SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
HIBRIDISASI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap
tanaman yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang
diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh
kombinasi genetik yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda
genotipnya.
Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada
kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari
tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan
memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan.
Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di
namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman.
Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang
yang berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk
meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses
untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau
mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu tidak
menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus mungkin dari
filal juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya.
Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu
bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa
keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman
dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting.
Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization).
Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan vegetatif
(penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang pembentukan bunga betina
yang sempurna. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 6-12 hari.
Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan jantan. Ada beberapa cara untuk
melakukan kastrasi yaitu dengan menggunakan pompa pengisap, perlakuan dengan alkohol,
dan secara manual dengan menggunakan pinset.
2
Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua sifat baik ke
dalam satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3). Memanfaatkan vigor
hibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini dapat
disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama
dalam hal memperluas keragaman.
Tujuan
1. Memberi pemahaman mengenai persilangan tanaman kentang yang baik dan benar.
2. Penulis dapat mengetahui sistem kastrasi dan hibridisasi dalam melakukan persilangan
bunga jantan dan betina pada tanaman kentang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar teori
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada
setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat
yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh
kombinasi genetik yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda
genotipnya.
Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada
kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari
tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan
memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan (Ferdy. 2008).
Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada beberapa
macam persilangan :
1. Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.
2. Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari varietas yang
berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan
Intraspesifik
3. Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetapi masih
dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik. Persilangan ini
dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap hama, penyakit dan
kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat, tebu
4. Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi yang
berbeda.Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit
3
dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah
dibudidayakan. Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.
5. Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya
mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang terbentuk
seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir tersebut. uji
nyata untuk mengetahui apakah data atau hasil yang diperoleh sesuai atau
menyimpang dari nisbah yang diharapkan atau tidak. Oleh karena itu untuk
mengevaluasi terhadap benar tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dengan
keadaan secara teori dapat dilakukan dengan uji-X2. Tanaman Adenium termasuk
jenis tanaman berumah satu. Artinya, dalam satu bunga adenium penyerbukar
sendiri sangat jarang terjadi. Sebab, bunga betina dan bunga jantan masak pada
waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah langkah
penyilangan.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman
genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini
diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang
tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk
mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting (Feros, 2009).
Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja agar tidak
terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukang pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi
belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah menyembul di dua sisi bunga
betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari yang sudah pecah berwarna krem coklat
kehitaman. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 5 sampai 12 hari
(Alfin, 2008).
Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan pada tanaman.
Ada beberapa cara melakukan kastrasi, yaitu; menggunakan pompa pengisap, dengan
perlakuan alkohol dan secara manual dengan pinset.Bunga jantan yang akan dikastrasi harus
benar-benar sudah keluar tatapi belum pecah. Tandan bunga dipegang dan kotak sari sudah
keluar dihisap dengan pompa penghisap. Cara ini dinilai kurang memuaskan karena
disamping memerlukan waktu yang tepat dan lama, hasil kastrasi juga kurang bersih. Kastrasi
harus dilakukan setiap hari selama 6 hingga 12 hari, sehingga kepala putik banyak mengalami
kerusakan mekanis karena sering dipegang dan terkena alat penghisap. Akibatnya kepala
putik tidak reseptif lagi dan tandan bunga banyak yang gugur sebelum disilangkan (Tanto,
2002).
4
Ada juga beberapa teknik yang digunakan dalam pemuliaan tanaman pada perlakuan
kastrasi, teknik - teknik kastrasi dalam pemuliaan tanaman adalah sebagai berikut:
Forching methode : Menghilangkan benang sari dengan membuka katup bunga yang
masih menutup dengan paksa.
1. Bagging methode : Menyelubungi bunga sehingga menjadi panas agar membuka.
2. Clipping Methode : Menggunting ujung katup bunga ( tinnggal putik saja )
3. Hot water treatment : Bunga diletakkan di atas air panas sampai membuka
4. Blowing methode : Bunga dibungkus kemudian dipanaskan sehingga membuka.
5. Sucking Methode : Pujuk bunga dipotong kemudian benang sari di ambil degan
pompa penghisap.
Kentang merupakan tanaman yang perkembangbiakannya dapat secara generatif dan
vegetatif. Hal ini merupakan suatu keuntungan karena dapat mempercepat program
pemuliaannya. Namun, kentang bukan merupakan tanaman asli Indonesia sehingga plasma
nufah dan keragaman genetiknya tidak terlalu besar di dalam negeri. Keragaman genetik
merupakan salah satu hal penting dalam perakitan dan pengembangan varietas baru dari suatu
komoditas, termasuk kentang.
Banyak karakter yang diinginkan pada tanaman kentang, di antaranya menyangkut
hasil, kualitas, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Menurut Ameriana et al. (1998), pada
produk kentang terdapat delapan kriteria kualitas yang dapat dijadikan informasi tentang
preferensi konsumen, yaitu rasa, tekstur, ukuran umbi, bentuk umbi, jumlah mata, kedalaman
mata, warna daging, dan warna kulit umbi. Adanya keterbatasan keragaman genetik menuntut
perlunya usaha untuk mendapatkan karakter- karakter yang diinginkan tersebut. Salah satu
cara untuk menciptakan keragaman genetik pada kentang adalah melalui hibridisasi
antarspesies sebanyak mungkin. Masuknya klon-klon kentang introduksi juga merupakan
suatu hal penting karena dapat digunakan sebagai bahan tetua pemuliaan, sehingga
menambah keragaman genetik pada hasil hibridisasi antarspesies.
Galur kentang merupakan umbi awal hasil tuber family (Mendoza 1972). Langkah
pertama yang harus dilakukan terhadap galur kentang adalah identifikasi sifat-sifat kuantitatif
dan kualitatif melalui kegiatan karakterisasi. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui sifat-
sifat morfologi dan agronomi tanaman (Arsyad dan Asandi 1996).
Tujuan dari kegiatan karakterisasi dan seleksi berbagai galur kentang hasil hibridisasi
adalah mendapatkan materi untuk perakitan varietas baru.
5
B. Klasifikasi tanaman kentang
Tanaman Kentang merupakan tanaman dikotil bersifat semusim, berbentuk semak
atau herba dengan filotaksis spiral.( Anggoro, dkk,1985). Menurut Z Human (1986) dalam
Bambang Soelarso, 1997, tanaman Kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solamun
Spesies : Solamun tuberosum L.
Di Jawa terdapat tanaman mirip Kentang yang disebut Kentang Hitam (Jawa Kentang
Ireng). Kentang jenis ini tidak termasuk dalam Genus Solamun tetapi dalam genus Coleus,
famili labiatae, dan spesiesnya disebut Coleus tuberosus Benth.
C. Morfologi tanaman kentang
1. Batang
Batang tanaman kentang berongga dan tidak berkayu, kecuali pada tanaman yang
sudah tua bagian bawah batang dapat berkayu. Batang ini umumnya barsudut dan bersayap.
Tergantung pada kultifarnya, sayap pada batang ini berbeda-beda, ada yang tampak jelas dan
ada pula yang kurang jelas. Pada yang jelas bersayap, sayapnya sempit atau lebar, tepinya
lurus atau bergelombangdan berjumlah satu atau lebih.Burton, Hooker,(1983,1966) dalam
Anggoro, dkk (1985). Pertumbuhan batang memiliki tiga tipe tumbuh sebagai berikut:
Ø Tegak : membentuk sudut > 45 o dari permukaan tanah.
Ø Menyebar : membentuk sudut antara 30 o - 45 o dari permukaan tanah
Ø Menjalar : pada tanaman non budi daya atau non komersial, kecuali pada tanaman
yang sudah tua.
2. Daun
Daun pada tanaman Kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun
utama ( rachis), anak daun primer ( pinnae), dan anak daun sekunder (folioles) yang tumbuh
pada tangkai daun utama diantara anak daun primer. Bagian rachis dibawah pasangan daun
primer yang terbawah disebut petiola. ( Bambang Soelarso, 1997). Daun majemuk tanaman
kentang, pada dasarnya tangkai daunnya mempunyai tunas ketiak yang dapat berkembang
menjadi cabang sekunder dengan sistem percabangan simpodial. (Cutter,1978).
6
3. Bunga
Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua
(hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu,
atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing-
masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet
dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai
putiknya. (Bambang Soelarso, 1997).
4. Buah dan Biji
Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah membesar dan berkembang menjadi
buah kentang berwarna hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat, bergaris tengah + 2,5
cm, dan berongga dua. Buah kentang mengandung 500 bakal biji dan yang dapat berkembang
menjadi biji hanyalah berkisar antara 10-300 biji. (Bambang Soelarso, 1997).
5. Stolon dan Umbi Kentang
Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil
seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara
diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian
ujungnya disebut stolon. ( Bambang Soelarso, 1997). Umbi Kentang merupakan bagian dari
batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk
berproduksi.( Beukema dan Van der Zaag,1979 dalam Eri Sofiari, 1984).
6. Akar
Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar
halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar
banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.
D. Pertumbuhan Kentang
1. Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari biji
Apabila biji disemai maka akan berkecambah dengan keping biji (cotyledon) muncul
diatas permukaan tanah atau epigeal, reduculae tumbuh dan berkembang menjadi akar
tunggang dan kemudian membentuk akar serabut. Setelah batang tanaman ini mencapai
tinggi beberapa cm maka pada beberapa ketiak keping biji tumbuh stolon yang selanjutnya
tumbuh mendatar kesamping didalam tanah dan pada ujungnya membentuk umbi, namun
ukuran umbinya kecil. (Cutter, 1978).
7
2. Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi.
Menurut Evans (1975) ada tiga tahapan pertumbuhan tanaman kentang yang berasal
dari umbi, yaitu:
- Tahapan dari sejak umbi bibit ditanam sampai menjadi tanaman muda dengan luas
permukaan daun kira-kira 200-300 cm2 , dimana umbi bibit masih memegang peranan utama
sebagai sumber makanan bagi tanaman muda tersebut.
- Tahapan dimulainya pertumbuhan autotropi dimana pertumbuhan tanaman dibagian
atas tanah mendominasi semua pertumbuhan tanaman.
- Tahapan dimulainya pembentukan umbi yang berlangsung sampai tanaman menua
dan mati.
E. Komposisi Kimia Kentang
Kentang berperan penting sebagai bahan pangan, karena merupakan sumber mineral
dan vitamin. Kandungan vitamin C cukup tinggi yaitu 20 mg/100 gr bahan, serta merupakan
sumber karbohidarat dan mineral berupa fosfor, besi, dan kalium. Vitamin dan mineral ini
sangat berguna bagi pertumbuhan serta kesehatan tubuh. (Aoki tadafumi, 1994).
Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain,
varietas, keadaaan tanah, pupuk yang digunakan, umur umbi ketika dipanen, waktu dan suhu
penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati
dan sukrosa serta turunnya kadar air dan gula pereduksi
BAB III CARA KASTRASI DAN HIBRIDISASI TANAMAN KENTANG
Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua
(hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu,
atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing-
masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet
dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai
putiknya. (Bambang Soelarso, 1997).
Kentang berbunga pada umur 60 – 150 hari setelah tanaman tergantung dari varietas.
Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan serbuk sari adalah waktu yang tepat (kondisi
bunga yang sudah masak), dengan ciri –ciri: Kotak sari mengkilat dan berisi penuh. Saat yang
baik untuk pengambila serbuk sari ialah saat udara tidak terik dan embun sudah hilang.
Serbuk sari disimpad dalam suhu 2 – 8 0C dengan kelembaban 10 – 50 % dilaboratorium.
8
Mutu serbuk sari saat dilakukan polinasi bisa membuahi, yang dipengaruhi beberapa
faktor:
1. Kelembaban udara, kelembaban yang tinggi akan menirunkan mutu serbuk sari.
2. Umur serbuk sari, serbuk sari yang baik adalah pada saat masak, semakin tua
serbuk sarinya makaperkecambahan semakin lambat
3. Suhu, pada suhu yang tinggi serbuk sari akan cepat mengalami perkecambahan.
A. Bahan dan Alat :
1. Bahan Tanaman Penyerbuk Silang
a. Bunga jantan dan betina
2. Alat
a. Alkohol
b. Gunting
c. Pinset
d. Kapas
e. selang plastik
f. toples besar dan kecil
g. Lampu 5 watt
h. Hand phone
B. Langkah Kerja Tanaman Penyerbuk Silang (Tanaman Kentang)
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil bunga jantan pada pagi hari sebelum matahari terbit, lalu dikering
anginkan menggunakan lampu 5 wat.
3. Membuka bunga betina yang masih kuncup pada pagi hari sebelum matahari terbit.
Cara pengebirian bunga:
1. Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara telunjuk dan ibu jari tangan.
2. Membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang
membungkus bakal buah.
3. Mencabut mahkota bunga dengan pinset.
4. Membuang kepala sari sampai bersih dengan menggunakan pinset, sehingga hanya
tinggal kepala putik.
9
Menyilangkan dengan cara:
1. Mengambil yang telah mekar dan masih segar dari tanaman induk jantan.
2. Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian
mengambil bunga jantan.
- Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik.
- Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.
3. Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.
4. Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, agar kelak polong dapat dikenali
dengan mudah.
5. Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00).
6. untuk mengetahui berhasil atau tidaknya polinasi adalah kelayuan bunga setelah 1
hari bunga dipomasi
7. yang harus diperhatikan dalam polinasi adalah ketelitian, kesabaran dalam
melakukan polin
BAB IV PEMBAHASAN
Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi
lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik
dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan
penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu
putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung
proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi
(sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami
penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan).
Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan serbuk sari dari
induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya jangan sampai kepala putik
tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang tidak dikehendaki maupun dari tanaman
yang sama. Oleh karena itu, setelah polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik
agar tidak terserbuku bunga lain dan tidak rusak).
Hasil dari kering-angin tersebut di masukkan kedalam toples kecil yang ditutup rapat
menggunkan tutup toples dan sebelum melakukan pengucokan di cuci dulu dengan alkohol
untuk mencegah terjadi nya kontaminasi bakteri serta kain katun berwarna putih ditengah-
10
tengahnya sebagai alat penyaring serbuk sari tersebut dengan kotoran dan mahkota bunga
jantan tomat tersebut.
Sebelum memindahkan serbuk sari, tangan dan alat tersebut dicuci dengan alkohol,
lalu dimasukkan ke dalam selang yang tersebut sebagai tempat serbuk sari,dengan tujuan
untuk mempermudah dalam menempelkan serbuk sari ke kepala putik sewaktu dilapang.
Polinasi adalah membuka bunga yang belum mekar atau kuncup dan membuang
kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus bakal buah
Serta membiarkannya selama 3 hari.
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
1. Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan serbuk sari pada
bagian bunga.
2. Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat pemasakan sel-sel
kelamin.
3. Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat.
4. Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya.
5. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua macam yaitu bunga
lengkap dan bunga tak lengkap.
6. Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi perbedaan proses penyerbukan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. &
v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4, 2008: 292-295.
Ameriana, M., W. Adiyoga, dan L. Sulistyowati. 1998. Pola konsumsi dan selera konsumen
cabai dan kentang ditingkat lembaga. Jurnal Hortikultura 8(3):1233-1241.
Arsyad, D.M. dan Asandi. 1996. Pemanfaatan plasma nutfah kedelai untuk program
pemuliaan. Buletin Plasma Nutfah 1(1):56-62.
Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi. http://missrant.host22.com/ hkm_hrdy_wnbrg.html ,
diakses pada 19 Oktober 2010.
Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy Weinberg.
http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy weinberg/,diakses pada 19
Oktober 2010.
http://anggabhandel009.blogspot.com/2010/11/pengertian-tanaman-kentang-morfologi.html
Mendoza, H.A. 1972. Inheritance of qualitative characters in the cultivated potato (Solanum
tuberosum L.). plant breeding theory. International Potato Center. Lima, Peru. p. 1-60.
Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta: PT.Gramedia.
Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

More Related Content

What's hot

Penyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungPenyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungMuliadin Forester
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiTidar University
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN Ida Agustina
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Budidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunBudidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunErick Syaputra
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)f' yagami
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 

What's hot (20)

Penyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungPenyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman Jagung
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Hormon auksin
Hormon auksinHormon auksin
Hormon auksin
 
Alsin pemupukan
Alsin pemupukanAlsin pemupukan
Alsin pemupukan
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Budidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunBudidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman Mentimun
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi TumbuhanFisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 

Similar to Hibridisasi 2

Bab 5 kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanian
Bab 5  kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanianBab 5  kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanian
Bab 5 kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanianzaharabilqis
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenikf' yagami
 
PEMULIAAN BUAH APEL.ppt
PEMULIAAN BUAH APEL.pptPEMULIAAN BUAH APEL.ppt
PEMULIAAN BUAH APEL.pptBaharMus
 
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmKultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmMuhammad Sabrin
 
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptxbudidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptxALDINOBSM
 
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptxbudidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptxALDINOBSM
 
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docxBsIsmail1
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4bHAZIM SAAD
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Yosua Silalahi
 
Kultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPPKultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPPtani57
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiEuis Nurilaini
 
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptxPPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptxgalleryserangga
 
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyaniAplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyaniratnisarirkuka
 

Similar to Hibridisasi 2 (20)

Persilangan Tomat.ppt
 Persilangan Tomat.ppt Persilangan Tomat.ppt
Persilangan Tomat.ppt
 
Bab 5 kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanian
Bab 5  kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanianBab 5  kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanian
Bab 5 kuliah 1 - usaha dan prinsip dasar produksi pertanian
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenik
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
PEMULIAAN BUAH APEL.ppt
PEMULIAAN BUAH APEL.pptPEMULIAAN BUAH APEL.ppt
PEMULIAAN BUAH APEL.ppt
 
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppmKultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
Kultur jaringan-anggrek-makalh-ppm
 
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptxbudidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
 
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptxbudidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
budidayatanamangandum-190624050904 (1).pptx
 
01 faktor genetik 01
01 faktor genetik 0101 faktor genetik 01
01 faktor genetik 01
 
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx4.2.  MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
4.2. MODUL AJAR AGRIBISNIS TANAMAN.docx
 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
Makalah_22 Makalah laporan 4 rektan 2 kel5
 
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
 
Kultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPPKultur Jaringan Tanaman - TIPP
Kultur Jaringan Tanaman - TIPP
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
 
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptxPPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
 
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum scMakalah_33 Makalah laporan praktikum sc
Makalah_33 Makalah laporan praktikum sc
 
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyaniAplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
Aplikasi ilmu genetika dalam kehidupan sehari dwi meliyani
 

Recently uploaded

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (7)

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

Hibridisasi 2

  • 1. 1 HIBRIDISASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetik yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan. Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman. Kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus mungkin dari filal juga tidak bisa optimal dalam hal produksinya. Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting. Kastrasi bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization). Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang pembentukan bunga betina yang sempurna. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan jantan. Ada beberapa cara untuk melakukan kastrasi yaitu dengan menggunakan pompa pengisap, perlakuan dengan alkohol, dan secara manual dengan menggunakan pinset.
  • 2. 2 Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3). Memanfaatkan vigor hibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman. Tujuan 1. Memberi pemahaman mengenai persilangan tanaman kentang yang baik dan benar. 2. Penulis dapat mengetahui sistem kastrasi dan hibridisasi dalam melakukan persilangan bunga jantan dan betina pada tanaman kentang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar teori Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetik yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan (Ferdy. 2008). Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada beberapa macam persilangan : 1. Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama. 2. Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari varietas yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan Intraspesifik 3. Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetapi masih dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik. Persilangan ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap hama, penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat, tebu 4. Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi yang berbeda.Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit
  • 3. 3 dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah dibudidayakan. Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis. 5. Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang terbentuk seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir tersebut. uji nyata untuk mengetahui apakah data atau hasil yang diperoleh sesuai atau menyimpang dari nisbah yang diharapkan atau tidak. Oleh karena itu untuk mengevaluasi terhadap benar tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dengan keadaan secara teori dapat dilakukan dengan uji-X2. Tanaman Adenium termasuk jenis tanaman berumah satu. Artinya, dalam satu bunga adenium penyerbukar sendiri sangat jarang terjadi. Sebab, bunga betina dan bunga jantan masak pada waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah langkah penyilangan.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting (Feros, 2009). Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja agar tidak terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukang pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah menyembul di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari yang sudah pecah berwarna krem coklat kehitaman. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 5 sampai 12 hari (Alfin, 2008). Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan pada tanaman. Ada beberapa cara melakukan kastrasi, yaitu; menggunakan pompa pengisap, dengan perlakuan alkohol dan secara manual dengan pinset.Bunga jantan yang akan dikastrasi harus benar-benar sudah keluar tatapi belum pecah. Tandan bunga dipegang dan kotak sari sudah keluar dihisap dengan pompa penghisap. Cara ini dinilai kurang memuaskan karena disamping memerlukan waktu yang tepat dan lama, hasil kastrasi juga kurang bersih. Kastrasi harus dilakukan setiap hari selama 6 hingga 12 hari, sehingga kepala putik banyak mengalami kerusakan mekanis karena sering dipegang dan terkena alat penghisap. Akibatnya kepala putik tidak reseptif lagi dan tandan bunga banyak yang gugur sebelum disilangkan (Tanto, 2002).
  • 4. 4 Ada juga beberapa teknik yang digunakan dalam pemuliaan tanaman pada perlakuan kastrasi, teknik - teknik kastrasi dalam pemuliaan tanaman adalah sebagai berikut: Forching methode : Menghilangkan benang sari dengan membuka katup bunga yang masih menutup dengan paksa. 1. Bagging methode : Menyelubungi bunga sehingga menjadi panas agar membuka. 2. Clipping Methode : Menggunting ujung katup bunga ( tinnggal putik saja ) 3. Hot water treatment : Bunga diletakkan di atas air panas sampai membuka 4. Blowing methode : Bunga dibungkus kemudian dipanaskan sehingga membuka. 5. Sucking Methode : Pujuk bunga dipotong kemudian benang sari di ambil degan pompa penghisap. Kentang merupakan tanaman yang perkembangbiakannya dapat secara generatif dan vegetatif. Hal ini merupakan suatu keuntungan karena dapat mempercepat program pemuliaannya. Namun, kentang bukan merupakan tanaman asli Indonesia sehingga plasma nufah dan keragaman genetiknya tidak terlalu besar di dalam negeri. Keragaman genetik merupakan salah satu hal penting dalam perakitan dan pengembangan varietas baru dari suatu komoditas, termasuk kentang. Banyak karakter yang diinginkan pada tanaman kentang, di antaranya menyangkut hasil, kualitas, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Menurut Ameriana et al. (1998), pada produk kentang terdapat delapan kriteria kualitas yang dapat dijadikan informasi tentang preferensi konsumen, yaitu rasa, tekstur, ukuran umbi, bentuk umbi, jumlah mata, kedalaman mata, warna daging, dan warna kulit umbi. Adanya keterbatasan keragaman genetik menuntut perlunya usaha untuk mendapatkan karakter- karakter yang diinginkan tersebut. Salah satu cara untuk menciptakan keragaman genetik pada kentang adalah melalui hibridisasi antarspesies sebanyak mungkin. Masuknya klon-klon kentang introduksi juga merupakan suatu hal penting karena dapat digunakan sebagai bahan tetua pemuliaan, sehingga menambah keragaman genetik pada hasil hibridisasi antarspesies. Galur kentang merupakan umbi awal hasil tuber family (Mendoza 1972). Langkah pertama yang harus dilakukan terhadap galur kentang adalah identifikasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif melalui kegiatan karakterisasi. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui sifat- sifat morfologi dan agronomi tanaman (Arsyad dan Asandi 1996). Tujuan dari kegiatan karakterisasi dan seleksi berbagai galur kentang hasil hibridisasi adalah mendapatkan materi untuk perakitan varietas baru.
  • 5. 5 B. Klasifikasi tanaman kentang Tanaman Kentang merupakan tanaman dikotil bersifat semusim, berbentuk semak atau herba dengan filotaksis spiral.( Anggoro, dkk,1985). Menurut Z Human (1986) dalam Bambang Soelarso, 1997, tanaman Kentang diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Dicotyledonae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Solamun Spesies : Solamun tuberosum L. Di Jawa terdapat tanaman mirip Kentang yang disebut Kentang Hitam (Jawa Kentang Ireng). Kentang jenis ini tidak termasuk dalam Genus Solamun tetapi dalam genus Coleus, famili labiatae, dan spesiesnya disebut Coleus tuberosus Benth. C. Morfologi tanaman kentang 1. Batang Batang tanaman kentang berongga dan tidak berkayu, kecuali pada tanaman yang sudah tua bagian bawah batang dapat berkayu. Batang ini umumnya barsudut dan bersayap. Tergantung pada kultifarnya, sayap pada batang ini berbeda-beda, ada yang tampak jelas dan ada pula yang kurang jelas. Pada yang jelas bersayap, sayapnya sempit atau lebar, tepinya lurus atau bergelombangdan berjumlah satu atau lebih.Burton, Hooker,(1983,1966) dalam Anggoro, dkk (1985). Pertumbuhan batang memiliki tiga tipe tumbuh sebagai berikut: Ø Tegak : membentuk sudut > 45 o dari permukaan tanah. Ø Menyebar : membentuk sudut antara 30 o - 45 o dari permukaan tanah Ø Menjalar : pada tanaman non budi daya atau non komersial, kecuali pada tanaman yang sudah tua. 2. Daun Daun pada tanaman Kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun utama ( rachis), anak daun primer ( pinnae), dan anak daun sekunder (folioles) yang tumbuh pada tangkai daun utama diantara anak daun primer. Bagian rachis dibawah pasangan daun primer yang terbawah disebut petiola. ( Bambang Soelarso, 1997). Daun majemuk tanaman kentang, pada dasarnya tangkai daunnya mempunyai tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder dengan sistem percabangan simpodial. (Cutter,1978).
  • 6. 6 3. Bunga Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua (hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing- masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya. (Bambang Soelarso, 1997). 4. Buah dan Biji Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah membesar dan berkembang menjadi buah kentang berwarna hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat, bergaris tengah + 2,5 cm, dan berongga dua. Buah kentang mengandung 500 bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi biji hanyalah berkisar antara 10-300 biji. (Bambang Soelarso, 1997). 5. Stolon dan Umbi Kentang Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. ( Bambang Soelarso, 1997). Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi.( Beukema dan Van der Zaag,1979 dalam Eri Sofiari, 1984). 6. Akar Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm. D. Pertumbuhan Kentang 1. Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari biji Apabila biji disemai maka akan berkecambah dengan keping biji (cotyledon) muncul diatas permukaan tanah atau epigeal, reduculae tumbuh dan berkembang menjadi akar tunggang dan kemudian membentuk akar serabut. Setelah batang tanaman ini mencapai tinggi beberapa cm maka pada beberapa ketiak keping biji tumbuh stolon yang selanjutnya tumbuh mendatar kesamping didalam tanah dan pada ujungnya membentuk umbi, namun ukuran umbinya kecil. (Cutter, 1978).
  • 7. 7 2. Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi. Menurut Evans (1975) ada tiga tahapan pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi, yaitu: - Tahapan dari sejak umbi bibit ditanam sampai menjadi tanaman muda dengan luas permukaan daun kira-kira 200-300 cm2 , dimana umbi bibit masih memegang peranan utama sebagai sumber makanan bagi tanaman muda tersebut. - Tahapan dimulainya pertumbuhan autotropi dimana pertumbuhan tanaman dibagian atas tanah mendominasi semua pertumbuhan tanaman. - Tahapan dimulainya pembentukan umbi yang berlangsung sampai tanaman menua dan mati. E. Komposisi Kimia Kentang Kentang berperan penting sebagai bahan pangan, karena merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan vitamin C cukup tinggi yaitu 20 mg/100 gr bahan, serta merupakan sumber karbohidarat dan mineral berupa fosfor, besi, dan kalium. Vitamin dan mineral ini sangat berguna bagi pertumbuhan serta kesehatan tubuh. (Aoki tadafumi, 1994). Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, varietas, keadaaan tanah, pupuk yang digunakan, umur umbi ketika dipanen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan gula pereduksi BAB III CARA KASTRASI DAN HIBRIDISASI TANAMAN KENTANG Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua (hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing- masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya. (Bambang Soelarso, 1997). Kentang berbunga pada umur 60 – 150 hari setelah tanaman tergantung dari varietas. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan serbuk sari adalah waktu yang tepat (kondisi bunga yang sudah masak), dengan ciri –ciri: Kotak sari mengkilat dan berisi penuh. Saat yang baik untuk pengambila serbuk sari ialah saat udara tidak terik dan embun sudah hilang. Serbuk sari disimpad dalam suhu 2 – 8 0C dengan kelembaban 10 – 50 % dilaboratorium.
  • 8. 8 Mutu serbuk sari saat dilakukan polinasi bisa membuahi, yang dipengaruhi beberapa faktor: 1. Kelembaban udara, kelembaban yang tinggi akan menirunkan mutu serbuk sari. 2. Umur serbuk sari, serbuk sari yang baik adalah pada saat masak, semakin tua serbuk sarinya makaperkecambahan semakin lambat 3. Suhu, pada suhu yang tinggi serbuk sari akan cepat mengalami perkecambahan. A. Bahan dan Alat : 1. Bahan Tanaman Penyerbuk Silang a. Bunga jantan dan betina 2. Alat a. Alkohol b. Gunting c. Pinset d. Kapas e. selang plastik f. toples besar dan kecil g. Lampu 5 watt h. Hand phone B. Langkah Kerja Tanaman Penyerbuk Silang (Tanaman Kentang) 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mengambil bunga jantan pada pagi hari sebelum matahari terbit, lalu dikering anginkan menggunakan lampu 5 wat. 3. Membuka bunga betina yang masih kuncup pada pagi hari sebelum matahari terbit. Cara pengebirian bunga: 1. Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara telunjuk dan ibu jari tangan. 2. Membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus bakal buah. 3. Mencabut mahkota bunga dengan pinset. 4. Membuang kepala sari sampai bersih dengan menggunakan pinset, sehingga hanya tinggal kepala putik.
  • 9. 9 Menyilangkan dengan cara: 1. Mengambil yang telah mekar dan masih segar dari tanaman induk jantan. 2. Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian mengambil bunga jantan. - Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik. - Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik. 3. Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri. 4. Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, agar kelak polong dapat dikenali dengan mudah. 5. Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00). 6. untuk mengetahui berhasil atau tidaknya polinasi adalah kelayuan bunga setelah 1 hari bunga dipomasi 7. yang harus diperhatikan dalam polinasi adalah ketelitian, kesabaran dalam melakukan polin BAB IV PEMBAHASAN Penyerbukan sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk jantan). Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan serbuk sari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya jangan sampai kepala putik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang tidak dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik agar tidak terserbuku bunga lain dan tidak rusak). Hasil dari kering-angin tersebut di masukkan kedalam toples kecil yang ditutup rapat menggunkan tutup toples dan sebelum melakukan pengucokan di cuci dulu dengan alkohol untuk mencegah terjadi nya kontaminasi bakteri serta kain katun berwarna putih ditengah-
  • 10. 10 tengahnya sebagai alat penyaring serbuk sari tersebut dengan kotoran dan mahkota bunga jantan tomat tersebut. Sebelum memindahkan serbuk sari, tangan dan alat tersebut dicuci dengan alkohol, lalu dimasukkan ke dalam selang yang tersebut sebagai tempat serbuk sari,dengan tujuan untuk mempermudah dalam menempelkan serbuk sari ke kepala putik sewaktu dilapang. Polinasi adalah membuka bunga yang belum mekar atau kuncup dan membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang membungkus bakal buah Serta membiarkannya selama 3 hari. BAB V PENUTUP KESIMPULAN 1. Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan serbuk sari pada bagian bunga. 2. Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat pemasakan sel-sel kelamin. 3. Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat. 4. Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya. 5. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua macam yaitu bunga lengkap dan bunga tak lengkap. 6. Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi perbedaan proses penyerbukan.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. & v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4, 2008: 292-295. Ameriana, M., W. Adiyoga, dan L. Sulistyowati. 1998. Pola konsumsi dan selera konsumen cabai dan kentang ditingkat lembaga. Jurnal Hortikultura 8(3):1233-1241. Arsyad, D.M. dan Asandi. 1996. Pemanfaatan plasma nutfah kedelai untuk program pemuliaan. Buletin Plasma Nutfah 1(1):56-62. Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi. http://missrant.host22.com/ hkm_hrdy_wnbrg.html , diakses pada 19 Oktober 2010. Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy Weinberg. http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy weinberg/,diakses pada 19 Oktober 2010. http://anggabhandel009.blogspot.com/2010/11/pengertian-tanaman-kentang-morfologi.html Mendoza, H.A. 1972. Inheritance of qualitative characters in the cultivated potato (Solanum tuberosum L.). plant breeding theory. International Potato Center. Lima, Peru. p. 1-60. Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta: PT.Gramedia. Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.