SlideShare a Scribd company logo
1 of 134
Download to read offline
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
           TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA
            KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)
                  DI YOGYAKARTA




                               SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi untuk Memenuhi Sebagian
           Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi




                               Oleh:
                        ADITYA WIRAMURTI
                            05412144004




                 PROGRAM STUDI AKUNTANSI
             FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
              UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
                            2010
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini,

       Nama                  : Aditya Wiramurti

       NIM                   : 05412144004

       Program Studi         : Akuntansi

       Fakultas              : Ilmu Sosial dan Ekonomi

       Judul Tugas Akhir     : PENGARUH KOMPETENSI

                              DAN INDEPENDENSI AUDITOR

                              TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA

                              KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)

                              DI YOGYAKARTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.



Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.



                                              Yogyakarta, 22 November 2010
                                              Penulis,




                                              Aditya Wiramurti
                                              NIM. 05412144004
MOTTO
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan padanya jalan menuju ke surga” (H.R. Muslim).
“Bermimpilah... Karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.....” (Nidji).
“Nasib saya ada ditangan saya sendiri. Maju atau mundur, tergantung pada
diri sendiri” (Afifah A.).
“Work and pray makes all the things HAPPEN” (Penulis).




                                      v
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,
 kupersembahkan karya kecilku ini dengan segala kerendahan hati
            untuk orang-orang yang mencintai dan menyayangiku
                                        dengan penuh ketulusan...
♥ My dad n my mam, thank’s for All... I can’t life without you....
♥ My big family...because you’re my everything.....
♥ Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang
  kubanggakan…




                        vi
BINGKISAN



Kubingkiskan karya kecil ini untuk:

   Eliana, thank’s for All my friend….

   Tiga Driver berpengalaman (Ando, Budi dan Gama), terima kasih untuk

   kebersamaan, keceriaan, dan kenangan yang terindah yang tak terlupakan.

   Achie and Family, terima kasih atas segala bentuk perhatian dan dukungannya

   di masa lalu. Wish me luck…!!

   Ivan Dibyo, terima kasih atas kerjasama dan masukannya kepada penulis

   dalam menyelesaikan skripsi ini.

   Nopan, terima kasih atas bantuan dan keceriaan yang gila sewaktu di

   Bandung, penulis tidak akan pernah lupa peristiwa tersebut.

   Hasta, yang telah memberikan motivasi dan kritik-kritik yang pedas kepada

   penulis.

   Rey, Ian, Siam, Browni, Andy, Terry, Boiem, Slamet, Lukman dkk Kost B29

   tercinta, yang selama ini telah memberikan suka duka menjadi anak kost.

   Horas, yang telah menjadi penyemangat di saat aku sendirian.

   Teman-temanku semua Akuntansi angkatan 2005, especially NR-B. Terima

   kasih atas segala keceriaan dan kegilaan yang telah kita lalui selama ini.

   Chayo…!!!




                                         vii
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR
             TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA
              KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)
                    DI YOGYAKARTA

                                   Oleh:
                            ADITYA WIRAMURTI
                                05412144004

ABSTRAK
        Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang merupakan
tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara
dua variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik
(KAP) di Yogyakarta, pengaruh antara Independensi Auditor terhadap
Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, dan pengaruh
antara Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.
        Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta dengan sampel penelitian sebanyak 38
auditor yang diambil menggunakan teknik Simple Random Sampling. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Kompetensi dan Independensi Auditor,
sedangkan variabel dependennya adalah Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif, regresi sederhana dan regresi berganda.
        Berdasarkan hasil penelitian ditemukan: (1). Terdapat pengaruh yang
signifikan antara Kompetensi Auditor (X1) dengan Kelangsungan Usaha Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung
> t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,7507 > 2,028094). Dari hasil
analisis juga diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,417 dan koefisien
determinasi R2 sebesar 0,174. (2). Terdapat pengaruh yang signifikan antara
Independensi Auditor (X2) dengan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik
(KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk
taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,377 > 2,028094). Dari hasil analisis juga
diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,368 dan koefisien determinasi R2 sebesar
0,136. (3). Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi (X1) dan
Independensi Auditor (X2) terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik
(KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel untuk
taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (7,561 > 5,518). Dari hasil analisis juga
diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,490 dan koefisien determinasi R2 sebesar
0,240.




                                       viii
KATA PENGANTAR



        Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta”. Maksud dari penyusunan skripsi

ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

        Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis

ucapkan terimakasih kepada :

1.   Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri

     Yogyakarta.

2.   Sardiman A.M., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas

     Negeri Yogyakarta.

3.   Rr. Indah Mustikawati, M.Si, Ak., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

     Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus Dosen

     Pembimbing yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan

     bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

     baik.




                                      ix
4.   Dhyah Setyorini, M.Si, Ak., Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu

     dan memberi masukan kepada penulis.

5.   Bapak Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai

     harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi

     Universitas Negeri Yogyakarta.

6.   Bapak, Ibu, Saudara/i Akuntan Publik di Yogyakarta, yang telah bersedia

     menjadi responden dan meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang

     disebarkan penulis.

7.   Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan

     skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

        Akhir kata semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan rahmat dan

berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-

pihak yang membutuhkannya.




                                                  Yogyakarta, 22 November 2010
                                                  Penulis




                                                  Aditya Wiramurti




                                          x
DAFTAR ISI



                                                                                                         Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................               i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................                        ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................                        iii

HALAMAN KEASLIAN KARYA ............................................................                            iv

MOTTO ......................................................................................................   v

PERSEMBAHAN .......................................................................................            vi

BINGKISAN ..............................................................................................       vii

ABSTRAK ..................................................................................................     viii

KATA PENGANTAR ................................................................................                ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................      xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................            xv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..........xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I        PENDAHULUAN ........................................................................              1

             A. Latar Belakang Masalah ..........................................................              1

             B. Identifikasi Masalah .................................................................         7

             C. Pembatasan Masalah ................................................................            7

             D. Rumusan Masalah ...................................................................            7

             E. Tujuan Penelitian .....................................................................        8

             F. Manfaat Penelitian ...................................................................         8




                                                         xi
BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ..................... 10

          A. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) ................. 10

              1. Pengertian Kelangsungan Usaha ......................................... 10

              2. Kantor Akuntan Publik (KAP) .............................................. 11

              3. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)............. 14

          B. Kompetensi Auditor ................................................................... 16

              1. Tingkat Pendidikan Auditor ................................................. 17

              2. Pelatihan dan Pengalaman Auditor ........................................ 18

          C. Independensi Auditor ................................................................. 21

          D. Penelitian Relevan ..................................................................... 26

          E. Kerangka Berpikir ..................................................................... 29

          F. Model Penelitian ........................................................................ 30

          G. Hipotesis Penelitian ................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32

          A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 32

          B. Jenis Penelitian .......................................................................... 32

          C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 33

          D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 33

          E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 35

          F. Instrumen Penelitian .................................................................. 36

          G. Uji Coba Instrumen ................................................................... 39

              1. Uji Validitas ........................................................................ 39




                                                  xii
2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 41

         H. Teknik Analisis Data ................................................................. 42

             1. Uji Normalitas ..................................................................... 42

             2. Uji Linieritas ........................................................................ 44

             3. Uji Multikolineritas .............................................................. 45

             4. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 46

         I. Pengujian Hipotesis ................................................................... 47

             1. Regresi Linier Sederhana ..................................................... 47

             2. Regresi Linier Berganda ...................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 50

         A. Deskripsi Sampel Penelitian ...................................................... 50

         B. Deskripsi Responden ................................................................. 52

         C. Deskripsi Variabel Penelitian ..................................................... 56

             1. Kompetensi Auditor ............................................................. 56

             2. Independensi Auditor ........................................................... 58

             3. Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta ............................ 60

         D. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 62

             1. Uji Hipotesis Linear Sederhana ............................................ 62

             2. Uji Hipotesis Linear Berganda .............................................. 66

         E. Pembahasan ............................................................................... 69

         F. Keterbatasan .............................................................................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 75

         A. Kesimpulan ............................................................................... 75




                                                 xiii
B. Saran ......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

LAMPIRAN ................................................................................................. 81




                                                      xiv
DAFTAR TABEL


Tabel                                                                                                  Halaman

 1. Daftar KAP di Yogyakarta ......................................................................            33

 2. Nama KAP dan Jumlah sampel ...............................................................                 36

 3. Penilaian Skor Pernyataan .......................................................................          37

 4. Instrumen Penelitian ................................................................................      37

 5. Hasil Uji Validitas ...................................................................................    40

 6. Hasil Uji Reliabilitas ...............................................................................     41

 7. Hasil Uji Normalitas Data ........................................................................         42

 8. Model Summary Regresi .........................................................................            45

 9. ANOVA Regresi .....................................................................................        45

10. Hasil Uji Multikolineritas .......................................................................         46

11. Data Responden Berdasarkan Jabatan .....................................................                   52

12. Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ....................................                           53

13. Data Responden BerdasarkanJenjang Pendidikan ................................. .                           54

14. Tingkat Pengembalian Kuesioner ...........................................................                 55

15. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor ......................                               57

16. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor ....................                               59

17. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP di

    Yogyakarta .............................................................................................   61

18. Model Summary Regresi X1 terhadap Y .................................................                      63

19. Koefisien Regresi X1 terhadap Y .............................................................              63




                                                      xv
20. Model Summary Regresi X2 terhadap Y ..................................................          65

21. Koefisien Regresi X2 terhadap Y .............................................................   65

22. Model Summary Regresi X1, X2 terhadap Y .............................................           67

23. Koefisien Regresi X1, X2 terhadap Y........................................................     67




                                                 xvi
DAFTAR GAMBAR


Gambar                                                                                                 Halaman

  1. Hierarki Kantor Akuntan Publik ..........................................................              12

  2. Model Penelitian ..................................................................................    30

  3. Histogram Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ....................................                       43

  4. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan P-Plot ..............................                         44

  5. Grafik Uji Heteroskedastisitas .............................................................           47

  6. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan .........................                           53

  7. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........                                   54

  8. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan .....                                    55

  9. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor .                                      57

 10. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor                                      59

 11. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP

     di Yogyakarta ......................................................................................   62




                                                    xvii
DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran                                                                                                 Halaman

  1. Kuesioner (Instrumen Penelitian) .........................................................              83

  2. Tabel Data Uji Instrumen ....................................................................           90

  3. Uji Validitas dan Reliabilitas ..............................................................           93

  4. Data Hasil Penelitian ..........................................................................        97

  5. Perhitungan Kecenderungan Frekuensi ................................................                    100

  6. Uji Normalitas .....................................................................................    103

  7. Uji Linearitas ......................................................................................   103

  8. Uji Multikolineritas ............................................................................       104

  9. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................         104

 10. Hasil Regresi ......................................................................................    105

 11. Daftar KAP di Yogyakarta .................................................................              109

 12. Surat Izin Penelitian ...........................................................................       111




                                                     xviii
BAB I
                                 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

      Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

   yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Ketika seorang investor akan

   melakukan investasi pada suatu perusahaan, ia perlu mengetahui kondisi

   keuangan perusahaan tersebut terutama menyangkut kelangsungan usaha

   perusahaan. Informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar

   untuk pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Informasi akuntansi

   tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak

   manajemen perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, ada kecenderungan

   pihak manajemen perusahaan untuk memanipulasi kinerja laporan keuangan

   perusahaan dengan cara memperbaiki laporan keuangan sedemikian rupa sehingga

   tampak lebih baik dari semestinya dengan tujuan untuk mendapatkan penilaian

   yang positif atas tanggung jawabnya sebagai pihak yang mengelola perusahaan.

   Untuk memastikan kesesuaian antara laporan keuangan yang disusun oleh

   manajemen dengan standar akuntansi yang ada, maka laporan keuangan perlu

   diaudit oleh pihak ketiga yang bebas, tidak memihak atau independen. Pihak yang

   bisa melakukan audit atas laporan keuangan tersebut adalah auditor independen

   atau akuntan publik.

      Dalam hal ini, akuntan publik berfungsi sebagai pihak ketiga yang

   menghubungkan pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan dan

   berkepentingan untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan yang

   disajikan pihak manajemen dapat dipercaya sebagai dasar dalam membuat




                                         1
2




keputusan. Tanpa menggunakan jasa akuntan publik, manajemen perusahaan tidak

akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan

manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Di sisi lain,

pemakai laporan keuangan juga menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil

pekerjaan auditor yang berupa laporan audit.

   Laporan auditor penting sekali dalam suatu audit karena laporan tersebut dapat

menginformasikan tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang

diperolehnya. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat

kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya selama periode waktu tertentu dan membuktikan

kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan oleh klien. Auditor juga harus

memiliki    keberanian    untuk    mengungkapkan      permasalahan     mengenai

kelangsungan usaha perusahaan klien.

   Semakin banyaknya K a n t o r A k u n t a n P u b l i k ( KAP) yang berdiri,

menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar KAP tersebut. Persaingan

yang ketat di zaman sekarang ini membuat Kantor Akuntan Publik harus dapat

mempertahankan mutu jasa audit agar dapat mempertahankan eksistensi atau

kelangsungan usahanya. Jika mutu jasa audit dalam suatu KAP tidak diakui lagi,

maka tidak mungkin KAP tersebut tidak akan terpakai lagi dan akhirnya tidak

dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Eksistensi KAP ditentukan oleh

mutu jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit.

Untuk menghasilkan jasa audit yang berkualitas, auditor harus berpedoman

pada Standar Auditing dan Aturan Etika Akuntan Publik. Standar auditing

menurut Munawir (1999:30) digunakan sebagai pedoman mutu profesional
3




auditor independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit,

sedangkan bagi masyarakat umum Standar Auditing merupakan jaminan

keyakinan akan mutu audit yang dilakukan oleh auditor. Sedangkan aturan etika

digunakan sebagai sarana yang menjadi dasar kepercayaan masyarakat terhadap

kualitas atau mutu jasa yang diberikan oleh profesi akuntan tanpa memandang

siapa individu yang melaksanakannya. Dalam hal ini kompetensi dan

independensi merupakan bagian dari Standar Auditing dan juga termasuk dalam

Aturan Etika Akuntan Publik. Kompetensi berkaitan dengan kemampuan,

keahlian   dan   pengalaman    dari   auditor   (Christiawan:2002).   Sedangkan

independensi adalah sikap auditor yang jujur, bebas, tidak memihak dan tidak

mudah dipengaruhi (Christiawan:2002).

   Kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik ditentukan oleh mutu jasa yang

diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit. Untuk

menghasilkan mutu jasa audit yang berkualitas, auditor harus berpedoman pada

Standar Auditing dan Kode Etik Profesi. Menurut Munawir (1999: 30), Standar

auditing digunakan sebagai ukuran mutu profesional (professional qualities)

auditor independen dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam

pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor, sedangkan bagi masyarakat

umum Standar Auditing merupakan jaminan keyakinan akan kualitas audit yang

dilakukan oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan oleh

akuntan publik, hasilnya bukan hanya untuk kepentingan klien tapi juga untuk

pihak ketiga yang meliputi para investor, kreditor, lembaga keuangan, pemerintah,

masyarakat dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan

keuangan klien yang telah diaudit oleh akuntan publik. Adanya harapan yang
4




besar baik dari manajemen maupun pemakai laporan keuangan yang menuntut

akuntan publik untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu audit yang

dilakukan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan

jasa yang diberikan akuntan publik akhirnya mengharuskan akuntan publik

memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Adapun pertanyaan dari

masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin

besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar

negeri maupun di dalam negeri, misalnya terdapat kasus keuangan dan manajerial

perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang

menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Christiawan: 2002). Dalam

kasus Raden Motor pada tahun 2009, seorang akuntan publik yang membuat

laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal

senilai Rp 52 miliar dari dari BRI Cabang Jambi pada tahun 2009, diduga terlibat

kasus korupsi dalam kredit macet. Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi

mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut. Fitri Susanti, kuasa hokum tersangka

Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010)

mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan

para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai

akuntan publik dalam kasus ini. Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan

tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap dalam laporan keuangan

perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI. Sedangkan

skandal di luar negeri, Raju, mantan pemimpin Satyam, awal tahun lalu mengakui

perbuatannya, telah memalsukan keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan,

ia mengatakan telah membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun
5




dan meningkatkan neracanya hingga Iebih dari US$ 1 miliar. Satyam merupakan

perusahaan teknologi informasi outsourcing terbesar keempat di India. Kliennya

terdiri atas Nestle, General Electric, dan General Motors. Akibat kasus ini,

perusahaan kemudian diambil alih oleh Tech Mahindra dengan nilai US$ 600 juta

untuk kepemilikan mayoritas. Atas pengakuan itu, ia menghadapi dakwaan

konspirasi, kecurangan, hingga pemalsuan. Ia kemudian menarik kembali

pengakuannya. Namun polisi menetapkan surat itu merupakan pengakuan

penipuan yang sifatnya sukarela. Pengadilan di India mulai mengadili pendiri

perusahaan teknologi informasi Satyam, B. Ramalinga Raju, yang dituduh

melakukan penipuan terbesar dalam sejarah korporasi negara itu. Modus kasus ini

mirip skandal rekayasa laporan keuangan Enron, perusahaan raksasa listrik dan

gas asal Texas, Amerika Serikat.

    Dalam konteks skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan apakah

trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit

laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru

ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang terjadi adalah

auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang

menjadi inti permasalahannya adalah kompetensi atau keahlian auditor tersebut.

Namun jika yang terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan praktik

rekayasa tersebut, maka inti permasalahannya adalah independensi auditor

tersebut. Terkait dengan konteks inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi

tingkat kompetensi dan independensi auditor saat ini dan apakah kompetensi dan

independensi auditor tersebut berpengaruh terhadap mutu jasa audit yang

dihasilkan oleh akuntan publik.
6




   Mutu jasa audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi

(Christiawan: 2002), sedangkan kualitas pemeriksaan ditentukan oleh persepsi

masyarakat atas independensi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan.

Kompetensi dan independensi merupakan bagian dari standar auditing dan

termasuk juga di dalam etika profesional. Kompetensi berkaitan dengan

kemampuan, keahlian dan pengalaman dari auditor (Christiawan: 2002). Dalam

melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli

dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian sebagai auditor,

seseorang harus telah memperoleh pendidikan formal, pelatihan teknis yang

kemudian diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit (Munawir, 1999:

32).

   Pengalaman merupakan unsur profesi terpenting karena akan mempengaruhi

kemampuan auditor untuk mengetahui kekeliruan dan pelatihan yang dilakukan

akan meningkatkan keahlian dalam melakukan audit. Sedangkan independensi

adalah sikap auditor yang jujur, tidak memihak, dan tidak mudah dipengaruhi

(Christiawan: 2002). Menurut Munawir (1999: 35) independensi akuntan publik

menyangkut dua aspek yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan

independensi dalam penampilan (independence in appearance). Akuntan publik

tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk

jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada

kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan

publik. Walaupun auditor dapat mempertahankan independensinya, namun

apabila pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yakin bahwa

auditor memihak kepada auditee maka opini dari hasil audit yang telah dibuat
7




auditor tidak akan dapat dipercaya lagi. Mengingat kompleksitas pekerjaan audit

menuntut tanggung jawab yang besar, maka penting bagi auditor yang bekerja di

suatu Kantor Akuntan Publik untuk memiliki kompetensi dan independensi yang

tinggi.

    Menurut Nugrahaningsih (2005) dalam Nizarul, dkk. (2007) kompetensi dan

independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika.

Seorang auditor berkewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi

mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat

dan diri mereka sendiri. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor

inilah yang menjadi pertimbangan bagi para pihak yang membutuhkan jasa audit

untuk menggunakan jasa mereka. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk

memandang Kantor Akuntan Publik sebagai pihak yang independen dan

kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah

diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada pemakai. Jika pemakai merasa

Kantor Akuntan Publik memberikan jasa yang berguna dan berharga, maka nilai

audit atau kualitas audit juga meningkat. Para pembaca laporan audit yang merasa

yakin akan kompetensi dan independensinya, maka secara tidak langsung hal ini

akan membawa pengaruh terhadap eksistensi atau kelangsungan usaha Kantor

Akuntan Publik dimana auditor tersebut bertugas (Canyaning, 2003).

    Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Canyaning (2003) dan Christiawan (2002). Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian ini yaitu penelitian terdahulu menggunakan objek penelitian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang berada di Malang (Canyaning) dan Surabaya
8




   (Christiawan) sedangkan dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian

   Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Yogyakarta.

      Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

   melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

   Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

   Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

      Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi

   masalah-masalah sebagai berikut:

      1. Banyaknya skandal keuangan yang melibatkan profesi akuntan publik,

          baik di luar negeri maupun di dalam negeri.

      2. Persaingan yang ketat membuat Kantor Akuntan Publik harus dapat

          mempertahankan eksistensi atau kelangsungan usahanya.

      3. Sulitnya mempertahankan objektifitas yang dapat mempengaruhi auditor

          dalam mewujudkan independensinya.

      4. Sulitnya auditor dalam mempertahankan kompetensi dan independensi

          dalam melaksanakan tugasnya.

C. Pembatasan Masalah

      Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian maka diperlukan pembatasan

   masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar

   belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah dalam

   penelitian    ini   mencakup   Kompetensi   dan      Independensi   Auditor   yang

   mempengaruhi Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

   Yogyakarta.
9




D. Rumusan Masalah

      Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka didapatkan rumusan masalah

   sebagai berikut:

      1.   Apakah terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap

           Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta?

      2. Apakah terdapat pengaruh antara Independensi Auditor terhadap

           Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta?

      3. Apakah terdapat pengaruh antara Kompetensi dan Independensi Auditor

           terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

           Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

      Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

      1. Untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap

           Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.

      2. Untuk mengetahui pengaruh antara Independensi Auditor terhadap

           Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.

      3. Untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi dan Independensi Auditor

           terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

           Yogyakarta.
10




F. Manfaat Penelitian

      Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

      1. Manfaat teoristis

           a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

               pemikiran dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya dalam

               bidang audit.

           b) Bagi para peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

               sebagai tambahan referensi dalam penelitian berikutnya.

      2. Manfaat Praktis

           a) Bagi Kantor Akuntan Publik, hasil dari penelitian ini dapat

               digunakan sebagai saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan

               dalam praktik Akuntan Publik.

           b) Bagi penulis, dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

               pengetahuan dan wawasan penulis tentang auditing ke dalam kondisi

               yang nyata.
BAB II
               KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)

   1. Pengertian Kelangsungan Usaha

         Going concern adalah suatu asumsi akuntansi bahwa perusahaan akan

      berjalan terus sampai pada masa yang tak dapat ditetapkan, atau cukup lama

      untuk melaksanakan rencananya (Sujana Ismaya, 2006). Dengan adanya going

      concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan

      usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu

      pendek. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan

      suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak

      dapat bertahan dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut

      melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil

      dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan

      membayar hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.

         Selain melakukan pendekatan secara komprehensif dan menyusun

      kebijakan dan prosedur yang sesuai, profesi akuntan melalui Ikatan Akuntan

      Indonsesia telah menerbitkan PSAK dan SPAP baru. Hal ini dilakukan untuk

      memenuhi kebutuhan pedoman pelaksanaan pengauditan dalam praktek audit

      yang makin kompleks.




                                        10
11




a.   PSAK (Indonesian GAAP)


     Mengantisipasi perubahan- perubahan yang terjadi selama krisis, pihak

pembuat regulasi dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia merespon dengan

mengeluarkan sejumlah PSAK baru diantaranya :

     1) PSAK 46 = International Accounting Standard (IAS) 12
        Akuntansi untuk pajak pendapatan yang ditangguhkan (deffered
        income tax accounting) yang berlaku mulai Januari 1999 untuk
        perusahaan yang go public dan Januari 2001 untuk perusahaan yang
        belum go public. PSAK ini muncul karena kebutuhan untuk
        mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan
        dan periode mendatang untuk pemulihan nilai aktiva yang diakui pada
        neraca perusahaan atau pelunasan nilai tercatat kewajiban yang diakui
        pada neraca perusahaan.
     2) PSAK 48 = IAS 36
        Impairment of Assets yang berlaku Januari 2000. PSAK ini mengatur
        perlakuan akuntansi aktiva yang turun nilainya dan konsekuensi
        penurunan nilai tersebut.
     3) PSAK 55 = Statement of Financial Accounting Standarts (SFAS) 133
        Akuntansi untuk derivative dan hedging (lindung nilai). Pernyataan ini
        memperlakukan akuntansi untuk instrument derivative, termasuk
        instrument derivative tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya
        dan aktivitas lindung nilai

     4) PSAK 52 yang dalam hal tertentu sama dengan SFAS 52
        PSAK ini mengatur mengenai mata uang yang digunakan oleh
        perusahaan-perusahaan yang menggunakan mata uang selain rupiah
        sebagai mata uang pelaporan, dimana hal ini dimungkinkan untuk
        dilakukan mengingat nilai rupiah sangat fluktuatif.
     5) PSAK 54 = SFAS 15
        Akuntansi untuk restrukturasi hutang dan piutang bermasalah, bagi
        bagi debitur maupun kreditur.
     6) PSAK 51
        Akuntansi untuk kuasi-reorganisasi. Pernyataan ini mengatur tentang
        pelaksanaan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan yang
        merekstrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan
        menilai kembali seluruh aktiva dan kewajibannya tanpa melalui
        reorganisasi secara hukum.
12




b. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) / Indonesian GAAS


           Selain PSAK, standar untuk melakukan pengauditan juga makin

dikembangkan melalui perubahan yang terjadi sebagaimana dipaparkan

didepan.

   Peraturan-peraturan baru yang muncul diantaranya bertkaitan dngan :

   1) Audit untuk Partai Politik (disyaratkan oleh UU No. 3 tahun 1999)
      yang harus dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum
   2) Sanksi kepada auditor yang memberikan opini yang tidak sesuai
   3) Dampak Keputusan Bapepam No. 49 tentang penangguhan kerugian
      nilai tukar terhadap opini audit (IPSA 29.04) Januari 1999.
   4) Usulan standar atestasi yang kurang lebih sama dengan yang ada pada
      Statement on Auditing Standarts (SAS) Amerika.
   5) Pertimbangan auditor terhadap memburuknya kondisi ekonomi (IPSA
      30.01), Maret 1998 dibuat.
   Bagi perusahaan yang terkena dampak memburuk kondisi ekonomi dan

dampak yang mempengaruhi kelangsungan hidupnya, perusahaan perlu

menyusun     rencana-rencana    manajemen.     Rencana-rencana     tersebut

menggambarkan tindakan-tindakan apa yang dilakukan oleh manajemen untuk

mengatasi masalah going concern. Rencana-rencana yang dibuat oleh

manajemen tersebut menjadi dasar bagi auditor untuk melakukan penilaian

selanjutnya. Evaluasi yang mendalam atas rencana manajemen harus

dilakukan untuk memberikan penilaian atas kelayakan rencana-rencana yang

dibuat.

   Setelah melakukan evaluasi secara kritis kritis terhadap rencana-rencana

manajemen, jika auditor menyimpulkan bahwa masih terdapat keragu-raguan

yang besar tentang apa yang akan terjadi ke depan auditor harus men

‘disclose’ peristiwa dan situasi yang menurut auditor sangat mendasar dalam
13




catatan atas laporan keuangan. Selain itu auditor juga harus menambahkan

satu paragraf tambahan yang menekankan pada masalah yang menjadi

concern auditor. Perusahaan yang mengalami masalah going concern tetapi

tidak menyusun rencana manajemen dapat diberikan opini going concern

qualification. Jika terdapat keragu-raguan yang besar, auditor dapat

memberikan opini disclaimer.

   Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan

sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan

(contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap

berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah

berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi

kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar

aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan

operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain.

   Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang

mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Kelayakan dari

persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern merupakan

tanggung jawab utama director dan tanggung jawab auditor untuk

meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan

adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan

(Setiawan, 2006). Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going

concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan

(defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan

memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang
14




   terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi

   terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.

2. Kantor Akuntan Publik (KAP)

        Untuk menjalani profesi akuntan publik, seseorang harus memiliki register

   akuntan yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan RI sebagaimana diatur

   pada pasal 3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian

   Gelar Akuntan. Nomor Register Akuntan hanya dapat diberikan oleh

   Departemen Keuangan RI kepada:

        a. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri
           yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi
           Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
        b. Orang yang lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang
           diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian
           ini diperuntukkan bagi lulusan dari jurusan Akuntansi pada Perguruan
           Tinggi Swasta (Fakultas Ekonomi dan STIE) dan lulusan Fakultas
           Ekonomi Negeri yang belum mendapat persetujuan Dirjen Pendidikan
           Tinggi untuk dibebaskan dari UNA (Abdul Halim, 2003: 13).

        Untuk melaksanakan tugasnya, seorang akuntan publik bekerja pada

   kantor akuntan publik. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang

   memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik

   dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut pasal 6 SK. Menkeu No. 43/ 1997,

   izin untuk membuka Kantor Akuntan Publik (KAP) akan diberikan apabila

   pemohon memenuhi persyaratan sebagai berikut:

        Badan usaha KAP dapat berbentuk:

   1) Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan
      publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan.
   2) Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan oleh
      paling sedikit 2 orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu
      adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut Rekan (Partner)
      dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan.
15




     Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk

badan usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan

izin usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


1)   Memiliki izin akuntan publik.
2)   Menjadi anggota IAPI.
3)   Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan
     formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III
     dan paling sedikit 1 orang diantaranya memiliki register negara untuk
     akuntan.
4)   Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
5)   Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang
     memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang
     mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu.
6)   Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.
7)   Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang
     menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.
8)   Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
     Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai
     cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah
     benar.


     Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-

persyaratan di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


1)   Memiliki NPWP KAP.
2)   Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.
3)   Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang
     akuntan publik.
4)   Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin
     Rekan dan Rekan yang akuntan publik.
5)   Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan
     salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.
6)   Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
16




   KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di

seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.

   KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan

publik yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan,

menggunakan nama seorang atau lebih Rekan akuntan publik dan ada

penambahan kata “& Rekan” di belakangnya apabila jumlah akuntan publik

pada KAP tersebut lebih banyak dari jumlah akuntan publik yang namanya

tercantum sebagai nama KAP. Nama KAP dilarang menggunakan singkatan

atau penggalan nama.

   KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing.

KAP dapat mencantumkan nama KAP atau organisasi audit asing tersebut

pada dokumennya setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Penulisan

huruf nama KAP atau organisasi audit tidak boleh melebihi besarnya huruf

nama KAP.




                                                       PARTNER



                                                       MANAJER



                                                   AKUNTAN SENIOR




                                                   AKUNTAN YUNIOR




                   Gambar 1. Hirarki Kantor Akuntan Publik

                       Sumber: Abdul Halim (2003: 17)
17




       Hirarki staf organisasi KAP pada umumnya seperti yang digambarkan

 sebagai berikut :

       a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas
          mereview (menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit,
          menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas
          segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit.
       b. Manajer, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien,
          mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih
          rinci terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit.
       c. Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggung jawab langsung
          terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review
          pekerjaan para akuntan yunior di bawahnya.
       d. Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung
          jawab atas pekerjaan lapangan.

       Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),

dalam hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar

umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan SPAP (SA Seksi 150.

02):

       1) Standar Umum
         a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
            keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
         b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
            dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
         c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
            menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
            seksama.
       2) Standar Pekerjaan Lapangan
         a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
            asisten harus disupervisi dengan semestinya.
         b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
            merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup
            pengujian yang akan dilakukan.
         c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui
            inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai
            dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
            keuangan auditan.
18




      3) Standar Pelaporan
        a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
            disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
            Indonesia.
        b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada
            ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
            laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
            prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
        c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
            memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor
        d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai
            laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa
            pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

      Sebagai upaya untuk menjaga mutu audit, organisasi profesi mewajibkan

 setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu dalam memenuhi

 tanggung jawabnya terhadap klien, masyarakat umum dan pemerintah. Dalam

 SPAP (SPM Seksi 100. 03) dijelaskan bahwa sistem pengendalian mutu KAP

 mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP

 untuk   memberikan     keyakinan   memadai     tentang   kesesuaian   perikatan

 professional dengan SPAP. Sistem pengendalian mutu harus komperhensif dan

 harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik

 KAP. Kemudian untuk menjaga kredibilitas auditor, Ikatan Akuntan Indonesia

 mengeluarkan Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan.

3. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)

      Kantor Akuntan Publik (KAP) pada umumnya menawarkan beberapa tipe

 jasa tergantung pada kapasitas dan kebutuhan kliennya. Pendapat Arens dan

 Loebecke (1991 : 13) menyatakan ada 4 kategori jasa yang disediakan oleh

 Kantor Akuntan Publik (KAP) :
19




   1) Kegiatan Pembuktian / pengujian (attestation service)
          Kegiatan pembuktian / pengujian meliputi semua kegiatan Kantor
      Akuntan Publik dimana diterbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan
      kesimpulan atas keandalan dari pernyataan tertulis yang merupakan
      tanggung jawab pihak. Ada tiga jenis pembuktian :
      (a) Audit Laporan Keuangan historis
      (b) Review Laporan Keuangan Historis
      (c) Jasa Atestasi lainnya
   2) Jasa Akuntansi serta administrasi pembukuan
          Jasa Kantor Akuntan Publik dalam membantu kliennya untuk
      menyiapkan jurnal dan buku besar dalam beberapa kasus laporan
      keuangan tersebut diserahkan kepada pihak ke-3. Untuk jasa tersebut
      disertai juga dengan review / bahkan audit ( compilation report) dalam
      beberapa laporan tersebut Kantor Akuntan Publik tidak menyediakan
      assurance.
   3) Penyuluhan pajak
          Kantor Akuntan Publik menyusun surat pemberitahuan pajak dari
      perusahaan dan persorangan baik yang merupakan kliennya maupun yang
      bukan.
   4) Konsultasi manajemen
          Jasa Kantor Akuntan Publik dalam menyediakan rekomendasi kepada
      manajemen bagaimana menjalankan perannya secara efektif misalnya
      pemberian saran sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi
      menyusun strategi pemasaran, memanfaatkan instalasi komputer yang ada
      dengan sebaik-baiknya dan konsultasi asuransi.

       Kepercayaan publik (public trust) merupakan sesuatu yang membuat

akuntan publik tetap bertahan dalam kelangsungan usahanya, peran sosial

Akuntan Publik dalam masyarakat adalah menyediakan suatu keyakinan memadai

(reasonable assurance) bahwa asersi yang dibuat manajemen telah sesuai dengan

Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) dan bebas dari salah saji materiil baik

yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Kantor Akuntan Publik

dapat terus bertahan di dalam bisnis dikarenakan oleh mutu jasa audit yang

dihasilkan dapat memuaskan publik, yang di dalamnya meliputi profesionalisme,

independensi, kredibilitas, dan kualitas audit (Canyaning, 2003).

       Sikap profesionalisme Kantor Akuntan Publik merupakan suatu mentalitas

professional yang menemukan kompetensi, tingkah laku dan komitmen sebagai
20




   Kantor Akuntan Publik. Apabila gagal mempertahankan sikap profesionalisme

   maka Kantor Akuntan Publik tersebut akan kehilangan kepercayaan publik.

   Sedangkan Kepercayaan publik merupakan salah satu nilai yang membuat Kantor

   Akuntan Publik tersebut bertahan. Kehilangan kepercayaan publik karena mutu

   jasa audit yang dihasilkan kurang memuaskan maka akan mempengaruhi

   kelangsungan    usaha   Kantor    Akuntan   Publik   tersebut,   maka   untuk

   mempertahankan mutu jasa audit yang berkualitas, Kantor Akuntan Publik harus

   dapat meningkatkan sikap profesionalisme auditor-auditor di dalamnya, dan

   kualitas auditnya (Canyaning, 2003).

B. Kompetensi Auditor

      Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang

   berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk

   pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Dalam Kamus Besar Indonesia, kompetensi

   diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan

   sesuatu). Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti

   Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan

   cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

   dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

   pekerjaan tertentu”. Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian

   kompetensi adalah peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap

   yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.

      Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk

   melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan

   pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan
21




kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan

pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Susanto (2000) dalam

Nizarul, dkk. (2007) menyatakan bahwa definisi tentang kompetensi yang sering

dipakai adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk

mencapai kinerja superior. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor

memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan

mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Lee dan Stone (1995)

dalam Eunike (2007) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup

yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif.

Sedangkan menurut Christiawan (2005) kompetensi berkaitan dengan pendidikan

dan pengalaman yang memadai dalam bidang akuntansi dan pemeriksaan atau

audit. Sementara itu, Abdul Halim (2003: 49) mengemukakan bahwa kompetensi

ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di

suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang bersifat

praktis dan pengalaman dalam bidang auditing, dan pendidikan profesional yang

berkelanjutan selama menekuni karir auditor profesional.

1. Tingkat Pendidikan Auditor

   Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota

seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memilki keahlian atau pengalaman

yang tidak mereka punya. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung

jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan

kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi

tingkatan profesionalisme tinggi seperti disyaratkan pada Prinsip Etika.

Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 (dua) fase yang terpisah:
22




   a) Pencapaian Kompetensi Profesional

       Pencapaian kompetensi profesional pada awalnya memerlukan standar

       pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan

       dan ujian professional dalam subyek-subyek yang relevan, dan

       pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal

       untuk anggota.

   b) Pemeliharaan Kompetensi Profesional

       (1) Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk
           belajar       dan melakukan peningkatan profesional secara
           berkesinambungan selama kehidupan profesional anggota.
       (2) Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukankesadaran untuk
           terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk di
           antaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan peraturan
           lainnya, baik nasional maupun internasional yang relevan.
       (3) Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk
           memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa
           profesional yang konsisten dengan standar nasional dan internasional.
           (http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai.php.htm)

2. Pelatihan dan Pengalaman Auditor

   Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut

tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang

mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam

Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal:

mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab

kesalahan. Kompetensi seorang auditor dapat diukur melalui banyaknya ijazah

atau sertifikat yang dimiliki serta banyaknya keikutsertaan yang bersangkutan

dalam pelatihan-pelatihan, seminar. Semakin banyak sertifikat yang dimiliki dan

semakin sering mengikuti pelatihan atau seminar diharapkan auditor yang

bersangkutan akan semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya. Pemeriksaan
23




atau audit harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang akuntan publik

yang memiliki keahlian dalam bidangnya dan telah menjalani latihan teknis yang

cukup. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya

diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik

harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai

mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum SPAP (SA Seksi 210. 03).

Seorang auditor juga harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam

dunia bisnis dan lingkungan profesinya. Dengan adanya pendidikan, pelatihan,

dan pengalaman, auditor mempunyai kemampuan untuk menilai secara objektif

dan dapat menggunakan pertimbangannya tanpa memihak.

   Seorang auditor harus cukup mampu untuk memahami kriteria-kriteria yang

digunakan dan kompeten untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta

yang dibutuhkan, agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan

yang tepat (Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, 1995: 2). Menurut Libby

(1995) dalam Ramaraya (2005) berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa

semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan

kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks. Dengan

demikian maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang auditor akan

menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat ini didukung oleh

Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Herliansyah (2006) yang

menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat

kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih

berpengalaman. Pemakai laporan keuangan auditan juga akan meragukan

kewajaran laporan keuangan yang diterimanya jika diketahui bahwa akuntan yang
24




melakukan audit ternyata tidak memiliki kompetensi dalam bidangnya. Tidak

adanya kompetensi akan menyebabkan laporan keuangan auditan yang disajikan

salah dan prosedur audit yang diterapkan akuntan publik tidak mampu mendeteksi

adanya salah saji material.

   Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan

keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang

pernah ditangani. Penelitian yang dilakukan oleh Libby and Frederick (1990)

dalam Ida Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman

auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan

temuan audit. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal

atas   kesalahan    dalam     laporan   keuangan.   Selain   itu   mereka   dapat

mengelompokkan kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur dari sistem

akuntansi yang mendasari.

   Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan

pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan,

akuntansi dan industri klien. Secara umum ada lima jenis pengetahuan yang harus

dimiliki auditor yaitu pengetahuan umum, area fungsional, isu akuntansi, industri

khusus, dan pengetahuan bisnis umum serta penyelesaian masalah (Eunike: 2007).

   Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi

merupakan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari

pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan,

seminar, simposium dan lain-lain seperti :

           a) USAP (Ujian Sertifikat Akuntan Publik).

           b) PPB (Pendidikan Profesi Berkelanjutan).
25




          c) Pelatihan-pelatihan intern dan ekstern.

          d) Keikutsertaan dalam seminar, simposium dan lain-lain.

       Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang

bersangkutan akan mampu:

          a) Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan akuntansi.
          b) Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
          c) Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi
             sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.
          d) Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
             masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

       Menurut Herawaty (2008) gambaran seseorang yang profesional dalam

profesi dicerminkan dalam lima dimensi profesionalisme, yaitu:

          a) Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi dengan
             menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki serta
             keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan
             ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri
             yang total terhadap pekerjaan.
          b) Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya
             peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat
             maupun kalangan profesional lainnya karena adanya pekerjaan
             tersebut.
          c) Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan bahwa
             seorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri
             tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien dan mereka yang
             bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar
             dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional.
          d) Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang
             paling berwenang menilai apakah suatu pekerjaan yang dilakukan
             profesional atau tidak adalah rekan sesame profesi, bukan pihak
             luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan
             pekerjaan tersebut.
          e) Hubungan dengan sesama profesi adalah dengan menggunakan
             ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di dalamnya organisasi
             formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam
             melaksanakan pekerjaan.
26




C. Independensi Auditor

      Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010, 41-42) Independen artinya tidak mudah

   dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan

   umum. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun. Untuk

   memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya, akuntan publik harus bersikap

   independen karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.

   Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor                               dalam

   mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak

   memihak       dalam     diri     auditor      dalam       merumuskan           dan menyatakan

   pendapatnya. Independensi menghindarkan diri dari hubungan yang                               bisa

   merusak      objektifitas   seorang        auditor     dalam     melakukan           jasa atestasi.

   Independensi     merupakan        sikap     pikiran      seseorang      yang     dicirikan oleh

   pendekatan      integritas dan objektivitas            tugas profesionalnya terlepas dari

   kepentingan pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya. Begitu banyak

   pihak yang menggantungkan kepercayaan para                    pemakai      laporan       keuangan

   terhadap kelayakan laporan keuangan berdasarkan laporan auditor karena

   mereka ingin mendapatkan suatu pandangan yang tidak memihak. Menurut

   Haryono Jusup (2001: 101) sikap mental independen auditor harus meliputi

   independen dalam fakta (independence in fact) dan independen dalam

   penampilan (independence in appearance). Independen dalam fakta adalah

   kemampuan auditor untuk               bersikap       bebas,   jujur,    dan    objektif dalam

   melakukan      penugasan       audit.     Independen      dalam        fakta   ini     merupakan

   independen dalam diri auditor. Sedangkan independen dalam penampilan adalah

   independen      dipandang      dari     pihak-pihak       yang     berkepentingan terhadap
27




perusahaan yang diaudit yang mengetahui hubungan antara auditor dengan

kliennya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat

terhadap    independensi akuntan publik.      Independensi sikap     mental sulit

diketahui   oleh   masyarakat    karena   masyarakat      lebih cenderung   menilai

independensi penampilan akuntan publik daripada independensi sikap mental.

Sikap    auditor yang independen akan         sangat mempengaruhi kepercayaan

masyarakat umum dan hal         ini sangat penting bagi     perkembangan    profesi

akuntan publik. Ada enam faktor yang mempengaruhi independensi menurut

persepsi akuntan pemeriksa dan pihak-pihak yang menggunakan jasa-jasanya,

yaitu:

   1. Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien dan hubungan bisnis
      dengan para kliennya.
   2. Persaingan dalam menyediakan jasa audit diantara KAP.
   3. Jasa non audit yang diberikan oleh kantor akuntan.
   4. Hubungan audit yang lama antara suatu kantor akuntan dengan klien
      tertentu.
   5. Ukuran KAP.
   6. Besarnya “fee” audit (Supriyono, 1988).

   Lebih lanjut Munawir (1999: 35) menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan

Bursa Efek, auditor akan dianggap tidak independen jika:

   1. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya menjadi
      pimpinan/ direktur perusahaan klien.
   2. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya melakukan
      pekerjaan akuntansi klien, termasuk pembuatan jurnal, pencatatan dalam
      buku besar, jurnal penutup dan penyusunan laporan keuangan.
   3. Kantor akuntan dengan klien saling melakukan peminjaman pribadi
      (kepentingan keuangan) dalam jumlah materiil ditinjau dari jumlah
      kekayaan auditor yang bersangkutan.

   Independensi merupakan salah satu karakter yang sangat penting bagi

profesi akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan (auditing) terhadap

kliennya. Akuntan publik harus memenuhi kewajiban profesionalnya untuk
28




bersikap independen meskipun hal ini berarti bertentangan atau mengingkari

kehendak kliennya dan berakibat akuntan publik tersebut tidak digunakan lagi

oleh kliennya. Masyarakat menilai independensi akuntan publik biasanya tidak

hanya secara individu tetapi dari segi profesi akuntan publik secara keseluruhan.

Kepercayaan     masyarakat    akan menurun,       jika   terdapat    bukti bahwa

independensi sikap auditor ternyata berkurang dalam menilai kewajaran

laporan   keuangan yang disajikan manajemen. Kecurigaan tersebut dapat

berakibat hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik

khususnya dalam pemberian jasa pemeriksaan akuntansi.

   Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia

(KEAI) agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi

independensi    dari   masyarakat.    Sepanjang    persepsi   independensi    ini

dimasukkan ke dalam aturan etika, maka hal ini akan mengikat auditor untuk

menurut pada ketentuan profesi. Independensi merupakan dasar bagi akuntan

publik untuk merumuskan dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diperiksa. Apabila akuntan publik tetap memelihara independensi selama

melaksanakan pemeriksaan, maka       laporan keuangan yang      telah   diperiksa

tersebut bertambah kredibilitasnya dan dapat diandalkan bagi pihak yang

berkepentingan. Banyak pihak yang menggantungkan kepercayan terhadap

kelayakan laporan keuangan berdasarkan laporan auditor, karena harapan pemakai

laporan untuk mendapatkan suatu pandangan yang tidak memihak.

   Agar    dipercaya   masyarakat    atas   independensinya   bagi   kepentingan

perkembangan profesi akuntan publik, auditor harus bebas dari setiap kewajiban

klien, tidak mempunyai suatu kepentingan dengan klien. Auditor independen
29




tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, namun

auditor harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar

meragukan sikap independensinya. Bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis

auditor jika auditor memihak salah satu kepentingan maka dia tidak bisa

mempertahankan kebebasan pendapatnya, ia kehilangan sikap tidak memihak,

berarti auditor tidak memiliki sikap mental independen.

    Independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan

merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara obyektif.

Sepanjang persepsi independensi dimasukkan ke dalam aturan etika, hal ini akan

mengikat auditor independen menurut ketentuan profesi. Untuk menekankan

independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor di banyak perusahaan

dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham atau komite

audit.

    Kode Etik Akuntan Publik menyebutkan bahwa independensi adalah sikap

yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan

pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip

integritas dan objektivitas. Carey   dalam Mautz      (1993:205) mendefinisikan

independensi akuntan publik dari segi integritas dan hubungannya dengan

pendapat akuntan atas laporan keuangan. Independensi meliputi:

    1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang
       profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.
    2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam
       hubungannya dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan.
       Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
       dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
       Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
       mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak
30




          memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
          pendapatnya. Independensi akuntan publik merupakan dasar utama
          kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah
          satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit.
      Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox dalam

   Mautz dan Sharaf (1993) adalah merupakan suatu standar auditing yang penting

   karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan

   keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen

   terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun

   (Mautz dan Sharaf, 1993:246). Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan

   bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik

   untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang

   bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Oleh karena itu

   dibutuhkan upaya pemeliharaan independensi. Upaya dapat berupa persyaratan

   atau dorongan lain, hal-hal tersebut antara lain :

      1. Kewajiban hukum, adanya sanksi hukum bagi auditor yang tidak
         independen.
      2. Standar auditing yang berlaku umum, sebagai pedoman yang
         mengharuskan auditor mempertahankan sikap independen, untuk semua
         hal yang berkaitan dengan penugasan.

D. Penelitian yang Relevan

   1. Penelitian dari Canyaning (2003)

      Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

   terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Malang”. Dari

   penelitian tersebut dihasilkan bahwa secara umum KAP di Malang cukup

   kompeten dan independensi KAP di Malang juga cukup baik. Secara bersama-

   sama variabel Kompetensi dan Independensi berpengaruh terhadap Kelangsungan
31




Usaha KAP di Malang. Akan tetapi secara parsial diantara variabel yang diteliti

ternyata variabel Kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Kelangsungan Usaha. Hal ini berarti bahwa Kompetensi dijadikan pertimbangan

klien dalam memakai jasa suatu KAP. Sedangkan variabel Independensi tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan dengan Kelangsungan Usaha. Dengan kata

lain dalam menggunakan jasa suatu KAP, klien tidak memperhatikan apakah KAP

tersebut Independen ataupun tidak.

   Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama

menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel

independen dan variabel Kelangsungan Usaha KAP sebagai variabel dependen.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada

objek penelitian. Penelitian ini menggunakan objek KAP yang ada di wilayah

Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu menggunakan obejek penelitian KAP

yang ada di wilayah Malang.

2. Penelitian dari Christiawan (2002)

   Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya”.

Penelitian ini mengangkat masalah apakah Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan

Publik dipengaruhi oleh independensi dan kompetensi. Dari penelitian ini

diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kompetensi adalah kualitas

pendidikan formal akuntansi, kurikulum pendidikan akuntansi yang berlaku,

pengalaman dan pelatihan akuntan publik, sedangkan faktor yang mempengaruhi

independensi adalah adanya hubungan bisnis, keuangan dan manajemen atau

karyawan antara auditor dengan klien. Selain itu juga dapat diketahui pula bahwa
32




kompetensi dan independensi sangat berpengaruh terhadap Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik (KAP).

    Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama

menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel

independen dan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik sebagai variabel

dependen . Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

terletak pada objek penelitian. Penelitian ini menggunakan objek penelitian KAP

yang ada di Yogyakarta, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan objek

penelitian KAP yang ada di Surabaya.

3. Penelitian dari Nizarul Alim, dkk (2007)

   Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independesi

terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”,

berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Hal ini berarti bahwa Kualitas Audit dapat dicapai jika auditor

memiliki Kompetensi yang baik dimana Kompetensi tersebut terdiri dari dua

dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. Sementara itu, interaksi Kompetensi

dan Etika Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa Independensi berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit. Selanjutnya interaksi Independensi dan Etika

Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Hal ini berarti Kualitas

Audit didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu bertahan dari tekanan

klien disertai dengan perilaku etis yang dimiliki. Dalam kerangka yang lebih luas

dapat disimpulkan bahwa Independensi dan Kompetensi Akuntan Publik sangat

mempengaruhi     tingkat   kepercayaan   pemakai    laporan   keuangan   auditan
33




   (masyarakat) terhadap jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik khususnya jasa

   audit atas laporan keuangan.

      Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama

   menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel

   independen. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

   terletak   pada   variabel dependen.     Penelitian ini menggunakan     variabel

   Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu

   menggunakan variabel Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel

   Moderasi sebagai variabel dependen.

E. Kerangka Berpikir

      Laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan merupakan

   informasi yang penting untuk proses pengambilan keputusan bagi para pemakai

   laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat kinerja suatu

   perusahaan pada suatu periode akuntansi. Dalam penyajian laporan keuangan,

   pihak manajemen ada kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan

   tersebut agar terlihat kinerja manajemen yang baik agar para investor tertarik

   untuk menginvestasikan modalnya. Informasi dari laporan keuangan tersebut akan

   bebas resiko dan lebih dipercaya oleh pihak luar jika telah diaudit.

      Pihak yang dapat mengaudit laporan keuangan ini adalah akuntan publik atau

   auditor. Seorang auditor bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan

   keuangan yang disajikan oleh klien. Untuk dapat memberikan jasa audit atas

   laporan keuangan, akuntan publik harus bergabung dalam suatu Kantor Akuntan

   Publik (KAP). Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

   auditor secara ideal di dalam menjalankan profesinya.
34




        Kelangsungan hidup Kantor Akuntan Publik sangat bergantung kepada

   kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat akan menghargai Kantor

   Akuntan yang menetapkan standar kualitas yang tinggi dalam memberikan

   jasanya kepada masyarakat, khususnya jasa atestasi. Kepercayaan masyarakat

   terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) akan meningkat jika akuntan yang

   bekerja di Kantor Akuntan Publik memiliki kompetensi dan independensi.

F. Model Penelitian

   Model penelitian ini bisa digambarkan sebagai berikut:

         Kompetensi Auditor
               (X1)
                                                      1
                                                              Kelangsungan Usaha KAP
                                            3                           (Y)

        Independensi Auditor                          2
               (X2)



                               Gambar 2. Model Penelitian
   Keterangan :

   1.      Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor

           Akuntan Publik (KAP).

   2       Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor

           Akuntan Publik (KAP)

   3       Pengaruh Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor secara simultan

           terhadap terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)
35




G. Hipotesis Penelitian

      Berdasarkan ulasan di atas maka hipotesis yang diajukan yaitu:

   H1: Terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha

       Kantor Akuntan Publik (KAP).

   H2: Terdapat pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan

       Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP).

   H3: Terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor

       terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP).
BAB III
                              METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

      Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang ada di

   Yogyakarta. Waktu penelitian yaitu bulan Juni sampai dengan Juli 2010.

B. Jenis Penelitian

      Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berupa data primer

   yang diperoleh dari objek penelitian. Menurut Indriantoro (1999: 146) data primer

   merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

   asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam penelitian ini

   menggunakan objek yaitu auditor yang bekerja di KAP-KAP yang berada di

   Yogyakarta. Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor Akuntan Publik (KAP)

   di Yogyakarta. Dipilih Yogyakarta karena tingkat perekonomian untuk daerah

   Yogyakarta setiap tahun meningkat dan tumbuh berkembang. Selain itu, banyak

   perusahaan-perusahaan yang berdiri dan bersaing di Yogyakarta yang tentunya

   untuk menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat perusahaan-perusahaan

   tersebut membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik.

      Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan angket. Angket

   merupakan metode pengumpulan data yang berisi kumpulan-kumpulan dari

   pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden dan cara menjawab

   juga dilakukan secara tertulis. Angket diberikan kepada responden untuk menilai

   Kompetensi dan Independensi Auditor. Angket tersebut disebar secara personal

   yang disampaikan langsung oleh peneliti.




                                          32
33




C. Populasi dan Sampel Penelitian

        Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

   karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian)

   (Arikunto, 2007: 84). Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor yang

   bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Daerah Istimewa

   Yogyakarta. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple

   random sampling, karena tiap orang anggota dalam populasi itu derajat dan

   kualifikasinya sama atau setara, atau sama dan serupa tiada bedanya, setiap

   anggota populasi memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk disampel.

   Tabel 1. Daftar KAP di Yogyakarta
   No.              Nama KAP                           Jumlah auditor
    1. KAP Bismar, Muntalib & Yusuf                      15 orang
    2     KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan               10 orang
          Dadang
    3     KAP Drs. Hadiono                                4 orang
    4     KAP. Hadori Sugiarto Adi & Rekan                16 orang
    5     KAP Drs. Kumalahadi                             10 orang
    6     KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM,              8 orang
          Ak,
    7     KAP Dra. Suhartati & Rekan                     10 orang
    8     KAP Drs. Henry & Sugeng                         10 orang
    9     KAP Drs. Inarejz Kemalawarta                    5 orang
    Total auditor                                         88 orang
   Sumber : Data yang diolah

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

        Variabel penelitian dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

   variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Penelitian ini

   mempunyai dua variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat).

   Kompetensi Auditor sebagai variabel independen pertama (X1) dan Independensi
34




Auditor sebagai variabel independen kedua (X2), sedangkan Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta sebagai variabel dependen (Y). Definisi

operasional masing-masing variabel sebagai berikut:

   1. Variabel Dependen

         Variabel dependen penelitian ini adalah Kelangsungan Usaha Kantor

      Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Kepercayaan publik (public trust)

      merupakan suatu hal yang membuat akuntan publik tetap bertahan dalam

      kelangsungan usahanya, peran sosial Akuntan Publik dalam masyarakat

      adalah menyediakan suatu keyakinan memadai (reasonable assurance)

      bahwa asersi yang dibuat manajemen telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi

      Berlaku Umum (PABU) dan bebas dari salah saji materiil baik yang

      disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Kantor Akuntan Publik

      dapat terus bertahan di dalam bisnis dikarenakan oleh mutu jasa audit yang

      dihasilkan dapat memuaskan publik. Eksistensi KAP ditentukan oleh mutu

      jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit.

      Untuk menghasilkan jasa        audit yang berkualitas, auditor harus

      berpedoman pada Standar Auditing dan Aturan Etika Akuntan Publik.

      Indikator yang digunakan untuk mengukur Kelangsungan Usaha dalam

      KAP tersebut adalah kepuasan klien, kualitas audit yang diberikan KAP,

      dan profesionalisme auditor.

   2. Variabel Independen

      a) Kompetensi Auditor (X1)

         Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan

      pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan akuntan publik sebagai
35




        auditor. Kompetensi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: pendidikan formal

        dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi

        auditor, pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang

        auditing, serta pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni

        karir auditor profesional.

        b). Independensi Auditor (X2)

           Independensi Auditor adalah sikap mental auditor untuk tidak mudah

        dipengaruhi, jujur, dan objektif dalam setiap melakukan audit. Sikap mental

        independensi auditor harus meliputi independen dalam fakta (independence

        in fact) dan independen dalam penampilan (independence in appearance).

        Independen dalam fakta adalah kemampuan auditor untuk bersikap bebas,

        jujur, dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Independen dalam

        fakta ini merupakan independen dalam diri auditor. Independen dalam

        penampilan    adalah    independen   dipandang   dari   pihak-pihak   yang

        berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang mengetahui

        hubungan antara auditor dengan kliennya.

E. Teknik Pengambilan Sampel

      Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

   tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang

   dianggap bisa mewakili populasi (Arikunto, 2007: 84). Sampel yang diambil

   dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja dalam KAP. Sedang teknik

   pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik simple

   random sampling yang merupakan bentuk random sampling yang sifatnya

   sederhana, tiap sampel yang berukuran sama memiliki probabilitas sama
36




   untuk terpilih dari populasi (Iqbal Hasan, 2005: 87).        Menurut Arikunto

   (2007: 96) semua subjek yang termasuk dalam populasi mempunyai hak

   untuk dijadikan anggota sampel.

            Dari 9 KAP yang ada di wilayah Yogyakarta, hanya 5 KAP yang bersedia

   menerima kuesioner dan itupun hanya bersedia menerima 5-15 kuesioner saja.

   Berikut adalah adalah tabel mengenai distribusi kuesioner pada sampel dari tiap-

   tiap KAP yang bersedia dijadikan objek penelitian:

   Tabel 2. Nama KAP dan Jumlah Sampel
                                                               Jumlah
   No.                         Nama KAP
                                                               auditor
    1.   KAP Bismar, Muntalib & Yusuf                         15 orang
    2.   KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang             10 orang
    3.   KAP Drs. Henry & Sugeng                                5 orang
    4.   KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM, Ak                  5 orang
    5.   KAP Dra. Suhartati                                     8 orang
                      Total auditor                           43 orang
   Sumber: Data yang diolah

F. Instrumen Penelitian

         Menurut Sugiyono (2007: 119) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

   digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Semua

   fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

   penelitian ini adalah angket. Angket dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian

   yaitu:

         1. Identitas responden


                Pada bagian ini berisi beberapa pertanyaan tentang data diri

            responden yang meliputi: umur responden, jenjang pendidikan, lama

            pengalaman kerja, jabatan, kursus atau pelatihan lain yang menunjang

            bidang keahlian.
37




    2. Pernyataan mengenai Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor

          serta Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)


             Pada bagian ini berisi pernyataan-pernyataan mengenai Kompetensi

          Auditor dan Independensi Auditor serta Kelangsungan Usaha Kantor

          Akuntan Publik (KAP). Jenis        pernyataan       adalah   tertutup,   dimana

          responden tinggal memberi tanda silang          (X) pada pilihan jawaban

          yang telah tersedia. Adapun setiap jawaban dari pernyataan tersebut

          telah ditentukan skornya.

          Berikut penilaian atau skor alternatif dari setiap jenis pernyataan yang

    digunakan dalam penelitian. Penilaian dalam kuesioner yang dibuat

    menggunakan skala penelitian 1 sampai 4.

Tabel 3. Penilaian Skor Pernyataan

Jenis Pernyataan        Jenis Jawaban                     skor

Positif                 SS (Sangat Setuju)                4

                        S (Setuju)                        3

                        TS (Tidak Setuju)                 2

                        STS (Sangat Tidak Setuju)         1

Sumber: Canyaning (2003)


    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
instrumen penelitiannya adalah sebagai berikut:
38




Tabel 4. Instrumen Penelitian
    Variabel                    Indikator                No.    Sumber
                                                        item
   Kompetensi     Tingkat          Tingkat             1,2      Auditor
                  pendidikan       pendidikan
                                   Formal

                  Pelatihan dan    Pelatihan dan       3,4,5    Auditor
                  pengalaman       keahlian khusus
                                   yang dimiliki
                                   Dilakukan review    6,7      Auditor
                                   dan monitoring

                                   Pengalaman          8,9,10   Auditor
                                   Personel
                                   Jumlah auditor      11       Auditor
                                   Senior

                                                         12     Auditor
                  Pendidikan
                  profesional
                  yang
                  berkelanjutan
 Independensi     Independensi     Kejujuran dalam     13,14,   Auditor
 Auditor          dalam fakta      melaksanakan        15,16
                  (in fact)        audit




                  Independensi     Pemberian jasa      17       Auditor
                  dalam            lain,
                  penampilan       selain jasa audit
                  (in              oleh KAP
                  appearance)      Hubungan            18,19    Auditor
                                   auditor
                                   dengan klien
                                   diluar
                                   hubungan audit
                                   Besarnya fee        20,21    Auditor
                                   audit

                                   Waktu (lamanya) 22,23        Auditor
                                   penugasan audit
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

More Related Content

What's hot

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...Uofa_Unsada
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...Uofa_Unsada
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
Modul Pembelajaran Kapita Selekta Matematika
Modul Pembelajaran Kapita Selekta MatematikaModul Pembelajaran Kapita Selekta Matematika
Modul Pembelajaran Kapita Selekta MatematikaAdelia Ibrahim
 
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...Uofa_Unsada
 
ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...
ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...
ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...Uofa_Unsada
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentArie Purwanto
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiaermawidiana
 
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70DEPDIKNASBUD
 
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Henda Suhenda
 
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAKIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAermawidiana
 
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...Ntan Hitori De
 
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...Uofa_Unsada
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...Uofa_Unsada
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASUofa_Unsada
 
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...Uofa_Unsada
 

What's hot (19)

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
Modul Pembelajaran Kapita Selekta Matematika
Modul Pembelajaran Kapita Selekta MatematikaModul Pembelajaran Kapita Selekta Matematika
Modul Pembelajaran Kapita Selekta Matematika
 
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
 
ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...
ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...
ANALISIS TINGKAT KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) C...
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-Government
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
ANALISIS PENGALAMAN YANG TECERMIN DALAM PUISI ANGKATAN BALAI PUSTAKA-ANGKATAN 70
 
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
 
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAKIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
 
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
Pengaruh pelatihan-terhadap-produktivitas-kerja-karyawan---studi-pada-cv.-rob...
 
G
GG
G
 
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
 
Kti wa ode eminur fatmawati togala
Kti wa ode eminur fatmawati togalaKti wa ode eminur fatmawati togala
Kti wa ode eminur fatmawati togala
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
 
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
 

Viewers also liked

Suivi des temps et préparation de la paie - Biloba
Suivi des temps et préparation de la paie - BilobaSuivi des temps et préparation de la paie - Biloba
Suivi des temps et préparation de la paie - BilobaLokoa
 
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Primart Primart
 
Ippf 2013-indonesian
Ippf 2013-indonesianIppf 2013-indonesian
Ippf 2013-indonesianMas Kris
 
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September 2007
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September  2007Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September  2007
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September 2007fti_ubl
 
Planned Behavior Theory
Planned Behavior TheoryPlanned Behavior Theory
Planned Behavior Theorymankoma2012
 
SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1
SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1
SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1ndriehs
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...IRAWANPERWANDA
 
Surat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianSurat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianBisyri Samsuri
 
Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041
Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041
Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041Alif Mahardika
 
Pedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur AkuntansiPedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur Akuntansiamaen
 
Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...
Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...
Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...Salomo Matondang
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructioninfosanitasi
 

Viewers also liked (15)

Suivi des temps et préparation de la paie - Biloba
Suivi des temps et préparation de la paie - BilobaSuivi des temps et préparation de la paie - Biloba
Suivi des temps et préparation de la paie - Biloba
 
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
Analisis Faktor2 yg mempengaruhi Kualitas Ausit di BPK RI (simposium)
 
Kecerdasan spiritual
Kecerdasan spiritualKecerdasan spiritual
Kecerdasan spiritual
 
Ippf 2013-indonesian
Ippf 2013-indonesianIppf 2013-indonesian
Ippf 2013-indonesian
 
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September 2007
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September  2007Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September  2007
Pedoman Penulisan Tugas Akhir Si Ka September 2007
 
Planned Behavior Theory
Planned Behavior TheoryPlanned Behavior Theory
Planned Behavior Theory
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
 
SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1
SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1
SOAL ULANGAN PENGELOLAAN INFORMASI 1
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 
Surat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitianSurat keterangan penelitian
Surat keterangan penelitian
 
Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041
Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041
Microsoft Word - DOK KUALIFIKASI SDN 041
 
Pedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur AkuntansiPedoman Skripsi Jur Akuntansi
Pedoman Skripsi Jur Akuntansi
 
Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...
Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...
Seminar proposal skripsi - Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap K...
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean constructionPelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
Pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dan clean construction
 

Similar to Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkayogieardhensa
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...Muhamadawalludinapri
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuyogieardhensa
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Adi Lopez
 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramancelotehlucu82
 

Similar to Pengaruh kompetensi dan independensi auditor (20)

Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangka
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
1947 h-2011
1947 h-20111947 h-2011
1947 h-2011
 
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
 
Skripsi analisis
Skripsi  analisisSkripsi  analisis
Skripsi analisis
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
 
2008050610224801312168
20080506102248013121682008050610224801312168
2008050610224801312168
 
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kukFaktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
 
achmad (2).pdf
achmad (2).pdfachmad (2).pdf
achmad (2).pdf
 
Laporan kkn ( indah )
Laporan kkn ( indah ) Laporan kkn ( indah )
Laporan kkn ( indah )
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
 
Bab i,v
Bab i,vBab i,v
Bab i,v
 
Bab i,v
Bab i,vBab i,v
Bab i,v
 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuraman
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamyogieardhensa
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopyogieardhensa
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahyogieardhensa
 

More from yogieardhensa (19)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio saham
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shop
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariah
 

Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

  • 1. PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: ADITYA WIRAMURTI 05412144004 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010
  • 2. ii
  • 3. iii
  • 4. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Aditya Wiramurti NIM : 05412144004 Program Studi : Akuntansi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi Judul Tugas Akhir : PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI YOGYAKARTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan. Yogyakarta, 22 November 2010 Penulis, Aditya Wiramurti NIM. 05412144004
  • 5. MOTTO “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan padanya jalan menuju ke surga” (H.R. Muslim). “Bermimpilah... Karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.....” (Nidji). “Nasib saya ada ditangan saya sendiri. Maju atau mundur, tergantung pada diri sendiri” (Afifah A.). “Work and pray makes all the things HAPPEN” (Penulis). v
  • 6. PERSEMBAHAN Dengan mengucap rasa Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini dengan segala kerendahan hati untuk orang-orang yang mencintai dan menyayangiku dengan penuh ketulusan... ♥ My dad n my mam, thank’s for All... I can’t life without you.... ♥ My big family...because you’re my everything..... ♥ Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang kubanggakan… vi
  • 7. BINGKISAN Kubingkiskan karya kecil ini untuk: Eliana, thank’s for All my friend…. Tiga Driver berpengalaman (Ando, Budi dan Gama), terima kasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan kenangan yang terindah yang tak terlupakan. Achie and Family, terima kasih atas segala bentuk perhatian dan dukungannya di masa lalu. Wish me luck…!! Ivan Dibyo, terima kasih atas kerjasama dan masukannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Nopan, terima kasih atas bantuan dan keceriaan yang gila sewaktu di Bandung, penulis tidak akan pernah lupa peristiwa tersebut. Hasta, yang telah memberikan motivasi dan kritik-kritik yang pedas kepada penulis. Rey, Ian, Siam, Browni, Andy, Terry, Boiem, Slamet, Lukman dkk Kost B29 tercinta, yang selama ini telah memberikan suka duka menjadi anak kost. Horas, yang telah menjadi penyemangat di saat aku sendirian. Teman-temanku semua Akuntansi angkatan 2005, especially NR-B. Terima kasih atas segala keceriaan dan kegilaan yang telah kita lalui selama ini. Chayo…!!! vii
  • 8. PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI YOGYAKARTA Oleh: ADITYA WIRAMURTI 05412144004 ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, dan pengaruh antara Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta dengan sampel penelitian sebanyak 38 auditor yang diambil menggunakan teknik Simple Random Sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kompetensi dan Independensi Auditor, sedangkan variabel dependennya adalah Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif, regresi sederhana dan regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan: (1). Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Auditor (X1) dengan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,7507 > 2,028094). Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,417 dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,174. (2). Terdapat pengaruh yang signifikan antara Independensi Auditor (X2) dengan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,377 > 2,028094). Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,368 dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,136. (3). Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor (X2) terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (7,561 > 5,518). Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,490 dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,240. viii
  • 9. KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta”. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Sardiman A.M., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Rr. Indah Mustikawati, M.Si, Ak., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus Dosen Pembimbing yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. ix
  • 10. 4. Dhyah Setyorini, M.Si, Ak., Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan kepada penulis. 5. Bapak Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 6. Bapak, Ibu, Saudara/i Akuntan Publik di Yogyakarta, yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang disebarkan penulis. 7. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Akhir kata semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan rahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak- pihak yang membutuhkannya. Yogyakarta, 22 November 2010 Penulis Aditya Wiramurti x
  • 11. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv MOTTO ...................................................................................................... v PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi BINGKISAN .............................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..........xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7 C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7 D. Rumusan Masalah ................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ................................................................... 8 xi
  • 12. BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ..................... 10 A. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) ................. 10 1. Pengertian Kelangsungan Usaha ......................................... 10 2. Kantor Akuntan Publik (KAP) .............................................. 11 3. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)............. 14 B. Kompetensi Auditor ................................................................... 16 1. Tingkat Pendidikan Auditor ................................................. 17 2. Pelatihan dan Pengalaman Auditor ........................................ 18 C. Independensi Auditor ................................................................. 21 D. Penelitian Relevan ..................................................................... 26 E. Kerangka Berpikir ..................................................................... 29 F. Model Penelitian ........................................................................ 30 G. Hipotesis Penelitian ................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 32 B. Jenis Penelitian .......................................................................... 32 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 33 D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 33 E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 35 F. Instrumen Penelitian .................................................................. 36 G. Uji Coba Instrumen ................................................................... 39 1. Uji Validitas ........................................................................ 39 xii
  • 13. 2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 41 H. Teknik Analisis Data ................................................................. 42 1. Uji Normalitas ..................................................................... 42 2. Uji Linieritas ........................................................................ 44 3. Uji Multikolineritas .............................................................. 45 4. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 46 I. Pengujian Hipotesis ................................................................... 47 1. Regresi Linier Sederhana ..................................................... 47 2. Regresi Linier Berganda ...................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 50 A. Deskripsi Sampel Penelitian ...................................................... 50 B. Deskripsi Responden ................................................................. 52 C. Deskripsi Variabel Penelitian ..................................................... 56 1. Kompetensi Auditor ............................................................. 56 2. Independensi Auditor ........................................................... 58 3. Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta ............................ 60 D. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 62 1. Uji Hipotesis Linear Sederhana ............................................ 62 2. Uji Hipotesis Linear Berganda .............................................. 66 E. Pembahasan ............................................................................... 69 F. Keterbatasan .............................................................................. 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 75 A. Kesimpulan ............................................................................... 75 xiii
  • 14. B. Saran ......................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78 LAMPIRAN ................................................................................................. 81 xiv
  • 15. DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Daftar KAP di Yogyakarta ...................................................................... 33 2. Nama KAP dan Jumlah sampel ............................................................... 36 3. Penilaian Skor Pernyataan ....................................................................... 37 4. Instrumen Penelitian ................................................................................ 37 5. Hasil Uji Validitas ................................................................................... 40 6. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 41 7. Hasil Uji Normalitas Data ........................................................................ 42 8. Model Summary Regresi ......................................................................... 45 9. ANOVA Regresi ..................................................................................... 45 10. Hasil Uji Multikolineritas ....................................................................... 46 11. Data Responden Berdasarkan Jabatan ..................................................... 52 12. Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .................................... 53 13. Data Responden BerdasarkanJenjang Pendidikan ................................. . 54 14. Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................................................... 55 15. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor ...................... 57 16. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor .................... 59 17. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta ............................................................................................. 61 18. Model Summary Regresi X1 terhadap Y ................................................. 63 19. Koefisien Regresi X1 terhadap Y ............................................................. 63 xv
  • 16. 20. Model Summary Regresi X2 terhadap Y .................................................. 65 21. Koefisien Regresi X2 terhadap Y ............................................................. 65 22. Model Summary Regresi X1, X2 terhadap Y ............................................. 67 23. Koefisien Regresi X1, X2 terhadap Y........................................................ 67 xvi
  • 17. DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Hierarki Kantor Akuntan Publik .......................................................... 12 2. Model Penelitian .................................................................................. 30 3. Histogram Hasil Pengujian Asumsi Normalitas .................................... 43 4. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan P-Plot .............................. 44 5. Grafik Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 47 6. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ......................... 53 7. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........ 54 8. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ..... 55 9. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor . 57 10. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor 59 11. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta ...................................................................................... 62 xvii
  • 18. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Kuesioner (Instrumen Penelitian) ......................................................... 83 2. Tabel Data Uji Instrumen .................................................................... 90 3. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 93 4. Data Hasil Penelitian .......................................................................... 97 5. Perhitungan Kecenderungan Frekuensi ................................................ 100 6. Uji Normalitas ..................................................................................... 103 7. Uji Linearitas ...................................................................................... 103 8. Uji Multikolineritas ............................................................................ 104 9. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 104 10. Hasil Regresi ...................................................................................... 105 11. Daftar KAP di Yogyakarta ................................................................. 109 12. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 111 xviii
  • 19. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Ketika seorang investor akan melakukan investasi pada suatu perusahaan, ia perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut terutama menyangkut kelangsungan usaha perusahaan. Informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Informasi akuntansi tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, ada kecenderungan pihak manajemen perusahaan untuk memanipulasi kinerja laporan keuangan perusahaan dengan cara memperbaiki laporan keuangan sedemikian rupa sehingga tampak lebih baik dari semestinya dengan tujuan untuk mendapatkan penilaian yang positif atas tanggung jawabnya sebagai pihak yang mengelola perusahaan. Untuk memastikan kesesuaian antara laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dengan standar akuntansi yang ada, maka laporan keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang bebas, tidak memihak atau independen. Pihak yang bisa melakukan audit atas laporan keuangan tersebut adalah auditor independen atau akuntan publik. Dalam hal ini, akuntan publik berfungsi sebagai pihak ketiga yang menghubungkan pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan dan berkepentingan untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen dapat dipercaya sebagai dasar dalam membuat 1
  • 20. 2 keputusan. Tanpa menggunakan jasa akuntan publik, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Di sisi lain, pemakai laporan keuangan juga menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan auditor yang berupa laporan audit. Laporan auditor penting sekali dalam suatu audit karena laporan tersebut dapat menginformasikan tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya selama periode waktu tertentu dan membuktikan kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan oleh klien. Auditor juga harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan permasalahan mengenai kelangsungan usaha perusahaan klien. Semakin banyaknya K a n t o r A k u n t a n P u b l i k ( KAP) yang berdiri, menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar KAP tersebut. Persaingan yang ketat di zaman sekarang ini membuat Kantor Akuntan Publik harus dapat mempertahankan mutu jasa audit agar dapat mempertahankan eksistensi atau kelangsungan usahanya. Jika mutu jasa audit dalam suatu KAP tidak diakui lagi, maka tidak mungkin KAP tersebut tidak akan terpakai lagi dan akhirnya tidak dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Eksistensi KAP ditentukan oleh mutu jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit. Untuk menghasilkan jasa audit yang berkualitas, auditor harus berpedoman pada Standar Auditing dan Aturan Etika Akuntan Publik. Standar auditing menurut Munawir (1999:30) digunakan sebagai pedoman mutu profesional
  • 21. 3 auditor independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit, sedangkan bagi masyarakat umum Standar Auditing merupakan jaminan keyakinan akan mutu audit yang dilakukan oleh auditor. Sedangkan aturan etika digunakan sebagai sarana yang menjadi dasar kepercayaan masyarakat terhadap kualitas atau mutu jasa yang diberikan oleh profesi akuntan tanpa memandang siapa individu yang melaksanakannya. Dalam hal ini kompetensi dan independensi merupakan bagian dari Standar Auditing dan juga termasuk dalam Aturan Etika Akuntan Publik. Kompetensi berkaitan dengan kemampuan, keahlian dan pengalaman dari auditor (Christiawan:2002). Sedangkan independensi adalah sikap auditor yang jujur, bebas, tidak memihak dan tidak mudah dipengaruhi (Christiawan:2002). Kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik ditentukan oleh mutu jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit. Untuk menghasilkan mutu jasa audit yang berkualitas, auditor harus berpedoman pada Standar Auditing dan Kode Etik Profesi. Menurut Munawir (1999: 30), Standar auditing digunakan sebagai ukuran mutu profesional (professional qualities) auditor independen dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor, sedangkan bagi masyarakat umum Standar Auditing merupakan jaminan keyakinan akan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik, hasilnya bukan hanya untuk kepentingan klien tapi juga untuk pihak ketiga yang meliputi para investor, kreditor, lembaga keuangan, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan klien yang telah diaudit oleh akuntan publik. Adanya harapan yang
  • 22. 4 besar baik dari manajemen maupun pemakai laporan keuangan yang menuntut akuntan publik untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu audit yang dilakukan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa yang diberikan akuntan publik akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri, misalnya terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Christiawan: 2002). Dalam kasus Raden Motor pada tahun 2009, seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari dari BRI Cabang Jambi pada tahun 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut. Fitri Susanti, kuasa hokum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini. Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI. Sedangkan skandal di luar negeri, Raju, mantan pemimpin Satyam, awal tahun lalu mengakui perbuatannya, telah memalsukan keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan, ia mengatakan telah membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun
  • 23. 5 dan meningkatkan neracanya hingga Iebih dari US$ 1 miliar. Satyam merupakan perusahaan teknologi informasi outsourcing terbesar keempat di India. Kliennya terdiri atas Nestle, General Electric, dan General Motors. Akibat kasus ini, perusahaan kemudian diambil alih oleh Tech Mahindra dengan nilai US$ 600 juta untuk kepemilikan mayoritas. Atas pengakuan itu, ia menghadapi dakwaan konspirasi, kecurangan, hingga pemalsuan. Ia kemudian menarik kembali pengakuannya. Namun polisi menetapkan surat itu merupakan pengakuan penipuan yang sifatnya sukarela. Pengadilan di India mulai mengadili pendiri perusahaan teknologi informasi Satyam, B. Ramalinga Raju, yang dituduh melakukan penipuan terbesar dalam sejarah korporasi negara itu. Modus kasus ini mirip skandal rekayasa laporan keuangan Enron, perusahaan raksasa listrik dan gas asal Texas, Amerika Serikat. Dalam konteks skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahannya adalah kompetensi atau keahlian auditor tersebut. Namun jika yang terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut, maka inti permasalahannya adalah independensi auditor tersebut. Terkait dengan konteks inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat kompetensi dan independensi auditor saat ini dan apakah kompetensi dan independensi auditor tersebut berpengaruh terhadap mutu jasa audit yang dihasilkan oleh akuntan publik.
  • 24. 6 Mutu jasa audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi (Christiawan: 2002), sedangkan kualitas pemeriksaan ditentukan oleh persepsi masyarakat atas independensi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan. Kompetensi dan independensi merupakan bagian dari standar auditing dan termasuk juga di dalam etika profesional. Kompetensi berkaitan dengan kemampuan, keahlian dan pengalaman dari auditor (Christiawan: 2002). Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian sebagai auditor, seseorang harus telah memperoleh pendidikan formal, pelatihan teknis yang kemudian diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit (Munawir, 1999: 32). Pengalaman merupakan unsur profesi terpenting karena akan mempengaruhi kemampuan auditor untuk mengetahui kekeliruan dan pelatihan yang dilakukan akan meningkatkan keahlian dalam melakukan audit. Sedangkan independensi adalah sikap auditor yang jujur, tidak memihak, dan tidak mudah dipengaruhi (Christiawan: 2002). Menurut Munawir (1999: 35) independensi akuntan publik menyangkut dua aspek yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan independensi dalam penampilan (independence in appearance). Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Walaupun auditor dapat mempertahankan independensinya, namun apabila pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yakin bahwa auditor memihak kepada auditee maka opini dari hasil audit yang telah dibuat
  • 25. 7 auditor tidak akan dapat dipercaya lagi. Mengingat kompleksitas pekerjaan audit menuntut tanggung jawab yang besar, maka penting bagi auditor yang bekerja di suatu Kantor Akuntan Publik untuk memiliki kompetensi dan independensi yang tinggi. Menurut Nugrahaningsih (2005) dalam Nizarul, dkk. (2007) kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Seorang auditor berkewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor inilah yang menjadi pertimbangan bagi para pihak yang membutuhkan jasa audit untuk menggunakan jasa mereka. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang Kantor Akuntan Publik sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada pemakai. Jika pemakai merasa Kantor Akuntan Publik memberikan jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat. Para pembaca laporan audit yang merasa yakin akan kompetensi dan independensinya, maka secara tidak langsung hal ini akan membawa pengaruh terhadap eksistensi atau kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik dimana auditor tersebut bertugas (Canyaning, 2003). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Canyaning (2003) dan Christiawan (2002). Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu penelitian terdahulu menggunakan objek penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Malang (Canyaning) dan Surabaya
  • 26. 8 (Christiawan) sedangkan dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Yogyakarta. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya skandal keuangan yang melibatkan profesi akuntan publik, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. 2. Persaingan yang ketat membuat Kantor Akuntan Publik harus dapat mempertahankan eksistensi atau kelangsungan usahanya. 3. Sulitnya mempertahankan objektifitas yang dapat mempengaruhi auditor dalam mewujudkan independensinya. 4. Sulitnya auditor dalam mempertahankan kompetensi dan independensi dalam melaksanakan tugasnya. C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian maka diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah dalam penelitian ini mencakup Kompetensi dan Independensi Auditor yang mempengaruhi Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.
  • 27. 9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta? 2. Apakah terdapat pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta? 3. Apakah terdapat pengaruh antara Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.
  • 28. 10 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoristis a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya dalam bidang audit. b) Bagi para peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Kantor Akuntan Publik, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam praktik Akuntan Publik. b) Bagi penulis, dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang auditing ke dalam kondisi yang nyata.
  • 29. BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) 1. Pengertian Kelangsungan Usaha Going concern adalah suatu asumsi akuntansi bahwa perusahaan akan berjalan terus sampai pada masa yang tak dapat ditetapkan, atau cukup lama untuk melaksanakan rencananya (Sujana Ismaya, 2006). Dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang. Selain melakukan pendekatan secara komprehensif dan menyusun kebijakan dan prosedur yang sesuai, profesi akuntan melalui Ikatan Akuntan Indonsesia telah menerbitkan PSAK dan SPAP baru. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pedoman pelaksanaan pengauditan dalam praktek audit yang makin kompleks. 10
  • 30. 11 a. PSAK (Indonesian GAAP) Mengantisipasi perubahan- perubahan yang terjadi selama krisis, pihak pembuat regulasi dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia merespon dengan mengeluarkan sejumlah PSAK baru diantaranya : 1) PSAK 46 = International Accounting Standard (IAS) 12 Akuntansi untuk pajak pendapatan yang ditangguhkan (deffered income tax accounting) yang berlaku mulai Januari 1999 untuk perusahaan yang go public dan Januari 2001 untuk perusahaan yang belum go public. PSAK ini muncul karena kebutuhan untuk mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang untuk pemulihan nilai aktiva yang diakui pada neraca perusahaan atau pelunasan nilai tercatat kewajiban yang diakui pada neraca perusahaan. 2) PSAK 48 = IAS 36 Impairment of Assets yang berlaku Januari 2000. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aktiva yang turun nilainya dan konsekuensi penurunan nilai tersebut. 3) PSAK 55 = Statement of Financial Accounting Standarts (SFAS) 133 Akuntansi untuk derivative dan hedging (lindung nilai). Pernyataan ini memperlakukan akuntansi untuk instrument derivative, termasuk instrument derivative tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya dan aktivitas lindung nilai 4) PSAK 52 yang dalam hal tertentu sama dengan SFAS 52 PSAK ini mengatur mengenai mata uang yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang pelaporan, dimana hal ini dimungkinkan untuk dilakukan mengingat nilai rupiah sangat fluktuatif. 5) PSAK 54 = SFAS 15 Akuntansi untuk restrukturasi hutang dan piutang bermasalah, bagi bagi debitur maupun kreditur. 6) PSAK 51 Akuntansi untuk kuasi-reorganisasi. Pernyataan ini mengatur tentang pelaksanaan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan yang merekstrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aktiva dan kewajibannya tanpa melalui reorganisasi secara hukum.
  • 31. 12 b. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) / Indonesian GAAS Selain PSAK, standar untuk melakukan pengauditan juga makin dikembangkan melalui perubahan yang terjadi sebagaimana dipaparkan didepan. Peraturan-peraturan baru yang muncul diantaranya bertkaitan dngan : 1) Audit untuk Partai Politik (disyaratkan oleh UU No. 3 tahun 1999) yang harus dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum 2) Sanksi kepada auditor yang memberikan opini yang tidak sesuai 3) Dampak Keputusan Bapepam No. 49 tentang penangguhan kerugian nilai tukar terhadap opini audit (IPSA 29.04) Januari 1999. 4) Usulan standar atestasi yang kurang lebih sama dengan yang ada pada Statement on Auditing Standarts (SAS) Amerika. 5) Pertimbangan auditor terhadap memburuknya kondisi ekonomi (IPSA 30.01), Maret 1998 dibuat. Bagi perusahaan yang terkena dampak memburuk kondisi ekonomi dan dampak yang mempengaruhi kelangsungan hidupnya, perusahaan perlu menyusun rencana-rencana manajemen. Rencana-rencana tersebut menggambarkan tindakan-tindakan apa yang dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi masalah going concern. Rencana-rencana yang dibuat oleh manajemen tersebut menjadi dasar bagi auditor untuk melakukan penilaian selanjutnya. Evaluasi yang mendalam atas rencana manajemen harus dilakukan untuk memberikan penilaian atas kelayakan rencana-rencana yang dibuat. Setelah melakukan evaluasi secara kritis kritis terhadap rencana-rencana manajemen, jika auditor menyimpulkan bahwa masih terdapat keragu-raguan yang besar tentang apa yang akan terjadi ke depan auditor harus men ‘disclose’ peristiwa dan situasi yang menurut auditor sangat mendasar dalam
  • 32. 13 catatan atas laporan keuangan. Selain itu auditor juga harus menambahkan satu paragraf tambahan yang menekankan pada masalah yang menjadi concern auditor. Perusahaan yang mengalami masalah going concern tetapi tidak menyusun rencana manajemen dapat diberikan opini going concern qualification. Jika terdapat keragu-raguan yang besar, auditor dapat memberikan opini disclaimer. Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern merupakan tanggung jawab utama director dan tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan (Setiawan, 2006). Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang
  • 33. 14 terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. 2. Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk menjalani profesi akuntan publik, seseorang harus memiliki register akuntan yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan RI sebagaimana diatur pada pasal 3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan. Nomor Register Akuntan hanya dapat diberikan oleh Departemen Keuangan RI kepada: a. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. b. Orang yang lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian ini diperuntukkan bagi lulusan dari jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi Swasta (Fakultas Ekonomi dan STIE) dan lulusan Fakultas Ekonomi Negeri yang belum mendapat persetujuan Dirjen Pendidikan Tinggi untuk dibebaskan dari UNA (Abdul Halim, 2003: 13). Untuk melaksanakan tugasnya, seorang akuntan publik bekerja pada kantor akuntan publik. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut pasal 6 SK. Menkeu No. 43/ 1997, izin untuk membuka Kantor Akuntan Publik (KAP) akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan sebagai berikut: Badan usaha KAP dapat berbentuk: 1) Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan. 2) Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut Rekan (Partner) dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan.
  • 34. 15 Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Memiliki izin akuntan publik. 2) Menjadi anggota IAPI. 3) Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang diantaranya memiliki register negara untuk akuntan. 4) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 5) Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu. 6) Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP. 7) Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain. 8) Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan- persyaratan di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Memiliki NPWP KAP. 2) Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris. 3) Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik. 4) Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan publik. 5) Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan. 6) Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
  • 35. 16 KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan publik yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, menggunakan nama seorang atau lebih Rekan akuntan publik dan ada penambahan kata “& Rekan” di belakangnya apabila jumlah akuntan publik pada KAP tersebut lebih banyak dari jumlah akuntan publik yang namanya tercantum sebagai nama KAP. Nama KAP dilarang menggunakan singkatan atau penggalan nama. KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing. KAP dapat mencantumkan nama KAP atau organisasi audit asing tersebut pada dokumennya setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Penulisan huruf nama KAP atau organisasi audit tidak boleh melebihi besarnya huruf nama KAP. PARTNER MANAJER AKUNTAN SENIOR AKUNTAN YUNIOR Gambar 1. Hirarki Kantor Akuntan Publik Sumber: Abdul Halim (2003: 17)
  • 36. 17 Hirarki staf organisasi KAP pada umumnya seperti yang digambarkan sebagai berikut : a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas mereview (menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit, menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit. b. Manajer, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien, mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih rinci terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit. c. Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggung jawab langsung terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review pekerjaan para akuntan yunior di bawahnya. d. Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan. Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan SPAP (SA Seksi 150. 02): 1) Standar Umum a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2) Standar Pekerjaan Lapangan a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
  • 37. 18 3) Standar Pelaporan a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Sebagai upaya untuk menjaga mutu audit, organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap klien, masyarakat umum dan pemerintah. Dalam SPAP (SPM Seksi 100. 03) dijelaskan bahwa sistem pengendalian mutu KAP mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan professional dengan SPAP. Sistem pengendalian mutu harus komperhensif dan harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik KAP. Kemudian untuk menjaga kredibilitas auditor, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan. 3. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) Kantor Akuntan Publik (KAP) pada umumnya menawarkan beberapa tipe jasa tergantung pada kapasitas dan kebutuhan kliennya. Pendapat Arens dan Loebecke (1991 : 13) menyatakan ada 4 kategori jasa yang disediakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) :
  • 38. 19 1) Kegiatan Pembuktian / pengujian (attestation service) Kegiatan pembuktian / pengujian meliputi semua kegiatan Kantor Akuntan Publik dimana diterbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan dari pernyataan tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak. Ada tiga jenis pembuktian : (a) Audit Laporan Keuangan historis (b) Review Laporan Keuangan Historis (c) Jasa Atestasi lainnya 2) Jasa Akuntansi serta administrasi pembukuan Jasa Kantor Akuntan Publik dalam membantu kliennya untuk menyiapkan jurnal dan buku besar dalam beberapa kasus laporan keuangan tersebut diserahkan kepada pihak ke-3. Untuk jasa tersebut disertai juga dengan review / bahkan audit ( compilation report) dalam beberapa laporan tersebut Kantor Akuntan Publik tidak menyediakan assurance. 3) Penyuluhan pajak Kantor Akuntan Publik menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahaan dan persorangan baik yang merupakan kliennya maupun yang bukan. 4) Konsultasi manajemen Jasa Kantor Akuntan Publik dalam menyediakan rekomendasi kepada manajemen bagaimana menjalankan perannya secara efektif misalnya pemberian saran sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi menyusun strategi pemasaran, memanfaatkan instalasi komputer yang ada dengan sebaik-baiknya dan konsultasi asuransi. Kepercayaan publik (public trust) merupakan sesuatu yang membuat akuntan publik tetap bertahan dalam kelangsungan usahanya, peran sosial Akuntan Publik dalam masyarakat adalah menyediakan suatu keyakinan memadai (reasonable assurance) bahwa asersi yang dibuat manajemen telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) dan bebas dari salah saji materiil baik yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Kantor Akuntan Publik dapat terus bertahan di dalam bisnis dikarenakan oleh mutu jasa audit yang dihasilkan dapat memuaskan publik, yang di dalamnya meliputi profesionalisme, independensi, kredibilitas, dan kualitas audit (Canyaning, 2003). Sikap profesionalisme Kantor Akuntan Publik merupakan suatu mentalitas professional yang menemukan kompetensi, tingkah laku dan komitmen sebagai
  • 39. 20 Kantor Akuntan Publik. Apabila gagal mempertahankan sikap profesionalisme maka Kantor Akuntan Publik tersebut akan kehilangan kepercayaan publik. Sedangkan Kepercayaan publik merupakan salah satu nilai yang membuat Kantor Akuntan Publik tersebut bertahan. Kehilangan kepercayaan publik karena mutu jasa audit yang dihasilkan kurang memuaskan maka akan mempengaruhi kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik tersebut, maka untuk mempertahankan mutu jasa audit yang berkualitas, Kantor Akuntan Publik harus dapat meningkatkan sikap profesionalisme auditor-auditor di dalamnya, dan kualitas auditnya (Canyaning, 2003). B. Kompetensi Auditor Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Dalam Kamus Besar Indonesia, kompetensi diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”. Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif. Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan
  • 40. 21 kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Susanto (2000) dalam Nizarul, dkk. (2007) menyatakan bahwa definisi tentang kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Lee dan Stone (1995) dalam Eunike (2007) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Sedangkan menurut Christiawan (2005) kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman yang memadai dalam bidang akuntansi dan pemeriksaan atau audit. Sementara itu, Abdul Halim (2003: 49) mengemukakan bahwa kompetensi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing, dan pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor profesional. 1. Tingkat Pendidikan Auditor Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memilki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka punya. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti disyaratkan pada Prinsip Etika. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 (dua) fase yang terpisah:
  • 41. 22 a) Pencapaian Kompetensi Profesional Pencapaian kompetensi profesional pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian professional dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota. b) Pemeliharaan Kompetensi Profesional (1) Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan selama kehidupan profesional anggota. (2) Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukankesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk di antaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan peraturan lainnya, baik nasional maupun internasional yang relevan. (3) Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten dengan standar nasional dan internasional. (http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai.php.htm) 2. Pelatihan dan Pengalaman Auditor Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal: mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab kesalahan. Kompetensi seorang auditor dapat diukur melalui banyaknya ijazah atau sertifikat yang dimiliki serta banyaknya keikutsertaan yang bersangkutan dalam pelatihan-pelatihan, seminar. Semakin banyak sertifikat yang dimiliki dan semakin sering mengikuti pelatihan atau seminar diharapkan auditor yang bersangkutan akan semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya. Pemeriksaan
  • 42. 23 atau audit harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang akuntan publik yang memiliki keahlian dalam bidangnya dan telah menjalani latihan teknis yang cukup. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum SPAP (SA Seksi 210. 03). Seorang auditor juga harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia bisnis dan lingkungan profesinya. Dengan adanya pendidikan, pelatihan, dan pengalaman, auditor mempunyai kemampuan untuk menilai secara objektif dan dapat menggunakan pertimbangannya tanpa memihak. Seorang auditor harus cukup mampu untuk memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan kompeten untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan, agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan yang tepat (Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, 1995: 2). Menurut Libby (1995) dalam Ramaraya (2005) berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks. Dengan demikian maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat ini didukung oleh Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Herliansyah (2006) yang menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman. Pemakai laporan keuangan auditan juga akan meragukan kewajaran laporan keuangan yang diterimanya jika diketahui bahwa akuntan yang
  • 43. 24 melakukan audit ternyata tidak memiliki kompetensi dalam bidangnya. Tidak adanya kompetensi akan menyebabkan laporan keuangan auditan yang disajikan salah dan prosedur audit yang diterapkan akuntan publik tidak mampu mendeteksi adanya salah saji material. Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Penelitian yang dilakukan oleh Libby and Frederick (1990) dalam Ida Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan dalam laporan keuangan. Selain itu mereka dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Secara umum ada lima jenis pengetahuan yang harus dimiliki auditor yaitu pengetahuan umum, area fungsional, isu akuntansi, industri khusus, dan pengetahuan bisnis umum serta penyelesaian masalah (Eunike: 2007). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi merupakan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium dan lain-lain seperti : a) USAP (Ujian Sertifikat Akuntan Publik). b) PPB (Pendidikan Profesi Berkelanjutan).
  • 44. 25 c) Pelatihan-pelatihan intern dan ekstern. d) Keikutsertaan dalam seminar, simposium dan lain-lain. Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu: a) Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan akuntansi. b) Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. c) Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula. d) Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda. Menurut Herawaty (2008) gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan dalam lima dimensi profesionalisme, yaitu: a) Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki serta keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. b) Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun kalangan profesional lainnya karena adanya pekerjaan tersebut. c) Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan bahwa seorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien dan mereka yang bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional. d) Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai apakah suatu pekerjaan yang dilakukan profesional atau tidak adalah rekan sesame profesi, bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan tersebut. e) Hubungan dengan sesama profesi adalah dengan menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di dalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam melaksanakan pekerjaan.
  • 45. 26 C. Independensi Auditor Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010, 41-42) Independen artinya tidak mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun. Untuk memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya, akuntan publik harus bersikap independen karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Independensi menghindarkan diri dari hubungan yang bisa merusak objektifitas seorang auditor dalam melakukan jasa atestasi. Independensi merupakan sikap pikiran seseorang yang dicirikan oleh pendekatan integritas dan objektivitas tugas profesionalnya terlepas dari kepentingan pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya. Begitu banyak pihak yang menggantungkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan terhadap kelayakan laporan keuangan berdasarkan laporan auditor karena mereka ingin mendapatkan suatu pandangan yang tidak memihak. Menurut Haryono Jusup (2001: 101) sikap mental independen auditor harus meliputi independen dalam fakta (independence in fact) dan independen dalam penampilan (independence in appearance). Independen dalam fakta adalah kemampuan auditor untuk bersikap bebas, jujur, dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Independen dalam fakta ini merupakan independen dalam diri auditor. Sedangkan independen dalam penampilan adalah independen dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
  • 46. 27 perusahaan yang diaudit yang mengetahui hubungan antara auditor dengan kliennya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik. Independensi sikap mental sulit diketahui oleh masyarakat karena masyarakat lebih cenderung menilai independensi penampilan akuntan publik daripada independensi sikap mental. Sikap auditor yang independen akan sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat umum dan hal ini sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Ada enam faktor yang mempengaruhi independensi menurut persepsi akuntan pemeriksa dan pihak-pihak yang menggunakan jasa-jasanya, yaitu: 1. Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan para kliennya. 2. Persaingan dalam menyediakan jasa audit diantara KAP. 3. Jasa non audit yang diberikan oleh kantor akuntan. 4. Hubungan audit yang lama antara suatu kantor akuntan dengan klien tertentu. 5. Ukuran KAP. 6. Besarnya “fee” audit (Supriyono, 1988). Lebih lanjut Munawir (1999: 35) menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan Bursa Efek, auditor akan dianggap tidak independen jika: 1. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya menjadi pimpinan/ direktur perusahaan klien. 2. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya melakukan pekerjaan akuntansi klien, termasuk pembuatan jurnal, pencatatan dalam buku besar, jurnal penutup dan penyusunan laporan keuangan. 3. Kantor akuntan dengan klien saling melakukan peminjaman pribadi (kepentingan keuangan) dalam jumlah materiil ditinjau dari jumlah kekayaan auditor yang bersangkutan. Independensi merupakan salah satu karakter yang sangat penting bagi profesi akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan (auditing) terhadap kliennya. Akuntan publik harus memenuhi kewajiban profesionalnya untuk
  • 47. 28 bersikap independen meskipun hal ini berarti bertentangan atau mengingkari kehendak kliennya dan berakibat akuntan publik tersebut tidak digunakan lagi oleh kliennya. Masyarakat menilai independensi akuntan publik biasanya tidak hanya secara individu tetapi dari segi profesi akuntan publik secara keseluruhan. Kepercayaan masyarakat akan menurun, jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang dalam menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen. Kecurigaan tersebut dapat berakibat hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik khususnya dalam pemberian jasa pemeriksaan akuntansi. Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia (KEAI) agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. Sepanjang persepsi independensi ini dimasukkan ke dalam aturan etika, maka hal ini akan mengikat auditor untuk menurut pada ketentuan profesi. Independensi merupakan dasar bagi akuntan publik untuk merumuskan dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksa. Apabila akuntan publik tetap memelihara independensi selama melaksanakan pemeriksaan, maka laporan keuangan yang telah diperiksa tersebut bertambah kredibilitasnya dan dapat diandalkan bagi pihak yang berkepentingan. Banyak pihak yang menggantungkan kepercayan terhadap kelayakan laporan keuangan berdasarkan laporan auditor, karena harapan pemakai laporan untuk mendapatkan suatu pandangan yang tidak memihak. Agar dipercaya masyarakat atas independensinya bagi kepentingan perkembangan profesi akuntan publik, auditor harus bebas dari setiap kewajiban klien, tidak mempunyai suatu kepentingan dengan klien. Auditor independen
  • 48. 29 tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, namun auditor harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan sikap independensinya. Bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis auditor jika auditor memihak salah satu kepentingan maka dia tidak bisa mempertahankan kebebasan pendapatnya, ia kehilangan sikap tidak memihak, berarti auditor tidak memiliki sikap mental independen. Independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara obyektif. Sepanjang persepsi independensi dimasukkan ke dalam aturan etika, hal ini akan mengikat auditor independen menurut ketentuan profesi. Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham atau komite audit. Kode Etik Akuntan Publik menyebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Carey dalam Mautz (1993:205) mendefinisikan independensi akuntan publik dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan. Independensi meliputi: 1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional. 2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak
  • 49. 30 memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox dalam Mautz dan Sharaf (1993) adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993:246). Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pemeliharaan independensi. Upaya dapat berupa persyaratan atau dorongan lain, hal-hal tersebut antara lain : 1. Kewajiban hukum, adanya sanksi hukum bagi auditor yang tidak independen. 2. Standar auditing yang berlaku umum, sebagai pedoman yang mengharuskan auditor mempertahankan sikap independen, untuk semua hal yang berkaitan dengan penugasan. D. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dari Canyaning (2003) Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Malang”. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa secara umum KAP di Malang cukup kompeten dan independensi KAP di Malang juga cukup baik. Secara bersama- sama variabel Kompetensi dan Independensi berpengaruh terhadap Kelangsungan
  • 50. 31 Usaha KAP di Malang. Akan tetapi secara parsial diantara variabel yang diteliti ternyata variabel Kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kelangsungan Usaha. Hal ini berarti bahwa Kompetensi dijadikan pertimbangan klien dalam memakai jasa suatu KAP. Sedangkan variabel Independensi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan Kelangsungan Usaha. Dengan kata lain dalam menggunakan jasa suatu KAP, klien tidak memperhatikan apakah KAP tersebut Independen ataupun tidak. Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel independen dan variabel Kelangsungan Usaha KAP sebagai variabel dependen. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada objek penelitian. Penelitian ini menggunakan objek KAP yang ada di wilayah Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu menggunakan obejek penelitian KAP yang ada di wilayah Malang. 2. Penelitian dari Christiawan (2002) Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya”. Penelitian ini mengangkat masalah apakah Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik dipengaruhi oleh independensi dan kompetensi. Dari penelitian ini diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kompetensi adalah kualitas pendidikan formal akuntansi, kurikulum pendidikan akuntansi yang berlaku, pengalaman dan pelatihan akuntan publik, sedangkan faktor yang mempengaruhi independensi adalah adanya hubungan bisnis, keuangan dan manajemen atau karyawan antara auditor dengan klien. Selain itu juga dapat diketahui pula bahwa
  • 51. 32 kompetensi dan independensi sangat berpengaruh terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP). Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel independen dan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik sebagai variabel dependen . Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada objek penelitian. Penelitian ini menggunakan objek penelitian KAP yang ada di Yogyakarta, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan objek penelitian KAP yang ada di Surabaya. 3. Penelitian dari Nizarul Alim, dkk (2007) Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independesi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”, berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa Kualitas Audit dapat dicapai jika auditor memiliki Kompetensi yang baik dimana Kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. Sementara itu, interaksi Kompetensi dan Etika Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Selanjutnya interaksi Independensi dan Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Hal ini berarti Kualitas Audit didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu bertahan dari tekanan klien disertai dengan perilaku etis yang dimiliki. Dalam kerangka yang lebih luas dapat disimpulkan bahwa Independensi dan Kompetensi Akuntan Publik sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan pemakai laporan keuangan auditan
  • 52. 33 (masyarakat) terhadap jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik khususnya jasa audit atas laporan keuangan. Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel independen. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada variabel dependen. Penelitian ini menggunakan variabel Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi sebagai variabel dependen. E. Kerangka Berpikir Laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan merupakan informasi yang penting untuk proses pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Dalam penyajian laporan keuangan, pihak manajemen ada kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut agar terlihat kinerja manajemen yang baik agar para investor tertarik untuk menginvestasikan modalnya. Informasi dari laporan keuangan tersebut akan bebas resiko dan lebih dipercaya oleh pihak luar jika telah diaudit. Pihak yang dapat mengaudit laporan keuangan ini adalah akuntan publik atau auditor. Seorang auditor bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan keuangan yang disajikan oleh klien. Untuk dapat memberikan jasa audit atas laporan keuangan, akuntan publik harus bergabung dalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor secara ideal di dalam menjalankan profesinya.
  • 53. 34 Kelangsungan hidup Kantor Akuntan Publik sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat akan menghargai Kantor Akuntan yang menetapkan standar kualitas yang tinggi dalam memberikan jasanya kepada masyarakat, khususnya jasa atestasi. Kepercayaan masyarakat terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) akan meningkat jika akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik memiliki kompetensi dan independensi. F. Model Penelitian Model penelitian ini bisa digambarkan sebagai berikut: Kompetensi Auditor (X1) 1 Kelangsungan Usaha KAP 3 (Y) Independensi Auditor 2 (X2) Gambar 2. Model Penelitian Keterangan : 1. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP). 2 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) 3 Pengaruh Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor secara simultan terhadap terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)
  • 54. 35 G. Hipotesis Penelitian Berdasarkan ulasan di atas maka hipotesis yang diajukan yaitu: H1: Terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP). H2: Terdapat pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP). H3: Terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP).
  • 55. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang ada di Yogyakarta. Waktu penelitian yaitu bulan Juni sampai dengan Juli 2010. B. Jenis Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berupa data primer yang diperoleh dari objek penelitian. Menurut Indriantoro (1999: 146) data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam penelitian ini menggunakan objek yaitu auditor yang bekerja di KAP-KAP yang berada di Yogyakarta. Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Dipilih Yogyakarta karena tingkat perekonomian untuk daerah Yogyakarta setiap tahun meningkat dan tumbuh berkembang. Selain itu, banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri dan bersaing di Yogyakarta yang tentunya untuk menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan angket. Angket merupakan metode pengumpulan data yang berisi kumpulan-kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden dan cara menjawab juga dilakukan secara tertulis. Angket diberikan kepada responden untuk menilai Kompetensi dan Independensi Auditor. Angket tersebut disebar secara personal yang disampaikan langsung oleh peneliti. 32
  • 56. 33 C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian) (Arikunto, 2007: 84). Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, karena tiap orang anggota dalam populasi itu derajat dan kualifikasinya sama atau setara, atau sama dan serupa tiada bedanya, setiap anggota populasi memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk disampel. Tabel 1. Daftar KAP di Yogyakarta No. Nama KAP Jumlah auditor 1. KAP Bismar, Muntalib & Yusuf 15 orang 2 KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan 10 orang Dadang 3 KAP Drs. Hadiono 4 orang 4 KAP. Hadori Sugiarto Adi & Rekan 16 orang 5 KAP Drs. Kumalahadi 10 orang 6 KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM, 8 orang Ak, 7 KAP Dra. Suhartati & Rekan 10 orang 8 KAP Drs. Henry & Sugeng 10 orang 9 KAP Drs. Inarejz Kemalawarta 5 orang Total auditor 88 orang Sumber : Data yang diolah D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Penelitian ini mempunyai dua variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat). Kompetensi Auditor sebagai variabel independen pertama (X1) dan Independensi
  • 57. 34 Auditor sebagai variabel independen kedua (X2), sedangkan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta sebagai variabel dependen (Y). Definisi operasional masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Variabel dependen penelitian ini adalah Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Kepercayaan publik (public trust) merupakan suatu hal yang membuat akuntan publik tetap bertahan dalam kelangsungan usahanya, peran sosial Akuntan Publik dalam masyarakat adalah menyediakan suatu keyakinan memadai (reasonable assurance) bahwa asersi yang dibuat manajemen telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) dan bebas dari salah saji materiil baik yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Kantor Akuntan Publik dapat terus bertahan di dalam bisnis dikarenakan oleh mutu jasa audit yang dihasilkan dapat memuaskan publik. Eksistensi KAP ditentukan oleh mutu jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit. Untuk menghasilkan jasa audit yang berkualitas, auditor harus berpedoman pada Standar Auditing dan Aturan Etika Akuntan Publik. Indikator yang digunakan untuk mengukur Kelangsungan Usaha dalam KAP tersebut adalah kepuasan klien, kualitas audit yang diberikan KAP, dan profesionalisme auditor. 2. Variabel Independen a) Kompetensi Auditor (X1) Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan akuntan publik sebagai
  • 58. 35 auditor. Kompetensi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing, serta pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor profesional. b). Independensi Auditor (X2) Independensi Auditor adalah sikap mental auditor untuk tidak mudah dipengaruhi, jujur, dan objektif dalam setiap melakukan audit. Sikap mental independensi auditor harus meliputi independen dalam fakta (independence in fact) dan independen dalam penampilan (independence in appearance). Independen dalam fakta adalah kemampuan auditor untuk bersikap bebas, jujur, dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Independen dalam fakta ini merupakan independen dalam diri auditor. Independen dalam penampilan adalah independen dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang mengetahui hubungan antara auditor dengan kliennya. E. Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Arikunto, 2007: 84). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja dalam KAP. Sedang teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling yang merupakan bentuk random sampling yang sifatnya sederhana, tiap sampel yang berukuran sama memiliki probabilitas sama
  • 59. 36 untuk terpilih dari populasi (Iqbal Hasan, 2005: 87). Menurut Arikunto (2007: 96) semua subjek yang termasuk dalam populasi mempunyai hak untuk dijadikan anggota sampel. Dari 9 KAP yang ada di wilayah Yogyakarta, hanya 5 KAP yang bersedia menerima kuesioner dan itupun hanya bersedia menerima 5-15 kuesioner saja. Berikut adalah adalah tabel mengenai distribusi kuesioner pada sampel dari tiap- tiap KAP yang bersedia dijadikan objek penelitian: Tabel 2. Nama KAP dan Jumlah Sampel Jumlah No. Nama KAP auditor 1. KAP Bismar, Muntalib & Yusuf 15 orang 2. KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang 10 orang 3. KAP Drs. Henry & Sugeng 5 orang 4. KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM, Ak 5 orang 5. KAP Dra. Suhartati 8 orang Total auditor 43 orang Sumber: Data yang diolah F. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2007: 119) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu: 1. Identitas responden Pada bagian ini berisi beberapa pertanyaan tentang data diri responden yang meliputi: umur responden, jenjang pendidikan, lama pengalaman kerja, jabatan, kursus atau pelatihan lain yang menunjang bidang keahlian.
  • 60. 37 2. Pernyataan mengenai Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor serta Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) Pada bagian ini berisi pernyataan-pernyataan mengenai Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor serta Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP). Jenis pernyataan adalah tertutup, dimana responden tinggal memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang telah tersedia. Adapun setiap jawaban dari pernyataan tersebut telah ditentukan skornya. Berikut penilaian atau skor alternatif dari setiap jenis pernyataan yang digunakan dalam penelitian. Penilaian dalam kuesioner yang dibuat menggunakan skala penelitian 1 sampai 4. Tabel 3. Penilaian Skor Pernyataan Jenis Pernyataan Jenis Jawaban skor Positif SS (Sangat Setuju) 4 S (Setuju) 3 TS (Tidak Setuju) 2 STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Sumber: Canyaning (2003) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. instrumen penelitiannya adalah sebagai berikut:
  • 61. 38 Tabel 4. Instrumen Penelitian Variabel Indikator No. Sumber item Kompetensi Tingkat Tingkat 1,2 Auditor pendidikan pendidikan Formal Pelatihan dan Pelatihan dan 3,4,5 Auditor pengalaman keahlian khusus yang dimiliki Dilakukan review 6,7 Auditor dan monitoring Pengalaman 8,9,10 Auditor Personel Jumlah auditor 11 Auditor Senior 12 Auditor Pendidikan profesional yang berkelanjutan Independensi Independensi Kejujuran dalam 13,14, Auditor Auditor dalam fakta melaksanakan 15,16 (in fact) audit Independensi Pemberian jasa 17 Auditor dalam lain, penampilan selain jasa audit (in oleh KAP appearance) Hubungan 18,19 Auditor auditor dengan klien diluar hubungan audit Besarnya fee 20,21 Auditor audit Waktu (lamanya) 22,23 Auditor penugasan audit