapkan dapat terus dikembangkan dengan me
1. MAKALAH
Pengembangan Usaha Dodol Nanas di Tangkit
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Drs. H. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si.
DISUSUN OLEH:
Afrilyanti (A1A123081)
R-003/Semester 1 (Satu)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah
Pengantar Bisnis, dengan judul “Pengembangan Usaha Dodol Nanas di
Tangkit”.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya
miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang
Jambi, 19 September 2023
Penyusun
3. DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ………………………………………………….
1.2.Tujuan Penulisan ……………….……………………………….
1.3.Manfaat Penulisan ………………………………………………
BAB II
Pembahasan
2.1. Sejarah Berdirinya Usaha ……………………………………….
2.2. Bahan Baku ………………………………………………………
2.3. Produksi…………………….………………………….…………
2.4. Permodalan ……………………… ..…………………………….
2.5. Tenaga Kerja …………………………………………………….
2.6. Pengepakan………………………………………………………..
2.7. Pemasaran…………………………………………………………
2.8. Penjualan …………………………………………………………
2.9. Kendala Usaha ……………………………………………………
2.10. Kemungkinan perkembangan kedepan ……………………….…
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan ……..……………………………………………….
3.2. Rekomendasi ………..….….…………………………………….
4. Daftar Pusataka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang penulisan lisan
Sistem mata pencaharian hidup selalu mengalami perkembangan
sesuai keadaan dan iklim serta perkembangan peradaban. Sistem mata
pencaharian hidup awal sering disebut dengan sebutan ekonomi
pengumpulan pangan. Setelah kepandaian bercocok tanam menyebar, maka
ekonomi pengumpulan pangan dengan bentuk berburu dan meramu berganti
dengan bercocok tanam. Perkembangan zaman menyebabkan perubahan
dalam segala bidang, salah satunya dalam bidang teknologi.
Teknologi mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia. Dengan
teknologi manusia dibantu mencapai tujuan-tujuan dalam rangka usahanya
memenuhi tuntutan kebutuhannya, baik kebutuhan jasmaniah maupun
kebutuhan rohaniah. Oleh karena itu untuk mewujudkan kesejahteraan yang
lebih baik, penguasaan dan penggunaan teknologi yang lebih maju
merupakan suatu keharusan. Salah satu bentuk mata pencaharian yang
berkaitan dengan teknologi adalah perindustrian. Dengan demikian usaha-
usaha memajukan industri sebagai salah satu untuk meningkatkan
kemakmuran tidak dapat lepas dari kehadiran, Penguasaan dan penggunaan
teknologi.
Sebagian kaum ibu mengusahakan membuat dodol atau selai nanas,
sebagian warga mulai membuka toko untuk menampung pemasaran nanas
ke luar kota dan berdagang antara Provinsi, dengan membawa nanas keluar
kota dan membawa juga keluar Sumatera atau antar pulau, pedagang-
5. pedagang luar kota dan pedagang buah antar pulau juga mulai tahu bahwa di
daerah Jambi ada desa yang bernama Tangkit Baru yang menghasilkan
nanas.Pada awalnya Agro Industri masih bersifat traditional. Hasil
produksinya belum dipasarkan keluar Kabupaten Muaro Jambi, hanya dijual
di daerah sendiri. Olahan yang dihasilkan pun masih belum bervariasi dan
jumlah tenaga kerjanya pun masih sedikit.
Pembangunan yang dilakukan sekarang ini pada dasarnya adalah
usaha-usaha yang dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan baik
material maupun spritual. Salah satu bentuk kegiatan pembangunan industri.
Pembangunan industri selain dilakukan dalam segala tingkatan juga
dilaksanakan diberbagai daerah di Indonesia. Hal ini menyebabkan daerah
yang dulunya tidak mengenal industri sebagai lapangan pekerjaan atau
kehidupan, sekarang mempunyai kemungkinan tumbuh menjadi daerah
industri dengan segala akibat positif dan negatifnya, yang kemudian akan
membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Pembangunan industri harus dilaksanakan karena sektor pertanian
jangka panjang sudah tidak dapat diandalkan, sebab sektor pertanian masih
dipengaruhi oleh sektor alam. Industrialisasi membantu masyarakat dalam
menciptakan nafkah dan telah merangsang penduduk pedesaan untuk
melepas cara hidup mereka yang berorientasi pada tradisi, serta mendorong
mereka untuk berhubungan dengan dunia luar. Selain industrialisasi juga
membantu menciptakan pembagian lapangan Kerja dikalangan orang desa.
Pembangunan industri selain dilakukan dalam segala tingkatan, dilakukan
pula di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Jambi.
6. Hal ini menyebabkan daerah yang dulunya tidak mengenal industri
sebagai lapangan kehidupan, sekarang telah tumbuh menjadi daerah industri
dengansegala akibat yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mendeskripsikan gambaran tentang pengolahan dodol nanas di CV
Tulimario.
2. Menganalisis kondisiekonomi dan finansial usaha pengolahan dodol
nanas CV Tulimario
1.3. Manfaat Penulisan
Sebagai masukan dan informasi bagi pembaca sehingga dapat
membantu dalam menghadapi masalah sehubungan dengan pengembangan
dodol nanas. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pertanian.
7. Bab II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah berdirinya usaha
Di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Sungai Gelam
desa Tangkit Baru terdapat home industri nanas yang sudah ada sejak tahun
1990. Pendirian home industri nanas ini terjadi karena pada tahun 1984 nanas
mulai menghasilkan, yaitu per hari lebih kurang 12.000 buah, sedangkan
harga perbuah Rp. 25,00 namun seterusnya hasil panen melimpah, pasar-
pasar di Kota Jambi tdak sanggup menampung, di pinggir-pinggir jalan
nanas menumpuk menunggu dibawa ke pasar. Sebagian kaum ibu
mengusahakan membuat dodol atau selai nanas, sebagian warga mulai
membuka toko untuk menampung pemasaran nanas ke luar Kota dan
berdagang antara Provinsi dengan membawa nanas keluar kota dan
membawa juga keluar Sumatera atau antar pulau, pedagang-pedagang luar
kota dan pedagang buah antar pulau juga mulai tahu bahawa di daerah Jambi
ada desa yang bernama Tangkit Baru yang menghasilkan nanas. Pada
awalnya home industri ini masih bersifat traditional. Hasil produksinya
belum dipasarkan keluar kabupaten Muaro Jambi, hanya dijual di daerah
8. sendiri. Olahan yang dihasilkan pun masih belum bervariasi dan jumlah
tenaga kerjanya pun masih sedikit.
2.2. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat olahan nanas menjadi
dodol maupun selai nanas adalah tanaman nanas. Tanaman nanas sudah lama
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Menurut Haryanto dan Hendarto
tanaman nanas bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari
benua Amerika (Amerika Selatan), namun buah ini sudah lama dikenal
karena buahnya disukai hampir seluruh masyarakat. Tanaman nanas masuk
ke wilayah Indonesia diperkirakan pada abad ke-15. Penyebaran pada
mulanya hanya sebagai tanaman pengisi lahan pekarangan dan lambat laun
meluas menjadi komoditi yang menghasilkan pendapatan petani di seluruh
wilayah Indonesia.
Bahan penunjang yang digunakan dalam proses pengelolahan dodol
nanas adalah tepung terigu, dan gula pasir. Berdasarkan hasil wawancara
dengan responden diketahui bahwa kebutuhan tepung terigu dan gula pasir
untuk dodol nanas dapat diperoleh di pasar yang terletak tidak jauh dari
daerah penelitian dan untuk memperlancar ketersediaan pasokan tepung
terigu dan gula pasir responden memiliki beberapa pelanggan atau pihak
yang diberi kepercayaan memenuhi permintaan tepung terigu, gula pasir dan
setiap kali akan berproduksi.
Ketersediaan tepung terigu di kabupaten Muara Jambi sebanyak
2.992.000/kg sedangkan konsumsi tepung terigu sebanyak 1.301.000/kg
untuk industri pengeloaan dodol nanas di tahun 2017 kebutuhan tepung
terigu sebanyak 2.688 /kg (Produksi Dodol nanas dilakukan 20 kali dalam
sebulan dengan pembagian 8 kali produksi dodol nanas dan 12 kali produksi
9. untuk dodol nanas crispy perbulan, sekali produksi dodol nanas
menghabiskan tepung terigu sebanyak 7 kg/hari, menghabiskan tepung
terigu 7x8=56 kg/bulan, dan menghabiskan tepung terigu 56x12= 672
kg/tahun. Dan untuk dodol nanas crispy menghabiskan tepung terigu
sebanyak 14kg/hari, mengabiskan tepung terigu 14x12=168 /bulan dan
menghabiskan tepung terigu 168x12=2.016/tahun, total tepung terigu yang
dipakai produksi dodol nanas dan dodol nanas crispy dalam setahun adalah
672 + 2.016 = 2.688 kg/tahun).
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tepung terigu di daerah
penelitiaan tersebut mencukupi kebutuhan tepung terigu untuk industri
pengelolaan dodol nanas. Ketersediaan gula pasir di Kabupaten Muaro Jambi
sebanyak 3.539.000/kg, konsumsi gula pasir di Kabupaten Muaro Jambi
sebanyak 2.949.000/kg sedangkan kebutuhan gula pasir untuk industri
pengeloaan dodol nanas di tahun 2017 sebanyak 3,888kg/tahun (sekali
produksi dodol nanas menghabiskan gula pasir sebanyak 18 kg/hari,
menghabiskan gula pasir 18x8=144 Kg/bulan, dan menghabiskan gula pasir
144x12=1.728 kg/tahun. Dan untuk dodol nanas crispy menghabiskan gula
pasir sebanyak 15kg/hari, mengabiskan tepung terigu 15x12=180 /bulan dan
menghabiskan gula pasir sebanyak 180x12= 2.160 kg/tahun, total gula pasir
yang dipakai produksi dodol nanas dalam setahun adalah 1.728 + 2.160 =
3.888 kg/tahun Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan gula pasir di
daerah penelitian tersebut mencukupi kebutuhan, kebutuhan gula pasir untuk
industri pengeloaan dodol nanas.
2.3. Produksi
Agroindustri dodol nanas CV Tulimario memiliki berbagai peralatan
produksi yaitu 1 mesin penghancur, 1 mesin pengaduk, 1 kuali, 40 loyang, 6
10. baskom, 12 pisau, 2 alat press, 3 steker, 6 gunting, 2 rolling pin kayu, 1 dapur
dan 1 mini ruko sebagai invertasi Agroindustri tersebut. Rata-rata biaya
pembuatan dodol nanas yaitu membutuhkan bahan baku nanas sebanyak 300
buah/produksi dengan harga Rp 2000,00/buah, tepung terigu sebanyak 7
kg/produksi dengan harga Rp 12.000,00/kg, gula sebanyak 20 kg/produksi
dengan harga Rp 13.000,00/kg, mentega sebanyak 250 gr/produksi dengan
harga Rp 20.000,00/kg, garam sebanyak 500 gr/produksi dengan harga Rp
12.000,00/kg, kertas label sebanyak 385 lembar/produksi dengan harga Rp
200,00/lembar, mika besar sebanyak 110 buah/produksi dengan harga Rp
200,00/buah, mika besar sebanyak 275 buah/produksi dengan harga
Rp 200,00/buah, lakban bening sebanyak 2 buah/produksi dengan harga Rp
12.000,00/buah, kardus sebanyak 14 buah/produksi dengan harga Rp
2.500,00/buah, isi steker sebanyak 2 pack/produksi dengan harga Rp
1.500,00/pack, kayu bakar sebanyak 2 pick up/bulan dengan harga Rp
300.000,00/pick up, kemasan kotak sebanyak 300 kotak/produksi dengan
harga Rp 1.000,00/kotak, bensin sebanyak 2 liter/minggu dengan harga Rp
10.000,00/liter, plastik kaca sebanyak 1 kg/produksi dengan harga Rp
35.000,00/kg Proses produksi dodol nanas pada agroindustri dodol nanas CV
Tulimario.
Dimulai dari pengupasan nanas, kemudian di cuci dan di parut
menggunakan mesin penghancuran nanas, dimasukan dalam adonan dan
diaduk dengan tepung, gula, mentega dan garam kemudian dimasak selama
4-5 jam menggunakan kuali dan tungku buatan sendiri meggunakan kayu
bakar.
2.4. Permodalan
11. Agroindustri ini didirikan dengan modal awal sendiri Sebesar
200.000,00 dengan modal tersebut bapak Baso Intang membuka usaha
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
2.5. Tenaga kerja
Agroindustri dodol nanas CV Tulimario ini didirikan oleh bapak Baso
Intang dan isterinya Andi Rosmawati. Dengan semakin banyak permintaan
dodol nanas maka semakin banyak pula produksi dodol nanas CV Tulimario
ini, bapak Baso Intang menggunakan tenaga kerja atau karyawan yaitu
sebanyak 6 orang yang bernama Siti, Rani, Rajen, Nuraini, Munira dan
Munirani dengan gaji 1.335.000/Orang.
2.6. Pengpakan
Didinginkan dan diletakan di loyang dan dilakukan pengemasan
menggunakan kertas minyak terlebih dahulu, kemudian dodol dimasukkan
ke dalam mika kecil dengan berat 100 gram, mika besar dengan berat 250
gram dan kemasan kotak dengan berat 150 gram.
2.7. Pemasaran ( promosi, periklanan)
Untuk proses pemasaran dodol nanas CV Tulimario ini bapak Baso
Intang mengantarkan ke swalayan atau pembeli langsung datang ketempat.
2.8. Penjualan
Harga jual dodol nanas di Provinsi Jambi dengan harga Rp
10.000,00/bungkus kemasan kotak dengan berat 150 gr, mika kecil
12. dengan harga Rp 5.000,00/bungkus dengan berat 100 gr, dan mika besar
dengan harga Rp 10.000,00/bungkus dengan berat 250 gram.
2.9. Kendala usaha
Kendati harga nanas di Desa Tangkit, Muarojambi anjlok dari Rp
3.000/buah menjadi Rp 1.500/buah selama pandemi, para petani nanas di
desa tersebut tetap giat mengelola kebun nanas mereka. Pemupukan nanas di
desa tersebut dilakukan minimal sekali tiga bulan. Peremajaan tanaman
nanas juga dilakukan secara berkesinambungan. Para petani tidak bisa
membiarkan nanas tidak terawat karena komoditas buah bersisik itulah yang
menjadi satu-satunya andalan utama pendapatan mereka.
2.10. Kemungkinan perkembangan ke depan
Komoditas nanas yang dihasilkan Di Desa Tangkit Baru merupakan
varietas unggulan dan mendapatkan penghargaan dari Menteri pertanian
yang diberi nama nanas Varietas dengan di keluarkanya SK No
103/KPTS/TP.240/3/2000.7 selain itu juga terdapat maskot tugu nanas yang
cukup besar yang terdapat di Desa tangkit Baru dan menjadi identitas bahwa
desa Tangkit Baru adalah desa penghasil nanas. Pada awalnya pembukaan
perkebunan nanas ini berawal dari penduduk sungai terap yakni petani
tradisional yang membuka lahan hutan dan membuat ladang secara
berpindah-pindah, maka pada tahun 1941-1943 dimasa pendudukan Jepang
beberapa orang penduduk sungai terap yaitu Penghulu Abu sekeluarga,
Penghulu Hamid sekeluarga dan Sham Sudin Bin H.Hasan, membuka hutan
13. dan membuat ladang. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tapi menetap di
ladang tersebut dan sekarang hutan tersebut telah diberi nama Tangkit.
Bab III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penelitian tentang perkembangan Home Industri Nanas di desa
tangkit Baru tahun 1990-2015, dapat diambil kesimpulan, bahwa home
industri nanas di desa Tangkit Baru dimulai sejak tahun 1990. Pada periode
awal perkembangan home industri nanas ini masih sangat tradisional dan
jumlah tenaga kerja yang terbatas. Kesederhanaan ini juga terlihat dalam segi
produksi dan juga pemasaran dan distribusi yang hanya di desa Tangkit baru
saja.
14. 3.2. Rekomendasi
Dodol nanas khas Jambi tidak diragukan lagi sebagai camilan lebaran.
Dodol nanas ini memiliki cita rasa yang lezat, manis tapi sedikit asam yang
segar dan terjamin kualitasnya. Sebab, nanas yang digunakan dipetik
langsung dari perkebunan di Desa Tangkit, Sungai Gelam, Kabupaten Muaro
Provinsi Jambi. Di Jambi ada banyak sentra penjual dodol nanas, bahkan bisa
ditemukan di swalayan, toko-oleh oleh khas Jambi dan pasar tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
https://tribunjambitravel.tribunnews.com/2021/05/11/kue-khas-
jambi-dodol-nanas-tangkit-bisa-menjadi-camilan-saat-lebaran-hari-raya-
idul-fitri
https://www.antaranews.com/berita/980190/mengenal-desa-tangkit-
baru-sentra-produksi-nanas-di-jambi
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10104