SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
ARTIKEL PARASITOLOGI
TREMATODA DARAH ( SCHISTOSOMA JAPONICUM )
Tujuan :
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Parasitologi
Dosen Pengampu
drh. Dyah Mahendrasari Sukendra
Oleh:
Vitria Handayani ( 6411414143 )
Nadhila Azmi A ( 6411414148 )
Nur Siti Desy R ( 6411414153 )
Moh. Aditiyo Nugroho ( 6411414159 )
Alivia Salma L ( 6411414164 )
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
SCHISTOSOMA JAPONICUM
Schistosoma japonicum merupakan spesies dari trematoda darah. Penyakit yang disebabkan
oleh cacing Schistosoma japonicum biasa disebut schistosomiasis. Hospes definitifnya dapat
berupa manusia dan berbagai macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi,
babi rusa, dan lain-lain. Sedangkan hospes perantaranya ialah Oncomelania huspensis atau
keong air.
Parasit ini pada manusia menyebabkan oriental schistosomiasis, schistosomiasis japonica,
penyakit katayama atau penyakit demam keong. Di Indonesia hanya ditemukan endemik di
Sulawesi Tengah, yaitu di daerah Danau Lindu dan Lembah Napu. Di daerah Danau Lindu
penyakit ini ditemukan pada tahun 1937 dan di Lembah Napu pada tahun 1972. Penyakit ini
berhubungan erat dengan pertanian yang mendapat air dari irigasi.
Morfologi
Ukuran telur cacing berkisar anatar 70 – 80 µm. Bentuk telur dari Schistosoma japonicum ini
berbentuk oval yang hamper bulat. Berwarna transparan atau kuning pucat, dan berisi embrio
di dalamnya. Telur ditemukan di dinding usus halus dan juga di alat-alat dalam seperti hati,
paru, dan otak. Sedangkan untuk cacing dewasa, pada cacing jantan berukuran kira-kira 12 –
20 mm dan yang betina panjangnya kira-kira 26 mm.
Daur Hidup
Cacing dewasa hidup dalam venula yang mengalir ke usus halus dalam perut hospes definitif.
Cacing betina menempel pada bagian gynecophore dari cacing jantan dimana mereka
berkopulasi. Cacing betina meninggalkan tempat tersebut untuk mengeluarkan telur di venula
yang lebih kecil. Telur keluar dari venula menuju lumen usus atau kantong kencing. Telur
keluar dari tubuh hospes melalui feses atau urine dan membentuk embrio. Telur menetas dan
keluar mirasidium yang bersilia dan berenang dalam air serta bersifat fototrofik yang
kemudian menemukan hospes perantaranya berupa keong air. Setelah masuk kedalam siput,
mirasidium melepaskan kulitnya dan membentuk sporokista, biasanya di dekat pintu masuk
dalam siput tersebut. Setelah dua minggu sporokista mempunyai 4 Protonepridia yang akan
mengeluarkan anak sporokista dan anak tersbut bergerak ke organ lain dari siput. Sporokista
memproduksi anak lagi dan begitu seterusnya sampai 6 - 7 minggu.
Serkaria keluar dari anak sporokista kemudian keluar dari tubuh siput dalam waktu 4 minggu
sejak masuknya mirasidium dalam tubuh siput. Serkaria berenang ke permukaan air dan
dengan perlahan tenggelam ke dasar air. Bila serkaria kontak dengan kulit hospes definitif,
kemudian mencari lokasi penetrasi dari tubuh orang tersebut, kemudian menembus ke dalam
epidermis dan menanggalkan ekornya sehingga bentuknya menjadi lebih kecil disebut
“Schistosomula” yang masuk kedalam peredaran darah dan terbawa ke jantung kanan.
Sebagian lain schistosomula bermigrasi mengikuti sistem peredaran cairan limfe ke duktus
thoracalis dan terbawa ke jantung. Schistosomula ini biasanya berada dalam jantung sebelah
kanan.
Cacing muda tersebut kemudian meninggalkan jantung kanan melalui kapiler pulmonaris dan
kemudian menuju jantung sebelah kiri, kemudian mengikuti sistem sirkulasi darah sistemik.
Hanya schistosomula yang masuk arteri mesenterika dan sistem hepatoportal yang dapat
berkembang. Setelah sekitar tiga minggu dalam sinusoid hati, cacing muda bermigrasi ke
dinding usus atau ke kantong kencing, kemudian berkopulasi dan memulai memproduksi
telur.
Patologi dan Gejala Klinis
Kelainan tergantung dari beratnya infeksi. Kelainan yang ditemukan pada stadium I adalah
gatal-gatal (urtikaria). Gejala intoksikasi disertasi demam, hepatomegali, dan eosinofilia
tinggi.
Pada stadium II ditemukan pula sindrom disentri. Pada stadium III atau stadium menahun
ditemukan sirosis hati dan splenomegali, biasanya penderita menjadi lemah (emasiasi).
Mungkin terdapat gejala saraf, gejala paru, dan lain-lain.
Pengobatan secara spesifik dapat dengan memberikan obat jenis praziquantel ( biltricide® )
kepada penderita.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja atau dalam jaringan biopsi
seperti biopsi rectum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis.
Rekasi serologi yang biasa dipakai adalah Circumoval precipitin test, Indirect
haemagglutination test, Complement fixatin test, Fluorescent antibody test, dan Enzyme
linked immune sorbent assay.
Untuk pemeriksaan sampel tinja dapat dilakukan dengan menggunakan metode sentrifugasi
formalin-eter sesuai dengan standar dari WHO yaitu :
1. Membuat suspensi tinja dengan melarutkan tinja seberat 0,5 gram ke dalam 10 ml formalin
10% dan biarkan selama 30 menit.
2. Suspensi tinja disaring melalui kawat kasa dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi.
3. Menambahkan 3 ml eter lalu larutan disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 1500
rpm. Harus dihasilkan 4 lapisan ; lapisan 1 adalah endapan didasar tabung; lapisan 2 adalah
lapisan formalin; lapisan 3 adalah kotoran tinja dan lapisan teratas adalah eter.
4. Dengan pengaduk, lapisan kotoran diaduk dan seluruh cairan dibuang dengan hati-hati.
Satu atau dua tetes cairan yang tertinggal di tepi tabung akan turun ke endapan dibagian
bawah. Campur cairan tersebut dengan endapan.
5. Pemeriksaan telur Schistosoma japonicum dengan meneteskan endapan sampel tinja yang
telah disentrifugasi dengan menggunakan pipet tetes ke permukaan kaca objek, selanjutnya
ditutup dengan kaca penutup.
6. Ditetesi lugol kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.
Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap sampel tinja.
Sedangkan infeksi schistosomiasis pada hewan dilakukan dengan melihat telur cacing
trematoda dengan cara filtrasi. Tinja hewan seberat 3 gram dicampur dengan air,
dihomogenkan dan disaring dengan saringan yang berukuran 1 mm. Hasil saringan tersebut
disaring lagi secara bertingkat dengan saringan berukuran 4 µ, 100 µ, dan 45 µ. Filtrat
terakhir dituangkan ke dalam cawan petri dan adanya telur cacing trematoda diamati dan
dihitung jumlahnya .
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Parasitologi. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sumarni, Sri, dkk. Penularan Schistosomiasis di Desa Dodolo dan Mekarsari Dataran Tinggi
Napu Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan Vol XX No 3 Tahun 2010
Tiuria, risa, dkk. Kecacingan Trematoda pada Badak Jawa dan Banteng Jawa di Taman
Nasional Ujung Kulon. Jurnal Venteriner Juni 2008 Vol 9 No 2: 94 - 98
Nurwidayati, Anis, dkk. Analisis Gen Penyandi Schistosoma japonicum Gluthation s
Transferase (SJ26GST) di Dataran Tinggi Lindu, Sulawesi Tengah Indonesia. Buletin
Penelitian Kesehatan Vol 42 No 4 Desember 2014: 231 - 236
Anastasia, Hayani, dkk. Kontribusi Hewan Mamalia Sapi, Kerbau, Kuda, Babi dan Anjing
dalam Penularan Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2013. Media Litbangkes Vol 24 No 4 Desember 2014: 209 – 214
Vrisca, Visia, dkk. Gambaran Penyakit Schistosomiasis japonicum Ditinjau dari Jarak Antara
Rumah Anak yang Terinfeksi dengan Danau Lindu. Kandidat Skripsi FK & Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado
Artikel Schistosoma japonicum

More Related Content

What's hot

Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaRiskymessyana99
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseganish anggraeni
 
Analisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makananAnalisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makananNuzul Dianperdana
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi lombkTBK
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Good laboratory practice
Good laboratory practiceGood laboratory practice
Good laboratory practiceGalih Pratama
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKen Ken
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agarシズカ 近松
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimeRiskymessyana99
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariarobin2dompas
 

What's hot (20)

Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah venaPlebotomi - teknik pengambilan darah vena
Plebotomi - teknik pengambilan darah vena
 
Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
 
Rheumatoid factor
Rheumatoid factorRheumatoid factor
Rheumatoid factor
 
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambienseTrypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei gambiense
 
Analisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makananAnalisa mikrobiologi pada makanan
Analisa mikrobiologi pada makanan
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Makalah urine analyzer
Makalah urine analyzerMakalah urine analyzer
Makalah urine analyzer
 
Good laboratory practice
Good laboratory practiceGood laboratory practice
Good laboratory practice
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malaria
 

Viewers also liked

Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicumAlivia Salma
 
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atasakbardaus88
 
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...Dea Rodiana
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Alivia Salma
 
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - TrematodesSchistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - TrematodesSOMESHWARAN R
 
Schistosomiasis
SchistosomiasisSchistosomiasis
Schistosomiasisamsunkenya
 

Viewers also liked (8)

Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicum
 
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
10 obat-obat-infeksi-saluran-pernafasan-atas
 
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
 
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - TrematodesSchistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
Schistosoma ppt dr somesh 2015 - Parasitology - Trematodes
 
Schistosomiasis
SchistosomiasisSchistosomiasis
Schistosomiasis
 
Schistosomiasis
SchistosomiasisSchistosomiasis
Schistosomiasis
 

Similar to Artikel Schistosoma japonicum

Makalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppMakalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppFirdika Arini
 
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docxANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docxandirafikayusuf
 
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Layly Saraswati
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paruApridinata
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisRiskymessyana99
 
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisKelsy qoridisa
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliMita Yurike
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliMita Yurike
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.Google
 

Similar to Artikel Schistosoma japonicum (20)

Makalah Multiceps spp
Makalah Multiceps sppMakalah Multiceps spp
Makalah Multiceps spp
 
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docxANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
ANDI RAFIKA-SCHISTOSOMIASIS (cara penularan).docx
 
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
Patofisioanatomi (Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent)
 
Ppt parasit iv
Ppt parasit ivPpt parasit iv
Ppt parasit iv
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
Usus converted
Usus convertedUsus converted
Usus converted
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
3. helminthes
3. helminthes3. helminthes
3. helminthes
 
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
 
Makalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacinganMakalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacingan
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
@amiazmie
@amiazmie@amiazmie
@amiazmie
 
Taenia solium.
Taenia solium.Taenia solium.
Taenia solium.
 

More from Alivia Salma

Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiAlivia Salma
 
Prinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganPrinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganAlivia Salma
 
7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi7 Pilar Konservasi
7 Pilar KonservasiAlivia Salma
 
Paper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanPaper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanAlivia Salma
 
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMMakalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMAlivia Salma
 
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHODeterminan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHOAlivia Salma
 
Hazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesHazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesAlivia Salma
 
Kelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoKelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoAlivia Salma
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoAlivia Salma
 

More from Alivia Salma (11)

Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
 
Indoor Pollution
Indoor PollutionIndoor Pollution
Indoor Pollution
 
Prinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganPrinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika Lingkungan
 
7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi
 
Paper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanPaper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan Kesehatan
 
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMMakalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
 
Lalat Sambar Mata
Lalat Sambar MataLalat Sambar Mata
Lalat Sambar Mata
 
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHODeterminan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
 
Hazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesHazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic Wastes
 
Kelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoKelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam Amino
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
 

Recently uploaded

Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 

Recently uploaded (17)

Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 

Artikel Schistosoma japonicum

  • 1. ARTIKEL PARASITOLOGI TREMATODA DARAH ( SCHISTOSOMA JAPONICUM ) Tujuan : Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Parasitologi Dosen Pengampu drh. Dyah Mahendrasari Sukendra Oleh: Vitria Handayani ( 6411414143 ) Nadhila Azmi A ( 6411414148 ) Nur Siti Desy R ( 6411414153 ) Moh. Aditiyo Nugroho ( 6411414159 ) Alivia Salma L ( 6411414164 ) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
  • 2. SCHISTOSOMA JAPONICUM Schistosoma japonicum merupakan spesies dari trematoda darah. Penyakit yang disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum biasa disebut schistosomiasis. Hospes definitifnya dapat berupa manusia dan berbagai macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi, babi rusa, dan lain-lain. Sedangkan hospes perantaranya ialah Oncomelania huspensis atau keong air. Parasit ini pada manusia menyebabkan oriental schistosomiasis, schistosomiasis japonica, penyakit katayama atau penyakit demam keong. Di Indonesia hanya ditemukan endemik di Sulawesi Tengah, yaitu di daerah Danau Lindu dan Lembah Napu. Di daerah Danau Lindu penyakit ini ditemukan pada tahun 1937 dan di Lembah Napu pada tahun 1972. Penyakit ini berhubungan erat dengan pertanian yang mendapat air dari irigasi. Morfologi Ukuran telur cacing berkisar anatar 70 – 80 µm. Bentuk telur dari Schistosoma japonicum ini berbentuk oval yang hamper bulat. Berwarna transparan atau kuning pucat, dan berisi embrio di dalamnya. Telur ditemukan di dinding usus halus dan juga di alat-alat dalam seperti hati, paru, dan otak. Sedangkan untuk cacing dewasa, pada cacing jantan berukuran kira-kira 12 – 20 mm dan yang betina panjangnya kira-kira 26 mm.
  • 3. Daur Hidup Cacing dewasa hidup dalam venula yang mengalir ke usus halus dalam perut hospes definitif. Cacing betina menempel pada bagian gynecophore dari cacing jantan dimana mereka berkopulasi. Cacing betina meninggalkan tempat tersebut untuk mengeluarkan telur di venula yang lebih kecil. Telur keluar dari venula menuju lumen usus atau kantong kencing. Telur keluar dari tubuh hospes melalui feses atau urine dan membentuk embrio. Telur menetas dan keluar mirasidium yang bersilia dan berenang dalam air serta bersifat fototrofik yang kemudian menemukan hospes perantaranya berupa keong air. Setelah masuk kedalam siput, mirasidium melepaskan kulitnya dan membentuk sporokista, biasanya di dekat pintu masuk dalam siput tersebut. Setelah dua minggu sporokista mempunyai 4 Protonepridia yang akan mengeluarkan anak sporokista dan anak tersbut bergerak ke organ lain dari siput. Sporokista memproduksi anak lagi dan begitu seterusnya sampai 6 - 7 minggu. Serkaria keluar dari anak sporokista kemudian keluar dari tubuh siput dalam waktu 4 minggu sejak masuknya mirasidium dalam tubuh siput. Serkaria berenang ke permukaan air dan dengan perlahan tenggelam ke dasar air. Bila serkaria kontak dengan kulit hospes definitif, kemudian mencari lokasi penetrasi dari tubuh orang tersebut, kemudian menembus ke dalam epidermis dan menanggalkan ekornya sehingga bentuknya menjadi lebih kecil disebut
  • 4. “Schistosomula” yang masuk kedalam peredaran darah dan terbawa ke jantung kanan. Sebagian lain schistosomula bermigrasi mengikuti sistem peredaran cairan limfe ke duktus thoracalis dan terbawa ke jantung. Schistosomula ini biasanya berada dalam jantung sebelah kanan. Cacing muda tersebut kemudian meninggalkan jantung kanan melalui kapiler pulmonaris dan kemudian menuju jantung sebelah kiri, kemudian mengikuti sistem sirkulasi darah sistemik. Hanya schistosomula yang masuk arteri mesenterika dan sistem hepatoportal yang dapat berkembang. Setelah sekitar tiga minggu dalam sinusoid hati, cacing muda bermigrasi ke dinding usus atau ke kantong kencing, kemudian berkopulasi dan memulai memproduksi telur. Patologi dan Gejala Klinis Kelainan tergantung dari beratnya infeksi. Kelainan yang ditemukan pada stadium I adalah gatal-gatal (urtikaria). Gejala intoksikasi disertasi demam, hepatomegali, dan eosinofilia tinggi. Pada stadium II ditemukan pula sindrom disentri. Pada stadium III atau stadium menahun ditemukan sirosis hati dan splenomegali, biasanya penderita menjadi lemah (emasiasi). Mungkin terdapat gejala saraf, gejala paru, dan lain-lain. Pengobatan secara spesifik dapat dengan memberikan obat jenis praziquantel ( biltricide® ) kepada penderita. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja atau dalam jaringan biopsi seperti biopsi rectum. Reaksi serologi dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis. Rekasi serologi yang biasa dipakai adalah Circumoval precipitin test, Indirect haemagglutination test, Complement fixatin test, Fluorescent antibody test, dan Enzyme linked immune sorbent assay. Untuk pemeriksaan sampel tinja dapat dilakukan dengan menggunakan metode sentrifugasi formalin-eter sesuai dengan standar dari WHO yaitu : 1. Membuat suspensi tinja dengan melarutkan tinja seberat 0,5 gram ke dalam 10 ml formalin 10% dan biarkan selama 30 menit.
  • 5. 2. Suspensi tinja disaring melalui kawat kasa dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi. 3. Menambahkan 3 ml eter lalu larutan disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Harus dihasilkan 4 lapisan ; lapisan 1 adalah endapan didasar tabung; lapisan 2 adalah lapisan formalin; lapisan 3 adalah kotoran tinja dan lapisan teratas adalah eter. 4. Dengan pengaduk, lapisan kotoran diaduk dan seluruh cairan dibuang dengan hati-hati. Satu atau dua tetes cairan yang tertinggal di tepi tabung akan turun ke endapan dibagian bawah. Campur cairan tersebut dengan endapan. 5. Pemeriksaan telur Schistosoma japonicum dengan meneteskan endapan sampel tinja yang telah disentrifugasi dengan menggunakan pipet tetes ke permukaan kaca objek, selanjutnya ditutup dengan kaca penutup. 6. Ditetesi lugol kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap sampel tinja. Sedangkan infeksi schistosomiasis pada hewan dilakukan dengan melihat telur cacing trematoda dengan cara filtrasi. Tinja hewan seberat 3 gram dicampur dengan air, dihomogenkan dan disaring dengan saringan yang berukuran 1 mm. Hasil saringan tersebut disaring lagi secara bertingkat dengan saringan berukuran 4 µ, 100 µ, dan 45 µ. Filtrat terakhir dituangkan ke dalam cawan petri dan adanya telur cacing trematoda diamati dan dihitung jumlahnya .
  • 6. DAFTAR PUSTAKA Departemen Parasitologi. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Sumarni, Sri, dkk. Penularan Schistosomiasis di Desa Dodolo dan Mekarsari Dataran Tinggi Napu Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan Vol XX No 3 Tahun 2010 Tiuria, risa, dkk. Kecacingan Trematoda pada Badak Jawa dan Banteng Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Jurnal Venteriner Juni 2008 Vol 9 No 2: 94 - 98 Nurwidayati, Anis, dkk. Analisis Gen Penyandi Schistosoma japonicum Gluthation s Transferase (SJ26GST) di Dataran Tinggi Lindu, Sulawesi Tengah Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan Vol 42 No 4 Desember 2014: 231 - 236 Anastasia, Hayani, dkk. Kontribusi Hewan Mamalia Sapi, Kerbau, Kuda, Babi dan Anjing dalam Penularan Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013. Media Litbangkes Vol 24 No 4 Desember 2014: 209 – 214 Vrisca, Visia, dkk. Gambaran Penyakit Schistosomiasis japonicum Ditinjau dari Jarak Antara Rumah Anak yang Terinfeksi dengan Danau Lindu. Kandidat Skripsi FK & Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado