2. SKENARIO KEGIATAN
2
Memahami Materi Etika
Penulisan dan
Penyuntingan
Memahami Konten dalam
CP
Memahami Materi Konsep
Bahan Ajar
Menelaah Sumber Bahan
Ajar
Memahami Alur Isi Bahan
Ajar
Menyusun Bahan Ajar
4. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga
tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar.
5. 5
•Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial atau kearifan lokal
peserta didik.
•Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
•Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
TUJUAN PENYUSUNAN
6. Manfaat bagi guru
• Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik,
• Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
• Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
• Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
• Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
• Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
7. Manfaat bagi Peserta Didik
• Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
• Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
• Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya
8. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
memahami yang abstrak,
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai
ketinggian tertentu.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus
mencapai tujuan
9. Bentuk Bahan Ajar
• Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart,
• Audio Visual seperti: video/film,VCD
• Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
• Visual: foto, gambar, model/maket.
• Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet
10. Cakupan Bahan Ajar
• Judul, MP, Tujuan Pembelajaran
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
• Tujuan yang akan dicapai(tujuan pada setiap alur)
• Informasi pendukung
• Petunjuk kerja
• Lembar kerja pendalaman materi
• Penilaian
Terintegrasi pada alur belajar
11. Penyusunan Bahan Ajar Cetak
memperhatikan
1. Susunan tampilan,
2. Bahasa yang mudah,
3. Kemudahan dibaca,
4. Materi Pembelajaran,
5. Stimulan,
6. Menguji pemahaman,
13. 1. Kesesuaian dengan Capaian pembelajaran
2. Kesesuaian dengan perkembangan anak
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4. Kebenaran substansi materi pembelajaran
5. Manfaat untuk penambahan wawasan
6. Kesesuaian dengan nilai moral dan nilai-nilai sosial
Komponen Kelayakan Isi
mencakup
14. Komponen Kebahasaan
mencakup
1. Keterbacaan
2. Kejelasan informasi
3. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
15. Komponen Penyajian
mencakup
1. Kejelasan tujuan yang ingin dicapai
2. Urutan sajian
3. Pemberian motivasi, daya tarik
4. Interaksi (pemberian stimulus dan respon)
5. Kelengkapan informasi
17. Mendukung Pengenalan
dan Eksplorasi Budaya/
Kearifan Lokal
Mendukung
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Spesifikasi
Bahan Ajar
Mudah
digunakan
Mendukung Target
CP
Kekinian/
Berwawasan
Global
Bahan ajar disusun dengan alur
1. Menetapkan Mapel
2. Menetapkan CP, TP
3. Menetapkan konten
4. Merancang bahan ajar
yang mendukung
pencapaian CP
Dukungan penguatan Profil
Pelajar Pancasila dalam bentuk:
1. Memilih salah satu atau
lebih Profil Pelajar Pancasila
yang dapat dikembangkan
dalam pencapaian CP
2. Mensinkronkan langkah
pembelajaran dengan
dimensi Profil PP yang dipilih
Pengenalan Budaya/Kearifan lokan
dapat dilakukan dalam bentuk:
1. Menginventarisir budaya dan
kearifan lokal lingkup
kabupaten/ kecamatan
masing-masing
2. Mengelompokkan sesuai
kategori (produk unggulan,
hasil bumi, dll.
3. Memilih salah satu yang
sesuai untuk dikolaborasikan
dengan kompetensi yang
dikembangkan
Konsep kekinian
dilakukan melalui:
1. Dukungan
paparan video
penjelasan
materi
2. Mengarahkan
rujukan belajar
dari online/situs
tertentu
Mudah digunakan/ Dipahami
dilakukan dalam bentuk:
1. Disusun secara hirarki, dari
hal sederhana ke komplek,
terdekat ke terjauh, dsb.
2. Aktifitas yang sangat
memungkinkan dilakukan
siswa
3. Petunjuk sederhana DAN
MUDAH DIPAHAMI
19. Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan.
Sebagai orang terpelajar, seharusnya menjaga kebenaran dan
manfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak
menyesatkan.
Menulis secara cermat, teliti, dan tepat.
Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya.
Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna.
Menerima saran-saran perbaikan dari editor
Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain.
Menyadari sepenuhnya untuk tidak melakukan pelanggaran ilmiah.
Pelanggaran tersebut diantaranya:
- Falsifikasi
- Fabrikasi
- Plagiarisme
Kode Etik Penulis
20. Fabrikasi data
Mempabrik data, artinya :
Membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau membuat data
fiktif
Falsifikasi data
Bisa berarti mengubah data sesuai dengan keinginan sendiri,
terutama agar sesuai dengan simpulan yang ingin diambil dari
sebuah penelitian
Plagiarisme
Mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain
Kode Etik Penulis
21. Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan.
Sebagai orang terpelajar, seharusnya menjaga kebenaran dan
manfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak
menyesatkan.
Menulis secara cermat, teliti, dan tepat.
Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya.
Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna.
Menerima saran-saran perbaikan dari editor
Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain.
Menyadari sepenuhnya untuk tidak melakukan pelanggaran ilmiah.
Pelanggaran tersebut diantaranya:
- Falsifikasi
- Fabrikasi
- Plagiarisme
Kode Etik Penulis
22. Plagiarisme/Plagiasi
● Plagiarisme berasal dari bahasa Latin:
● Plagiari(us) = “penculik”
● Plagi(um) = “menculik”
● Melihat akar kata di atas, nyatalah bahwa plagiarisme dalam
penulisan makalah ilmiah, mengandung unsur ‘penganiayaan’
intelektual karena terjadi pengambilan cara paksa kata-
kata/gagasan tanpa seizin pemiliknya.
● Ada berbagai definisi mengenai plagiarisme, namun pada
intinya semua menyatakan bahwa plagiarisme merupakan
pemanfaatan/penggunaan hasil karya orang lain yang diakui
sebagai hasil kerja diri sendiri, tanpa memberi pengakuan pada
penciptanya yang asli.
23. Klasifikasi Plagiarisme
Klasifikasi mengenai plagiarisme dapat dibuat
tergantung dari berbagai aspek pandang:
dari segi substansi yang dicuri,
dari segi kesengajaan,
dari segi volume/proporsi
dari pola pencurian, plagiasi dapat dilakukan kata
demi kata, maupun dapat diseling dari berbagai
sumber dan dengan kata-kata sendiri (mozaik).
24. Self Plagiarisme
• Berdasarkan individu sumber gagasan, ada pula yang dikenal
sebagai Auto-plagiarisme/self-plagiarism
• Apabila karya sendiri sudah pernah diterbitkan sebelumnya, maka
tatkala kita mengambil gagasan tersebut, semestinya dicantumkan
rujukan atau sitasinya.
• Bila tidak, ini dapat dianggap sebagai auto-plagiarisme atau self-
plagiarism. Jenis plagiarisme ini sebenarnya dapat dianggap
“ringan”, namun bila dimaksudkan atau di kemudian hari
dimanfaatkan untuk menambah kredit akademik, maka dapat
dianggap sebagai pelanggaran berat dari etika akademik.
25. Cara menghindari plagiarisme
Memakai, menganalisa, membahas, mengritik atau merujuk hasil
karya intelektual orang lain boleh dilakukan selama kaidah
pemakaiannya tetap ‘beradab’.
Rangkumlah hasil karya orang lain, atau melakukan parafrase pada
bagian khusus dalam teks dengan cara penguraian menggunakan
kata-kata sendiri, dan nyatakanlah sumber gagasan dan masukkan
sumber-sumber yang dipakai dalam daftar rujukan.
Menggunakan kata-kata asli penulis juga diperkenankan dengan cara
memberi tanda kutip pada kalimat-kalimat yang dipakai, selain
menyebutkan sumber gagasannya.
26. Jujur pada diri sendiri.
Memiliki nurani.
Nurani mengalami proses pencerahan.
Menuntun pada sikap terbuka secara
ilmiah:
- verifikasi
- tidak memihak
Penulis
seharusnya:
27. 1. Copy paste kalimat dari karya ilmiah lain tanpa
sistem acuan yang baku
2. Penambahan teks dari karya ilmiah lain
3. Melakukan substitusi kata (sinonim) dari kalimat
pada karya ilmiah lain
4. Pengubahan kalimat aktif menjadi pasif atau
sebaliknya dari karya lain
5. Paraphrase tanpa acuan, yaitu membuat kalimat
lain, tapi idenya sama tanpa sumber acuan
Beberapa kasus
plagiasi
28. • Terkait dengan tata krama, aturan main, serta
pranata menulis
• Tulisan mengikuti tata tertib, aturan-aturan
baku.
• Tulisan Ilmiah:
• mengikuti tata aturan ilmiah
• berbeda dengan tulisan populer atau
tulisan lainnya
Arti penting etika
kepenulisan
29. Mengapa menulis memerlukan etika?
Tulisan merupakan media untuk mengkomunikasikan
gagasan kepada orang lain.
Kesalahpahaman mengakibatkan pesan yang hendak
disampaikan melalui tulisan tidak mengena
Kesalahpahaman sering terjadi akibat:
- penempatan tanda baca yang tidak sesuai
- pilihan kosa kata yang tidak pas
- kalimat yang tidak efektif
- paragraf yang tidak koheren
- tulisan tidak mudah dicerna
Etika Kepenulisan
30. Tulisan memperhatikan:
Penggunaan titik, koma, dan tanda-tanda baca lainnya.
Rangkaian kalimat yang baik dan teratur, enak dibaca,
mudah dipahami oleh pembaca.
Teknik-Teknik Penulisan:
Kata pembuka dan penutup sesuai proporsi
Mengikuti aturan main penulisan sebagai tulisan
ilmiah
Bagian isi (diskusi) lebih dominan dalam tulisan
Etika Kepenulisan
35. Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Baca
A. Penggunaan Huruf Kapital
1. Awal kalimat
2. Nama orang
3. Nama geografis
4. Awal kutipan
5. Singkatan gelar
6. Awal kata akronim yang dibentuk dari suku kata
(ABRI, Puskesmas)
B. Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan tanda titik, koma, tanda tanya, tanda
seru, titik dua ditulis rapat dengan kata yang
mendahuluinya dan jarak satu spasi dengan kata
yang mengikutinya.
36. Kalimat Efektif
1. Subjek tidak didahului preposisi (kata depan)
Contoh:
Bagi bangsa yang ingin maju, harus
membiasakan budaya disiplin. (salah)
Bangsa yang ingin maju harus membiasakan
budaya disiplin. (Benar)
37. Kalimat Efektif
1. Subjek tidak didahului preposisi (kata depan)
Contoh:
Bagi bangsa yang ingin maju, harus
membiasakan budaya disiplin. (salah)
Bangsa yang ingin maju harus membiasakan
budaya disiplin. (Benar)
38. Kalimat Efektif
2. Tidak terdapat subjek ganda
Contoh:
Penyelenggaraan seminar nasional seperti ini,
kredibilitas kampus menjadi terangkat. (salah)
Melalui penyelenggaraaan seminar nasional seperti
ini, kredibilitas kampus menjadi terangkat. (benar)
39. Kalimat Efektif
3. Kata penghubung seperti sedangkan dan sehingga
tidak digunakan pada awal kalimat
Contoh:
Dia sering membeli barang curian. Sedangkan
pencurinya adalah kelompok penjahat tersendiri.
(salah)
Dia sering membeli barang curian, sedangkan
pencurinya adalah kelompok penjahat sendiri. (benar)
40. Kalimat Efektif
4. Unsur rincian sejajar atau paralel
Contoh:
Pemimpin negara yang diktator akan mendatangkan
kesengsaraan, ketakutan, dan ketidakadilan.
41. Kalimat Efektif
5. Tidak terjadi pengulangan subjek
Contoh:
Karena kita melihat fakta, kita harus mengakui
kebenaran berita itu. (Salah)
Karena melihat fakta, kita harus mengakui kebenaran
berita itu.(Benar)
42. Kalimat Efektif
6. Kata penghubung penanda anak kalimat dinyatakan
secara eksplisit
Contoh:
Melihat berbagai kezhaliman yang dilakukan para
pejabat di antaranya KKN, kita tidak boleh tinggal
diam. (Salah)
Setelah melihat berbagai kezhaliman yang dilakukan
para pejabat di antaranya KKN, kita tidak boleh tinggal
diam. (Benar)
43. Kalimat Efektif
7. Prinsip Efisiensi Kata
Contoh: - Para siswa belajar tekun demi untuk
mewujudkan masa depan. (salah)
- Para siswa belajar tekun demi mewujudkan
masa depan anak-anaknya. (Benar)
44. Kalimat Efektif
8. Urutan kata tepat
Contoh: - Prestasi gemilang para mahasiswa ITB itu
kami segera akan sampaikan kepada Rektor.
(salah)
- Prestasi gemilang para mahasiswa ITB itu
akan segera kami sampaikan kepada Rektor.
(benar)
45. Kalimat Efektif
9. Tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan
Contoh:
Walaupun (Rina) cantik tetapi dia galak sekali. (salah)
Walaupun (Rina) cantik dia galak sekali. (Benar)
46. Kalimat Efektif
10. Mengedepankan objek daripada subjek
Contoh:
Pada bab II akan penulis kemukakan tinjauan
pustaka dan landasan teori. (salah)
Pada bab II akan dikemukakan tinjauan pustaka dan
landasan teori. (Benar)
47. Kalimat Efektif
11. Predikat kata kerja bentuk –kan dengan objek
kalimat tidak tersisipi kata lain. Contoh:
Kami sudah sering menjelaskan mengenai
pentingnya aktivitas berdimensi keilmuan bagi
guru. (salah)
Kami sudah sering menjelaskan pentingnya
aktivitas berdimensi keilmuan bagi guru. (Benar)
48. Kalimat Efektif
12. Predikat kalimat tidak didahului kata yang
Contoh:
Aktivitas ekstrakurikuler yang mampu menambah
nilai lebih bagi para siswa dan lulusan sekolah
dasar. (salah)
Aktivitas ekstrakurikuler mampu menambah nilai
lebih bagi para siswa dan lulusan sekolah dasar.
(Benar)
51. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan
kesatuan pikiran dan memiliki keterkaitan dengan
gagasan utama paragraf.
Gagasan utama diuraikan dalam sebuah kalimat yang
disebut kalimat utama.
Dalam kalimat utama terdapat kalimat topik.
52. Awal Paragraf (deduktif)
Akhir Paragraf (Induktif)
Awal dan Akhir Paragraf
Seluruh Paragraf (Naratif)
Letak Kalimat Utama
53. Hanya terdapat satu
gagasan utama dalam
satu paragraph. Tidak ada
satu kalimatpun yang
menyimpang dari gagasan
pokok tersebut
Kesatuan Paragraf
Agar paragraph menjadi
padu, perlu digunakan
pengait paragraph, yaitu
kata penghubung dan
kata ganti
Kepaduan Paragraf
Paragraf selesai
mengungkapkan satu
gagasan utama
Ketuntasan
Paragraf
Syarat Paragraf
55. Judul karya tulis ilmiah harus berbentuk frasa, bukan
berbentuk kalimat
Judul karya tulis ilmiah ditulis dengan menggunakan
huruf awal kapital, kecuali kata depan dan kata
penghubung
Judul karya tulis ilmiah tidak diakhiri oleh tanda baca
akhir kalimat (tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru)
Jika judul karya tulis ilmiah mengandung anak judul,
tanda baca titik dua (:) digunakan untuk memisahkan
judul dan anak judul
Bagaimana Menuliskan
Judul?
56. Kutipan yang diungkapkan dengan bahasa dan gaya penulis
biasanya disebut kutipan tak langsung, sedangkan yang sama
Benar dengan sumber aslinya disebut kutipan langsung. Yang
perlu diperhatikan dalam penulisan kutipan langsung:
a. Jika kurang dari 5 baris ditempatkan didalam teks di antara
tanda petik dengan jarak sama dengan jarak baris dalam
teks , yaitu 2 spasi:
contoh:
Mochtar (1983:43) mengatakan, “bilamana tidak berhasil
memperoleh pembeli, maka tidak satupun perusahaan mampu
hidup.” Dengan demikian, jelas bahwa pemasaran memegang
peranan penting didalam dunia usaha
Kutipan
57. b. Jika terdiri dari 5 baris atau lebih ditempatkan di bawah
garis terakhir teks yang mendahuluinya. Kutipan
diketik tanpa ada tandapetik dengan jarak 1 spasi dan
menjorok masuk 5 ketukan dari margin kiri.
Contoh :
Martaniah (1984:148) menyimpulkan hal tersebut
sebagai berikut.
Dalam penelitian ini terbukti tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam motif berkuasa antar remaja
yang tinggal di kotamadya, di kota kabupaten, dan di
desa. Jadi, hipotesis yang dikemukakan penulis
terbukti. Akan tetapi, sebetulnya yang dimaksud oleh
penulis tidak hanya sama tingginya, tetapi sama tinggi
pada skala tingkat atas.
Kutipan
58. c. Jika sumber acuan di dalam bahasa asing, bagian
yang dikutip diterjemahkan secara bebas kedalam
bahasa indonesia sebagai kutipan tak langsung. Jika
terpaksa dikutip langsung pernyataan di dalam
bahasa asing itu dikutip sesuai dengan aslinya dan
semua unsur bahasa asing diberi garis bawah.
contoh:
Pengaruh sastra di dalam kehidupan manusia
seperti terlihat didalam pernyataan William (1977:2),
“The analogy between women and the earth as source
of life has always inspire the myth and poems of
man…”
Kutipan
59. Infographic Style
Sumber: Foto Pribadi
Aturan Mengambil Gambar dan Cara
Mencantumkan Sumbernya
Sumber 1.0 dokumen pribadi Gambar 1: Kucing (Sumber: dokumen pribadi)
Gunakan salah satu contoh penulisan sumber di atas, dan harus
konsisten tidak boleh berganti-ganti dalam satu karya.
60. Nama penulis/nama lembaga yang menerbitkan
jika tidak ada nama penulis
Tahun terbit
Judul pustaka
Kota tempat terbit
Nama penerbit
Bagaimana menulis daftar pustaka?
61. Kridalaksana, Harimurti. 2000. Kamus Linguistik.
Pusat Bahasa. 2009. Glosarium Keuangan. Jakarta.
Semiawan, Cony. 1989. “Perkembangan Sikap Persahabatan pada Anak
anak”. Dalam Pertiwi (Juni III). Jakarta.
Simanungkalit, Andika. 1999. “Reformasi Kebangsaan”. Dalam Kompas.
17 Juli 1999. Jakarta.
Junus, Umar. 1986. “Kebudayaan Minangkabau” Dalam Koencaraningrat
(Editor). Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Gramedia.com. 19 Juli 2021. Biografi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid)
dan Pemikirannya. Diakses pada 1 September 2021,
dari https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-gus-dur/
Contoh penulisan daftar pustaka?
63. 63
CP memuat Konten dan Kompetensi
Setiap Kompetensi dan konten dikembangkan secara bebas
sesuai selera tetapi dalam kerangka satu FASE
Keluasan, kedalaman, berapa jumlah bahan ajar yang dibuat
diserahkan sepenuhnya kepada tim masingmasing
Dalam konteks pengembangan materi, sumber belajar berbasis
kearifan lokal perlu diintegrasikan sesuai kebutuhan
64. APAIAN
PEMBELAJARAN
BAHASA
INDONESIA
CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
APAIAN
PEMBELAJARAN
BAHASA
INDONESIA
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran literasi untuk
berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia
Model Utama Pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah pedagogi genre
membangun
konteks
(explaining,
building the
context),
pemodelan
(modelling),
pembimbingan
(joint
construction),
pemandirian
(independent
construction)
65. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Karakteristik
Mata
Pelajaran
Bahasa
Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif (menyimak,
membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan
mempresentasikan, menulis).
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis genre
melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis,
visual, audio, audiovisual).
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;
b. kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial,
dan budaya.
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
73. Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang menunjukkan minat
terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta didik mampu membaca kata-kata yang
dikenalinya sehari-hari dengan fasih. Peserta didik mampu memahami informasi dari
bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan
puisi anak. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau
tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Peserta didik mampu bersikap menjadi
pembaca dan pemirsa yang menunjukkan
minat terhadap teks yang dibaca atau
dipirsa. Peserta didik mampu membaca
kata-kata yang dikenalinya sehari-hari
dengan fasih. Peserta didik mampu
memahami informasi dari bacaan dan
tayangan yang dipirsa tentang diri dan
lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi
anak. Peserta didik mampu memaknai.
Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang
beragam topik yang dikenali menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu
merespons dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi
75. No Sumber Dukungan Bahan Ajar
1. Kearifan Lokal Makanan …
2. Hasil Alam …
3. Wisata Alam/Bangunan/Wisata …
4. Budaya Lokal/Perilaku Beragama
yang khas
…
5. Profil peraih prestasi/Tokoh
Nasional dari setempat
…
6. …
7. …
Menganalisis Sumber Bahan Ajar
76. Menganalisis Sumber Bahan Ajar
No Sumber Dukungan Bahan Ajar
1. Buku K-13 …
2. Buku Sekolah Elektonik …
3. Bahan Bacaan Lain (majalah, dll.) …
4. Internet …
5. Lingkungan Sekitar …
6. Lineart sesuai kebutuhan …
7. …
79. Pola sajian Bahan Ajar versi Dindikbud Jombang
‘’ MERDEKA’’
• Mulai dari diri = Ayo Berpendapat
• Eksplorasi konsep = Ayo Cari Tahu
• Ruang Kolaborasi = Bersama Kita Bisa
• Demonstrasi Kontektual = Ayo Mencoba
• Eloborasi = Kini Aku Tahu
• Koneksi antar materi = Aku Paham
• Aksi Nyata = Aku Beraksi
80. FASE
Mapel A Elemen
Mapel B
Mapel C
Mapel D
Mapel E
Mapel F
CP MATERI
Menjawab beberapa pertanyaan pemantik yang disajikan
memahami materi dan/atau video dan menjawab pertanyaan dalam
kelompok yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari
Diskusi tentang apa yang menjadi pokok bahasan untuk dalam
konteks pendalaman materi
Mengaktualisasikan penguasaan materi dalam bentuk menyelesaikan
tugas membuat karya visual seperti artikel, video, komik, poster, lagu,
puisi, dan sebagainya
Menjawab dan mengelaborasi pertanyaan pemantik
Merangkum/mengompilasi materi dalam satu kesatuan tugas mandiri
Menyusun praktik riil hasil belajar/ mengaplikasikan konsep materi
yang telah dipahami dalam kontek kehidupan sehari har
TP BAHAN AJAR
81. Contoh Analisis Kurikulum
Mata Pelajaran : ….
Fase : A
Elemen
Capaian
Pembelajatan
Tujuan
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Jenis
Bahan Ajar
... ... ... ... ...