SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
1



                            1
           KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

1. Kedudukan Bahasa Indonesia

         Yang dimaksud kedudukan bahasa Indonesia adalah status relatif bahasa sebagai
sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial dihubungkan dengan
bahasa yang bersangkutan.
         Bahasa Indonesia dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal
36 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara, sedangkan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa daerah yang bersangkutan.
         Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
1) lambang-lambang bangsa;
2) lambang identitas bangsa;
3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
     budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia; dan
4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
         Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1) bahasa resmi kenegaraan;
2) bahasa pengantar di dunia pendidikan;
3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
     pelaksanaan pemerintah;
4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.


2. Fungsi Bahasa Indonesia
       Yang dimaksud dengan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa yang
dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa di dalam kedudukan yang diberikan padanya
       Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu:
1) sebagai alat pemersatu bangsa;
2) Sebagai medium dalam pembinaan kebudayaan nasional
       Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara:
1) sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini tampak dalam surat
    menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan, undang-undang, pidato resmi, serta dalam
    upacara kenegaraan;
2) sebagai bahasa pengantar pada semua je njang pendidikan formal;
3) menjadi pengantar dalam hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

        Dari uraian kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di atas, diharapkan para
pemakai bahasa dapat menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik bermakna penggunaan bahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi dan kondisi komunikasi. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar
berarti bahasa yang digunakan itu tetap mengindahkan norma-norma atau kaidah-kaidah
bahasa yang berlaku. Dalam hal ini berarti penggunaan bahasa Indonesia tidak saja
ditentukan oleh faktor linguistik (kebahasaan) saja, tetapi menyangkut pula masalah sosial,
budaya, dan psikologi. Pada konteks sosial budaya, berkaitan antara pembicara/penulis dan
lawan bicara/pembaca; siapa kepada siapa (who), tentang apa (which), dimana (where), kap
an (when), serta kesadaran para penuturnya.
                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2




           2
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
3




          Secara umum pemakaian huruf kapital telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurna-
kan (EYD). Uraian berikut ini akan menyajikan beberapa contoh pemakaian huruf kapital
dalam penulisan nama badan, lembaga, dan organisasi atau instansi.


1. Penulisan Nama Jabatan
          Nama jabatan yang diikuti nama badan, nama lembaga, nama organisasi, atau
nama instansi tertentu huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
          Menteri Penerangan
          Direktur Pendidikan Masyarakat
          Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
          Kepala Sekolah Menengah Umum Negeri 5


          Nama instansi atau lembaga pada contoh di atas adalah nama instansi atau lembaga
tertentu dan merupakan nama diri. Oleh karena itu, harus dituis dengan huruf kapital.


2. Nama Lembaga
          Nama lembaga sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah
ini.
Perhatikan contoh berikut:
1. Akhirnya, Sekolah Menengah Umum Negeri 01 terpilih sebagai salah satu sekolah
       menengah umum terbaik.
2. Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memasang tarif mencapai 30 juta.
3. Anak perwira itu belajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.


 (1) Sekolah Menengah Umum Negeri 01 merupakan nama diri dan sekolah menengah
       umum merupakan nama jenis
(2) perguruan tinggi merupakan nama jenis
(3) Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian merupakan nama diri




3. Nama Instansi

                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
4



           Nama Instansi sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah ini.
Perhatikan contoh berikut:
1. Di lingkungan Departemen Pendidikan terdapat beberapa direktorat jenderal.
2. Salah satu direktorat jenderal di lingkungan departemen itu adalah Direktorat Jenderal
    Pendidikan Menengah danUmum.


(1) Departemen Pendidikan merupakan nama diri dan direktorat jenderal merupakan
    nama jenis.
(2) direktorat jenderal merupakan nama jenis dan Direktorat Jenderal Pendidikan
    Menengah dan Umum merupakan nama diri.


4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara atau Nama Geografis
    Tertentu.
           Bagaimana penulisan gabungan kata yang memakai unsur nama negara atau nama
geografis tertentu seperti pada bentuk berikut:
           garam inggris
           tinta cina
           rambutan aceh


           Kata inggris, cina, dan aceh tidak lagi menyatakan nama diri karena gabungan kata
itu tidak menyatakan arti ‘garam dari Inggris, ‘tinta dari Cina, dan ‘rambutan dari aceh.’
           Berbeda halnya dengan sarung Bugis dan salak Bali. Gabungan kata itu
menyatakan nama diri karena gabungan kata itu menyatakan arti ‘sarung dari Bugis’ dan
‘salak dari Bali.’ Oleh karena itu, huruf awal kedua kata itu harus ditulis dengan huruf
kapital.
           Bagaimana penulisan kata berikut:
           (a) talas bogor
           (b) tapai bandung
           (c)   pempek palembang
           (d) duku malang




                                               Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
5



Berikan komentara Anda!
   (a) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
       ----------------------------------------------------------------------------------------------
   (b) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
       ----------------------------------------------------------------------------------------------
   (c) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
       -----------------------------------------------------------------------------------------------
   (d) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
       -----------------------------------------------------------------------------------------------


5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Satuan
       Penulisan nama orang yang digunakan sebagai satuan, misalnya:
                ampere
                coulomb
                ohm
                volt!
       Bila kata tersebut digunakan sebagai nama orang yang menemukan hukum tertentu,
huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital.


Perhatikan contoh berikut:
1. Di dalam buku fisika itu dibicarakan hukum Ampere, hukum Coulomb, dan hukum
   Ohm.
2. Nama satuan untuk mengukur arus listrik, muatan listrik, dan hambatan listrik masing
   masing adalah ampere, coulomb, dan ohm.
3. Bohlam itu bertegangan 220 volt dan berdaya 60 watt.




                                                    Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
6



                        3
 BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA
                    INDONESIA

1. Penulisan di dan ke
       Menurut ketentuan EYD, ada dua macam cara menuliskan di dan ke, yaitu:
(1) dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya; dan
(2) dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
       Penulisan di diserangkaikan apabila kata yang mengikuti kata di tersebut jenis kata
kerja. Dalam istilah tatabahasa dijelaskan apabila di tersebut berfungsi sebagai awalan.
Dalam hal seperti ini di tersebut tidak dapat digantikan oleh ke. Dengan demikian, karena
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak terdapat bentuk keambil, kebawa,
ketulis, kebaca, dan kebeli, maka apabila kata dasar tersebut dihubungkan dengan di harus
dituliskan; diambil, dibawa, ditulis, dibaca, dan dibeli.
       Contoh lain:
       di + pegang = dipegang
       di + tembak = ditembak
       di + hantam = dihantam
       di + sambar = disambar


Sebaliknya, apabila kedudukan di dapat digantikan oleh ke, penulisannya harus dipisahkan.
Seusuai dengan aturan EYD, di harus ditulis terpisah dengan kata lain yang mengikutinya,
apabila kata di tersebut berfungsi sebagai kata depan.
       Di dan ke berfungsi sebagai kata depan apabila diikuti :
1) Kata benda
       Contoh:
       di rumah        -    ke rumah
       di pasar        -    ke pasar
       di sungai       -    ke sungai
       di panta        -    ke pantai
       di kampus       -    ke kampus
       di terminal     -    ke terminal




                                              Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
7



2) Kata yang menunjukkan arah atau tempat.
       Contoh:
       di sana         -     ke sana
       di sini         -     ke sini
       di situ         -     ke situ
       di dalam        -     ke dalam
       di tengah       -     ke tengah
       di utara        -     ke utara


Sebaliknya, ke harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya apabila ke tersebut:
1) Diikuti oleh kata bilangan, baik kata bilangan tentu maupun tak tentu.
       Contoh:
       ke + satu           = kesatu
       ke + empat      = keempat
       ke + sekian         = kesekian


2) Diikuti oleh kata tua, hendak, dan kasih.
       Contoh:
       ke + tua       = ketua
       ke + kasih    = kekasih
       ke + hendak = kehendak.


3). Sebagai bagian dari kata yang bersangkutan.
       Contoh
       kemarin
       kemudian
       kepala
       kepada


Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa;
(a) penulisan di bila diikuti kata luar; dan
(b) penulisan ke bila diikuti kata samping.

                                               Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
8



Masing-masing bentuk kata tersebut memiliki dua bentuk penulisan; ada yang
dirangkaikan dan adapula yang dipisahkan.
Ke dan luar harus ditulis terpisah (ke luar) apabila kata tersebut merupakan “kebalikan
atau lawan dari ke dalam.
       Contoh:
       - Saya dengar Anda akan ke luar negeri, betulkah?
       - Ia sering bertugas ke luar kota.
Ke dan luar harus ditulis serangkai/disatukan (keluar) apabila kata tersebut merupakan
“kebalikan atau lawan” kata masuk.
       Contoh:
       - Tahun lalu ia memang kuliah di sini, tetapi sekarang sudah keluar.
       - Tiga hari tiga malam kami keluar masuk hutan
       - Ia masuk sebentar, lalu keluar lagi.
Di dan samping harus ditulis terpisah (di samping) apabila kata tersebut menunjukan arah
atau tempat.
       Contoh:
       - Siapa yang duduk di sampingmu kemarin?
       - Rumahnya persis di samping bioskop terkenal itu.


Di dan samping ditulis serangkai (disamping) apabila kata tersebut mengandung makna
kecuali atau selain.
       Contoh:
       - Disamping sebagai mahasiswa, ia juga seorang pedagang yang sukses.
       - Perbuatan seperti itu, disamping merugikan diri sendiri juga dapat merugikan
          orang lain.


2. Penulisan pun
       Seperti halnya di dan ke, penulisan kata pun juga ada dua macam. Ada pun yang
harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya dan ada pun yang harus ditulis
terpisah dengan kata yang mendahuluinya.
       Pun harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya apabila pun tersebut
sudah merupakan satu kesatuan dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:

                                                Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
9



   1) Meskipun sudah dilarang, ia pergi juga.
   2) Walaupun tidak kaya, hidupnya bahagia.
   3) Kendatipun nasib di tangan Tuhan, kita wajib berusaha.
       Pun harus ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya apabila:
1. Berfungsi untuk menyangatkan atau mengeraskan arti:
       a) Hari ini sepeser pun aku tak punya uang.
       b) Sedikit pun aku tak menyangka bahwa dia sampai hati mengkhianatinya.
2. Mempunyai arti juga.
       a) Jika engkau tidak datang, aku pun tidak akan datang.
       b) Apa pun kata orang, aku tetap mencintainya.
       Dalam hubungan ini yang perlu diperhatikan penulisan pun jika pun tersebut
didahului oleh kata sekali. Ada yang harus ditulis terpisah (sekali pun) dan ada yang harus
ditulis serangkai (sekalipun).
       Sekali dan pun harus dipisahkan penulisannya (sekali pun) apabila kata tersebut
dalam kalimat bersangkutan mempunyai arti walaupun sekali, meskipun sekali, atau yang
sejenis dengan itu.
Contoh:
       Sekali pun belum pernah saya naik pesawat.
               Kalimat ini sama benar maknanya dengan:
       Meskipun sekali, saya belum pernah naik pesawat.
       Walaupun sekali, saya belum pernah naik pesawat.


       Sekali dan pun harus ditulis serangkai (sekalipun) apabila kata tersebut sama
artinya dengan walaupun, meskipun, atau kendatipun.
Contoh:
       Sekalipun hujan ia datang juga.
               Kalimat di atas sama benar maknanya dengan:
       Meskipun hujan, ia datang juga.
       Walaupun hujan, ia datang juga.
       Kendatipun hujan, ia datang juga




                                             4
                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
10



                           PEMENGGALAN KATA DASAR


1 . Bila ada dua vokal yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya dilakukan di antara
     dua konsonan itu.
     Contoh:
     saat       → sa-at
     manfaat → man-fa-at
2.   Bila di tengah kata terdapt konsonan yang diapit oleh dua vokal, pemenggalannya
     dilakukan setelah vikal pertama atu sebelum konsonan tersebut.
     Contoh:
     sukar       → su-kar            sakit   → sa-kit
     bapak       → ba-pak            anak    → a-nak


3. Jika ada dua buah konsonan yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya di
     lakuklan setelah konsonan pertama.
     Contoh:
     April      → Ap-ril
     janji     → jan-ji
     runding → run-ding
     Catatan:
     Bentuk ng, ny, sy, dan kh yang melambangkan satu konsonan, gabungan huruf-huruf
     itu tidak diceraikan sehingga pemenggalan suku kata dilakukan sebelum atau sesudah
     pasangan huruf itu.
     Contoh:
     nyonya      → nyo-nya
     syarat      → sya-rat
     angka       → ang-ka
     akhlak      → akh-lak
     sangat      → sa-ngat




                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
11



4. Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih, pemenggalannya juga dilakukan
     setelah konsonan pertama.


     Contoh:
     instansi → in-stan-si
     instruksi → in-struk-si


5. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan dengan mengikuti aturan
     berikut:
     a. Jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan
         trans sebagai bentuk utuh dan bagian lainnya dipenggal sebagai kata dasar.
         Contoh:
         transmigrasi → trans-mig-ra-si
         transfusi       → trans-fu-si
         transaksi       → trans-aksi


     b. Jika trans merupakan bagian dari kata dasar, pemenggalannya dilakukan dengan
         mengikuti pola pemenggalan kata dasar.
         Contoh:
         transenden →       tran-sen-den
         transisi     →     tran-si-si
         transit      →     tran-sit


6.   Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks- dilakukan sebagai berikut:
     a. Jika eks- terdapat pada kata yang pemakaiannya dapat disejajarkan dengan in- atau
         im- , pemenggalannya dilakukan di antara eks dan unsur berikutnya.
         Contoh:
         ekstra      →    eks-tra
         ekspor      → eks-por
         eksplisit   → eks-pli-sit
         eksternal → eks-ter-nal
         eksklusif → eks-klu-sif



                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
12



   b. Bentuk eks- yang tidak dapat disejajarkan dengan in- atau im- pemenggalannya
       dilakukan di antara ek- dan bagian kata yang mengikutinya.
       Contoh:
       ekses       → ek-ses
       ekstrem     → ek-strem
       eksistensi → ek-sis-ten-si


7. Kata-kata lain yang yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang salah satu unsurnya
   dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya juga melalui dua tahap. Mula-
   mula unsur itu dipisahkam, kemudian dipenggal dengan mengikuti pola pemenggalan
   kata dasar.
   Contoh:
   kilogram      → kilo-gram → ki-lo-gram
   biografi      → bio-grafi   → bi-o-gra-fi
   biologi       → bio-logi    → bi-o-lo-gi




   Ok! Sekarng Anda sudah memahami masalah pemenggalan kata. Untuk menguji
   pemahaman yang telah Anda peroleh, penggallah kata-kata berikut dengan benar!


   ekstradisi       → __________________________________________
   eksploitasi     → __________________________________________
   eksperimen       → __________________________________________
   eksakta         → __________________________________________
   bioskop         → __________________________________________
   transitif       → __________________________________________
   kompleks        → __________________________________________
   eksodus         → __________________________________________




                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
13



                                 5
                BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU

1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku
1. Dipergunakan dalam wacana teknis; misalnya karangan ilmiah, buku pelajaran, laporan
   esmi, dan sebagainya.
2. Sebagai alat komunikasi resmi, yakni dalam arti surat-menyurat resmi, pengumuman
   yang dikeluarkan oleh instansi resmi, undang-undang, surat keputusan, dan sebagainya.
3. Dipakai dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati, termasuk di
   anataranya dengan orang yang belum akrab benar atau baru kita kenal.


2. Ciri-ciri Bahasa Standar atau Baku
1. Memakai ucapan baku (pada bahasa lisan)
  (Sampai saat ini bahasa Indonesia belum memiliki lafal baku)
2. Memakai ejaan resmi
  ( Sekarang Ejaan Yang Disempurnakan, EYD)
3. Terbatasnya unsur daerah, baik leksikal maupun gramatikal.


Berikut ini disajikan beberapa contoh kesalahan pemakaian bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia Tidak Baku              Bahasa Indonesia baku
 1. Mobilnya orang itu mewah              1. Mobil orang itu mewah.
 2. Asmah benci sama tendy                2. Asmah benci kepada tendy
 3. Fitri pandai sendiri di kelasnya      3. Fitri paling pandai di kelasnya
 4. Mahmudah tidak tahu kalau hari ini    4. Mahmudah tidak tahu bahwa hari ini ada
   ada ujian.                                 ujian.
 5. Dina datang sendirian tadi pagi.      5. Dina datang seorang diri tadi pagi
 6. Sepatunya kebesaran                   6. Sepatunya terlalu besar.




3. Kata Baku dan Tidak Baku
                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
14



       Untuk melengkapai uraian ini di bawah ini disajikan beberapa contoh kata baku dan
tidak baku


                 1. juang                     joang
                 2. lubang                    lobang
                 3. kantung                   kantong
                 4. ubah                      robah
                 5. sadar                     sedar
                 6. saksama                   seksama
                 7. cacat                     cacad
                 8. mantap                    mantab
                 9. ungkap                    ungkab
                 10. bejat                    bejad
                 11. sekadar                  sekedar
                 12. hakikat                  hakekat
                 13. nasihat                  nasehat
                 14. kempis                   kempes
                 15. ahli                     akhli
                 16. masjid                   mesjid
                 17. beduk                    bedug
                 18. gubuk                    gubug
                 19. gerobak                  gerobag
                 20. jajak                    jajag
                 21. aktif                    aktip – aktiv
                 22. aktivitas                aktifitas – aktipitas
                 23. ekstrem                  ekstrim
                 24. hierarki                 hirarki – hirarkhi
                 25. insaf                    insap – insyaf
                 26. karier                   karir
                 27. khawatir                 hawatir
                 28. korps                    korp
                 29. metode                   metoda
                 30. manajemen                menejemen – management

                                           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
15



31. analisis         analisa
32. sutera           sutra
33. nakhoda          nakoda – nahkoda
34. kualitas         kwalitas
35. kuitansi         kwitansi
36. jadwal           jadual
37. teknik           tekhnik
38. terampil         trampil
39. wakaf            waqaf – wakap
40. wasalam          wassalam
41. wujud            ujud
42. sistem           sistim
43. khotbah          khutbah – hutbah
44. prangko          perangko
45. baut             baud
46. semifinal        semi final
47. antarnegara      antar negara
48. mancanegara      manca negara
49. narasumber       nara sumber
50. faksimile        feksimile – faximile
51. November         Nopember – Nofember
52. zaman            jaman
53. ziarah           jiarah
54. salat            shalat – sholat
55. aerobik          erobik
56. akuntan          akountan
57. arkais           arkhais
58. geladi           gladi
59. kompleks         komplek
60. kurva            kurve
61. misi             missi
62. stasiun          setasiun
63. syahdu           sahdu

                  Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
16



64. tata bahasa      tatabahasa
65. antre            antri
66. atlet            atlit
67. azimat           jimat
68. Februari         Pebruari
69. film             filem
70. frekuensi        frekwensi
71. Jumat            Jum’at
72. kabar            khabar
73. kanker           kangker
74. konkret          kongkret
75. lembap           lembab
76. paruh            paro
77. tenteram         tentram
78. adikuasa         adi kuasa
79. swasembada       swa sembada
80. narapidana       nara pidana
81. ekabahasa        eka bahasa
82. dwifungsi        dwi fungsi
83. dwiwarna         dwi warna
84. trilomba         tri lomba
85. trilogi          tri logi
86. tridarma         tri darma
87. caturwulan       catur wulan
88. pancasila        panca sila
89. pancakrida       panca krida
90. saptamarga       sapta marga
91. dasasila         dasa sila
92. dasawarsa        dasa warsa
93. dasadarma        dasa darma
94. apotek           apotik
95. fakta            pakta
96. pihak            fihak

                  Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
17



                 97. praktik                  praktek
                 98. ambulans                 ambulan
                 99. negeri                   negri
                 100.menteri                  mentri




   Anda ingin mengukur kemampuan Anda dalam menggunakan huruf kapital dan kata baku?




     Bacalah teks berikut dan cermati kesalahan-kesalahan penulisannya!



    Sebagai Kepala Sekolah disalah satu Sekolah Menengah Umum
Negri di kota Bogor, kota yang punya julukan kota hujan, Uday
Sudarna S.PD ahir-ahir ini              sedang risau. Orang tuanya, yang
bekerja disalah satu Direktorat Jenderal yang ada di Departmen
Pendidikkan Nasional, memintanya untuk mendaptarkan diri
menjadi Caleg dari partai tertentu dinegri ini. Semua anggauta
keluarga, seperti Ibu, Adik, Kaka, sodara, dan mertuanyapun
menghendaki hal itu. Tentu saja, hal itu sangat merepotkan Kepala
Sekolah     yang      senang      makan       rambutan        Aceh       dan     sering
mengkonsumsi garam Inggris ini.


   Tandai kesalahan-kesalahan yang terdapat pada teks di atas!
                      Anda sudah menandainya? Ok…!
                  Perbaiki dan tulis kembali teks di atas!



                                          Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
18



---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------




                                                 Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
19




                                     6
                               KALIMAT EFEKTIF

1. Pengertian
       Kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik; yang susunan kalimatnya didukung oleh
kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, dan kevariasina (Farera, 1991: 42)
       Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis (Arifin dan Tassai, 1991: 111)
       Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainyasecara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (Depdiknas, 2000: 81)
       Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki syarat-syarat:
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b. Sanggup penimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
   pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Keraf, 1991: 36).


2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Kesepadanan
       Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang dipakai.
Kesepadanan kalimat memiliki cirri:
   a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
   Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindari
pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
(1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
                Ket.                             P                O

                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
20



Pemakaian kata bagi di awal kalimat tidak tepat. Hal itu menyebabkan kalimat di atas tidak
memiliki subjek (S). Kalimat itu seharusnya:

Semua mahasiswa perguruan tinngi ini harus membayar uang kuliah. (benar)
                  S                         P             O
(2) Kepada hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan.
                 Ket.                            P               O
Seperti halnya kalimat pertama, pemakaian kata kepada pada awal kalimat tidak tepat.
Penulisan kalimat itu seharusnya:
Hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan.
               S                     P                O

b. Tidak mempunyai subjek yang ganda
Contoh:
(1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh teman saya.
            S               S     P             O
Seharusnya


(1) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh teman saya
             Ket                S      P             O


                      Bagaimana dengan kalimat berikut :


a. Akibat banjir semalam membobolkan tanggul yang panjangnya 200 meter itu.
b. Menurut wartawan kamii di Baghdad mengabarkan bahwa Saddam Husen masih hidup
   sampai saat ini.
c. Di sepanjang jalan Pajajaran bermandikan cahaya lampu hias.
d. Berdasarkan hasil rapat itu menjelaskan bahwa teroris merupakan musuh bersama.


a. …………………………………………………………………………………………….
b. …………………………………………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………………………………………
d. …………………………………………………………………………………………….




                                               Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
21




c. Kata penghubung sehingga tidak dipakai pada kalimat tunggal
(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku. Sehingga aku lari dari pangkuannya.
(2) Kami datang agak terlambat. Sehinnga kami tidak dapat mengikuti perkuliahan itu.

                                     Seharusnya

(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku sehingga aku lari dari pangkuannya.
(2) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikui perkuliahan itu.


d. Predikat kalimat tidak didahuli oleh kata yang
Contoh:
Rumah saya yang terletak di depan gelanggang olahraga.
   S              P                Ket.

Kalimat itu seharusnya ditulis:
Rumah saya terletak di depan gelanggang olahraga
   S          P                Ket.

2. Kepararelan/kesejajaran
       Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam suatu kalimat.
Artinya bila bentuk pertama menggunakan nomina (kata benda), bentuk kedua dan
seterusnya harus pula menggunakan nomina. Begitu pula bila bentuk pertama verba (kata
kerja), bentuk kedua dan seterusnya pun harus berbentuk verba.


Contoh:
(1) Harga minyak minyak tanah dibekukan atau naik secara luwes.
(2) Cara pengobatan dan menyembuhkan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini.
Kalimat yang benar
(1) Harga minyak tanah dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
                       di------kan    di------kan

                                           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
22



(2) Cara pengobatan dan penyembuhan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini.
        pe---------an   pe-----------an


                        Bagaimana dengan kalimat berikut:

a. Perasaan ingin mengasihi dan sayang selalu melekat pada hati gadis lugu itu.
b. Pusat pendidikan dan latihan itu tiba-tiba menjadi momok yang menakutkan.
c. Agar peristiwa itu tidak terulang lagi, pemerintah harus memikirkan cara pencegaha
   dan menanggulangi bencana banjir yang selalui menghantui masyarakat.
d. Kita harus menghargai persamaan dan beda pendapat di antara kita.

Penulisan yang benar:

a. ……………………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………………………
d. ……………………………………………………………………………………………


3. Ketegasan/penekanan
          Yang dimaksud dengan ketegsan adalah perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan ide pokok dalam kalimat:


a. Meletakkan ide pokok yang ditonjolkan itu di depan/di awal kalimat:
Contoh:
(1) Harapan presiden agar masyarakat Indonesia membaca satu jam dalam sehari.
   Penekanannya pada harapan presiden.
(2) Pemuda itu diminta menikahi gadis malang itu sekarang juga.
   Penekanannya pada pemuda itu.


b. Membuat urutan kata yang logis.
Contoh:
(1) Bukan seribu, sejuta, atau seratus, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak
   yatim dan anak telantar.
(2) Jangankan berdua atau sendiri, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang
   itu.
Penulisan yang benar:
                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
23



(1) Bukan seratus, seribu,atau sejuta, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak
   yatim dan anak telantar.
(2) Jangankan sendiri atau berdua, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang
   itu.




c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
(1) Saya suka akan kecantikannya. Saya suka akan keramahannya.
(2) Gadis itu sangat sopan dan santun terhadap lelaki. Gadis itu tidak pernah
   mengecewakan lelaki mana pun.
Kalimat kedua merupakan kalimat penegasan.


d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
(1) Mahasiswa itu tidak malas dan sombong, tetapi rajin dan baik sekali.
(2) Orang itu bukan pencuri, melainkan polisi.
e. Mempergunakan partikel –lah sebagai penekanan atau penegasan.
Contoh:
(1) Saudaralah yang bertanggung jawab dalam peristiwa itu.
(2) Andalah yang menjalankan tugas ini.


4. Kehematan
          Yang dimaksud dengan kehematan di sini adalah hemat dalam menggunakan kata,
frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Kriteria yang harus
diperhatikan adalah:


a. Penghematan dapat dilakukan dengan menghilangkan subjek.
   Contoh:
   Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
   Kalimat di atas dapat ditulis:
   Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
24




b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
   Contoh:
   Ia memakai baju warna merah.
   Pemakaian kata warna tidak perlu lagi karena merah merupakan warna.


c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
   Contoh:
   Kata naik bersinonim dengan ke atas.
   Kata turun bersinonim dengan ke bawah



                                   Bagaimana dengan kalimat berikut:

   (1) Orang itu selamat dari bencana banjir bandang karena naik ke atas pohon.
   (2) Setelah serigala itu lelah, petani itu turun ke bawah dan berlari ke rumahnya.

   Penulisan yang benar:

   (1) ............................................................................................................................
   (2) ............................................................................................................................


   d. Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah bermakna jamak.
              Perhatikan kalimat berikut:
   (1) Banyak para koruptor yang belum terjamah oleh hukum.
   (2) Para ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.
   (3) Banyak rumah-rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol.
   Pada kalimat (1) pemakaian kata para tidak tepat karena para artinya banyak. Kalimat
   yang benar:
   Banyak koruptor yang belum terjamah oleh hukum.
   Demikian juga pemakaian kata para pada kalimat (2) yang artinya sama dengan
   banyak. Bentuk ibu-ibu maknanya juga banyak. Oleh karena itu, pada kalimat (2) kita
   bisa memilih salah satunya; para atau ibu-ibu. Jadi, penulisan yang benar seperti pada
   contoh a dan b berikut:
   a. Para ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid
   b. Ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.
                                                                    Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
25



   Kalimat (3) pun memiliki kesalahan yang sama seperti kalimat (1) dan (2). Pada
   kalimat (3) pemakaian kata rumah tidak perlu diulang karena rumah-rumah sudah
   bermakna jamak (banyak rumah). Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah:
   Banyak rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol.




5. Kecermatan
       Yang dimaksud dengan kecermatan dalam kalimat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda atau ambiguitas (multi interpretasi).
Perhatikan kalimat berikut:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari menteri.


Kalimat di atas sepertinya tidak memiliki kesalahan, tetapi cobalah cermati maknanya. Bila
kita perhatikan,     akan muncul pertanyaan, ‘siapa yang terkenal,’ mahasiswa atau
pergurunan tinggi?
Kalimat (1) di atas masih belum efektif karena masih memiliki makna yang ganda. Agar
kalimat (1) menjadi benar, penulisannya seperti berukut:
a. Mahasiswa yang      terkenal di perguruan tinggi itu memperoleh penghargaan dari
   menteri. ( yang terkenal mahsiswa).
b. Mahasiswa di perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari
   menteri. (yang terkenal perguruan tingginya).
c. Mahasiswa perguruan tinggi—yang terkenal itu memperoleh hadiah dari menteri.
 (yang terkenal perguruan tinngi).
Contoh lain:
Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.
Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswa atau kata dinaikkan?
a) Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari salah
   tafsir.
   Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan.
b) Jika kata baru menerangkan kata dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi:
   SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.



                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
26




                        Bagaimana dengan kalimat berikut:

(1) Isteri lurah yang baru itu meninggal dunia.
(2) Rumah artis yang mahal itu akan dijual.
(3) Mobil Pak Camat yang baru itu ada di bengkel.
(4) Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan laboratorium
      baerisi cairan racun. (Botol bir atau dapur yang berisi cairan racun?)


                                  Coba Anda perbaiki!

(1) ……………………………………………………………………………………………
      ……………………………………………………………………………………………
(2) ……………………………………………………………………………………………
      ……………………………………………………………………………………………
(3) ……………………………………………………………………………………………
      ……………………………………………………………………………………………
(4)
      ……………………………………………………………………………………………
      …………………………………………………………………………………………..
      …………………………………………………………………………………………..


6. Kepaduan
         Yang dimaksud kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.


Contoh:
(1) Surat itu saya sudah baca.
(2) Saran yang disampaikannya kami akan pertimbangkan.
Agar kalimat itu padu, susunannya seperti berikut:
(1) Surat itu sudah saya abaca.
(2) Saran yang disampaikannya akan kami pertimbangkan.


                        Bagaimana dengan kalimat berikut:

(3) Seandainya dia tidak mengaku, saya akan tanyakan hal itu pada orang tuanya.
                                              Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
27



(4) Kalau ia memintanya, saya akan berikan uang itu.
(5) Apakah Bapak akan kabulkan permintaan saya ini?
(6) Saudara saya akan nikahkan dengan putri saya.

                          Sekarang coba Anda perbaiki!

(3) …………………………………………………………………………………………..
(4) …………………………………………………………………………………………..
(5) …………………………………………………………………………………………..
(6) …………………………………………………………………………………………..


7. Kelogisan
        Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat dapat diterima oleh akal sehat
dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.


      Anda merasa tertantang untuk menguji kemampuan Anda dalam
                              pemakaian kalimat efektif?

                         Inilah tantangan untuk Anda.

Cermati dan perbaiki kesalahan kalimat berikut:
1.   Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak, sehingga pada masa
     datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi.
2. Tujuan penyusunan buku pelajaran itu adalah membantu masyarakat, khususnya yang
     berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat kesempatan membaca menulis.
3. Dalam upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Bogor
     dihadiri para pejabat-pejabat negaradan tokoh-tokoh masyarakat.
4. Pertanyaan saya yang ketiga kalinya, disebabkan karena kebimbangan saya terhadap
     pemakaian kata nalar.
5. Indikator pemahaman materi keterampilan yaitu mampu melakukan tugas dan latihan
     yang diberikan oleh penyaji.
6. Jumlah dokter amat terbatas dibanding jumlah penduduk, tidak semua warga
     masyarakat termasuk di desa mendapat pelayanan medis.
1. ……………………………………………………………………………………………
     …………………………………………………………………………………………


                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
28



2. ……………………………………………………………………………………………
   …………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
   …………………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………………
   …………………………………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………………………………
   …………………………………………………………………………………………
6. ……………………………………………………………………………………………
   …………………………………………………………………………………………
                                         7
                                     PARAGRAF

1. Pengertian
       Bagian dari karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.


2. Fungsi
1. Penampung pragmen pikiran atau ide pokok.
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami jalan pikiran pengarang
5. Alat penyampai pragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai
7. Dalam rangka keseluruhan karangan paragraph berfungsi sebagai pengantar, transisi,
   dan penutup.


3. Unsur-unsur
1) Transisi
  Transisi adalah sebuah pengantar dalam paragraf sebelum sampai pada kalimat topok.
 Transisi dapat berbentuk kata, frase, dan kalimat.
2) Kalimat topik/kalimat utama.
 Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat yang dijelaskan oleh kalimat-kalimat
 yang lain (kalimat penjelas).
                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
29



3) Kalimat penjelas/kalimat pengembang.
 Kalimat pengembang atau kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat
 utama atau kalimat topik.
4) Kalimat penegas
 Kalimat penegas adalah kalimat yang berfungsi menegaskan kembali informasi atau
 gagasan yang telah dikemukakan oleh kalimat utama.


 Perhatikan contoh berikut:
       (1) Hesti dan Heni sama-sama menata rias wajah dengan lengkap. (2)
 Perbedaannya terletak pada cara mereka merias wajah. (3) Hesti, memoles wajah
 hanya dengan kuas kecil yang sudah tersedia pada kemasan perona mata, tanpa
 membentuk dan merapikannya dengan kuas khusus sehingga hasilnya tidak begitu rapi.
 (4) Demikian juga pada bagian lainnya, seperti pipi dan bibir. (5) Sedangkal Heni,
 memoles bagian-bagian wajah dengan kuas khusus. (6) Tampak tata rias wajahnya lebih
 rapi dan sempurna. (7) Memang, tata cara merias yang berbeda akan membawa hasil
 yang berbeda pula.


 Unsur-unsur paragraf di atas adalah:
 Kalimat (1)                   : transisi, berupa kalimat
          (2)                  : kalimat topik
          (3), (4), (5), dan (6) : kalimat penjelas (kalimat pengembang)
          (7)                  : kalimat penegas




4. Syarat-syarat paragraf.
1) Memiliki keutuhan (unity)
       Keutuhan artinya paragraf hanya memiliki satu kalimat utama atau kalimat topik
dan kalimat-kalimat penjelasnya mengacu pada kalimat topik tersebut. Jadi paragraf yang
utuh apabila kalimat-kalimatnya mengacu pada pada satu topik. Tidak ada kalimat-kalimat
yang menyimpang dari topik.
Contoh:
 (1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para
petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan

                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
30



pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini
tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan
jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan
berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan.


2) Memiliki koherensi (coherence)
         Koherensi artinya kepaduan maknawi antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain.




Contoh:
(3) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh masyarakat. (2)
Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para sopir dan kondektur
pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal pun yang
sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai sekarang
ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya pemerintah dalam
membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat.


                                    Coba Anda bandingkan!

         (1) Saya suka warna merah. (2) Apel yang merah itu rasanya manis sekali. (3)
Mobil yang bertabrakan di Jalan Raya Bogor itu pun warnanya merah. (4) Kemarin teman
kuliahku membeli mobil merah yang sangat disukainya. (5) Memang naik mobil warna
merah lebih enak dibandingkan mobil warna lainnya.


Koherensikah                                        paragraf                                      tersebut?
Mengapa?------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
5. Paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1. Paragraf deduktif.
         Paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf
                                                     Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
31



Contoh:
       (1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para
petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan
pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini
tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan
jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan
berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan.




2. Paragraf induktif
       Paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf
Contoh:
       (1) Masyarakat pedesaan di wilayah Bogor dapat melakukan pekerjaan sehari-
hari di malam hari. (2) Mereka sekarang sudah dapat menikmati aliran listrik di tiap-tiap
rumah. (3) Tidak saja itu, segala jenis alat elektronika pun sudah menggunakan listrik,
mulai dari radio sampai televisi. (4) Itu semua akibat manfaat listrik masuk desa.


       (1) TVRI memiliki paket informasi yang dikemas dalam Berita Pagi, Berita Petang,
dan Dunia dalam Berita. (2) RCTI memiliki paket Nuansa Pagi, Buletin Siang, dan
Seputar Indonesia. (3) SCTV memiliki paket yang hampir sama dengan RCTI, hanya saja
SCTV memiliki Paket Liputan Enam. (4) TPI mempunyai Selamat Pagi Indonesia. (5)
Anteve menyiarkan Laporan Pagi. (6) Stasiun-stasiun televisi yang baru pun, seperti
Metro TV, Trans TV, danTV 7 juga memiliki beragam acara yang bernuansa informasi.
(7) Pada dasarnya semua stasiun televisi mempunyai paket informasi untuk disiarkan
kepada pemirsa.


3. Paragraf Campuran
       Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraf.
Contoh:
       (1) Kesimpulannya, keluarga kami senang membaca bacaan yang berbeda-beda.
(2) Ayah membaca buku politik dan ekonomi. (3) Ibu senang membaca majalah, koran,

                                           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
32



dan bacaan-bacaan tentang kewanitaan. (4) Kakak menyukai cerpen, komik, dan cerita-
cerita silat. (5) Saya sendiri menyukai buku-buku pendidikan. (6) Dengan demikian, jelas
bahwa bacaan keluarga kami memang berbeda-beda.


           (1) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh
masyarakat. (2) Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para
sopir dan kondektur pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal
pun yang sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai
sekarang ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya
pemerintah dalam membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan
masyarakat.
4. Paragraf deskriptif/paragrap/naratif
           Paragraf yang kalimat utamanya dinyatakan secara implisit (tidak terlihat di dalam
teks). Kalimat utama pada paragraph ini biasanya diserahkan kepada pembaca.
Contoh:
           (1) Kulihat wajah gadis itu merah padam. (2) Matanya bersinar tajam sambil
memandang orang di sekelilingnya. (3) Seakan baru saja ia mengalami sesuatu. (4)
Berulang-ulang ia menyembunyikan raut wajahnya yang kelihatan pucat. (5) Tetapi orang
di sebelahnya tidak mengacuhkannya. (6) Sungguh kasihan gadis itu.


Apa kalimat utama paragrap di atas?---------------------------------------------------------------




Bagaimana               cara           Anda             mendapatkan               kalimat             utama
itu?--------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------


           Disamping keempat paragraf di atas, sebenarnya masih ada jenis paragraf lain
seperti:
1.         Paragraf penderetan
2.         Paragraf perbandingan

                                                     Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
33



3.      Paragraf contoh-contoh
4.      Paragraf sebab-akibat
5.      Paragraf definisi
6.      Paragraf perulangan
7.      Paragraf pertanyaan




       Apakah Anda mahasiswa yang menyukai tantangan!...........
                Baik, inilah tantangan berikutnya untuk Anda.


     Carilah pengertian dan contoh ketujuh pargraf di atas!

                                  Selamat bekerja!
                                     Kata orang bijak:
     Seorang mahasiswa yang ulet, dia tidak akan pernah berhenti untuk mencari
                                      tantangan.

                    Anda mahasiswa seperti itu? Buktikan!




                            Bacalah paragraf di bawah ini!


       (1) Maraknya pornografi dan pornoaksi membuat resah masyarakat. (2)
Pornografi dan pornoaksi oleh sebagian orang dianggap sebagai seni atau kebebasan
berekspresi. (3) Mereka juga beranggapan tidak realistis mengaitkan seni dengan nilai-
nilai agama. (4) Dengan penuh keyakinan mereka membela mati-matian orang yang
mempertontonkan erotisme dan yang mengkritiknya dianggap iri dan takut tersaingi. (5)
Sungguh terbalik wajah dunia ini. (6) Kebatilan mereka dukung, sementara kabaikan
dianggap kelompok awam yang tak berseni dan tak berbudaya. (7) Kita bertanya, siapa
sesungguhnya yang tak berseni dan tak berbudaya. (8) Dengan demikian, pengaburan
nilai-nilai agama dan moral dalam menilai dan memandang sesuatu merupakan tujuan
paham kapitalis sekuler, produk orang-orang kafir.


Jawablah soal-soal berikut!
                                           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
34



1. Jelaskan unsur-unsur paragraf di atas!
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Dilihat dari letak kalimat utamanya, apa nama paragraf di atas?
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------


4. Jelaskan penanda koherensi paragraf di atas!
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------




                                                    Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
35




                                       8
                               BENTUK KARANGAN


     Berdasarkan bentuk dan tujuan berkomunikasi karangan dapat digolongkan menjadi:
1. Karangan deskriptif
2. Karangan eksposisi
3. Karangan argumentasi
4. Karangan persuasi
5. Karangan narasi


1. Karangan Deskripsi
       Karangan deskripsi merupakan jenis karangan yang isinya bertujuan membentuk
suatu citra tentang suatu hal pada diri pembaca atau suatu rangkaian tutur yang isinya
melukiskan sesuatu agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sesuatu yang
dilukiskan itu. Sasaran karangan ini adalah aspek emosional. Hanya dengan aspek
emosional seseorang dapat membentuk citra tentang sesuatu. Ciri khas karangan ini
ditandai dengan pemakaian kata yang bersifat deskriptif, seperti rambutnya ikal,
hidungnya mancung, matanya biru.
       Contoh:

                                          Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
36



        Setelah mendapat isyarat dari ketua rombongan, kami bergerak meninggalkan
Hotel Ayong, Linggarjati, berjalan kaki menuju sebuah rumah di belakang hotel. Rumah
yang masih tampak baru itu dibangun persis di antara hotel dan sungai. Pemandangan yang
amat indah mengitarinya. Di sebelah kiri rumah, seberang sungai, tampak sawah yang
bertingkat-tingkat berbatasan dengan bukit-bukit yang rimbun. Di depanya, setelah
halaman yang ditata apik, tampak sawah ladang yang luas sampai Kota Cirebon,
sedangkan di belakang rumah tampak menjulang tinggi Gunung Cerme yang seolah-olah
menjaga rumah yang cukup dan mewah itu.
        Di teras rumah sudah tersedia nasi panas dan ayam goreng, terdapat juga sambal
dan lalapan. Yang lebih istimewa lagi, ada ikan bakar yang masih mengepulkan asap.
Panas dan gurih aromanya. Terpaan angin gunung yang dingin dan gurihnya ikan bakar
membuat kami semakin lapar dan selera makan kami meningkat tajam. Karena itu, setelah
dipersilakan, oleh tuan rumah, kami tak malu-malu menyantap semua hidangan dengan
lahap. Enak, gurih, dan pedas kami rasakan sampai benar-benar kenyang.




2. Karangan Eksposisi
        Karangan eksposisi adalah karangan yang isinya menerangkan atau memaparkan
suatu hal atau pokok pikiran kepada para pembaca agar yang bersangkutan memahaminya.
Pokok-pokok pikiran yang ada dalam karangan itu dijelaskan dengan cara menyampaikan
uraian atau bagian-bagian detailnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh karangan ini adalah
tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu yang diuraikan dalam isi karangan. Oleh
karena itu, agar pembaca lebih jelas karangan eksposisi ini dilengkapi dengan ilustrasi,
contoh, perbandingan, dan hal-hal lain yang mendukung uraian itu. Orientasi pokok
karangan ini adalah materi bukan tokoh.
        Makna lain yang terkandung dalam karangan eksposisi adalah karangan yang
menerangkan proses atau prosedur melakukan suatu aktivitas.Oleh karena itu, karangan
eksposisi juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana. Dalam hal ini
kalimat yang digunakan biasanya berupa kalimat perintah yang disertai dengan kalimat
deklaratif.


        Melalui uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa makna karangan eksposisi
seperti yang dikemukakan oleh Rotterberg dan Salmon mencakup dua hal:
a. Karangan eksposisi merupakan karangan yang berusaha memberikan pemaparan
    sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu persoalan.
b. Karangan eksposisi dapat juga bermakana uraian-uraian yang berhubungan untuk
    menjawab pertanyaan bagaimana.

                                           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
37




3. Karangan Argumentasi.
         Karangan argumentasi adalah jenis karangan yang isinya berusaha mempengaruhi
pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang
didasarkan pertimbangan logis, maupun pertimbangan emosional. Kalimat-kalimat disusun
sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang
mendukung kalimat lain yang terdapat dalam perangkat itu.
         Sebuah karangan dikategorikan argumentssi bila mengangkat isu atau persoalan
yang kontroversial. Dalam kaitan isu itu, penulis berusaha menjelaskan alasan-alasan yang
logis dan realistis untuk meyakinkan pembacanya/pendengarnya.


4. Karangan Persuasi.
         Karangan   persuasi merupakan karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi
mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya.. Ada kalanya
karangan persuasi ini sering menggunakan alasan yang tidak rasional, terutama dalam
iklan.


5. Karangan Narasi.
         Karangan narasi merupkakan rangkaian tuturan yang menceritakan atau
menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan pelaku. Oleh sebab itu, karangan
narasi sering juga disebut karangan cerita. Kekuatan karangan ini terletak pada urutan
cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita yang diatur melalui alur (plot). Unsur
pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedangkan unsur peristiwa
merupakan hal-hal yang dialami oleh sang tokoh.
         Sasaran karangan narasi umumnya ditujukan pada aspek emosi. Aspek intelektual
tidak banyak digunakan dalam karangan ini. Jadi, dengan narasi diharapkan penerima
dapat membentuk citra atau imajinasi.
         Untuk memudahkan pembaca, di bawah ini penulis sajikan ciri-ciri umum karangan
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi. Ciri-ciri tersebut disajikan dalam bentuk
tabel.


  N
  O       KARANGAN                               CIRI – CIRI
                             1.   Ditujukan kepada mitra tutur (pendengar/pembaca)
                                            Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
38



                          agar dapat membentuk suatu citra (imajinasi)
                          tentang suatu hal.
                     2.   Pembaca/pendengar seolah-olah melihat, merasakan,
                          dan    terlibat     langsung     dalam      peristiwa   yang

     Deskripsi            dilukiskan.
1.
                     3.   Sasarannya adalah aspek emosi.
                     4.   Tidak bersifat evaluatif.




                     1.   Bertujuan menerangkan suatu hal.
                     2.   Dapat berisi konsep-konsep atau logika yang harus
                          diikuti.
                     3.   Biasanya dilengkapi dengan contoh-contoh, analogi,
2.       Eksposisi        kesimpulan,        serta   dalil-dalil   untuk   menambah
                          pengetahuan.
                     4.   Sasarannya adalah aspek intelektual karena untuk
                          mehaminya         memerlukan       proses    berpikir   yang
                          cermat.
                     1.   Biasanya berangkat dari adanya isu yang sifatnya
                          kontroversi         antara      penulis/pembicara        dan
                          pembaca/pendengar.
                     2.   Berusaha menjelaskan alasan-alasan yang logis agar
                          orang lain percaya.
3.     Argumentasi   3.   Biasanya          disajikan     untuk       membandingkan
                          permasalahan lain yang bertentangan.
                     4.   Topik diangkat umumnya mempunyai nilai.
                     5.   Sasarannya adalah aspek intelektual. Dalam hal ini
                          pembaca diajak berpikir dan memutuskan untuk
                        menilai suatu persoalan yang diyakininya benar.
                     1. Bersifat mempengaruhi orang lain agar mengikuti
                          apa yang dimaksud oleh pembicara/penulis
4.       Persuasi
                     2. Bukti yang disajikan lebih menyerang agar orang
                          lain percaya dan akhirnya mengikutinya.

                                        Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
39



                             3. Sasarannya adalah aspek emosi dan pikiran.

                             1. Bersifat menceritakan
                             2. Unsur yang dipentingkan adalah waktu, pelaku, dan
 5.          Narasi             peristiwa.
                             3. Sasarannya adalah aspek emosi (menggerakan emosi
                                mitra tutur)




      Orang yang haus ilmu adalah orang yang selalu ingin menguji seberapa besar
                            pengetahuan yang ia kuasai.

      Anda orang yang seperti itu? Uji kemampuan Anda sekarang
                                juga!

              Perhatikan contoh-contoh karangan di bawah ini!

1. Baca dan cermati karangan berukut!
        Siang itu, hujan deras mengguyur Kota Bogor. Tak ayal lagi, Ari membelokkan
legenda-nya ke salah satu warung kopi yang sering ia lalui tatkala pulang kuliah. Kilatan
cahaya dan derasnya angin, membuat putra sulung Pak Jupri itu tak kuasa meneruskan
perjalanan. Baru saja beberapa saat ia duduk di atas motor, air sudah menggenangi
daerah sekitar warung. Sambil menghisap sepotong cerutu yang terselip di sakunya, Ari
membayangkan betapa enaknya seandainya ia memiliki mobil. Perjalanannya tak harus
terhenti seperti ini. Lamunannya menjadi pudar, tatkala seorang gadis yang basah kuyup
mengahampirinya. Mulanya ia kaget. Namun, karena gadis itu salah satu teman
kuliahnya, pemuda yang rajin salat itu pun buru-buru turun dari atas motornya. Gadis itu
bernama Lastri yang tadi pagi ia kirimi surat dan belum membalasnya.




Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………
2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….

                                             Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
40



 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………
 …………………………………………………………………………………………….
 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………


2. Baca dan cermati karangan berukut!
       Kalau kita inventarisasi setiap isu yang dilontarkan mahasiswa, hampir semua
selalu berorientasi ke atas. Selalu mencoba menyoroti masalah-amasalah puncak
kenegaraan. Amat sedikit kita menemui isu yang dilontarkan itu benar-benar diangkat
dari realitas sebagian besar rakyat kita yang ada di pedesaan. Realitas Pak Kromo di
gubuk di Boyolali sana, itulah realitas masyarakat kita. Banyak manusia yang miskin dan
kekurangan gizi.
…. Kalau setiap gerakan yang menjadi dasar dari cara kita mengungkapkan sesuatu
ketidakbecusan pihak lain, katakanlah penguasa, juga tidak becus, apa kita masih
bermimpi bahwa gerakan kita akan berhasil? Saya masih cenderung untuk mengatakan
bahwa kebanyakan dari gerakan mahasiswa yang ada hingga saat ini hanya dilandasi
oleh sikap-sikap emosional belaka, yang oleh karenanya menjadi tidak menyentuh
persoalan. Gerakan semacam ini bukan tidak baik, bahkan dalam banyak hal gerakan ini
sudah cukup efektif daripada tidak sama sekali. Apakah kita tidak mampu mengangkat dan
merumuskan aspirasi yang sebenarnya dari Pak Kromo di Boyolali sana. Apakah kita
harus puas kalau kita sudah bisa berteriak, sebarkan isu, dan buat statement, lalu ramai-
ramai mempersembahkannya ke DPR sana? Hal-hal berikut ini, kemiskinan, kekurangan
gizi, mahalnya biaya pendidikan, serta pengangguran di level ‘akar rumput’ kurang
mendapat perhatian. Inilah sesungguhnya masalah rakyat.
       Sebagai kelompok elite dalam masyarakat, mahasiswa bukan saja dituntut cuma
untuk teriak belaka, tetapi juga dituntut untuk siap dengan permasalahan dan mampu
membangun tatanan baru. Sikap yang hanya bisa berteriak justru akan melahirkan
pahlawan cengeng. Dan kita tidak suka itu. Seorang sarjana Amerika, Huntington pernah
berkata bahwa salah satu kelemahan dari gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia
adalah kecenderungan mereka untuk melakukan revolusi perkotaan. Gerakan yang tak



                                           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
41



pernah nyambung dengan aspirasi rakyat di pedesaan. ( Hotman M. Siahaan, “Gerakan
Mahasiswa Sekadar Revolusi Perkotaan? Arena, Desember)


Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………
2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….
 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………
 ……………………………………………………………………………………………


3. Baca dan cermati karangan berikut!
       Jalan dari padang ke Kalumbuk Pauh IX berkelok-kelok. Melewati sawah yang
subur dan kincir air. Lalu membelok melalui jalan setapak. Sampailah ke sebuah rumah
yang terbuat dari dinding pelupuh (bambu yang diketok), asal menempel pada tiang yang
lapuk. Rumah panggung yang amat sederhana. Angin dengan leluasa menerpa rumah
yang berukuran 7x6 meter ini, karena pelupuhnya berlubang. Juga atapnya dari daun
pinang dan ilalang, berlubang pula. Kalau duduk di lantai kayu pinang, langit yang tinggi
akan kelihatan, jika hujan turun, air pun tercurah dengan leluasa. Inilah rumah Thaher,
yang dihunu oleh tujuh orang Rumah ini tidak jauh bedanya dengan kandang…sapi.
       Seorang anak perempuan turun dari rumah panggung inidengan meraba-raba. Ah,
lantai panggung ini memang tidak rapat, karena ketiadaan uang. Si gadis harus memasak,
kerja rutin, yang menjadi kewajibannya. Dapurnya hanya di sudut rumah, persis di bawah
tiang penyangganya dengan dinding ilalang yang tidak rata. Hanya ada sebuah panci
untuk memasak nasi dan sebuah wajan penggoreng. Itu saja kekayaan dapurnya karena
yang dimasak pu tidak ada dan Usnidar, si gadis, bekerja dengan tekun bekerja dalam
kegelapan, tanpa mengeluh, dan tanpa banyak bicara.…(Titie Said, ”Keempat Anaknya
Hidup dalam Kegelapan,” Kartini, No. 127).


Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………

                                           Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
42



2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………………………………….


                       Apa sih, ciri orang yang haus ilmu itu?
  Salah satu cirri orang yang haus ilu itu, dia tidak akan pernah puas sebelum ia
                                  mencoba ilmunya



  Bukankah Anda sudah beroleh pengetahuan mengenai karangan?
 Mengapa Anda tidak mencoba untuk membuat karangan? Bukankah
              dengan berlatih Anda akan terampil?
Supaya Anda terampil menulis macam-macam karangan, Anda harus
                memulai menulis sekarang juga.
                            Caranya?

            Kerjakan soal-soal berikut, jangan ditunda!




Buatlah sebuah karangan deskripsi!
Petunjuk:
Coba Anda deskripsikan keadaan kamar tidur Anda. Ungkapkan hal-hal yang ada di
dalamnya, sehingga pembaca seolah-oleh melihat sendiri kamar tidur Anda!


….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
                                          Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
43



………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

                  Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
44



………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Anda layak mendapat pujian karena Anda sudah menyelesaikan tugas
                          dengan baik.

Tetapi Anda jangan puas dulu, karena apa yang Anda buat belum
            sepenuhnya mencerminkan kemampuan Anda
                               Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
45




Selanjutnya, cermati ilustrasi berikut:
Ilustrasi (1)
       Akhir-akhir ini fornografi dan pornoaksi seolah-olah bukan hal yang tabu lagi.
Dengan mudah kita menyaksikan kedua fenomena itu, baik di media elektronik maupun
media cetak. Reaksi masyarakat pun berbeda-beda. Ada kalangan yang berpendapat
bahwa kalau hanya memperlihatkan lutut dan dada itu adalah hal biasa dan merupakan
bagian dari seni. Ada juga kalangan yang berpendapat bahwa pornografi dan pornoaksi
tetaplah porno dan seni adalah seni; keduanya tidak bisa disamakan dan dicampuradukan.
Melihat fenomena seperti ini bagaimana pendapat Anda!


Ilustrasi (2)
       Maraknya kasus-kasus pelecehan seksual terhadap wanita dewasa mulai mendapat
sorotan dari berbagai pihak. Semua pihak sependapat bahwa pelecehan seksual itu
perbuatan tidak terpuji dan harus dijauhi. Namun, berbicara mengenai siapa yang harus
disalahkan bila terjadi pelecehan seksual, semua pihak berbeda pendapat. Kaum wanita
selalu menyalahkan pria, karena prialah penyebab utama terjadinya pelecehan seksual.
Kaum pria pun tak mau disalahkan. Mereka berpendapat bahwa wanitalah yang salah,
sebab berpakaian seronok, ketat, dan mengundang birahi laki-laki yang melihatnya. Itu
artinya, wanitalah yang memnacing pria untuk melakukan tindakan pelecehan seksual.
Sesuai petunjuk Bang Napi bahwa, ”Kejahatan terjadi bukan karena hanya ada niat
pelakunya, tetapi karena adanya kesempatan.” Setelah mencermati fenomena seperti ini
bagaimana pendapat Anda!


                    Pilih salah satu ilustrasi di atas!
       Kemukakan pendapat Anda tentang persoalan (dari ilustrasi yang Anda pilih)
dalam bentuk karangan argumentasi! Janagn lupa, beri judul karangan Anda itu!


Ilustrai yang dipilih nomor: _______
Judul karangan              : __________________________________________________

                             __________________________________________________


                                          Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
46




Uraian:
….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….

                  Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
47



………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….

                  Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
48



………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Kalau Anda sudah menyelesaikan tugas dengan baik, Anda layak mendapat acungan
                                    jempol

                              KATA PENGANTAR


      Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan kumpulan
materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang diberikan pada mahasiswa Semester I
Tingkat I Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Uraian materi yang terdapat
dalam buku ini disusun secara sistematis, mulai dari pemakain huruf kapital,
penulisan kata, kalimat, paragraf, sampai dengan penulisan karangan.
      Karena kedudukannya sebagai kumpulan materi perkuliahan, uraian-uraian
materi dalam Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia disusun dan didisain
sedemikian rupa. Uraian materinya tidak disajikan dalam bentuk bab-bab, tetapi
dalam bentuk urutan, yakni urutan 1 s.d. 8. Uraian materi yang terdapat pada tiap-
tiap bagain saling berkorelasi antara bagian yang satu dan bagian yang lainnya.
Bagian 1 menjadi dasar penguasaan bagian 2, bagian 2 menjadi dasar
penguasaan bagian 3, dan begitu seterusnya.
      Satu hal yang berbeda dengan tulisan lainnya, uraian materi Materi Pokok
Mata Kuliah Bahasa Indonesia ini selalu menyajikan pelatihan dan dilengkapi
dengan baris atau halaman khusus untuk mengerjakan pelatihan itu. Mahasiswa
tidak perlu lagi menyediakan lembaran-lembaran kertas untuk mengerjakan
pelatihan. Hal ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran tidak lepas dari konteks
pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar secara efektif. Pada bagian lain,
petunjuk dan perintah-perintah pengerjaan pelatihan disusun dengan gaya bahasa
yang berbeda dari yang lainnya. Pemakaian gaya bahasa yang berbeda itu
dimaksudkan agar rangkaian kegiatan pemebelajaran terasa lebih akrab dan
komunikatif.
      Kendatipun masih jauh dari sempurna, penyusun berharap tulisan ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pemakaian bahasa Indonesia


                                                    Bogor, September 2008

                                        Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
49




                                                       Penyusun




                                        i
                                 DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI….……………………………………………………………..………... ii

1. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
     1. Kedudukan Bahasa Indonesia…………………………………………….……...1
     2. Fungsi Bahasa Indonesia……………………………………………….....….….1

2.    PEMAKAIN HURUF KAPITAL.....………………………………………..……3
     1. Penulisan Nama Jabatan…………………………………………………….…...3
     2. Nama Lembaga……………………………………………………………….….3
     3. Nama Instansi……………………………………………………………………4
     4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara dan Nama Geografis…4
     5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Nama Satuan…………….…..5

3    BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA
     INDONESIA…………………………………………………………………….…6
     1. Penulisan di dan ke……………………………………………………………...6
     2. Penulisan pun……………………………………………………………………8


4. PEMENGGALAN KATA DASAR……………………………………..……….10


5.   BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU………………………...…13

     1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………..13
     2. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………13
     3. Kata Baku dan Tidak Baku…………………………………………………….14


6.   KALIMAT EFEKTIF…………………………………………………………...19

                                        Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
50



     1. Pengertian………………………………………………………………………19
     2. Ciri-ciri…………………………………………………………………………19




                        ii
7.   PARAGRAF………………………………………………………………………28

     1. Pengertian………………………………………………………………………28
     2. Fungsi…………………………………………………………………………..28
     3. Unsur-unsur…………………………………………………………………….28
     4. Syarat-syarat Paragraf………………………………………………………….29
     5. Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama…………….……………………30

8.   BENTUK KARANGAN……………………………………….….……………..35

     1. Karangan Deskripsi…………………………………………….……….……...35
     2. Karangan Eksposisi……………………………………………….……………35
     3. Karangan Argumentasi……………………………………………..…………..36
     4. Karangan Persuasi…………………………………………..…….………..…..36
     5. Karangan Narasi……………………………………………….….…………...36


DAFTAR PUSTAKA




                                 Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
KEDUDUKAN DAN FUNGSI

More Related Content

What's hot

Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipantiharum
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisContoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisSelly Noviyanty Yunus
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) fifinfadriah
 
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRANLATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRANalmansyahnis .
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitianIsti Isti
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiSelly Noviyanty Yunus
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'Dimas Arvin
 
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaLembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaRetnani Eni
 

What's hot (20)

Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
 
dimensi manusia
dimensi manusiadimensi manusia
dimensi manusia
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan KritisContoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
Contoh Soal Berpikir Kreatif dan Kritis
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam IlmiahBhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
Bhs ind (4) Bahasa Ragam Ilmiah
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
 
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRANLATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
LATIHAN SOAL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning BioteknologiRpp Project Based Learning Bioteknologi
Rpp Project Based Learning Bioteknologi
 
BIOMASSA
BIOMASSABIOMASSA
BIOMASSA
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'
 
Pancasila dan pengetahuan ilmiah
Pancasila dan pengetahuan ilmiahPancasila dan pengetahuan ilmiah
Pancasila dan pengetahuan ilmiah
 
KIR (Karya Ilmiah Remaja)
KIR (Karya Ilmiah Remaja)KIR (Karya Ilmiah Remaja)
KIR (Karya Ilmiah Remaja)
 
Teori manajemen klasik
Teori manajemen klasikTeori manajemen klasik
Teori manajemen klasik
 
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaLembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
 

Viewers also liked

Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaDewi Puspitasari
 
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Dudi Supriatna
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiasahabatmuslim
 
Noun, noun phrase and pronoun
Noun, noun phrase and pronounNoun, noun phrase and pronoun
Noun, noun phrase and pronounAgnescia Sera
 
Saiful Nizam tatabahasa - imbuhan me n- ...
Saiful Nizam  tatabahasa - imbuhan me n- ...Saiful Nizam  tatabahasa - imbuhan me n- ...
Saiful Nizam tatabahasa - imbuhan me n- ...sayasaiful
 

Viewers also liked (8)

Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
 
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
Kata berimbuhan (materi kls 7 smes 1)
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Kebahasaan
KebahasaanKebahasaan
Kebahasaan
 
Noun, noun phrase and pronoun
Noun, noun phrase and pronounNoun, noun phrase and pronoun
Noun, noun phrase and pronoun
 
Imbuhan
Imbuhan Imbuhan
Imbuhan
 
Saiful Nizam tatabahasa - imbuhan me n- ...
Saiful Nizam  tatabahasa - imbuhan me n- ...Saiful Nizam  tatabahasa - imbuhan me n- ...
Saiful Nizam tatabahasa - imbuhan me n- ...
 
Soal tanda baca
Soal tanda bacaSoal tanda baca
Soal tanda baca
 

Similar to KEDUDUKAN DAN FUNGSI

Kata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuKata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuRobet Saputra
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaanariffikri12
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaWahid Anggara
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfpowerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfDharmasantiRawidyaPu
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Materi bahasa indonesia
Materi  bahasa indonesiaMateri  bahasa indonesia
Materi bahasa indonesiaArie Bonuo™
 
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdfppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdfnafisasyahrul
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaSeptiana Farikha
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahSri Fauzia Smrt
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHHanik Hidayah
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahPrescott Py3man
 
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan hurufSimon Patabang
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTian Sarwoyo
 

Similar to KEDUDUKAN DAN FUNGSI (20)

Kata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuKata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak baku
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfpowerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Materi bahasa indonesia
Materi  bahasa indonesiaMateri  bahasa indonesia
Materi bahasa indonesia
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdfppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Ejaan 2
Ejaan 2Ejaan 2
Ejaan 2
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaah
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Nurul i
Nurul iNurul i
Nurul i
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
 
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah
 

More from hsbpamungkas

More from hsbpamungkas (6)

tugas Herlanti
tugas Herlantitugas Herlanti
tugas Herlanti
 
Resume film
Resume filmResume film
Resume film
 
Resume film
Resume filmResume film
Resume film
 
Resume film
Resume filmResume film
Resume film
 
Tugas ICT
Tugas ICTTugas ICT
Tugas ICT
 
Tugas ICT "peranan
Tugas ICT "perananTugas ICT "peranan
Tugas ICT "peranan
 

KEDUDUKAN DAN FUNGSI

  • 1. 1 1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA 1. Kedudukan Bahasa Indonesia Yang dimaksud kedudukan bahasa Indonesia adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan. Bahasa Indonesia dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, sedangkan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa daerah yang bersangkutan. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1) lambang-lambang bangsa; 2) lambang identitas bangsa; 3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia; dan 4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1) bahasa resmi kenegaraan; 2) bahasa pengantar di dunia pendidikan; 3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pemerintah; 4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 2. Fungsi Bahasa Indonesia Yang dimaksud dengan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa di dalam kedudukan yang diberikan padanya Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu: 1) sebagai alat pemersatu bangsa; 2) Sebagai medium dalam pembinaan kebudayaan nasional Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara: 1) sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini tampak dalam surat menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan, undang-undang, pidato resmi, serta dalam upacara kenegaraan; 2) sebagai bahasa pengantar pada semua je njang pendidikan formal; 3) menjadi pengantar dalam hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Dari uraian kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di atas, diharapkan para pemakai bahasa dapat menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik bermakna penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi komunikasi. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar berarti bahasa yang digunakan itu tetap mengindahkan norma-norma atau kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Dalam hal ini berarti penggunaan bahasa Indonesia tidak saja ditentukan oleh faktor linguistik (kebahasaan) saja, tetapi menyangkut pula masalah sosial, budaya, dan psikologi. Pada konteks sosial budaya, berkaitan antara pembicara/penulis dan lawan bicara/pembaca; siapa kepada siapa (who), tentang apa (which), dimana (where), kap an (when), serta kesadaran para penuturnya. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 2. 2 2 PEMAKAIAN HURUF KAPITAL Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 3. 3 Secara umum pemakaian huruf kapital telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurna- kan (EYD). Uraian berikut ini akan menyajikan beberapa contoh pemakaian huruf kapital dalam penulisan nama badan, lembaga, dan organisasi atau instansi. 1. Penulisan Nama Jabatan Nama jabatan yang diikuti nama badan, nama lembaga, nama organisasi, atau nama instansi tertentu huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital. Contoh: Menteri Penerangan Direktur Pendidikan Masyarakat Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kepala Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Nama instansi atau lembaga pada contoh di atas adalah nama instansi atau lembaga tertentu dan merupakan nama diri. Oleh karena itu, harus dituis dengan huruf kapital. 2. Nama Lembaga Nama lembaga sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah ini. Perhatikan contoh berikut: 1. Akhirnya, Sekolah Menengah Umum Negeri 01 terpilih sebagai salah satu sekolah menengah umum terbaik. 2. Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memasang tarif mencapai 30 juta. 3. Anak perwira itu belajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. (1) Sekolah Menengah Umum Negeri 01 merupakan nama diri dan sekolah menengah umum merupakan nama jenis (2) perguruan tinggi merupakan nama jenis (3) Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian merupakan nama diri 3. Nama Instansi Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 4. 4 Nama Instansi sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah ini. Perhatikan contoh berikut: 1. Di lingkungan Departemen Pendidikan terdapat beberapa direktorat jenderal. 2. Salah satu direktorat jenderal di lingkungan departemen itu adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah danUmum. (1) Departemen Pendidikan merupakan nama diri dan direktorat jenderal merupakan nama jenis. (2) direktorat jenderal merupakan nama jenis dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Umum merupakan nama diri. 4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara atau Nama Geografis Tertentu. Bagaimana penulisan gabungan kata yang memakai unsur nama negara atau nama geografis tertentu seperti pada bentuk berikut: garam inggris tinta cina rambutan aceh Kata inggris, cina, dan aceh tidak lagi menyatakan nama diri karena gabungan kata itu tidak menyatakan arti ‘garam dari Inggris, ‘tinta dari Cina, dan ‘rambutan dari aceh.’ Berbeda halnya dengan sarung Bugis dan salak Bali. Gabungan kata itu menyatakan nama diri karena gabungan kata itu menyatakan arti ‘sarung dari Bugis’ dan ‘salak dari Bali.’ Oleh karena itu, huruf awal kedua kata itu harus ditulis dengan huruf kapital. Bagaimana penulisan kata berikut: (a) talas bogor (b) tapai bandung (c) pempek palembang (d) duku malang Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 5. 5 Berikan komentara Anda! (a) ---------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------- (b) ---------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------- (c) ---------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------- (d) ---------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------- 5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Satuan Penulisan nama orang yang digunakan sebagai satuan, misalnya: ampere coulomb ohm volt! Bila kata tersebut digunakan sebagai nama orang yang menemukan hukum tertentu, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut: 1. Di dalam buku fisika itu dibicarakan hukum Ampere, hukum Coulomb, dan hukum Ohm. 2. Nama satuan untuk mengukur arus listrik, muatan listrik, dan hambatan listrik masing masing adalah ampere, coulomb, dan ohm. 3. Bohlam itu bertegangan 220 volt dan berdaya 60 watt. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 6. 6 3 BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA 1. Penulisan di dan ke Menurut ketentuan EYD, ada dua macam cara menuliskan di dan ke, yaitu: (1) dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya; dan (2) dipisahkan dari kata yang mengikutinya. Penulisan di diserangkaikan apabila kata yang mengikuti kata di tersebut jenis kata kerja. Dalam istilah tatabahasa dijelaskan apabila di tersebut berfungsi sebagai awalan. Dalam hal seperti ini di tersebut tidak dapat digantikan oleh ke. Dengan demikian, karena dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak terdapat bentuk keambil, kebawa, ketulis, kebaca, dan kebeli, maka apabila kata dasar tersebut dihubungkan dengan di harus dituliskan; diambil, dibawa, ditulis, dibaca, dan dibeli. Contoh lain: di + pegang = dipegang di + tembak = ditembak di + hantam = dihantam di + sambar = disambar Sebaliknya, apabila kedudukan di dapat digantikan oleh ke, penulisannya harus dipisahkan. Seusuai dengan aturan EYD, di harus ditulis terpisah dengan kata lain yang mengikutinya, apabila kata di tersebut berfungsi sebagai kata depan. Di dan ke berfungsi sebagai kata depan apabila diikuti : 1) Kata benda Contoh: di rumah - ke rumah di pasar - ke pasar di sungai - ke sungai di panta - ke pantai di kampus - ke kampus di terminal - ke terminal Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 7. 7 2) Kata yang menunjukkan arah atau tempat. Contoh: di sana - ke sana di sini - ke sini di situ - ke situ di dalam - ke dalam di tengah - ke tengah di utara - ke utara Sebaliknya, ke harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya apabila ke tersebut: 1) Diikuti oleh kata bilangan, baik kata bilangan tentu maupun tak tentu. Contoh: ke + satu = kesatu ke + empat = keempat ke + sekian = kesekian 2) Diikuti oleh kata tua, hendak, dan kasih. Contoh: ke + tua = ketua ke + kasih = kekasih ke + hendak = kehendak. 3). Sebagai bagian dari kata yang bersangkutan. Contoh kemarin kemudian kepala kepada Catatan: Perlu diperhatikan bahwa; (a) penulisan di bila diikuti kata luar; dan (b) penulisan ke bila diikuti kata samping. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 8. 8 Masing-masing bentuk kata tersebut memiliki dua bentuk penulisan; ada yang dirangkaikan dan adapula yang dipisahkan. Ke dan luar harus ditulis terpisah (ke luar) apabila kata tersebut merupakan “kebalikan atau lawan dari ke dalam. Contoh: - Saya dengar Anda akan ke luar negeri, betulkah? - Ia sering bertugas ke luar kota. Ke dan luar harus ditulis serangkai/disatukan (keluar) apabila kata tersebut merupakan “kebalikan atau lawan” kata masuk. Contoh: - Tahun lalu ia memang kuliah di sini, tetapi sekarang sudah keluar. - Tiga hari tiga malam kami keluar masuk hutan - Ia masuk sebentar, lalu keluar lagi. Di dan samping harus ditulis terpisah (di samping) apabila kata tersebut menunjukan arah atau tempat. Contoh: - Siapa yang duduk di sampingmu kemarin? - Rumahnya persis di samping bioskop terkenal itu. Di dan samping ditulis serangkai (disamping) apabila kata tersebut mengandung makna kecuali atau selain. Contoh: - Disamping sebagai mahasiswa, ia juga seorang pedagang yang sukses. - Perbuatan seperti itu, disamping merugikan diri sendiri juga dapat merugikan orang lain. 2. Penulisan pun Seperti halnya di dan ke, penulisan kata pun juga ada dua macam. Ada pun yang harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya dan ada pun yang harus ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Pun harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya apabila pun tersebut sudah merupakan satu kesatuan dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 9. 9 1) Meskipun sudah dilarang, ia pergi juga. 2) Walaupun tidak kaya, hidupnya bahagia. 3) Kendatipun nasib di tangan Tuhan, kita wajib berusaha. Pun harus ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya apabila: 1. Berfungsi untuk menyangatkan atau mengeraskan arti: a) Hari ini sepeser pun aku tak punya uang. b) Sedikit pun aku tak menyangka bahwa dia sampai hati mengkhianatinya. 2. Mempunyai arti juga. a) Jika engkau tidak datang, aku pun tidak akan datang. b) Apa pun kata orang, aku tetap mencintainya. Dalam hubungan ini yang perlu diperhatikan penulisan pun jika pun tersebut didahului oleh kata sekali. Ada yang harus ditulis terpisah (sekali pun) dan ada yang harus ditulis serangkai (sekalipun). Sekali dan pun harus dipisahkan penulisannya (sekali pun) apabila kata tersebut dalam kalimat bersangkutan mempunyai arti walaupun sekali, meskipun sekali, atau yang sejenis dengan itu. Contoh: Sekali pun belum pernah saya naik pesawat. Kalimat ini sama benar maknanya dengan: Meskipun sekali, saya belum pernah naik pesawat. Walaupun sekali, saya belum pernah naik pesawat. Sekali dan pun harus ditulis serangkai (sekalipun) apabila kata tersebut sama artinya dengan walaupun, meskipun, atau kendatipun. Contoh: Sekalipun hujan ia datang juga. Kalimat di atas sama benar maknanya dengan: Meskipun hujan, ia datang juga. Walaupun hujan, ia datang juga. Kendatipun hujan, ia datang juga 4 Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 10. 10 PEMENGGALAN KATA DASAR 1 . Bila ada dua vokal yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya dilakukan di antara dua konsonan itu. Contoh: saat → sa-at manfaat → man-fa-at 2. Bila di tengah kata terdapt konsonan yang diapit oleh dua vokal, pemenggalannya dilakukan setelah vikal pertama atu sebelum konsonan tersebut. Contoh: sukar → su-kar sakit → sa-kit bapak → ba-pak anak → a-nak 3. Jika ada dua buah konsonan yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya di lakuklan setelah konsonan pertama. Contoh: April → Ap-ril janji → jan-ji runding → run-ding Catatan: Bentuk ng, ny, sy, dan kh yang melambangkan satu konsonan, gabungan huruf-huruf itu tidak diceraikan sehingga pemenggalan suku kata dilakukan sebelum atau sesudah pasangan huruf itu. Contoh: nyonya → nyo-nya syarat → sya-rat angka → ang-ka akhlak → akh-lak sangat → sa-ngat Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 11. 11 4. Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih, pemenggalannya juga dilakukan setelah konsonan pertama. Contoh: instansi → in-stan-si instruksi → in-struk-si 5. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan dengan mengikuti aturan berikut: a. Jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan trans sebagai bentuk utuh dan bagian lainnya dipenggal sebagai kata dasar. Contoh: transmigrasi → trans-mig-ra-si transfusi → trans-fu-si transaksi → trans-aksi b. Jika trans merupakan bagian dari kata dasar, pemenggalannya dilakukan dengan mengikuti pola pemenggalan kata dasar. Contoh: transenden → tran-sen-den transisi → tran-si-si transit → tran-sit 6. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks- dilakukan sebagai berikut: a. Jika eks- terdapat pada kata yang pemakaiannya dapat disejajarkan dengan in- atau im- , pemenggalannya dilakukan di antara eks dan unsur berikutnya. Contoh: ekstra → eks-tra ekspor → eks-por eksplisit → eks-pli-sit eksternal → eks-ter-nal eksklusif → eks-klu-sif Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 12. 12 b. Bentuk eks- yang tidak dapat disejajarkan dengan in- atau im- pemenggalannya dilakukan di antara ek- dan bagian kata yang mengikutinya. Contoh: ekses → ek-ses ekstrem → ek-strem eksistensi → ek-sis-ten-si 7. Kata-kata lain yang yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang salah satu unsurnya dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya juga melalui dua tahap. Mula- mula unsur itu dipisahkam, kemudian dipenggal dengan mengikuti pola pemenggalan kata dasar. Contoh: kilogram → kilo-gram → ki-lo-gram biografi → bio-grafi → bi-o-gra-fi biologi → bio-logi → bi-o-lo-gi Ok! Sekarng Anda sudah memahami masalah pemenggalan kata. Untuk menguji pemahaman yang telah Anda peroleh, penggallah kata-kata berikut dengan benar! ekstradisi → __________________________________________ eksploitasi → __________________________________________ eksperimen → __________________________________________ eksakta → __________________________________________ bioskop → __________________________________________ transitif → __________________________________________ kompleks → __________________________________________ eksodus → __________________________________________ Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 13. 13 5 BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU 1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku 1. Dipergunakan dalam wacana teknis; misalnya karangan ilmiah, buku pelajaran, laporan esmi, dan sebagainya. 2. Sebagai alat komunikasi resmi, yakni dalam arti surat-menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, undang-undang, surat keputusan, dan sebagainya. 3. Dipakai dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati, termasuk di anataranya dengan orang yang belum akrab benar atau baru kita kenal. 2. Ciri-ciri Bahasa Standar atau Baku 1. Memakai ucapan baku (pada bahasa lisan) (Sampai saat ini bahasa Indonesia belum memiliki lafal baku) 2. Memakai ejaan resmi ( Sekarang Ejaan Yang Disempurnakan, EYD) 3. Terbatasnya unsur daerah, baik leksikal maupun gramatikal. Berikut ini disajikan beberapa contoh kesalahan pemakaian bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Tidak Baku Bahasa Indonesia baku 1. Mobilnya orang itu mewah 1. Mobil orang itu mewah. 2. Asmah benci sama tendy 2. Asmah benci kepada tendy 3. Fitri pandai sendiri di kelasnya 3. Fitri paling pandai di kelasnya 4. Mahmudah tidak tahu kalau hari ini 4. Mahmudah tidak tahu bahwa hari ini ada ada ujian. ujian. 5. Dina datang sendirian tadi pagi. 5. Dina datang seorang diri tadi pagi 6. Sepatunya kebesaran 6. Sepatunya terlalu besar. 3. Kata Baku dan Tidak Baku Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 14. 14 Untuk melengkapai uraian ini di bawah ini disajikan beberapa contoh kata baku dan tidak baku 1. juang joang 2. lubang lobang 3. kantung kantong 4. ubah robah 5. sadar sedar 6. saksama seksama 7. cacat cacad 8. mantap mantab 9. ungkap ungkab 10. bejat bejad 11. sekadar sekedar 12. hakikat hakekat 13. nasihat nasehat 14. kempis kempes 15. ahli akhli 16. masjid mesjid 17. beduk bedug 18. gubuk gubug 19. gerobak gerobag 20. jajak jajag 21. aktif aktip – aktiv 22. aktivitas aktifitas – aktipitas 23. ekstrem ekstrim 24. hierarki hirarki – hirarkhi 25. insaf insap – insyaf 26. karier karir 27. khawatir hawatir 28. korps korp 29. metode metoda 30. manajemen menejemen – management Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 15. 15 31. analisis analisa 32. sutera sutra 33. nakhoda nakoda – nahkoda 34. kualitas kwalitas 35. kuitansi kwitansi 36. jadwal jadual 37. teknik tekhnik 38. terampil trampil 39. wakaf waqaf – wakap 40. wasalam wassalam 41. wujud ujud 42. sistem sistim 43. khotbah khutbah – hutbah 44. prangko perangko 45. baut baud 46. semifinal semi final 47. antarnegara antar negara 48. mancanegara manca negara 49. narasumber nara sumber 50. faksimile feksimile – faximile 51. November Nopember – Nofember 52. zaman jaman 53. ziarah jiarah 54. salat shalat – sholat 55. aerobik erobik 56. akuntan akountan 57. arkais arkhais 58. geladi gladi 59. kompleks komplek 60. kurva kurve 61. misi missi 62. stasiun setasiun 63. syahdu sahdu Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 16. 16 64. tata bahasa tatabahasa 65. antre antri 66. atlet atlit 67. azimat jimat 68. Februari Pebruari 69. film filem 70. frekuensi frekwensi 71. Jumat Jum’at 72. kabar khabar 73. kanker kangker 74. konkret kongkret 75. lembap lembab 76. paruh paro 77. tenteram tentram 78. adikuasa adi kuasa 79. swasembada swa sembada 80. narapidana nara pidana 81. ekabahasa eka bahasa 82. dwifungsi dwi fungsi 83. dwiwarna dwi warna 84. trilomba tri lomba 85. trilogi tri logi 86. tridarma tri darma 87. caturwulan catur wulan 88. pancasila panca sila 89. pancakrida panca krida 90. saptamarga sapta marga 91. dasasila dasa sila 92. dasawarsa dasa warsa 93. dasadarma dasa darma 94. apotek apotik 95. fakta pakta 96. pihak fihak Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 17. 17 97. praktik praktek 98. ambulans ambulan 99. negeri negri 100.menteri mentri Anda ingin mengukur kemampuan Anda dalam menggunakan huruf kapital dan kata baku? Bacalah teks berikut dan cermati kesalahan-kesalahan penulisannya! Sebagai Kepala Sekolah disalah satu Sekolah Menengah Umum Negri di kota Bogor, kota yang punya julukan kota hujan, Uday Sudarna S.PD ahir-ahir ini sedang risau. Orang tuanya, yang bekerja disalah satu Direktorat Jenderal yang ada di Departmen Pendidikkan Nasional, memintanya untuk mendaptarkan diri menjadi Caleg dari partai tertentu dinegri ini. Semua anggauta keluarga, seperti Ibu, Adik, Kaka, sodara, dan mertuanyapun menghendaki hal itu. Tentu saja, hal itu sangat merepotkan Kepala Sekolah yang senang makan rambutan Aceh dan sering mengkonsumsi garam Inggris ini. Tandai kesalahan-kesalahan yang terdapat pada teks di atas! Anda sudah menandainya? Ok…! Perbaiki dan tulis kembali teks di atas! Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 18. 18 --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------- Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 19. 19 6 KALIMAT EFEKTIF 1. Pengertian Kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik; yang susunan kalimatnya didukung oleh kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, dan kevariasina (Farera, 1991: 42) Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis (Arifin dan Tassai, 1991: 111) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainyasecara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (Depdiknas, 2000: 81) Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki syarat-syarat: a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. b. Sanggup penimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Keraf, 1991: 36). 2. Ciri-ciri Kalimat Efektif 1. Kesepadanan Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat memiliki cirri: a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek. Contoh: (1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah) Ket. P O Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 20. 20 Pemakaian kata bagi di awal kalimat tidak tepat. Hal itu menyebabkan kalimat di atas tidak memiliki subjek (S). Kalimat itu seharusnya: Semua mahasiswa perguruan tinngi ini harus membayar uang kuliah. (benar) S P O (2) Kepada hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan. Ket. P O Seperti halnya kalimat pertama, pemakaian kata kepada pada awal kalimat tidak tepat. Penulisan kalimat itu seharusnya: Hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan. S P O b. Tidak mempunyai subjek yang ganda Contoh: (1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh teman saya. S S P O Seharusnya (1) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh teman saya Ket S P O Bagaimana dengan kalimat berikut : a. Akibat banjir semalam membobolkan tanggul yang panjangnya 200 meter itu. b. Menurut wartawan kamii di Baghdad mengabarkan bahwa Saddam Husen masih hidup sampai saat ini. c. Di sepanjang jalan Pajajaran bermandikan cahaya lampu hias. d. Berdasarkan hasil rapat itu menjelaskan bahwa teroris merupakan musuh bersama. a. ……………………………………………………………………………………………. b. ……………………………………………………………………………………………. c. …………………………………………………………………………………………… d. ……………………………………………………………………………………………. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 21. 21 c. Kata penghubung sehingga tidak dipakai pada kalimat tunggal (1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku. Sehingga aku lari dari pangkuannya. (2) Kami datang agak terlambat. Sehinnga kami tidak dapat mengikuti perkuliahan itu. Seharusnya (1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku sehingga aku lari dari pangkuannya. (2) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikui perkuliahan itu. d. Predikat kalimat tidak didahuli oleh kata yang Contoh: Rumah saya yang terletak di depan gelanggang olahraga. S P Ket. Kalimat itu seharusnya ditulis: Rumah saya terletak di depan gelanggang olahraga S P Ket. 2. Kepararelan/kesejajaran Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam suatu kalimat. Artinya bila bentuk pertama menggunakan nomina (kata benda), bentuk kedua dan seterusnya harus pula menggunakan nomina. Begitu pula bila bentuk pertama verba (kata kerja), bentuk kedua dan seterusnya pun harus berbentuk verba. Contoh: (1) Harga minyak minyak tanah dibekukan atau naik secara luwes. (2) Cara pengobatan dan menyembuhkan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini. Kalimat yang benar (1) Harga minyak tanah dibekukan atau dinaikkan secara luwes. di------kan di------kan Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 22. 22 (2) Cara pengobatan dan penyembuhan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini. pe---------an pe-----------an Bagaimana dengan kalimat berikut: a. Perasaan ingin mengasihi dan sayang selalu melekat pada hati gadis lugu itu. b. Pusat pendidikan dan latihan itu tiba-tiba menjadi momok yang menakutkan. c. Agar peristiwa itu tidak terulang lagi, pemerintah harus memikirkan cara pencegaha dan menanggulangi bencana banjir yang selalui menghantui masyarakat. d. Kita harus menghargai persamaan dan beda pendapat di antara kita. Penulisan yang benar: a. …………………………………………………………………………………………… b. …………………………………………………………………………………………… c. …………………………………………………………………………………………… d. …………………………………………………………………………………………… 3. Ketegasan/penekanan Yang dimaksud dengan ketegsan adalah perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan ide pokok dalam kalimat: a. Meletakkan ide pokok yang ditonjolkan itu di depan/di awal kalimat: Contoh: (1) Harapan presiden agar masyarakat Indonesia membaca satu jam dalam sehari. Penekanannya pada harapan presiden. (2) Pemuda itu diminta menikahi gadis malang itu sekarang juga. Penekanannya pada pemuda itu. b. Membuat urutan kata yang logis. Contoh: (1) Bukan seribu, sejuta, atau seratus, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak yatim dan anak telantar. (2) Jangankan berdua atau sendiri, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang itu. Penulisan yang benar: Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 23. 23 (1) Bukan seratus, seribu,atau sejuta, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak yatim dan anak telantar. (2) Jangankan sendiri atau berdua, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang itu. c. Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh: (1) Saya suka akan kecantikannya. Saya suka akan keramahannya. (2) Gadis itu sangat sopan dan santun terhadap lelaki. Gadis itu tidak pernah mengecewakan lelaki mana pun. Kalimat kedua merupakan kalimat penegasan. d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: (1) Mahasiswa itu tidak malas dan sombong, tetapi rajin dan baik sekali. (2) Orang itu bukan pencuri, melainkan polisi. e. Mempergunakan partikel –lah sebagai penekanan atau penegasan. Contoh: (1) Saudaralah yang bertanggung jawab dalam peristiwa itu. (2) Andalah yang menjalankan tugas ini. 4. Kehematan Yang dimaksud dengan kehematan di sini adalah hemat dalam menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Kriteria yang harus diperhatikan adalah: a. Penghematan dapat dilakukan dengan menghilangkan subjek. Contoh: Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. Kalimat di atas dapat ditulis: Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 24. 24 b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh: Ia memakai baju warna merah. Pemakaian kata warna tidak perlu lagi karena merah merupakan warna. c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat Contoh: Kata naik bersinonim dengan ke atas. Kata turun bersinonim dengan ke bawah Bagaimana dengan kalimat berikut: (1) Orang itu selamat dari bencana banjir bandang karena naik ke atas pohon. (2) Setelah serigala itu lelah, petani itu turun ke bawah dan berlari ke rumahnya. Penulisan yang benar: (1) ............................................................................................................................ (2) ............................................................................................................................ d. Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah bermakna jamak. Perhatikan kalimat berikut: (1) Banyak para koruptor yang belum terjamah oleh hukum. (2) Para ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid. (3) Banyak rumah-rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol. Pada kalimat (1) pemakaian kata para tidak tepat karena para artinya banyak. Kalimat yang benar: Banyak koruptor yang belum terjamah oleh hukum. Demikian juga pemakaian kata para pada kalimat (2) yang artinya sama dengan banyak. Bentuk ibu-ibu maknanya juga banyak. Oleh karena itu, pada kalimat (2) kita bisa memilih salah satunya; para atau ibu-ibu. Jadi, penulisan yang benar seperti pada contoh a dan b berikut: a. Para ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid b. Ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 25. 25 Kalimat (3) pun memiliki kesalahan yang sama seperti kalimat (1) dan (2). Pada kalimat (3) pemakaian kata rumah tidak perlu diulang karena rumah-rumah sudah bermakna jamak (banyak rumah). Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah: Banyak rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol. 5. Kecermatan Yang dimaksud dengan kecermatan dalam kalimat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda atau ambiguitas (multi interpretasi). Perhatikan kalimat berikut: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari menteri. Kalimat di atas sepertinya tidak memiliki kesalahan, tetapi cobalah cermati maknanya. Bila kita perhatikan, akan muncul pertanyaan, ‘siapa yang terkenal,’ mahasiswa atau pergurunan tinggi? Kalimat (1) di atas masih belum efektif karena masih memiliki makna yang ganda. Agar kalimat (1) menjadi benar, penulisannya seperti berukut: a. Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu memperoleh penghargaan dari menteri. ( yang terkenal mahsiswa). b. Mahasiswa di perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari menteri. (yang terkenal perguruan tingginya). c. Mahasiswa perguruan tinggi—yang terkenal itu memperoleh hadiah dari menteri. (yang terkenal perguruan tinngi). Contoh lain: Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan. Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswa atau kata dinaikkan? a) Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari salah tafsir. Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan. b) Jika kata baru menerangkan kata dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi: SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 26. 26 Bagaimana dengan kalimat berikut: (1) Isteri lurah yang baru itu meninggal dunia. (2) Rumah artis yang mahal itu akan dijual. (3) Mobil Pak Camat yang baru itu ada di bengkel. (4) Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan laboratorium baerisi cairan racun. (Botol bir atau dapur yang berisi cairan racun?) Coba Anda perbaiki! (1) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… (2) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… (3) …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… (4) …………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. 6. Kepaduan Yang dimaksud kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Contoh: (1) Surat itu saya sudah baca. (2) Saran yang disampaikannya kami akan pertimbangkan. Agar kalimat itu padu, susunannya seperti berikut: (1) Surat itu sudah saya abaca. (2) Saran yang disampaikannya akan kami pertimbangkan. Bagaimana dengan kalimat berikut: (3) Seandainya dia tidak mengaku, saya akan tanyakan hal itu pada orang tuanya. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 27. 27 (4) Kalau ia memintanya, saya akan berikan uang itu. (5) Apakah Bapak akan kabulkan permintaan saya ini? (6) Saudara saya akan nikahkan dengan putri saya. Sekarang coba Anda perbaiki! (3) ………………………………………………………………………………………….. (4) ………………………………………………………………………………………….. (5) ………………………………………………………………………………………….. (6) ………………………………………………………………………………………….. 7. Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Anda merasa tertantang untuk menguji kemampuan Anda dalam pemakaian kalimat efektif? Inilah tantangan untuk Anda. Cermati dan perbaiki kesalahan kalimat berikut: 1. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak, sehingga pada masa datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi. 2. Tujuan penyusunan buku pelajaran itu adalah membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat kesempatan membaca menulis. 3. Dalam upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Bogor dihadiri para pejabat-pejabat negaradan tokoh-tokoh masyarakat. 4. Pertanyaan saya yang ketiga kalinya, disebabkan karena kebimbangan saya terhadap pemakaian kata nalar. 5. Indikator pemahaman materi keterampilan yaitu mampu melakukan tugas dan latihan yang diberikan oleh penyaji. 6. Jumlah dokter amat terbatas dibanding jumlah penduduk, tidak semua warga masyarakat termasuk di desa mendapat pelayanan medis. 1. …………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 28. 28 2. …………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 3. …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 4. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 5. …………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 6. …………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 7 PARAGRAF 1. Pengertian Bagian dari karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. 2. Fungsi 1. Penampung pragmen pikiran atau ide pokok. 2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang. 3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis. 4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami jalan pikiran pengarang 5. Alat penyampai pragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca. 6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai 7. Dalam rangka keseluruhan karangan paragraph berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup. 3. Unsur-unsur 1) Transisi Transisi adalah sebuah pengantar dalam paragraf sebelum sampai pada kalimat topok. Transisi dapat berbentuk kata, frase, dan kalimat. 2) Kalimat topik/kalimat utama. Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat yang dijelaskan oleh kalimat-kalimat yang lain (kalimat penjelas). Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 29. 29 3) Kalimat penjelas/kalimat pengembang. Kalimat pengembang atau kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama atau kalimat topik. 4) Kalimat penegas Kalimat penegas adalah kalimat yang berfungsi menegaskan kembali informasi atau gagasan yang telah dikemukakan oleh kalimat utama. Perhatikan contoh berikut: (1) Hesti dan Heni sama-sama menata rias wajah dengan lengkap. (2) Perbedaannya terletak pada cara mereka merias wajah. (3) Hesti, memoles wajah hanya dengan kuas kecil yang sudah tersedia pada kemasan perona mata, tanpa membentuk dan merapikannya dengan kuas khusus sehingga hasilnya tidak begitu rapi. (4) Demikian juga pada bagian lainnya, seperti pipi dan bibir. (5) Sedangkal Heni, memoles bagian-bagian wajah dengan kuas khusus. (6) Tampak tata rias wajahnya lebih rapi dan sempurna. (7) Memang, tata cara merias yang berbeda akan membawa hasil yang berbeda pula. Unsur-unsur paragraf di atas adalah: Kalimat (1) : transisi, berupa kalimat (2) : kalimat topik (3), (4), (5), dan (6) : kalimat penjelas (kalimat pengembang) (7) : kalimat penegas 4. Syarat-syarat paragraf. 1) Memiliki keutuhan (unity) Keutuhan artinya paragraf hanya memiliki satu kalimat utama atau kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelasnya mengacu pada kalimat topik tersebut. Jadi paragraf yang utuh apabila kalimat-kalimatnya mengacu pada pada satu topik. Tidak ada kalimat-kalimat yang menyimpang dari topik. Contoh: (1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 30. 30 pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan. 2) Memiliki koherensi (coherence) Koherensi artinya kepaduan maknawi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Contoh: (3) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh masyarakat. (2) Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para sopir dan kondektur pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal pun yang sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai sekarang ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya pemerintah dalam membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat. Coba Anda bandingkan! (1) Saya suka warna merah. (2) Apel yang merah itu rasanya manis sekali. (3) Mobil yang bertabrakan di Jalan Raya Bogor itu pun warnanya merah. (4) Kemarin teman kuliahku membeli mobil merah yang sangat disukainya. (5) Memang naik mobil warna merah lebih enak dibandingkan mobil warna lainnya. Koherensikah paragraf tersebut? Mengapa?------------------------------------------------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------- 5. Paragraf berdasarkan letak kalimat utama 1. Paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 31. 31 Contoh: (1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan. 2. Paragraf induktif Paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf Contoh: (1) Masyarakat pedesaan di wilayah Bogor dapat melakukan pekerjaan sehari- hari di malam hari. (2) Mereka sekarang sudah dapat menikmati aliran listrik di tiap-tiap rumah. (3) Tidak saja itu, segala jenis alat elektronika pun sudah menggunakan listrik, mulai dari radio sampai televisi. (4) Itu semua akibat manfaat listrik masuk desa. (1) TVRI memiliki paket informasi yang dikemas dalam Berita Pagi, Berita Petang, dan Dunia dalam Berita. (2) RCTI memiliki paket Nuansa Pagi, Buletin Siang, dan Seputar Indonesia. (3) SCTV memiliki paket yang hampir sama dengan RCTI, hanya saja SCTV memiliki Paket Liputan Enam. (4) TPI mempunyai Selamat Pagi Indonesia. (5) Anteve menyiarkan Laporan Pagi. (6) Stasiun-stasiun televisi yang baru pun, seperti Metro TV, Trans TV, danTV 7 juga memiliki beragam acara yang bernuansa informasi. (7) Pada dasarnya semua stasiun televisi mempunyai paket informasi untuk disiarkan kepada pemirsa. 3. Paragraf Campuran Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraf. Contoh: (1) Kesimpulannya, keluarga kami senang membaca bacaan yang berbeda-beda. (2) Ayah membaca buku politik dan ekonomi. (3) Ibu senang membaca majalah, koran, Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 32. 32 dan bacaan-bacaan tentang kewanitaan. (4) Kakak menyukai cerpen, komik, dan cerita- cerita silat. (5) Saya sendiri menyukai buku-buku pendidikan. (6) Dengan demikian, jelas bahwa bacaan keluarga kami memang berbeda-beda. (1) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh masyarakat. (2) Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para sopir dan kondektur pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal pun yang sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai sekarang ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya pemerintah dalam membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat. 4. Paragraf deskriptif/paragrap/naratif Paragraf yang kalimat utamanya dinyatakan secara implisit (tidak terlihat di dalam teks). Kalimat utama pada paragraph ini biasanya diserahkan kepada pembaca. Contoh: (1) Kulihat wajah gadis itu merah padam. (2) Matanya bersinar tajam sambil memandang orang di sekelilingnya. (3) Seakan baru saja ia mengalami sesuatu. (4) Berulang-ulang ia menyembunyikan raut wajahnya yang kelihatan pucat. (5) Tetapi orang di sebelahnya tidak mengacuhkannya. (6) Sungguh kasihan gadis itu. Apa kalimat utama paragrap di atas?--------------------------------------------------------------- Bagaimana cara Anda mendapatkan kalimat utama itu?-------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------- Disamping keempat paragraf di atas, sebenarnya masih ada jenis paragraf lain seperti: 1. Paragraf penderetan 2. Paragraf perbandingan Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 33. 33 3. Paragraf contoh-contoh 4. Paragraf sebab-akibat 5. Paragraf definisi 6. Paragraf perulangan 7. Paragraf pertanyaan Apakah Anda mahasiswa yang menyukai tantangan!........... Baik, inilah tantangan berikutnya untuk Anda. Carilah pengertian dan contoh ketujuh pargraf di atas! Selamat bekerja! Kata orang bijak: Seorang mahasiswa yang ulet, dia tidak akan pernah berhenti untuk mencari tantangan. Anda mahasiswa seperti itu? Buktikan! Bacalah paragraf di bawah ini! (1) Maraknya pornografi dan pornoaksi membuat resah masyarakat. (2) Pornografi dan pornoaksi oleh sebagian orang dianggap sebagai seni atau kebebasan berekspresi. (3) Mereka juga beranggapan tidak realistis mengaitkan seni dengan nilai- nilai agama. (4) Dengan penuh keyakinan mereka membela mati-matian orang yang mempertontonkan erotisme dan yang mengkritiknya dianggap iri dan takut tersaingi. (5) Sungguh terbalik wajah dunia ini. (6) Kebatilan mereka dukung, sementara kabaikan dianggap kelompok awam yang tak berseni dan tak berbudaya. (7) Kita bertanya, siapa sesungguhnya yang tak berseni dan tak berbudaya. (8) Dengan demikian, pengaburan nilai-nilai agama dan moral dalam menilai dan memandang sesuatu merupakan tujuan paham kapitalis sekuler, produk orang-orang kafir. Jawablah soal-soal berikut! Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 34. 34 1. Jelaskan unsur-unsur paragraf di atas! ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- 3. Dilihat dari letak kalimat utamanya, apa nama paragraf di atas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 4. Jelaskan penanda koherensi paragraf di atas! ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 35. 35 8 BENTUK KARANGAN Berdasarkan bentuk dan tujuan berkomunikasi karangan dapat digolongkan menjadi: 1. Karangan deskriptif 2. Karangan eksposisi 3. Karangan argumentasi 4. Karangan persuasi 5. Karangan narasi 1. Karangan Deskripsi Karangan deskripsi merupakan jenis karangan yang isinya bertujuan membentuk suatu citra tentang suatu hal pada diri pembaca atau suatu rangkaian tutur yang isinya melukiskan sesuatu agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sesuatu yang dilukiskan itu. Sasaran karangan ini adalah aspek emosional. Hanya dengan aspek emosional seseorang dapat membentuk citra tentang sesuatu. Ciri khas karangan ini ditandai dengan pemakaian kata yang bersifat deskriptif, seperti rambutnya ikal, hidungnya mancung, matanya biru. Contoh: Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 36. 36 Setelah mendapat isyarat dari ketua rombongan, kami bergerak meninggalkan Hotel Ayong, Linggarjati, berjalan kaki menuju sebuah rumah di belakang hotel. Rumah yang masih tampak baru itu dibangun persis di antara hotel dan sungai. Pemandangan yang amat indah mengitarinya. Di sebelah kiri rumah, seberang sungai, tampak sawah yang bertingkat-tingkat berbatasan dengan bukit-bukit yang rimbun. Di depanya, setelah halaman yang ditata apik, tampak sawah ladang yang luas sampai Kota Cirebon, sedangkan di belakang rumah tampak menjulang tinggi Gunung Cerme yang seolah-olah menjaga rumah yang cukup dan mewah itu. Di teras rumah sudah tersedia nasi panas dan ayam goreng, terdapat juga sambal dan lalapan. Yang lebih istimewa lagi, ada ikan bakar yang masih mengepulkan asap. Panas dan gurih aromanya. Terpaan angin gunung yang dingin dan gurihnya ikan bakar membuat kami semakin lapar dan selera makan kami meningkat tajam. Karena itu, setelah dipersilakan, oleh tuan rumah, kami tak malu-malu menyantap semua hidangan dengan lahap. Enak, gurih, dan pedas kami rasakan sampai benar-benar kenyang. 2. Karangan Eksposisi Karangan eksposisi adalah karangan yang isinya menerangkan atau memaparkan suatu hal atau pokok pikiran kepada para pembaca agar yang bersangkutan memahaminya. Pokok-pokok pikiran yang ada dalam karangan itu dijelaskan dengan cara menyampaikan uraian atau bagian-bagian detailnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh karangan ini adalah tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu yang diuraikan dalam isi karangan. Oleh karena itu, agar pembaca lebih jelas karangan eksposisi ini dilengkapi dengan ilustrasi, contoh, perbandingan, dan hal-hal lain yang mendukung uraian itu. Orientasi pokok karangan ini adalah materi bukan tokoh. Makna lain yang terkandung dalam karangan eksposisi adalah karangan yang menerangkan proses atau prosedur melakukan suatu aktivitas.Oleh karena itu, karangan eksposisi juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana. Dalam hal ini kalimat yang digunakan biasanya berupa kalimat perintah yang disertai dengan kalimat deklaratif. Melalui uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa makna karangan eksposisi seperti yang dikemukakan oleh Rotterberg dan Salmon mencakup dua hal: a. Karangan eksposisi merupakan karangan yang berusaha memberikan pemaparan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu persoalan. b. Karangan eksposisi dapat juga bermakana uraian-uraian yang berhubungan untuk menjawab pertanyaan bagaimana. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 37. 37 3. Karangan Argumentasi. Karangan argumentasi adalah jenis karangan yang isinya berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis, maupun pertimbangan emosional. Kalimat-kalimat disusun sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang mendukung kalimat lain yang terdapat dalam perangkat itu. Sebuah karangan dikategorikan argumentssi bila mengangkat isu atau persoalan yang kontroversial. Dalam kaitan isu itu, penulis berusaha menjelaskan alasan-alasan yang logis dan realistis untuk meyakinkan pembacanya/pendengarnya. 4. Karangan Persuasi. Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya.. Ada kalanya karangan persuasi ini sering menggunakan alasan yang tidak rasional, terutama dalam iklan. 5. Karangan Narasi. Karangan narasi merupkakan rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan pelaku. Oleh sebab itu, karangan narasi sering juga disebut karangan cerita. Kekuatan karangan ini terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita yang diatur melalui alur (plot). Unsur pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedangkan unsur peristiwa merupakan hal-hal yang dialami oleh sang tokoh. Sasaran karangan narasi umumnya ditujukan pada aspek emosi. Aspek intelektual tidak banyak digunakan dalam karangan ini. Jadi, dengan narasi diharapkan penerima dapat membentuk citra atau imajinasi. Untuk memudahkan pembaca, di bawah ini penulis sajikan ciri-ciri umum karangan deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi. Ciri-ciri tersebut disajikan dalam bentuk tabel. N O KARANGAN CIRI – CIRI 1. Ditujukan kepada mitra tutur (pendengar/pembaca) Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 38. 38 agar dapat membentuk suatu citra (imajinasi) tentang suatu hal. 2. Pembaca/pendengar seolah-olah melihat, merasakan, dan terlibat langsung dalam peristiwa yang Deskripsi dilukiskan. 1. 3. Sasarannya adalah aspek emosi. 4. Tidak bersifat evaluatif. 1. Bertujuan menerangkan suatu hal. 2. Dapat berisi konsep-konsep atau logika yang harus diikuti. 3. Biasanya dilengkapi dengan contoh-contoh, analogi, 2. Eksposisi kesimpulan, serta dalil-dalil untuk menambah pengetahuan. 4. Sasarannya adalah aspek intelektual karena untuk mehaminya memerlukan proses berpikir yang cermat. 1. Biasanya berangkat dari adanya isu yang sifatnya kontroversi antara penulis/pembicara dan pembaca/pendengar. 2. Berusaha menjelaskan alasan-alasan yang logis agar orang lain percaya. 3. Argumentasi 3. Biasanya disajikan untuk membandingkan permasalahan lain yang bertentangan. 4. Topik diangkat umumnya mempunyai nilai. 5. Sasarannya adalah aspek intelektual. Dalam hal ini pembaca diajak berpikir dan memutuskan untuk menilai suatu persoalan yang diyakininya benar. 1. Bersifat mempengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara/penulis 4. Persuasi 2. Bukti yang disajikan lebih menyerang agar orang lain percaya dan akhirnya mengikutinya. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 39. 39 3. Sasarannya adalah aspek emosi dan pikiran. 1. Bersifat menceritakan 2. Unsur yang dipentingkan adalah waktu, pelaku, dan 5. Narasi peristiwa. 3. Sasarannya adalah aspek emosi (menggerakan emosi mitra tutur) Orang yang haus ilmu adalah orang yang selalu ingin menguji seberapa besar pengetahuan yang ia kuasai. Anda orang yang seperti itu? Uji kemampuan Anda sekarang juga! Perhatikan contoh-contoh karangan di bawah ini! 1. Baca dan cermati karangan berukut! Siang itu, hujan deras mengguyur Kota Bogor. Tak ayal lagi, Ari membelokkan legenda-nya ke salah satu warung kopi yang sering ia lalui tatkala pulang kuliah. Kilatan cahaya dan derasnya angin, membuat putra sulung Pak Jupri itu tak kuasa meneruskan perjalanan. Baru saja beberapa saat ia duduk di atas motor, air sudah menggenangi daerah sekitar warung. Sambil menghisap sepotong cerutu yang terselip di sakunya, Ari membayangkan betapa enaknya seandainya ia memiliki mobil. Perjalanannya tak harus terhenti seperti ini. Lamunannya menjadi pudar, tatkala seorang gadis yang basah kuyup mengahampirinya. Mulanya ia kaget. Namun, karena gadis itu salah satu teman kuliahnya, pemuda yang rajin salat itu pun buru-buru turun dari atas motornya. Gadis itu bernama Lastri yang tadi pagi ia kirimi surat dan belum membalasnya. Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut: 1. Apa jenis karangan di atas? ……………………………………………………………… 2. Berikan alasan Anda! ……………………………………………………………………. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 40. 40 …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 2. Baca dan cermati karangan berukut! Kalau kita inventarisasi setiap isu yang dilontarkan mahasiswa, hampir semua selalu berorientasi ke atas. Selalu mencoba menyoroti masalah-amasalah puncak kenegaraan. Amat sedikit kita menemui isu yang dilontarkan itu benar-benar diangkat dari realitas sebagian besar rakyat kita yang ada di pedesaan. Realitas Pak Kromo di gubuk di Boyolali sana, itulah realitas masyarakat kita. Banyak manusia yang miskin dan kekurangan gizi. …. Kalau setiap gerakan yang menjadi dasar dari cara kita mengungkapkan sesuatu ketidakbecusan pihak lain, katakanlah penguasa, juga tidak becus, apa kita masih bermimpi bahwa gerakan kita akan berhasil? Saya masih cenderung untuk mengatakan bahwa kebanyakan dari gerakan mahasiswa yang ada hingga saat ini hanya dilandasi oleh sikap-sikap emosional belaka, yang oleh karenanya menjadi tidak menyentuh persoalan. Gerakan semacam ini bukan tidak baik, bahkan dalam banyak hal gerakan ini sudah cukup efektif daripada tidak sama sekali. Apakah kita tidak mampu mengangkat dan merumuskan aspirasi yang sebenarnya dari Pak Kromo di Boyolali sana. Apakah kita harus puas kalau kita sudah bisa berteriak, sebarkan isu, dan buat statement, lalu ramai- ramai mempersembahkannya ke DPR sana? Hal-hal berikut ini, kemiskinan, kekurangan gizi, mahalnya biaya pendidikan, serta pengangguran di level ‘akar rumput’ kurang mendapat perhatian. Inilah sesungguhnya masalah rakyat. Sebagai kelompok elite dalam masyarakat, mahasiswa bukan saja dituntut cuma untuk teriak belaka, tetapi juga dituntut untuk siap dengan permasalahan dan mampu membangun tatanan baru. Sikap yang hanya bisa berteriak justru akan melahirkan pahlawan cengeng. Dan kita tidak suka itu. Seorang sarjana Amerika, Huntington pernah berkata bahwa salah satu kelemahan dari gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kecenderungan mereka untuk melakukan revolusi perkotaan. Gerakan yang tak Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 41. 41 pernah nyambung dengan aspirasi rakyat di pedesaan. ( Hotman M. Siahaan, “Gerakan Mahasiswa Sekadar Revolusi Perkotaan? Arena, Desember) Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut: 1. Apa jenis karangan di atas? ……………………………………………………………… 2. Berikan alasan Anda! ……………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 3. Baca dan cermati karangan berikut! Jalan dari padang ke Kalumbuk Pauh IX berkelok-kelok. Melewati sawah yang subur dan kincir air. Lalu membelok melalui jalan setapak. Sampailah ke sebuah rumah yang terbuat dari dinding pelupuh (bambu yang diketok), asal menempel pada tiang yang lapuk. Rumah panggung yang amat sederhana. Angin dengan leluasa menerpa rumah yang berukuran 7x6 meter ini, karena pelupuhnya berlubang. Juga atapnya dari daun pinang dan ilalang, berlubang pula. Kalau duduk di lantai kayu pinang, langit yang tinggi akan kelihatan, jika hujan turun, air pun tercurah dengan leluasa. Inilah rumah Thaher, yang dihunu oleh tujuh orang Rumah ini tidak jauh bedanya dengan kandang…sapi. Seorang anak perempuan turun dari rumah panggung inidengan meraba-raba. Ah, lantai panggung ini memang tidak rapat, karena ketiadaan uang. Si gadis harus memasak, kerja rutin, yang menjadi kewajibannya. Dapurnya hanya di sudut rumah, persis di bawah tiang penyangganya dengan dinding ilalang yang tidak rata. Hanya ada sebuah panci untuk memasak nasi dan sebuah wajan penggoreng. Itu saja kekayaan dapurnya karena yang dimasak pu tidak ada dan Usnidar, si gadis, bekerja dengan tekun bekerja dalam kegelapan, tanpa mengeluh, dan tanpa banyak bicara.…(Titie Said, ”Keempat Anaknya Hidup dalam Kegelapan,” Kartini, No. 127). Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut: 1. Apa jenis karangan di atas? ……………………………………………………………… Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 42. 42 2. Berikan alasan Anda! ……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………. Apa sih, ciri orang yang haus ilmu itu? Salah satu cirri orang yang haus ilu itu, dia tidak akan pernah puas sebelum ia mencoba ilmunya Bukankah Anda sudah beroleh pengetahuan mengenai karangan? Mengapa Anda tidak mencoba untuk membuat karangan? Bukankah dengan berlatih Anda akan terampil? Supaya Anda terampil menulis macam-macam karangan, Anda harus memulai menulis sekarang juga. Caranya? Kerjakan soal-soal berikut, jangan ditunda! Buatlah sebuah karangan deskripsi! Petunjuk: Coba Anda deskripsikan keadaan kamar tidur Anda. Ungkapkan hal-hal yang ada di dalamnya, sehingga pembaca seolah-oleh melihat sendiri kamar tidur Anda! …. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 43. 43 ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 44. 44 ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Anda layak mendapat pujian karena Anda sudah menyelesaikan tugas dengan baik. Tetapi Anda jangan puas dulu, karena apa yang Anda buat belum sepenuhnya mencerminkan kemampuan Anda Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 45. 45 Selanjutnya, cermati ilustrasi berikut: Ilustrasi (1) Akhir-akhir ini fornografi dan pornoaksi seolah-olah bukan hal yang tabu lagi. Dengan mudah kita menyaksikan kedua fenomena itu, baik di media elektronik maupun media cetak. Reaksi masyarakat pun berbeda-beda. Ada kalangan yang berpendapat bahwa kalau hanya memperlihatkan lutut dan dada itu adalah hal biasa dan merupakan bagian dari seni. Ada juga kalangan yang berpendapat bahwa pornografi dan pornoaksi tetaplah porno dan seni adalah seni; keduanya tidak bisa disamakan dan dicampuradukan. Melihat fenomena seperti ini bagaimana pendapat Anda! Ilustrasi (2) Maraknya kasus-kasus pelecehan seksual terhadap wanita dewasa mulai mendapat sorotan dari berbagai pihak. Semua pihak sependapat bahwa pelecehan seksual itu perbuatan tidak terpuji dan harus dijauhi. Namun, berbicara mengenai siapa yang harus disalahkan bila terjadi pelecehan seksual, semua pihak berbeda pendapat. Kaum wanita selalu menyalahkan pria, karena prialah penyebab utama terjadinya pelecehan seksual. Kaum pria pun tak mau disalahkan. Mereka berpendapat bahwa wanitalah yang salah, sebab berpakaian seronok, ketat, dan mengundang birahi laki-laki yang melihatnya. Itu artinya, wanitalah yang memnacing pria untuk melakukan tindakan pelecehan seksual. Sesuai petunjuk Bang Napi bahwa, ”Kejahatan terjadi bukan karena hanya ada niat pelakunya, tetapi karena adanya kesempatan.” Setelah mencermati fenomena seperti ini bagaimana pendapat Anda! Pilih salah satu ilustrasi di atas! Kemukakan pendapat Anda tentang persoalan (dari ilustrasi yang Anda pilih) dalam bentuk karangan argumentasi! Janagn lupa, beri judul karangan Anda itu! Ilustrai yang dipilih nomor: _______ Judul karangan : __________________________________________________ __________________________________________________ Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 46. 46 Uraian: …. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 47. 47 ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 48. 48 ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… Kalau Anda sudah menyelesaikan tugas dengan baik, Anda layak mendapat acungan jempol KATA PENGANTAR Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan kumpulan materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang diberikan pada mahasiswa Semester I Tingkat I Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Uraian materi yang terdapat dalam buku ini disusun secara sistematis, mulai dari pemakain huruf kapital, penulisan kata, kalimat, paragraf, sampai dengan penulisan karangan. Karena kedudukannya sebagai kumpulan materi perkuliahan, uraian-uraian materi dalam Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia disusun dan didisain sedemikian rupa. Uraian materinya tidak disajikan dalam bentuk bab-bab, tetapi dalam bentuk urutan, yakni urutan 1 s.d. 8. Uraian materi yang terdapat pada tiap- tiap bagain saling berkorelasi antara bagian yang satu dan bagian yang lainnya. Bagian 1 menjadi dasar penguasaan bagian 2, bagian 2 menjadi dasar penguasaan bagian 3, dan begitu seterusnya. Satu hal yang berbeda dengan tulisan lainnya, uraian materi Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia ini selalu menyajikan pelatihan dan dilengkapi dengan baris atau halaman khusus untuk mengerjakan pelatihan itu. Mahasiswa tidak perlu lagi menyediakan lembaran-lembaran kertas untuk mengerjakan pelatihan. Hal ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran tidak lepas dari konteks pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar secara efektif. Pada bagian lain, petunjuk dan perintah-perintah pengerjaan pelatihan disusun dengan gaya bahasa yang berbeda dari yang lainnya. Pemakaian gaya bahasa yang berbeda itu dimaksudkan agar rangkaian kegiatan pemebelajaran terasa lebih akrab dan komunikatif. Kendatipun masih jauh dari sempurna, penyusun berharap tulisan ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pemakaian bahasa Indonesia Bogor, September 2008 Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 49. 49 Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………... i DAFTAR ISI….……………………………………………………………..………... ii 1. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA 1. Kedudukan Bahasa Indonesia…………………………………………….……...1 2. Fungsi Bahasa Indonesia……………………………………………….....….….1 2. PEMAKAIN HURUF KAPITAL.....………………………………………..……3 1. Penulisan Nama Jabatan…………………………………………………….…...3 2. Nama Lembaga……………………………………………………………….….3 3. Nama Instansi……………………………………………………………………4 4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara dan Nama Geografis…4 5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Nama Satuan…………….…..5 3 BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA…………………………………………………………………….…6 1. Penulisan di dan ke……………………………………………………………...6 2. Penulisan pun……………………………………………………………………8 4. PEMENGGALAN KATA DASAR……………………………………..……….10 5. BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU………………………...…13 1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………..13 2. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………13 3. Kata Baku dan Tidak Baku…………………………………………………….14 6. KALIMAT EFEKTIF…………………………………………………………...19 Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
  • 50. 50 1. Pengertian………………………………………………………………………19 2. Ciri-ciri…………………………………………………………………………19 ii 7. PARAGRAF………………………………………………………………………28 1. Pengertian………………………………………………………………………28 2. Fungsi…………………………………………………………………………..28 3. Unsur-unsur…………………………………………………………………….28 4. Syarat-syarat Paragraf………………………………………………………….29 5. Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama…………….……………………30 8. BENTUK KARANGAN……………………………………….….……………..35 1. Karangan Deskripsi…………………………………………….……….……...35 2. Karangan Eksposisi……………………………………………….……………35 3. Karangan Argumentasi……………………………………………..…………..36 4. Karangan Persuasi…………………………………………..…….………..…..36 5. Karangan Narasi……………………………………………….….…………...36 DAFTAR PUSTAKA Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia