SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1
Seri Khutbah Jum’at Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Wilayah DIY
Edisi 195, Jum’at 17 Januari 2020
KEDUDUKAN TETANGGA DALAM KEISLAMAN
SEORANG MUSLIM
Oleh: Dr. Muhammad Wakhid Mushtofa, M.Si
(Bidang Pelatihan dan Dakwah, PW IKADI DIY)
KhutbahPertama
َ‫ا‬َ‫ل‬َ‫ح‬َ‫م‬َ‫د‬ََّ َ ّ‫لِل‬َََ‫ل‬‫ا‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬ََ‫ش‬ََ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ا‬َّ‫ال‬َ‫ي‬َ‫م‬َ‫َو‬،‫ان‬َ‫أ‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ا‬َّ‫إ‬َ‫ح‬َ‫س‬َّ‫ان‬ََ‫ال‬َّ‫ج‬َ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ان‬َ‫،َو‬َ‫و‬َ‫ع‬‫د‬َ
َّ‫ل‬َ‫م‬َ‫ك‬َّ‫ر‬َّ‫م‬ََ‫ال‬َ‫ج‬َّ‫ار‬ََ‫ن‬َّ‫ع‬َ‫ي‬َ‫م‬ََ‫ال‬َّ‫ج‬َ‫ن‬َ.‫ان‬َ
َ‫َهللا‬َ‫ال‬ّ‫إ‬َ‫ه‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫َال‬‫ن‬‫َأ‬‫د‬‫ه‬‫ش‬‫أ‬‫و‬‫ه‬‫َل‬‫ك‬‫ي‬ ّ‫ر‬‫َش‬‫َال‬‫ه‬‫د‬‫ح‬‫و‬،َ‫ه‬‫ل‬‫و‬‫س‬‫ر‬‫َو‬‫ه‬‫د‬‫ب‬‫اَع‬ً‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫َم‬َ‫ن‬‫َأ‬‫د‬‫ه‬‫ش‬‫أ‬‫و‬.َ
َ ّ‫م‬‫و‬‫ىَي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫م‬‫ه‬‫ع‬ّ‫ب‬‫َت‬‫ن‬‫م‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ب‬‫ح‬‫ص‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ل‬‫ىَآ‬‫ل‬‫ع‬‫َو‬ٍ‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫اَم‬‫ن‬ّ‫ي‬ّ‫ب‬‫ىَن‬‫ل‬‫َع‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫َو‬ّ‫ل‬‫َص‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬
َ‫ال‬َّ‫ة‬‫ام‬‫ي‬ّ‫ق‬‫ا‬‫س‬‫ح‬ّ‫إ‬ّ‫ب‬.‫ن‬َ
‫د؛‬‫ع‬‫اَب‬َ‫م‬‫أ‬ََ،‫َهللا‬‫اد‬‫ب‬ّ‫اَع‬‫ي‬‫ف‬َ‫ن‬‫و‬‫ق‬َ‫ت‬‫م‬‫َال‬‫از‬‫َف‬‫د‬‫ق‬‫َف‬ّ‫هللا‬َ‫ى‬‫و‬‫ق‬‫ت‬ّ‫ب‬َ‫َاي‬‫ي‬ّ‫إ‬‫َو‬‫م‬‫ك‬‫ي‬ ّ‫ص‬‫و‬‫أ‬.ََ‫ال‬‫ق‬
َ:‫ى‬‫ال‬‫ع‬‫ت‬((َ‫ن‬‫و‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬ُّ‫م‬َ‫م‬‫نت‬‫أ‬‫َو‬َ‫ال‬ّ‫إ‬ََ‫ن‬‫ت‬‫و‬‫م‬‫َت‬‫ال‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ت‬‫ا‬‫ق‬‫َت‬َ‫ق‬‫َح‬‫واَهللا‬‫ق‬َ‫ت‬‫واَا‬‫ن‬‫ام‬‫َء‬‫ن‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫َا‬‫ُّها‬‫ي‬‫اَأ‬‫ي‬))َ
((َ‫َو‬‫واَهللا‬‫ق‬َ‫ت‬‫واَا‬‫ن‬‫ام‬‫َء‬‫ن‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ُّه‬‫ي‬‫َأ‬‫ا‬‫ي‬َ‫م‬‫ك‬‫ال‬‫م‬‫ع‬‫َأ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫ا.َي‬ً‫د‬‫ّي‬‫د‬‫َس‬ً‫ال‬‫و‬‫اَق‬‫و‬‫ل‬‫و‬‫ق‬
‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫اَع‬ً‫ز‬‫و‬‫َف‬‫از‬‫َف‬‫د‬‫ق‬‫َف‬‫ه‬‫ل‬‫و‬‫س‬‫ر‬‫َو‬‫َهللا‬ّ‫ع‬ّ‫ط‬‫َي‬‫ن‬‫م‬‫َو‬‫م‬‫ك‬‫ب‬‫و‬‫ن‬‫َذ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ي‬‫و‬))َ
Jamaah shalat jumat rahimakumullah..
Seseorang yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita setelah keluarga adalah
tetangga. Sebagian besar ulama mengartikan tetangga adalah seorang yang tinggal empat puluh rumah
dari rumah kita dari semua arah. Hal ini berdasarkan Hadits Marfu’ dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ,
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«َ‫ح‬َُّ‫ق‬ََ‫ال‬َّ‫ج‬َ‫و‬َّ‫ار‬ََ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ع‬َ‫و‬َ‫ن‬َ‫د‬ًَ‫ار‬‫ا‬،ََ‫ه‬َ‫ك‬َ‫ذ‬‫ا‬،ََ‫و‬َ‫ه‬َ‫ك‬‫ذا‬،ََ‫و‬َ‫ه‬َ‫ك‬َ‫ذ‬،‫ا‬ََ‫ي‬َّ‫م‬َ‫ي‬ًَ‫ن‬‫ا‬َ
َ‫و‬َّ‫ش‬َ‫م‬ًَ‫اال‬،ََ‫و‬َ‫ق‬ََ‫د‬ًَ‫م‬‫ا‬‫ا‬،ََ‫و‬َ‫خ‬َ‫ل‬ًَ‫ف‬‫ا‬»َ
“Hak tetangga itu empat puluh rumah, ke sana, ke sana, ke sana dan ke sana, (Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam mengarahkantangannya) ke arah kanan dan ke arah kiri,
ke arah depan dan ke arah belakang.” (HR. Abu Ya’la dalam Musnadnya).
Sedangkan Madzhab Maliki berpendapat tetangga itu yang disatukan oleh satu masjid atau dua
masjid yang berdekatan. Saat ini, pengertian tetangga barangkali tidak hanya terbatas pada pengertian
tersebut, namun lebih lebih luas lagi. Jika kita bekerja di pasar, maka para pedagang yang ada di sebelah
2
kita adalahtetangga kita.Jika kita bekerja dikantor, maka sesama temansatukantorjuga dikatakansebagai
tetangga kita. Demikian pula untuk tempat-tempat yang lainnya.
Jamaah shalat jumat rahimakumullah..
Dalam keislaman seorang hamba, tetangga memiliki kedudukan yang istimewa. Kalau Islam
sebagai ajaran hidup yang sempurna dibagi menjadi tiga aspek, yaitu akidah (keyakinan), ibadah
(peribadatan) dan akhlak, maka pada ketiganya, peran tetangga sangatlah menentukan kualitas kebaikan
seseorang. Tetangga menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas dan kesempurnaan akidah,
ibadah dan akhlak kita.
Dalam hal akidah, kedudukan penting tetangga yang pertama adalah bahwa berbuat baik kepada
tetangga menjadi salah satu tanda kesempurnaan iman kita. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu
Anhu,
َ‫ه‬‫ار‬‫َج‬‫م‬ ّ‫ر‬‫ك‬‫ي‬‫ل‬‫َف‬ ّ‫ر‬ ّ‫َاآلخ‬ ّ‫م‬‫و‬‫ي‬‫ال‬‫َو‬ّ‫هلل‬‫ا‬ّ‫ب‬َ‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫َي‬‫ان‬‫َك‬‫ن‬‫م‬َ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allahdan hariakhir, maka hendaklahia memuliakan
tetangganya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas memberitahukan kepada kita bahwa seseorang tidak akan mencapai kesempurnaan
iman jika ia tidak berbuat baik kepada tetangganya. Sebaik apapun amalnya, sekhusyu’ dan serajin apapun
ibadahnya, namun jika ia bersikap buruk kepada tetangganya, maka imannya dianggap belum sempurna.
Lebih-lebih jika ia sampai menyakiti tetangganya, baik dengan lisan maupun perbuatannya. Maka akan
berkuranglah imannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
«َّ َ‫الِل‬‫و‬ََ‫ال‬َ،‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫ي‬ََّ َ‫الِل‬‫و‬ََ‫ال‬َ،‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫ي‬ََّ َ‫الِل‬‫و‬ََ‫ال‬ََ‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫ي‬»ََ‫يل‬ّ‫ق‬َ:َ‫ن‬‫م‬‫و‬َ‫ا‬‫ي‬َ
َ‫ول‬‫س‬‫ر‬َ‫؟‬ّ َ‫الِل‬ََ‫ال‬‫ق‬َ:«‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫ا‬ََ‫ال‬ََ‫ن‬‫م‬‫أ‬‫ي‬َ‫ه‬‫ار‬‫ج‬َ‫ا‬‫و‬‫ب‬َّ‫ئ‬َ‫ه‬‫ق‬»
“Demi Allah, ia tidak beriman, demi Allah, ia tidak beriman, demi Allah, ia tidak
beriman, (tidak sempurna imannya), lalu ditanyakan, “Siapa ia wahai Rasulullah?
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “Yaitu seseorang yang tetangganya
tidak aman dari kejahatannya.” (HR. Al-Bukhari).
Jamaah shalat jumat rahimakumullah..
Jika kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga kita, maka bagaimanakah ukurannya?
Kapan kita sudah dikategorikan sebagai seorang yang telah berbuat baik kepada tetangga? Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan patokannya dalam hadis berikut ini:
َّ‫ه‬‫ي‬ ّ‫َخ‬ ّ‫َِل‬‫و‬‫َأ‬ّ‫ه‬ ّ‫ار‬‫ج‬ّ‫ل‬َ َ‫ب‬ ّ‫ح‬‫ىَي‬َ‫ت‬‫َح‬ٌ‫د‬‫ب‬‫َع‬‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫َي‬‫َال‬ّ‫ه‬ّ‫د‬‫ي‬ّ‫ب‬َ‫ي‬ّ‫س‬‫ف‬‫َن‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫ا‬‫و‬
َّ‫ه‬ّ‫س‬‫ف‬‫ن‬ّ‫ل‬َ ُّ‫ب‬ ّ‫ح‬‫اَي‬‫م‬
3
“Demi Dzat yang jiwaku dalam tangan-Nya, tidak –sempurna—iman seorang hamba
hingga ia mencintai untuk tetangganya atau untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai
sesuatu untuk dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Jadi, kita dikategorikan sebagai seorang yang telah berbuat baik kepada tetangga jika kita
menginginkan kebaikan-kebaikan untuknya, sebagaimana kita menginginkannya untuk diri kita sendiri.
Tentunya ini bukanlah hal yang mudah, namun marilah kita berlatih untuk mewujudkannya.
Kedudukan penting tetangga kedua dalam aspek akidah adalah menyakiti tetangga akan menjadi
penghalang seseorang masuk surga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
َ‫ق‬ّ‫ئ‬‫ا‬‫و‬‫َب‬‫ه‬‫ار‬‫َج‬‫ن‬‫م‬‫أ‬‫َي‬‫َال‬‫ن‬‫َم‬‫ة‬َ‫ن‬‫ج‬‫َال‬‫ل‬‫خ‬‫د‬‫َي‬‫ال‬َ‫ه‬
“Tidak masuk surga seorang yang tetangganya tidak merasa aman dari tingkah lakunya”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Yang dimaksud tidak masuk surga adalah bahwa seorang mukmin tidak langsung masuk surga
setelah selesai proses hisab dan penimbangan amalan. Artinya, ia harus masuk neraka dahulu sebagai
balasan atas perbuatannya menyakiti tetangga. Walaupun pada akhirnya, ia akan masuk surga, karena
adalah seorang mukmin.
Hampir senada dengan hadis tersebut, Rasulullah pernah ditanya mengenai seseorang yang rajin
shalat (sunnah) di malam hari dan puasa (sunnah) di siang hari. Dia bekerja dan juga bersedekah, akan
tetapi ia menyakiti tetangganya dengan lisannya. Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab,
“Sedikitpun tidak ada kebaikan terhadap amalan yang ia lakukan, ia termasuk ahli neraka.” Lalu ditanyakan
kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa seseorang –hanya- melaksanakan shalat wajib dan
bersedekah dengan sepotong roti kering dan tidak menyakiti siapapun. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam
menjawab, “Dia termasukahlisurga.” Demikiandiriwayatkanolehal-Bukharidalamkitabal-Adab al-Mufrad
dan al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman.
Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahwa penunaian kewajiban ‘ubudiyah kepada Allah
bukanlah sebuah jaminan bahwa orang tersebut akan masuk surga jika ia bersikap buruk dan menyakiti
tetangganya. Dengan demikian berarti sikap seorang muslim terhadap tetangganya akan menjadi salah
satu hal yang menyebabkan ia masuk ke dalam surga.
Jamaah shalat jumat rahimakumullah..
Yang kedua, tetangga mempunyai kedudukan penting dalam ibadah seorang hamba. Artinya,
tetangga adalah patner utama kita dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Misalnya, dalam
pelaksanaan shalatberjama’ah, peranan tetangga sangatlah jelas. Kita akan lebih bersemangat mendirikan
shalat berjamaah jika dikelilingi oleh para tetangga yang juga rajin berjamaah. Jumlah jamaah dalam shalat
pun semakin banyak jika banyak tetangga kita yang ikut shalat berjamaah. Demikian juga dalam ber-amar
ma’ruf dan nahi munkar, dan berdakwah menyebarkan kebaikan di masyarakat, peranan tetangga
4
sangatlah nyata. Maka sangat wajar apabila Jibril senantiasa berwasiat kepada Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam agar selalu berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
َّ‫ن‬‫ي‬ ّ‫وص‬‫َي‬‫يل‬ ّ‫ر‬‫ب‬ ّ‫َج‬‫ال‬‫اَز‬‫م‬َ‫ي‬ََ‫ه‬‫ث‬ ّ‫ر‬‫و‬‫ي‬‫َس‬‫ه‬َ‫ن‬‫َأ‬‫ت‬‫ن‬‫ن‬‫ىَظ‬َ‫ت‬‫َح‬ ّ‫ار‬‫ج‬‫ال‬ّ‫ب‬
“Jibril terus menerus berpesan kepadaku tentang tetangga, hingga aku menduga bahwasanya
dia akan memberikan hak waris kepada tetangga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Jamaah shalat jumat rahimakumullah..
Yang terakhir, tetangga juga mempunyai peranan penting dalam akhlak seorang muslim. Hal ini
bisa lihat dari kedudukan tetangga sebagai saksi utama terhadap kebaikan atapun keburukan akhlak
seseorang. Al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia bercerita:
Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, laluberkata: “Ya Rasulullahtunjukkan kepadaku
suatu amal, jika aku melakukannya, maka aku akan masuk surga?” Lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam
menjawab, “Jadilahkamu orang baik.” Dia bertanya, “Bagaimana aku tahu, kalauaku baik.” Nabi menjawab,
“Tanyakan kepada tetanggamu, jika mereka mengatakan kamu baik, berarti kamu baik. Jika mereka mengatakan
kamu buruk, berarti kamu buruk.”
Jadi, seberapa baik akhlak seorangmuslim dapatdilihatdaripengakuanpara tetangganya. Padahal,
diantara amalan yang paling banyak pahalanya dan dapat memberatkan timbangan di hari kiamat adalah
akhlak yang mulia. Maka, penting bagi kita untuk mendapatkan pengakuan dari para tetangga kita bahwa
kita adalah seorang yang benar-benar baik. Tentang hal ini, terlihat lebih jelas dalam hadits berikut.
«َ‫م‬‫ا‬ََّ‫م‬َ‫ن‬ََ‫م‬َ‫س‬َّ‫ل‬ٍَ‫م‬ََ‫ي‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ت‬ََ‫ف‬َ‫ي‬َ‫ش‬َ‫ه‬َ‫د‬ََ‫ل‬َ‫ه‬ََ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ع‬ٌَ‫ة‬ََّ‫م‬َ‫ن‬ََ‫أ‬َ‫ه‬َّ‫ل‬ََ‫أ‬َ‫ب‬َ‫ي‬َّ‫ت‬‫ا‬ََّ‫ج‬َ‫ي‬َ‫ر‬َّ‫ن‬‫ا‬َّ‫ه‬َ
َ‫اِل‬َ‫د‬َّ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ن‬ََ‫أ‬ََ‫ن‬َ‫ه‬َ‫م‬ََ‫ال‬ََ‫ي‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫و‬َّ‫ن‬ََّ‫إ‬ََ‫ال‬ََ‫خ‬َ‫ي‬ًَ‫ر‬‫ا‬،ََّ‫إ‬ََ‫ال‬ََ‫ق‬َ‫ال‬ََ‫هللا‬ََ‫ع‬ََ‫ز‬ََ‫و‬َ‫ج‬ََ‫ل‬َ:َ‫ق‬َ‫د‬َ
َ‫ق‬َّ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ت‬ََ‫ق‬َ‫و‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫م‬»،ََ‫أ‬َ‫و‬ََ‫ق‬َ‫ال‬َ:«َ‫ش‬َ‫ه‬‫اد‬َ‫ت‬َ‫ك‬َ‫م‬ََ‫و‬َ‫غ‬َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫ت‬ََ‫ل‬َ‫ه‬ََ‫م‬‫ا‬ََ‫ال‬ََ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ن‬»
“Apabila seorang muslim meninggal, dan empat tetangganya yang terdekat bersaksi bahwa
mereka tidak mengetahuinya kecuali sebagai orang yang baik, maka Allah Subhanahu
Wata'ala berfirman, “Sungguh Aku menerima ucapan kalian atau persaksian kalian, dan
Aku mengampuni baginya dosa yang kalian tidak ketahui.” (Hr. Al-Baihaqi dalam
Syuab al-Iman)
Jamaah shalat jumat rahimakumullah..
Demikianlah kedudukan penting tetangga dalam keislaman seorang muslim. Untuk itu marilah
kita pastikan kebaikan kita kepada semua tetangga kita, agar Allah menggolongkan kita sebagai seorang
yang baik dan layak untuk mendapatkan surga-Nya. Amin ya rabbal ‘alamin.
َّ‫ت‬‫ا‬‫آلي‬‫َا‬‫ن‬ّ‫َم‬ ّ‫ه‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ا‬‫م‬ّ‫ب‬َ‫م‬‫َاك‬‫ي‬ّ‫إ‬‫َو‬‫ي‬ّ‫ن‬‫ع‬‫ف‬‫ن‬‫،َو‬ ّ‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫ع‬‫َال‬ّ‫آن‬‫ر‬‫ق‬‫يَال‬ّ‫ف‬َ‫م‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫ي‬ّ‫ل‬َ‫َهللا‬‫ك‬‫ار‬‫ب‬
‫ا‬‫ذ‬‫َه‬‫ي‬ّ‫ل‬‫و‬‫َق‬‫ل‬‫و‬‫ق‬‫،َأ‬ ّ‫م‬‫ي‬ّ‫ك‬‫ح‬‫َال‬ ّ‫ر‬‫ّك‬‫الذ‬‫و‬،ََ‫ه‬َ‫ن‬ّ‫إ‬َ،‫ه‬‫و‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ت‬‫اس‬‫َف‬‫م‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫ي‬ّ‫ل‬َ‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫ع‬‫َال‬‫َهللا‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ت‬‫س‬‫أ‬‫و‬
َ‫م‬‫ي‬ ّ‫ح‬َ‫َالر‬‫ر‬‫و‬‫ف‬‫غ‬‫َال‬‫و‬‫ه‬
5
KhutbahKedua
َّ‫ه‬ّ‫ل‬‫َك‬ ّ‫ن‬‫ّي‬‫ىَالد‬‫ل‬‫َع‬‫ه‬‫ر‬ّ‫ه‬‫ظ‬‫ي‬ّ‫ل‬َّ‫ق‬‫ح‬‫َال‬ّ‫ن‬‫ّي‬‫د‬‫ىَو‬‫د‬‫ه‬‫ال‬ّ‫ب‬َ‫ه‬‫ل‬‫و‬‫س‬‫َر‬‫ل‬‫س‬‫ر‬‫َأ‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫َا‬ّ َ ّ‫َلِل‬‫د‬‫م‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬
َ‫ه‬ ّ‫ر‬‫َك‬‫و‬‫ل‬‫و‬.‫ن‬‫و‬‫ر‬ّ‫ف‬‫ا‬‫ك‬‫ال‬
َ‫َال‬‫َأن‬‫د‬‫ه‬‫ش‬‫أ‬ََّ‫إ‬ََ‫ال‬‫َإ‬‫ه‬‫ل‬ََ‫،َو‬‫ه‬‫َل‬‫يك‬ ّ‫ر‬‫َالَش‬‫ه‬‫د‬‫ح‬‫َو‬‫هللا‬َ‫أ‬َ‫ش‬َ‫ه‬َ‫اَع‬ً‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫َم‬َ‫َأن‬‫د‬‫ه‬‫د‬‫ب‬ََ‫و‬‫ه‬‫ول‬‫س‬‫ر‬.َ
((َ‫ون‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫َم‬‫م‬‫ت‬‫ن‬‫أ‬‫الَو‬ّ‫إ‬ََ‫ن‬‫وت‬‫م‬‫الَت‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ت‬‫ا‬‫ق‬‫َت‬َ‫ق‬‫َح‬ َ‫واَالِل‬‫ق‬َ‫ت‬‫واَا‬‫ن‬‫َآم‬‫ّين‬‫ذ‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ُّه‬‫ي‬‫اأ‬‫ي‬).)َ
((َ‫ا‬ً‫د‬‫ّي‬‫د‬‫الَس‬‫و‬‫َق‬‫وا‬‫ول‬‫ق‬‫َو‬ َ‫واَالِل‬‫ق‬َ‫ت‬‫َا‬‫وا‬‫ن‬‫َآم‬‫ّين‬‫ذ‬َ‫ل‬‫َا‬‫ا‬‫ُّه‬‫ي‬‫اأ‬‫ي‬ََ‫م‬‫ك‬‫ال‬‫م‬‫ع‬‫َأ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫ي‬
‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫اَع‬ً‫ز‬‫و‬‫َف‬‫از‬‫َف‬‫د‬‫ق‬‫َف‬‫ه‬‫ول‬‫س‬‫ر‬‫َو‬ َ‫َالِل‬ّ‫ع‬ّ‫ط‬‫َي‬‫ن‬‫م‬‫َو‬‫م‬‫ك‬‫وب‬‫ن‬‫َذ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ي‬‫و‬.))َ
َ‫أ‬َ ّ‫م‬‫س‬ّ‫ب‬َ ّ‫م‬‫ي‬ ّ‫ج‬َ‫َالر‬ّ‫ان‬‫ط‬‫ي‬َ‫ش‬‫َال‬‫ن‬ّ‫َم‬ّ‫هلل‬‫ا‬ّ‫ب‬َ‫ذ‬‫و‬‫ع‬َّ‫م‬‫ي‬ ّ‫ح‬َ‫َالر‬ّ‫ن‬‫م‬‫ح‬َ‫َالر‬ّ‫هللا‬َ
َّ‫د‬ّ‫ي‬‫َس‬ ٍ‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫َم‬ ‫ا‬‫ن‬‫ال‬‫و‬‫م‬‫َو‬ ‫ا‬‫ن‬ّ‫م‬‫ي‬ ّ‫ر‬‫ك‬‫َو‬ ‫ا‬‫ن‬ّ‫ع‬‫ي‬ّ‫ف‬‫ش‬‫َو‬ ‫ا‬‫ن‬ّ‫ب‬‫ي‬ّ‫ب‬‫ح‬‫َو‬ ‫ا‬‫ّن‬‫د‬ّ‫ي‬‫َس‬ ‫ى‬‫ل‬‫َع‬ ّ‫ل‬‫َص‬ َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬
َّ‫هللا‬َّ‫ل‬‫و‬‫س‬‫َر‬ّ‫ة‬‫اب‬‫ح‬‫َص‬ّ‫ل‬‫َك‬‫ن‬‫ىَع‬‫ال‬‫ع‬‫َت‬‫َهللا‬‫ي‬ ّ‫ض‬‫ر‬‫َو‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ ّ‫ر‬ ّ‫خ‬‫ِل‬‫ا‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ّ‫ل‬َ‫و‬‫ِل‬‫ا‬َ‫أ‬َ‫ن‬‫ي‬ّ‫ع‬‫م‬‫ج‬َ.ََ
َّ َ ّ‫َلِل‬‫د‬‫م‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬َ‫ر‬َّ‫ب‬ََ‫الع‬َ‫ال‬َّ‫م‬َ‫ي‬‫ن‬َ،َّ‫ف‬‫ا‬‫و‬‫اَي‬ً‫د‬‫م‬‫ح‬‫ي‬َ‫ه‬‫د‬‫ي‬ ّ‫ز‬‫َم‬‫ئ‬ّ‫ف‬‫ا‬‫ك‬‫َي‬‫َو‬‫ه‬‫م‬‫ع‬ّ‫ن‬.َ
َّ‫غ‬‫ب‬‫ن‬‫اَي‬‫م‬‫َك‬‫ر‬‫ك‬ُّ‫ش‬‫َال‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫د‬‫م‬‫ح‬‫َال‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫َنا‬‫ب‬‫اَر‬‫ي‬‫ي‬ََ‫ك‬ّ‫ن‬‫ا‬‫ط‬‫ل‬‫َس‬ ّ‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫ع‬‫َو‬‫ك‬ّ‫ه‬‫ج‬‫َو‬ّ‫ل‬‫ال‬‫ج‬ّ‫ل‬َ
َ،ّ‫ت‬‫ا‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ل‬ّ‫ل‬َ‫ر‬ّ‫ف‬‫َاغ‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ن‬ّ‫َم‬ ّ‫اء‬‫ي‬‫ح‬‫ِل‬‫ّ،َا‬‫ت‬‫ا‬‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ّ‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫م‬‫ال‬‫و‬
َّ‫ت‬‫ا‬‫اج‬‫ح‬‫َال‬‫ي‬ ّ‫اض‬‫اَق‬‫ي‬‫ّ،َف‬‫ت‬‫ا‬‫و‬‫ع‬َ‫د‬‫َال‬‫ب‬‫ي‬ ّ‫ج‬‫َم‬ٌ‫ب‬‫ي‬ ّ‫ر‬‫ٌَق‬‫ع‬‫ي‬ّ‫م‬‫َس‬‫ك‬َ‫ن‬ّ‫إ‬َ،ّ‫ت‬‫ا‬‫و‬‫م‬‫اِل‬‫و‬َ
َّ‫د‬ّ‫ل‬‫ا‬‫و‬ّ‫ل‬‫َو‬‫نا‬‫ب‬‫و‬‫ن‬‫َذ‬‫نا‬‫َل‬‫ر‬ّ‫ف‬‫َاغ‬‫َنا‬‫ب‬‫ر‬َ‫م‬‫ه‬‫م‬‫ح‬‫ار‬‫َو‬‫نا‬‫ي‬ََ‫َي‬‫ب‬‫اَر‬‫م‬‫ك‬َ‫و‬ًَ‫ا‬‫ار‬‫غ‬ ّ‫َص‬‫نا‬َ
َ‫َأ‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬َ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ي‬ّ‫ت‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ان‬‫ي‬‫ن‬‫اَد‬‫ن‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫أ‬‫ا،َو‬‫ن‬ ّ‫ر‬‫م‬‫َأ‬‫ة‬‫م‬‫ص‬ّ‫َع‬‫و‬‫َه‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ن‬‫ن‬‫ّي‬‫د‬َ‫ا‬‫ن‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬
ٍَ‫ر‬‫ي‬‫َخ‬ّ‫ل‬‫َك‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ا‬‫ن‬‫َل‬ً‫ة‬‫اد‬‫ي‬ ّ‫َز‬‫اة‬‫ي‬‫ح‬‫َال‬ّ‫ل‬‫ع‬‫اج‬‫ا،َو‬‫ن‬‫اد‬‫ع‬‫اَم‬‫ه‬‫ي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫ي‬ّ‫ت‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ن‬‫ت‬‫ر‬ ّ‫اَآخ‬‫ن‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫أ‬‫ا،َو‬‫ن‬‫اش‬‫ع‬‫م‬َ
ًَ‫ة‬‫اح‬‫َر‬‫ت‬‫و‬‫م‬‫َال‬ّ‫ل‬‫ع‬‫اج‬‫،َو‬ٍََ‫ر‬‫َش‬ّ‫ل‬‫َك‬‫ن‬ّ‫اَم‬‫ن‬‫ل‬َ
‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫م‬‫ال‬‫س‬ّ‫ل‬‫َا‬ َ‫ـز‬ّ‫ع‬‫َأ‬ َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬َ،َّ‫ن‬‫ّي‬‫َالد‬‫اء‬‫ـد‬‫ع‬‫َأ‬‫ـر‬ّ‫م‬‫د‬‫و‬،ََ‫ل‬‫ـذ‬‫َخ‬‫ن‬‫َم‬‫ل‬‫ذ‬‫اخ‬‫و‬
‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫م‬‫ال‬‫س‬ّ‫ل‬‫ا‬َ
‫ا‬َ‫ا‬‫ّن‬‫ا‬ََ‫م‬‫ـه‬‫لل‬‫ا‬‫ن‬‫ق‬‫ز‬‫ر‬‫َت‬‫ن‬‫َأ‬‫ك‬‫ل‬‫أ‬‫س‬‫ن‬ًََ‫ة‬‫ل‬‫و‬‫د‬ًََ‫ة‬‫ريم‬‫ك‬،ََ‫ي‬َّ‫اَال‬‫ه‬ّ‫ب‬َُّ‫ز‬ّ‫ع‬َ‫س‬َ‫ال‬َ‫م‬ََ‫و‬َ‫أ‬َ‫ل‬‫ه‬َ‫،َو‬‫ه‬َ‫ي‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ّ‫ب‬َُّ‫ل‬َ‫ا‬
َ‫َو‬‫فاق‬ّ‫الن‬َ‫أ‬َ‫ل‬‫ه‬َ‫ن‬‫ل‬‫ع‬‫ج‬‫ت‬‫،َو‬‫ه‬َّ‫ف‬َ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ه‬َّ‫ة‬‫عا‬ُّ‫د‬‫َال‬‫ن‬ّ‫اَم‬َّ‫إ‬َ‫ل‬َّ‫ة‬‫قاد‬‫ال‬‫،َو‬‫ك‬ّ‫ت‬‫ىَطاع‬َّ‫إ‬َ‫ل‬َ‫ق‬‫ز‬‫ر‬‫ت‬‫،َو‬‫ك‬ّ‫ل‬‫بي‬‫ىَس‬َ‫نا‬
َ‫اِل‬‫ياَو‬‫ن‬ُّ‫د‬‫َال‬‫ة‬‫رام‬‫هاَك‬ّ‫ب‬‫ة‬‫ر‬ ّ‫خ‬َ
َ‫ان‬‫م‬‫ي‬ّ‫َال‬‫م‬ّ‫ه‬‫ي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫ب‬ّ‫ب‬‫ح‬‫َو‬،‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫َال‬‫اب‬‫ب‬‫َش‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫َأ‬ َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ال‬َ،‫م‬ّ‫ه‬ّ‫ب‬‫و‬‫ل‬‫َق‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ه‬‫ن‬ّ‫ي‬‫ز‬‫و‬
َ‫م‬‫ح‬‫ر‬‫اَأ‬‫َي‬‫ك‬ّ‫ت‬‫م‬‫ح‬‫ر‬ّ‫ب‬َ‫ن‬‫ّي‬‫د‬ّ‫اش‬َ‫َالر‬‫ن‬ّ‫َم‬‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ع‬‫اج‬‫،َو‬‫ان‬‫ي‬‫ص‬ّ‫الع‬‫َو‬‫ق‬‫و‬‫س‬‫الف‬‫َو‬‫ر‬‫ف‬‫ك‬‫مَال‬ّ‫ه‬‫ي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫ه‬ ّ‫ر‬‫ك‬‫و‬
َ‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ ّ‫اح‬َ‫الر‬َ
َ‫د‬‫م‬‫ح‬‫ال‬‫َو‬‫ين‬ّ‫ل‬‫س‬‫ر‬‫م‬‫ىَال‬‫ل‬‫َع‬ٌ‫م‬‫ال‬‫س‬‫َو‬‫ون‬‫ف‬ ّ‫ص‬‫اَي‬َ‫م‬‫َع‬ّ‫ة‬َ‫ز‬ّ‫ع‬‫َال‬ّ‫ب‬‫َر‬‫ك‬ّ‫ب‬‫َر‬‫ان‬‫ح‬‫ب‬‫س‬ََّ َ ّ‫لِل‬
َ‫ين‬ّ‫م‬‫ال‬‫ع‬‫َال‬ّ‫ب‬‫ر‬
6
8
...‫ة‬‫ال‬َ‫ص‬‫واَال‬‫م‬‫ي‬ّ‫ق‬‫أ‬َ

More Related Content

What's hot

Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2
Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2
Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2Ra Hardianto
 
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)Dul Bjn
 
Tematik Hadits Penawar Hati
Tematik Hadits Penawar HatiTematik Hadits Penawar Hati
Tematik Hadits Penawar HatiJimatul Arrobi
 
Makalah hadits print
Makalah hadits printMakalah hadits print
Makalah hadits printDedy Irawan
 
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]badruzaman82
 
03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanahMuallif Ramones
 
Surat al maun
Surat al maunSurat al maun
Surat al maunMengajar
 
Hadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslimHadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslimAsep Bunyamin
 
Umroh transformatif smg 2014
Umroh transformatif smg 2014Umroh transformatif smg 2014
Umroh transformatif smg 2014Fori Suwargono
 

What's hot (19)

Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2
Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2
Orang yang-dikabulkan-do-anya-1-2
 
Silde Bid'ah
Silde Bid'ahSilde Bid'ah
Silde Bid'ah
 
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
Pengertian Bid'ah hasanah dan sayyi'ah (mengenal dalil umum dan dalil khusus)
 
Tematik Hadits Penawar Hati
Tematik Hadits Penawar HatiTematik Hadits Penawar Hati
Tematik Hadits Penawar Hati
 
Maksud bid
Maksud bidMaksud bid
Maksud bid
 
Tafsir surat al ma'un
Tafsir surat al ma'unTafsir surat al ma'un
Tafsir surat al ma'un
 
Fiqih bid’ah
Fiqih bid’ahFiqih bid’ah
Fiqih bid’ah
 
sunnah dan bid'ah
sunnah dan bid'ahsunnah dan bid'ah
sunnah dan bid'ah
 
Presentation bid'ah
Presentation bid'ahPresentation bid'ah
Presentation bid'ah
 
Tabarruk
Tabarruk Tabarruk
Tabarruk
 
Amalan di bulan rejab
Amalan di bulan rejabAmalan di bulan rejab
Amalan di bulan rejab
 
Makalah hadits print
Makalah hadits printMakalah hadits print
Makalah hadits print
 
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
Khutbah jum'at-pentingnya shalat berjamaah [full]
 
Bid'ah
Bid'ahBid'ah
Bid'ah
 
03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah03.bab iii bidah_hasanah
03.bab iii bidah_hasanah
 
Surat al maun
Surat al maunSurat al maun
Surat al maun
 
Hadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslimHadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslim
 
Umroh transformatif smg 2014
Umroh transformatif smg 2014Umroh transformatif smg 2014
Umroh transformatif smg 2014
 
Tabarruk
TabarrukTabarruk
Tabarruk
 

Similar to Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim

Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofiFadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofialfan bainofi
 
Pembangunan mapan dalam islam
Pembangunan mapan dalam islamPembangunan mapan dalam islam
Pembangunan mapan dalam islamIZWANIKZ
 
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptsyarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptMuhammadALFarisiSutr
 
Id the protective_fortress
Id the protective_fortressId the protective_fortress
Id the protective_fortressLoveofpeople
 
Pertemuan 2 hadits
Pertemuan 2 haditsPertemuan 2 hadits
Pertemuan 2 haditszahraaini3
 
hadis tentang kebersihan
hadis tentang kebersihanhadis tentang kebersihan
hadis tentang kebersihanUsmawatidewi
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukAjeng Putri
 
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUTAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUibmn
 
Adab bertetangga dalam islam
Adab bertetangga dalam islamAdab bertetangga dalam islam
Adab bertetangga dalam islamsyahidqudsi
 
Komunikasi dengan allah1
Komunikasi dengan allah1Komunikasi dengan allah1
Komunikasi dengan allah1Ridwan Ginanjar
 
Inilah kerugian muslim yang meninggalkan shalat
Inilah kerugian muslim yang meninggalkan shalatInilah kerugian muslim yang meninggalkan shalat
Inilah kerugian muslim yang meninggalkan shalatErman Hidayat
 
11-Adab-terhadap-tetangga.pptx
11-Adab-terhadap-tetangga.pptx11-Adab-terhadap-tetangga.pptx
11-Adab-terhadap-tetangga.pptxHestiPratiwi23
 
Hidup rukun dan harmonis dengan tetangga
Hidup rukun dan harmonis dengan tetanggaHidup rukun dan harmonis dengan tetangga
Hidup rukun dan harmonis dengan tetanggaHelmon Chan
 
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIBERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIYunisa Astuti
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukAjeng Putri
 
Adab berjiran mengikut perspektif islam
Adab berjiran mengikut perspektif islamAdab berjiran mengikut perspektif islam
Adab berjiran mengikut perspektif islambedul87
 
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI ) RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI ) أحمد رمضان
 

Similar to Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim (20)

Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofiFadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
 
Pembangunan mapan dalam islam
Pembangunan mapan dalam islamPembangunan mapan dalam islam
Pembangunan mapan dalam islam
 
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptsyarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
 
Id the protective_fortress
Id the protective_fortressId the protective_fortress
Id the protective_fortress
 
Pertemuan 2 hadits
Pertemuan 2 haditsPertemuan 2 hadits
Pertemuan 2 hadits
 
Materi
MateriMateri
Materi
 
hadis tentang kebersihan
hadis tentang kebersihanhadis tentang kebersihan
hadis tentang kebersihan
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyuk
 
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUTAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
 
Adab bertetangga dalam islam
Adab bertetangga dalam islamAdab bertetangga dalam islam
Adab bertetangga dalam islam
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
 
Komunikasi dengan allah1
Komunikasi dengan allah1Komunikasi dengan allah1
Komunikasi dengan allah1
 
Inilah kerugian muslim yang meninggalkan shalat
Inilah kerugian muslim yang meninggalkan shalatInilah kerugian muslim yang meninggalkan shalat
Inilah kerugian muslim yang meninggalkan shalat
 
11-Adab-terhadap-tetangga.pptx
11-Adab-terhadap-tetangga.pptx11-Adab-terhadap-tetangga.pptx
11-Adab-terhadap-tetangga.pptx
 
Hidup rukun dan harmonis dengan tetangga
Hidup rukun dan harmonis dengan tetanggaHidup rukun dan harmonis dengan tetangga
Hidup rukun dan harmonis dengan tetangga
 
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJIBERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
BERAMAL DENGAN IKHLAS DAN TINGKAH LAKU TERPUJI
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyuk
 
Adab berjiran mengikut perspektif islam
Adab berjiran mengikut perspektif islamAdab berjiran mengikut perspektif islam
Adab berjiran mengikut perspektif islam
 
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI ) RESUME  BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
RESUME BUKU ZIKIR ( USMAN SAID SARQOWI )
 
Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)Bab 1(keikhlasan)
Bab 1(keikhlasan)
 

More from abdul roup

Rekam data totok punggung
Rekam data totok punggungRekam data totok punggung
Rekam data totok punggungabdul roup
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbabdul roup
 
Met kajian islam2
Met kajian islam2Met kajian islam2
Met kajian islam2abdul roup
 

More from abdul roup (6)

Yanto juli
Yanto juliYanto juli
Yanto juli
 
Rekam data totok punggung
Rekam data totok punggungRekam data totok punggung
Rekam data totok punggung
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
 
Nikah
NikahNikah
Nikah
 
Met kajian islam2
Met kajian islam2Met kajian islam2
Met kajian islam2
 

Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim

  • 1. 1 Seri Khutbah Jum’at Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Wilayah DIY Edisi 195, Jum’at 17 Januari 2020 KEDUDUKAN TETANGGA DALAM KEISLAMAN SEORANG MUSLIM Oleh: Dr. Muhammad Wakhid Mushtofa, M.Si (Bidang Pelatihan dan Dakwah, PW IKADI DIY) KhutbahPertama َ‫ا‬َ‫ل‬َ‫ح‬َ‫م‬َ‫د‬ََّ َ ّ‫لِل‬َََ‫ل‬‫ا‬َّ‫ذ‬َ‫ي‬ََ‫ش‬ََ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ا‬َّ‫ال‬َ‫ي‬َ‫م‬َ‫َو‬،‫ان‬َ‫أ‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ا‬َّ‫إ‬َ‫ح‬َ‫س‬َّ‫ان‬ََ‫ال‬َّ‫ج‬َ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ان‬َ‫،َو‬َ‫و‬َ‫ع‬‫د‬َ َّ‫ل‬َ‫م‬َ‫ك‬َّ‫ر‬َّ‫م‬ََ‫ال‬َ‫ج‬َّ‫ار‬ََ‫ن‬َّ‫ع‬َ‫ي‬َ‫م‬ََ‫ال‬َّ‫ج‬َ‫ن‬َ.‫ان‬َ َ‫َهللا‬َ‫ال‬ّ‫إ‬َ‫ه‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫َال‬‫ن‬‫َأ‬‫د‬‫ه‬‫ش‬‫أ‬‫و‬‫ه‬‫َل‬‫ك‬‫ي‬ ّ‫ر‬‫َش‬‫َال‬‫ه‬‫د‬‫ح‬‫و‬،َ‫ه‬‫ل‬‫و‬‫س‬‫ر‬‫َو‬‫ه‬‫د‬‫ب‬‫اَع‬ً‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫َم‬َ‫ن‬‫َأ‬‫د‬‫ه‬‫ش‬‫أ‬‫و‬.َ َ ّ‫م‬‫و‬‫ىَي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫م‬‫ه‬‫ع‬ّ‫ب‬‫َت‬‫ن‬‫م‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ب‬‫ح‬‫ص‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ل‬‫ىَآ‬‫ل‬‫ع‬‫َو‬ٍ‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫اَم‬‫ن‬ّ‫ي‬ّ‫ب‬‫ىَن‬‫ل‬‫َع‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫َو‬ّ‫ل‬‫َص‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ال‬َّ‫ة‬‫ام‬‫ي‬ّ‫ق‬‫ا‬‫س‬‫ح‬ّ‫إ‬ّ‫ب‬.‫ن‬َ ‫د؛‬‫ع‬‫اَب‬َ‫م‬‫أ‬ََ،‫َهللا‬‫اد‬‫ب‬ّ‫اَع‬‫ي‬‫ف‬َ‫ن‬‫و‬‫ق‬َ‫ت‬‫م‬‫َال‬‫از‬‫َف‬‫د‬‫ق‬‫َف‬ّ‫هللا‬َ‫ى‬‫و‬‫ق‬‫ت‬ّ‫ب‬َ‫َاي‬‫ي‬ّ‫إ‬‫َو‬‫م‬‫ك‬‫ي‬ ّ‫ص‬‫و‬‫أ‬.ََ‫ال‬‫ق‬ َ:‫ى‬‫ال‬‫ع‬‫ت‬((َ‫ن‬‫و‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬ُّ‫م‬َ‫م‬‫نت‬‫أ‬‫َو‬َ‫ال‬ّ‫إ‬ََ‫ن‬‫ت‬‫و‬‫م‬‫َت‬‫ال‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ت‬‫ا‬‫ق‬‫َت‬َ‫ق‬‫َح‬‫واَهللا‬‫ق‬َ‫ت‬‫واَا‬‫ن‬‫ام‬‫َء‬‫ن‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫َا‬‫ُّها‬‫ي‬‫اَأ‬‫ي‬))َ ((َ‫َو‬‫واَهللا‬‫ق‬َ‫ت‬‫واَا‬‫ن‬‫ام‬‫َء‬‫ن‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ُّه‬‫ي‬‫َأ‬‫ا‬‫ي‬َ‫م‬‫ك‬‫ال‬‫م‬‫ع‬‫َأ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫ا.َي‬ً‫د‬‫ّي‬‫د‬‫َس‬ً‫ال‬‫و‬‫اَق‬‫و‬‫ل‬‫و‬‫ق‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫اَع‬ً‫ز‬‫و‬‫َف‬‫از‬‫َف‬‫د‬‫ق‬‫َف‬‫ه‬‫ل‬‫و‬‫س‬‫ر‬‫َو‬‫َهللا‬ّ‫ع‬ّ‫ط‬‫َي‬‫ن‬‫م‬‫َو‬‫م‬‫ك‬‫ب‬‫و‬‫ن‬‫َذ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ي‬‫و‬))َ Jamaah shalat jumat rahimakumullah.. Seseorang yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita setelah keluarga adalah tetangga. Sebagian besar ulama mengartikan tetangga adalah seorang yang tinggal empat puluh rumah dari rumah kita dari semua arah. Hal ini berdasarkan Hadits Marfu’ dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu , Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: «َ‫ح‬َُّ‫ق‬ََ‫ال‬َّ‫ج‬َ‫و‬َّ‫ار‬ََ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ع‬َ‫و‬َ‫ن‬َ‫د‬ًَ‫ار‬‫ا‬،ََ‫ه‬َ‫ك‬َ‫ذ‬‫ا‬،ََ‫و‬َ‫ه‬َ‫ك‬‫ذا‬،ََ‫و‬َ‫ه‬َ‫ك‬َ‫ذ‬،‫ا‬ََ‫ي‬َّ‫م‬َ‫ي‬ًَ‫ن‬‫ا‬َ َ‫و‬َّ‫ش‬َ‫م‬ًَ‫اال‬،ََ‫و‬َ‫ق‬ََ‫د‬ًَ‫م‬‫ا‬‫ا‬،ََ‫و‬َ‫خ‬َ‫ل‬ًَ‫ف‬‫ا‬»َ “Hak tetangga itu empat puluh rumah, ke sana, ke sana, ke sana dan ke sana, (Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengarahkantangannya) ke arah kanan dan ke arah kiri, ke arah depan dan ke arah belakang.” (HR. Abu Ya’la dalam Musnadnya). Sedangkan Madzhab Maliki berpendapat tetangga itu yang disatukan oleh satu masjid atau dua masjid yang berdekatan. Saat ini, pengertian tetangga barangkali tidak hanya terbatas pada pengertian tersebut, namun lebih lebih luas lagi. Jika kita bekerja di pasar, maka para pedagang yang ada di sebelah
  • 2. 2 kita adalahtetangga kita.Jika kita bekerja dikantor, maka sesama temansatukantorjuga dikatakansebagai tetangga kita. Demikian pula untuk tempat-tempat yang lainnya. Jamaah shalat jumat rahimakumullah.. Dalam keislaman seorang hamba, tetangga memiliki kedudukan yang istimewa. Kalau Islam sebagai ajaran hidup yang sempurna dibagi menjadi tiga aspek, yaitu akidah (keyakinan), ibadah (peribadatan) dan akhlak, maka pada ketiganya, peran tetangga sangatlah menentukan kualitas kebaikan seseorang. Tetangga menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas dan kesempurnaan akidah, ibadah dan akhlak kita. Dalam hal akidah, kedudukan penting tetangga yang pertama adalah bahwa berbuat baik kepada tetangga menjadi salah satu tanda kesempurnaan iman kita. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, َ‫ه‬‫ار‬‫َج‬‫م‬ ّ‫ر‬‫ك‬‫ي‬‫ل‬‫َف‬ ّ‫ر‬ ّ‫َاآلخ‬ ّ‫م‬‫و‬‫ي‬‫ال‬‫َو‬ّ‫هلل‬‫ا‬ّ‫ب‬َ‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫َي‬‫ان‬‫َك‬‫ن‬‫م‬َ “Barangsiapa yang beriman kepada Allahdan hariakhir, maka hendaklahia memuliakan tetangganya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Hadis di atas memberitahukan kepada kita bahwa seseorang tidak akan mencapai kesempurnaan iman jika ia tidak berbuat baik kepada tetangganya. Sebaik apapun amalnya, sekhusyu’ dan serajin apapun ibadahnya, namun jika ia bersikap buruk kepada tetangganya, maka imannya dianggap belum sempurna. Lebih-lebih jika ia sampai menyakiti tetangganya, baik dengan lisan maupun perbuatannya. Maka akan berkuranglah imannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, «َّ َ‫الِل‬‫و‬ََ‫ال‬َ،‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫ي‬ََّ َ‫الِل‬‫و‬ََ‫ال‬َ،‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫ي‬ََّ َ‫الِل‬‫و‬ََ‫ال‬ََ‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫ي‬»ََ‫يل‬ّ‫ق‬َ:َ‫ن‬‫م‬‫و‬َ‫ا‬‫ي‬َ َ‫ول‬‫س‬‫ر‬َ‫؟‬ّ َ‫الِل‬ََ‫ال‬‫ق‬َ:«‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫ا‬ََ‫ال‬ََ‫ن‬‫م‬‫أ‬‫ي‬َ‫ه‬‫ار‬‫ج‬َ‫ا‬‫و‬‫ب‬َّ‫ئ‬َ‫ه‬‫ق‬» “Demi Allah, ia tidak beriman, demi Allah, ia tidak beriman, demi Allah, ia tidak beriman, (tidak sempurna imannya), lalu ditanyakan, “Siapa ia wahai Rasulullah? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “Yaitu seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.” (HR. Al-Bukhari). Jamaah shalat jumat rahimakumullah.. Jika kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga kita, maka bagaimanakah ukurannya? Kapan kita sudah dikategorikan sebagai seorang yang telah berbuat baik kepada tetangga? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan patokannya dalam hadis berikut ini: َّ‫ه‬‫ي‬ ّ‫َخ‬ ّ‫َِل‬‫و‬‫َأ‬ّ‫ه‬ ّ‫ار‬‫ج‬ّ‫ل‬َ َ‫ب‬ ّ‫ح‬‫ىَي‬َ‫ت‬‫َح‬ٌ‫د‬‫ب‬‫َع‬‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫َي‬‫َال‬ّ‫ه‬ّ‫د‬‫ي‬ّ‫ب‬َ‫ي‬ّ‫س‬‫ف‬‫َن‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫ا‬‫و‬ َّ‫ه‬ّ‫س‬‫ف‬‫ن‬ّ‫ل‬َ ُّ‫ب‬ ّ‫ح‬‫اَي‬‫م‬
  • 3. 3 “Demi Dzat yang jiwaku dalam tangan-Nya, tidak –sempurna—iman seorang hamba hingga ia mencintai untuk tetangganya atau untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai sesuatu untuk dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Jadi, kita dikategorikan sebagai seorang yang telah berbuat baik kepada tetangga jika kita menginginkan kebaikan-kebaikan untuknya, sebagaimana kita menginginkannya untuk diri kita sendiri. Tentunya ini bukanlah hal yang mudah, namun marilah kita berlatih untuk mewujudkannya. Kedudukan penting tetangga kedua dalam aspek akidah adalah menyakiti tetangga akan menjadi penghalang seseorang masuk surga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, َ‫ق‬ّ‫ئ‬‫ا‬‫و‬‫َب‬‫ه‬‫ار‬‫َج‬‫ن‬‫م‬‫أ‬‫َي‬‫َال‬‫ن‬‫َم‬‫ة‬َ‫ن‬‫ج‬‫َال‬‫ل‬‫خ‬‫د‬‫َي‬‫ال‬َ‫ه‬ “Tidak masuk surga seorang yang tetangganya tidak merasa aman dari tingkah lakunya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud tidak masuk surga adalah bahwa seorang mukmin tidak langsung masuk surga setelah selesai proses hisab dan penimbangan amalan. Artinya, ia harus masuk neraka dahulu sebagai balasan atas perbuatannya menyakiti tetangga. Walaupun pada akhirnya, ia akan masuk surga, karena adalah seorang mukmin. Hampir senada dengan hadis tersebut, Rasulullah pernah ditanya mengenai seseorang yang rajin shalat (sunnah) di malam hari dan puasa (sunnah) di siang hari. Dia bekerja dan juga bersedekah, akan tetapi ia menyakiti tetangganya dengan lisannya. Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “Sedikitpun tidak ada kebaikan terhadap amalan yang ia lakukan, ia termasuk ahli neraka.” Lalu ditanyakan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa seseorang –hanya- melaksanakan shalat wajib dan bersedekah dengan sepotong roti kering dan tidak menyakiti siapapun. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “Dia termasukahlisurga.” Demikiandiriwayatkanolehal-Bukharidalamkitabal-Adab al-Mufrad dan al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman. Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahwa penunaian kewajiban ‘ubudiyah kepada Allah bukanlah sebuah jaminan bahwa orang tersebut akan masuk surga jika ia bersikap buruk dan menyakiti tetangganya. Dengan demikian berarti sikap seorang muslim terhadap tetangganya akan menjadi salah satu hal yang menyebabkan ia masuk ke dalam surga. Jamaah shalat jumat rahimakumullah.. Yang kedua, tetangga mempunyai kedudukan penting dalam ibadah seorang hamba. Artinya, tetangga adalah patner utama kita dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Misalnya, dalam pelaksanaan shalatberjama’ah, peranan tetangga sangatlah jelas. Kita akan lebih bersemangat mendirikan shalat berjamaah jika dikelilingi oleh para tetangga yang juga rajin berjamaah. Jumlah jamaah dalam shalat pun semakin banyak jika banyak tetangga kita yang ikut shalat berjamaah. Demikian juga dalam ber-amar ma’ruf dan nahi munkar, dan berdakwah menyebarkan kebaikan di masyarakat, peranan tetangga
  • 4. 4 sangatlah nyata. Maka sangat wajar apabila Jibril senantiasa berwasiat kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam agar selalu berbuat baik kepada tetangga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: َّ‫ن‬‫ي‬ ّ‫وص‬‫َي‬‫يل‬ ّ‫ر‬‫ب‬ ّ‫َج‬‫ال‬‫اَز‬‫م‬َ‫ي‬ََ‫ه‬‫ث‬ ّ‫ر‬‫و‬‫ي‬‫َس‬‫ه‬َ‫ن‬‫َأ‬‫ت‬‫ن‬‫ن‬‫ىَظ‬َ‫ت‬‫َح‬ ّ‫ار‬‫ج‬‫ال‬ّ‫ب‬ “Jibril terus menerus berpesan kepadaku tentang tetangga, hingga aku menduga bahwasanya dia akan memberikan hak waris kepada tetangga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Jamaah shalat jumat rahimakumullah.. Yang terakhir, tetangga juga mempunyai peranan penting dalam akhlak seorang muslim. Hal ini bisa lihat dari kedudukan tetangga sebagai saksi utama terhadap kebaikan atapun keburukan akhlak seseorang. Al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia bercerita: Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, laluberkata: “Ya Rasulullahtunjukkan kepadaku suatu amal, jika aku melakukannya, maka aku akan masuk surga?” Lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab, “Jadilahkamu orang baik.” Dia bertanya, “Bagaimana aku tahu, kalauaku baik.” Nabi menjawab, “Tanyakan kepada tetanggamu, jika mereka mengatakan kamu baik, berarti kamu baik. Jika mereka mengatakan kamu buruk, berarti kamu buruk.” Jadi, seberapa baik akhlak seorangmuslim dapatdilihatdaripengakuanpara tetangganya. Padahal, diantara amalan yang paling banyak pahalanya dan dapat memberatkan timbangan di hari kiamat adalah akhlak yang mulia. Maka, penting bagi kita untuk mendapatkan pengakuan dari para tetangga kita bahwa kita adalah seorang yang benar-benar baik. Tentang hal ini, terlihat lebih jelas dalam hadits berikut. «َ‫م‬‫ا‬ََّ‫م‬َ‫ن‬ََ‫م‬َ‫س‬َّ‫ل‬ٍَ‫م‬ََ‫ي‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ت‬ََ‫ف‬َ‫ي‬َ‫ش‬َ‫ه‬َ‫د‬ََ‫ل‬َ‫ه‬ََ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ب‬َ‫ع‬ٌَ‫ة‬ََّ‫م‬َ‫ن‬ََ‫أ‬َ‫ه‬َّ‫ل‬ََ‫أ‬َ‫ب‬َ‫ي‬َّ‫ت‬‫ا‬ََّ‫ج‬َ‫ي‬َ‫ر‬َّ‫ن‬‫ا‬َّ‫ه‬َ َ‫اِل‬َ‫د‬َّ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ن‬ََ‫أ‬ََ‫ن‬َ‫ه‬َ‫م‬ََ‫ال‬ََ‫ي‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫و‬َّ‫ن‬ََّ‫إ‬ََ‫ال‬ََ‫خ‬َ‫ي‬ًَ‫ر‬‫ا‬،ََّ‫إ‬ََ‫ال‬ََ‫ق‬َ‫ال‬ََ‫هللا‬ََ‫ع‬ََ‫ز‬ََ‫و‬َ‫ج‬ََ‫ل‬َ:َ‫ق‬َ‫د‬َ َ‫ق‬َّ‫ب‬َ‫ل‬َ‫ت‬ََ‫ق‬َ‫و‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫م‬»،ََ‫أ‬َ‫و‬ََ‫ق‬َ‫ال‬َ:«َ‫ش‬َ‫ه‬‫اد‬َ‫ت‬َ‫ك‬َ‫م‬ََ‫و‬َ‫غ‬َ‫ف‬َ‫ر‬َ‫ت‬ََ‫ل‬َ‫ه‬ََ‫م‬‫ا‬ََ‫ال‬ََ‫ت‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ن‬» “Apabila seorang muslim meninggal, dan empat tetangganya yang terdekat bersaksi bahwa mereka tidak mengetahuinya kecuali sebagai orang yang baik, maka Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, “Sungguh Aku menerima ucapan kalian atau persaksian kalian, dan Aku mengampuni baginya dosa yang kalian tidak ketahui.” (Hr. Al-Baihaqi dalam Syuab al-Iman) Jamaah shalat jumat rahimakumullah.. Demikianlah kedudukan penting tetangga dalam keislaman seorang muslim. Untuk itu marilah kita pastikan kebaikan kita kepada semua tetangga kita, agar Allah menggolongkan kita sebagai seorang yang baik dan layak untuk mendapatkan surga-Nya. Amin ya rabbal ‘alamin. َّ‫ت‬‫ا‬‫آلي‬‫َا‬‫ن‬ّ‫َم‬ ّ‫ه‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ا‬‫م‬ّ‫ب‬َ‫م‬‫َاك‬‫ي‬ّ‫إ‬‫َو‬‫ي‬ّ‫ن‬‫ع‬‫ف‬‫ن‬‫،َو‬ ّ‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫ع‬‫َال‬ّ‫آن‬‫ر‬‫ق‬‫يَال‬ّ‫ف‬َ‫م‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫ي‬ّ‫ل‬َ‫َهللا‬‫ك‬‫ار‬‫ب‬ ‫ا‬‫ذ‬‫َه‬‫ي‬ّ‫ل‬‫و‬‫َق‬‫ل‬‫و‬‫ق‬‫،َأ‬ ّ‫م‬‫ي‬ّ‫ك‬‫ح‬‫َال‬ ّ‫ر‬‫ّك‬‫الذ‬‫و‬،ََ‫ه‬َ‫ن‬ّ‫إ‬َ،‫ه‬‫و‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ت‬‫اس‬‫َف‬‫م‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫ي‬ّ‫ل‬َ‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫ع‬‫َال‬‫َهللا‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ت‬‫س‬‫أ‬‫و‬ َ‫م‬‫ي‬ ّ‫ح‬َ‫َالر‬‫ر‬‫و‬‫ف‬‫غ‬‫َال‬‫و‬‫ه‬
  • 5. 5 KhutbahKedua َّ‫ه‬ّ‫ل‬‫َك‬ ّ‫ن‬‫ّي‬‫ىَالد‬‫ل‬‫َع‬‫ه‬‫ر‬ّ‫ه‬‫ظ‬‫ي‬ّ‫ل‬َّ‫ق‬‫ح‬‫َال‬ّ‫ن‬‫ّي‬‫د‬‫ىَو‬‫د‬‫ه‬‫ال‬ّ‫ب‬َ‫ه‬‫ل‬‫و‬‫س‬‫َر‬‫ل‬‫س‬‫ر‬‫َأ‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫َا‬ّ َ ّ‫َلِل‬‫د‬‫م‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ه‬ ّ‫ر‬‫َك‬‫و‬‫ل‬‫و‬.‫ن‬‫و‬‫ر‬ّ‫ف‬‫ا‬‫ك‬‫ال‬ َ‫َال‬‫َأن‬‫د‬‫ه‬‫ش‬‫أ‬ََّ‫إ‬ََ‫ال‬‫َإ‬‫ه‬‫ل‬ََ‫،َو‬‫ه‬‫َل‬‫يك‬ ّ‫ر‬‫َالَش‬‫ه‬‫د‬‫ح‬‫َو‬‫هللا‬َ‫أ‬َ‫ش‬َ‫ه‬َ‫اَع‬ً‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫َم‬َ‫َأن‬‫د‬‫ه‬‫د‬‫ب‬ََ‫و‬‫ه‬‫ول‬‫س‬‫ر‬.َ ((َ‫ون‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫َم‬‫م‬‫ت‬‫ن‬‫أ‬‫الَو‬ّ‫إ‬ََ‫ن‬‫وت‬‫م‬‫الَت‬‫َو‬ّ‫ه‬ّ‫ت‬‫ا‬‫ق‬‫َت‬َ‫ق‬‫َح‬ َ‫واَالِل‬‫ق‬َ‫ت‬‫واَا‬‫ن‬‫َآم‬‫ّين‬‫ذ‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ُّه‬‫ي‬‫اأ‬‫ي‬).)َ ((َ‫ا‬ً‫د‬‫ّي‬‫د‬‫الَس‬‫و‬‫َق‬‫وا‬‫ول‬‫ق‬‫َو‬ َ‫واَالِل‬‫ق‬َ‫ت‬‫َا‬‫وا‬‫ن‬‫َآم‬‫ّين‬‫ذ‬َ‫ل‬‫َا‬‫ا‬‫ُّه‬‫ي‬‫اأ‬‫ي‬ََ‫م‬‫ك‬‫ال‬‫م‬‫ع‬‫َأ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫ي‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫اَع‬ً‫ز‬‫و‬‫َف‬‫از‬‫َف‬‫د‬‫ق‬‫َف‬‫ه‬‫ول‬‫س‬‫ر‬‫َو‬ َ‫َالِل‬ّ‫ع‬ّ‫ط‬‫َي‬‫ن‬‫م‬‫َو‬‫م‬‫ك‬‫وب‬‫ن‬‫َذ‬‫م‬‫ك‬‫َل‬‫ر‬ّ‫ف‬‫غ‬‫ي‬‫و‬.))َ َ‫أ‬َ ّ‫م‬‫س‬ّ‫ب‬َ ّ‫م‬‫ي‬ ّ‫ج‬َ‫َالر‬ّ‫ان‬‫ط‬‫ي‬َ‫ش‬‫َال‬‫ن‬ّ‫َم‬ّ‫هلل‬‫ا‬ّ‫ب‬َ‫ذ‬‫و‬‫ع‬َّ‫م‬‫ي‬ ّ‫ح‬َ‫َالر‬ّ‫ن‬‫م‬‫ح‬َ‫َالر‬ّ‫هللا‬َ َّ‫د‬ّ‫ي‬‫َس‬ ٍ‫د‬َ‫م‬‫ح‬‫َم‬ ‫ا‬‫ن‬‫ال‬‫و‬‫م‬‫َو‬ ‫ا‬‫ن‬ّ‫م‬‫ي‬ ّ‫ر‬‫ك‬‫َو‬ ‫ا‬‫ن‬ّ‫ع‬‫ي‬ّ‫ف‬‫ش‬‫َو‬ ‫ا‬‫ن‬ّ‫ب‬‫ي‬ّ‫ب‬‫ح‬‫َو‬ ‫ا‬‫ّن‬‫د‬ّ‫ي‬‫َس‬ ‫ى‬‫ل‬‫َع‬ ّ‫ل‬‫َص‬ َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬ َّ‫هللا‬َّ‫ل‬‫و‬‫س‬‫َر‬ّ‫ة‬‫اب‬‫ح‬‫َص‬ّ‫ل‬‫َك‬‫ن‬‫ىَع‬‫ال‬‫ع‬‫َت‬‫َهللا‬‫ي‬ ّ‫ض‬‫ر‬‫َو‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ ّ‫ر‬ ّ‫خ‬‫ِل‬‫ا‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ّ‫ل‬َ‫و‬‫ِل‬‫ا‬َ‫أ‬َ‫ن‬‫ي‬ّ‫ع‬‫م‬‫ج‬َ.ََ َّ َ ّ‫َلِل‬‫د‬‫م‬‫ح‬‫ل‬‫ا‬َ‫ر‬َّ‫ب‬ََ‫الع‬َ‫ال‬َّ‫م‬َ‫ي‬‫ن‬َ،َّ‫ف‬‫ا‬‫و‬‫اَي‬ً‫د‬‫م‬‫ح‬‫ي‬َ‫ه‬‫د‬‫ي‬ ّ‫ز‬‫َم‬‫ئ‬ّ‫ف‬‫ا‬‫ك‬‫َي‬‫َو‬‫ه‬‫م‬‫ع‬ّ‫ن‬.َ َّ‫غ‬‫ب‬‫ن‬‫اَي‬‫م‬‫َك‬‫ر‬‫ك‬ُّ‫ش‬‫َال‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫د‬‫م‬‫ح‬‫َال‬‫ك‬‫ل‬‫َو‬‫َنا‬‫ب‬‫اَر‬‫ي‬‫ي‬ََ‫ك‬ّ‫ن‬‫ا‬‫ط‬‫ل‬‫َس‬ ّ‫م‬‫ي‬ّ‫ظ‬‫ع‬‫َو‬‫ك‬ّ‫ه‬‫ج‬‫َو‬ّ‫ل‬‫ال‬‫ج‬ّ‫ل‬َ َ،ّ‫ت‬‫ا‬‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ل‬ّ‫ل‬َ‫ر‬ّ‫ف‬‫َاغ‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ن‬ّ‫َم‬ ّ‫اء‬‫ي‬‫ح‬‫ِل‬‫ّ،َا‬‫ت‬‫ا‬‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫ن‬‫ي‬ّ‫ن‬ّ‫م‬‫ؤ‬‫م‬‫ال‬‫و‬ َّ‫ت‬‫ا‬‫اج‬‫ح‬‫َال‬‫ي‬ ّ‫اض‬‫اَق‬‫ي‬‫ّ،َف‬‫ت‬‫ا‬‫و‬‫ع‬َ‫د‬‫َال‬‫ب‬‫ي‬ ّ‫ج‬‫َم‬ٌ‫ب‬‫ي‬ ّ‫ر‬‫ٌَق‬‫ع‬‫ي‬ّ‫م‬‫َس‬‫ك‬َ‫ن‬ّ‫إ‬َ،ّ‫ت‬‫ا‬‫و‬‫م‬‫اِل‬‫و‬َ َّ‫د‬ّ‫ل‬‫ا‬‫و‬ّ‫ل‬‫َو‬‫نا‬‫ب‬‫و‬‫ن‬‫َذ‬‫نا‬‫َل‬‫ر‬ّ‫ف‬‫َاغ‬‫َنا‬‫ب‬‫ر‬َ‫م‬‫ه‬‫م‬‫ح‬‫ار‬‫َو‬‫نا‬‫ي‬ََ‫َي‬‫ب‬‫اَر‬‫م‬‫ك‬َ‫و‬ًَ‫ا‬‫ار‬‫غ‬ ّ‫َص‬‫نا‬َ َ‫َأ‬َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬َ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ي‬ّ‫ت‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ان‬‫ي‬‫ن‬‫اَد‬‫ن‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫أ‬‫ا،َو‬‫ن‬ ّ‫ر‬‫م‬‫َأ‬‫ة‬‫م‬‫ص‬ّ‫َع‬‫و‬‫َه‬‫ّي‬‫ذ‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ن‬‫ن‬‫ّي‬‫د‬َ‫ا‬‫ن‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬ ٍَ‫ر‬‫ي‬‫َخ‬ّ‫ل‬‫َك‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ا‬‫ن‬‫َل‬ً‫ة‬‫اد‬‫ي‬ ّ‫َز‬‫اة‬‫ي‬‫ح‬‫َال‬ّ‫ل‬‫ع‬‫اج‬‫ا،َو‬‫ن‬‫اد‬‫ع‬‫اَم‬‫ه‬‫ي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫ي‬ّ‫ت‬َ‫ل‬‫اَا‬‫ن‬‫ت‬‫ر‬ ّ‫اَآخ‬‫ن‬‫َل‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫أ‬‫ا،َو‬‫ن‬‫اش‬‫ع‬‫م‬َ ًَ‫ة‬‫اح‬‫َر‬‫ت‬‫و‬‫م‬‫َال‬ّ‫ل‬‫ع‬‫اج‬‫،َو‬ٍََ‫ر‬‫َش‬ّ‫ل‬‫َك‬‫ن‬ّ‫اَم‬‫ن‬‫ل‬َ ‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫م‬‫ال‬‫س‬ّ‫ل‬‫َا‬ َ‫ـز‬ّ‫ع‬‫َأ‬ َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ل‬‫ا‬َ،َّ‫ن‬‫ّي‬‫َالد‬‫اء‬‫ـد‬‫ع‬‫َأ‬‫ـر‬ّ‫م‬‫د‬‫و‬،ََ‫ل‬‫ـذ‬‫َخ‬‫ن‬‫َم‬‫ل‬‫ذ‬‫اخ‬‫و‬ ‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫ال‬‫َو‬‫م‬‫ال‬‫س‬ّ‫ل‬‫ا‬َ ‫ا‬َ‫ا‬‫ّن‬‫ا‬ََ‫م‬‫ـه‬‫لل‬‫ا‬‫ن‬‫ق‬‫ز‬‫ر‬‫َت‬‫ن‬‫َأ‬‫ك‬‫ل‬‫أ‬‫س‬‫ن‬ًََ‫ة‬‫ل‬‫و‬‫د‬ًََ‫ة‬‫ريم‬‫ك‬،ََ‫ي‬َّ‫اَال‬‫ه‬ّ‫ب‬َُّ‫ز‬ّ‫ع‬َ‫س‬َ‫ال‬َ‫م‬ََ‫و‬َ‫أ‬َ‫ل‬‫ه‬َ‫،َو‬‫ه‬َ‫ي‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ّ‫ب‬َُّ‫ل‬َ‫ا‬ َ‫َو‬‫فاق‬ّ‫الن‬َ‫أ‬َ‫ل‬‫ه‬َ‫ن‬‫ل‬‫ع‬‫ج‬‫ت‬‫،َو‬‫ه‬َّ‫ف‬َ‫ا‬َ‫ي‬َ‫ه‬َّ‫ة‬‫عا‬ُّ‫د‬‫َال‬‫ن‬ّ‫اَم‬َّ‫إ‬َ‫ل‬َّ‫ة‬‫قاد‬‫ال‬‫،َو‬‫ك‬ّ‫ت‬‫ىَطاع‬َّ‫إ‬َ‫ل‬َ‫ق‬‫ز‬‫ر‬‫ت‬‫،َو‬‫ك‬ّ‫ل‬‫بي‬‫ىَس‬َ‫نا‬ َ‫اِل‬‫ياَو‬‫ن‬ُّ‫د‬‫َال‬‫ة‬‫رام‬‫هاَك‬ّ‫ب‬‫ة‬‫ر‬ ّ‫خ‬َ َ‫ان‬‫م‬‫ي‬ّ‫َال‬‫م‬ّ‫ه‬‫ي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫ب‬ّ‫ب‬‫ح‬‫َو‬،‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ّ‫ل‬‫س‬‫م‬‫َال‬‫اب‬‫ب‬‫َش‬‫ح‬ّ‫ل‬‫ص‬‫َأ‬ َ‫م‬‫ه‬َ‫ل‬‫ال‬َ،‫م‬ّ‫ه‬ّ‫ب‬‫و‬‫ل‬‫َق‬‫ي‬ّ‫ف‬َ‫ه‬‫ن‬ّ‫ي‬‫ز‬‫و‬ َ‫م‬‫ح‬‫ر‬‫اَأ‬‫َي‬‫ك‬ّ‫ت‬‫م‬‫ح‬‫ر‬ّ‫ب‬َ‫ن‬‫ّي‬‫د‬ّ‫اش‬َ‫َالر‬‫ن‬ّ‫َم‬‫م‬‫ه‬‫ل‬‫ع‬‫اج‬‫،َو‬‫ان‬‫ي‬‫ص‬ّ‫الع‬‫َو‬‫ق‬‫و‬‫س‬‫الف‬‫َو‬‫ر‬‫ف‬‫ك‬‫مَال‬ّ‫ه‬‫ي‬‫ل‬ّ‫إ‬َ‫ه‬ ّ‫ر‬‫ك‬‫و‬ َ‫ن‬‫ي‬ّ‫م‬ ّ‫اح‬َ‫الر‬َ َ‫د‬‫م‬‫ح‬‫ال‬‫َو‬‫ين‬ّ‫ل‬‫س‬‫ر‬‫م‬‫ىَال‬‫ل‬‫َع‬ٌ‫م‬‫ال‬‫س‬‫َو‬‫ون‬‫ف‬ ّ‫ص‬‫اَي‬َ‫م‬‫َع‬ّ‫ة‬َ‫ز‬ّ‫ع‬‫َال‬ّ‫ب‬‫َر‬‫ك‬ّ‫ب‬‫َر‬‫ان‬‫ح‬‫ب‬‫س‬ََّ َ ّ‫لِل‬ َ‫ين‬ّ‫م‬‫ال‬‫ع‬‫َال‬ّ‫ب‬‫ر‬