SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
PERILAKU KONSUMEN




 Dibuat Oleh : YAYU MEGA DINI
              18210611
              3 EA 21




Program Study Ekonomi Manjemen

      Jurusan Manajemen

   UNIVERSITAS GUNADARMA
PERILAKU KONSUMEN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERILAKU KONSUMEN?

  Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
  pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
  memenuhi kebutuhan dan keinginan.

  1. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat
     keputusan pembelian.
  2. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan
     dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-
     involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
     matang.

  Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli :

  1. Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “Those actions
     directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services,
     including the decision processes that precede and follow this action”.
     Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam
     memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses
     keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.

  2. Mowen (1995), “Consumer behavior is defined as the study of the buying units and
     the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services,
     experiences, and ideas”.

  3. Blackwell, Miniard, & Engel (2001), Perilaku adalah aktivitas seseorang saat
     mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa.

  4. The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
     interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana
     manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen
     mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat
     proses konsumsi, Peter & Olson (2005).

  5. Hanna & Wozniak (2001), Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang
     berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan
     dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan,
     dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
     keinginan pribadi.

                                           1
I.2 PEMIKIRAN YANG BENAR TENTANG KONSUMEN

  Konsumen adalah Raja. Kewajiban produsen untuk memberikan informasi yang benar,
  jelas, dan jujur pada kemasan barang dan atau jasa yang diperdagangkan haruslah
  diimbangi oleh tanggung jawab konsumen dalam membaca dengan teliti kebenaran label
  dan iklan tersebut. Upaya ini merupakan sesuatu hal yang penting untuk mendidik
  produsen agar mereka mengerti harus memberi apa atas imbalan yang mereka terima
  sekaligus mendidik konsumen untuk mengetahui mereka mendapatkan apa atas sejumlah
  harga yang dibayarkan. Bila posisi ini dipahami dan dilaksanakan masing-masing pihak
  maka sinergi produsen-konsumen dalam memberi peluang yang sehat akan terbuka luas.

  Pada umumnya konsumen terpuaskan apabila mamfaat atau kegunaan yang didapatkan
  sebanding bahkan lebih tinggi dari pengorbanan berupa harga yang telah dibayarkan.
  Terlebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa khususnya jasa pendistribusian
  bahan pokok dimana kepuasan konsumen harus tetap senantjasa dijaga. Perbaikan dan
  peningkatan terhadap layanan jasa yang sudah ada dapat dilakukan dengan memperbaiki
  dan meningkatan mutu pelayanan. Kewajiban pelaku usaha terhadap konsumennya harus
  dilaksanakan dengan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

  Pasal 7 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang
  menjelaskankan apa yang menjadi kewajiban pelaku usaha, diantaranya:

  a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
  b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
     barang dan atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
     pemeliharaan;
  c. memperiakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
     diskriminatif; (penjelasan : pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam
     memberikan pelayanan. Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan
     kepada konsumen);
  d. menjamin mutu barang dan atau jasa yang diproduksi dan atau jasa diperdagangkan
     berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan atau jasa yang berlaku;
  e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan atau mencoba barang dan
     atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan atau garansi atas barang yang dibuat dan
     atau yang diperdagangkan; (penjelasan : yang dimaksud dengan barang dan atau jasa
     tertentu adalah barang yang dapat diuji atau dicoba tanpa mengakibatkan kerusakan
     atau kerugian);
  f. memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian atas kerugian akibat
     penggunaan, pemakaian dan pemamfaatan barang dan atau jasa yang diperdagangkan;
  g. memberi kompensasi ganti rugi dan atau penggantian apabiia barang dan atau jasa
     yang diterima atau dimamfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

  Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewajiban konsumen mencakup
  pemberian informasi dan penggunaan barang atau jasa, pelayanan konsumen, penjaminan
  mutu barang yang sesuai dengan strandar yang berlaku, pemberian kesempatan kepada
  konsumen untuk mencoba barang, dan penyediaan garansi atau jaminan atas barang yang
  dibuat atau diperdagangkan. Disamping itu produsen juga harus memberikan kompensasi
  atau ganti rugi akibat kerugian yang disebabkan pemakaian dan barang yang tidak sesuai
  dengan perjanjian.
                                              2
I.3 PENELITIAN KONSUMEN SEBAGAI SUATU BIDANG YANG DINAMIS

  Sifat Dari Perilaku Konsumen :

  1. Consumer Behavior Is Dynamic
     Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi
     dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar
     konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan
     pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu
     strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan
     tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi
     secara berkala untuk meraih konsumennya.

  2. Consumer Behavior Involves Interactions
     Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan
     manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana
     interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam
     memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai
     bagi konsumen.

  3. Consumer Behavior Involves Exchange
     Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang
     memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.

  Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen

  Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.

  -   Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara
      mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan
      melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna
      sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen
      ketika membeli dan menggunakannya.

  -   Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode
      dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
      Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan
      perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen
      dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana
      seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh
      lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

  -   Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan
      metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan
      mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki
      kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi
      marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving
      rate analysis.

                                             3
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman
atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis
yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal :

1. Merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat
   yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.
   Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
   transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
   transportasi di hari raya tersebut.
3. Dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara
   konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang
   dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.




                                         4
BAB II

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

II.1 SEGMENTASI PASAR

  Definisi Segmentasi Pasar Menurut Para Ahli

  1. Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan
     membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar
     yang bersifat homogen.

  2. Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses
     membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan
     karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
     Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu
     proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri
     dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

  3. Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu
     tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan
     sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.

  4. Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli
     berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya,
     lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki
     kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar
     potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program
     pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap
     membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli
     produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan
     mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau
     tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok
     pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama, Kotler (2005, p.307).


  II.1.a Segmentasi Dan Kepuasan Konsumen
      Segmentasi (Segmentation)
      Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing
      a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared
      characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat
      dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan
      secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.


  II.1.b Segmentasi Dan Profitabilitas
      Pemahaman variasi kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi pedoman dalam
      kepentingan merancangan strategi pemasaran. Konsumen memiliki preferensi
      sekaligus urutan tertinggi produk tersendiri.
                                                 5
Dan tak dapat dihindari modus tindakan pembelian mereka adalah mencapai kepuasan
   dimana permintaan bervariasi sesuai
   dengan cara produk digunakan, serta pola konsumsi. Variasi-variasi demikian,
   mendorong pembagian atau dikenal segmentasi pasar. Segmentasi pasar merujuk
   kepada pengertian proses pembagian pasar. Proses memotong kue tar sedemikian rupa
   menjadi bentuk bagian-bagian termasuk menentukan potongan kue tar mana yang
   hendak kita makan.

   Probabilitas segmentasi pasar muncul dari perbedaan atau variasi konsumen. Titik
   balik perbedaan tidak lain kesamaan yang menjadi basis penempatan individu
   konsumen ke dalam segmen. Perbedaan dan kesamaan tersebut, pun dipandang
   berbeda dalam keberadaannya oleh masing-masing bisnis yang berkepentingan. Oleh
   karena mengandung persamaan dan perbedaan termasuk sama-sama potongan kue tar,
   maka setiap segmen dapat diperbandingkan kuantitas dan atau kualitasnya sesuai
   dengan tujuan.

   Proses segmentasi dimulai dari penentuan pasar. Lantas pasar dipandang berdasarkan
   kebutuhan atau preferensi konsumen, perilaku pembelian, karakteristik bisnis maupun
   manusia, atau berbasis situasi penggunaan. Masing-masing basis pandangan
   mempertimbangkan         tanggapan       konsumen     terhadap    perbedaan,   mampu
   diidentifikasikan, dapat dilaksanakan, efektif dan efisien, serta stabil setiap waktu.
   Kemudian aktifitas pemilihan segmen pun dilaksanakan yang terikat erat elemen
   kematangan pasar, struktur persaingan, dan pengalaman bisnis. Pendek kata
   berlangsung proses identifikasi, pembentukan, penguraian, dan evaluasi segmen.
   Aktifitas-aktifitas tersebut, terjadi setelah kehadiran pasar seperti memotong kue tar,
   kue tarnya tentu saja ada atau akan kita adakan untuk keberhasilan bisnis yang
   diinginkan.


II.1.c Penggunaan Segmentasi Dalam Strategi Pemasaran

   Strategi Pemasaran
   - Menurut Armstrong dan Kotler (2000:5), marketing adalah “A societal process by
      which individuals and groups obtain what they need and want through creating,
      offering and freely exchanging products and services of value with others”.
      Sedangkan pengertian Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler
      (2000:37), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve
      its marketing objective”.

   -   Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan
       pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada
       target pasar yang ditentukan.

   Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan
   konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen
   dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan
   yang berbeda. Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya
   banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain
   sebagai berikut:
                                          6
-   Variabel-Variabel Segmentasi
    Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat
    digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar
    segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan
    suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki
    peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang
    terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab itu perlu dipelajari.

Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi
sebagai berikut:
1. Segmentasi Geografi
   Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti
   negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan
   segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini
   harus dipasarkan.

2. Segmentasi Demografi
    Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus
    ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur,
    jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-
    anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak,
    keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan
    seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis
    pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali,
    Manado, Cina dan sebagainya.

3. Segmentasi Psikografi
    Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
    a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,
       golongan menengah, golongan rendah.
    b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan
       sebagainya.
    c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

4. Segmentasi Tingkah Laku
    Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
    pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.
    Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik
    untuk membentuk segmen pasar.
    Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut
    (Armstrong, 1997):
    a. Manfaat yang dicari
    b. Status Pengguna
    c. Tingkat Pemakaian
    d. Status Loyalitas Konsumen

Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
- Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun
   ada beberapa variabel yang sulit diukur.
                                         7
-   Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
     -   Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
     -   Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan
         memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran
         pemasaran yang berbeda.
     -   Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani
         segmen-segmen yang bersangkutan.

     Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
     1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan
        konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
     2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan
        variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani
        kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.



II.2 RENCANA PERUBAHAN

  II.2.a Analisis Konsumen Dan Kebijakan Sosial

     Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil
     keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan Keputusan Konsumen
     Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai
     pentahapan sebagai berikut:

     1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk
        memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri
        ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu
        yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media
        massa, brosur, dan lain-lain.

     2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian
        mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.

     3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai
        alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh
        dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.

     4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu
        dengan harga tertentu, warna tertentu.

     5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen
        setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas
        dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.

     Analisis Kebijakan Sosial
     Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau
     pengembangan kebijakan (policy development).
                                           8
Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang
   akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang
   sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses
   pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.

   Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya
   memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji
   kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan
   petunjuk     bagi    pembuatan      atau   perumusan    kebijakan    yang    baru.
   Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah
   usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan
   preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-
   konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan
   sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan
   pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:

   1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari
      analisis yang dilakukan.

   2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial
      tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.

   3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin
      keamanan dan stabilitas.


II.2.b Perubahan Struktur Pasar Konsumen

Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan
Monopoli:
1. Pasar Persaingan Sempurna
    Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali
    dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang
    banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-
    lain.

   Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
   - Jumlah penjual dan pembeli banyak;
   - Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain;
   - Penjual bersifat pengambil harga (price taker);
   - Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and
       supply);
   - Posisi tawar konsumen kuat;
   - Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata;
   - Sensitif terhadap perubahan harga;
   - Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar.



                                             9
2. Pasar Monopolistik
   Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak
   dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut
   berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah
   seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
   Sifat-sifat pasar monopolistik :
   - Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda;
   - Mirip dengan pasar persaingan sempurna;
   - Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda;
   - Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga;
   - Relatif mudah keluar masuk pasar.

3. Pasar Oligopoli
   Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa
   produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk
   oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan
   sebagainya.

   Sifat-sifat pasar oligopoli :
   - Harga produk yang dijual relatif sama;
   - Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses;
   - Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar;
   - Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.

3. Pasar Monopoli
   Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu
   produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik
   negara (PLN), perusahaan kereta api (PT. KAI), dan lain sebagainya.

   Sifat-sifat pasar monopoli :
   - Hanya terdapat satu penjual atau produsen;
   - Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan
       monopoli.




                                        10
REFERENSI :

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html

http://pustakaonline.wordpress.com/2008/03/21/studi-tentang-pelaksanaan-kewajiban-pelaku-
usaha-berkaitan-dengan-undang-undang-nomor-8-tahun-1999-tentang-perundungan-
konsumen/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html

http://id.shvoong.com/business-management/management/1657108-segmentasi-pasar/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/strategi-pemasaran-marketing-strategy.html

http://delviadelvi.wordpress.com/2011/01/20/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi/




                                           11

More Related Content

What's hot

Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisBab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
msahuleka
 
PPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumenPPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumen
Dessy Arifina
 
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumenPerilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Maria Khusuma
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
audi15Ar
 

What's hot (20)

Model Ekonomi
Model EkonomiModel Ekonomi
Model Ekonomi
 
Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisBab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
 
Penetapan pasar sasaran & penempatan produk
Penetapan pasar sasaran & penempatan produkPenetapan pasar sasaran & penempatan produk
Penetapan pasar sasaran & penempatan produk
 
PPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumenPPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumen
 
7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan
 
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumenPerilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
7 strategi lokasi
7 strategi lokasi7 strategi lokasi
7 strategi lokasi
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumenBab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
 
Economic order quantity
Economic order quantityEconomic order quantity
Economic order quantity
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Studi kelayakan bisnis
Studi kelayakan bisnisStudi kelayakan bisnis
Studi kelayakan bisnis
 
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.pptMANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
 
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLERNILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
NILAI KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BAB 5 PHILIP KOTLER
 
Strategi Lokasi.PPT
Strategi Lokasi.PPTStrategi Lokasi.PPT
Strategi Lokasi.PPT
 

Similar to Perilaku konsumen tugas 1

Konsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumen
somayspartan
 
Pembahasan analisis perilaku konsumen
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
AG Za Mo
 
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
rezamolen
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
Melly Gunawan
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
Melly Gunawan
 
Teori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumenTeori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumen
syiami
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
rezamolen
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
azizahzea
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
YUSTUSSAKAN
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
YUSTUSSAKAN
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumen
heribertusdwi
 

Similar to Perilaku konsumen tugas 1 (20)

Konsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumen
 
Pembahasan analisis perilaku konsumen
Pembahasan   analisis perilaku konsumenPembahasan   analisis perilaku konsumen
Pembahasan analisis perilaku konsumen
 
Modul perilaku konsumen-1
Modul perilaku konsumen-1Modul perilaku konsumen-1
Modul perilaku konsumen-1
 
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
 
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
 
Bab i perilaku konsumen
Bab i   perilaku konsumenBab i   perilaku konsumen
Bab i perilaku konsumen
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
Teori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumenTeori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
 
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Resume Perilaku Konsumen
Resume Perilaku KonsumenResume Perilaku Konsumen
Resume Perilaku Konsumen
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumen
 
Pengantar ekonomi iii
Pengantar ekonomi iiiPengantar ekonomi iii
Pengantar ekonomi iii
 

More from Yayu Ferdian

Tulisan bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kuliner
Tulisan   bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kulinerTulisan   bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kuliner
Tulisan bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kuliner
Yayu Ferdian
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnis
Yayu Ferdian
 
Rangkuman buku ekonomi koperasi
Rangkuman buku ekonomi koperasiRangkuman buku ekonomi koperasi
Rangkuman buku ekonomi koperasi
Yayu Ferdian
 
Tugas pembagian shu
Tugas   pembagian shuTugas   pembagian shu
Tugas pembagian shu
Yayu Ferdian
 
Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)
Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)
Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)
Yayu Ferdian
 
Sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi
Sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasiSistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi
Sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi
Yayu Ferdian
 
Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)
Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)
Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)
Yayu Ferdian
 

More from Yayu Ferdian (16)

Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Sintesis Manajemem Komunikasi Pemasaran
Sintesis Manajemem Komunikasi PemasaranSintesis Manajemem Komunikasi Pemasaran
Sintesis Manajemem Komunikasi Pemasaran
 
Karangan ilmiah populer tips
Karangan ilmiah populer   tipsKarangan ilmiah populer   tips
Karangan ilmiah populer tips
 
Paragraf deduktif dan induktif dalam artikel koran
Paragraf deduktif dan induktif dalam artikel koranParagraf deduktif dan induktif dalam artikel koran
Paragraf deduktif dan induktif dalam artikel koran
 
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JKPolitik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
Politik Dan Strategi Pembangunan Nasional Jokowi - JK
 
peranan indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui kaa
peranan indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui kaaperanan indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui kaa
peranan indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui kaa
 
gambaran indonesia 15 tahun yang akan datang khususnya dalam dunia pendidikan
gambaran indonesia 15 tahun yang akan datang khususnya dalam dunia pendidikangambaran indonesia 15 tahun yang akan datang khususnya dalam dunia pendidikan
gambaran indonesia 15 tahun yang akan datang khususnya dalam dunia pendidikan
 
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)
 
Tugas softskill 1 pendahuluan (hak asasi manusia)
Tugas softskill 1   pendahuluan (hak asasi manusia)Tugas softskill 1   pendahuluan (hak asasi manusia)
Tugas softskill 1 pendahuluan (hak asasi manusia)
 
Tulisan bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kuliner
Tulisan   bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kulinerTulisan   bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kuliner
Tulisan bogor futustic run 2013 tamasya, olahraga & wisata kuliner
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnis
 
Rangkuman buku ekonomi koperasi
Rangkuman buku ekonomi koperasiRangkuman buku ekonomi koperasi
Rangkuman buku ekonomi koperasi
 
Tugas pembagian shu
Tugas   pembagian shuTugas   pembagian shu
Tugas pembagian shu
 
Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)
Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)
Tulisan (kondisi perekonomian indonesia th.2011 kemiskinan)
 
Sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi
Sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasiSistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi
Sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah gerakan koperasi
 
Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)
Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)
Lap. koperasi periode Jan - Jul'2011 (Tugas 1)
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 

Perilaku konsumen tugas 1

  • 1. PERILAKU KONSUMEN Dibuat Oleh : YAYU MEGA DINI 18210611 3 EA 21 Program Study Ekonomi Manjemen Jurusan Manajemen UNIVERSITAS GUNADARMA
  • 2. PERILAKU KONSUMEN BAB I PENDAHULUAN I.1 APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERILAKU KONSUMEN? Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. 1. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. 2. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high- involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli : 1. Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action”. Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut. 2. Mowen (1995), “Consumer behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and ideas”. 3. Blackwell, Miniard, & Engel (2001), Perilaku adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa. 4. The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi, Peter & Olson (2005). 5. Hanna & Wozniak (2001), Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi. 1
  • 3. I.2 PEMIKIRAN YANG BENAR TENTANG KONSUMEN Konsumen adalah Raja. Kewajiban produsen untuk memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur pada kemasan barang dan atau jasa yang diperdagangkan haruslah diimbangi oleh tanggung jawab konsumen dalam membaca dengan teliti kebenaran label dan iklan tersebut. Upaya ini merupakan sesuatu hal yang penting untuk mendidik produsen agar mereka mengerti harus memberi apa atas imbalan yang mereka terima sekaligus mendidik konsumen untuk mengetahui mereka mendapatkan apa atas sejumlah harga yang dibayarkan. Bila posisi ini dipahami dan dilaksanakan masing-masing pihak maka sinergi produsen-konsumen dalam memberi peluang yang sehat akan terbuka luas. Pada umumnya konsumen terpuaskan apabila mamfaat atau kegunaan yang didapatkan sebanding bahkan lebih tinggi dari pengorbanan berupa harga yang telah dibayarkan. Terlebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa khususnya jasa pendistribusian bahan pokok dimana kepuasan konsumen harus tetap senantjasa dijaga. Perbaikan dan peningkatan terhadap layanan jasa yang sudah ada dapat dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatan mutu pelayanan. Kewajiban pelaku usaha terhadap konsumennya harus dilaksanakan dengan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pasal 7 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menjelaskankan apa yang menjadi kewajiban pelaku usaha, diantaranya: a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan; c. memperiakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; (penjelasan : pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan pelayanan. Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan kepada konsumen); d. menjamin mutu barang dan atau jasa yang diproduksi dan atau jasa diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan atau jasa yang berlaku; e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan atau mencoba barang dan atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan atau garansi atas barang yang dibuat dan atau yang diperdagangkan; (penjelasan : yang dimaksud dengan barang dan atau jasa tertentu adalah barang yang dapat diuji atau dicoba tanpa mengakibatkan kerusakan atau kerugian); f. memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemamfaatan barang dan atau jasa yang diperdagangkan; g. memberi kompensasi ganti rugi dan atau penggantian apabiia barang dan atau jasa yang diterima atau dimamfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewajiban konsumen mencakup pemberian informasi dan penggunaan barang atau jasa, pelayanan konsumen, penjaminan mutu barang yang sesuai dengan strandar yang berlaku, pemberian kesempatan kepada konsumen untuk mencoba barang, dan penyediaan garansi atau jaminan atas barang yang dibuat atau diperdagangkan. Disamping itu produsen juga harus memberikan kompensasi atau ganti rugi akibat kerugian yang disebabkan pemakaian dan barang yang tidak sesuai dengan perjanjian. 2
  • 4. I.3 PENELITIAN KONSUMEN SEBAGAI SUATU BIDANG YANG DINAMIS Sifat Dari Perilaku Konsumen : 1. Consumer Behavior Is Dynamic Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya. 2. Consumer Behavior Involves Interactions Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen. 3. Consumer Behavior Involves Exchange Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya. Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. - Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya. - Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen. - Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis. 3
  • 5. Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal : 1. Merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. 2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. 3. Dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. 4
  • 6. BAB II SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI II.1 SEGMENTASI PASAR Definisi Segmentasi Pasar Menurut Para Ahli 1. Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. 2. Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. 3. Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix. 4. Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama, Kotler (2005, p.307). II.1.a Segmentasi Dan Kepuasan Konsumen Segmentasi (Segmentation) Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. II.1.b Segmentasi Dan Profitabilitas Pemahaman variasi kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi pedoman dalam kepentingan merancangan strategi pemasaran. Konsumen memiliki preferensi sekaligus urutan tertinggi produk tersendiri. 5
  • 7. Dan tak dapat dihindari modus tindakan pembelian mereka adalah mencapai kepuasan dimana permintaan bervariasi sesuai dengan cara produk digunakan, serta pola konsumsi. Variasi-variasi demikian, mendorong pembagian atau dikenal segmentasi pasar. Segmentasi pasar merujuk kepada pengertian proses pembagian pasar. Proses memotong kue tar sedemikian rupa menjadi bentuk bagian-bagian termasuk menentukan potongan kue tar mana yang hendak kita makan. Probabilitas segmentasi pasar muncul dari perbedaan atau variasi konsumen. Titik balik perbedaan tidak lain kesamaan yang menjadi basis penempatan individu konsumen ke dalam segmen. Perbedaan dan kesamaan tersebut, pun dipandang berbeda dalam keberadaannya oleh masing-masing bisnis yang berkepentingan. Oleh karena mengandung persamaan dan perbedaan termasuk sama-sama potongan kue tar, maka setiap segmen dapat diperbandingkan kuantitas dan atau kualitasnya sesuai dengan tujuan. Proses segmentasi dimulai dari penentuan pasar. Lantas pasar dipandang berdasarkan kebutuhan atau preferensi konsumen, perilaku pembelian, karakteristik bisnis maupun manusia, atau berbasis situasi penggunaan. Masing-masing basis pandangan mempertimbangkan tanggapan konsumen terhadap perbedaan, mampu diidentifikasikan, dapat dilaksanakan, efektif dan efisien, serta stabil setiap waktu. Kemudian aktifitas pemilihan segmen pun dilaksanakan yang terikat erat elemen kematangan pasar, struktur persaingan, dan pengalaman bisnis. Pendek kata berlangsung proses identifikasi, pembentukan, penguraian, dan evaluasi segmen. Aktifitas-aktifitas tersebut, terjadi setelah kehadiran pasar seperti memotong kue tar, kue tarnya tentu saja ada atau akan kita adakan untuk keberhasilan bisnis yang diinginkan. II.1.c Penggunaan Segmentasi Dalam Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran - Menurut Armstrong dan Kotler (2000:5), marketing adalah “A societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering and freely exchanging products and services of value with others”. Sedangkan pengertian Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler (2000:37), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve its marketing objective”. - Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda. Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 6
  • 8. - Variabel-Variabel Segmentasi Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab itu perlu dipelajari. Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut: 1. Segmentasi Geografi Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. 2. Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak- anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya. 3. Segmentasi Psikografi Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah. b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya. c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk. 4. Segmentasi Tingkah Laku Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997): a. Manfaat yang dicari b. Status Pengguna c. Tingkat Pemakaian d. Status Loyalitas Konsumen Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik: - Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur. 7
  • 9. - Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. - Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. - Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda. - Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu: 1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian. 2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen. II.2 RENCANA PERUBAHAN II.2.a Analisis Konsumen Dan Kebijakan Sosial Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan Keputusan Konsumen Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain. 2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya. 3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan. 4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu. 5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak. Analisis Kebijakan Sosial Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). 8
  • 10. Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru. Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi- konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut: 1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan. 2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah. 3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas. II.2.b Perubahan Struktur Pasar Konsumen Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli: 1. Pasar Persaingan Sempurna Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain- lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna : - Jumlah penjual dan pembeli banyak; - Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain; - Penjual bersifat pengambil harga (price taker); - Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply); - Posisi tawar konsumen kuat; - Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata; - Sensitif terhadap perubahan harga; - Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar. 9
  • 11. 2. Pasar Monopolistik Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik : - Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda; - Mirip dengan pasar persaingan sempurna; - Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda; - Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga; - Relatif mudah keluar masuk pasar. 3. Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli : - Harga produk yang dijual relatif sama; - Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses; - Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar; - Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain. 3. Pasar Monopoli Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api (PT. KAI), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli : - Hanya terdapat satu penjual atau produsen; - Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli. 10