Dokumen tersebut membahas tentang konsep kapasitas perusahaan dalam merencanakan produksi, yang mencakup pengertian kapasitas, jenis-jenis kapasitas, tujuan perencanaan kapasitas, dan analisis kapasitas dan break even point.
1. Oleh :
I Gusti Ayu Putu Okta Peradaningsih (10)
Ni Made Artini (12)
Ni Kadek Surya Wardani (13)
Ni Komang Ari Widyastuti (14)
Ni Putu Monica Saryadi (15)
2. Pengertian
Konsep Kapasitas
Adalah suatu tingkat keluaran,
suatu kuantitas keluaran dalam
periode tertentu, dan merupakan
kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama
periode waktu tersebut.
Perencanaan Kapasitas
Adalah kegiatan penentuan dan pembaharuan
kebutuhan-kebutuhan kapasitas.
3. Jenis – jenis Kapasitas
1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang
dirancang
2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan
memproduksinya
3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan
para operator mesin
4. Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan
waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat
5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat
dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja
lembur, menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-
penundaan, mengurangi jam istirahat, dll
4. Tujuan Perencanaan Kapasitas
Pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat
pengembalian investasi yg tinggi, penetapan
ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
5. Kapasitas Desain dan Kapasitas Efektif
Kapasitas desain (design capacity) adalah output
maksimum sistem secara teoritis pada suatu periode
waktu tertentu dengan kondisi ideal.
Kapasitas efektif : kapasitas yang diperkirakan dapat
dicapai oleh perusahaan dengan keterbatasan operasi
yang ada sekarang.
6. Pengukuran Kapasitas
1. Utilitas : % kapasitas desain yang
sesunguhnya telah dicapai.
Output
Utilitas (%)
Kapasitas desain
2. Efisiensi : % kapasitas efektif yang
sesungguhnya telah dicapai
Output
Efisiensi (%)
Kapasitas efektif
7. Contoh
Perusahaan Sari Roti memiliki pabrik yang memproduksi roti
“Deluxe” untuk sarapan dan ingin memahami kapasitasnya dgn
lebih baik. Tentukan kapasitas desain (utilitas) dan kapasitas
efktif (efisiensi), jika
fasilitas memproduksi = 148.000 roti,
kapasitas efektif pabrik = 175.000 roti.
beroperasi 7 hari/ minggu dgn 3 giliran kerja masing-masing 8
jam/hari.
dirancang utk mem-produksi roti isi kacang hijau dan keju dgn
tingkat output = 1.200 roti/jam.
9. Analisis Break Even
Titik break-even merupakan titik di-mana penghasilan total
sama dengan biaya total. Atau dalam bentuk rumusan
menjadi :
PxQ = F+ (VxQ)
dengan keterangan :
P = harga per unit
Q = kuantitas yang dihasilkan
F = biaya tetap total
V = biaya variabel per unit.
10. Analisis Break Even
Jika Q kuantitas tidak diketahui , maka
P . Q FC ( V . Q)
FC
Q BEP
FC P x Q - ( V .Q ) P-V
FC ( P - V ).Q
FC FC
P BEP P BEP
V.Q VC
1- 1-
P.Q S
Dimana :
FC = fixed cost (biaya tetap),
VC = variable cost (biaya variabel),
S = sales (penjualan).
11. Contoh
Perusahaan Sevenjaya yang bergerak di
bidang produksi kain, memiliki :
Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
Biaya variabel per unit Rp.40,-
Harga jual per unit Rp. 100,-
Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
12. Perhitungan Break-Even Point
1. Cara Trial ( Percobaan )
yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu
volume produksi/penjualan tertentu.
Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan
maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih
rendah, dan sebaliknya.
Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume
penjualan produksi dimana penghasilan penjualan tepat
sama dengan besarnya biaya total.
13. Perhitungan Break-Even Point
Misal dari contoh, diambil volume produksi 6.000
unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah:
P.Q = FC + ( V . Q)
(Rp100 x 6000) = (Rp300.000 + (Rp40 x 6000))
Rp600.000 - (Rp300.000 + Rp240.000)
= Rp.60.000 atau
hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit
Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih
mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-nya
terletak di bawah 6.000 unit.
14. Perhitungan Break-Even Point
Misal kita ambil volume produksi 5.000 unit, dan
hasil perhitungannya adalah :
PxQ = F+ (VxQ)
(Rp100 x 5000 ) = (Rp300.000 + (Rp40 x 5000))
Rp500.000 — (Rp300.000 + Rp200.000) =
Rp0,00.
Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit
tercapai break-even point yaitu yang di mana keuntungan
netonya sama dengan nol.
16. Grafik Break – Even Point
P
Dalam Ribuan
Penghasilan = P . Q
TR= 100. 10000
Q = 1000.000
Total Biaya = FC + VC
TC = 300.000 + 400.000
= 700.000
FC = 300.000
17. Efek Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP
- Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya
terhadap BEP
Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per
unit tetap konstan(P).
Bila P naik > memiliki efek yang menguntungkan
karena BEPnya akan turun.
Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser ke
kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup
diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.
18. Perhitungan Break-Even Point
Misal dari contoh sebelumnya, harga jual per
unitnya naik dari Rp100,- menjadi Rp160,-
Dengan adanya kenaikan P, BEPnya akan berubah
menjadi lebih kecil. BEP yang baru sesudah kenaikan
harga tersebut dapat dihitung sbb.
FC Rp 300000
BEP BEP Rp 400000
VC Rp 400000
1- 1
S 10000 x Rp 160
BEP Rp 400000
Dalam Unit unit 2500 unit
P Rp 160