SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
YAYASAN SATU KARSA KARYA
Tahun 2016 - 2019
RENCANA STRATEGIS
YAYASAN SATU
KARSA KARYA
YAYASAN SATU KARSA KARYA
Inovator Perubahan Masyarakat
Singopuran Rt.04/II Kartasura, Sukoharjo 57164 - Jawa Tengah
Telp./Fax.: 0271-784928 | Email: office@yskk.org
Website: www.yskk.org | www.awasibos.org
Facebook: Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) | Awasi Dana BOS
DAFTAR SINGKATAN
Anggaran Dasar
Administrasi, Personalia dan Keuangan
Anggaran Rumah Tangga
Australian States Agency for International Development
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Dewan Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Ekonomi, Sosial, Budaya, Sipil dan Politik
Exxonmobile Cepu Limited
Embassy of Japan
Forum Srikandi Desa
Global Fund for Children
Global Fund for Women
Kepala Divisi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transformasi Pendidikan
Karya Perempuan Mandiri
Kelompok Wanita Tani
Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan
Kemiskinan
Manajemen Transparan, Akuntabel dan Partisipatif
Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta
Mitra Usaha Perempuan
Pendidikan Anak Usia Dini
Pengelolaan Data dan Informasi
Pemerintah Kota
Pos Pelayanan Terpadu
Program Representasi
Tim Advokasi Perempuan dan Anak
Terre des Hommes Netherland
Tim Informasi dan Advokasi
Taman Pintar
United States Agency for International Development
Yayasan Satu Karsa Karya
AD
ADPERKEU
ART
AUSAID
Bappeda
BPMP&KB
Disperindagkop
DPR
DPRD
Ekosob-Sipol
EMCL
EOJ
FSD
GFC
GFW
Kadiv
Kemdikbud
KMSTP
KPM
KWT
MAMPU
MANTAP
MPPS
MUP
PAUD
P.D&I
PPT
ProRep
TAPA
TdH-NL
TIFA
TP
USAID
YSKK
i
KATA PENGANTAR
ii
eiring dengan berjalannya waktu tanpa terasa YSKK telah mengakhiri
Program Rencana Strategis 2012 – 2015. Banyak pengalaman berharga yang
Sdialami baik pengalaman individu maupun pengalaman organisasi dimana
pengalaman ini memperkaya dan membentuk kita menjadi individu dan lembaga
yang lebih matang dan dewasa. Kematangan dan kedewasaan ini tentu
mempengaruhi YSKK dalam berperan, berkontribusi, serta membangun interaksi
dengan semua elemen penggerak perubahan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya perempuan dan anak.
Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari faktor mendasar yang pertama, peran aktif
seluruh personil yang ada di YSKK. Kedua, kerjasama (kemitraan) dengan semua
stakeholder, dan ketiga adalah niat baik dan motivasi untuk berbagi. Dan yang
terpenting tentu campur tangan dan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu
kita patut bersyukur. Keberadaan YSKK tidak terlepas dari personil yang ada di
dalamnya, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
dukungan, karya serta komitmen Badan Pengurus dan Badan Pelaksana yang
dilandasi motivasi dan dedikasi yang baik.
Saat ini YSKK memasuki Rencana Strategis 2016 – 2019 yang telah berhasil
dikembangkan pada akhir tahun 2015 lalu. Rencana Strategis tersebut
dirumuskan dengan mendasarkan pengalaman dan pembelajaran pada tahun
sebelumnya dengan memperhatikan ekspektasi serta kebutuhan masyarakat.
Selain itu renstra YSKK juga memperhatikan perkembangan arah pembangunan
nasional dan daerah sehingga arah gerakan yang dilakukan YSKK sejalan.
INOVATOR PERUBAHAN MASYARAKAT tetap menjadi semangat dasar YSKK dalam
melakukan karyanya, dengan Perempuan dan Anak menjadi fokus target
perubahan. Keberlanjutan program di masyarakat menjadi kondisi yang harus
diupayakan dalam setiap progam yang dilaksanakan . Oleh karena itu dalam
program yang dijalankan harus memenuhi aspek: pengorganisasian serta
penguatan kapasitas kelompok sasaran baik individu maupun kelompok,
penguatan potensi / sumberdaya local, penguatan jaringan masyarakat dengan
pihak-pihak yang terkait, serta advokasi di berbagai tingkat sebagai upaya
menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan yang terbuka,
akuntable dan demokratis (good governance). Keempat aspek inilah yang menjadi
prasyarat keberlanjutan program.
Rencana Strategis 2016 – 2019 akan terlaksana dan mencapai tujuan bila ada
dukungan internal (YSKK, dengan semua personil dan kebijakan yang ada), dan
dukungan external (masyarakat , organisasi masyarakat sipil, stakeholder, lembaga
dana, dan lain-lain). Sinergi YSKK dengan semua elemen di masyarakat menjadi
penting karena YSKK menyadari tidak mampu berkarya sendiri dan harus menjadi
bagian dari gerakan masyarakat yang masif. YSKK sangat terbuka untuk
membangun kemitraan dengan pihak yang memiliki prinsip dan tujuan yang sama
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya perempuan dan anak
di Indonesia.
Surakarta, Februari 2016
Ketua Badan Pengurus
Sunarti Santosa
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
Daftar Singkatan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I TENTANG YSKK
A. Sejarah Lahirnya
B. Tata Nilai
C. Ruang Lingkup Kerja
D. Wilayah Kerja
E. Struktur Organisasi
F. Profile Sumber Daya Manusia
BAB II PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Regulasi
C. Metodologi
D. Proses Penyusunan Renstra
E. Pemetaan Tantangan dan
Peluang
BAB III VISI, MISI, TUJUAN DAN TUJUAN
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
iii
i
ii
iii
1
1
1
2
3
3
4
5
5
6
6
6
7
BAB IV PROGRAM UTAMA
A. Pemberdayaan Perempuan
B. Pemberdayaan Anak
C. Pengelolaan Data & Informasi
9
9
9
9
10
10
10
10
11
12
A. Sejarah lahirnya
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK)
merupakan sebuah organisasi masyarakat
sipil yang lahir pada tanggal 12 Mei 2011
di kota Surakarta provinsi Jawa Tengah.
Para pendiri YSKK merupakan sekelompok
pegiat pemberdayaan masyarakat yang
sudah cukup lama berkiprah di berbagai
organisasi masyarakat sipil, yaitu: Indrasti
Maria Agustiana, Sunarti Santosa, Ngatino
Hadi, Budhi R. Harsono, Yonathan D.
Purwanto (alm.).
Kelahiran YSKK dilatarbelakangi oleh
masih banyaknya masyarakat marginal dan
rentan yang belum terpenuhi hak-hak
dasarnya sebagai warga bangsa, dari aspek
ekonomi, social, budaya, politik dan sipil.
Pembangunan yang berkeadilan dan
berkualitas mensyaratkan adanya peran
serta masyarakat dalam berbagai bentuk.
Atas dasar itulah YSKK lahir dan
menempatkan diri untuk berperan serta
sebagai mitra kritis sekaligus solutif bagi
pembangunan bangsa.
BAB I
TENTANG
YSKK
B. Tata Nilai
1. Non Partisan,
2. Profesional,
3. Independensi,
4. Transparansi,
Dalam upaya memberikan pedoman dan
panduan untuk mewujudkan visi dan misi
Yayasan Satu Karsa Karya, baik secara
kelembagaan dan atau perorangan disusun
pedoman prilaku yang wajib dilaksanakan.
diwujudkan dengan tidak
memihak, dan/atau bagian (afiliasi)
dari partai politik, agama dan suku
tertentu.
ditunjukkan dengan
manajemen organisasi, program dan
personal yang berdasarkan
kompetensi, efisiensi dan efektifitas
dan terbebas dari praktek-praktek KKN
diwujudkan dengan
sikap yang tidak tunduk pada suatu
kepentingan pemerintah, kelompok
dan individu.
dilakukan dengan
menyampaikan informasi yang
berkaitan dengan pengelolaan
organisasi, program dan hasil audit
keuangan kepada
konstituen/masyarakat mitra dan
publik baik diminta ataupun tidak.
1
C. Ruang Lingkup Kerja
Menyadari begitu luasnya cakupan dan persoalan pembangunan, maka YSKK memprioritaskan
ruang lingkup kerjanya pada kelompok sasaran perempuan dan anak dengan fokus isu di
bidang ekonomi kerakyatan, pendidikan dan politik.
5. Akuntabilitas,
6. Kesetaraan dan Keadilan Gender,
7. Anti diskriminasi,
8. Kerelawanan,
diwujudkan dengan
melakukan audit keuangan dan program
oleh pihak eksternal.
diwujudkan dengan memberikan
kesempatan yang sama kepada perempuan
dan laki-laki untuk menempati
posisi/jabatan dalam organisasi dan
pengelolaan program, serta tidak
melakukan kekerasan berbasis gender.
diwujudkan dengan
pemberian perlakuan yang sama tanpa
melihat perbedaan status, kedudukan,
suku, agama, ras, jenis kelamin dan umur.
diwujudkan dengan tidak
menjadikan imbalan/pamrih atau
kedudukan/ kekuasaan sebagai tujuan.
9. Egaliter,
10. Demokrasi,
11. Perlindungan hak anak,
12. Anti korupsi,
diwujudkan dengan pandangan
bahwa dalam berhubungan dan
bekerjasama, semua pihak memiliki
kedudukan yang setara.
diwujudkan dalam proses
pengambilan keputusan yang melibatkan
seluruh komponen organisasi, kelompok
dampingan dan mitra kerja melalui
mekanisme yang dibuat dan disepakati
bersama.
diwujudkan
dalam program dan kehidupan sehari-hari
yang mengutamakan hak anak
diwujudkan dalam sikap
tidak berkompromi terhadap korupsi
dalam bentuk apapun dan jumlah
berapapun.
2
D. Wilayah Kerja
Secara prinsip YSKK dapat bekerja di seluruh wilayah Indonesia, namun hingga saat ini
cakupan wilayah kerjanya masih terbatas di 6 provinsi, yaitu: Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Lampung, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur.
E. Struktur Organisasi
Lampung
DI. Yogyakarta
JATENG
NTT
NTB
JATIM
3
F. Profil Sumber Daya Manusia
4
A. Latar belakang
Karena kita tidak tahu apa yang benar-benar penting bagi kita maka segala
sesuatu sepertinya menjadi penting. Karena segala sesuatu sepertinya penting
maka kita harus melakukan segala sesuatu. Celakanya, orang lain juga melihat
kita melakukan segala sesuatu, jadi mereka mengharapkan kita untuk melakukan
segala sesuatu. Melakukan segala sesuatu membuat kita selalu terlalu sibuk,
sehingga kita tidak memiliki waktu untuk berpikir tentang apa yang benar-benar
penting bagi kita.
(Anonim)
Perencanaan Strategis adalah suatu proses adaptasi organisasi secara komprehensif melalui
penilaian, evaluasi dan pengambilan keputusan. Perencanaan Strategis berusaha untuk menjawab
pertanyaan paling mendasar tentang mengapa sebuah organisas didirikan dan harus eksis, apa yang
harus dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Hasil dari proses perencanaan strategis
seharusnyaberfungsisebagaipedomanarahbagilangkahorganisasi3sampai5tahunkedepan.
Perencanaan Strategis tidak hanya penting bagi organisasi-organisasi yang bertujuan mencari
keuntungan, tetapi juga penting bagi organisasi yang bekerja untuk pelayanan sosial (nirlaba), salah
satunya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dinamika sosial, politik dan ekonomi yang
sangat tinggi mempengaruhi isu dan pola gerakan sosial yang notabene dimotori oleh LSM.
Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan akan menjadi tolok ukur seberapa mampu sebuah
LSM akan terus ada. Proses adaptasi inilah yang perlu dilembagakan, salah satunya melalui
mekanisme Perencanaan Strategis. Banyak organisasi yang meng-klaim sebagai organisasi
perubahantetapigagalmenterjemahkannyakarenatidakmemilikimekanismeyangterlembaga.
BAB II
PENDAHULUAN
©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi
5
Kesadaran inilah yang coba terus dibangun oleh YSKK agar kehadirannya yang sudah memasuki
tahun ke 14 ini semakin kuat secara kelembagaan, adaptif terhadap perubahan dan produktif
dalam pembangunan bangsa. Dokumen Rencana Strategis yang sudah berhasil disusun melalui
proses panjang ini menjadi sangat penting sebagai pedoman bertindak 4 tahun ke depan, 2016-
2019.
Penyusunan dokumen Rencana Strategis ini merupakan mandat Anggaran Dasar kepada Dewan
Pengurus sebagaimana diatur dalam Tugas dan Wewenang Pengurus pasal 16. Selain itu, juga
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 13.
Pendekatan yang digunakan YSKK dalam penyusunan Renstra ini adalah perencanaan berbasis
asset atau potensi yang dimiliki oleh organisasi dan komunitas. Pendekatan berbasis aset fokus
pada sejarah keberhasilan yang telah dicapai; menemukenali jenis-jenis kekuatan, aspek dan actor
kunci yang dapat menggerakkan masyarakat.
Hal ini berbeda dengan pendekatan berbasis kebutuhan atau masalah. Pendekatan berbasis
kebutuhan bisa dibayangkan sebagai pendekatan mengisi kesenjangan atau pendekatan defsit.
Ketika kesenjangan atau defsit sudah ditemukenali, maka seseorang harus mengisi atau
memperbaikinya. Asumsinya, sumber daya yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan tersebut
tidak tersedia. Seorang aktor atau manajer perubahan menemukan lubang atau kesenjangan ini
lalu mulai merencanakan bagaimana mengisinya.
Di sisi lain kita bisa membayangkan pendekatan berbasis aset sebagai pendekatan 'merawat'. Bila
kita mengamati alam sekitar dan melihat bagaimana tanaman tumbuh, maka kita bisa memahami
bahwa pertumbuhan terjadi ketika ada cahaya, air dan gizi. Ini serupa dengan organisasi sosial.
Semuanya memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berubah dalam situasi yang tepat. Bila
organisasi tidak berhasil tumbuh, artinya kondisi untuk bertumbuh itu tidak ada atau kurang tepat.
Seorang aktor atau manajer perubahan mengasumsikan bahwa ada potensi untuk tumbuh – ada
benih yang nanti akan menjadi sesuatu yang besar – dan yang kita butuhkan adalah kondisi yang
tepat untuk pertumbuhannya. Maka aktor perubahan atau manajer akan bertindak seperti seorang
petani yang merawat potensi alamiah yang telah ada dalam organisasi.
B. Landasan Regulasi
C. Metodologi
D. Proses Penyusunan Renstra
6
1
1
Pembaharu dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan; ACCESS Phase II
MSF-Evaluasi &
Identifikasi
Capaian
-> kelompok
dampingan &
stakeholder
Pertemuan
Reflektif -
Evaluasi internal
tentang program
& kelembagaan
-> Badan pengurus
dan Pelaksana
Workshop
Penyusunan
Renstra
-> Badan
Pengurus dan
Pelaksana
Miniworkshop
- Finalisasi
dokumen
Renstra
-> Tim
penyusun
§Belum meratanya kapasitas dan kapabilitas
anggota badan pelaksana. Kapasitas dan
kapabilitas yang dimaksud adalah
penguasaan isu-isu program, ketrampilan
pengorganisasian masyarakat, ketrampilan
advokasi dan kemampuan manajerial
program dan keuangan.
§Ketergantungan terhadap lembaga donor
yang tinggi. Sampai saat ini YSKK belum
memiliki sumber pendanaan mandiri yang
cukup untuk membiayai kebutuhan minimal
pelaksanaan program.
§Pengelolaan pengalaman dan pengetahuan
organisasi yang belum baik. Kemampuan
pendokumentasian berbagai inovasi masih
minim, terutama dalam bentuk tulisan
(buku, modul, jurnal, dll).
§Memiliki basis komunitas dampingan yang
luas dan riil, tersebar di provinsi Jawa
Tengah, D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur dan Lampung.
Komunitas dampingan ini terorganisir dalam
berbagai wadah, di antaranya: Koperasi
Perempuan, Forum Srikandi Desa (FSD), Tim
Advokasi Perempuan & Anak (TAPA), Tim
Informasi & Advokasi (TIFA), Komite
Sekolah, Taman Pintar-Taman Tumbuh
Kembang Anak, Tim Penggerak
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-
PKK), Sekolah MANTAP. Basis komunitas ini
penting untuk memastikan bahwa kerja-
kerja yang didasarkan oleh mandate
kepentingan yang jelas.
§Memiliki dukungan kelembagaan dan
sarana-prasarana kerja yang cukup
memadai. Sarana dan prasarana yang
dimiliki antara lain: sekretarait yang cukup
representative, peralatan kerja yang cukup
lengkap, jaringan internet yang sangat baik.
Sedangkan dari aspek kelembagaan,
memiliki system yang selalu direview setiap
tahun, meliputi: anggaran dasar, anggaran
rumah tangga, peraturan kerja, peraturan
penggajian, kebijakan perlindungan anak,
standar pengelolaan program dan keuangan
dan tata nilai.
§Memiliki pengalaman dan keahlian dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat. YSKK
sudah 15 tahun secara terus menerus
melakukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat diberbagai wilayah di Indonesia.
MSF (Multistakeholder Forum) diselenggarakan 2 kali, yaitu di kabupaten Gunungkidul (DIY) dan
kota Surakarta (Jawa Tengah). Peserta yang terlibat antara lain: kelompok (komunitas) dampingan,
pemerintah kabupaten/kota dan OMS. Pertemuan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pembelajaran dan capaian penting yang dihasilkan dari kemitraan dari sudut pandang masyarakat,
pemerintah dan OMS.
Pertemuan Reflektif bertujuan untuk mengidentifikasi pembelajaran dan capaian penting dari
aspek program dan kelembagaan dari sudut pandang internal YSKK. Kegiatan ini diikuti oleh
seluruh anggota badan pelaksana dan dewan pengurus.
Workshop Penyusunan Renstra ditujukan untuk merumuskan rencana strategis YSKK tahun
2016-2019 dengan mendasarkan pada identifikasi capaian (potensi dan asset) yang sudah
dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota badan pengurus dan badan
pelaksana YSKK.
Miniworkshop Finalisasi Dokumen Renstra dimaksudkan untuk memfinalisasi dokumen agar
dapat segera disahkan dan digunakan sebagai acuan organisasi selama empat tahun mendatang.
Kegiatan dilakukan oleh tim kecil yang sudah ditunjuk pada saat workshop penyusunan renstra.
E. Pemetaan Peluang dan Tantangan
7
§Dinamika politik yang cukup tinggi, baik itu
ditingkat pusat, daerah dan desa. Hal ini akan
berpengaruh terhadap peta dan tahapan
advokasi yang sudah dirancang menjadi
terkendala karena ketidaksesuain dengan
arah kebijakan pemerintahan baru dan/atau
pejabat baru.
§Semangat kesukarelawanan masyarakat yang
mulai berkurang. Orientasi sebagain
masyarakat terlibat dalam berbagai kegiatan
pengorganisasian diukur dengan besarnya
insentif material yang didapat pada saat itu
(pragmatisme).
§Orientasi dan persyaratan kemitraan dari
lembaga donor semakin ketat. Lembaga
donor cenderung mendukung program-
program yang berada diwilayah Indonesia
timur dan dengan kualifikasi mitra yang lebih
tinggi, terutama dari aspek kinerja
kelembagaan dan pengalaman.
§Semakin sulitnya mendapatkan sumber daya
manusia yang tertarik pada kegiatan-
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Sebagian besar lebih tertarik bekerja di
sector pemerintah (pegawai negeri sipil)
atau swasta yang lebih menjanjikan jaminan
kesejahteraan.
§Isu-isu sektoral perempuan dan anak sudah
tidak populer lagi. Masyarakat dan
pemerintah lebih tertarik pada persoalan
(isu) kualitas layanan dasar, seperti
pendidikan, kesehata dan ekonomi/pangan.
§Mulai bermunculannya pemimpin-pemimpin
daerah dan nasioanal yang progresif dan
terbuka dengan kelompok masyarakat sipil.
§Pengambil kebijakan sudah mulai terbuka
untuk menjalin kemitraan, baik ditingkat
pusat maupun daerah. Antara lain:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional, Pemerintah & DPRD (Kabupaten
Gunungkidul, Kota Surakarta, Kabupaten
Sukoharjo, Kota Bandar Lampung, Kota
Kupang, Kabupaten Kupang). Hubungan ini
penting agar kerja-kerja pengorganisasian
masyarakat dapat terlembaga melalui
kebijakan-kebijakan pemerintah.
§Perkembangan tehnologi informasi yang
memberikan kemudahan dalam
berhubungan dengan pihak luar,
penggalangan dukungan dan mempercepat
kerja-kerja administrative maupu program.
§Adanya koalisi/jaringan masyarakat sipil,
baik dilevel daerah maupun nasional yang
selaras dengan focus kerja YSKK. Beberapa
koalisi/jaringan tersebut, diantaranya:
Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta
(MPPS), Front Jawa Tengah, Koalisi
Masyarakat Sipil untuk Transformasi
Pendidikan (KMSTP), Freedom of
Information Network - Indonesia (FOINI), dll.
§Implementasi UU Desa. Basis utama kerja-
kerja YSKK dalam melakukan kegiatan
pengorganisasian masyarakat berada
8
§Memiliki pengalaman bekerjasama dengan
berbagai lembaga donor dalam pengelolaan
berbagai program pemberdayaan
masyarakat, antara lain: World Bank, TIFA
Foundation, Terre des Hommes Netherland,
USAID/ProRep, AUSAID/MAMPU, Exxon
Mobile Cepu Limited, The Global Fund for
Women, The Global Fund for Children,
Embassy of Japan, New Zealand Embassy.
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
D. Strategi
Penggerak Perubahan Masyarakat Menjadi Mandiri dan Sejahtera
(1) Memberdayakan Perempuan dan Anak yang Rentan Terpinggirkan dari Aspek Ekonomi, Sosial,
Budaya, Sipil dan Politik (Ekosob-Sipol).
(2) Membantu Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.
(3) Mewujudkan Lembaga yang Kuat dan Mandiri
(1) Meningkatkan kapasitas dan peran perempuan di ranah publik strategis.
(2) Meningkatkan kualitas hidup anak melalui layanan pendidikan dasar yang berkeadilan dan
berkualitas.
(3) Meningkatkan kapasitas dan peran organisasi sebagai pusat pengelolaan inovasi perubahan
masyarakat.
(4) Memperkuat tata kelola organisasi agar lebih efektif dan akuntabel.
(1) Memperkuatgerakankewirausahaanperempuansebagaipilarpembangunandesa.
(2) Mengembangkanmodeltatakelolasekolahyangtransparan,akuntabeldanpartisipatif.
(3) Membangunsistempengelolaanproduk-produkpengetahuanorganisasiyanginovatif.
(4) Melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung kerja-kerja organisasi agar lebih
produktif.
9
©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi
A. Pemberdayaan Perempuan
B. Pemberdayaan Anak
C. Pengelolaan Data dan Informasi
Program ini bertujuan untuk memperkuat kedaulatan perempuan dalam bidang ekonomi
dan politik. Ruang lingkup kegiatannya meliputi Penguatan Peran Perempuan dalam Politik
Pembangunan Desa dan Pengembangan Kewirausahaan Social Berbasis Perempuan.
Kelompok sasaran dari program ini adalah perempuan penyelenggara pemerintahan desa
(aparatur pemerintah desa, BPD), kader-kader muda TP-PKK desa, koperasi perempuan /
kelompok ekonomi perempuan, serta kelompok kepentingan perempuan lainnya yang ada
ditingkat desa.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak melalui layanan pendidikan
yang berkeadilan dan berkualitas. Ruang lingkup kegiatannya meliputi Pengembangan
Lembaga PAUD Berbasis Masyarakat, Pengembangan Sekolah MANTAP (Manajemen
Transparan, Akuntabel dan Partisipatif) dan Penguatan Peran Serta Masyarakat dalam
Pendidikan melalui Revitalisasi Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan.
Kelompok sasaran dari program ini adalah anak usia dini, pengelola lembaga PAUD, komite
sekolah, dewan pendidikan, kepala sekolah dan guru.
Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan berbagai produk
pengetahuan dan pengalaman inovasi perubahan masyarakat yang dimiliki oleh YSKK. Ruang
lingkup kegiatannya meliputi Pengembangan Berbagai Produk Pengetahuan (buku, film,
poster, leaflet, brosur, bulletin) dan Pengelolaan Media Sosial (website, fanspage, twitter).
Kelompok sasaran dari program ini adalah internal YSKK dan eksternal, meliputi: kelompok
sasaran, pengambil kebijakan, pegiat pemberdayaan masyarakat, perguruan tinggi dan pubik
secara umum.
BAB IV
PROGRAM UTAMA
10
©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi
BAB IV
PENUTUP
Penyusunan dokumen Rencana Strategis ini telah melalui proses yang cukup
panjang dan mendalam, namun demikian harus kami akui dokumen ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya dibutuhkan penyesuaian-
penyesuaian dalam implementasinya, terlebih dinamika yang terjadi di internal
organisasi dan eksternal (masyarakat) sering kali terjadi diluar prediksi. Terlepas
dari itu semua, keberadaan dokumen Rencana Strategis ini tetaplah penting dan
wajib menjadi acuan bagi kerja-kerja organisasi empat tahun mendatang, tahun
2016-2019.
Akhirnya, selamat berkarya melalui inovasi-inovasi perubahan masyarakat yang
bermakna.
11
©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi
LAMPIRAN
A. Divisi Pemberdayaan Perempuan
TARGET KINERJA
Tingkat Pencapaian Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019
OUTCOME
Perempuan Menjadi
Pelopor “Gerakan Desa
Membangun”
1. Kelompok – kelompok
perempuan mampu
menyusun usulan
dalam bentuk RKA
dalam pra musdes dan
pra musrenbangdes
2. Perempuan mampu
memaksimalkan
penggunaan teknologi
informasi dalam
berbagai hal (Publikasi
produk, publikasi pos
informasi, dll)
3. 3 kader perempuan
desa aktif dalam politik
(seperti pimpinan
parpol tingkat ranting),
pemerintahan dan
pembangunan desa.
1. Menguatnya
kelembagaan
kelompok – kelompok
perempuan di desa.
2. Adanya pemetaan
pimpinan perempuan
potensial di desa.
3. Koperasi perempuan
menjadi rujukan
gerakan ekonomi
perempuan di desa
1. Penguatan kelompok –
kelompok perempuan
terhadap regulasi serta
proses perencanaan
dan penganggaran
desa.
2. Perempuan mampu
menggunakan
teknologi informasi
sebagai alat
komunikasi dan
informasi.
3. Menyusun agenda
bersama untuk
peningkatan kapasitas
pemimpin perempuan
potensial di kabupaten
Gunungkidul
4. Membangun komitmen
pemimpin perempuan
potensial untuk masuk
1. Kelompok – kelompok
perempuan mampu
menyusun usulan
dalam bentuk RKA
dalam pra musdes dan
pra musrenbangdes
2. Perempuan mampu
menggunakan
teknologi informasi
sebagai alat promosi
dan publikasi
3. Pemimpin perempuan
potensial aktif dalam
politik (anggota
/pengurus harian
parpol)
1. Kelompok – kelompok
perempuan mampu
menyusun usulan
dalam bentuk RKA
dalam pra musdes dan
pra musrenbangdes
2. Perempuan mampu
memaksimalkan
penggunaan teknologi
informasi dalam
berbagai hal (Publikasi
produk, publikasi pos
informasi, dll)
3. 3 kader perempuan
desa aktif dalam politik
(seperti pimpinan
parpol tingkat ranting),
pemerintahan dan
pembangunan desa.
USE OF OUTPUT
Menguatnya kapasitas
kelompok – kelompok
perempuan dalam
1. Pengurus koperasi
memiliki kebijakan
terkait dengan
kesejahteraan
1. Koperasi memiliki
unit usaha produktif
diluar simpan pinjam
1. 3 koperasi perempuan
melahirkan kebijakan
terkait dengan
ketahanan pangan
1. 3 koperasi perempuan
memiliki unit – unit
produksi (terutama
olahan
1. 3 koperasi perempuan
melahirkan kebijakan
terkait dengan
jaminan kesehatan
anggotanya (Seperti
Kesehatan, Ketahanan
pangan)
2. Kader – kader
perempuan alumni
SKP menjadi
fasilitator yang handal
3. FSD menjadi mitra
pemkab dalam
peningkatan kapasitas
P3D di Kabupaten
Gunungkidul
4. Perempuan memiliki
basis data dan
informasi yang kuat.
2.. 65% anggota koperasi
memiliki basis
produksi produktif
3. 50% P3D di
Kabupaten
Gunungkidul menjadi
anggota FSD
4. 75% Rencana Kerja
FSD terealisasi Dengan
Baik
5. FSD Terlibat dalam
kegiatan pengambilan
kebijakan di tingkat
Kabupaten
6. FSD Mampu menjalin
kerjasama dengan
pihak ketiga untuk
kegiatan peningkatan
kapasitas FSD6
7. TIFA/TAPA/ PPT
memiliki mekanisme
kelembagaan yang
jelas (struktur
kepengurusan, jobdis,
mekanisme hubungan,
kedudukan lembaga,
aturan main/AD/ART,
rencana kerja)
8. TIFA/TAPA/PPT
menjadi rujukan
informasi perempuan
dan anak,dan juga
sebagai rujukan dalam
kegiatan pencegahan
KDRT, pernikahan usia
anak, dll.
9.. TIFA/TAPA/PPT
mendapatkan
pengakuan dari
pemenuhan hak Ekosob
Sipol
anggota (pengolahan
dan komuditas tanam,
inovasi produk)
2. 3 koperasi perempuan
memiliki peta
pemasaran produk.
3. Peningkatan kapasitas
kader potensial dalam
hal fasilitasi
4. FSD menjadi mitra
pemkab dalam
peningkatan kapasitas
P3D di Kabupaten
Gunungkidul
5. Pos Informasi
Perempuan & Anak
menjadi mitra desa
dalam pemberdayaan
& perlindungan
perempuan.
pangan)/perempuan
memiliki basis
produksi yang kuat.
2. 3 koperasi perempuan
mampu melakukan
penjualan produk
secara luas
3. Kader – kader
perempuan alumni
SKP menjadi fasilitator
yang handal.
4. FSD memiliki website
untuk kebutuhan
publikasi.
5. Pos Informasi
Perempuan & Anak
memiliki Website
untuk kebutuhan
publikasi
anggotanya.
2. 3 koperasi perempuan
mampu meningkatkan
taraf hidup
anggotanya.
3. Kader – kader
perempuan alumni
SKP menjadi fasilitator
yang handal.
4. FSD dan Pos Informasi
mampu
mengoptimalkan
website untuk
kepentingan advokasi,
kampanye dan bisnis.
pemerintah desa
dalam bentuk SK, dan
pengakuan dari
Pemkab (BPMPKB)
dalam jaringan
FPK2PA.
10.. TIFA/TAPA/PPT
Memiliki baseline data
perempuan dan anak
tingkat desa
11. Meningkatnya
program dan anggaran
desa untuk kelompok
perempuan
(responsive gender)
12. Adanya usulan
kebijakan yang
disampaikan kepada
DPRD dan Pemkab,
terkait dengan arah,
program dan
kebijakan yang
responsive gender,
misalnya adanya
usulan tertulis perda
dan perbub,
pengangkatan
perangkat desa,
kewenangan desa,
UMKM Koperasi
INTER MEDIATE
RESULT
Adanya
Skema/Masterplan untuk
Sekolah Kepemimpinan
Perempuan (SKP),
1) Dokumentasi Skema /
Master Plan Desa
Model terintegrasi.
2) Adanya Modul SKP
1. Terselesaikannya
Skema/master Plan
Desa Model
Terintegrasi
Terlaksananya Skema/
Masterpan desa model
terintegrasi di 3 Desa
1. Evaluasi penerapan
skema/masterplan
desa terintegrasi
2. Terpublikasikannya
Diseminasi desa model
yang terintegrasi.
1) 3 Desa menjadi
rujukan untuk
pelaksanaan
implementasi UU Desa
di tingkat Kabupaten.
2) Diakuinya
skema/masterplan
desa model yang
terintegrasi
1) Adanya data dan
informasi secara utuh
dan menyeluruh dari 3
desa yang akan
dijadikan model desa
yang terintegrasi
2) Adanya kesepakatan
dan kesepemahaman
antara yskk,
pemerintah desa dan
juga pemerintah
kabupaten terkait
dengan program
pemberdayaan yang
akan dilakukan
bersama.
3) Adanya pemetaan
potensi di masing –
masing desa.
1) Lahirnya kebijakan
desa yang responsif
gender.
2) Adanya peningkatan
program
pemberdayaan
perempuan di desa
dalam rangka
pemenuhan hak
ekosob sipol
perempuan
1) 3 Desa menjadi
rujukan untuk
pelaksanaan
implementasi UU Desa
di tingkat Kabupaten.
2) Diakuinya
skema/masterplan
desa model yang
terintegrasi
OUTPUT
Terdapat 3 desa model
pemberdayaan
perempuan yang
terintegrasi
Koperasi Perempuan,
Forum Srikandi Desa
(FSD) dan Pos Informasi
Perempuan dan Anak
sebagai model
pemberdayaan
perempuan yang
terintegrasi.
untuk peningkatan
kapasitas P3D dan
kader dalam
implementasi UU Desa
2. Tersosialisasikannya
skema /masterplan
desa model
terintegrasi kepada
para pihak
pengalaman
penerapan/inisiasi
desa model yang
terintegrasi
B. Divisi Pemberdayaan Anak - Program Sekolah MANTAP
Level Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019
OUTPUT
Mewujudkan sekolah
dengan manajemen
transparan, akuntabel
dan partisipatif
1. Ada sekolah yang
menerapkan indeks
mantap,
2. Ada pemerintah
daerah yang
memasukkan indeks
mantap dalam
kebijakan pendidikan
di daerah.
1. Adanya indeks Sekolah
MANTAP.
2. Adanya kebijakan
daerah yang
mendukung Sekolah
MANTAP
3. Menguatnya sekolah
model dalam
mengimplementasikan
MANTAP
4. Adanya kerjasama
dengan pemerintah
daerah untuk
pengembangan
sekolah MANTAP.
1. Ada 30 sekolah yang
terlibat dalam ujicoba
penyusunan indeks
mantap.
2. Ada 3 pemerintah
daerah yang terlibat
dalam penyusunan
indeks mantap.
1. Terdapat 24 sekolah
yang menguji
penerapan indeks
mantap
2. Ada 3 pemerintah
daerah yang
merekomendasikan 6
sekolah untuk
menerapkan indeks
mantap
1. Terdapat 12 sekolah
yang menerapkan
indeks mantap.
2. 1 pemerintah daerah
mengadopsi indeks
mantap dalam
kebijakan daerah.
Sekolah memiliki nilai
akreditasi A+
Terdapat 2 sekolah yang
mendapat nilai akreditasi
A+
2 sekolah di 1 wilayah
mendapat nilai akreditasi
A+
4 sekolah di 2 daerah
mendapat nilai akreditasi
A+
USE OF OUTPUTS
Sekolah memenuhi
standar akreditasi
nasional
Sekolah dapat menerapkan
indeks MANTAP.
Adanya rumusan indeks
MANTAP
Terdapat rintisan sekolah
yang menerapkan uji
indeks MANTAP.
Terdapat Pemerintah
Daerah yang memasukkan
indeks MANTAP dalam
regulasi daerah.
Sekolah yang menerapkan
indeks mantap
mendapatkan akreditasi
terbaik.
OUTCOMES
Penyelenggaraan
pendidikan berkualitas
1. Tata kelola sekolah
semakin akuntabel,
1. Sekolah memiliki
pedoman akuntabilitas
1. Sekolah melandaskan
tata kelola berdasar
1. Pemda memanfaatkan
Indeks Akuntabilitas
1. Akuntabilitas sekolah
meningkat
dan berkeadilan
2. Tingkat partisipasi
komite semakin
meningkat,
3. Sekolah semakin
transparan dalam
pengelolaan dana
pendidikan.
sekolah versi MANTAP
2. Jenis-jenis indikator
partispasi sekolah
teridentifikasi dalam
indeks
3. Sekolah memiliki acuan
penerapan transparansi
pengelolaan dana
pendidikan
akuntabilitas dalam
indeks MANTAP
2. Partisipasi warga
sekolah lebih
terakomodir
3. Dinas Pendidikan
mendapat gambaran
tingkat partisipasi di
sekolah yang diujicoba
sekolah
2. Peta tantangan
peningkatan partisipasi
di sekolah tergambarkan
3. Masyarakat mendapat
jaminan transparansi
anggaran sekolah
2. Komite sekolah memiliki
struktur yang
representatif, komite
sekolah dapat berfungsi
dan berperan sesuai
regulasi,
3. Transparansi menjadi
bagian aktivitas sekolah
C. Divisi Pemberdayaan Anak - Program PAUD Ramah Anak
Level Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019
OUTPUT
Terciptanya layanan
PAUD yang anti
diskriminasi, anti
kekerasan, lingkungan
yang sehat dan
partisipatif.
1. Adanya 3 PAUD
model Ramah Anak
2. Adanya Revisi Perda
Pendidikan
Kabupaten Sukoharjo
mengenai PAUD
ramah anak
3. Adanya partisipasi
masyarakat yang
mendukung PAUD
Ramah Anak
1. Tersusunnya
Konsep Modul PAUD
Ramah Anak
2. Adanya Peta Kondisi
PAUD Ramah Anak di
Kabupaten Sukoharjo
3. Adanya dukungan dari
Perguruan Tinggi
dalam
mengembangkan
Konsep PAUD Ramah
Anak
1. Penguatan Lembaga
PAUD menuju Sekolah
Ramah Anak
2. Adanya policy brief
/naskah kebijakan
mengenai Pemenuhan
PAUD Ramah Anak di
Sukoharjo
3. Orangtua
berpartisipasi dalam
pembentukan PAUD
Ramah Anak
1. Implementasi PAUD
Ramah Anak
2. Revisi Perda
Pendidikan di
Sukoharjo mengenai
klausul PAUD Ramah
Anak
3. Adanya Program
untuk orangtua
berbasis Ramah Anak
1. Implementasi PAUD
Ramah Anak
2. Adanya Perbup
mengenai Juklak-
Juknis
Penyelenggaraan
PAUD Ramah Anak
3. Adanya Komitmen dari
Himpaudi/Pemdes/CS
R dalam
mengembangkan
sekolah ramah anak
USE OF OUTPUTS
Anak-anak di Sukoharjo
mendapatkan layanan
PAUD yang Ramah Anak
Layanan PAUD di
Kabupaten Sukoharjo
memenuhi standart
Kebijakan Sekolah Ramah
Anak
Adanya Konsep PAUD
Ramah Anak di Kabupaten
Sukoharjo
Adanya usulan revisi
Kebijakan mengenai PAUD
Ramah Anak di Sukoharjo
Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo memiliki
kebijakan perlindungan
anak di lembaga PAUD
Setiap PAUD menerapkan
iklim ramah anak di
lingkungan sekolah
OUTCOME
Anak Usia Dini di
kabupaten Sukoharjo
terpenuhi dan
terlindungi Hak-Haknya
di sektor pendidikan
Terpenuhinya Hak-Hak
anak di Lembaga PAUD
Teridentifikasinya hak-hak
anak di Lembaga PAUD
Tersusunnya langkah-
langkah pemenuhan hak
anak di lembaga PAUD
Adanya komitmen Pemkab
untuk pemenuhan dan
perlindungan hak anak usia
dini di sektor pendidikan
Adanya gerakan bersama
untuk pemenuhan dan
perlindungan hak-hak anak
usia dini
D. Divisi Pengelolaan Data dan Informasi
Level Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019
OUTCOME
Masyarakat melek media
(literasi media)
Terdapat knowledge center
yang dikelola oleh
masyarakat
Terbangunnya kebutuhan
mengelola pengetahuan
Meningkatnya kapasitas
komunitas dampingan
dalam mengelola
pengetahuan
Terdapat berbagai produk
pengetahuan yang berbasis
best practise, success story
masyarakat
Transformasi kebutuhan
informasi
USE OF OUTPUTS
Terciptanya kebutuhan
untuk mengakses dan
mengembangkan
informasi
Terdapat berbagai jenis
produk pengetahuan yang
dihasilkan oleh komunitas
dampingan dan internal
YSKK
1. Meningkatnya
kesadaran akan
kebutuhan mengakses
informasi
2. Meningkatnya
ketrampilan menyajikan
informasi dalam bentuk
tulisan sesuai kaidah
jurnalistik
1. Meningkatnya
kemampuan
mengorganisir data &
informasi (foto,
dokumen, cerita, dll)
yang dapat diolah
menjadi produk
pengetahuan (*memiliki
minimal 3 wartawan
lokal)
2. YSKK aktif menyediakan
informasi terkait
pemberdayaan
perempuan dan anak
bagi media mainstream
Terdapat berbagai jenis
produk pengetahuan yang
dihasilkan oleh komunitas
dampingan dan internal
YSKK
Menjadi penggerak media
literasi (lokal dan nasional)
OUTPUT
YSKK jadi knowledge-
center untuk
pemberdayaan
perempuan dan anak
1. Terdapat knowledge-
center yang accessable
1. Terdapat konsep
Knowledge Center yang
implementatif
1. Terdokumentasikannya
berbagai pengalaman,
pengetahuan, success
story dan key learning
pemberdayaan
masyarakat
2. Terdapat 2 jenis produk
pengetahuan unggulan
di divisi pemberdayaan
yang bisa berupa film
pendek tentang
pendampingan, film
dokumenter program,
buku pengalaman
program, buletin, atau
policy brief
3. Teridentifikasinya
SWOT untuk
menjalankan radio
komunitas &
tersusunnya konsep
radio komunitas
4. Terorganisirnya
komunitas online
berbasis isu
pemberdayaan
(perempuan dan anak)
5. Terbangunnya
kepercayaan media
mainstream khususnya
radio untuk menjalin
kerjasama dengan YSKK
1. Terdokumentasikannya
berbagai pengalaman,
pengetahuan, success
story dan key learning
pemberdayaan
masyarakat
2. Terdapat 2 jenis produk
pengetahuan unggulan
di divisi pemberdayaan
yang bisa berupa film
pendek tentang
pendampingan, film
dokumenter program,
buku pengalaman
program, buletin, atau
policy brief
3. Terdapat pihak
eksternal yang mau
bekerjasama dalam
merintis radio
komunitas
4. Terorganisirnya
komunitas online
berbasis isu
pemberdayaan
(perempuan dan anak)
5. Terdapat satu radio
lokal yang memberikan
slot talkshow kepada
YSKK untuk siaran
secara regular
1. Terdokumentasikannya
berbagai pengalaman,
pengetahuan, success
story dan key learning
pemberdayaan
masyarakat
2. Terdapat 2 jenis produk
pengetahuan unggulan
di divisi pemberdayaan
yang bisa berupa film
pendek tentang
pendampingan, film
dokumenter program,
buku pengalaman
program, buletin, atau
policy brief
3. Ujicoba radio komunitas
mengudara
4. Terselenggaranya
diskusi online tentang
isu pemberdayaan
(perempuan dan anak)
1. Terdokumentasikannya
berbagai pengalaman,
pengetahuan, success
story dan key learning
pemberdayaan
masyarakat
2. Terdapat 2 jenis produk
pengetahuan unggulan
di divisi pemberdayaan
yang bisa berupa film
pendek tentang
pendampingan, film
dokumenter program,
buku pengalaman
program, buletin, atau
policy brief
3. Ujicoba radio komunitas
mengudara
4. Terselenggaranya
diskusi online tentang
isu pemberdayaan
(perempuan dan anak)

More Related Content

What's hot

Konsep Monitoring dan Evaluasi
Konsep Monitoring dan Evaluasi Konsep Monitoring dan Evaluasi
Konsep Monitoring dan Evaluasi Dadang Solihin
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
Konsep Pemantauan dan  EvaluasiKonsep Pemantauan dan  Evaluasi
Konsep Pemantauan dan EvaluasiDadang Solihin
 
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpvRs husada
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANDadang Solihin
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...Joy Irman
 
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikRandy Wrihatnolo
 
Manajemen operasional lapangan
Manajemen operasional lapanganManajemen operasional lapangan
Manajemen operasional lapanganPosdaya Solok
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
Permohonan pembukaan rekening
Permohonan pembukaan rekeningPermohonan pembukaan rekening
Permohonan pembukaan rekeningcucurohmawati
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanAulia Arif
 
03 Contoh LPJ BUMDes.docx
03 Contoh LPJ BUMDes.docx03 Contoh LPJ BUMDes.docx
03 Contoh LPJ BUMDes.docxAhmadRidho37
 
1.analis isu instansi
1.analis isu instansi1.analis isu instansi
1.analis isu instansiErinaUtami1
 
Bappeda susun rad kabupaten layak anak
Bappeda susun rad kabupaten layak anakBappeda susun rad kabupaten layak anak
Bappeda susun rad kabupaten layak anakpandirambo900
 
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2Oswar Mungkasa
 

What's hot (20)

Konsep Monitoring dan Evaluasi
Konsep Monitoring dan Evaluasi Konsep Monitoring dan Evaluasi
Konsep Monitoring dan Evaluasi
 
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Inovasi daerah dan Sistem Inovasi Daerah
Inovasi daerah dan Sistem Inovasi DaerahInovasi daerah dan Sistem Inovasi Daerah
Inovasi daerah dan Sistem Inovasi Daerah
 
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
Konsep Pemantauan dan  EvaluasiKonsep Pemantauan dan  Evaluasi
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
 
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
 
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Teknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model LogikTeknik Penyusunan Model Logik
Teknik Penyusunan Model Logik
 
Manajemen operasional lapangan
Manajemen operasional lapanganManajemen operasional lapangan
Manajemen operasional lapangan
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Permohonan pembukaan rekening
Permohonan pembukaan rekeningPermohonan pembukaan rekening
Permohonan pembukaan rekening
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
03 Contoh LPJ BUMDes.docx
03 Contoh LPJ BUMDes.docx03 Contoh LPJ BUMDes.docx
03 Contoh LPJ BUMDes.docx
 
1.analis isu instansi
1.analis isu instansi1.analis isu instansi
1.analis isu instansi
 
Bappeda susun rad kabupaten layak anak
Bappeda susun rad kabupaten layak anakBappeda susun rad kabupaten layak anak
Bappeda susun rad kabupaten layak anak
 
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Buku 2
 
Peran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peldPeran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peld
 
notulen
notulennotulen
notulen
 

Similar to Dokumen Rencana Strategis YSKK Tahun 2016 - 2019

Posdaya 2009 final
Posdaya 2009 finalPosdaya 2009 final
Posdaya 2009 finaltamabakungan
 
Laporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdf
Laporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdfLaporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdf
Laporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdfIwanSetiyoko
 
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxDraft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxYustisiaDwiPutra
 
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017gargazi
 
PROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osis
PROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osisPROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osis
PROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osisdianiolyvia1
 
1. lpj osis 2015
1. lpj osis 20151. lpj osis 2015
1. lpj osis 2015Ressa
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaDadang Solihin
 
Bimbingan teknis Karang Taruna
Bimbingan teknis Karang TarunaBimbingan teknis Karang Taruna
Bimbingan teknis Karang Tarunaprih wardoyo
 
Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01
Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01
Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01Yuli Haryanti
 
Naskah Kajian Ilmiah Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045
Naskah Kajian Ilmiah  Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045Naskah Kajian Ilmiah  Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045
Naskah Kajian Ilmiah Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045Dadang Solihin
 
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015Ressa
 
Pelan integriti nasional
Pelan integriti nasionalPelan integriti nasional
Pelan integriti nasionalfifiusm
 
Tema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatTema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatAyu Pitas
 
kebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.pptkebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.pptssuser305239
 

Similar to Dokumen Rencana Strategis YSKK Tahun 2016 - 2019 (20)

Laporan Tahunan 2015
Laporan Tahunan 2015 Laporan Tahunan 2015
Laporan Tahunan 2015
 
PAPARAN KT.pptx
PAPARAN KT.pptxPAPARAN KT.pptx
PAPARAN KT.pptx
 
Posdaya 2009 final
Posdaya 2009 finalPosdaya 2009 final
Posdaya 2009 final
 
Laporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdf
Laporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdfLaporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdf
Laporan Tahunan YSKK - Tahun 2021.pdf
 
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxDraft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
 
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
Bale langgaq di taman ayu lobar 2017
 
PROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osis
PROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osisPROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osis
PROGRAM-KERJA-OSIS SMK SMA. pembinan osis
 
Lpj bem 2013 2014
Lpj bem 2013 2014Lpj bem 2013 2014
Lpj bem 2013 2014
 
1. lpj osis 2015
1. lpj osis 20151. lpj osis 2015
1. lpj osis 2015
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PelaksanaannyaSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pelaksanaannya
 
Bimbingan teknis Karang Taruna
Bimbingan teknis Karang TarunaBimbingan teknis Karang Taruna
Bimbingan teknis Karang Taruna
 
Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01
Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01
Prokerosis89lengkapjadi 130128190239-phpapp01
 
Naskah Kajian Ilmiah Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045
Naskah Kajian Ilmiah  Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045Naskah Kajian Ilmiah  Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045
Naskah Kajian Ilmiah Masukan untuk RPJPD Kabupaten Wajo 2025-2045
 
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
 
Pelan integriti nasional
Pelan integriti nasionalPelan integriti nasional
Pelan integriti nasional
 
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
3. Transformasi Pengembangan Modal Insani Sektor Publik (2021).pdf
 
Tema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatTema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan Masyarakat
 
Laporan Tahunan 2019 YSKK
Laporan Tahunan 2019 YSKKLaporan Tahunan 2019 YSKK
Laporan Tahunan 2019 YSKK
 
kebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.pptkebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
 
LMCP1552 Pembangunan Mapan Dalam Islam (Pembangunan Social
LMCP1552 Pembangunan Mapan Dalam Islam (Pembangunan SocialLMCP1552 Pembangunan Mapan Dalam Islam (Pembangunan Social
LMCP1552 Pembangunan Mapan Dalam Islam (Pembangunan Social
 

More from Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK)

More from Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) (10)

Penelitian - Dampak Pandemi terhadap Perempuan Pelaku Usaha Mikro-Kecil di Gu...
Penelitian - Dampak Pandemi terhadap Perempuan Pelaku Usaha Mikro-Kecil di Gu...Penelitian - Dampak Pandemi terhadap Perempuan Pelaku Usaha Mikro-Kecil di Gu...
Penelitian - Dampak Pandemi terhadap Perempuan Pelaku Usaha Mikro-Kecil di Gu...
 
Laporan Tahunan 2012 YSKK
Laporan Tahunan 2012 YSKK Laporan Tahunan 2012 YSKK
Laporan Tahunan 2012 YSKK
 
Annual Report 2012 YSKK
Annual Report 2012 YSKK Annual Report 2012 YSKK
Annual Report 2012 YSKK
 
Annual Report 2014 YSKK
Annual Report 2014 YSKK Annual Report 2014 YSKK
Annual Report 2014 YSKK
 
Laporan Tahunan 2014 YSKK versi Bahasa Indonesia
Laporan Tahunan 2014 YSKK versi Bahasa Indonesia Laporan Tahunan 2014 YSKK versi Bahasa Indonesia
Laporan Tahunan 2014 YSKK versi Bahasa Indonesia
 
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi III
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi IIIMEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi III
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi III
 
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi II
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi II MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi II
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi II
 
Ringkasan Kebijakan Penguatan Keterwakilan Perempuan Dalam Politik dan Pemer...
Ringkasan Kebijakan Penguatan Keterwakilan Perempuan  Dalam Politik dan Pemer...Ringkasan Kebijakan Penguatan Keterwakilan Perempuan  Dalam Politik dan Pemer...
Ringkasan Kebijakan Penguatan Keterwakilan Perempuan Dalam Politik dan Pemer...
 
Usulan Naskah Kebijakan - Revitalisasi Dewan Pendidikan & Komite Sekolah
Usulan Naskah Kebijakan - Revitalisasi Dewan Pendidikan & Komite Sekolah Usulan Naskah Kebijakan - Revitalisasi Dewan Pendidikan & Komite Sekolah
Usulan Naskah Kebijakan - Revitalisasi Dewan Pendidikan & Komite Sekolah
 
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi IV
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi IV MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi IV
MEDIUM (Media Inovasi Perubahan Masyarakat) Edisi IV
 

Dokumen Rencana Strategis YSKK Tahun 2016 - 2019

  • 1. YAYASAN SATU KARSA KARYA Tahun 2016 - 2019 RENCANA STRATEGIS YAYASAN SATU KARSA KARYA
  • 2. YAYASAN SATU KARSA KARYA Inovator Perubahan Masyarakat Singopuran Rt.04/II Kartasura, Sukoharjo 57164 - Jawa Tengah Telp./Fax.: 0271-784928 | Email: office@yskk.org Website: www.yskk.org | www.awasibos.org Facebook: Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) | Awasi Dana BOS
  • 3. DAFTAR SINGKATAN Anggaran Dasar Administrasi, Personalia dan Keuangan Anggaran Rumah Tangga Australian States Agency for International Development Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Ekonomi, Sosial, Budaya, Sipil dan Politik Exxonmobile Cepu Limited Embassy of Japan Forum Srikandi Desa Global Fund for Children Global Fund for Women Kepala Divisi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transformasi Pendidikan Karya Perempuan Mandiri Kelompok Wanita Tani Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan Manajemen Transparan, Akuntabel dan Partisipatif Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta Mitra Usaha Perempuan Pendidikan Anak Usia Dini Pengelolaan Data dan Informasi Pemerintah Kota Pos Pelayanan Terpadu Program Representasi Tim Advokasi Perempuan dan Anak Terre des Hommes Netherland Tim Informasi dan Advokasi Taman Pintar United States Agency for International Development Yayasan Satu Karsa Karya AD ADPERKEU ART AUSAID Bappeda BPMP&KB Disperindagkop DPR DPRD Ekosob-Sipol EMCL EOJ FSD GFC GFW Kadiv Kemdikbud KMSTP KPM KWT MAMPU MANTAP MPPS MUP PAUD P.D&I PPT ProRep TAPA TdH-NL TIFA TP USAID YSKK i
  • 4. KATA PENGANTAR ii eiring dengan berjalannya waktu tanpa terasa YSKK telah mengakhiri Program Rencana Strategis 2012 – 2015. Banyak pengalaman berharga yang Sdialami baik pengalaman individu maupun pengalaman organisasi dimana pengalaman ini memperkaya dan membentuk kita menjadi individu dan lembaga yang lebih matang dan dewasa. Kematangan dan kedewasaan ini tentu mempengaruhi YSKK dalam berperan, berkontribusi, serta membangun interaksi dengan semua elemen penggerak perubahan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya perempuan dan anak. Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari faktor mendasar yang pertama, peran aktif seluruh personil yang ada di YSKK. Kedua, kerjasama (kemitraan) dengan semua stakeholder, dan ketiga adalah niat baik dan motivasi untuk berbagi. Dan yang terpenting tentu campur tangan dan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu kita patut bersyukur. Keberadaan YSKK tidak terlepas dari personil yang ada di dalamnya, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, karya serta komitmen Badan Pengurus dan Badan Pelaksana yang dilandasi motivasi dan dedikasi yang baik. Saat ini YSKK memasuki Rencana Strategis 2016 – 2019 yang telah berhasil dikembangkan pada akhir tahun 2015 lalu. Rencana Strategis tersebut dirumuskan dengan mendasarkan pengalaman dan pembelajaran pada tahun sebelumnya dengan memperhatikan ekspektasi serta kebutuhan masyarakat. Selain itu renstra YSKK juga memperhatikan perkembangan arah pembangunan nasional dan daerah sehingga arah gerakan yang dilakukan YSKK sejalan. INOVATOR PERUBAHAN MASYARAKAT tetap menjadi semangat dasar YSKK dalam melakukan karyanya, dengan Perempuan dan Anak menjadi fokus target perubahan. Keberlanjutan program di masyarakat menjadi kondisi yang harus diupayakan dalam setiap progam yang dilaksanakan . Oleh karena itu dalam program yang dijalankan harus memenuhi aspek: pengorganisasian serta penguatan kapasitas kelompok sasaran baik individu maupun kelompok, penguatan potensi / sumberdaya local, penguatan jaringan masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait, serta advokasi di berbagai tingkat sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan yang terbuka, akuntable dan demokratis (good governance). Keempat aspek inilah yang menjadi prasyarat keberlanjutan program. Rencana Strategis 2016 – 2019 akan terlaksana dan mencapai tujuan bila ada dukungan internal (YSKK, dengan semua personil dan kebijakan yang ada), dan dukungan external (masyarakat , organisasi masyarakat sipil, stakeholder, lembaga dana, dan lain-lain). Sinergi YSKK dengan semua elemen di masyarakat menjadi penting karena YSKK menyadari tidak mampu berkarya sendiri dan harus menjadi bagian dari gerakan masyarakat yang masif. YSKK sangat terbuka untuk membangun kemitraan dengan pihak yang memiliki prinsip dan tujuan yang sama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya perempuan dan anak di Indonesia. Surakarta, Februari 2016 Ketua Badan Pengurus Sunarti Santosa
  • 5. DAFTAR ISI BAB IV PENUTUP LAMPIRAN Daftar Singkatan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I TENTANG YSKK A. Sejarah Lahirnya B. Tata Nilai C. Ruang Lingkup Kerja D. Wilayah Kerja E. Struktur Organisasi F. Profile Sumber Daya Manusia BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Regulasi C. Metodologi D. Proses Penyusunan Renstra E. Pemetaan Tantangan dan Peluang BAB III VISI, MISI, TUJUAN DAN TUJUAN A. Visi B. Misi C. Tujuan iii i ii iii 1 1 1 2 3 3 4 5 5 6 6 6 7 BAB IV PROGRAM UTAMA A. Pemberdayaan Perempuan B. Pemberdayaan Anak C. Pengelolaan Data & Informasi 9 9 9 9 10 10 10 10 11 12
  • 6. A. Sejarah lahirnya Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) merupakan sebuah organisasi masyarakat sipil yang lahir pada tanggal 12 Mei 2011 di kota Surakarta provinsi Jawa Tengah. Para pendiri YSKK merupakan sekelompok pegiat pemberdayaan masyarakat yang sudah cukup lama berkiprah di berbagai organisasi masyarakat sipil, yaitu: Indrasti Maria Agustiana, Sunarti Santosa, Ngatino Hadi, Budhi R. Harsono, Yonathan D. Purwanto (alm.). Kelahiran YSKK dilatarbelakangi oleh masih banyaknya masyarakat marginal dan rentan yang belum terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai warga bangsa, dari aspek ekonomi, social, budaya, politik dan sipil. Pembangunan yang berkeadilan dan berkualitas mensyaratkan adanya peran serta masyarakat dalam berbagai bentuk. Atas dasar itulah YSKK lahir dan menempatkan diri untuk berperan serta sebagai mitra kritis sekaligus solutif bagi pembangunan bangsa. BAB I TENTANG YSKK B. Tata Nilai 1. Non Partisan, 2. Profesional, 3. Independensi, 4. Transparansi, Dalam upaya memberikan pedoman dan panduan untuk mewujudkan visi dan misi Yayasan Satu Karsa Karya, baik secara kelembagaan dan atau perorangan disusun pedoman prilaku yang wajib dilaksanakan. diwujudkan dengan tidak memihak, dan/atau bagian (afiliasi) dari partai politik, agama dan suku tertentu. ditunjukkan dengan manajemen organisasi, program dan personal yang berdasarkan kompetensi, efisiensi dan efektifitas dan terbebas dari praktek-praktek KKN diwujudkan dengan sikap yang tidak tunduk pada suatu kepentingan pemerintah, kelompok dan individu. dilakukan dengan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan organisasi, program dan hasil audit keuangan kepada konstituen/masyarakat mitra dan publik baik diminta ataupun tidak. 1
  • 7. C. Ruang Lingkup Kerja Menyadari begitu luasnya cakupan dan persoalan pembangunan, maka YSKK memprioritaskan ruang lingkup kerjanya pada kelompok sasaran perempuan dan anak dengan fokus isu di bidang ekonomi kerakyatan, pendidikan dan politik. 5. Akuntabilitas, 6. Kesetaraan dan Keadilan Gender, 7. Anti diskriminasi, 8. Kerelawanan, diwujudkan dengan melakukan audit keuangan dan program oleh pihak eksternal. diwujudkan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dan laki-laki untuk menempati posisi/jabatan dalam organisasi dan pengelolaan program, serta tidak melakukan kekerasan berbasis gender. diwujudkan dengan pemberian perlakuan yang sama tanpa melihat perbedaan status, kedudukan, suku, agama, ras, jenis kelamin dan umur. diwujudkan dengan tidak menjadikan imbalan/pamrih atau kedudukan/ kekuasaan sebagai tujuan. 9. Egaliter, 10. Demokrasi, 11. Perlindungan hak anak, 12. Anti korupsi, diwujudkan dengan pandangan bahwa dalam berhubungan dan bekerjasama, semua pihak memiliki kedudukan yang setara. diwujudkan dalam proses pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh komponen organisasi, kelompok dampingan dan mitra kerja melalui mekanisme yang dibuat dan disepakati bersama. diwujudkan dalam program dan kehidupan sehari-hari yang mengutamakan hak anak diwujudkan dalam sikap tidak berkompromi terhadap korupsi dalam bentuk apapun dan jumlah berapapun. 2
  • 8. D. Wilayah Kerja Secara prinsip YSKK dapat bekerja di seluruh wilayah Indonesia, namun hingga saat ini cakupan wilayah kerjanya masih terbatas di 6 provinsi, yaitu: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur. E. Struktur Organisasi Lampung DI. Yogyakarta JATENG NTT NTB JATIM 3
  • 9. F. Profil Sumber Daya Manusia 4
  • 10. A. Latar belakang Karena kita tidak tahu apa yang benar-benar penting bagi kita maka segala sesuatu sepertinya menjadi penting. Karena segala sesuatu sepertinya penting maka kita harus melakukan segala sesuatu. Celakanya, orang lain juga melihat kita melakukan segala sesuatu, jadi mereka mengharapkan kita untuk melakukan segala sesuatu. Melakukan segala sesuatu membuat kita selalu terlalu sibuk, sehingga kita tidak memiliki waktu untuk berpikir tentang apa yang benar-benar penting bagi kita. (Anonim) Perencanaan Strategis adalah suatu proses adaptasi organisasi secara komprehensif melalui penilaian, evaluasi dan pengambilan keputusan. Perencanaan Strategis berusaha untuk menjawab pertanyaan paling mendasar tentang mengapa sebuah organisas didirikan dan harus eksis, apa yang harus dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Hasil dari proses perencanaan strategis seharusnyaberfungsisebagaipedomanarahbagilangkahorganisasi3sampai5tahunkedepan. Perencanaan Strategis tidak hanya penting bagi organisasi-organisasi yang bertujuan mencari keuntungan, tetapi juga penting bagi organisasi yang bekerja untuk pelayanan sosial (nirlaba), salah satunya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dinamika sosial, politik dan ekonomi yang sangat tinggi mempengaruhi isu dan pola gerakan sosial yang notabene dimotori oleh LSM. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan akan menjadi tolok ukur seberapa mampu sebuah LSM akan terus ada. Proses adaptasi inilah yang perlu dilembagakan, salah satunya melalui mekanisme Perencanaan Strategis. Banyak organisasi yang meng-klaim sebagai organisasi perubahantetapigagalmenterjemahkannyakarenatidakmemilikimekanismeyangterlembaga. BAB II PENDAHULUAN ©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi 5
  • 11. Kesadaran inilah yang coba terus dibangun oleh YSKK agar kehadirannya yang sudah memasuki tahun ke 14 ini semakin kuat secara kelembagaan, adaptif terhadap perubahan dan produktif dalam pembangunan bangsa. Dokumen Rencana Strategis yang sudah berhasil disusun melalui proses panjang ini menjadi sangat penting sebagai pedoman bertindak 4 tahun ke depan, 2016- 2019. Penyusunan dokumen Rencana Strategis ini merupakan mandat Anggaran Dasar kepada Dewan Pengurus sebagaimana diatur dalam Tugas dan Wewenang Pengurus pasal 16. Selain itu, juga diatur dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 13. Pendekatan yang digunakan YSKK dalam penyusunan Renstra ini adalah perencanaan berbasis asset atau potensi yang dimiliki oleh organisasi dan komunitas. Pendekatan berbasis aset fokus pada sejarah keberhasilan yang telah dicapai; menemukenali jenis-jenis kekuatan, aspek dan actor kunci yang dapat menggerakkan masyarakat. Hal ini berbeda dengan pendekatan berbasis kebutuhan atau masalah. Pendekatan berbasis kebutuhan bisa dibayangkan sebagai pendekatan mengisi kesenjangan atau pendekatan defsit. Ketika kesenjangan atau defsit sudah ditemukenali, maka seseorang harus mengisi atau memperbaikinya. Asumsinya, sumber daya yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan tersebut tidak tersedia. Seorang aktor atau manajer perubahan menemukan lubang atau kesenjangan ini lalu mulai merencanakan bagaimana mengisinya. Di sisi lain kita bisa membayangkan pendekatan berbasis aset sebagai pendekatan 'merawat'. Bila kita mengamati alam sekitar dan melihat bagaimana tanaman tumbuh, maka kita bisa memahami bahwa pertumbuhan terjadi ketika ada cahaya, air dan gizi. Ini serupa dengan organisasi sosial. Semuanya memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berubah dalam situasi yang tepat. Bila organisasi tidak berhasil tumbuh, artinya kondisi untuk bertumbuh itu tidak ada atau kurang tepat. Seorang aktor atau manajer perubahan mengasumsikan bahwa ada potensi untuk tumbuh – ada benih yang nanti akan menjadi sesuatu yang besar – dan yang kita butuhkan adalah kondisi yang tepat untuk pertumbuhannya. Maka aktor perubahan atau manajer akan bertindak seperti seorang petani yang merawat potensi alamiah yang telah ada dalam organisasi. B. Landasan Regulasi C. Metodologi D. Proses Penyusunan Renstra 6 1 1 Pembaharu dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan; ACCESS Phase II MSF-Evaluasi & Identifikasi Capaian -> kelompok dampingan & stakeholder Pertemuan Reflektif - Evaluasi internal tentang program & kelembagaan -> Badan pengurus dan Pelaksana Workshop Penyusunan Renstra -> Badan Pengurus dan Pelaksana Miniworkshop - Finalisasi dokumen Renstra -> Tim penyusun
  • 12. §Belum meratanya kapasitas dan kapabilitas anggota badan pelaksana. Kapasitas dan kapabilitas yang dimaksud adalah penguasaan isu-isu program, ketrampilan pengorganisasian masyarakat, ketrampilan advokasi dan kemampuan manajerial program dan keuangan. §Ketergantungan terhadap lembaga donor yang tinggi. Sampai saat ini YSKK belum memiliki sumber pendanaan mandiri yang cukup untuk membiayai kebutuhan minimal pelaksanaan program. §Pengelolaan pengalaman dan pengetahuan organisasi yang belum baik. Kemampuan pendokumentasian berbagai inovasi masih minim, terutama dalam bentuk tulisan (buku, modul, jurnal, dll). §Memiliki basis komunitas dampingan yang luas dan riil, tersebar di provinsi Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Lampung. Komunitas dampingan ini terorganisir dalam berbagai wadah, di antaranya: Koperasi Perempuan, Forum Srikandi Desa (FSD), Tim Advokasi Perempuan & Anak (TAPA), Tim Informasi & Advokasi (TIFA), Komite Sekolah, Taman Pintar-Taman Tumbuh Kembang Anak, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP- PKK), Sekolah MANTAP. Basis komunitas ini penting untuk memastikan bahwa kerja- kerja yang didasarkan oleh mandate kepentingan yang jelas. §Memiliki dukungan kelembagaan dan sarana-prasarana kerja yang cukup memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki antara lain: sekretarait yang cukup representative, peralatan kerja yang cukup lengkap, jaringan internet yang sangat baik. Sedangkan dari aspek kelembagaan, memiliki system yang selalu direview setiap tahun, meliputi: anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan kerja, peraturan penggajian, kebijakan perlindungan anak, standar pengelolaan program dan keuangan dan tata nilai. §Memiliki pengalaman dan keahlian dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. YSKK sudah 15 tahun secara terus menerus melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat diberbagai wilayah di Indonesia. MSF (Multistakeholder Forum) diselenggarakan 2 kali, yaitu di kabupaten Gunungkidul (DIY) dan kota Surakarta (Jawa Tengah). Peserta yang terlibat antara lain: kelompok (komunitas) dampingan, pemerintah kabupaten/kota dan OMS. Pertemuan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pembelajaran dan capaian penting yang dihasilkan dari kemitraan dari sudut pandang masyarakat, pemerintah dan OMS. Pertemuan Reflektif bertujuan untuk mengidentifikasi pembelajaran dan capaian penting dari aspek program dan kelembagaan dari sudut pandang internal YSKK. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota badan pelaksana dan dewan pengurus. Workshop Penyusunan Renstra ditujukan untuk merumuskan rencana strategis YSKK tahun 2016-2019 dengan mendasarkan pada identifikasi capaian (potensi dan asset) yang sudah dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota badan pengurus dan badan pelaksana YSKK. Miniworkshop Finalisasi Dokumen Renstra dimaksudkan untuk memfinalisasi dokumen agar dapat segera disahkan dan digunakan sebagai acuan organisasi selama empat tahun mendatang. Kegiatan dilakukan oleh tim kecil yang sudah ditunjuk pada saat workshop penyusunan renstra. E. Pemetaan Peluang dan Tantangan 7
  • 13. §Dinamika politik yang cukup tinggi, baik itu ditingkat pusat, daerah dan desa. Hal ini akan berpengaruh terhadap peta dan tahapan advokasi yang sudah dirancang menjadi terkendala karena ketidaksesuain dengan arah kebijakan pemerintahan baru dan/atau pejabat baru. §Semangat kesukarelawanan masyarakat yang mulai berkurang. Orientasi sebagain masyarakat terlibat dalam berbagai kegiatan pengorganisasian diukur dengan besarnya insentif material yang didapat pada saat itu (pragmatisme). §Orientasi dan persyaratan kemitraan dari lembaga donor semakin ketat. Lembaga donor cenderung mendukung program- program yang berada diwilayah Indonesia timur dan dengan kualifikasi mitra yang lebih tinggi, terutama dari aspek kinerja kelembagaan dan pengalaman. §Semakin sulitnya mendapatkan sumber daya manusia yang tertarik pada kegiatan- kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sebagian besar lebih tertarik bekerja di sector pemerintah (pegawai negeri sipil) atau swasta yang lebih menjanjikan jaminan kesejahteraan. §Isu-isu sektoral perempuan dan anak sudah tidak populer lagi. Masyarakat dan pemerintah lebih tertarik pada persoalan (isu) kualitas layanan dasar, seperti pendidikan, kesehata dan ekonomi/pangan. §Mulai bermunculannya pemimpin-pemimpin daerah dan nasioanal yang progresif dan terbuka dengan kelompok masyarakat sipil. §Pengambil kebijakan sudah mulai terbuka untuk menjalin kemitraan, baik ditingkat pusat maupun daerah. Antara lain: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, Pemerintah & DPRD (Kabupaten Gunungkidul, Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kota Bandar Lampung, Kota Kupang, Kabupaten Kupang). Hubungan ini penting agar kerja-kerja pengorganisasian masyarakat dapat terlembaga melalui kebijakan-kebijakan pemerintah. §Perkembangan tehnologi informasi yang memberikan kemudahan dalam berhubungan dengan pihak luar, penggalangan dukungan dan mempercepat kerja-kerja administrative maupu program. §Adanya koalisi/jaringan masyarakat sipil, baik dilevel daerah maupun nasional yang selaras dengan focus kerja YSKK. Beberapa koalisi/jaringan tersebut, diantaranya: Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta (MPPS), Front Jawa Tengah, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transformasi Pendidikan (KMSTP), Freedom of Information Network - Indonesia (FOINI), dll. §Implementasi UU Desa. Basis utama kerja- kerja YSKK dalam melakukan kegiatan pengorganisasian masyarakat berada 8 §Memiliki pengalaman bekerjasama dengan berbagai lembaga donor dalam pengelolaan berbagai program pemberdayaan masyarakat, antara lain: World Bank, TIFA Foundation, Terre des Hommes Netherland, USAID/ProRep, AUSAID/MAMPU, Exxon Mobile Cepu Limited, The Global Fund for Women, The Global Fund for Children, Embassy of Japan, New Zealand Embassy.
  • 14. BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN A. Visi B. Misi C. Tujuan D. Strategi Penggerak Perubahan Masyarakat Menjadi Mandiri dan Sejahtera (1) Memberdayakan Perempuan dan Anak yang Rentan Terpinggirkan dari Aspek Ekonomi, Sosial, Budaya, Sipil dan Politik (Ekosob-Sipol). (2) Membantu Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik. (3) Mewujudkan Lembaga yang Kuat dan Mandiri (1) Meningkatkan kapasitas dan peran perempuan di ranah publik strategis. (2) Meningkatkan kualitas hidup anak melalui layanan pendidikan dasar yang berkeadilan dan berkualitas. (3) Meningkatkan kapasitas dan peran organisasi sebagai pusat pengelolaan inovasi perubahan masyarakat. (4) Memperkuat tata kelola organisasi agar lebih efektif dan akuntabel. (1) Memperkuatgerakankewirausahaanperempuansebagaipilarpembangunandesa. (2) Mengembangkanmodeltatakelolasekolahyangtransparan,akuntabeldanpartisipatif. (3) Membangunsistempengelolaanproduk-produkpengetahuanorganisasiyanginovatif. (4) Melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung kerja-kerja organisasi agar lebih produktif. 9 ©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi
  • 15. A. Pemberdayaan Perempuan B. Pemberdayaan Anak C. Pengelolaan Data dan Informasi Program ini bertujuan untuk memperkuat kedaulatan perempuan dalam bidang ekonomi dan politik. Ruang lingkup kegiatannya meliputi Penguatan Peran Perempuan dalam Politik Pembangunan Desa dan Pengembangan Kewirausahaan Social Berbasis Perempuan. Kelompok sasaran dari program ini adalah perempuan penyelenggara pemerintahan desa (aparatur pemerintah desa, BPD), kader-kader muda TP-PKK desa, koperasi perempuan / kelompok ekonomi perempuan, serta kelompok kepentingan perempuan lainnya yang ada ditingkat desa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak melalui layanan pendidikan yang berkeadilan dan berkualitas. Ruang lingkup kegiatannya meliputi Pengembangan Lembaga PAUD Berbasis Masyarakat, Pengembangan Sekolah MANTAP (Manajemen Transparan, Akuntabel dan Partisipatif) dan Penguatan Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan melalui Revitalisasi Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Kelompok sasaran dari program ini adalah anak usia dini, pengelola lembaga PAUD, komite sekolah, dewan pendidikan, kepala sekolah dan guru. Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan berbagai produk pengetahuan dan pengalaman inovasi perubahan masyarakat yang dimiliki oleh YSKK. Ruang lingkup kegiatannya meliputi Pengembangan Berbagai Produk Pengetahuan (buku, film, poster, leaflet, brosur, bulletin) dan Pengelolaan Media Sosial (website, fanspage, twitter). Kelompok sasaran dari program ini adalah internal YSKK dan eksternal, meliputi: kelompok sasaran, pengambil kebijakan, pegiat pemberdayaan masyarakat, perguruan tinggi dan pubik secara umum. BAB IV PROGRAM UTAMA 10 ©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi
  • 16. BAB IV PENUTUP Penyusunan dokumen Rencana Strategis ini telah melalui proses yang cukup panjang dan mendalam, namun demikian harus kami akui dokumen ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya dibutuhkan penyesuaian- penyesuaian dalam implementasinya, terlebih dinamika yang terjadi di internal organisasi dan eksternal (masyarakat) sering kali terjadi diluar prediksi. Terlepas dari itu semua, keberadaan dokumen Rencana Strategis ini tetaplah penting dan wajib menjadi acuan bagi kerja-kerja organisasi empat tahun mendatang, tahun 2016-2019. Akhirnya, selamat berkarya melalui inovasi-inovasi perubahan masyarakat yang bermakna. 11 ©YSKK/P.D&I/Amy Supadmi
  • 17. LAMPIRAN A. Divisi Pemberdayaan Perempuan TARGET KINERJA Tingkat Pencapaian Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019 OUTCOME Perempuan Menjadi Pelopor “Gerakan Desa Membangun” 1. Kelompok – kelompok perempuan mampu menyusun usulan dalam bentuk RKA dalam pra musdes dan pra musrenbangdes 2. Perempuan mampu memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dalam berbagai hal (Publikasi produk, publikasi pos informasi, dll) 3. 3 kader perempuan desa aktif dalam politik (seperti pimpinan parpol tingkat ranting), pemerintahan dan pembangunan desa. 1. Menguatnya kelembagaan kelompok – kelompok perempuan di desa. 2. Adanya pemetaan pimpinan perempuan potensial di desa. 3. Koperasi perempuan menjadi rujukan gerakan ekonomi perempuan di desa 1. Penguatan kelompok – kelompok perempuan terhadap regulasi serta proses perencanaan dan penganggaran desa. 2. Perempuan mampu menggunakan teknologi informasi sebagai alat komunikasi dan informasi. 3. Menyusun agenda bersama untuk peningkatan kapasitas pemimpin perempuan potensial di kabupaten Gunungkidul 4. Membangun komitmen pemimpin perempuan potensial untuk masuk 1. Kelompok – kelompok perempuan mampu menyusun usulan dalam bentuk RKA dalam pra musdes dan pra musrenbangdes 2. Perempuan mampu menggunakan teknologi informasi sebagai alat promosi dan publikasi 3. Pemimpin perempuan potensial aktif dalam politik (anggota /pengurus harian parpol) 1. Kelompok – kelompok perempuan mampu menyusun usulan dalam bentuk RKA dalam pra musdes dan pra musrenbangdes 2. Perempuan mampu memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dalam berbagai hal (Publikasi produk, publikasi pos informasi, dll) 3. 3 kader perempuan desa aktif dalam politik (seperti pimpinan parpol tingkat ranting), pemerintahan dan pembangunan desa. USE OF OUTPUT Menguatnya kapasitas kelompok – kelompok perempuan dalam 1. Pengurus koperasi memiliki kebijakan terkait dengan kesejahteraan 1. Koperasi memiliki unit usaha produktif diluar simpan pinjam 1. 3 koperasi perempuan melahirkan kebijakan terkait dengan ketahanan pangan 1. 3 koperasi perempuan memiliki unit – unit produksi (terutama olahan 1. 3 koperasi perempuan melahirkan kebijakan terkait dengan jaminan kesehatan
  • 18. anggotanya (Seperti Kesehatan, Ketahanan pangan) 2. Kader – kader perempuan alumni SKP menjadi fasilitator yang handal 3. FSD menjadi mitra pemkab dalam peningkatan kapasitas P3D di Kabupaten Gunungkidul 4. Perempuan memiliki basis data dan informasi yang kuat. 2.. 65% anggota koperasi memiliki basis produksi produktif 3. 50% P3D di Kabupaten Gunungkidul menjadi anggota FSD 4. 75% Rencana Kerja FSD terealisasi Dengan Baik 5. FSD Terlibat dalam kegiatan pengambilan kebijakan di tingkat Kabupaten 6. FSD Mampu menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk kegiatan peningkatan kapasitas FSD6 7. TIFA/TAPA/ PPT memiliki mekanisme kelembagaan yang jelas (struktur kepengurusan, jobdis, mekanisme hubungan, kedudukan lembaga, aturan main/AD/ART, rencana kerja) 8. TIFA/TAPA/PPT menjadi rujukan informasi perempuan dan anak,dan juga sebagai rujukan dalam kegiatan pencegahan KDRT, pernikahan usia anak, dll. 9.. TIFA/TAPA/PPT mendapatkan pengakuan dari pemenuhan hak Ekosob Sipol anggota (pengolahan dan komuditas tanam, inovasi produk) 2. 3 koperasi perempuan memiliki peta pemasaran produk. 3. Peningkatan kapasitas kader potensial dalam hal fasilitasi 4. FSD menjadi mitra pemkab dalam peningkatan kapasitas P3D di Kabupaten Gunungkidul 5. Pos Informasi Perempuan & Anak menjadi mitra desa dalam pemberdayaan & perlindungan perempuan. pangan)/perempuan memiliki basis produksi yang kuat. 2. 3 koperasi perempuan mampu melakukan penjualan produk secara luas 3. Kader – kader perempuan alumni SKP menjadi fasilitator yang handal. 4. FSD memiliki website untuk kebutuhan publikasi. 5. Pos Informasi Perempuan & Anak memiliki Website untuk kebutuhan publikasi anggotanya. 2. 3 koperasi perempuan mampu meningkatkan taraf hidup anggotanya. 3. Kader – kader perempuan alumni SKP menjadi fasilitator yang handal. 4. FSD dan Pos Informasi mampu mengoptimalkan website untuk kepentingan advokasi, kampanye dan bisnis.
  • 19. pemerintah desa dalam bentuk SK, dan pengakuan dari Pemkab (BPMPKB) dalam jaringan FPK2PA. 10.. TIFA/TAPA/PPT Memiliki baseline data perempuan dan anak tingkat desa 11. Meningkatnya program dan anggaran desa untuk kelompok perempuan (responsive gender) 12. Adanya usulan kebijakan yang disampaikan kepada DPRD dan Pemkab, terkait dengan arah, program dan kebijakan yang responsive gender, misalnya adanya usulan tertulis perda dan perbub, pengangkatan perangkat desa, kewenangan desa, UMKM Koperasi INTER MEDIATE RESULT Adanya Skema/Masterplan untuk Sekolah Kepemimpinan Perempuan (SKP), 1) Dokumentasi Skema / Master Plan Desa Model terintegrasi. 2) Adanya Modul SKP 1. Terselesaikannya Skema/master Plan Desa Model Terintegrasi Terlaksananya Skema/ Masterpan desa model terintegrasi di 3 Desa 1. Evaluasi penerapan skema/masterplan desa terintegrasi 2. Terpublikasikannya Diseminasi desa model yang terintegrasi.
  • 20. 1) 3 Desa menjadi rujukan untuk pelaksanaan implementasi UU Desa di tingkat Kabupaten. 2) Diakuinya skema/masterplan desa model yang terintegrasi 1) Adanya data dan informasi secara utuh dan menyeluruh dari 3 desa yang akan dijadikan model desa yang terintegrasi 2) Adanya kesepakatan dan kesepemahaman antara yskk, pemerintah desa dan juga pemerintah kabupaten terkait dengan program pemberdayaan yang akan dilakukan bersama. 3) Adanya pemetaan potensi di masing – masing desa. 1) Lahirnya kebijakan desa yang responsif gender. 2) Adanya peningkatan program pemberdayaan perempuan di desa dalam rangka pemenuhan hak ekosob sipol perempuan 1) 3 Desa menjadi rujukan untuk pelaksanaan implementasi UU Desa di tingkat Kabupaten. 2) Diakuinya skema/masterplan desa model yang terintegrasi OUTPUT Terdapat 3 desa model pemberdayaan perempuan yang terintegrasi Koperasi Perempuan, Forum Srikandi Desa (FSD) dan Pos Informasi Perempuan dan Anak sebagai model pemberdayaan perempuan yang terintegrasi. untuk peningkatan kapasitas P3D dan kader dalam implementasi UU Desa 2. Tersosialisasikannya skema /masterplan desa model terintegrasi kepada para pihak pengalaman penerapan/inisiasi desa model yang terintegrasi
  • 21. B. Divisi Pemberdayaan Anak - Program Sekolah MANTAP Level Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019 OUTPUT Mewujudkan sekolah dengan manajemen transparan, akuntabel dan partisipatif 1. Ada sekolah yang menerapkan indeks mantap, 2. Ada pemerintah daerah yang memasukkan indeks mantap dalam kebijakan pendidikan di daerah. 1. Adanya indeks Sekolah MANTAP. 2. Adanya kebijakan daerah yang mendukung Sekolah MANTAP 3. Menguatnya sekolah model dalam mengimplementasikan MANTAP 4. Adanya kerjasama dengan pemerintah daerah untuk pengembangan sekolah MANTAP. 1. Ada 30 sekolah yang terlibat dalam ujicoba penyusunan indeks mantap. 2. Ada 3 pemerintah daerah yang terlibat dalam penyusunan indeks mantap. 1. Terdapat 24 sekolah yang menguji penerapan indeks mantap 2. Ada 3 pemerintah daerah yang merekomendasikan 6 sekolah untuk menerapkan indeks mantap 1. Terdapat 12 sekolah yang menerapkan indeks mantap. 2. 1 pemerintah daerah mengadopsi indeks mantap dalam kebijakan daerah. Sekolah memiliki nilai akreditasi A+ Terdapat 2 sekolah yang mendapat nilai akreditasi A+ 2 sekolah di 1 wilayah mendapat nilai akreditasi A+ 4 sekolah di 2 daerah mendapat nilai akreditasi A+ USE OF OUTPUTS Sekolah memenuhi standar akreditasi nasional Sekolah dapat menerapkan indeks MANTAP. Adanya rumusan indeks MANTAP Terdapat rintisan sekolah yang menerapkan uji indeks MANTAP. Terdapat Pemerintah Daerah yang memasukkan indeks MANTAP dalam regulasi daerah. Sekolah yang menerapkan indeks mantap mendapatkan akreditasi terbaik. OUTCOMES Penyelenggaraan pendidikan berkualitas 1. Tata kelola sekolah semakin akuntabel, 1. Sekolah memiliki pedoman akuntabilitas 1. Sekolah melandaskan tata kelola berdasar 1. Pemda memanfaatkan Indeks Akuntabilitas 1. Akuntabilitas sekolah meningkat
  • 22. dan berkeadilan 2. Tingkat partisipasi komite semakin meningkat, 3. Sekolah semakin transparan dalam pengelolaan dana pendidikan. sekolah versi MANTAP 2. Jenis-jenis indikator partispasi sekolah teridentifikasi dalam indeks 3. Sekolah memiliki acuan penerapan transparansi pengelolaan dana pendidikan akuntabilitas dalam indeks MANTAP 2. Partisipasi warga sekolah lebih terakomodir 3. Dinas Pendidikan mendapat gambaran tingkat partisipasi di sekolah yang diujicoba sekolah 2. Peta tantangan peningkatan partisipasi di sekolah tergambarkan 3. Masyarakat mendapat jaminan transparansi anggaran sekolah 2. Komite sekolah memiliki struktur yang representatif, komite sekolah dapat berfungsi dan berperan sesuai regulasi, 3. Transparansi menjadi bagian aktivitas sekolah
  • 23. C. Divisi Pemberdayaan Anak - Program PAUD Ramah Anak Level Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019 OUTPUT Terciptanya layanan PAUD yang anti diskriminasi, anti kekerasan, lingkungan yang sehat dan partisipatif. 1. Adanya 3 PAUD model Ramah Anak 2. Adanya Revisi Perda Pendidikan Kabupaten Sukoharjo mengenai PAUD ramah anak 3. Adanya partisipasi masyarakat yang mendukung PAUD Ramah Anak 1. Tersusunnya Konsep Modul PAUD Ramah Anak 2. Adanya Peta Kondisi PAUD Ramah Anak di Kabupaten Sukoharjo 3. Adanya dukungan dari Perguruan Tinggi dalam mengembangkan Konsep PAUD Ramah Anak 1. Penguatan Lembaga PAUD menuju Sekolah Ramah Anak 2. Adanya policy brief /naskah kebijakan mengenai Pemenuhan PAUD Ramah Anak di Sukoharjo 3. Orangtua berpartisipasi dalam pembentukan PAUD Ramah Anak 1. Implementasi PAUD Ramah Anak 2. Revisi Perda Pendidikan di Sukoharjo mengenai klausul PAUD Ramah Anak 3. Adanya Program untuk orangtua berbasis Ramah Anak 1. Implementasi PAUD Ramah Anak 2. Adanya Perbup mengenai Juklak- Juknis Penyelenggaraan PAUD Ramah Anak 3. Adanya Komitmen dari Himpaudi/Pemdes/CS R dalam mengembangkan sekolah ramah anak USE OF OUTPUTS Anak-anak di Sukoharjo mendapatkan layanan PAUD yang Ramah Anak Layanan PAUD di Kabupaten Sukoharjo memenuhi standart Kebijakan Sekolah Ramah Anak Adanya Konsep PAUD Ramah Anak di Kabupaten Sukoharjo Adanya usulan revisi Kebijakan mengenai PAUD Ramah Anak di Sukoharjo Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memiliki kebijakan perlindungan anak di lembaga PAUD Setiap PAUD menerapkan iklim ramah anak di lingkungan sekolah OUTCOME Anak Usia Dini di kabupaten Sukoharjo terpenuhi dan terlindungi Hak-Haknya di sektor pendidikan Terpenuhinya Hak-Hak anak di Lembaga PAUD Teridentifikasinya hak-hak anak di Lembaga PAUD Tersusunnya langkah- langkah pemenuhan hak anak di lembaga PAUD Adanya komitmen Pemkab untuk pemenuhan dan perlindungan hak anak usia dini di sektor pendidikan Adanya gerakan bersama untuk pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak usia dini
  • 24. D. Divisi Pengelolaan Data dan Informasi Level Indikator Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019 OUTCOME Masyarakat melek media (literasi media) Terdapat knowledge center yang dikelola oleh masyarakat Terbangunnya kebutuhan mengelola pengetahuan Meningkatnya kapasitas komunitas dampingan dalam mengelola pengetahuan Terdapat berbagai produk pengetahuan yang berbasis best practise, success story masyarakat Transformasi kebutuhan informasi USE OF OUTPUTS Terciptanya kebutuhan untuk mengakses dan mengembangkan informasi Terdapat berbagai jenis produk pengetahuan yang dihasilkan oleh komunitas dampingan dan internal YSKK 1. Meningkatnya kesadaran akan kebutuhan mengakses informasi 2. Meningkatnya ketrampilan menyajikan informasi dalam bentuk tulisan sesuai kaidah jurnalistik 1. Meningkatnya kemampuan mengorganisir data & informasi (foto, dokumen, cerita, dll) yang dapat diolah menjadi produk pengetahuan (*memiliki minimal 3 wartawan lokal) 2. YSKK aktif menyediakan informasi terkait pemberdayaan perempuan dan anak bagi media mainstream Terdapat berbagai jenis produk pengetahuan yang dihasilkan oleh komunitas dampingan dan internal YSKK Menjadi penggerak media literasi (lokal dan nasional) OUTPUT YSKK jadi knowledge- center untuk pemberdayaan perempuan dan anak 1. Terdapat knowledge- center yang accessable 1. Terdapat konsep Knowledge Center yang implementatif
  • 25. 1. Terdokumentasikannya berbagai pengalaman, pengetahuan, success story dan key learning pemberdayaan masyarakat 2. Terdapat 2 jenis produk pengetahuan unggulan di divisi pemberdayaan yang bisa berupa film pendek tentang pendampingan, film dokumenter program, buku pengalaman program, buletin, atau policy brief 3. Teridentifikasinya SWOT untuk menjalankan radio komunitas & tersusunnya konsep radio komunitas 4. Terorganisirnya komunitas online berbasis isu pemberdayaan (perempuan dan anak) 5. Terbangunnya kepercayaan media mainstream khususnya radio untuk menjalin kerjasama dengan YSKK 1. Terdokumentasikannya berbagai pengalaman, pengetahuan, success story dan key learning pemberdayaan masyarakat 2. Terdapat 2 jenis produk pengetahuan unggulan di divisi pemberdayaan yang bisa berupa film pendek tentang pendampingan, film dokumenter program, buku pengalaman program, buletin, atau policy brief 3. Terdapat pihak eksternal yang mau bekerjasama dalam merintis radio komunitas 4. Terorganisirnya komunitas online berbasis isu pemberdayaan (perempuan dan anak) 5. Terdapat satu radio lokal yang memberikan slot talkshow kepada YSKK untuk siaran secara regular 1. Terdokumentasikannya berbagai pengalaman, pengetahuan, success story dan key learning pemberdayaan masyarakat 2. Terdapat 2 jenis produk pengetahuan unggulan di divisi pemberdayaan yang bisa berupa film pendek tentang pendampingan, film dokumenter program, buku pengalaman program, buletin, atau policy brief 3. Ujicoba radio komunitas mengudara 4. Terselenggaranya diskusi online tentang isu pemberdayaan (perempuan dan anak) 1. Terdokumentasikannya berbagai pengalaman, pengetahuan, success story dan key learning pemberdayaan masyarakat 2. Terdapat 2 jenis produk pengetahuan unggulan di divisi pemberdayaan yang bisa berupa film pendek tentang pendampingan, film dokumenter program, buku pengalaman program, buletin, atau policy brief 3. Ujicoba radio komunitas mengudara 4. Terselenggaranya diskusi online tentang isu pemberdayaan (perempuan dan anak)