SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH
BAGIAN I
• Judul
• Baris Kepemilikan
• Abstrak
• Kata Kunci
• Pendahuluan
• Metode
• Manfaat Kajian Pustaka
• Kebahasaan
Tim Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional 2015
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti
Karakteristik Artikel Ilmiah
• Merupakan hasil riset (research paper) atau
review terhadap suatu konsep (review paper)
yang memberikan informasi tentang temuan
terbaru (novelty);
• Artikel ilmiah harus mampu memberikan
kontribusi untuk pengembangan ilmu, bukan
hanya berupa paparan ringkasan laporan
hasil riset, deskripsi atas data/fenomena,
atau opini penulis atas suatu fakta;
• Ditulis dengan format artikel ilmiah (scientific
format);
• Ditulis dengan berpegang pada kaidah kencana
(golden rule);
 Berketepatan tinggi (Accurate), singkat dan
padat (Brief), tak diragukan, tidak rancu dan
tanpa penafsiran lain (Clear).
• Ditelaah oleh pakar sebidang;
 Menjamin artikel dapat dimengerti, diterima
dan digunakan oleh komunitas ilmiah.
Karakteristik Artikel Ilmiah
• Ditulis secara transparan dan tanpa emosi;
 Deskripsi tepat, tahapan lengkap, data benar,
logika transparan dan kesimpulan dinyatakan
dengan jelas.
• Dapat diakses oleh publik;
• Ditulis dalam ungkapan bahasa yang tidak
mengandung sesat pikir10 (cerminan dari keliru
nalar dalam berbahasa tulis):
 sesat informasi, sesat diksi, sesat argumentasi,
sesat ambiguitas, sesat psikologis.
Karakteristik Artikel Ilmiah
* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara,
Jakarta, 2015
Sesat informasi*
Pernyataan dalam brosur atau iklan perguruan tinggi,
“kuliah di Universitas X sungguh nyaman dan aman”,
misalnya, dapat dikategorikan sebagai pernyataan yang
sesat informasi, karena makna “nyaman” dan “aman”
lebih menginformasikan tentang lingkungan yang asri dan
tenang, lepas dari hiruk-pikuk celoteh mahasiswa atau
kebisingan lalu lintas, yang dengan demikian belum tentu
benar-benar mewujud di lingkungan perguruan tinggi
tersebut. Pertanyaan kritisnya, apakah si subjek penyaji
iklan ini melambari diri dengan kebenaran etis?
* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara,
Jakarta, 2015
Sesat diksi*
Pernyataan yang juga sering kali timbul di dalam brosur atau
iklan perguruan tinggi adalah “kuliah di Universitas X cukup
murah”. Pernyataan ini mencerminkan keliru diksi (pilihan
kata), karena kata “cukup murah” belumlah bermakna pasti.
Contoh lain, pernyataan iklan menu baru hamburger buatan
sebuah restoran cepat saji yang berbunyi, “Jangan Tunda yang
Istimewa”, juga mencerminkan keliru diksi, karena yang
“istimewa” dari menu baru tersebut apakah bermakna “khas”,
“khusus”, “lain daripada yang lain”, ataukah “luar biasa”? Oleh
karena itu, mesti dipertanyakan lagi secara kritis, apakah si
subjek penyaji iklan-iklan semacam ini melambari diri dengan
kebenaran etis?;
* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara,
Jakarta, 2015
Sesat argumentasi* dipicu oleh keliru penalaran, yang
bisa dipertalikan dengan hal-hal berikut ini:
1. Jika alasan yang diberikan menghindari pokok
masalahnya. Contohnya, “Program Kartu Indonesia Sehat
sebenarnya tidak perlu dijalankan, karena rata-rata
masyarakat kita masih percaya pada pengobatan
alternatif”;
2. Jika alasan yang diberikan bukan mengenai pokok
masalahnya: Contohnya, “Kepemimpinan Profesor
Jambarong sebagai rektor harus diragukan, karena selain
masih menjadi fungsionaris partai, ia juga memiliki tiga
mobil mewah, dua apartemen kelas atas, dan sebuah
perusahaan penerbitan yang namanya cukup besar”;
* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara,
Jakarta, 2015
3. Jika alasan yang diberikan tidak didasarkan pada pendapat
pakarnya. Contohnya, “Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang masih berkembang. Oleh karena itu, menurut Vicky
Prasetyo, janganlah pernah mencela bahasa Indonesia yang
digunakannya, karena yang penting orang mengerti apa
dimaksudkannya”;
4. Jika alasan yang diberikan berdasarkan pandangan yang
apriori. Contohnya, “Melihat mimik wajahnya yang dingin
seperti itu, pastilah pak Evert orang yang kejam dan tidak
mau mengerti perasaan orang lain”.
Sesat argumentasi* (lanjutan)
* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara,
Jakarta, 2015
Sesat ambiguitas*
Andai menjumpai pernyataan “Isteri rektor Universitas X
yang baru” atau “Isteri pak lurah yang muda”, pernyataan
ini dapat kita kategorikan sebagai pernyataan yang sesat
karena ambiguitas. Perhatikanlah, siapa yang baru (“isteri
rektor” atau “rektor universitas X”) dan siapakah yang
muda (“isteri lurah” atau “pak lurah”)? Pertanyaan
kritisnya, kebenaran etis yang bagaimana yang hendak
disodorkan si subjek penyaji ungkapan semacam ini?;
* Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara,
Jakarta, 2015
Sesat psikologis*
Supaya berkesan metaforistis, ada kalanya pernyataan
dimunculkan melalui gaya semacam ini, “Pemerintah kita
telah gagal total”, “Pemerintah berjalan seperti siput”,
atau “Negara tidak pernah hadir dalam kasus-kasus
tertentu”. Inilah sesat psikologis, karena membuat
simpulan secara serampangan. Pernyataan ini biasanya
dimaksudkan untuk memancing emosi pembacanya,
sehingga patut dipertanyakan adakah kebenaran etis di
baliknya?;
• Penyampaian hasil-hasil temuan ilmiah kepada
komunitas ilmiah akan lebih efektif jika dilakukan
dengan cara yang seragam.
• Cara yang seragam tersebut hadir dalam bentuk
dan urutan yang disepakati oleh komunitas ilmiah
sebagai scientific format.
• Manfaat penyampaian dengan scientific format
agar artikel ilmiah dapat dibaca dan disitasi oleh
komunitas ilmiah dalam berbagai tingkatan.
Format Artikel Ilmiah
• Judul;
• Baris Kepemilikan;
• Abstrak;
• Kata Kunci;
• Isi atau Tubuh Teks 
• Persantunan
• Bibliografi
• Lampiran
Secara umum artikel ilmiah mengandung:
Umumnya
tercantum pada
halaman pertama
artikel
mengikuti pola IMRD
dengan pelbagai variasi
dan penamaan
Format Artikel Ilmiah
• Judul dan Abstrak (Title & Abstract)
• Kata kunci (Keywords)
• Pendahuluan (Introduction)
• Metode (Methods)*
• Hasil (Results)
• Pembahasan (Discussion)
• Kesimpulan (Conclusion)
• Daftar Acuan (References)
Struktur IMRD
Lampiran (Appendices) jika ada
Ucapan Terima Kasih (Acknowledgment) jika ada
* Bergantung pada karakteristik penelitian yang dilakukan dan
ketentuan dari terbitan berkala ilmiah (jurnal): Material dan
Metode atau Data dan Metode atau Eksperimental atau
Pemodelan atau Pendekatan dll.
Format Artikel Ilmiah
Isi atau tubuh teks yang mengikuti pola IMRD ditulis dengan
pelbagai variasi dan penamaan yang dimodifikasi sesuai
tradisi bidang ilmunya dengan proporsi:
• Pendahuluan (Introduction): tidak melebihi 10 %
naskah;
• Metode (Methods): kira-kira 15% panjang naskah;
• Hasil (Results): sekitar 35 % dari keseluruhan naskah;
• Pembahasan (Discussion): lebih-kurang 35 % naskah;
• Acuan (References): sekitar 5 % ruangan naskah.
Format Artikel Ilmiah
• Judul
• Abstrak
• Pendahuluan (Introduction)
• Material dan Metode
(Materials & Methods)
• Hasil (Results)
• Pembahasan (Discussion)
• Kesimpulan (Conclusion)
• Daftar Acuan (References)
Urutan artikel ilmiah yang
telah dipublikasikan
Urutan menulis artikel
ilmiah
Urutan Menulis Artikel Ilmiah
• Metode (Methods)
• Hasil (Results)
• Pembahasan (Discussion)
• Kesimpulan (Conclusion)
• Pendahuluan (Introduction)
• Daftar Acuan (References)
• Abstrak
• Judul
• merupakan jiwa, semangat, esensi, inti, dan citra
keseluruhan isi sebuah artikel ilmiah;
• merupakan kalimat pertama yang dibaca oleh peminat
artikel ilmiah dan menjadi bagian artikel ilmiah yang paling
banyak dibaca orang;
• merupakan iklan yang bermanfaat dalam upaya menangkap
minat dan memikat perhatian semua orang yang
berpotensi menjadi pembaca dan pengguna artikel ilmiah;
• sangat menentukan nasib suatu artikel ilmiah selanjutnya:
 apakah artikel ilmiah akan ditelaah, dan diacu serta
dimanfaatkan, atau tak diacuhkan, tidak dipedulikan dan
dilewati begitu saja
Judul Artikel Ilmiah
Oleh karena itu penulis artikel ilmiah harus menyediakan waktu
khusus untuk memikirkan dan menyiapkan informasi judul
dengan sebaik-baiknya agar dapat:
• mengungkapkan isi keseluruhan artikel selengkapnya;
• langsung dimengerti isi, segera dipahami maksud, cepat
ditangkap kepentingan makna artikelnya saat sekali dibaca
sepintas;
• menarik perhatian calon pembaca artikel ilmiah dan
merangsang minatnya serta meningkatkan keingintahuan
para pencari informasi;
• mampu menunjukkan kekhasan/spesifikasi/keunikan dan
tidak generik serta mampu menunjukkan adanya sumbangan
bagi ilmu pengetahuan di bidangnya.
Judul Artikel Ilmiah
• pilihlah kata-kata yang kuat, positif, penting, dan bersifat
informatif dengan khazanah kosakata umum beserta
peristilahan yang sesuai dengan bidang ilmunya;
• memuat kata-kata spesifik dari penemuan riset atau kata-kata
kunci, dan mencerminkan output/outcome dari riset yang
dilakukan;
• bersahaja dan ringkas dengan menanggalkan sebanyak
mungkin kata-kata yang tak diperlukan;
• merupakan modifikasi dari judul riset yang sudah dilakukan
(modifikasi dari judul proposal dan judul laporan hasil riset);
• perlu disiapkan terjemahannya dalam bahasa Inggris;
• perlu disiapkan judul pelari berupa singkatan judul yang terdiri
atas 3-5 kata untuk dicantumkan di sisi atas halaman artikel;
Judul Artikel Ilmiah
• panjang judul antara 12-15 kata dengan tak ada metafora
seperti puisi, peribahasa, tidak mengandung kata kerja dan
tidak ada singkatan, rumus, jargon, nama dagang, nama ilmiah
mahluk yang sudah sangat terkenal;
• hindari penggunaan subjudul kecuali dalam artikel yang
berseri;
• hindari penggunaan kata-kata klise berikut:
• Identifikasi .. . .
• Pemetaan terhadap .....
• Pengamatan awal atas . . .
• Penelitian pendahuluan tentang . . .
• Studi perbandingan antara....
• Pengaruh variabel. . .
• Hubungan antara…
Judul Artikel Ilmiah
• memuat nama-nama penulis artikel ilmiah dan lembaga
tempat dilaksanakan riset yang dilaporkan dalam artikel
ilmiah;
• merupakan bagian integral suatu artikel ilmiah, dan
merujuk pada hak kepengarangan (authorship – yang
berada di tangan penulis artikel) dan hak kepemilikan
(ownership – kepunyaan dari lembaga, tempat
dilakukannya kegiatan riset yang dilaporkan dalam artikel
ilmiah);
sedangkan untuk pemegang hak cipta (copyright holder) atau
hak untuk memerbanyak dan menyebarluaskan (serta
menjual) suatu artikel ilmiah berada pada jurnal ilmiah
tempat diterbitkannya artikel ilmiah dimaksud;
Baris Kepemilikan (By Line)
Nama-nama Penulis
Konvensi Vancouver 1996 mensyaratkan bahwa hak
kepengarangan atas suatu artikel hendaklah diberikan pada
orang yang mengerjakan semua kegiatan berikut:
• sumbangan substantif yang bermakna dan nyata pada
konsepsi, rancangan, pemerolehan data, analisis dan
interpretasi data dan informasi (sehingga meliputi sintesis,
penyimpulan, dan perampatan yang dihasilkan kegiatan
studi/penelitian);
• penulisan buram naskah, perevisian kritis, dan
penyempurnaan kecendekiaan penting pada substansi isinya;
• penyuntingan akhir dan persetujuan final pada versi yang
akan diterbitkan.
Nama-nama Penulis
• memunyai implikasi akademik, sosial, dan finansial, sehingga
diperlukan konvensi dan pertimbangan etika untuk penetapan
orang-orang yang mempunyai hak kepengarangan atas suatu
artikel ilmiah;
• sumbangan kecendekiaan seseorang pada sebuah artikel
ilmiah dapat berupa sumbangan: intelektual, fisik,
pemrosesan data, kepakaran, keahlian dan kesastraan.
Keenamnya dapat diskor seperti pada lampiran (merupakan
hasil modifikasi dari Nature 352: 187 terbitan 18 Juli 1991);
• Jika dua orang penulis meraih skor yang sama, maka urutan
alfabet nama seyogianya dipakai, dengan catatan bahwa
pencetus gagasan memunyai kelebihan untuk didahulukan;
Nama-nama Penulis
• Setiap penulis bertanggung wajib (accountability) dan
bertanggung jawab (responsibility) terhadap publik atas
artikel ilmiah yang mencantumkan namanya;
• Urutan nama-nama penulis artikel ilmiah merupakan hasil
kesepakatan bersama dan sebaiknya ditetapkan sebelum
penelitian dimulai, jika perlu dituangkan dalam bentuk
tertulis dan tidak ada batasan jumlah penulis;
• Penetapan penulis korespondensi perlu dilakukan dan
disepakati, diberi tanda dan dicantumkan alamat emailnya;
• Penulisan nama lengkap penulis, khususnya mereka yang
tidak memiliki nama keluarga, dilakukan dengan taat asas;
• Semua nama penulis ditulis tanpa gelar (akademis, keahlian,
bangsawan, keagamaan dll.);
Nama & Alamat Lembaga
Pemilik Artikel Ilmiah
• Penulisan format alamat lembaga disesuaikan dengan petunjuk
bagi penulis dari jurnal ilmiah tujuan (departemen, pusat studi,
atau universitas);
• Nama dan alamat pos lembaga tempat dikerjakannya riset yang
dilaporkan dalam artikel ilmiah merupakan pemilik hasil riset
dengan demikian harus dilekatkan pada nama penulis utama;
• Nama(-nama) dan alamat lembaga semua penulis yang
tercantum harus dilekatkan pada nama orang yang
bersangkutan, biasanya ditandai dengan huruf/angka/simbol
superscript (a, b, 1, 2, *, ** );
Nama & Alamat Lembaga
Pemilik Artikel Ilmiah
• Jika penulis utama bekerja pada lembaga yang berbeda maka
yang dicantumkan tetap alamat lembaga pemilik hasil kegiatan
riset bukan alamat lembaga tempatnya bekerja. Namun jika
dikehendaki, alamat lembaga tempatnya bekerja dapat
ditambahkan dengan meletakkannya dalam kurung atau
melalui catatan kaki;
• Beberapa terbitan berkala ilmiah tidak hanya meminta alamat
lengkap lembaga tetapi juga alamat e-mail penulis
korespondensi, sehingga pembaca artikel ilmiah dapat
berkomunikasi dengan penulis korespondensi untuk
menanyakan informasi lebih lanjut ;
Nama & Alamat Lembaga
Pemilik Artikel Ilmiah
• Untuk penulis berstatus dosen yang sedang studi lanjut pada
institusi yang berbeda dengan tempatnya bekerja maka
lembaga tempat studi yang dituliskan dalam baris kepemilikan.
Institusi tempat bekerja yang bersangkutan baru dapat
dicantumkan juga dalam baris kepemilikan atas ijin dan
perkenan institusi tempat studi dilakukan;
• Tidak mencantumkan status (mahasiswa/staf
pengajar/dosen/alumni dll.) dan jabatan (dekan, kepala
lembaga dll.) dari penulis (-penulis) artikel ilmiah pada baris
kepemilikan.
Informasi Bertanggal
• disebut juga genesis artikel ilmiah, yang menunjukkan catatan
tanggal-tanggal tahapan dalam pemrosesan artikel, antara lain
berupa tanggal artikel tiba di meja redaksi, tanggal
revisi/perbaikan artikel, tanggal diterima dan disetujui untuk
diterbitkan;
• diperlukan dalam kasus-kasus sengketa di kemudian hari
tentang siapa yang lebih dahulu melakukan penemuan atas
sesuatu yang baru, yang dilaporkan dalam artikel ilmiah;
• tanggal-tanggal tersebut melindungi penulis apabila terjadi
penundaan penerbitan artikel ilmiah oleh pengelola terbitan
berkala ilmiah.
Abstrak
• merupakan penyajian singkat keseluruhan artikel ilmiah;
• merupakan bagian kedua dari artikel ilmiah yang paling banyak
dibaca orang setelah judul sehingga abstrak ikut menentukan
nasib artikel ilmiah selanjutnya:
 apakah akan terus ditelaah secara keseluruhan atau
dianggap tidak perlu sehingga ditinggalkan oleh pembaca
dan pencari informasi;
• panjang yang direkomendasikan oleh Unesco tidak lebih dari
200 kata;
• ditulis dalam satu paragraf, kecuali terbitan berkala ilmiah
menentukan dibuat dalam beberapa subjudul/paragraf (untuk
bidang kedokteran/kesehatan);
• memuat tujuan riset, pendekatan atau metode yang
digunakan, temuan penting dan simpulan yang dicapai.
Abstrak
• terbitan berkala ilmiah nasional mengharuskan abstrak
disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik
dan benar. Fitur-fitur dari aplikasi pengolah kata dapat
membantu koreksi abstrak berbahasa Inggris;
• jangan lagi mengulang judul dalam abstrak atau membuat
abstrak “berbau” pendahuluan dan tidak diperlukan pengantar
yang berlebihan di awal abstrak;
• tidak ada pengacuan ke tabel, ilustrasi dan rujukan;
• jika ada singkatan maka harus diberikan kepanjangannya, atau
jika singkatan tidak digunakan lagi dalam abstrak maka tidak
perlu diperkenalkan;
• lihat dan pelajari hal-hal yang dimuat dalam abstrak dari artikel-
artikel yang telah diterbitkan pada terbitan berkala ilmiah
tujuan.
Kata Kunci
• merupakan sepilihan kata-kata bermakna dari sebuah dokumen
yang dapat dipakai untuk mengindeks kandungan isinya;
• jika dipilih dengan tepat maka dapat membantu keteraksesan
artikel ilmiah yang diterbitkan untuk ditampilkan oleh mesin
pencari dari database riset yang ada;
• terdiri atas 3-5 kata-kata dan biasanya diletakkan setelah abstrak;
• perhatikan ketentuan jumlah kata kunci dari terbitan berkala
ilmiah tujuan dan persiapkan dalam bahasa Inggris jika diperlukan;
• beberapa terbitan berkala ilmiah sudah mengurutkan dan
membuat daftar kata-kata kunci untuk artikel-artikel yang
diterbitkan dalam terbitan berkala ilmiah tersebut sehingga cukup
dipilih yang paling mendekati/sesuai dengan artikel ilmiah yang
akan diterbitkan.
Pendahuluan
• dituntut untuk dituliskan secara langsung pada topik, menarik,
ringkas dan jelas dengan kalimat laras ilmiah;
• merupakan satu kesatuan utuh yang mencakup latar belakang,
masalah, hipotesis (kalau ada), rujukan terkini (state of the
art), tujuan,dan kajian pustaka;
• manfaat penelitian tidak perlu lagi dituliskan seperti pada
format proposal penelitian;
• hanya memuat perkembangan yang relevan untuk membentuk
fondasi bagi riset yang dilakukan;
• dapat menggambarkan kekuatan dan kelemahan pencapaian
dari riset-riset sebelumnya;
• memuat cara pendekatan atau pemecahan masalah (tidak
semua masalah yang akan diatasi);
• perkembangan terkini menuntut artikel ilmiah yang semakin
sederhana sehingga kajian pustaka tidak dituliskan sebagai
bagian terpisah namun dimasukkan dalam Pendahuluan,
Metode dan Pembahasan;
• pustaka yang diacu harus dicantumkan dalam Daftar
Pustaka/Daftar Acuan;
• biasanya dituliskan dalam 3-4 paragraf (sekitar 2 halaman 1
kolom dengan spasi ganda);
Pendahuluan
 Pendahuluan bukan sarana untuk menunjukkan seberapa luas
dan dalamnya pengetahuan Anda dalam lingkup riset yang
Anda lakukan;
 Pembaca artikel ilmiah Anda bukan orang baru dalam lingkup
riset yang Anda lakukan sehingga Anda tidak perlu memandu
tentang keseluruhan riset dari sejak eksperimen pertama
dilakukan (dari A s.d Z);
 Penelaah (reviewer) artikel Anda adalah peneliti-peneliti
dalam lingkup riset Anda sehingga Anda perlu cermat dan
bijaksana dalam mendokumentasi perkembangan terkini dari
lingkup riset yang Anda lakukan;
 Hindari munculnya parade acuan yang berlebihan yang tidak
memperlihatkan keterkaitan secara langsung dengan
substansi artikel ilmiah.
Pendahuluan
• Hasil-hasil yang akan Anda paparkan dapat berupa hasil dari
pengujian yang Anda lakukan untuk membuktikan hipotesis,
namun hasil dapat juga berupa “keberuntungan” dari
pengujian yang Anda lakukan untuk sasaran yang benar-
benar berbeda dari yang direncanakan;
• Untuk hasil berupa “keberuntungan” tersebut, Anda bukan
membahas secara mendalam tentang apa yang diharapkan
dapat diperoleh saat Anda memulai studi, namun yang
diperlukan adalah menyitasi hasil-hasil studi yang
menempatkan hasil “tak terduga” tersebut dalam konteks
yang tepat.
Pendahuluan
• awali dengan hal yang umum diketahui dari permasalahan
di bidang riset Anda;
• berikan deskripsi hal tersebut dalam lingkup spesifik
menyangkut permasalahan riset yang Anda teliti;
• arahkan pembaca pada celah/ruang kosong pada
database riset yang ada;
• berikan referensi cukup agar pembaca dapat terarah oleh
literatur ilmiah dan mengerti dengan
sendirinya tentang adanya celah/
ruang kosong tersebut;
•sampaikan bagaimana Anda akan
mengisi celah/ruang kosong
tersebut dengan penelitian Anda.
Pendahuluan
Kriteria sumber-sumber pustaka yang perlu dirujuk dalam
artikel untuk terbitan berkala ilmiah:
• Primer yakni dari hasil-hasil riset, khususnya yang telah
dipublikasikan dalam terbitan berkala ilmiah
bereputasi;
• Mutakhir yakni hasil-hasil riset yang terbaru, pada
dasarnya rentang 10 tahun terakhir atau bisa saja
kurang dari rentang tersebut tergantung lingkup riset;
• Relevan yakni hasil-hasil riset yang terkait langsung
dengan riset yang dilakukan.
Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
Penempatan substansi pustaka yang dirujuk dalam teks
dapat berupa:
• Pengutipan langsung yakni menyalin apa adanya dari
pustaka yang dirujuk;
• Parafrase yakni menyebutkan isi pustaka yang dirujuk
dengan menggunakan rangkaian kata dari penulis
sendiri yang berbeda dengan rangkaian kata dari
pustaka yang dirujuk;
• Menyebutkan hasil penelitian tanpa mengutip
langsung ataupun parafrase yakni menyebutkan dalam
teks tentang adanya penelitian yang telah
dipublikasikan tentang pustaka yang dirujuk.
Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
• Menunjukkan garis depan perkembangan keilmuan
dalam bidang riset Anda sebagai hasil akumulasi dari
temuan-temuan sebelumnya;
• Menunjukkan adanya kesenjangan antara hasil-hasil
penelitian terdahulu dalam lingkup riset yang Anda
teliti sehingga menjadi sumber inspirasi Anda dalam
merumuskan masalah penelitian;
• Mengakui adanya penelitian terdahulu yang serupa
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembanding;
• Mendukung ide dan argumentasi Anda. Oleh karena itu
kutipan dari sumber yang dirujuk ditempatkan setelah
paparan ide atau argumentasi Anda.
Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
• Memanfaatkan ide atau bahan dalam bentuk apa
saja yang masih menjadi milik orang lain (yang
belum menjadi pengetahuan umum atau milik
publik) untuk kepentingan penulisan artikel ilmiah;
• Merujuk pustaka, khususnya untuk tujuan ini, dan
menyebutkan sumbernya secara memadai sagat
penting agar terhindar dari perbuatan plagiat yang
tak disengaja;
Definisi plagiat:
Plagiarism is using others’ ideas and words without
clearly acknowledging the source of that information.
(Indiana University, 2004)
Definisi Plagiat
(Permendiknas No.17 tahun 2010)
Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada :
– mengacu dan/atau mengutip kata dan/atau kalimat dari suatu
sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
– mengacu dan/atau mengutip secara acak kata dan/atau kalimat
dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan
kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
– menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau
teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
– merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari
sumber kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan,
atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
– menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa
menyatakan sumber secara memadai.
Bagaimana Menghindari Plagiat
Sebutkan sumbernya jika menggunakan:
• ide, pendapat, atau teori penulis lain;
• fakta, statistik, grafik, gambar—pendeknya informasi
apapun—yang bukan pengetahuan umum;
• tulisan atau kata-kata yang dihasilkan oleh orang lain;
• parafrase tulisan atau kata-kata orang lain. (Indiana
University, 2004);
• memarafrase tulisan atau kata-kata orang lain dengan
mencerna maknanya dulu, baru menuliskannya dengan
bahasa sendiri tanpa melihat sumber aslinya (tutup
teksnya). Baru setelah itu dicek apakah maknanya sama
dengan aslinya.
• format untuk mengacu hasil-hasil riset dari peneliti lain
ditentukan secara spesifik dalam Petunjuk bagi Penulis
(Instructions to Authors) dari terbitan berkala ilmiah tujuan;
• beberapa terbitan berkala ilmiah menggunakan nama-
tahun atau menggunakan angka dalam tanda kurung
seperti (1), (1,2) atau (1,2,3), atau ada terbitan berkala
ilmiah yang menggunakan angka dengan bentuk
superscripts “ …. oleh Smart and Gifted 1,2,3 atau dengan
format-format lainnya;
• memeriksa detil dari cara mengacu dalam teks dari artikel-
artikel yang sudah diterbitkan dalam terbitan berkala ilmiah
tujuan perlu dilakukan;
Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
Metode
• berhubungan dengan validitas dan reabilitas dari hasil
penelitian yang diperoleh dan dilaporkan dalam artikel
ilmiah;
• merupakan sarana pembaca (penelaah) untuk menilai apakah
metode (dan data/material/peralatan/model/pendekatan)
yang digunakan sudah tepat untuk mendapatkan hasil riset
yang valid;
• merupakan sarana pembaca (peneliti lain dalam lingkup riset)
untuk mengevaluasi hasil secara kritis atau melakukan
kembali sebagian atau keseluruhan riset yang dilaporkan
dalam artikel ilmiah dengan cara persis seperti yang
dituangkan dalam Metode yang dituliskan;
“If you follow my recipe, then you will get my results”
Metode
• Informasi yang diberikan harus cukup namun tidak berlebihan;
• memuat uraian terperinci tentang data-data, cara
memperolehnya dan cara menganalisisnya;
• metode baru perlu dideskripsikan dengan detil, sedangkan
yang telah dipublikasi dapat disitasi, namun deskripsinya tidak
perlu sedetil seperti yang ada di skripsi/tesis/disertasi;
• jika metode mengacu pada prosedur standar maka standar
yang digunakan perlu dituliskan;
• jika ada rumus yang bersifat umum, sebaiknya dijelaskan
seperlunya, namun dalam beberapa artikel tertentu, rumus
ditulis secara detil proses dan asal-usulnya;
• hindari menggunakan kalimat perintah dan gunakan istilah dan
singkatan yang sudah standar;
Metode
• hal-hal yang sudah diketahui oleh pelaku riset dalam lingkup
riset tertentu tidak perlu lagi dituliskan, demikian pula
perlengkapan dan peralatan umum yang digunakan;
• hal-hal yang dimuat secara spesifik dan detil bergantung pada
karakteristik riset yang dilakukan:
- Riset teori analitik;
- Riset teori pemodelan;
- Riset teori dan simulasi;
- Riset eksperimental: melibatkan mahluk hidup dan tidak
melibatkan mahluk hidup sebagai obyek riset;
- Riset lapangan dll.
• pelajari hal-hal yang dimuat dalam bagian Metode dari
artikel-artikel yang telah diterbitkan pada terbitan berkala
ilmiah tujuan.
Metode: Riset Ekonomi dan Bisnis
• Pemaparan pada bagian Metode ditulis secara ringkas
dengan berorientasi terhadap target temuan penelitian;
• Sebagian besar artikel pada terbitan berkala ilmiah
bereputasi tidak lagi menuliskan hipotesis. Pengujian
hipotesis bersifat konfirmasi teori sehingga dapat
berpotensi mengesampingkan temuan yang bermakna dari
riset yang dilakukan terhadap sumbangan ilmu;
• Pilihan metode penelitian yang digunakan dapat
disebutkan jenisnya dengan penjelasan garis besarnya saja.
Misalnya: regresi, kausalitas, SEM, eksperimen, AHP,
etnografi, hermeunitika dsb. Uraian secara rinci dapat
dilakukan untuk pengembangan model, definisi variabel
dan karakteristik data;
Metode: Riset Ekonomi dan Bisnis
• konsep-konsep populasi, sampel termasuk tahap-tahap
penentuan populasi, penarikan sampel dsb. tidak perlu
lagi dijelaskan secara rinci, demikian pula rumus-rumus
statistik yang bersifat umum tidak perlu diuraikan secara
rinci. Kriteria responden dapat dijelaskan secara singkat
jika diperlukan;
• Dalam artikel ekonomi/bisnis biasa ditemukan metode
analisis dijelaskan secara detil karena pada bagian inilah
novelty mulai dirancang
• obyek eksperimen dan bahan habis pakai yang
digunakan serta perlakukan yang diberikan,
• detil yang tepat dari disain eksperimen meliputi
pengukuran yang dilakukan, peralatan dan teknik yang
digunakan, variasi parameter, jumlah sampel,
perulangan, lokasi dll.,
• prosedur dilakukannya eksperimen meliputi
pengambilan data/perhitungan/simulasi dll.,
• detil dari pengolahan dan analisis data, teknik dan
perangkat lunak yang digunakan dll.;
• untuk obyek riset yang melibatkan mahluk hidup harus
dilampirkan dengan berkas persetujuan etik dari komisi
etik dan obyek riset.
Metode: Riset Eksperimental Lab
Metode: Obyek Mahluk Hidup
• Perlindungan terhadap obyek riset berupa mahluk hidup
mendapat prioritas yang sangat tinggi:
- Setiap lembar dokumen harus termuat pernyataan
perlindungan terhadap obyek riset;
- Menjaga privasi obyek riset terkait identitas untuk
memastikan anonimitas (dalam tulisan, tabel, foto dll.)
• Banyak terbitan berkala ilmiah saat ini yang menolak untuk
memuat hasil-hasil riset yang melibatkan mahluk hidup tanpa
persetujuan etik dari komisi etik dan atau tanpa persetujuan
obyek riset;
• Jika riset yang dilakukan dipandang tidak perlu penilaian etik
maka penjelasan atas pengecualian ini harus dilakukan oleh
pihak yang kompeten dan tidak memiliki kepentingan atas
riset tersebut;
Metode: Riset Eksperimental Lab
• prosedur atau langkah-langkah peroleh hasil perlu
disampaikan secara berurutan, jika rumit maka dapat
digunakan bagan, tabel atau diagram alir;
• peralatan dan metode yang sudah standar tidak perlu
lagi dideskripsikan prosedurnya karena peneliti lain
sudah mengetahuinya;
• bahan kimia yang umum ada di laboratorium juga tidak
perlu lagi disebutkan sumbernya;
• berikan detil yang cukup untuk bahan kimia non-
standard, berbahaya dan beresiko, peralatan analitis
dan laboratorium khusus;
Metode: Riset Lapangan
• untuk jenis penelitian lapangan (field study) maka
tempat penelitian perlu disebutkan, berikut deskripsi
fisik dan biologi serta lokasinya;
• posisi koordinat (lintang dan bujurnya) dan peta dari
lokasi penelitian perlu diberikan jika diperlukan.
Beberapa penelitian perlu dilengkapi tanggal dan waktu
dilakukannya studi;
• penelitian tentang epidemiologi atau masalah
lingkungan, perlu diberikan beberapa informasi tentang
lokasi namun diterapkan prinsip kehati-hatian dalam
menuliskannya terkait konsekuensi yang ditimbulkan.
Metode: Riset Lab & Lapangan
• Jika institusi Anda tidak mempunyai komisi etik, ikuti dan
rujuk petunjuk World Medical Association’s “Helsinki
Declaration” http://www.wma.net/e/policy/b3.htm.
• kebanyakan jurnal menetapkan sistem ukuran SI
(International System of Units) yang dapat diperoleh pada
situs http://physics.nist.gov/cuu/Units/;
• untuk menyatakan “per” gunakan simbol yang jelas dan
sederhana, antara lain menggunakan tanda (/) seperti “g/L”
atau superscript seperti “g L-1”, untuk menggantikan bentuk
“grams per liter”;
• satuan geochronologic dan chronostratigraphic dapat
mengacu pada situs terminologi stratigrafi
http://www.agibweb.org/nacsn/JSP_commentary.htm
DAFTAR PUSTAKA
1. AM Koerner, Guide to publishing a scientific paper, Routledge, London,
2008.
2. Editorial, Style matters. Ethnicity, race and culture: guideline for research,
audit, and publication, BMJ Vol.312, 1996.
3. J Bauchner, J Sharfstein. Failure to report ethical approval in child health
research: review of published papers. BMJ Vol.323, 2001, pp.318–319.
4. J Peat, E Elliott, L Baur, V Keena, Scientific writing easy when you know
how, BMJ Books, London, 2002.
5. J-L Lebrun, Scientific Writing: A Reader And Writer’s Guide, World
Scientific, Singapore, 2007.
6. JT Yang, An Outline for Scientific Writing, World Scientific, Singapore,
1995.
7. MJ Katz, From Research to Manuscript: A Guide to Scientific Writing,
Springer, Dordrecht, 2006.
8. R Goldbort, Writing for Science, Yale University Press, New Haven, 2006.
9. Editorial, Plagiarism: What It is and How to Recognize and Avoid It,
Indiana University, 2004
DAFTAR PUSTAKA
10. Wahyu Wibowo, Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015.
11. Mien A Rifai, Judul, Baris Kepemilikan, Abstrak dan Kata Kunci untuk
Artikel Ilmiah, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M
Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.
12. Suminar S Achmadi, Swasunting Artikel Ilmiah dan Daftar Cek, Materi
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti
Kemendiknas, Jakarta, 2014.
13. A Latief Wiyata, Pendahuluan dan Pendekatan, Materi Pelatihan
Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas,
Jakarta, 2014.
14. Ali Saukah, Mengapa Rujukan Pustaka Diperlukan, Materi Pelatihan
Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas,
Jakarta, 2014.
15. Jaka Sriyana, Pendahuluan dan Metode, Materi Pelatihan Penulisan
Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.
16. Lusitra Munisa, Material, Metode dan Pendahuluan, Materi Pelatihan
Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas,
Jakarta, 2014.
Sistem skor penentuan hak kepengarangan
bersama sebuah karya tulis ilmiah
LAMPIRAN
1. Masukan intelektual
(identifikasi masalah, gagasan pendekatan,
perencanaan, perancangan)
• Tidak ada sumbangan secara berarti
0
• Dua tiga kali diskusi 5
• Beberapa kali diskusi terinci 10
• Pertemuan dan pembicaraan berlama-lama 15
• Pembahasan mendalam terus-menerus 20
LAMPIRAN
• Tidak pernah terlibat secara berarti 0
• Terlibat tidak langsung, hanya dua tiga kali 5
• Keterlibatan langsung, beberapa kali 10
• Keterlibatan berkali-kali, tak terhitung 15
• Terlibat secara penuh dan terus-menerus 20
2. Masukan fisik
(penataan peranti, serta pengamatan, pengumpulan,
perekaman, dan penyarian data)
LAMPIRAN
• Tidak ada sumbangan secara berarti 0
• Keterlibatan pendek, dua tiga kali 5
• Beberapa kali terlibat 10
• Ikut cukup lama 15
• Terlibat terus-menerus dari awal sampai akhir 20
3. Masukan pengolahan data
(pengorganisasian, pemerosesan, analisis, sintesis)
LAMPIRAN
• Tidak ada sumbangan secara berarti 0
• Nasihat pendek merutin 5
• Pandangan cukup bermakna 10
• Bantuan pemikiran yang khusus dipersiapkan 15
• Pendapat yang mendasari pendekatan dan
penyimpulan 20
4. Masukan kepakaran
(konsultasi, nasihat, pandangan, pemikiran, pendapat
dari bidang lain)
LAMPIRAN
• Tidak ada sumbangan secara berarti 0
• Penyimpulan bagian-bagian tertentu 5
• Pengikhtisaran sebagian besar hasil 10
• Perampatan menyeluruh 15
• Pencetusan teori umum 20
5. Masukan keahlian
(penyimpulan, pengikhtisaran, perampatan,
pencetusan teori)
LAMPIRAN
• Tidak ada sumbangan secara berarti 0
• Membaca dan memerbaiki sumbangan
orang lain 5
• Membantu menulis buram dua tiga bagian naskah 10
• Ikut menulis buram sebagian besar naskah 15
• Menulis buram hampir keseluruhan naskah 20
6. Masukan kesastraan
(sumbangan terhadap buram naskah lengkap pertama)
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaYati Rostiati
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATSara Santika
 
Bab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafatBab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafatSyaiful Ahdan
 
Makalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitianMakalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitianyurika mariani
 
Bab i sampai 3
Bab i sampai 3Bab i sampai 3
Bab i sampai 3Oscar Cole
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialDini Nur Hanifah
 
Panduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisiPanduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisiAsmin Tana
 
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1Fitri Riyanto
 
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianPerbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianLusi Efrenti
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Tugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galauTugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galauAkbar Syada
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSIAkhmad Muhibudin
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasialvinnoor
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
contoh Soal bentuk uraian
contoh Soal bentuk  uraiancontoh Soal bentuk  uraian
contoh Soal bentuk uraianAprian Hidayat
 
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah Penelitian PengembanganLangkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah Penelitian PengembanganYamanto Isa
 
Review Skripsi
Review SkripsiReview Skripsi
Review SkripsiIndahNur16
 

What's hot (20)

Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
 
Bab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafatBab v pancasila merupakan sistem filsafat
Bab v pancasila merupakan sistem filsafat
 
Makalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitianMakalah perumusan masalah penelitian
Makalah perumusan masalah penelitian
 
Bab i sampai 3
Bab i sampai 3Bab i sampai 3
Bab i sampai 3
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Panduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisiPanduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisi
 
Essay kse
Essay kseEssay kse
Essay kse
 
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1
 
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianPerbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Tugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galauTugas esai, judul galau
Tugas esai, judul galau
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
contoh Soal bentuk uraian
contoh Soal bentuk  uraiancontoh Soal bentuk  uraian
contoh Soal bentuk uraian
 
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah Penelitian PengembanganLangkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
 
Tata cara penulisan pustaka
Tata cara penulisan pustakaTata cara penulisan pustaka
Tata cara penulisan pustaka
 
Review Skripsi
Review SkripsiReview Skripsi
Review Skripsi
 

Viewers also liked

Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahSinggih Yanto
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianUwes Chaeruman
 
Teknik Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Teknik Penulisan Artikel Jurnal IlmiahTeknik Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Teknik Penulisan Artikel Jurnal IlmiahIAIN Datokarama Palu
 
Sessi 2 Teknik Menulis Artikel Opini
Sessi 2 Teknik Menulis Artikel OpiniSessi 2 Teknik Menulis Artikel Opini
Sessi 2 Teknik Menulis Artikel Opiniguest8a16cc
 
Kelainan Genetik pada Sex Linkage
Kelainan Genetik pada Sex LinkageKelainan Genetik pada Sex Linkage
Kelainan Genetik pada Sex LinkageSpecial Education
 
Sistematika penulisan artikel okkkkk
Sistematika penulisan artikel okkkkkSistematika penulisan artikel okkkkk
Sistematika penulisan artikel okkkkkliesdakc
 
Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)
Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)
Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)Nurulia Adhitama
 
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaPedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaI Wayan Redhana
 
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukumPengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukumFN223
 
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip Saptamaji
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip SaptamajiPenulisan akademik untuk pemula_Rolip Saptamaji
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip SaptamajiRolip Saptamaji
 
Personal Hygiene for Kids!
Personal Hygiene for Kids! Personal Hygiene for Kids!
Personal Hygiene for Kids! Keshav Mohta
 

Viewers also liked (18)

Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiah
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
 
Teknik Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Teknik Penulisan Artikel Jurnal IlmiahTeknik Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Teknik Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah
 
Sessi 2 Teknik Menulis Artikel Opini
Sessi 2 Teknik Menulis Artikel OpiniSessi 2 Teknik Menulis Artikel Opini
Sessi 2 Teknik Menulis Artikel Opini
 
Kelainan Genetik pada Sex Linkage
Kelainan Genetik pada Sex LinkageKelainan Genetik pada Sex Linkage
Kelainan Genetik pada Sex Linkage
 
Rekombinasi Genetik
Rekombinasi GenetikRekombinasi Genetik
Rekombinasi Genetik
 
Sistematika penulisan artikel okkkkk
Sistematika penulisan artikel okkkkkSistematika penulisan artikel okkkkk
Sistematika penulisan artikel okkkkk
 
Artikel ilmiah msdm
Artikel ilmiah msdmArtikel ilmiah msdm
Artikel ilmiah msdm
 
Pengertian hibridoma
Pengertian hibridomaPengertian hibridoma
Pengertian hibridoma
 
Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)
Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)
Hibridoma Sel (Monoclonal Antibodies)
 
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaPedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
 
Jenis-jenis Teks
Jenis-jenis TeksJenis-jenis Teks
Jenis-jenis Teks
 
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukumPengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
Pengertian dan pentingnya perlindungan serta penegakan hukum
 
Bahan rujukan
Bahan rujukanBahan rujukan
Bahan rujukan
 
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip Saptamaji
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip SaptamajiPenulisan akademik untuk pemula_Rolip Saptamaji
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip Saptamaji
 
Personal Hygiene for Kids!
Personal Hygiene for Kids! Personal Hygiene for Kids!
Personal Hygiene for Kids!
 
Personal hygiene
Personal hygienePersonal hygiene
Personal hygiene
 

Similar to struktur artikel ilmiah i

Tips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptx
Tips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptxTips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptx
Tips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptxMuhammadZainAlFaqih1
 
Mengapa hrs menulis
Mengapa hrs menulisMengapa hrs menulis
Mengapa hrs menulisAniMaseri
 
Tips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTaufiq Hidayat
 
Materi Menulis 2.pptx
Materi Menulis 2.pptxMateri Menulis 2.pptx
Materi Menulis 2.pptxArinRise
 
MEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptx
MEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptxMEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptx
MEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptxAdeWahyuJagoaannenkn
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)Karem Zulkifli
 
MODUL PERKULIAHAN Riset Teknologi Informasi Evaluasi Diri Naskah
MODUL PERKULIAHAN  Riset Teknologi Informasi  Evaluasi Diri NaskahMODUL PERKULIAHAN  Riset Teknologi Informasi  Evaluasi Diri Naskah
MODUL PERKULIAHAN Riset Teknologi Informasi Evaluasi Diri NaskahDEDE IRYAWAN
 
KTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdf
KTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdfKTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdf
KTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdfAnnik Mayseptyana
 
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdfTUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdfMuhammadagungrizkyag
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxFadhlanazmyh
 
P#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiahP#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiahAPTIKOM3
 
Academic Writing Course_FisipUH.pdf
Academic Writing Course_FisipUH.pdfAcademic Writing Course_FisipUH.pdf
Academic Writing Course_FisipUH.pdfFadlihHasanuddin
 
Tata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiahTata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiahLhyka SpDtt
 
Latihan dasar Menulis Opini
Latihan dasar Menulis Opini Latihan dasar Menulis Opini
Latihan dasar Menulis Opini Junaedi ghazali
 
Pertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahPertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahKaniaRismayanti
 

Similar to struktur artikel ilmiah i (20)

Tips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptx
Tips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptxTips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptx
Tips dan Trik Menulis Artikel Jurnal Ilmiah - Dulkiah.pptx
 
Mengapa hrs menulis
Mengapa hrs menulisMengapa hrs menulis
Mengapa hrs menulis
 
Tips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasi
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
 
Materi Menulis 2.pptx
Materi Menulis 2.pptxMateri Menulis 2.pptx
Materi Menulis 2.pptx
 
MEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptx
MEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptxMEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptx
MEMBUAT KTI POPULER yang baik dab benar.pptx
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
 
MODUL PERKULIAHAN Riset Teknologi Informasi Evaluasi Diri Naskah
MODUL PERKULIAHAN  Riset Teknologi Informasi  Evaluasi Diri NaskahMODUL PERKULIAHAN  Riset Teknologi Informasi  Evaluasi Diri Naskah
MODUL PERKULIAHAN Riset Teknologi Informasi Evaluasi Diri Naskah
 
KTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdf
KTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdfKTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdf
KTI KEMENTENAGA KERJA 1 rev.pdf
 
Karangan ilmiah
Karangan ilmiahKarangan ilmiah
Karangan ilmiah
 
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLEACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
ACADEMIC WRITING FOR SCIENTIFIC ARTICLE
 
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdfTUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
 
P#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiahP#5 evaluasi karya ilmiah
P#5 evaluasi karya ilmiah
 
Academic Writing Course_FisipUH.pdf
Academic Writing Course_FisipUH.pdfAcademic Writing Course_FisipUH.pdf
Academic Writing Course_FisipUH.pdf
 
Karangan ilmiah
Karangan ilmiahKarangan ilmiah
Karangan ilmiah
 
Tata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiahTata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiah
 
Kti populer
Kti populerKti populer
Kti populer
 
Latihan dasar Menulis Opini
Latihan dasar Menulis Opini Latihan dasar Menulis Opini
Latihan dasar Menulis Opini
 
Pertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahPertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiah
 

Recently uploaded

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesiasdn4mangkujayan
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxAdrimanMulya
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptxAbidinMaulana
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 

Recently uploaded (11)

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 

struktur artikel ilmiah i

  • 1. STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH BAGIAN I • Judul • Baris Kepemilikan • Abstrak • Kata Kunci • Pendahuluan • Metode • Manfaat Kajian Pustaka • Kebahasaan Tim Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional 2015 Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti
  • 2. Karakteristik Artikel Ilmiah • Merupakan hasil riset (research paper) atau review terhadap suatu konsep (review paper) yang memberikan informasi tentang temuan terbaru (novelty); • Artikel ilmiah harus mampu memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu, bukan hanya berupa paparan ringkasan laporan hasil riset, deskripsi atas data/fenomena, atau opini penulis atas suatu fakta;
  • 3. • Ditulis dengan format artikel ilmiah (scientific format); • Ditulis dengan berpegang pada kaidah kencana (golden rule);  Berketepatan tinggi (Accurate), singkat dan padat (Brief), tak diragukan, tidak rancu dan tanpa penafsiran lain (Clear). • Ditelaah oleh pakar sebidang;  Menjamin artikel dapat dimengerti, diterima dan digunakan oleh komunitas ilmiah. Karakteristik Artikel Ilmiah
  • 4. • Ditulis secara transparan dan tanpa emosi;  Deskripsi tepat, tahapan lengkap, data benar, logika transparan dan kesimpulan dinyatakan dengan jelas. • Dapat diakses oleh publik; • Ditulis dalam ungkapan bahasa yang tidak mengandung sesat pikir10 (cerminan dari keliru nalar dalam berbahasa tulis):  sesat informasi, sesat diksi, sesat argumentasi, sesat ambiguitas, sesat psikologis. Karakteristik Artikel Ilmiah
  • 5. * Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015 Sesat informasi* Pernyataan dalam brosur atau iklan perguruan tinggi, “kuliah di Universitas X sungguh nyaman dan aman”, misalnya, dapat dikategorikan sebagai pernyataan yang sesat informasi, karena makna “nyaman” dan “aman” lebih menginformasikan tentang lingkungan yang asri dan tenang, lepas dari hiruk-pikuk celoteh mahasiswa atau kebisingan lalu lintas, yang dengan demikian belum tentu benar-benar mewujud di lingkungan perguruan tinggi tersebut. Pertanyaan kritisnya, apakah si subjek penyaji iklan ini melambari diri dengan kebenaran etis?
  • 6. * Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015 Sesat diksi* Pernyataan yang juga sering kali timbul di dalam brosur atau iklan perguruan tinggi adalah “kuliah di Universitas X cukup murah”. Pernyataan ini mencerminkan keliru diksi (pilihan kata), karena kata “cukup murah” belumlah bermakna pasti. Contoh lain, pernyataan iklan menu baru hamburger buatan sebuah restoran cepat saji yang berbunyi, “Jangan Tunda yang Istimewa”, juga mencerminkan keliru diksi, karena yang “istimewa” dari menu baru tersebut apakah bermakna “khas”, “khusus”, “lain daripada yang lain”, ataukah “luar biasa”? Oleh karena itu, mesti dipertanyakan lagi secara kritis, apakah si subjek penyaji iklan-iklan semacam ini melambari diri dengan kebenaran etis?;
  • 7. * Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015 Sesat argumentasi* dipicu oleh keliru penalaran, yang bisa dipertalikan dengan hal-hal berikut ini: 1. Jika alasan yang diberikan menghindari pokok masalahnya. Contohnya, “Program Kartu Indonesia Sehat sebenarnya tidak perlu dijalankan, karena rata-rata masyarakat kita masih percaya pada pengobatan alternatif”; 2. Jika alasan yang diberikan bukan mengenai pokok masalahnya: Contohnya, “Kepemimpinan Profesor Jambarong sebagai rektor harus diragukan, karena selain masih menjadi fungsionaris partai, ia juga memiliki tiga mobil mewah, dua apartemen kelas atas, dan sebuah perusahaan penerbitan yang namanya cukup besar”;
  • 8. * Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015 3. Jika alasan yang diberikan tidak didasarkan pada pendapat pakarnya. Contohnya, “Bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih berkembang. Oleh karena itu, menurut Vicky Prasetyo, janganlah pernah mencela bahasa Indonesia yang digunakannya, karena yang penting orang mengerti apa dimaksudkannya”; 4. Jika alasan yang diberikan berdasarkan pandangan yang apriori. Contohnya, “Melihat mimik wajahnya yang dingin seperti itu, pastilah pak Evert orang yang kejam dan tidak mau mengerti perasaan orang lain”. Sesat argumentasi* (lanjutan)
  • 9. * Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015 Sesat ambiguitas* Andai menjumpai pernyataan “Isteri rektor Universitas X yang baru” atau “Isteri pak lurah yang muda”, pernyataan ini dapat kita kategorikan sebagai pernyataan yang sesat karena ambiguitas. Perhatikanlah, siapa yang baru (“isteri rektor” atau “rektor universitas X”) dan siapakah yang muda (“isteri lurah” atau “pak lurah”)? Pertanyaan kritisnya, kebenaran etis yang bagaimana yang hendak disodorkan si subjek penyaji ungkapan semacam ini?;
  • 10. * Wahyu Wibowo, Konsep Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015 Sesat psikologis* Supaya berkesan metaforistis, ada kalanya pernyataan dimunculkan melalui gaya semacam ini, “Pemerintah kita telah gagal total”, “Pemerintah berjalan seperti siput”, atau “Negara tidak pernah hadir dalam kasus-kasus tertentu”. Inilah sesat psikologis, karena membuat simpulan secara serampangan. Pernyataan ini biasanya dimaksudkan untuk memancing emosi pembacanya, sehingga patut dipertanyakan adakah kebenaran etis di baliknya?;
  • 11. • Penyampaian hasil-hasil temuan ilmiah kepada komunitas ilmiah akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara yang seragam. • Cara yang seragam tersebut hadir dalam bentuk dan urutan yang disepakati oleh komunitas ilmiah sebagai scientific format. • Manfaat penyampaian dengan scientific format agar artikel ilmiah dapat dibaca dan disitasi oleh komunitas ilmiah dalam berbagai tingkatan. Format Artikel Ilmiah
  • 12. • Judul; • Baris Kepemilikan; • Abstrak; • Kata Kunci; • Isi atau Tubuh Teks  • Persantunan • Bibliografi • Lampiran Secara umum artikel ilmiah mengandung: Umumnya tercantum pada halaman pertama artikel mengikuti pola IMRD dengan pelbagai variasi dan penamaan Format Artikel Ilmiah
  • 13. • Judul dan Abstrak (Title & Abstract) • Kata kunci (Keywords) • Pendahuluan (Introduction) • Metode (Methods)* • Hasil (Results) • Pembahasan (Discussion) • Kesimpulan (Conclusion) • Daftar Acuan (References) Struktur IMRD Lampiran (Appendices) jika ada Ucapan Terima Kasih (Acknowledgment) jika ada * Bergantung pada karakteristik penelitian yang dilakukan dan ketentuan dari terbitan berkala ilmiah (jurnal): Material dan Metode atau Data dan Metode atau Eksperimental atau Pemodelan atau Pendekatan dll. Format Artikel Ilmiah
  • 14. Isi atau tubuh teks yang mengikuti pola IMRD ditulis dengan pelbagai variasi dan penamaan yang dimodifikasi sesuai tradisi bidang ilmunya dengan proporsi: • Pendahuluan (Introduction): tidak melebihi 10 % naskah; • Metode (Methods): kira-kira 15% panjang naskah; • Hasil (Results): sekitar 35 % dari keseluruhan naskah; • Pembahasan (Discussion): lebih-kurang 35 % naskah; • Acuan (References): sekitar 5 % ruangan naskah. Format Artikel Ilmiah
  • 15. • Judul • Abstrak • Pendahuluan (Introduction) • Material dan Metode (Materials & Methods) • Hasil (Results) • Pembahasan (Discussion) • Kesimpulan (Conclusion) • Daftar Acuan (References) Urutan artikel ilmiah yang telah dipublikasikan Urutan menulis artikel ilmiah Urutan Menulis Artikel Ilmiah • Metode (Methods) • Hasil (Results) • Pembahasan (Discussion) • Kesimpulan (Conclusion) • Pendahuluan (Introduction) • Daftar Acuan (References) • Abstrak • Judul
  • 16. • merupakan jiwa, semangat, esensi, inti, dan citra keseluruhan isi sebuah artikel ilmiah; • merupakan kalimat pertama yang dibaca oleh peminat artikel ilmiah dan menjadi bagian artikel ilmiah yang paling banyak dibaca orang; • merupakan iklan yang bermanfaat dalam upaya menangkap minat dan memikat perhatian semua orang yang berpotensi menjadi pembaca dan pengguna artikel ilmiah; • sangat menentukan nasib suatu artikel ilmiah selanjutnya:  apakah artikel ilmiah akan ditelaah, dan diacu serta dimanfaatkan, atau tak diacuhkan, tidak dipedulikan dan dilewati begitu saja Judul Artikel Ilmiah
  • 17. Oleh karena itu penulis artikel ilmiah harus menyediakan waktu khusus untuk memikirkan dan menyiapkan informasi judul dengan sebaik-baiknya agar dapat: • mengungkapkan isi keseluruhan artikel selengkapnya; • langsung dimengerti isi, segera dipahami maksud, cepat ditangkap kepentingan makna artikelnya saat sekali dibaca sepintas; • menarik perhatian calon pembaca artikel ilmiah dan merangsang minatnya serta meningkatkan keingintahuan para pencari informasi; • mampu menunjukkan kekhasan/spesifikasi/keunikan dan tidak generik serta mampu menunjukkan adanya sumbangan bagi ilmu pengetahuan di bidangnya. Judul Artikel Ilmiah
  • 18. • pilihlah kata-kata yang kuat, positif, penting, dan bersifat informatif dengan khazanah kosakata umum beserta peristilahan yang sesuai dengan bidang ilmunya; • memuat kata-kata spesifik dari penemuan riset atau kata-kata kunci, dan mencerminkan output/outcome dari riset yang dilakukan; • bersahaja dan ringkas dengan menanggalkan sebanyak mungkin kata-kata yang tak diperlukan; • merupakan modifikasi dari judul riset yang sudah dilakukan (modifikasi dari judul proposal dan judul laporan hasil riset); • perlu disiapkan terjemahannya dalam bahasa Inggris; • perlu disiapkan judul pelari berupa singkatan judul yang terdiri atas 3-5 kata untuk dicantumkan di sisi atas halaman artikel; Judul Artikel Ilmiah
  • 19. • panjang judul antara 12-15 kata dengan tak ada metafora seperti puisi, peribahasa, tidak mengandung kata kerja dan tidak ada singkatan, rumus, jargon, nama dagang, nama ilmiah mahluk yang sudah sangat terkenal; • hindari penggunaan subjudul kecuali dalam artikel yang berseri; • hindari penggunaan kata-kata klise berikut: • Identifikasi .. . . • Pemetaan terhadap ..... • Pengamatan awal atas . . . • Penelitian pendahuluan tentang . . . • Studi perbandingan antara.... • Pengaruh variabel. . . • Hubungan antara… Judul Artikel Ilmiah
  • 20. • memuat nama-nama penulis artikel ilmiah dan lembaga tempat dilaksanakan riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah; • merupakan bagian integral suatu artikel ilmiah, dan merujuk pada hak kepengarangan (authorship – yang berada di tangan penulis artikel) dan hak kepemilikan (ownership – kepunyaan dari lembaga, tempat dilakukannya kegiatan riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah); sedangkan untuk pemegang hak cipta (copyright holder) atau hak untuk memerbanyak dan menyebarluaskan (serta menjual) suatu artikel ilmiah berada pada jurnal ilmiah tempat diterbitkannya artikel ilmiah dimaksud; Baris Kepemilikan (By Line)
  • 21. Nama-nama Penulis Konvensi Vancouver 1996 mensyaratkan bahwa hak kepengarangan atas suatu artikel hendaklah diberikan pada orang yang mengerjakan semua kegiatan berikut: • sumbangan substantif yang bermakna dan nyata pada konsepsi, rancangan, pemerolehan data, analisis dan interpretasi data dan informasi (sehingga meliputi sintesis, penyimpulan, dan perampatan yang dihasilkan kegiatan studi/penelitian); • penulisan buram naskah, perevisian kritis, dan penyempurnaan kecendekiaan penting pada substansi isinya; • penyuntingan akhir dan persetujuan final pada versi yang akan diterbitkan.
  • 22. Nama-nama Penulis • memunyai implikasi akademik, sosial, dan finansial, sehingga diperlukan konvensi dan pertimbangan etika untuk penetapan orang-orang yang mempunyai hak kepengarangan atas suatu artikel ilmiah; • sumbangan kecendekiaan seseorang pada sebuah artikel ilmiah dapat berupa sumbangan: intelektual, fisik, pemrosesan data, kepakaran, keahlian dan kesastraan. Keenamnya dapat diskor seperti pada lampiran (merupakan hasil modifikasi dari Nature 352: 187 terbitan 18 Juli 1991); • Jika dua orang penulis meraih skor yang sama, maka urutan alfabet nama seyogianya dipakai, dengan catatan bahwa pencetus gagasan memunyai kelebihan untuk didahulukan;
  • 23. Nama-nama Penulis • Setiap penulis bertanggung wajib (accountability) dan bertanggung jawab (responsibility) terhadap publik atas artikel ilmiah yang mencantumkan namanya; • Urutan nama-nama penulis artikel ilmiah merupakan hasil kesepakatan bersama dan sebaiknya ditetapkan sebelum penelitian dimulai, jika perlu dituangkan dalam bentuk tertulis dan tidak ada batasan jumlah penulis; • Penetapan penulis korespondensi perlu dilakukan dan disepakati, diberi tanda dan dicantumkan alamat emailnya; • Penulisan nama lengkap penulis, khususnya mereka yang tidak memiliki nama keluarga, dilakukan dengan taat asas; • Semua nama penulis ditulis tanpa gelar (akademis, keahlian, bangsawan, keagamaan dll.);
  • 24. Nama & Alamat Lembaga Pemilik Artikel Ilmiah • Penulisan format alamat lembaga disesuaikan dengan petunjuk bagi penulis dari jurnal ilmiah tujuan (departemen, pusat studi, atau universitas); • Nama dan alamat pos lembaga tempat dikerjakannya riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah merupakan pemilik hasil riset dengan demikian harus dilekatkan pada nama penulis utama; • Nama(-nama) dan alamat lembaga semua penulis yang tercantum harus dilekatkan pada nama orang yang bersangkutan, biasanya ditandai dengan huruf/angka/simbol superscript (a, b, 1, 2, *, ** );
  • 25. Nama & Alamat Lembaga Pemilik Artikel Ilmiah • Jika penulis utama bekerja pada lembaga yang berbeda maka yang dicantumkan tetap alamat lembaga pemilik hasil kegiatan riset bukan alamat lembaga tempatnya bekerja. Namun jika dikehendaki, alamat lembaga tempatnya bekerja dapat ditambahkan dengan meletakkannya dalam kurung atau melalui catatan kaki; • Beberapa terbitan berkala ilmiah tidak hanya meminta alamat lengkap lembaga tetapi juga alamat e-mail penulis korespondensi, sehingga pembaca artikel ilmiah dapat berkomunikasi dengan penulis korespondensi untuk menanyakan informasi lebih lanjut ;
  • 26. Nama & Alamat Lembaga Pemilik Artikel Ilmiah • Untuk penulis berstatus dosen yang sedang studi lanjut pada institusi yang berbeda dengan tempatnya bekerja maka lembaga tempat studi yang dituliskan dalam baris kepemilikan. Institusi tempat bekerja yang bersangkutan baru dapat dicantumkan juga dalam baris kepemilikan atas ijin dan perkenan institusi tempat studi dilakukan; • Tidak mencantumkan status (mahasiswa/staf pengajar/dosen/alumni dll.) dan jabatan (dekan, kepala lembaga dll.) dari penulis (-penulis) artikel ilmiah pada baris kepemilikan.
  • 27. Informasi Bertanggal • disebut juga genesis artikel ilmiah, yang menunjukkan catatan tanggal-tanggal tahapan dalam pemrosesan artikel, antara lain berupa tanggal artikel tiba di meja redaksi, tanggal revisi/perbaikan artikel, tanggal diterima dan disetujui untuk diterbitkan; • diperlukan dalam kasus-kasus sengketa di kemudian hari tentang siapa yang lebih dahulu melakukan penemuan atas sesuatu yang baru, yang dilaporkan dalam artikel ilmiah; • tanggal-tanggal tersebut melindungi penulis apabila terjadi penundaan penerbitan artikel ilmiah oleh pengelola terbitan berkala ilmiah.
  • 28. Abstrak • merupakan penyajian singkat keseluruhan artikel ilmiah; • merupakan bagian kedua dari artikel ilmiah yang paling banyak dibaca orang setelah judul sehingga abstrak ikut menentukan nasib artikel ilmiah selanjutnya:  apakah akan terus ditelaah secara keseluruhan atau dianggap tidak perlu sehingga ditinggalkan oleh pembaca dan pencari informasi; • panjang yang direkomendasikan oleh Unesco tidak lebih dari 200 kata; • ditulis dalam satu paragraf, kecuali terbitan berkala ilmiah menentukan dibuat dalam beberapa subjudul/paragraf (untuk bidang kedokteran/kesehatan); • memuat tujuan riset, pendekatan atau metode yang digunakan, temuan penting dan simpulan yang dicapai.
  • 29. Abstrak • terbitan berkala ilmiah nasional mengharuskan abstrak disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik dan benar. Fitur-fitur dari aplikasi pengolah kata dapat membantu koreksi abstrak berbahasa Inggris; • jangan lagi mengulang judul dalam abstrak atau membuat abstrak “berbau” pendahuluan dan tidak diperlukan pengantar yang berlebihan di awal abstrak; • tidak ada pengacuan ke tabel, ilustrasi dan rujukan; • jika ada singkatan maka harus diberikan kepanjangannya, atau jika singkatan tidak digunakan lagi dalam abstrak maka tidak perlu diperkenalkan; • lihat dan pelajari hal-hal yang dimuat dalam abstrak dari artikel- artikel yang telah diterbitkan pada terbitan berkala ilmiah tujuan.
  • 30. Kata Kunci • merupakan sepilihan kata-kata bermakna dari sebuah dokumen yang dapat dipakai untuk mengindeks kandungan isinya; • jika dipilih dengan tepat maka dapat membantu keteraksesan artikel ilmiah yang diterbitkan untuk ditampilkan oleh mesin pencari dari database riset yang ada; • terdiri atas 3-5 kata-kata dan biasanya diletakkan setelah abstrak; • perhatikan ketentuan jumlah kata kunci dari terbitan berkala ilmiah tujuan dan persiapkan dalam bahasa Inggris jika diperlukan; • beberapa terbitan berkala ilmiah sudah mengurutkan dan membuat daftar kata-kata kunci untuk artikel-artikel yang diterbitkan dalam terbitan berkala ilmiah tersebut sehingga cukup dipilih yang paling mendekati/sesuai dengan artikel ilmiah yang akan diterbitkan.
  • 31. Pendahuluan • dituntut untuk dituliskan secara langsung pada topik, menarik, ringkas dan jelas dengan kalimat laras ilmiah; • merupakan satu kesatuan utuh yang mencakup latar belakang, masalah, hipotesis (kalau ada), rujukan terkini (state of the art), tujuan,dan kajian pustaka; • manfaat penelitian tidak perlu lagi dituliskan seperti pada format proposal penelitian; • hanya memuat perkembangan yang relevan untuk membentuk fondasi bagi riset yang dilakukan; • dapat menggambarkan kekuatan dan kelemahan pencapaian dari riset-riset sebelumnya; • memuat cara pendekatan atau pemecahan masalah (tidak semua masalah yang akan diatasi);
  • 32. • perkembangan terkini menuntut artikel ilmiah yang semakin sederhana sehingga kajian pustaka tidak dituliskan sebagai bagian terpisah namun dimasukkan dalam Pendahuluan, Metode dan Pembahasan; • pustaka yang diacu harus dicantumkan dalam Daftar Pustaka/Daftar Acuan; • biasanya dituliskan dalam 3-4 paragraf (sekitar 2 halaman 1 kolom dengan spasi ganda); Pendahuluan
  • 33.  Pendahuluan bukan sarana untuk menunjukkan seberapa luas dan dalamnya pengetahuan Anda dalam lingkup riset yang Anda lakukan;  Pembaca artikel ilmiah Anda bukan orang baru dalam lingkup riset yang Anda lakukan sehingga Anda tidak perlu memandu tentang keseluruhan riset dari sejak eksperimen pertama dilakukan (dari A s.d Z);  Penelaah (reviewer) artikel Anda adalah peneliti-peneliti dalam lingkup riset Anda sehingga Anda perlu cermat dan bijaksana dalam mendokumentasi perkembangan terkini dari lingkup riset yang Anda lakukan;  Hindari munculnya parade acuan yang berlebihan yang tidak memperlihatkan keterkaitan secara langsung dengan substansi artikel ilmiah. Pendahuluan
  • 34. • Hasil-hasil yang akan Anda paparkan dapat berupa hasil dari pengujian yang Anda lakukan untuk membuktikan hipotesis, namun hasil dapat juga berupa “keberuntungan” dari pengujian yang Anda lakukan untuk sasaran yang benar- benar berbeda dari yang direncanakan; • Untuk hasil berupa “keberuntungan” tersebut, Anda bukan membahas secara mendalam tentang apa yang diharapkan dapat diperoleh saat Anda memulai studi, namun yang diperlukan adalah menyitasi hasil-hasil studi yang menempatkan hasil “tak terduga” tersebut dalam konteks yang tepat. Pendahuluan
  • 35. • awali dengan hal yang umum diketahui dari permasalahan di bidang riset Anda; • berikan deskripsi hal tersebut dalam lingkup spesifik menyangkut permasalahan riset yang Anda teliti; • arahkan pembaca pada celah/ruang kosong pada database riset yang ada; • berikan referensi cukup agar pembaca dapat terarah oleh literatur ilmiah dan mengerti dengan sendirinya tentang adanya celah/ ruang kosong tersebut; •sampaikan bagaimana Anda akan mengisi celah/ruang kosong tersebut dengan penelitian Anda. Pendahuluan
  • 36. Kriteria sumber-sumber pustaka yang perlu dirujuk dalam artikel untuk terbitan berkala ilmiah: • Primer yakni dari hasil-hasil riset, khususnya yang telah dipublikasikan dalam terbitan berkala ilmiah bereputasi; • Mutakhir yakni hasil-hasil riset yang terbaru, pada dasarnya rentang 10 tahun terakhir atau bisa saja kurang dari rentang tersebut tergantung lingkup riset; • Relevan yakni hasil-hasil riset yang terkait langsung dengan riset yang dilakukan. Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
  • 37. Penempatan substansi pustaka yang dirujuk dalam teks dapat berupa: • Pengutipan langsung yakni menyalin apa adanya dari pustaka yang dirujuk; • Parafrase yakni menyebutkan isi pustaka yang dirujuk dengan menggunakan rangkaian kata dari penulis sendiri yang berbeda dengan rangkaian kata dari pustaka yang dirujuk; • Menyebutkan hasil penelitian tanpa mengutip langsung ataupun parafrase yakni menyebutkan dalam teks tentang adanya penelitian yang telah dipublikasikan tentang pustaka yang dirujuk. Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
  • 38. Pendahuluan: Manfaat Pengacuan • Menunjukkan garis depan perkembangan keilmuan dalam bidang riset Anda sebagai hasil akumulasi dari temuan-temuan sebelumnya; • Menunjukkan adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian terdahulu dalam lingkup riset yang Anda teliti sehingga menjadi sumber inspirasi Anda dalam merumuskan masalah penelitian; • Mengakui adanya penelitian terdahulu yang serupa sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembanding; • Mendukung ide dan argumentasi Anda. Oleh karena itu kutipan dari sumber yang dirujuk ditempatkan setelah paparan ide atau argumentasi Anda.
  • 39. Pendahuluan: Manfaat Pengacuan • Memanfaatkan ide atau bahan dalam bentuk apa saja yang masih menjadi milik orang lain (yang belum menjadi pengetahuan umum atau milik publik) untuk kepentingan penulisan artikel ilmiah; • Merujuk pustaka, khususnya untuk tujuan ini, dan menyebutkan sumbernya secara memadai sagat penting agar terhindar dari perbuatan plagiat yang tak disengaja; Definisi plagiat: Plagiarism is using others’ ideas and words without clearly acknowledging the source of that information. (Indiana University, 2004)
  • 40. Definisi Plagiat (Permendiknas No.17 tahun 2010) Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada : – mengacu dan/atau mengutip kata dan/atau kalimat dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; – mengacu dan/atau mengutip secara acak kata dan/atau kalimat dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; – menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; – merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; – menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.
  • 41. Bagaimana Menghindari Plagiat Sebutkan sumbernya jika menggunakan: • ide, pendapat, atau teori penulis lain; • fakta, statistik, grafik, gambar—pendeknya informasi apapun—yang bukan pengetahuan umum; • tulisan atau kata-kata yang dihasilkan oleh orang lain; • parafrase tulisan atau kata-kata orang lain. (Indiana University, 2004); • memarafrase tulisan atau kata-kata orang lain dengan mencerna maknanya dulu, baru menuliskannya dengan bahasa sendiri tanpa melihat sumber aslinya (tutup teksnya). Baru setelah itu dicek apakah maknanya sama dengan aslinya.
  • 42. • format untuk mengacu hasil-hasil riset dari peneliti lain ditentukan secara spesifik dalam Petunjuk bagi Penulis (Instructions to Authors) dari terbitan berkala ilmiah tujuan; • beberapa terbitan berkala ilmiah menggunakan nama- tahun atau menggunakan angka dalam tanda kurung seperti (1), (1,2) atau (1,2,3), atau ada terbitan berkala ilmiah yang menggunakan angka dengan bentuk superscripts “ …. oleh Smart and Gifted 1,2,3 atau dengan format-format lainnya; • memeriksa detil dari cara mengacu dalam teks dari artikel- artikel yang sudah diterbitkan dalam terbitan berkala ilmiah tujuan perlu dilakukan; Pendahuluan: Manfaat Pengacuan
  • 43. Metode • berhubungan dengan validitas dan reabilitas dari hasil penelitian yang diperoleh dan dilaporkan dalam artikel ilmiah; • merupakan sarana pembaca (penelaah) untuk menilai apakah metode (dan data/material/peralatan/model/pendekatan) yang digunakan sudah tepat untuk mendapatkan hasil riset yang valid; • merupakan sarana pembaca (peneliti lain dalam lingkup riset) untuk mengevaluasi hasil secara kritis atau melakukan kembali sebagian atau keseluruhan riset yang dilaporkan dalam artikel ilmiah dengan cara persis seperti yang dituangkan dalam Metode yang dituliskan; “If you follow my recipe, then you will get my results”
  • 44. Metode • Informasi yang diberikan harus cukup namun tidak berlebihan; • memuat uraian terperinci tentang data-data, cara memperolehnya dan cara menganalisisnya; • metode baru perlu dideskripsikan dengan detil, sedangkan yang telah dipublikasi dapat disitasi, namun deskripsinya tidak perlu sedetil seperti yang ada di skripsi/tesis/disertasi; • jika metode mengacu pada prosedur standar maka standar yang digunakan perlu dituliskan; • jika ada rumus yang bersifat umum, sebaiknya dijelaskan seperlunya, namun dalam beberapa artikel tertentu, rumus ditulis secara detil proses dan asal-usulnya; • hindari menggunakan kalimat perintah dan gunakan istilah dan singkatan yang sudah standar;
  • 45. Metode • hal-hal yang sudah diketahui oleh pelaku riset dalam lingkup riset tertentu tidak perlu lagi dituliskan, demikian pula perlengkapan dan peralatan umum yang digunakan; • hal-hal yang dimuat secara spesifik dan detil bergantung pada karakteristik riset yang dilakukan: - Riset teori analitik; - Riset teori pemodelan; - Riset teori dan simulasi; - Riset eksperimental: melibatkan mahluk hidup dan tidak melibatkan mahluk hidup sebagai obyek riset; - Riset lapangan dll. • pelajari hal-hal yang dimuat dalam bagian Metode dari artikel-artikel yang telah diterbitkan pada terbitan berkala ilmiah tujuan.
  • 46. Metode: Riset Ekonomi dan Bisnis • Pemaparan pada bagian Metode ditulis secara ringkas dengan berorientasi terhadap target temuan penelitian; • Sebagian besar artikel pada terbitan berkala ilmiah bereputasi tidak lagi menuliskan hipotesis. Pengujian hipotesis bersifat konfirmasi teori sehingga dapat berpotensi mengesampingkan temuan yang bermakna dari riset yang dilakukan terhadap sumbangan ilmu; • Pilihan metode penelitian yang digunakan dapat disebutkan jenisnya dengan penjelasan garis besarnya saja. Misalnya: regresi, kausalitas, SEM, eksperimen, AHP, etnografi, hermeunitika dsb. Uraian secara rinci dapat dilakukan untuk pengembangan model, definisi variabel dan karakteristik data;
  • 47. Metode: Riset Ekonomi dan Bisnis • konsep-konsep populasi, sampel termasuk tahap-tahap penentuan populasi, penarikan sampel dsb. tidak perlu lagi dijelaskan secara rinci, demikian pula rumus-rumus statistik yang bersifat umum tidak perlu diuraikan secara rinci. Kriteria responden dapat dijelaskan secara singkat jika diperlukan; • Dalam artikel ekonomi/bisnis biasa ditemukan metode analisis dijelaskan secara detil karena pada bagian inilah novelty mulai dirancang
  • 48. • obyek eksperimen dan bahan habis pakai yang digunakan serta perlakukan yang diberikan, • detil yang tepat dari disain eksperimen meliputi pengukuran yang dilakukan, peralatan dan teknik yang digunakan, variasi parameter, jumlah sampel, perulangan, lokasi dll., • prosedur dilakukannya eksperimen meliputi pengambilan data/perhitungan/simulasi dll., • detil dari pengolahan dan analisis data, teknik dan perangkat lunak yang digunakan dll.; • untuk obyek riset yang melibatkan mahluk hidup harus dilampirkan dengan berkas persetujuan etik dari komisi etik dan obyek riset. Metode: Riset Eksperimental Lab
  • 49. Metode: Obyek Mahluk Hidup • Perlindungan terhadap obyek riset berupa mahluk hidup mendapat prioritas yang sangat tinggi: - Setiap lembar dokumen harus termuat pernyataan perlindungan terhadap obyek riset; - Menjaga privasi obyek riset terkait identitas untuk memastikan anonimitas (dalam tulisan, tabel, foto dll.) • Banyak terbitan berkala ilmiah saat ini yang menolak untuk memuat hasil-hasil riset yang melibatkan mahluk hidup tanpa persetujuan etik dari komisi etik dan atau tanpa persetujuan obyek riset; • Jika riset yang dilakukan dipandang tidak perlu penilaian etik maka penjelasan atas pengecualian ini harus dilakukan oleh pihak yang kompeten dan tidak memiliki kepentingan atas riset tersebut;
  • 50. Metode: Riset Eksperimental Lab • prosedur atau langkah-langkah peroleh hasil perlu disampaikan secara berurutan, jika rumit maka dapat digunakan bagan, tabel atau diagram alir; • peralatan dan metode yang sudah standar tidak perlu lagi dideskripsikan prosedurnya karena peneliti lain sudah mengetahuinya; • bahan kimia yang umum ada di laboratorium juga tidak perlu lagi disebutkan sumbernya; • berikan detil yang cukup untuk bahan kimia non- standard, berbahaya dan beresiko, peralatan analitis dan laboratorium khusus;
  • 51. Metode: Riset Lapangan • untuk jenis penelitian lapangan (field study) maka tempat penelitian perlu disebutkan, berikut deskripsi fisik dan biologi serta lokasinya; • posisi koordinat (lintang dan bujurnya) dan peta dari lokasi penelitian perlu diberikan jika diperlukan. Beberapa penelitian perlu dilengkapi tanggal dan waktu dilakukannya studi; • penelitian tentang epidemiologi atau masalah lingkungan, perlu diberikan beberapa informasi tentang lokasi namun diterapkan prinsip kehati-hatian dalam menuliskannya terkait konsekuensi yang ditimbulkan.
  • 52. Metode: Riset Lab & Lapangan • Jika institusi Anda tidak mempunyai komisi etik, ikuti dan rujuk petunjuk World Medical Association’s “Helsinki Declaration” http://www.wma.net/e/policy/b3.htm. • kebanyakan jurnal menetapkan sistem ukuran SI (International System of Units) yang dapat diperoleh pada situs http://physics.nist.gov/cuu/Units/; • untuk menyatakan “per” gunakan simbol yang jelas dan sederhana, antara lain menggunakan tanda (/) seperti “g/L” atau superscript seperti “g L-1”, untuk menggantikan bentuk “grams per liter”; • satuan geochronologic dan chronostratigraphic dapat mengacu pada situs terminologi stratigrafi http://www.agibweb.org/nacsn/JSP_commentary.htm
  • 53. DAFTAR PUSTAKA 1. AM Koerner, Guide to publishing a scientific paper, Routledge, London, 2008. 2. Editorial, Style matters. Ethnicity, race and culture: guideline for research, audit, and publication, BMJ Vol.312, 1996. 3. J Bauchner, J Sharfstein. Failure to report ethical approval in child health research: review of published papers. BMJ Vol.323, 2001, pp.318–319. 4. J Peat, E Elliott, L Baur, V Keena, Scientific writing easy when you know how, BMJ Books, London, 2002. 5. J-L Lebrun, Scientific Writing: A Reader And Writer’s Guide, World Scientific, Singapore, 2007. 6. JT Yang, An Outline for Scientific Writing, World Scientific, Singapore, 1995. 7. MJ Katz, From Research to Manuscript: A Guide to Scientific Writing, Springer, Dordrecht, 2006. 8. R Goldbort, Writing for Science, Yale University Press, New Haven, 2006. 9. Editorial, Plagiarism: What It is and How to Recognize and Avoid It, Indiana University, 2004
  • 54. DAFTAR PUSTAKA 10. Wahyu Wibowo, Tindak Tutur Komunikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015. 11. Mien A Rifai, Judul, Baris Kepemilikan, Abstrak dan Kata Kunci untuk Artikel Ilmiah, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014. 12. Suminar S Achmadi, Swasunting Artikel Ilmiah dan Daftar Cek, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014. 13. A Latief Wiyata, Pendahuluan dan Pendekatan, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014. 14. Ali Saukah, Mengapa Rujukan Pustaka Diperlukan, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014. 15. Jaka Sriyana, Pendahuluan dan Metode, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014. 16. Lusitra Munisa, Material, Metode dan Pendahuluan, Materi Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Nasional, DP2M Ditjen Dikti Kemendiknas, Jakarta, 2014.
  • 55. Sistem skor penentuan hak kepengarangan bersama sebuah karya tulis ilmiah LAMPIRAN
  • 56. 1. Masukan intelektual (identifikasi masalah, gagasan pendekatan, perencanaan, perancangan) • Tidak ada sumbangan secara berarti 0 • Dua tiga kali diskusi 5 • Beberapa kali diskusi terinci 10 • Pertemuan dan pembicaraan berlama-lama 15 • Pembahasan mendalam terus-menerus 20 LAMPIRAN
  • 57. • Tidak pernah terlibat secara berarti 0 • Terlibat tidak langsung, hanya dua tiga kali 5 • Keterlibatan langsung, beberapa kali 10 • Keterlibatan berkali-kali, tak terhitung 15 • Terlibat secara penuh dan terus-menerus 20 2. Masukan fisik (penataan peranti, serta pengamatan, pengumpulan, perekaman, dan penyarian data) LAMPIRAN
  • 58. • Tidak ada sumbangan secara berarti 0 • Keterlibatan pendek, dua tiga kali 5 • Beberapa kali terlibat 10 • Ikut cukup lama 15 • Terlibat terus-menerus dari awal sampai akhir 20 3. Masukan pengolahan data (pengorganisasian, pemerosesan, analisis, sintesis) LAMPIRAN
  • 59. • Tidak ada sumbangan secara berarti 0 • Nasihat pendek merutin 5 • Pandangan cukup bermakna 10 • Bantuan pemikiran yang khusus dipersiapkan 15 • Pendapat yang mendasari pendekatan dan penyimpulan 20 4. Masukan kepakaran (konsultasi, nasihat, pandangan, pemikiran, pendapat dari bidang lain) LAMPIRAN
  • 60. • Tidak ada sumbangan secara berarti 0 • Penyimpulan bagian-bagian tertentu 5 • Pengikhtisaran sebagian besar hasil 10 • Perampatan menyeluruh 15 • Pencetusan teori umum 20 5. Masukan keahlian (penyimpulan, pengikhtisaran, perampatan, pencetusan teori) LAMPIRAN
  • 61. • Tidak ada sumbangan secara berarti 0 • Membaca dan memerbaiki sumbangan orang lain 5 • Membantu menulis buram dua tiga bagian naskah 10 • Ikut menulis buram sebagian besar naskah 15 • Menulis buram hampir keseluruhan naskah 20 6. Masukan kesastraan (sumbangan terhadap buram naskah lengkap pertama) LAMPIRAN