1. HIPERBILIRUBINEMIA
Theodora Margaret
Pembimbing : dr. Erna Irawati, Sp.A
Kepantiteraan Ilmu Kesehatan Anak
Periode 30 Januari 2023 – 8 April 2023
RSAU dr. Esnawan Antariksa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2. IDENTITAS PASIEN
• Nama Lengkap : by. Nyonya D
• Tanggal Lahir : 23 Maret 2023
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Ciliwung Ujung RT 009/RW 06 No. 6D Kel. Cililitan, Kec.
Kramat Jati
• Suku bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• Pendidikan : -
3. IDENTITAS ORANGTUA
AYAH
• Nama : Tn. MN Agama : Islam
• Umur : 30 Tahun Pendidikan : S1
• Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Alamat : Jl. Ciliwung Ujung RT 009/RW 06 No. 6D Kel. Cililitan, Kec. Kramat Jati
• IBU
• Nama : Ny. DF Agama : Islam
• Umur : 28 tahun Pendidikan : S1
• Suku bangsa : Jawa Pekerjaan : Guru
• Alamat : Jl. Ciliwung Ujung RT 009/RW 06 No. 6D Kel. Cililitan, Kec. Kramat
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
4. ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Pasien datang untuk control post lahir pervaginam tanggal 23/03/2023. bayi tampak kuning, hasil
bilirubin total 15,5 grak aktif, menangis kuat.
Keluhan Tambahan
• Tidak ada
5. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
• Bayi lahir secara spontan dengan ibu G2P1A0 dengan kehamilan 39 minggu dengan inpartu kala 1
fase aktif pada tanggal 23 maret 2023 pukul 19.49 dengan jenis kelamin perempuan, ketuban jernih.
• Pasien datang ke poli anak RSAU untuk control post lahir pervaginam tanggal 23/03/2023. bayi
tampak kuning, hasil bilirubinntotal 15,5 grak aktif, menangis kuat.
6. • RIWAYAT SOSIAL DAN KELUARGA
Anak kedua, anak kandung, dan tinggal bersama orangtua.
• RIWAYAT ALERGI
Tidak ada
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada
7. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
• Tempat Kelahiran : RSAU dr. Esnawan Antariksa
• Penolong Persalinan : Bidan
• Cara Persalinan : Spontan
• Masa Gestasi : Cukup bulan (39 minggu)
• Keadaan Bayi : BBL : 3400 g, PBL : 47 cm, LK : 34 cm, LD : 33
cm, LP : 30 cm, Langsung menangis, Nilai APGAR :
9/10, kelainan bawaan (-)
9. PEMERIKSAAN UMUM
• Keadaan Umum : Tampak aktif, menangis kuat
• Tanda Vital
• Nadi : 137x/menit
• Nafas : 44x/menit
• Suhu : 36,4˚C
• Saturasi : 98%
10. PEMERIKSAAN SISTEMATIS
• Kepala
• Kepala :Normocephali (LK : 32 cm), tidak ada massa, ubun-ubun besar dan
kecil belum menutup, rambut hitam, distribusi merata
• Mata :Palpebra tidak tampak oedem, konjungtiva tidak anemis, kornea jernih, pupil
bulat isokor.
• Telinga : Normotia,tidak terdapat sekret
• Hidung : tidak terdapat sekret, deviasi septum, tidak tampak nafas cuping hidung
• Bibir : Warna merah muda, lembab
• Mulut : Mukosa bukal merah muda, sianosis –
11. LEHER tidak teraba kelenjar getah bening
TORAKS tidak tampak retraksi
PARU suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing dan ronki
JANTUNG bunyi jantung I-II murni reguler, tidak ada murmur dan gallop
ABDOMEN Tampak membuncit, supel, bising usus normal, hati dan limpa tida
k teraba
ANUS tidak tampak ada kelainan
GENITAL jenis kelamin laki-laki
EKSTREMITAS akral hangat, CRT 3 detik, tidak terdapat edema
KULIT tampak kuning pada seluruh badan (Skala Kramer V)
turgor baik.
13. RESUME
• Bayi lahir secara spontan dengan ibu G2P1A0 dengan kehamilan 39 minggu datang ke poli anak RSAU
untuk kontrol post lahir bayi tampak kuning, hasil bilirubin total 15,5 mg/dL gerak aktif, menangis kuat.
BAB tampak kekuningan, tidak didapatkan BAB dempul/pucat, BAK tidak seperti teh. Air susu ibu (ASI)
keluar namun sedikit. Selama dirumah pasien tidak diberikan tambahan susu formula, hanya dari ASI
ibu saja. Anak pertama juga mengalami kuning pada saat bayi.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil sklera ikterik dan tubuh kuning. Hasil pemeriksaan penunjang
yang dilakukan tanggal 28 Maret 2023 didapatkan hasil bilirubin total 15.5 mg/dL.
16. PROGNOSIS
• ad vitam : ad bonam
• ad functionam : ad bonam
• ad sanationam : ad bonam
17. DEFINISI
Ikterus Neonatorum
• Keadaan klinis pada bayi yang
ditandai oleh warna kuning pada kulit,
konjungtiva, dan mukosa akibat
akumulasi bilirubin tak terkonjugasi
yang berlebihan pada jaringan
• Mulai tampak pada kadar bilirubin
darah >5mg/dL
Hiperbilirubinemia
Keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar bilirubin dalam darah ≥5
mg/dL, yang secara klinis ditandai
oleh adanya ikterus, dengan faktor
penyebab fisiologik atau non-
fisiologik
18. EPIDEMIOLOGI
Angka kematian bayi di Indonesia dari Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup
Kematian neonatus terbanyak di Indonesia disebabkan oleh asfiksia
(37%), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan prematuritas (34%), sepsis
(12%), hipotermi (7%), ikterus neonatorum (6%), postmatur (3%), dan
kelainan kongenital (1%) per 1.000 kelahiran hidup
Kejadian ikterus neonatorum di Indonesia mencapai 50% bayi cukup
bulan dan 58% pada bayi kurang bulan (premature)
21. FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS
Fisiologis Patologis
Onset Hari ke 2-3 <24 jam
Peningkatan bilirubin <5mg/dl per 24 jam
< 0,2 mg/dl/jam
>5mg/dl per 24 jam
> 0,2 mg/dl/jam
Bilirubin serum Up to 12 mg/dl pada aterm
Up to 14mg/dl pada preterm
>12 mg/dl pada aterm
>14 mg/dl pada preterm
Durasi < 14 hari > 14 hari
Gejala Klinis Tampak normal, urin dan feses
normal
Urin berwarna gelap dan feses
dempul
22. PENYAKIT
Breast feeding jaundice
Breast milk jaundice
Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas Rh
Defisiensi G6PD
Infeksi
Polisitemia
23. PENYAKIT
Breast feeding jaundice
Kekurangan asupan ASI
Muncul 1 minggu kehidupan pada waktu ASI belum banyak
Seringkali terjadi pada bayi-bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
namun tidak diiringi dengan manajemen laktasi yang baik
24. PENYAKIT
Breastmilk jaundice
Disebabkan oleh air susu ibu (ASI)
Penyebabkan belum pasti -> akibat terhambatnya enzim UDGPA oleh
hasil metabolisme progresteron
Breast-milk-jaundice dapat berulang (70%) pada kehamilan berikutnya
25. PENYAKIT
Inkompatibilitas ABO
Paling umum pada bayi yang lahir dengan golongan darah A atau B dari ibu tipe O.
Proses hemolitik dimulai dalam rahim dan merupakan hasil reaksi imun dengan antigen A atau B
pada eritrosit janin oleh isoantibody ibu.
Pada ibu tipe O, isoantibody didominasi 7S-IgG (Imunoglobulin G) dan mampu melintasi membran
plasenta. Transportasi isoantibodi secara transplasental dari ibu menghasilkan reaksi imun dengan
antigen A atau B pada eritrosit janin, yang menghasilkan mikrosferosit khas. Akibat proses ini adalah
hemolisis ekstravaskular lengkap dari sferosit pada tahap akhir. Hemolisis yang sedang berlangsung
dikompensasi dengan retikulositosis dan pemendekan waktu siklus sel, sehingga indeks eritrosit
dipertahankan dalam batas fisiologis.
26. PENYAKIT
Inkompatibilitas Rh
Inkompatibilitas Rhesus terjadi apabila bayi yang memiliki Rh-positif lahir dari ibu Rh-negatif
dan ayah Rh-positif
Antibodi maternal immunoglobulin (IgG) dapat melintasi plasenta ke dalam sirkulasi janin dan
menyebabkan berbagai gejala pada janin mulai dari ringan hingga anemia hemolitik berat,
eritroblastosis dan hidrop janin. Alloimunisasi terjadi ketika sedikitnya 0,1 mL sel darah merah
dari janin melewati plasenta ke dalam sirkulasi ibu. Respons awal dalam sirkulasi ibu adalah
produksi imunoglobulin (Ig M) yang tidak melewati plasenta dan kemudian diikuti oleh (Ig G)
pada kehamilan berikutnya akan melewati plasenta dan menyebabkan proses hemolitik yang
dapat dimulai dalam rahim.
27. PENYAKIT
Defisiensi Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase
(G6PD)
Fungsi utama enzim G6PD adalah mencegah
kerusakan oksidatif sel.
Investigasi untuk defisiensi G6PD harus
dipertimbangkan pada bayi dengan penyakit
kuning berat dalam keluarga dengan riwayat
penyakit kuning yang signifikan atau dalam
asal geografis yang terkait dengan defisiensi
G6PD
Gen G6PD terletak di kromosom X
Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan
hiperbilirubinemia dengan meningkatkan
konsentrasi bilirubin melalui hemolisis dan
itu dapat mengganggu konjugasi, yang
menyebabkan penurunan ekskresi bilirubin
28. PENYAKIT
Trauma Lahir
Darah ekstravaskuler dapat
menyebabkan peningkatan
produksi bilirubin karena
kerusakan sel darah merah
Katabolisme 1 gram hemoglobin
menghasilkan 35 mg bilirubin
Polisitemia
Peningkatan massa sel darah
merah adalah faktor risiko yang
diketahui untuk
hiperbilirubinemia karena
terjadinya peningkatan beban
bilirubin yang diberikan ke hati
untuk konjugasi dan ekskresi
29. ANAMNESIS
• Usia onset dan durasi ikterus
• Produksi urin dan feses, menyusu kuat atau tidak,
• Kelesuan, penurunan nafsu makan, pingsan, hipotonia, atau kejang
(kemungkinan kernicterus)
• RPD : apakah ada Infeksi maternal (TORCH), diabetes maternal, riwayat
kehamilan yang lama (hematoma atau trauma forceps)
• RPK : kelainan bawaan (G6PD), thalassemia, sferositosis
• Riwayat obat : obat yang menyebabkan penyakit kuning (Ceftriaxone,
sulfonamide dll)
30. PEMERIKSAAN FISIK
Zona Bagian Tubuh yang Kuning Rata-Rata Bilirubin
Indirek Serum
I Kepala – leher 4-8
II Badan atas (di atas umbilikus) 5-12
III Tungkai bawah dan paha (di bawah
umbilikus)
8-16
IV Ekstremitas atas dan kaki bawah 11-18
V Telapak tangan dan tumit >18
31. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
Bilirubin serum total, direk, dan indirek
Hitung retikulosit, skrining G6PD
Coombs test
32. TATALAKSANA
Fototerapi adalah penggunaan cahaya untuk
mengendalikan kadar bilirubin serum tidak
mencapai nilai yang dapat menimbulkan
kernikterus/ensefalopati biliaris, dengan
mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat
lebih cepat berlangsung.
• Transfusi Tukar
33. PENCEGAHAN
Pencegahan Primer:
• Ibu menyusui bayi paling sedikit 8-12 kali/hari
• Tidak memberikan cairan tambahan
Pencegahan Sekunder
• Pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus
• Rutin monitor bayi terhadap resiko timbulnya ikterus
34. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Prognosis ikterus tergantung diagnosa secara dini dan penatalaksanan
yang cepat dan tepat